207
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI NGAJARAN 03
Hilya Nafisa1, Henny Dewi Koeswanti2, Sri Giarti3
[email protected],edu, [email protected],edu , [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar muATAN matematika materi pengumpulan dan penyajian data menggunakan model pembelajaran DL pada siswa kelas 4 SD Negeri Ngajaran 03 tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi,dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Ngajaran 03. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan tes. Selanjutnya dianalisis secara diskriptif kuantitatif. Simpulan hasil penelitian ini adalah penerapan model DL dapat meningkatkan hasil belajar siswa muatan matematika. Berdasarkan penelitian pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD N Ngajaran 03 tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang tuntas pada siklus I 68,18% dan naik pada siklus II sebesar 86,4%, sehingga telah memenuhi indikator kinerja yaitu minimal 75% dari seluruh siswa tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Discovery Learning, Hasil Belajar Matematika
PENDAHULUAN
Hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran muatan matematika materi pengumpulan dan penyajian data siswa kelas 4 SD Negeri Ngajaran 03 tahun pelajaran 2017/2018 ditemukan masalah dalam proses pembelajarannya yaitu siswa kurang dominan dan aktif dalam kegiatan tanya jawab di kelas. Aktivitas belajar yang kurang optimal ini dapat berdampak pada nilai muatan matematika masih kurang maksimal. Hal ini dapat terlihat dari 22 siswa yang mengikuti ulangan harian, ada 10 siswa yang harus mengikuti program perbaikan atau remidial karena belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu ≤ 70. Kurang maksimalnya hasil belajar dikarenakan guru masih terlalu serin menggunakan model pembeljaran konfensional dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru kelas 4 yang mengungkapkan bahwa siswa kelas 4 masih mendapat hasil belajar yang rendah.
Dari masalah-masalah yang ditemukan, maka rumusan masalah yang diajukan adalah (1)“Apakah penerapan model pembelajaran DL dapat meningkatkan hasil belajar pada muatan pelajaran matematika tentang pengumpulan dan penyajian data
siswa kelas IV Semester II SD N Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.(2)
“Bagaimana penerapan model pembelajaran DL dapat meningkatkan hasil belajar pada muatan pelajaran matematika tentang pengumpulan dan penyajian data siswa kelas IV Semester II SD N Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu (1) Menerapkan model DL untuk hasil belajar matematika materi pengumpulan dan peyajian data siswa kelas 4 SD Negeri Najaran 03 tahun ajaran 2017/2018. (2) memperbaiki hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri Ngajaran 03 tahun ajaran 2017/2018 melalui peningkatan proses menggunakan model DL.
KAJIAN PUSTAKA Belajar dan Hasil Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya (Burton W. H dalam
208 Usman, 2012:4). Belajar adalah suatu
proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi dengan keadaan (Hilgard E.R dalam Sardiman 2014: 24). Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian (Witherington H. C. dalam Purwanto, 2014:12).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54) “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan factor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
Faktor intern meliputi : Faktor jasmaniah, yaitu kesehatan dan cacat tubuh.
Pembelajaran Matematika
Kamus besar Bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar” (Surayin, 2007: 348). Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”(Surayin, 2007: 52). Matematika menurut Ruseffendi (dalam Suherman, 2007: 41) adalah bahasa symbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak di definisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil.
Menurut H.W. Fowler (dalam Suyitno, 2014: 28) matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruangan yang bersifat abstrak. Sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat perlu digunakan suatu media pembelajaran yang tepat juga perlu digunakan suatun media pembelajaran yang sangat berperan untuk membimbing abstraksi siswa.
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya, simbul-simbul diperlukan. Simbul-simbul itu penting
untuk membantu memanipulasi aturan- aturan dengan operasi yang di terapkan (Suherman, 2007: 44).
Discovery Learning
Discover berarti menemukan, sedangkan Discovery adalah penemuan.
