FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI RENDAHNYA PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI POSKESDES PARANGINAN
TAHUN 2018
(Nova SN Siregar, SKM, M.Kes) INTISARI
Latar Belakang: Program Keluarga Berencana (KB) dilaksanakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Akseptor MKJP di Indonesia masih sedikit yaitu 25,26%.
Tujuan: Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Deskriptif Analitik dengan desain cross sectional, uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2018, dengan populasi 54 orang dan tehnik pengambilan sampel yaitu purposivel sampling sebanyak 38 orang.
Hasil: Ada hubungan variabel pengetahuan, sikap, dukungan suami dan tidak ada hubungan sumber informasi, paritas dengan rendahnya pemakaian MKJP.
Simpulan : kepada petugas kesehatan agar lebih meningkatkan promosi tentang MKJP, agar wanita pasangan usia subur mau menjadi akseptor KB.
Kata Kunci : Pengetahuan, Wanita PUS, Pemakaian MKJP.
Daftar Pustaka : 17 buku, 4 jural (2012-2018_ (2012-2018) ABSTRACT
Background: Family planning programs (KB) are implemented to reduce population growth. MKJP acceptors in Indonesia are still a little that is 25,26%.
Objective: to know the factors that influence the low use of long-term contraceptive methods.
Methods: This study uses a type of descriptive analytic research with cross sectional design. The statistical test used is the chi-square test. The research was conducted in March-July 2018, with a population of 54 people and sampling techniques, namely purposive sampling population of 38 people.
Result: there is correlation between knowledge, attitude, husband’s support and no correlation of source of information, parity with the low use of MKJP.
Conclusion: to health workers to further promote the promotion of MKJP, so that women of childbearing age want to become family planning acceptors.
Keywords: Knowledge, woman PUS, use of MKJP References: 17 Books, 4 journals (2012-2018)
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia, yaitu 255.461.686 jiwa. Di antara negara ASEAN, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak dengan luas wilayah terbesar, jauh diatas 9 negara anggota ASEAN lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR), 2,6. Angka ini berada diatas rata-rata TFR negara ASEAN yaitu 2,4 (World Population Data Sheet, 2013).
Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2013 mendapatkan 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur) yang merupakan peserta baru. Dengan rincian penggunaan kontrasepsi suntik 4.128.115 peserta (48,56%), pil 2.261.480 peserta (26,60%), Implant 784.215 peserta (48,56%), kondom 517.638 peserta (6,09%) alat kontrasepsi dalam Rahim 658,632 peserta (7,75%), MOW (Metode Operasi Wanita) 128,793 peserta (1,52%). MOP (Metode Operasi Pria) 21,374 peserta (0,25%).
Dari data diatas dapat kita lihat metode kontrasepsi suntik adalah metode yang paling banyak digunakan (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan peraturan dari Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 setidaknya ada 12 indikator Keluarga Sehat. Dari Kedua belas indikator tersebut salah satunya kategori mendukung program gizi kesehatan ibu dan anak. Dalam kategori ini setiap keluarga harus mengikuti program KB atau Keluarga Berencana. Faktor pendukung yang diadakan oleh pemerintah yaitu adanya pelayanan KB sampai dengan tingkat desa dan kelurahan,
adanya promosi atau penyuluhan KB oleh nakes atau difasilitas kesehatan, adanya promosi KB yang dilakukan oleh pemuka agama, adanya pendidikan kespro/KB di SMA dan juga Perguruan Tinggi, adanya contoh atau panutan ber-KB dari PNS, POLRI, TNI atau Pejabat lainnya, adanya kampanye KB Nasional dan adanya pelayanan KB dan medis hingga ke Puskesmas (Kemenkes, 2016).
Survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 Mei 2018 di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018 jumlah Wanita Pasangan Usia Subur dari bulan April-Mei sebanyak 63 orang. Dimana yang menggunakan KB IUD sebanyak 3 orang, Implant sebanyak 4 orang, KB Suntik sebanyak 18 orang, MOW 2 orang dan yang tidak mengunakan KB sebanyak 36 orang.
HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat
Analisa univariate dilakukan untuk menggambarkan penyajian data dari beberapa variabel dalam bentuk table distribusi frekuensi meliputi distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan, sikap, dukungan suami, sumber informasi, dan paritas.
