LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN SISTEM PERNAPASAN PADA PENDERITA ASMA EKSASERBA
SI DI RUANGAN BAJI ATI RS LABUAN BAJI MAKASSAR STASE KEPERAWATAN MEDIKALBEDAH
OLEH :
NAMA : RILA RISMAN NIM : A1CI22022
CI. LAHAN CI. INSTITUSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR 2022/2023
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ASMA EKSASERBASI A. Defenisi Asma
Asma merupakan penyakit inflamasi ( peradangan ) kronik saluran pernapasan yang menyebabkan hipraktifitas brongkus terhap berbagai rangsangan yang di tandai dengan gejala episodic berulang berupa batuk, sesak napas dan rasa berat di dada teutama pada malam atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik atau tanpa pengobatan ( Rizkifani shoma. 2022 )
B. Anatomi Fisioogi 1. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
2. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda ( huruf C ) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
5. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli).
Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.
6. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan)
7. Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus
superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
8. Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.
Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.
C. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Genetik merupakan faktor predisposisi dari asma bronkhial.
b. Faktor Presipitasi 1. Alergen
Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Contohnya: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.
b. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Contohnya: makanan dan obat- obatan.
c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. Contohnya:
perhiasan, logam, dan jam tangan.
2. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
3. Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma. Stress juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada
4. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.
5. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat.
D. Patofisiologis
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Respon alergi di saluran pernapasan, Antigen yang terikat IGE pada permukaan sel mast atau basophil, Mengeluarkan mediator histamine, platelet.
kontriksi otot polos meningkat bradykinin Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru. Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel- sel mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.
E. Klasifikasi, Tipe Atau Jenis
Berdasarkan etiologinya Asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu
1. Ekstrinsik (alergik) : Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
2. Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
3. Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergi.
Berdasarkan Keparahan Penyakit :
Asma intermiten : Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu.
Asma persisten ringan : Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali dalam 1 hari.
Asma persisten sedang (moderate): Gejala muncul tiap hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu.
Asma persisten berat (severe) : Gejala terus menerus terjadi, eksaserbasi sering terjadi, gejala asma malam hari sering terjadi, aktifitas fisik terganggu oleh gejala asma, PEF dan PEV1 < 60%.
F. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala bervariasi sesuai dengan derajat brongkospasme klasifikasi keparahan eksaserbasi asma
1. Tanda
N o
Tanda Ringan Sedang Berat Gejala nafas yag
mungkin terjadi 1. Posisi tubuh Mampu
berbaring
Lebih suka duduk
Tidak mampu berbarin g
Tidak mampu berbaring
2. Frekuensi pernapasan
Meningkat Meningkat Sering kali
>30/mnt
>30/mnt
3. Penggunaan obat bantu pernapasan
Biasanya tidak ada
Umumnya ada
Biasanya ada
Gerakan
torakoabdomina l I parodoksial 4. Suara napas Mengi
sedang pada
Mengi keras
Mengi keras
Gerakan udara sedikit tanmpa
pertengan sampai akhir ekspirasi
selama eksipiras
saat inspirasi dan eksipiras
mengi
5. Status mental Mungkin agitasi
Biasanya agitasi
Biasanya agitasi
Bingung atau mengantuk 2. Gejala
Gejala awal :
Batuk
Dispnea
Mengi (whezzing)
Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada
Tachicardi
Pernafasan cepat dangkal Gejala lain :
Takipnea
Gelisah
Diaphorosis
Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan
Fatigue (kelelahan)
Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara.
Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada disertai pernafasan lambat.
Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi
Sianosis sekunder
Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi.
G. Komplikasi
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas 2. Chronic persisten bronhitis
3. Bronchitis 4. Pneumonia 5. Emphysema
6. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadireaksi kontinu yang lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini mengancam hidup (Smeltzer & Bare, 2002).
H. Pemeriksaan Diagnostic 1. Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
Kristal –kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil.
Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus
Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
Terdapatnya neutrofil eosinofil 2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma
Gas analisa darah
Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat peninggian PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis yang buruk
Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi
Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggipada waktu seranggan, dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan.
Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3. Foto rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma, gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa rradiolusen yang bertambah, dan pelebaran rongga interkostal serta diagfragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, kelainan yang terjadi adalah:
Bila disertai dengan bronkhitis, bercakan hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang bertambah.
Bila terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada paru.
4. Pemeriksaan faal paru
Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien menunjukkan penurunan tekanan sistolik.