Oleh karena itu, Illahi (2012: 33) mendefinisikan Discovery Learning sebagai salah satu model yang memungkinkan para anak didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Menurut Wilcox (Hosnan, 2014: 281), pembelajaran Discovery Learning mendorong siswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Langkah persiapan model Discovery Learning, (1) Menentukan tujuan pembelajaran; (2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa; (3) Memilih materi pelajaran; (4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif; (5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
Kajian Hasil Penelitian yang relevan Penelitian oleh Supriyadi (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Metode Discovery Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 03 Sungai Ambawang Kubu Raya tahun 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil observasi diketahui pada siklus 1 sebagian besar kegiatan telah dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan-kegiatan pembelajarannya yaitu sebesar 65% setelah siklus II seluruh pelaksanaan kegiatan pembelajaran telah dapat dilaksanakan oleh guru pada pembelajaran bentuk daun dan fungsinya dengan metode discovery learning dapat meningkat menjadi 100%.
Ichmanto (2014) dengan judul
“Penerapan Model Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Kenampakan Bulan Kelas IV SDN 6 Arjawinangun Kec. Arjawinangun Kb. Cirebon”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model
209 Discovery Learning pada pembelajaran IPA
di kelas IV SDN 6 Arjawinangun dapat dilaksanakan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan tindakan dari 25 jumlah peserta didik keseluruhan di kelas IV hanya 7 orang memenuhi KKM sebesar 70 pada mata pelajaran IPA. Kemudian naik menjadi 10 siswa pada siklus I, kemudian siklus II meningkat menjadi 18 siswa, dan pada siklus III semua siswa dapat melampaui KKM.
Penelitian oleh Siska (2014) yang berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivis Dengan Metode Guide Discovery Learning Pada Pembelajaran Matematika di Kelas V SDN 4 Padangpanjang tahun ajaran 2013/2014”.
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar matematika peserta didik dengan menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode Guide Discovery Learning lebih baik daripada hasil belajar matematika peserta didik yang tanpa menggunakan pendekatan konstruktivis dengan metode Guide Discovery Learning pada kelas V SDN 4 Padangpanjang tahun pelajaran 2013/2014.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah, penelitian yang dilakukan peneliti sama-samamenggunkan model pembelajaran DL, dan dengan penerapan model pembelajaran DL, dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.Penelitian ini dilaksanakan pada minggu kedua bulan maret tahun 2018.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas adalah Peningkatan hasil belajar melalui model DL pada materi pengumpulan dan penyajian data, pelajaran matematika kelas 4 SD Negeri Ngajarn 03 tahun ajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03 Kec Tuntang, Kab Semarang. Tahun Ajaran 2017/2018 semester II. Letak sekolah ini berada di depan SMP 01 Ngajara Kec. Tuntang, Kab.
Semarang. SDN Ngajaran 03 memliki banyak fasilitas yang menunjang kegiatan belajar mengajar, seperti lab komputer, ruang perpustakaan, dan ruang UKS.
Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek peneletian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Ngajaran 03 tahun ajaran 2017/2018. Siswa kelas 4 SD Negeri 06 Salatiga berjumlah 22 siswa terdiri dari 11siswa laki-laki dan 11 siswa permpuan dengan karakteristik siswa yang bervariasi dan rata-rata berumur 10 tahun, dan ada 2 siswa yang berumur 11tahun, dan 1 siswa berumur 9 tahun
Rencana Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan tiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua pertemuan tatap muka dan satu pertemuan evaluasi.
Siklus I terdiri dari tiga tahap meliputi, tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk perbaikan pada pembelajaran siklus II.
Tahapan pada siklus II meliputi, tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi.
Apabila pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi pencapaian untuk aktivitas belajar meningkat secara signifikan minimal 15%, dan ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar muatan PPkn tema 4 meningkat minimal 10 skor dari nilai KKM (≥70) yang telah ditentukan. Ketuntasan belajar klasikal 80%
dari 22 siswa maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali dan penerapan model pembelajaran DL pada pembelajaran matematika dinyatakan berhasil.
Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan tes tertulis sebagai alat pengumpulan data hasil belajar siswa pembelajaran matematika , dalam mengamati proses pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi. Pada uji validitas, instrumen soal tes siklus I instrumen soal valid jika koefisien corrected item to total correlation >0,909 dan pada siklus II instrumen soal valid jika koefisien corrected item to total correlation
> 0,863. Pada siklus I uji reliabilitas instrumen soal setelah diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbac’s Alpha sebesar 0,773 dari 40 item yang diuji. Pada
210 siklus II uji reliabilitas instrumen soal
setelah diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbac’s Alpha sebesar 0,787 dari 40 item yang diuji.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar pelajaran matematika siswa kelas 4 SD Negeri Ngajaran 03 sebelum dilaksanakan tindakan menunjukan adanya permasalahan.
Proses pembelajaran matematika siswa kurang dapat bekerja sama dalam kerja kelompok. Terbukti dari hasil observasi guru pra siklus dari 30 indikator pengamatan memperoleh persentase 80%
masuk dalam kategori cukup. Kemudian aktivitas siswa pra siklus memperoleh skor klasikal sebesar 80% masuk dalam kategori cukup dengan indikator berjumlah 20. Pada siklus I, nilai ulangan matematika siswa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 dari 22 siswa, dengan nilai tertinggi 90, dengan persentase 54,5%. Dengan begitu masih ada 10 siswayang belum tuntas KKM.
Ternyata aktivitas belajar yang belum optimal berdampak pada rendahnya hasil belajar. Hasil tes ulangan harian pelajaran matematika menunjukan nilai rata-rata klasikal 69 yang berarti belum mencapai (KKM ≥70). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 sedangkan nilai terendahnya 55.
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Senin, Selasa, dan Saptu pada tanggal 19, 20, 24 Maret 2018. Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan siklus I adalah perencanaan antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model PjBL.
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran DL pada siswa kelas 4 SDN Ngajara 03 diperoleh data aktivitas belajar siklus I. Aktivitas belajar meliputi aktivitas guru dan siswa.
aktivitas guru adalah pelaksanaan sintaks model pembelajaran DL oleh guru dalam
pembelajaran matematika terdiri dari 30 indikator. Pengamatan rentang skor penilaian 1-5 disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No Aspek yang Diamati
Indikator Skor Pertemuan
I 1 Kegiatan
Awal
1-5 17 1
2 Kegiatan Inti
6-23 65 2
3 Kegiatan Penutup
24-30 12 3
Total Skor 96 110
Kriteria Baik Baik
Rata-rata skor siklus I 103 Sumber : hasil pengolahan data penelitian (2018)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat aktvitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus I mengalami peningkatan.
Pada pertemuan pertama memperoleh skor 96 dengan kriteria baik, dan meningkat pada pertemuan kedua dengan skor 110 dan memperoleh kriteria baik. Rata-rata skor aktivitas guru siklus I sebesar 103.
Kemudian aktivitas siswa, adalah kegiatan – kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi ini dilakukan menggunakan aspek pengamatan aktivitas yang terdiri dari 20 indikator, pengamatan dengan rentang skor penilaian 1-5. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas individu siklus I, diperoleh data hasil obeservasi yang disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
N o
Aspek yang Diamat
i
Indikato r
Skor Pertemua
n I
Pertemua n II 1 Kegiata
n Awal
1-4 15 20
2 Kegiata n Inti
5-17 50 50
3 Kegiata n Penutup
18-20 10 15
Total Skor 75 80
Kriteria Baik Baik
Rata-rata skor siklus I 77,5 Sumber : hasil pengolahan data penelitian (2018)
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa total skor observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 75 dengan kriteria baik. Pada pertemuan kedua meningkat menjadi 80 dengan kriteria baik.