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 38 responden, yang berpengetahuan baik ada 6 orang (15,8%), yang berpengetahuan cukup ada 24 orang (63,2%), dan yang berpengetahuan kurang ada 8 orang (21,1%). Berdasarkan tingkat Sikap dari 38 responden, yang memiliki sikap baik sebanyak 5 orang (13,2%), yang memiliki sikap cukup sebanyak 29 orang (76,3%), dan yang memiliki sikap kurang yaitu sebanyak 4 orang (10,5%). Berdasarka tingkat Dukungan Suami dapat dilihat dari 38 responden, yang mendapat dukungan baik dari suaminya sebanyak 4 orang (10,5%), dan yang cukup sebanyak 15 orang (39,5%), dan yang mendapat dukungan suami kurang yaitu
sebanyak 19 orang (50,0%). Berdasarkan tingkat Sumber Informasi dapat dilihat dari 38 responden, yang mendapat sumber informasi dari media cetak yaitu 1 orang (2,6%), media elektronik 5 orang (13,2%), dan tenaga kesehatan 32 orang (84,2%). Berdasarkan Paritas dapat dilihat bahwa dari 38 responden, ibu yang multipara (3-5 anak) sebanyak 28 orang (73,3%), dan grandemultipara (lebih dari 5 anak) sebanyak 10 orang (26,3%). Dan berdasarkan Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dapat dilihat bahwa dari 38 responden yang memilih MKJP 8 orang (21,1%) dan yang tidak memilih MKJP yaitu 30 orang (78,9%).
No Variabel Jumlah Presentasi (%)
1. Pengetahuan Baik
Cukup Kurang
6 24
8
15,8 63,2 21,1
Total 38 100
2. Sikap Baik Cukup Kurang
5 29
4
13,2 76,3 10,5
Total 38 100
3. Dukungan Suami Baik
Cukup Kurang
4 15 19
10.5 39,5 50,0
Total 38 100
4. Sumber Informasi Media Cetak Media Elektroik Tenaga Kesehatan
1 5 32
2,6 13,2 84,2
Total 38 100
5. Paritas Multipara Grandemultipara
28 10
73,7 26,3
Total 38 100
6. Rendahnya Pemakaian MKJP Ya
Tidak
8 30
21,1 78,9
Total 38 100
2. Analisa Bivariat
Setelah dilakukannya analisa univariat, maka dilakukan analisa lebih lanjut berupa analisa bivariat. Data yang didapat dari kedua variabel merupakan data kategori, diuji dengan
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat dari 6 responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak menyatakan mau menggunakan MKJP sebanyak 4 orang (66,7%)dan paling sedikit tidak mau menggunakan MKJP yaitu 2 orang (33,3%). Dari 24 responden yang memiliki pengetahuan cukup mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 20 orang (83,3%) dan minoritas mau menggunakan MKJP yaitu 4 orang (16,7%). Dan dari 8 responden yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 8 orang (100%).
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 5 responden yang memiliki sikap
baik paling banyak mau menggunakan MKJP yaitu 3 orang (60,0%) dan paling sedikit menggunakan uji statistik yaitu uji chi-squre yang betujuan untuk mengetahui apakah variabel tersebut mempunyai hubungan atau tidak dengan melihat perbandingan antara X2 hitung dengan X2 tabel.
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (9.922) > x2 tabel (5591), maka Ha diterima, Ho ditolak berarti ada hubungan pengetahuan yang diperoleh ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
tidak mau menggunakan MKJP yaitu 2 orang (40%). Dan dari 28 responden yang memiliki sikap cukup mayoritas menyatakan tidak mau menggunakan MKJP yaitu 23 orang (82,1%) dan minoritas mau menggunakan MKJP yaitu 5 orang (17,9%). Dan dari 5 responden yang memiliki sikap kurang mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 5 orang (100%).
Tabel 2 Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang berdasarkan pengetahuan di Poskesdes Paranginan
N o .
