61 4.1 Hasil Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT.Indoraya Energi Karawang maka data dan informasi yang di peroleh akan di uraikan dalam BAB ini.
4.1.1 Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Indoraya Energi Karawan , dan diambil populasi dalam penelitian ini berjumlah 77 responden yang diberikan kuesioner. Berdasarkan hasil kuesioner maka diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin Perempuan. Terdapat pula responden berjenis kelamin Laki-Laki dalam posisi yang lebih sedikit. Hal ini bukanlah suatu kesengajaan karena mayoritas Perempuan mampu lebih baik dalam menyelasaikan pekerjaan di PT.Indoraya Energi Karawang. Berikut gambaran responden berdasarkan jenis kelaminnya:
Tabel 4.1
Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pertanyaan Jawaban Jumlah Presentase
Jenis Kelamin Pria 22 28,57%
Wanita 55 71,43%
Jumlah 77 100%
Sumber: Hasil Olahan data Penelitian, 2019
Table 4.1 menununjukkan responden yang berjumlah 77 orang karyawan terdiri dari 28,57% responden berjenis kelamin pria dan 71,43% responden berjenis kelamin wanita. Dari data tersebut menunjukan bahwa jumlah karyawan perempuan jauh lebih banyak dibanding karyawan laki-laki.
4.1.2 Kategori Responden Berdasarkan Usia
Dari penyebaran kuesioner terhadap 66 responden diperoleh data
mengenai karakteristik responden berdasarkan usia yang diuraikan pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Kategori Responden Berdasarkan Usia
Pertanyaan Jawaban Jumlah Presentase
Usia <20 Tahun 22 28,57%
21-30 Tahun 30 38,96%
31-40 Tahun 20 25,98%
41-50 Tahun 5 6,49%
>51 Tahun 0 0%
Jumlah 77 100%
Sumber: Hasil Olahan data Penelitian, 2019
Berdasarkan data tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 77 responden paling banyak berusia 21-30 tahun, dengan presentase 38,96%, karena membutuhkan kinerja yang tinggi dalam bekerja. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jumlah karyawan berusia 21-30 tahun lebih banyak dibandingkan usia lainnya.
4.1.3 Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari 77 responden, maka didapatkan informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yang terlihat pada table 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pertanyaan Jawaban Jumlah Presentase
Pendidikan Terakhir
SMA 52 67,53%
D3 18 23,38%
S1 7 9,09%
Lain-Lain 0 0%
Jumlah 77 100%
Sumber: Hasil Olahan data Penelitian, 2019
Tabel 4.3 menunjukkan keseluruhan responden yang berjumlah 77 orang karyawan PT.Indoraya Energi Karawang yang diteliti diantaranya lulusan SMA sebesar 67,53% lulusan Diploma sebesar 23,38% lulusan S1 sebesar 9,09% dan
lulusan S2 sebesar 0. Berdasarkan hasil tabel di atas menyatakan bahwa dari segi tingkat pendidikan jumlah karyawan sebagian besar lulusan SMA.
4.2 Uji Validitas dan Reabilitas 4.2.1 Uji Validitas
Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan penyebaran kuisioner yang terdiri dari variabel Gaya kepemimpinan (X1) sebanyak 8 pertanyaan, Motivasi sebanyak 9 pertanyaan, dan Kinerja karyawan sebanyak 9 pertanyaan. Menurut Arikunto (2015), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat valid atau kesahihan suaatu instrumen. Pengelolaan yang menggunakan IMB SPSS statistic 16. Persyaratan minimum agar dapat dianggap valid apabila r tabel = 0,221. Sehingga apabila kolerasi antar item dengan skor total kurang dari 0,221 maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dibawah ini disajikan uji validitas item pertanyaan dari masing-masing variabel sebagai berikut :
Table 4.4
Uji Validitas Variabel X1 ( Gaya Kepemimpinan )
Pertanyaan rHitung rTabel Kesimpulan Setiap keputusan pemimpin dapat diterima dan
dijalankan oleh karyawan 0,585 0,232 VALID
Pemimpin sudah melaksanakan pengawasan
yang ketat dalam setiap pekerjaan karyawan 0,534 0,232 VALID Pemimpin sangat memperhatikan karyawan
dalam bekerja 0,664 0,232 VALID
Pemimpin selalu memberikan motivasi dan
pengarahan dalam bekerja 0,760 0,232 VALID
Pemimpin sudah menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga dapat meyakinkan karyawan untuk tetap loyal
0,666 0,232 VALID
Pemimpin selalu tepat dalam mendelegasikan
wewenang pada karyawan 0,735 0,232 VALID
Pemimpin menyerahkan tanggung jawab penuh kepada karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan
0,471 0,232 VALID
Pemimpin tidak memberikan peraturan pelaksanaan pekerjaan dan hanya melakukan sedikit kontak dengan karyawan
0,752 0,232 VALID
Sumber : Hasil Pengelolaan Data dengan SPSS 16,0
Data tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai koefisien validitas item-item gaya kepemimpinan (x1) menunjukan hasil yang sudah valid karena rhitung > rtabel.