211 Sehingga skor rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I adalah 77,5
Selanjutnya data hasil belajar pelajaran matematika pada siswa kelas 4 SDN Ngajaran 03 yang diperoleh setelah dilaksanakanya tes evaluasi di akhir siklus I. Nilai rata-rata kelas 72,27 dengan nilai tertinggi 90, sedangkan nilai terendah 55.
Ketuntasan belajar siklus I diperoleh data sebanyak 15 siswa atau 68,18% dari total keseluruhan jumlah siswa tuntas KKM (≥70). Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau 31,82% dari keseluruhan siswa. Artinya hasil belajar pada siklus I belum memenuhi indikator pencapaian 80% dari 22 siswa tuntas, maka perlu dilakukan tindak lanjut pada siklus II.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Senin, 26 aret sampai 2 april Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan siklus I adalah perencanaan antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model PjBL.
Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran DL pada siswa kelas 4 SDN Ngajara 03 diperoleh data aktivitas belajar siklus I. Aktivitas belajar meliputi aktivitas guru dan siswa.
aktivitas guru adalah pelaksanaan sintaks model pembelajaran DL oleh guru dalam pembelajaran matematika terdiri dari 30 indikator. Pengamatan rentang skor penilaian 1-5 disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3.Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Aspek yang Diamati
Indikator Skor
Pertemuan I
Pertemuan II 1 Kegiatan
Awal
1-5 25 25
2 Kegiatan Inti
6-23 80 85
3 Kegiatan Penutup
24-30 25 30
Total Skor 130 140
Kriteria Sangat
Baik
Sangat Baik Rata-rata skor siklus I 135
Sumber : hasil pengolahan data penelitian (2018)
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat aktvitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus I mengalami peningkatan.
Pada pertemuan pertama memperoleh skor 130 dengan kriteria sangat baik, dan meningkat pada pertemuan kedua dengan skor 140 dan memperoleh kriteria sangat baik. Rata-rata skor aktivitas guru siklus I sebesar 135.
Tabel 4.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati
Indikator Skor
Pertemuan I
Pertemuan II 1 Kegiatan
Awal
1-4 20 20
2 Kegiatan Inti
5-17 55 60
3 Kegiatan Penutup
18-20 15 15
Total Skor 90 95
Kriteria Sangat
Baik
Sangat Baik Rata-rata skor siklus I 92,5 Sumber : hasil pengolahan data penelitian (2018)
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa total skor observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah 90 dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua meningkat menjadi 95 dengan kriteria sangat baik. Sehingga skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 92,5.
Selanjutnya data hasil belajar pelajaran matematika pada siswa kelas 4 SDN Ngajaran 03 yang diperoleh setelah dilaksanakanya tes evaluasi di akhir siklus II. Nilai rata-rata kelas 80,50 dengan nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 60.
Ketuntasan belajar siklus II diperoleh data sebanyak 19 siswa atau 86,4% dari total keseluruhan jumlah siswa tuntas KKM (≥70). Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa atau 13,6% dari keseluruhan siswa. Artinya hasil belajar pada siklus II sudah memenuhi indikator pencapaian 80% dari 22 siswa tuntas. maka hasil penelitian menggunakan model DL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika siswa kelas 4 SDN Ngajaran 03 tahun ajara 2017/2018.
Analisis Komparatif Aktivitas Belajar
Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika siklus I dan siklus II telah diperoleh data perbadingan hasil observasi aktivitas belajar yang disajikan dalam tabel 5.
212 Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Guru dan
Siswa Siklus I dan Siklus II
Tindakan Siklus I Siklus II
Jumlah Skor
Presentase
%
Jumlah Skor
Presentase
% Aktivitas
Guru
103 68% 135 86%
Aktivitas Siswa
72,5 72,5% 92.5 92,5%
Sumber : hasil pengolahan data penelitian (2018)
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui terjadi peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada total skor aktivitas guru siklus I mendapat skor 103 atau 68%.