Pengetahuan Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
df X2
Ya Tidak Total
n % n % N %
1. Baik 4 66,7 2 33,3 6 100 2 9.922
2. Cukup 4 16,7 20 83,3 24 100
3. Kurang - - 8 100 8 100
Tabel 3 Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang berdsarkan sikap di Poskesdes Paranginan
No. Sikap Rendahnya Pemakaian MKJP Df X2
Ya Tidak Total
n % n % N %
1. Baik 3 60,0 2 40,0 5 100 2 6.069
2. Cukup 5 17,9 23 82,1 28 100
3. Kurang - - 5 100 5 100
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 4 responden yang mendapat dukungan suami baik paling banyak mau menggunakan MKJP yaitu 3 orang (75,0%) dan paling sedikit tidak mau menggunakan MKJP yaitu 1 orang (25,0%). Dari 15 responden yang mendapat dukungan suami cukup paling banyak tidak mau menggunakan MKJP yaitu 10 orang (66,7%) dan paling sedikit mau menggunakan MKJP yaitu 5 orang (33,3%).
Dan dari 19 responden yang mendapat
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa responden yang memperoleh sumber informasi dari media cetak mayoritas tidak mau menggunakani metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 1 orang (100%).
df 2, diperoleh x2 hitung (6.069) > x2 tabel (5591),maka Ha diterima, Ho ditolak berarti ada hubungan sikap ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang
di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
dukungan suami kurang mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 19 orang (100%).
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (13.432) > x2 tabel (5591), maka Ha diterima, Ho ditolak berarti ada hubungan dukungan suami yang diperoleh ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Dari 5 responden yang memperoleh sumber informasi dari media elektronik yang paling banyak tidak mau memakai metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 4 orang (80,0%), dan paling sedikit 1 orang (20,0%). Dan dari 32 responden yang memperoleh sumber informasi dari tenaga kesehatan yang paling banyak tidak Tabel 4 Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka
panjang berdasarkan dukungan suami di Poskesdes Paranginan N
o.
Dukungan Suami
Rendahnya Pemakaian MKJP df X2
Ya Tidak Total
n % n % N %
1. Baik 3 75,0 1 25,0 4 100
2 13.432
2. Cukup 5 33,3 10 66,7 15 100
3. Kurang - - 19 100 19 100
Tabel 5 Faktor-faktor yang memengaruhi Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang berdasarkan sumber informasi Di Poskesdes Paranginan
N o.
Sumber Informasi Rendahnya Pemakaian MKJP df X2
Ya Tidak Total
n % n % N %
1. Media Cetak - - 1 100 1 100 2 0,283
2. Media Elektronik 1 20,0 4 80,0 5 100 3. Tenaga Kesehatan 7 21,9 25 78,1 32 100
mau memakai metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 25 orang (78,1%) dan yang paling sedikit mau memakai MKJP yaitu 7 orang (21,9%).
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang memiliki paritas multipara yang paling banyak tidak mau menggunakan MKJP yaitu 24 orang (85,7%) dan paling sedikit mau menggunakan MKJP yaitu 4 orang (14,3%). Dan dari 10 responden yang memiliki paritas grandemultipara yang paling banyak tidak mau menggunakan MKJP yaitu 6 orang (60,0%) dan paling sedikit mau menggunakan MKJP yaitu 4 orang (40,0%).
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang berjudul
“Faktor-faktor yang memengaruhi Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (0,283) < x2 tabel (5,591), maka Ho diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan sumber informasi yang
diperoleh ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 1, diperoleh x2 hitung (2.931) < x2 tabel (3841), maka Ho diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan paritas ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang berdasarkan pengetahuan di Poskesdes Paranginann Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (9.922) > x2 tabel (5591), maka Ha diterima, Ho ditolak berarti ada hubungan pengetahuan yang diperoleh ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa dari 6 responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak Tabel 6 Faktor-faktor yang memengaruhi Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang berdasarkan paritas di Poskesdes Paranginan
N o
Paritas Rendahnya Pemakaian MKJP df X2
Ya Tidak Total
n % n % N %
1. Multipara 4 14,3 24 85,7 28 100 1 3.841 2. Grandemultipara 4 40,0 6 60,0 10 100
menyatakan mau menggunakan MKJP sebanyak 4 orang (66,7%) dan paling sedikit tidak mau menggunakan MKJP yaitu 2 orang (33,3%), hal ini disebabkan responden takut dan malu jika dipasang KB MKJP, seperti IUD, implant dan steril. Dari 24 responden yang memiliki pengetahuan cukup mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 20 orang (83,3%) dan minoritas mau menggunakan MKJP yaitu 4 orang (16,7%), hal ini disebabkan juga karena kurang mengetahui tentang MKJP dan juga ada pengaruh dari oranglain. Dan dari 8 responden yang memiliki pengetahuan kurang mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 8 orang (100%), hal ini disebabkan karena ibu tidak mengerti dan tidak mengetahui tentang MKJP.