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel X2 ( Motivasi )
Pertanyaan rHitung rTabel Kesimpulan Gaji yang saya terima setiap bulanannya
memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum
0,689 0,232 VALID
Gaji yang saya terima setiap bulannya dapat memenuhi kebutuhan saya beristirahat
0,713 0,232 VALID Saya merasa aman dalam melakukan
pekerjaan dengan adanya jaminan keselamatan kerja
0,754 0,232 VALID
Saya dapat menyesuaikan diri di lingkungan kerja
0,603 0,232 VALID Saya dapat bekerja secara berkelompok 0,735 0,232 VALID Instansi memberikan penghargaan terhadap
prestasi kerja yang di anggap baik oleh instansi
0,603 0,232 VALID
Instansi memberikan perhatian terhadap pekerjaan yang saya lakukan
0,723 0,232 VALID Instansi memberikan kesempatan bagi saya
untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada saya untuk lebih maju
0,704 0,232 VALID
Instansi memberikan pelatihan bagi saya untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik
0,722 0,232 VALID Sumber : Hasil Pengelolaan Data dengan SPSS 16,0
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai koefisien validitas item-item pertanyaan pada variabel Motivasi (X2) menunjukan hasil yang valid, karena r hitung > r tabel.
Table 4.6
Uji Validitas Variabel Y ( Kinerja Karyawan )
Pertanyaan rHitung rTabel Kesimpulan Saya selalu mengerjakan pekerjaan sesuai
yang diingkan perusahaan 0,612 0,232 VALID
Saya selalu tepat dalam mengerjakan
pekerjaan yang diinstruksikan manajer 0,604 0,232 VALID Kemampuan yang saya miliki mampu
menunjang pekerjaan 0.653 0,232 VALID
Saya mampu menyelesaikan beberapa
pekerjaan dalam satu waktu 0,484 0,232 VALID
Saya mampu memaksimalkan waktu kerja
yang diberikan oleh perusahaan 0,527 0,232 VALID Saya selalu memaksimalkan penggunaan
sumber daya perusahaan 0,628 0,232 VALID
Saya selalu mengasah pengetahuan tentang
pekerjaan yang saya kerjakan 0,592 0,232 VALID
Saya bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang diberikan 0,543 0,232 VALID
Saya memiliki loyalitas tinggi pada
perusahaan 0,650 0,232 VALID
Sumber : Hasil Pengelolaan Data dengan SPSS 16,0
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai koefisien validitas item-item pertanyaan pada variabel Kinerja Karyawan (Y) menunjukan hasil yang sudah valid, karena r hitung > hitung > r tabel.