Terjadi penambahan volume paru yang meliputi RV hampi terjadi pada seluruh asma, FRC selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering terjadi pada asma yang berat.
5. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi atas tiga bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru, yakni :
Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan rotasi searah jarum jam
Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi jantung, yakni tedapat RBBB
Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES, dan VES atau terjadinya relatif ST depresi.
I. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik.
1. Penobatan non farmakologik
Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.
Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
2. Pengobatan farmakologik
Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empatkali sehari.
Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan disis 800 empat kali semprot tiap
hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam
Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutka drip Rl atau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
Antibiotik spektrum luas.
J. Konsep asuhan keperawatan a. Riwayat kesehatan sekarang
1. Waktu terjadinya sakit : Berapa lama sudah terjadinya sakit
2. Proses terjadinya sakit : Kapan mulai terjadinya sakit, Bagaimana sakit itu mulai terjadi
3. Upaya yang telah dilakukan : Selama sakit sudah berobat kemana, Obat- obatan yang pernah dikonsumsi.
4. Hasil pemeriksaan sementara / sekarang : TTV meliputi tekanan darah, suhu, respiratorik rate, dan nadi. Adanya patofisiologi lain seperti saat diauskultasi adanya ronky,wheezing.
b. Riwayat kesehatan terdahulu
1. Riwayat merokok, yaitu sebagi penyebab utama kanker paru- paru,emfisema, dan bronchitis kronis. Anamnesa harus mencakup : Usia mulai merokok secara rutin. Rata-rata jumlah rokok yang dihisap setiap hari. Usai menghentikan kebiasaan merokok.
2. Pengobatan saat ini dan masa lalu 3. Alergi
4. Tempat tinggal
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan pengkajian ini : Penyakit infeksi tertentu seperti TBC ditularkan melalui orang ke orang. Kelainan alergi seperti asma bronchial, menujukkan suatu predisposisi keturunan tertentu.Asma bisa juga terjadi akibat konflik keluarga. Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang tingkatpolusi udaranya tinggi.Polusi ini bukan sebagai penyebab timbulnyapenyakit tapi bisa memperberat.
d. Riwayat kesehatan lingkungan.
e. Pola Keseharia
1. Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi,mobilisaasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga.
a) Airway
b) Batuk kering/tidak produktif, wheezing yang nyaring, penggunaan otot–otot aksesoris pernapasan ( retraksi otot interkosta)
c) Breathing
d) Perpanjangan ekspirasi dan perpendekan periode inspirasi, dypsnea,takypnea, taktil fremitus menurun pada palpasi, suara tambahanronkhi, hiperresonan pada perkusi
e) Circulation
f) Hipotensi, diaforesis, sianosis, gelisah, fatique, perubahan tingkatkesadaran, pulsus paradoxus > 10 mm
2. Pola istirahat tidur
a) Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur b) Kualitas dan kuantitas jam tidur
3. Pola nutrisi – metabolic
a) Berapa kali makan sehari b) Makanan kesukaan
c) Berat badan sebelum dan sesudah sakit d) Frekuensi dan kuantitas minum sehari 4. Pola eliminasi
a) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari b) Nyeri
c) Kuantitas
5. Pola kognitif perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
6. Pola konsep diri a) Gambaran diri b) Identitas diri
c) Peran diri d) Ideal diri e) Harga diri
f) Cara pemecahan dan penyelesaian masalah 7. Pola seksual – reproduksi
a) Adakah gangguan pada alat kelaminya.
8. Pola peran hubungan
Hubungan dengan anggota keluarga a) Dukungan keluarga
b) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
9. Pola nilai dan kepercayaan a) Persepsi keyakinan
b) Tindakan berdasarkan keyakinan f. Pemeriksaan Fisik
Data klinik, meliputi:
1. TTV
2. Keluhan Utama
Data hasil pemeriksaan yang mungkin ditemukan:
1. Kulit: Warna kulit sawo matang, turgor cukup.
2. Kepala: Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
3. Mata: Conjungtiva merah mudah, sclera putih, pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya (+/+).
4. Telinga: Simetris, serumen (+/+) dalam batas normal.
5. Hidung: simetris, septum di tengah, selaput mucosa basah.
6. Mulut: gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering
7. Leher: trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat.
8. Thorax :
9. Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung dalam batas normal, S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.
10. Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan-kiri, nyeri tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler seluruh lapang paru, tidak ada suara tambahan.