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang berdasarkan sikap
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (6.069) > x2 tabel (5591), maka Ha diterima, Ho ditolak berarti ada hubungan sikap ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Hasil penelitian dilapangan dapat dilihat bahwa dari 5 responden yang memiliki sikap baik paling banyak mau menggunakan MKJP yaitu 3 orang (60,0%) dan paling sedikit tidak mau menggunakan MKJP yaitu 2 orang (40%), hal ini disebabkan karena ada faktor lain seperti dukungan suami kurang dan adanya pengaruh oranglain. Dan dari 28 responden yang memiliki sikap cukup mayoritas
menyatakan tidak mau menggunakan MKJP yaitu 23 orang (82,1%) dan minoritas mau menggunakan MKJP yaitu 5 orang (17,9%), hal ini disebabkan karena kurangnya dukungan suami dan adanya pengaruh dari oranglain untuk tidak menggunakan KB tersebut. Dan dari 5 responden yang memiliki sikap kurang mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 5 orang (100%), hal ini disebabkan kurangnya tingkat kepedulian ibu terhadap pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang dan kurangnya kenyamanan ibu untuk menggunakan KB jangka panjang.
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang berdasarkan dukungan suami
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (13.432) > x2 tabel (5591), maka Ha diterima, Ho ditolak berarti ada hubungan dukungan suami yang diperoleh ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Berdasarkan penelitian dilapangan dapat dilihat bahwa dari 4 responden yang mendapat dukungan suami baik paling banyak mau menggunakan MKJP yaitu 3 orang (75,0%) dan paling sedikit tidak mau menggunakan MKJP yaitu 1 orang (25,0%), hal ini desebabkan kurangnya rasa kepedulian ibu menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang. Dari 15 responden yang mendapat dukungan suami cukup paling banyak tidak mau menggunakan MKJP yaitu 10 orang (66,7%) dan paling sedikit mau menggunakan
MKJP yaitu 5 orang (33,3%), hal ini disebabkan kurangnya dukungan suami sangat penting terhadap pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan ibu. Dan dari 19 responden yang mendapat dukungan suami kurang mayoritas tidak mau menggunakan MKJP yaitu 19 orang (100%), hal ini disebabkan kurangnya dukungan suami dan kurangnya pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi jangka panjang sehingga ibu tidak mau menggunakan MKJP.
Faktor-faktor yang memengaruhi Rendahnya Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang berdasarkan Sumber Informasi
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 2, diperoleh x2 hitung (0,283) < x2 tabel (5,591), maka Ho diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan sumber informasi yang diperoleh ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa responden yang memperoleh sumber informasi dari media cetak mayoritas tidak mau menggunakani metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 1 orang (100%), hal ini disebabkan karena rumah responden jauh dari keramaian dan tidak memiliki TV, dan tenaga kesehatan tidak pernah berkunjung kerumah responden sehingga responden hanya mendapat informasi dari koran dan yang didapat di koran kurangnya informasi mengenai KB. Dari 5 responden yang memperoleh sumber informasi dari media
elektronik yang paling banyak tidak mau memakai metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 4 orang (80,0%), dan paling sedikit 1 orang (20,0%), hal ini disebabkan karena responden kurang perduli terhadap informasi yang didapatkan dan tidak menginginkan menggunakan MKJP. Dan dari 32 responden yang memperoleh sumber informasi dari tenaga kesehatan yang paling banyak tidak mau memakai metode kontrasepsi jangka panjang yaitu 25 orang (78,1%) dan yang paling sedikit mau memakai MKJP yaitu 7 orang (21,9%), hal ini disebabkan karena kurangnya peran serta masyarakat untuk mengikuti penyuluhan- penyuluhan mengenai MKJP yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang berdasarkan paritas
Dengan menggunakan Uji Chi-Squre dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05) dan df 1, diperoleh x2 hitung (2.931) < x2 tabel (3841), maka Ho diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan paritas ibu dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 28 responden yang memiliki paritas multipara yang paling banyak tidak mau menggunakan MKJP yaitu 24 orang (85,7%) dan paling sedikit mau menggunakan MKJP yaitu 4 orang (14,3%), hal ini disebabkan karena dukungan suami untuk menggunakan MKJP kurang dan masyarakat masih beranggapan banyak anak banyak rezeki. Dan dari 10 responden yang memiliki paritas
grandemultipara yang paling banyak tidak mau menggunakan MKJP yaitu 6 orang (60,0%) dan paling sedikit mau menggunakan MKJP yaitu 4 orang (40,0%), hal ini disebabkan ada responden yang mengatakan banyak anak banyak rezeki dan juga ada yang mengatakan belum ada anak laki-laki di dalam keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada Hubungan pengetahuan dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di Poskesdes poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
2. Ada Hubungan Sikap dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
3. Ada hubungan dukungan suami dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di Poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
4. Tidak ada Hubungan Sumber Informasi dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
5. Tidak ada hubungan paritas dengan rendahnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang di poskesdes Paranginan
Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat diharapkan khususnya Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) agar ikut serta menjadi akseptor KB MKJP agar lebih meningkatkan kesejahteraan dan keharmonisan keluarga.