Pada tabel 4.4, 4.5 dan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai koefisien validitas dari setiap butir pertanyaan lebih besar dari nilai kritis 0,232. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk kedua variabel sudah variabel sudah valid dan layak dijadikan sebagai alat ukut penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya, karena r hitung > r tabel.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang dalam bentu kuisioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat
diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulang kali akan menghasilkan hasil yang relatif sama (tidak beda jauh). Untuk melihat ada tidaknya suatu alat ukur di lakukan pendekatan statiska, yaitu melalui koefisien realibilitas dan apabila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,60 maka secara keseluruhan pertanyaan tersebut dinyatakan andal (realiabel). Berdasarkan hasil pengelolahan menggunakan metode alpha cronbach’s diperoleh hasil uji realibilitas kuisioner masing-masing variabel sebagai berikut :
Table 4.7 Uji Realibilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Nilai batas Keterangan
Gaya Kepemimpinan (X1) 0,760 0,60 RELIABEL
Motivasi (X2) 0, 742 0,60 RELIABEL
Kinerja Karyawan (Y) 0,769 0,60 RELIABEL
Sumber : Hasil Pengelolaan Data dengan SPSS 16,0 for Window 2019
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa nilai realibilitas kusioner Gaya kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja karyawan masing-masing sebesar 0, , 0, dan 0, (Cronbach’s Alpha) dan lebih besar dari nilai batas 0,60. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa semua butir pertanyaan yang digunakan sudah realiabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang digunakan untuk mengukur variabel sudah memberikan hasil yang konsisten.
4.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang akan di teliti terdiri dari variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2). Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah Kinerja Karyawan (Y). Sampel penelitian ini yaitu
karyawan PT.Indoraya Energi Karyawan sebanyak 77 orang. Berikut di uraikan deskripsi variabel Gaya kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja karyawan.
4.3.1 Pengukuran Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Deskripsi hasil dari tanggapan responden pegawai PT.Indoraya Energi Karawang mengenai Gaya kepemimpinan (X1) dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Gaya Kepemimpinan (x1)
No. Pertanyaan Jawaban Responden Total
Skor
Rata- Rata SS S KS TS STS
1. Setiap keputusan pemimpin dapat diterima dan dijalankan oleh karyawan
20 43 11 2 1 314 3,9
2. Pemimpin sudah melaksanakan pengawasan yang ketat dalam setiap pekerjaan karyawan
20 42 13 2 0 311 4,1
3. Pemimpin sangat
memperhatikan karyawan dalam bekerja
15 50 10 2 0 314 4,2
4. Pemimpin selalu memberikan motivasi dan pengarahan dalam bekerja
17 45 15 0 0 310 4,2
5. Pemimpin selalu memberikan arahan kepada karyawan sebelum melaksanakan tugas
19 46 12 0 0 315 4,4
6. Pemimpin selalu tepat dalam mendelegasikan wewenang pada karyawan
21 40 16 1 0 315 4,2
7. Pemimpin menyerahkan tanggung jawab penuh kepada karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan
20 45 12 0 0 316 4,4
8. Pemimpin tidak memberikan peraturan pelaksanaan pekerjaan dan hanya melakukan sedikit kontak dengan karyawan
22 40 15 0 0 315 4,3
Total 2510 4,2
Sumber : Hasil Pengelolaan Data Kuisioner 2019
Berdasarkan tabel 4.8 menjelaskan distribusi tanggapan responden mengenai pelatihan pada PT.Indoraya Energi Karawanh . Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,4 berkenaan dengan nilai rata-rata terendah diperoleh sebesar 3,9 selanjutnya nilai rata-rata yang di peroleh sebesar
4,2 Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara 3,40 – 4,19 dan berada dalam kategori “Cukup Baik”. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Gaya Kepemimpinan pada PT. Indoraya Energi Karawang dapat dinilai Cukup Baik.
4.3.2 Pengukuran variabel Motivasi (X2)
Deskripsi dari hasil responden karyawan PT.Indoraya Energi Karawang mengenai Motivasi (X2) dapat dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Motivasi (X2)
No. Pertanyaan Jawaban Responden Total
Skor
Rata- Rata SS S KS TS STS
1. Gaji yang saya terima setiap bulannya dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan minum
17 43 11 6 0 314 3,8
2. Gaji yang saya terima setiap bulannya dapat memenuhi kebutuhan saya beristirahat
8 55 14 0 0 302 4,1
3.