11. Abdomen
a) Inspeksi: Perut datar, tidak ada benjolan.
b) Auskultasi: Bising usus biasanya dalam batas normal.
c) Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen.
d) Palpasi: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa.
g. Ekstremitas
1. Superior: tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus otot cukup.
2. Inferior : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-), tonus otot cukup
h. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihanjalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas 2. Gangguan pola tidur b/d batuk
i. Intervensi keperawatan N
o
Diagnosis keperawatan
Luaran Intervensi Rasional
1 Bersihanjalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas di bukutikan
dengan : D.0001 - Batuk tidak
efektif - Sputum
berlebihan - Mengi,
wheezing dan ronki kering - Frekuensi napas
berubah
Bersihan jalan napas I. 01001 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 2x24 jam di harapkan pola tidur membaik:
- Batuk efektif meningkat - Produksi
sputum meurun - Bunyi wengi
menurun - Bunyi
wheezing menurun - Ortopnea
meningkat
Latihan batuk efektif I. 01006 Observasi
- Identifikasi kemampuan batuk
Terapeutik
- Atur posisi semi fowler - Pasang perlak dan bengkok
dipangkuan pasien
- Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif - Anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir di tipiskan selama 8 detik - Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah setelah tarik napas dalam yang ke 3
- Anjurkan minum air hangat
1. Tujuanya untuk mengetahui pasien mampu melakukan batuk efektif 2. Pada pasien
asma telah
dilakukan untuk mengurangi sesak napas dan membantu mengembangka n paru dengan derajat
miringkan 45 0 3. Tujuanya untuk
menjaga
kebersihan dan kenyamanan pada pasien 4. Tujuanya agar
pasien dapat memahami
tujuan dan
prosedur
tindakan batuk efektif
5. Tujuanya menghilangkan ganggan
pernapaan dan menjaga paru- pau agar tetap
bersih
6. Tujuannya untuk mengetahui pasienya
betulbetul sudah memahami relaksasi nafas dalam 3x
7. Tujuanya untuk membantu megeluakan secret/dahak dalam paru-paru 8. Tujuanya untuk
meredakan batuk 2 Gangguan pola
tidur b/d batuk di buktkan dengan:
D.0055 - Klien
mengatakan selama sakit sulit tidur karena meresakan sesak dan batuk
- Klien mengeluh
pola tidur
berubah, di
malam hari klien tidak pernah tidur
Pola tidur I. 10100
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 2x24 jam di harapkan pola tidur membaik:
- keluhan sulit tidur
menurun - keluhan tidak
puas tidur menurun - keluhan pola
tidur berubah menurun
Dukungan Tidur I.05174 Observasi
- Identifikasi factor pengga nggu tidur
- Identifikasi obat yang me ngganggu tidur
Trapeutik
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
1. Tujuannya untuk mengetahui
penyebab gangguan tidur
2. Tujuanya agar mengetahui obat pengganggu tidur 3. Tujuanya agar 4. agar tubuh lebih terasa berenegi dan fit, serta menjaga fungsi otak
5. tujuanya agar membiasakan tidur dengan waktu yang tempo
dan di siang hari klien bisa tidur hanya 3 jam - Klien mengeluh
tidur dan
istrahatnya tidak cukup
- keluhan istirahat tidak cukup
menurun
K. Web Of Causation
Respon alergi di saluran pernapasan
Antigen yang terikat IGE pada permukaan sel mast atau basofil
Mengeluarkan mediator histamine, platelet, bradikinin,
Edema mukosa, sekresi produktif, kontriksi otot polos meningka
Ansietas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
- Mucus berlebiha - Batuk
- Wheezing - Sesak napas
Penyempitan/obstruksi proksimal dan bronkus pada tahap ekspirasi
dan inspirasi Spasme otot polos sekresi kelenjar bronkus meningkat
Kurang tidur
Gangguan pola tidur
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Unit : Baji Ati Tanggal Pengkajian :
01-09-2022
Ruang/Kamar : 605 Waktu Pengkajian : 13:30- selesai
Tgl Masuk : 30-08-2022 Jam: 10 Auto Anamnese : Allo Anamnese : I. IDENTIFIKIKASI
A. PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 74 Jenis Kelamin : L
Status Perkawinan : Sudah kawin Agama/Suku : Bugis makassar Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sukruti
Alamat Rumah : Jl. Gaga 18
Dx. Medik : Asma Eksaserbasi
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Novina
Alamat : Jl. Gaga 10
Hubungan dgn pasien : Anak
C. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan Utama : Sesak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan saat masuk di UGD tgl 30-08-2022 mengeluh sesak dan batuk 1 minggu sebelum masuk RS, serta terasa nyeri di abdomen kuadran kiri atas pada saat batuk, klien mengatakan tidak bisa tidur dimalam hari dan di siang hari dapat tidur 3-4 jam.