Kemudian meningkat pada siklus II dengan skor 135 dengan persentase 86%. Begitu juga dengan skor aktivitas belajar siswa pada siklus I mendapat rata-rata skor 77,5 atau 77,5% menigkat pada siklus II dengan rata rata skor sebesar 92,5, atau sebesar 92,5%.
Hasil Belajar
Hasil belajar diperoleh dari tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
Dari Pra Siklus, siklus I, dan siklus II telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar pada pelajara matematika. Adapun data perbandinganya disajikan dalam tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6.Perbandingan Ketuntasan dan Hasil belajar matematika Siklus I dan
Siklus II
Ketunt asan Belaja r
Ni lai
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II Ban
yak sisw a
Per sen
% Ban yak sisw a
Per sen
% Ban yak sisw a
Per sen
% Tuntas ≥
70
12 54
%
15 68
%
19 86
% Belum
Tuntas
<
70
10 46
%
7 32
%
3 14
%
Jumlah 22 100
%
22 100
%
22 100
% Nilai Rata-
rata
Sumber : hasil pengolahan data penelitian (2018)
Berdasarkan tabel 6 tentang perbandingan dan ketuntasan hasil belajar muatan PPKn tema 4 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I, siklus II. Pada kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM sejumlah 12 siswa dengan persentase 54% , siswa yang belum tuntas atau mencapai KKM sebanyak 10 siswa dengan 46% dengan nilai rata-rata siswa 68
. Kemudian meningkat pada siklus I dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dengan persentase 68% % dan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dengan persentase 32% dengan nilai rata-rata siswa 72,27. Dan pada siklus II meningkat dengan jumlah siswa yang tuntas KKM sebanyak 19 siswa dengan persentase 86% dan jumlah siswa yang masih belum tuntas sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 14% dengan nilai rata-rata siswa 87. Ini menunjukan bahwa dengan adanya penelitian hasil belajar dan ketutansan nilai pelajaran matematika dapat meningkat tiap siklusnya.
Pembahasan
Diketahui setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran DL hasil belajar pelajaran matematika yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai KKM ≥ 70 yang telah dtentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II
Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran DL dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika materi pengumpulan dan penyajian data . Berdasarkan uraian yang telah disajikan, maka penerapan model pembelajaran DL dalam pembelajaran muatan matematika siswa kelas 4 SDN Ngajaran 03 tahun ajaran 207/2018 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas 4 SDN Ngajaran 03 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar muatan matematika materi pengumpulan dan penyajian data melalui penerapan model pembelajaran DL peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.
Melalui penerapan model DL siswa mampu menemukan sendiri suatu konsep pada pembelajaran matematika.
Saran
Bagi guru: Penerapan model pembelajaran DL pada pelahjaran
213 matematika hendaknya dapat diterapkan
pada pelajaran lain, agar dapat meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik. Sebaiknya penerapan model pembelajaran DL juga disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik agar siswa antusias dalam kegiatan pembelajaran
Bagi siswa: Siswa hendaknya lebih aktif bekerja sama dan bersemangat untuk belajar melaui penerapan model DL sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat maksimal
Bagi peniliti selanjutnya: Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran DL tidak hanya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, tetapi dapat mengembangkan penerapan model pembelajaran DL sehingga memperoleh hasil yang maksimal UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada SDN Ngajaran 03 yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas 4.Terimakasih kepada Bapak Suhartono S.Pd selaku wali kelas dari kelas 4, dan kepada Kepala sekolah SDN Ngajaran 03 Ibu Sri Sugiarni, S. Pd.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Gramedia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Gavamedia.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Illahi, Mohamad Takdir. 2012.
Pembelajaran Discovery Strategy.
Bandung: Pustaka Pelajar.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suherman, Erman. 2010. Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Surayin. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Malang: Yrama Widya.
Usman, Moh Uzer. 2014. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.