Saya merasa aman dalam melakukan pekerjaan dengan adanya jaminan keselamatan kerja
13 41 19 4 0 294 4,0
4. Saya dapat menyesuaikan diri di lingkungan kerja
13 45 14 5 0 297 4,1 5. Saya dapat bekerja secara
berkelompok
19 49 9 0 0 319 4,1 6. Instansi memberikan penghargaan
terhadap prestasi kerja yang dianggap baik oleh instansi
17 50 10 0 0 315 4,0
7. Instansi memberikan perhatian terhadap pekerjaan yang saya lakukan
16 50 11 0 0 313 4,2
8. Instansi memberikan kesempatan bagi saya untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada saya untuk lebih maju
16 52 9 0 0 315 4,1
9. Instansi memberikan pelatihan bagi saya untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik
17 50 10 0 0 315 3,8
Total 2.784 4,0
Sumber : Hasil pengelolaan Data Kuisioner 2019
Berdasarkan tabel 4.9 menjelaskan distribusi tanggapan responden mengenai motivasi pada PT.Indoraya Energi . Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,2 berkenaan dengan nilai rata-rata terendah diperoleh sebesar 3,8 selanjutnya nilai rata-rata yang di peroleh sebesar 4,0. Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara 3,40 – 4,19 dan berada dalam kategori “Cukup Baik”. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Motivasi pada PT. Indoraya Energi Karawang dapat dinilai Cukup Baik.
4.3.3 Pengukuran variabel Kinerja karyawan (Y)
Deskripsi dari hasil responden karyawan PT.Indoraya Energi Karawang mengenai kinerja karyawan (Y) dapat dilihat dalam tabelsebagai berikut :
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kinerja Karyawan (Y)
No. Pertanyaan Jawaban Responden Total
Skor
Rata- Rata SS S KS TS STS
1. Saya selalu mengerjakan pekerjaan sesuai yang diingkan perusahaan
14 44 14 0 0 288 4,0
2. Saya selalu tepat dalam mengerjakan pekerjaan yang diinstruksikan manajer
14 52 11 0 0 311 4,0
3. Kemampuan yang saya miliki mampu menunjang pekerjaan
14 47 16 0 0 306 3,7
4. Saya mampu menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu waktu
15 44 18 0 0 305 4,0
5. Saya mampu memaksimalkan waktu kerja yang diberikan oleh perusahaan
11 55 11 0 0 308 3,8
6. Saya selalu memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan
15 50 12 0 0 312 4,1
7. Saya selalu mengasah pengetahuan tentang pekerjaan yang saya kerjakan
18 50 9 0 0 317 4,2
8. Saya bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan
20 45 12 0 0 316 4,1
9. Saya memiliki loyalitas tinggi pada perusahaan
16 45 16 0 0 308 4,1
Total 2.771 4,0
Sumber : Hasil pengelolaan Data Kuisioner 2019
Berdasarkan tabel 4.10 menjelaskan distribusi tanggapan responden mengenai kinerja karyawan pada PT.Indoraya Energi Karawang. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,2 berkenaan dengan nilai rata-rata terendah diperoleh sebesar 3,7 selanjutnya nilai rata-rata yang di peroleh sebesar 4,0. Nilai tersebut berada dalam kelas interval antara 3,40 – 4,19 dan berada dalam kategori “Cukup Baik”. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja karyawan pada PT. Indoraya Energi Karawang dapat dinilai Cukup Baik.
4.3 Hasil Pengujian Statistika 4.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian data yang bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui apakah suatu data variabel dependent maupun independent yang terdiri dari butir-butir pertanyaan berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan tiga cara dalam mengetahui apakah data berdistribusi normal yaitu dengan menganalisi Histogram, Normal P-Plot, dan Kolmogorov-Smirnov test berikut hasil dan penjelasannya :
1. Histogram
Gambar 4.4
Histogram Variabel
Berdasarkan gambar 4.4 dapat diketahu berdistribusi normal, karena ketika sebaaran data (histrogram) mengikuti pola kurva normal. Gambar 4.4 menunjukan bahwa histogran sebagian besar tampak mengikuti kurva normal, sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data tersebut berdistribusi normal.