3. Riwayat Kesehatan Lalu : Asma
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang di alami
D. GENOGRAM
G1 : Kakek dan nenek pasien meninggal karna faktor usia
X X
X X
? x
x ? ?
? ? ?
?
X ?
74 70 Ket.
:Laki-laki : perempuan : Meninggal
: Pasien
? : tidak diketahui Garis serumah
30 28 25
32
G2 : Ayah pasien meninggal karna faktor usia G3 : Pasien anak ke 2 dari 3 bersaudara
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. TANDA-TANDA VITAL 1. Kesadaran
Kualitatif : Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow :- Respon Motorik : 6
- Respon Bicara : 5
- Respon Membuka Mata : 4
Kesimpulan : Kesadaran compos mentis 2. Tekanan Darah : 122/77
MAP : 92
3. Suhu : 36,2
4. Pernapasan : 28
Irama : Reguler Irreguler Jenis : Dada Perut
5. Nadi : 88
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 26
2. Tinggi Badan : 51 Berat Badan : 167 3. I. M. T (Indeks Massa Tubuh) : 18,2
Kesimpulan : Berat badan dalam batas normal C. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)
RUMUS : 2XD+S/3 2X77+122/3 = 92
1. Kepala:
- Bentuk : Kepala nampak bulat
- Kulit kepala : Nampak tidak ada luka, kutu dan ketombe - Rambut : Rambut nampak berwarna campur hutam
putih, dan pendek 2. Mata:
- Konjungtiva : conjungtifa nampak anemis - Sklera : Nampak ikterik
- Kornea : Nampak ada cincin warna putih di kornea 3. Hidung:
- Kebersihan : Nampak tidak ada kotoran di lubang hidung - Cuping hidung : nampak tidak kembang kempis
4. Telinga : Nampak tidak ada kotoran dan tidak ada gangguan pendengaran
5. Mulut :
- Rongga Mulut : Nampak nampak tidak ada sisa-sisa makanan - Gusi : Gusi nampak warna merah
- Gigi : Gigi nampak warna kuning dan gigi gerahang nampak 2 yang jatuh
- Mukosa Bibir :
6. Leher : Nampak tidak ada pembengkakan 7. Thorax (Paru-Paru) :
- Inspeksi : Kepatenan lubang hidung nampak tidak ada doplek, leher nampak simetris tidak ada pembengkakan kiri dan kanan, dada nampak simetris antara kiri dan kanan dengan frekuensi 28x/mnt, nampak menggunakan alat bantu pernapasan O2 nasal knul dan nebulizer
- Palpasi : Hidung teraba tidak ada nyeri tekan, leher teraba tidak ada pembesaran atau pergeseran, torax teraba simetris dengan posisi tangan menjauh 2-3 cm dan akral teraba dingin
- Perkusi : Nampak terdengar suara pekak di lapang paru
- Auskultasi : Nampak terdengar denyutan bagian trakeal, terdengar suara bronchial di bagian ICS 2 di bawah clavicular serta terdengar suara wezing di seluruh lapang paru
8. Jantung :
- Inspeksi : mata nampak tidak ada lemak putih, nampak ada cincin warna putih di kornea, conjungtifa nampak anemis, bibir nampak pucat, nampak tidak ada sianosis, nampak tidak ada pembesaran di vena jugularis dan bagian ekstremitas atas tidak ada sianosis, tidak ada pembesaran pada kuku serta tidak ada udem pada kaki
- Palpasi : frekuensi nadi 88, iama, kualitas, volume, stelah diangkat kedua tangan tidak ada perbedaan denyutan nadi, dan teraba adanya denyutan di bagian ICS sebelah kiri - Perkusi : terdengar suara pekak pada aorta ICS 2 seelah
kanan, pulmonal ICS 2 sebelah kiri, tricuspid ICS 4 kiri, mitral ICS 5 kiri dari arah lateral ke medial
- Auskultasi : nampak terdengar bunyi clap dup pada bagian aorta, pulmonal, tricuspid, dan mitral
9. Abdomen
- Inspeksi : nampak tidak ada perubahan warna, luka, abdomen nampak cekung, tidak ada massa, nampak tidak ada hernia atau benjolan pada slangkangan, umbilicus nampak cekung, serta tidak ada askites atau penumpukan cairan pada rongga perut
- Auskultasi : Nampak terdengar sura pristaltik usus 15x/mnt di bagian umbilicus dan nampak terdengar vesikuler sound bruits di umbilicus serta bagian percabangan lumbalis dextra dan lumbalis sinistra, dengan frekuensi sama dengan denyutan nadi.