2. Kepada Bidan yang bekerja di poskesdes Paranginan Kecamatan Lintongnihuta kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018 agar lebih meningkatkan dan memberikan informasi dan pengetahuan kepada ibu tentang KB khususnya KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).
3. Bagi Institusi pendidikan diharapkan agar lebih melengkapi sumber perpustakaan seperti buku bacaan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang Metode Kontrasepsi lebih dalam lagi.
4. Bagi peneliti diharapkan peneliti mampu mengembangkan dan lebih memahami penelitian dibidang kesehatan khususnya tentang metode kontrasepsi jangka panjang.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber data dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan variabel lain yang berbeda, jumlah sampel yang lebih banyak, tempat yang berbeda, desain yang lebih tepat dan tetap berhubungan dengan metode kontrasepsi jagka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
1. BKKBN (2012), Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: BKKBN.
2. BPS (Badan Pusat Statistik) (2013). Diunduh pada tanggal 20 Mei 2018.
3. Everett Suzanne.2012. Buku Saku Kontrasepsi
& Kesehatan Seksual Reproduktif. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.
4. Fariadi Ridha,2013. Jurnal Faktor-Faktor Mempengaruhi Kontrasepsi Jangka Panjang Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjung. Diakses pada tanggal 20 Mei 2018.
5. Fitri Imelda, SST, M.Keb. 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana.
Goysen Publishing: Yogyakarta
6. file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/buleti n-kespro.pdf
7. Heryanti,2014. Jurnal Analisis Determinan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2018.
8. Http://Aplikasibkkbn.go.id/sr. Diakases pada tanggal 20 Mei 2018
9. https://keluargaindonesia.id/infografik/metode -kontrasepsi-jangkapanjang-mkjp-lebih-aman- dan-pasti. Diakses pada tanggal 20 Mei 2018 10. https://www.bps.go.id/publication/2015/08/12/
5933145e1d037f5148a67bac/statistik- indonesia-2015.html
11. Notoatmodjo,2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
12. Profil kesehatan Humbang Hasundutan Tahun 2015.
13. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2016.
14. Proverawati Atikah, dkk.2017. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika
15. Purwoastuti Th Endang,dkk. 2017. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana. PT.PUSTAKA BARU:
Yogyakarta
16. PDF.journal.unair.ac.id
17. Siregar, Nova Sontry, Elfrida Sihite & Renta Tumanggor, 2013. Diktat Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Doloksanggul: Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
18. Siregar, Nova Sontry, Mayes Simamora. &
Helfrida Sihite. 2014. Pembimbingan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Doloksanggul:
Akademi Kebidanan Kesehatan Baru.
19. Sulistyawati, Ari. 2013.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika
20. Situmorang, Sonita.2013. Karya Tulis Ilmiah Hubungan Dukungan Suami Dalam Meningkatkan Motivasi Ibu Menggunakan metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
Doloksanggul: Akademi Kebidanan Kesehatan Baru
21. Ulfah Kurnia Dewi, Maria. 2013.Buku Ajar Kesehatan dan Keluarga Berencana untuk Mahasisiwa Bidan. Yogyakarta: Trans Info Medika