2. Normal P-Plot
Gambar 4.5 Normal P-Plot
Berdasarkan pengujian normalitas grafik kedua yaitu menggunakan P-Plot suatu data dapat dikatakan memiliki penyebaran/berdistribusi normal jika penebaran datanya mengikuti garis linear ke kiri bawah, ke kanan atas. Peneliti melakukan uji normalitas dengan bantuan software SPSS 16.0 for Windows.
3. Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 77
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.70662021
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .066
Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .583
Asymp. Sig. (2-tailed) .886
a. Test distribution is Normal.
Kriteria pengujian uji Normalitas :
1. Angka signifikasi uji kolmogorov – simirnov sig. > 0,05 menunjukan data berdistribusi normal.
2. Angka signifikansi uji kolmogrov – simirnov sig. < 0,05 menunjukan data tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.11 menunjukan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan metode kolmogorov – smirnov dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,886 lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi normal. Peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan Software SPSS 16.0 for Windows.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui dan mendeteksi ada atau tidaknya hubungan linier yang erat daintara variabel-variabel bebas di dalam perhitungan. Apabila terdapat multikolinearitas yang tinggi maka akan menyebabkan kesulitan untuk membedakan dan memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terkaitnya.
Hasil uji menggunakan SPPS 16,0 for windows adalah sebagai berikut :
ggunakan SPPS 16,0 for windows adalah sebagai berikut : Tabel 4.12
Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.004 4.342 .000 .999
X1 .892 .076 .804 11.699 .000 .996 1.004
X2 .198 .097 .140 2.034 .046 .996 1.004
a. Dependent Variabel:
Y
Sumber : Pengelolaan data menggunakan pogram Software SPSS 16,0 for Windows
Berdasarkan tabel 4.48 dapat diketahui dua parameter yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas yaitu nilai Tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Dapat dilihat nilai Tolerance sebesar 0,996 > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,004 < 10,00, artinya tidak terdeteksi multikolinearitas.
4.3.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya indikasi variansi antara residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya dengan melihat scatterplot. Suatu model regresi yang baik didapatkan apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu dan apabila datanya berpencar disekita nol (pada sumbu Y ). Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul ditengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya.
Gambar 4.6 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Pengelolaan data menggunakan pogram Software SPSS 16,0 for Windows
Berdasarkan gambar 4.5 sebaran data tidak membentuk pola tertentu dan menyebar disekitar titik nol pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang akan diteliti memenuhi asumsi heteroskedastisitas
4.3.4 Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel.
Apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan seberapa erat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam penelitian ini digunakan dua metode korelasi yaitu korelasi pearsonproduct moment dan korelasi ganda. Analisis korelasi pearson product moment digunakan untuk menganalisis seberapa kuat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) dengan Kinerja Karyawan (Y), maka penulis melakukan analisis korelasi dengan bantuan Software SPSS 16.0 for Window. Maka hasil dari analisis korelasi disajikan pada tabel 4.49 sebagai berikut :
Tabel 4.13 Output korelasi
Correlations GAYA
KEPEMIMPINAN MOTIVASI
KINERJA KARYAWAN
GAYA KEPEMIMPINAN Pearson Correlation 1 .990** .789**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 77 77 77
MOTIVASI Pearson Correlation .990** 1 .756**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 77 77 77
KINERJA KARYAWAN Pearson Correlation .789** .756** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 77 77 77
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Pengelolaan data menggunakan pogram Software SPSS 16,0 for Window
Berdasarkan data hasil pada Tabel 4.13 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan 0,789 dengan tingkat signifikan yang diambil adalah 0,05 dengan nilai sig 0,000 masih berada dibawah 0,05 (0,001 < 0,05) yang berati terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan kinerja karyawan (Y). Bila korelasi tersebut diintreprestasikan dalam tabel maka Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karywan memiliki pengaruh positif yakni sebesar 0,789.
Selanjutnya untuk melihat hubungan antara motivasi dengan kinerja karyawan dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara motivasi dengan kinerja karyawan adalah 0,756 tingkat signifikan 0,000 masih berada dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) yang berarti terdapat pengaruh antara motivasi (X2) dengan kinerja karyawan (Y). Bila korelasi tersebut diintreprestasikan dalam tabel maka motivasi dengan kinerja pegawai memiliki pengaruh yang positif yakni sebesar 0,756.