- Perkusi : Nampak terdengar timpani di 9 region dan tidak terdapat askites serta tidak ada nyeri di bagian ginjal - Palpasi : Nampak tidak ada nyeri tekan di 9 region 10. Ektremitas
- Edema : nampak tidak ada pembengkakan - Capilary Refill Time :
- Turgor Kulit : Nampak kembali < 3 detik
- Luka : Nampak tida ada luka di seluruh tubuh
- Kekuatan Otot :
5555 5555 5555 5555
III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN PEMELIHARAHAAN KESEHATAN Klien mengatakan mengetahui penyakit yang di alami, akan tetetapi tidak tau apa saja yang menyebabkan asma dalam pola gaya hidup klien sehari-hari merokok dan lingkungannya pasien memeliki beberapa hewan pilihara seperti kucing dan kelinci setelah dokter menganjurkan ntuk berhenti merokok, dan jauhi lingkungan rokok serta pasien sudah tidak memilihara lagi hewan piliharanya.
C. POLA ELIMINASI
Di rumah : BAB 2 kali/hari warna kunig, lunak BAK 3-4 kali/hari, kuning jernih
Di rumah sakit : BAB 2 kali/hari warna kunig, lunak BAK 3-4 kali/hari, kuning jernih
D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Di rumah : Klien mengatakan sebelum masuk RS semua aktifitas di lakukan secara mandiri seperti makan, minum, mandi, pakaian,
kerapihan,BAK/BAB, mobilitas tempat tidur di lakukan sendiri
Di rumah sakit : klien mengatakan selama perawatan di RS semua aktifitas juga di lakukan secara mandiri seperti makan, minum, mandi, pakaian, kerapihan,BAK/BAB, mobilitas tempat tidur di lakukan sendiri
E. POLA ISTIRAHAT TIDUR
Di Rumah : klien mengatakan tidak ada gangguan istirahat tidur Di Rumah Sakit : klien mengatakan selama sakit sulit tidur karena meresakan sesak dan batuk, mengeluh pola tidur berubah, di malam hari klien tidak pernah tidur serta di siang hari klien bisa tidur hanya 3 jam
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
Di Rumah : Klien mampu melihat mendengar dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi
Di Rumah Sakit :
Keadaan sejak sakit klien nampak murung dan gelisah memikirkan penyakitnya G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
Di Rumah :
Di rumah sakit : Klien mengalami apakah penyakitnya bisa di obati atau tidak pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN
Di rumah : Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat disekitar tempat tinggalnya biasa baik dan akrab
Di Rumah Sakit : Klien lebih banyak diam dan merenung dikarenakan kondisinya saat ini
I. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL Di rumah : Tidak di kaji Di Rumah Sakit : tidak dikaji
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
Di rumah : Klien mengatakan jika ada cobaan yang dihadapinya seperti kehilangan seseorang yang di sukai kien mengalihkan stresnya melakukan aktifitas yang disukainya seperti catur dan main tenis meja Di Rumah Sakit : klien hanya bisa berbaring di atas tempat tidur K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
Di rumah : Klien mengatakan kepercayaan hanya kepada Allah SWT, dan menjalankan kewajiban sholat 5 waktu sebagai seorang muslim Di rumah sakit : Klien merasa pasrah dan berserah atas semua ujian yang diberikan Allah SWT atas sakit yang menimpanya, dank lien melakuk an sholat di tempat tidur karena mengikui instruksi dari dokter tidak boleh bergerak
IV. DATA PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Nama : Tn. A
Tanggal lahir : 05-09-1950/ 71 thn, 11 bln, 26 h No RM : 393 694
Tgl pemeriksaan : 31-08-2022/ 08:47 Tgl selesai : 31-08-2022/ 13:06
No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Kimia
1. SGOT 76 6-30 U/L
2. SGPT 56 7-32 U/L
3. Albumin 3.65 3.5-5.0 g/dl
4. Ureum 33 <50 mg/dl
5. Kreatinin 0.88 0.7-1.1 mg/dl
6. Glukosa sewaktu 145 <200 mg/dl
1. Na 138 133-145 Mmol/L
2. K 4.4 3.5-5.0 Mmol/L
3. Ca 103 56-106 Mmol/L
B. TERAPI N
o
Obat Dosis Cara
pemberian
Indikasi
1. Ranitidine 50 mg Injeksi
intravena
Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esophagitis dyspepsia episodic kronis, 2. Cefriaxone 2.000 mg Injeksi
intravena Mengatasi infeksi bakteri gram negatif 3. methylprednisolone 62,5 mg Injeksi
intravena Sebagai anti inflamasi 4. Nebu combiveni 8 UDV Nebulizer Untuk mengatasi
serangan asma penyempitan saluran pernapasan akibat PPOK
6. Nebu pulmicord 200-1200 mcg/hari
Nebulizer Meredahkan dan mencegah serangan asma, sesak dan mengi
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA EKSASERBASI A. Klasifikasi data
Data subjektif Data objektif
2. Klien mengatakan sesak napas dan keluar masuk RS sudah 4x 3. Klien mengatakan batuk 1
minggu sebelum masuk RS, 4. Klien mengatakan terasa nyeri
di abdomen kuadran kiri atas pada saat batuk,
5. Klien mengatakan tidak bisa tidur dimalam hari dan di siang hari dapat tidur 3-4 jam.
6. Klien mengatakan selama sakit sulit tidur karena batuk dan kebisingan, serta cahaya lampu 7. Klien mengeluh pola tidur
berubah, di malam hari klien
- Klien nampak sesak
- Klie nampak menggunakan alat bantu pernapasan O2
- Klien nampak menggunakan alat bantu nebulizer untuk mengencerkan sputum
- Klien tanpak sesekali menguap selama dialkukan pengkajian
- TTV
TD : 120/70 P : 28 N : 88 S : 36.5 0 C
tidak pernah tidur dan di siang hari klien bisa tidur hanya 3 jam 8. Klien mengeluh tidur dan
istrahatnya tidak cukup
B. Analisa data N
o
Hari, tgl Data Etiologi Masalah
1 Kamis/
01-09- 2022
DS:
- Klien mengatakan sesak napas dan keluar masuk RS sudah 4x
- Klien mengatakan batuk 1 minggu sebelum masuk RS,
- Klien mengatakan terasa nyeri di abdomen kuadran kiri atas pada saat batuk, - Klien mengatakan tidak
Respon alergi di saluran pernapasan Antigen yang terikat IGE pada permukaan sel mast atau basophil
Mengeluarkan
mediator histamine, platelet, bradykinin
Edema mukosa, skresi produktif, kontriksi
Bersihanjalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas
bisa tidur dimalam hari dan di siang hari dapat tidur 3-4 jam.
DO:
- Klien nampak sesak
- Klie nampak
menggunakan alat bantu pernapasan O2
- Klien nampak
menggunakan alat bantu
nebulizer untuk
mengencerkan sputum
- TTV
TD : 120/70 P : 28 N : 88 S : 36.5 0 C
otot polos meningka
Spasme otot polos sekresi
kelenjar bronkus meningkat
Penyempitan/obstruks i
proksimal dan
bronkus
pada tahap ekspirasi dan inspirasi
Mucus berlebiha, Batuk. Wheezing, Sesak napas
Bersihanjalan napas tidak efektif
2 Kamis/
01-09- 2022
DS:
- Klien mengatakan selama sakit sulit tidur karena batuk dan kebisingan, serta cahaya lampu
- Klien mengeluh pola tidur berubah, di malam hari klien tidak pernah tidur dan di siang hari klien bisa tidur hanya 3 jam
- Klien mengeluh tidur dan istrahatnya tidak cukup DO:
Respon alergi di saluran pernapasan Antigen yang terikat IGE pada permukaan sel mast atau basophil
Mengeluarkan
mediator histamine, platelet, bradykinin
Edema mukosa, skresi produktif, kontriksi otot polos meningka
Ansietas
Gangguan pola tidur
- Klien tanpak sesekali
menguap selama
dialkukan pengkajian
Kurang tidur
Gangguan pola tidur
C. Diagnosa keperawatan No
.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihanj alan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas 2. Gangguan pola tidur b/d batuk
D. Intervensi keperawatan N
o Diagnosis
keperawatan Luaran Intervensi Rasional
1 Bersihanjalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas di bukutikan
dengan : D.0001 - Batuk tidak
efektif - Sputum
berlebihan
Bersihan jalan napas I. 01001 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 2x24 jam
di harapkan
bersihan jalan nafas membaik:
- Batuk efektif meningkat
Latihan batuk efektif I. 01006 Observasi
- Identifikasi kemampuan batuk
Terapeutik
- Atur posisi semi fowler - Pasang perlak dan bengkok
dipangkuan pasien
- Buang secret pada tempat
1. Tujuanya untuk mengetahui pasien mampu melakukan batuk efektif 2. Pada pasien
asma telah
dilakukan untuk
- Mengi,
wheezing dan ronki kering - Frekuensi napas
berubah
- Produksi sputum meurun - Bunyi wengi