Untuk melihat seberapa erat hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat dari hasil nilai koefisien korelasi 0,789 dan 0,756 dapat dilihat dengan membandingkannya pada table 4.13.
Table 4.14 Interpretasi Nilai r
Besar Koefisien Klasifikasi
0,000 – 0,199 Sangat Lemah
0,200 – 0,399 Lemah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2017)
Nilai korelasi sebesar 0,789 antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan menandakan adanya hubungan yang kuat karena berada pada interval angka 0,600 – 0,799. Dan nilai korelasi sebesar 0,756 antara motivasi dengan kinerja karyawan menandakan adanya hubungan yang sedang karena berada pada interval angka 0,600 – 0,799.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi memiliki pengaruh yang sedang terhadap kinerja karyawan.
4.3.4.1 Analisis Korelasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk menganalisis seberapa kuat hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (independent) dengan satu variabel terkait (dependent) secara bersamaan. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Gaya Kepemimpinan (X1) Motivasi (X2) dengan kinerja karyawan (Y), dilakukan analisis korelasi ganda dengan menggunkan aplikasi Software SPSS 16,0 for Window dengan hasil yang dapat dilihat pda tabel berikut :
Tabel 4.15
Koefisien Korelasi Gaya Kepemimpinan dan Motiasi Terhadap Kinerja Karyawan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .811a .657 .648 2.700
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, GAYA KEPEMIMPINAN b. Dependent Variabel: KINERJA KARYAWAN
Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi pada tabel 4.15, nilai R = 0,811 terdapat pada interval koefisien 0,800 – 1,000 yang berarti memiliki tingkat hubungan yang sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi memiliki korelasi yang sangat kuat dengan kinerja karyawan.
4.3.5 Uji Hipotesis
Tabel 4.6
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1033.554 2 516.777 70.868 .000a
Residual 539.615 74 7.292
Total 1573.169 76
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, GAYA KEPEMIMPINAN b. Dependent Variabel: KINERJA KARYAWAN
Sumber : Pengelolaan data menggunakan pogram Software SPSS 16,0 for Windows
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi secara simultan terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0.000<0.05 dan nilai F hitung 70.868 >F tabel 3,13 sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan.
4.3.7 Koefisien Determinasi
Tabel 4.17
Koefisien Determinasi Gaya Kepemimpinan dan Motiasi Terhadap Kinerja Karyawan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .811a .657 .648 2.700
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, GAYA KEPEMIMPINAN b. Dependent Variabel: KINERJA KARYAWAN
Sumber : Pengelolaan data menggunakan pogram Software SPSS 16,0 for Windows
Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa adanya kontribusi antara gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan signifikan pada 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan pada PT.Tigaraksa Bandung dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi sebesar 0,657 atau sebesar 65,7%. Sedangkan sisanya (100% - 65,7% = 34,3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
4.3.8 Hipotesis Parsial
Tabel 4.18
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan (Uji T/Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.774 2.481 3.133 .008
GAYA KEPEMIMPINAN 2.301 .534 2.092 4.307 .000
MOTIVASI 1.287 .475 1.316 2.709 .002
a. Dependent Variabel: KINERJA KARYAWAN
Sumber : Pengelolaan data menggunakan pogram Software SPSS 16,0 for Windows
Berdasarkan tabel 4.17 untuk menguji bagaimana nilai pengaruh dapat dilakukan melalui uji T. Untuk nilai signifikansi berdasarkan tabel yaitu 0.000, karena dibawah 0.05 menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan yaitu signifikan atau terdapat pengaruh Gaya kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja karyawan(Y).
Berdasarkan tabel 4.18 untuk menguji bagaimana nilai pengaruh dapat dilakukan melalui uji T. Untuk nilai signifikansi berdasarkan tabel yaitu 0.002, karena dibawah 0.05 menyatakan bahwa nilai yang dihasilkan yaitu signifikan atau terdapat pengaruh Motivasi (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1 Gaya kepemimpinan pada PT.Indoraya Energi Karawang
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh setelah penyebaran kuisioner maka dapat disimpulkan tingkat Gaya Kepemimpinan termasuk dalm kategori tinggi . Hal ini menunjukkan tanggapan mayoritas karyawan lebih dominan ke arah yang positif.