menurun
- Bunyi wheezing menurun
- Ortopnea meningkat
sputum Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif - Anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir di tipiskan selama 8 detik - Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah setelah tarik napas dalam yang ke 3
- Anjurkan minum air hangat
mengurangi sesak napas dan membantu mengembangka n paru dengan derajat
miringkan 45 0 3. Tujuanya untuk
menjaga
kebersihan dan kenyamanan pada pasien 4. Tujuanya agar
pasien dapat memahami
tujuan dan
prosedur
tindakan batuk efektif
5. Tujuanya menghilangkan ganggan
pernapaan dan menjaga paru- pau agar tetap bersih
6. Tujuannya untuk mengetahui pasienya
betulbetul sudah memahami relaksasi nafas dalam 3x
7. Tujuanya untuk
membantu megeluakan secret/dahak dalam paru-paru 8. Tujuanya untuk
meredakan batuk 2 Gangguan pola
tidur b/d batuk di buktkan dengan:
D.0055 - Klien
mengatakan selama sakit sulit tidur karena
batuk dan
kebisingan, serta cahaya lamp u
- Klien mengeluh pola tidur beruba h, di malam hari
klien tidak
pernah tidur dan di siang hari klien bisa tidur hanya 3 jam
- Klien mengeluh
tidur dan
istrahatnya tidak
Pola tidur I. 10100
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan dalam 2x24 jam di harapkan pola tidur membaik:
- keluhan sulit tidur
menurun - keluhan tidak
puas tidur menurun - keluhan pola
tidur berubah menurun - keluhan
istirahat tidak cukup
menurun
Dukungan Tidur I.05174 Observasi
- Identifikasi factor pengga nggu tidur
- Identifikasi obat yang me ngganggu tidur
Trapeutik
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
1. Tujuannya untuk mengetahui
penyebab gangguan tidur
2. Tujuanya agar mengetahui obat pengganggu tidur 3. Tujuanya agar 4. agar tubuh lebih terasa berenegi dan fit, serta menjaga fungsi otak
5. tujuanya agar membiasakan tidur dengan waktu yang tempo
cukup
E. Implementasi
Nama/umur : Anwar/74 Ruang/unit : Baji Ati
Tgl Dk Jam Implementasi Respon pasien
02-09-2022 Bersihanjalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas.
D.0001
Gangguan
14:30 Latihan batuk efektif I. 01006 1. Mengidentifikasi
kemampuan batuk
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
3. Mengatur posisi semi fowler
4. Memasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
5. Menganjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir di tipiskan selama 8 detik 6. Menganjurkan mengulangi
Tarik napas dalam 3 kali
7. Menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah setelah Tarik napas dalam yang ke 3 8. Menganjurkan minum air
hangat
1. Pasien mampu melakukan batuk efektif
2. Klien memahami prosedur batuk efektif
3. Telah dilakukan posisi
semifouwler 4. Terpasang
bengkok dan perlak
5. Bisa relaksasi nafas dalam
6. Pasien mampu mengikuti
perintah
7. Pasien mampu mengeluarkan dahaknya sedikit 8. Klien mengikuti
instruksi minum air hangat
pola tidur b/d batuk di buktkan dengan:
D.0055
17:30
Dukungan tidur 1.05174
1. Mengidentifikasi factor peng ganggu tidur
2. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
3. Menetapkan jadwal tidur 4. Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
1. Penganggu tidur sesak
2. Pasien mampu memahami
3. Telah di tetapkan jadwal tidur pada
malam hari
ditetapkan jadwal tidur pukul 22.00 – 05.00, pada siang pada pukul 13.00 – 14.00
4. Pasien mengatakan akan
mengusahakan
menepati iam
tidurnya 03-09-2022 Bersihanjalan
napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas.
D.0001
14:30
17:30
Latihan batuk efektif I. 01006 1. Memposisikan semifowler
2. Memasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien 3. Mengajarkan tarik napas
dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir di tipiskan selama 8 detik
1. Pasien mampu posisi semifoler 2. Terpasang perlak
dan benkok
3. Pasien mampu memperagakannya
4. Pasien mampu
Gangguan pola tidur b/d batuk di bukti kan dengan:
D.0055
4. Menganjurkan mengulangi Tarik napas dalam 3 kali 5. Menganjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah setelah Tarik napas dalam yang ke 3 6. Menganjurkan minum air
hangat
Dukungan tidur 1.05174
1. Menganjarkan relaksasi otot nonfarmakologi
2. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
mengikuti perintah 5. Pasien mampu
mengeluarkan dahaknya sedikit 6. Pasien nampak
minum air hangat
1. Pasien mampu memahami yang dijelaskan
2. Pasien
mengatakan akan mengusakan menempati waktu jam tidurnya 04-09-2022 Bersihan
jalan napas tidak efektif b/d
hipersekresi jalan napas.
D.0001
09:00 Latihan batuk efektif I. 01006 1. Memposisikan semifowler 2. Memasang perlak dan
bengkok dipangkuan pasien 3. Mengajarkan tarik napas
dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir di tipiskan selama 8 detik
4. Menganjurkan mengulangi Tarik napas dalam 3 kali 5. Menganjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah setelah Tarik napas dalam yang ke 3
1. Pasien mampu posisi semifoler 2. Terpasang perlak
dan benkok
3. Pasien mampu memperagakannya
4. Pasien mampu mengikuti perintah 5. Pasien mampu
mengeluarkan dahaknya dengan
jumlah yang
Gangguan pola tidur b/d batuk dibukti kan dengan:
D.0055
11:30 6. Menganjurkan minum air hangat
Dukungan tidur 1.05174
1. Menganjarkan relaksasi otot nonfarmakologi
2. Menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
banyak
6. Pasien nampak minum air hangat
1. Pasien mampu memahami yang dijelaskan
2. Pasien mengatakan akan mengusakan menepati waktu jam tidurnya
Evaluasi keperawatan Nama/umur : Anwar/74 Ruang/unit : Baji Ati Tanggal/ja
m Diagnosis
keperawatan Evaluasi Ttd,/Ril
a Risman 02—09-2022 Bersihanjala
n napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas.
D.0001
S : - klien mengtakan sesak napas - Klien mengatakan batuk O: - KU : Lemah
-infus nacl 0.9 20 tts - klien nampak batuk TTV :
TD : 120/70 P : 28 N : 88 S : 36.5 0 C
A: Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
P: lanjutkan intevensi
- Anjukan klien batuk efektif
Gangguan pola tidur b/d batuk di buktkan dengan:
D.0055
- Anjurkan klien minum air hangat
- Menganjurka posisi semifowle r
S : Klien mengatakan waktu tidur nya belum membaik
O : - KU lemah
- Klien masih sering menguap A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 03—09-2022 Bersihanjala
n napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas.
D.0001
Gangguan pola tidur b/d batuk di buktkan dengan:
D.0055
S : - klien mengtakan sesak napas bekurang
- Klien mengatakan batuk berkurang
O: - KU : Lemah
-infus NaCL 0.9 20 tts - klien nampak batuk TTV :
TD : 120/70 P : 28 N : 88 S : 36.5 0 C
A: Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
P: lanjutkan intevensi
- Anjukan klien batuk efektif - Anjurkan klien minum air
hangat
- Menganjurka posisi
semifowler
S : Klien mengatakan waktu tidur nya belum membaik
O : - KU lemah
- Klien masih sering menguap A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 04—09-2022 Bersihanjala
n napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas.
D.0001
Gangguan pola tidur b/d batuk di buktkan dengan:
D.0055
S : - klien mengtakan sesak napas bekurang
- Klien mengatakan sudah tidak batuk
O: - KU : Lemah -infus NaCL 0.9 20 tts TTV :
TD : 120/70 P : 26 N : 88 S : 36.5 0 C A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intevensi
- Menganjurka posisi
semifowler
S : Klien mengatakan waktu tidur sedikit membaik
O : Klien sudah lebih segar A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervens DAFTAR PUSTAKA
Rizkifani shoma, pratiwi lizar, kasrin defiga. 2022. Penggolongan obat berdasarkan peresepan obat asma di intalsi rawat jalan RSUD Dr agoesdjam ketapang.
Volume . jawa barat.
Kusuma hardhi, nurarif huda amin.2015. asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA. Jogjakarta
Pery anugraeni abenita paulina.2019. Asuhan keperawatan pada an. N. A dengan asma bronkial. Kupang