Total skor dari variabel Gaya Kepemimpinan ini didapat dari hasil pengukuran indikator-indikator. Secara umum karyawan menanggapi dengan respon positif terutama pada indikator gaya kepemimpinan ototriter, dimana pernyataanya adalah tingkat penentuan kebijakan pemimpin termasuk dalam kategori tinggi.
4.4.2 Motivasi pada PT.Indoraya Energi Karawang
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh setelah penyebaran kuisioner maka dapat disimpulkan tingkat Motivasi termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan tanggapan mayoritas karyawan lebih dominan ke arah yang positif.
Total skor dari variabel Motivasi ini didapat dari hasil pengukuran indikator-indikator. Secara umum karyawan menanggapi dengan respon positif terutama pada indikator kebutuhan sosial dimana pernyataannya tingkat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dalam kategori tinggi. Dan indikator kebutuhan pengakuan dimana pernyataannya tingkat pemberian penghargaan
dalam prestasi dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa Motivasi digolongkan dalam kategori tinggi.
4.4.3 Kinerja Karyawan pada PT.Indoraya Energi Karawang
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh setelah penyebaran kuisioner maka dapat disimpulkan tingkat Kinerja Karyawan termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat menunjukkan tanggapan mayoritas karyawan lebih kearah yang positif.
Total skor dari variabel Kinerja Karyawan ini didapat dari hasil pengukuran indicator-indikator. Secara umum karyawan menanggapi dengan respon positif terutama pada indikator kuantitas dimana pernyataannya tingkat merasa mampu mengerjakan tugas yang diberikan dalam kategori tinggi. Dan indicator ketepatan waktu dimana pernyataanya tingkat memaksimalkan waktu kerja dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa Kinerja Karyawan digolongkan dalam kategori tinggi.
4.4.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan pada PT.Indoraya Energi Karawang Gaya kepemimpinan merupakan sikap seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinan nya dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai terhadap karyawan agar karyawan mampu memaksimalkan kinerja nya sehingga mampu mencapai apa yang sudah ditargetkan perusahaa.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat pengaruh yang signifikan dari Gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan tergolong kuat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki korelasi yang kuat terhadap kinerja karyawan.
4.4.5 Pengaruh Motivasi pada PT.Indoraya Energi Karawang
Motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan yang memicu individu sehingga individu mampu melakukan tindakan-tindakan yang memberikan loyalitas atau kinerja yang maksimal terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan, atau dengan kata lain motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan ia
melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu demi memuaskan kebutuhan individu untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi karyawan yang tinggi akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, dengan memiliki karyawan yang memiliki motivasi yang kerja tinggi, maka perusahaan dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam perusahaan.
Namun karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi hanya di dapat dengan penerapan konsep dan teknik manajemen sumber daya manusia yang tepat.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat pengaruh yang signifikan dari Motivasi terhadap kinerja karyawan tergolong kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki korelasi yang kuat terhadap kinerja karyawan.
4.4.6 Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT.Indoraya Energi
Terdapat hubungan timbal balik antara kinerja dengan gaya kepemimpinan.
Di satu sisi dikatakan gaya kepemimpinan menyebabkan peningkatan kinerja sehingga gaya kepemimpinan yang tepat mampu mempengaruhi karyawan agar bekerja lebih produktif dan efisien. Ketika pemberian gaya kepemimpinan yang sesuai pada kondisi karyawan maka hal tersebut akan berdampak positf terhadap kinerjanya..
Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi individu, motivasi disebut juga sebagai pendorng atau pendukung dan kebutuhan-kebutuhan yang dapat membuat individu bersemangat dan termotivasi untuk memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang optimal.
Berdasarkan hasil pengelolaan data yang peneliti lakukan terdapat pengaruh dari gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan tenggolong lemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap kinerja karyawan.