• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM MEME DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM MEME DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DALAM “MEME”

DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Muhammad Fajry Anugrah dan Azis

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar Jalan Daeng Tata Raya, Makassar, Sulawesi Selatan

Nughyemo@gmail.com

Abstract: The Use of Slang in Memes on Social Media Instagram. The study aims to: (1) review the slang form of meme and (2) examine the social function of using slang in meme.

This type of study is qualitative work it is done in Makassar and via Internet access to instagram. The research design used is a qualitative description. The focus of the study, which focuses on the slang form of words, phrases, clauses, sentences, and calls, as well as the social function of the slang language, shows a direct view of social media in the slang language. The data-gathering technique covered by the reading and research instrument quotes consists of the main instruments that are researchers and supporting instruments that include smartphones. Studies reveal that the use of slang in social media has been found in two things:

(1) expressions of using the slang language, including phrases, clauses, and sentences, and (2) as for the function of using the slang language, four are found: consoling, criticizing, insinuating, and counseling.

Keywords: language variance, slang, and meme

Abstrak: Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meme di Media Sosial Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengkaji wujud bahasa gaul dalam meme dan (2) Mengkaji fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dalam meme. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian ini dilakukan di Makassar dan melalui akses internet untuk dapat mengakses Instagram. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini, yaitu data mengenai wujud bahasa gaul berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana, serta fungsi sosial bahasa gaul. Sumber data penelitian, pengamatan langsung di media sosial instagram terkait bahasa gaul dalam meme. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca kutip. Instrumen penelitian terdiri dari instrument utama yaitu peneliti dan instrument pendukung meliputi Smartphone/Gawai. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa gaul dalam meme di media sosial Instagram ditemukan dua hal: (1) wujud penggunaan bahasa gaul ada empat, yaitu penggunaan bahasa gaul berwujud kata, frasa, klausa, dan kalimat, dan (2) adapun fungsi penggunaan bahasa gaul yang ditemukan ada empat, yaitu fungsi menghibur, mengkritik, menyindir, dan menasihati.

Kata kunci: variasi bahasa, bahasa gaul, dan meme

(2)

PENDAHULUAN

Sosiolinguistik merupakan sebuah cabang linguistik yang mengkaji bahasa yang erat hubungannya dengan masyarakat, terkhusus masyarakat penutur bahasa tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dikatakan sosiolinguistik itu mengkaji keterkaitan antara linguistik untuk segi kebahasaan dan sosiologi dari segi hubungan masyarakat. Menurut Jannah, dkk (2017) bahwa sosiolinguistik merupakan salah satu cabang dari ilmu kebahasaan atau linguistik dimana menempatkan penggunaan bahasanya memandang kedudukan penutur bahasa dalam hubungan sosial.

Sosiolinguistik juga tidak lepas dari terbentuknya beberapa variasi bahasa yang diakibatkan karena beberapa golongan tertentu dari masyarakat menciptakan beberapa variasi bahasa yang hanya dapat dimengerti oleh pihak-pihak tertentu. Variasi bahasa yang hanya diketahui oleh pihak-pihak tertentu sering disebut sebagai bahasa remaja, karena pada mulanya berkembang pada kalangan remaja. Bahasa remaja ini juga umum disebut sebagai bahasa prokem atau bahasa gaul.

Dewasa ini, penggunaan bahasa gaul lebih banyak digunakan daripada penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah. Penggunaan bahasa gaul berkembang di masyarakat dengan cukup cepat, terutama di kalangan generasi muda yang cenderung menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Nurhasanah (2014) berpendapat bahwa bahasa gaul merupakan gaya bahasa yang berkembang dari berbagai bahasa, salah satunya dari bahasa Indonesia. Struktur bahasa gaul cenderung tidak pasti. Kata- kata dalam bahasa gaul sebagian besar merupakan kata yang sulit dilacak asal mulanya, karena pada bahasa gaul kata-katanya kadang berupa singkatan, terjemahan, ataupun sebuah kata yang dipelesetkan.

Perkembangan bahasa gaul, merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Salah satu contoh perkembangan teknologi yang memengaruhi perkembangan bahasa gaul antara lain, yaitu media sosial. Media sosial merupakan tempat yang paling cepat dalam menyebarkan berita atau informasi kepada orang-orang. Dalam hal ini, media sosial seperti Facebook, Instagram, Line, Twitter, WhatsApp, dll. merupakan media sosial yang populer yang bukan hanya anak remaja saja yang mengaksesnya tetapi hampir semua jenjang usia bisa dengan mudah mengaksesnya.

Media sosial seperti Instagram merupakan media sosial yang banyak memuat bahasa gaul tetapi dalam bentuk meme. Menurut Bauckhage (2011), perkembangan meme melalui komentar, imitasi, parodi, atau bahkan hasil pemberitaan di media merupakan hal yang paling umum terjadi. Menurut Shifman (dalam Nugraha, dkk. 2015), frasa meme umumnya diterapkan untuk menggambarkan propaganda pada konten seperti lelucon, rumor, video, atau situs dari satu orang ke orang lainnya melalui internet. Penyebaran meme yang begitu cepat membuat meme-meme baru banyak yang bermunculan, tapi kadang kala banyak juga bentuk asli dari meme itu yang masih sering diunggah sampai berulang kali.

Di media sosial, meme sangat mudah ditemukan karena beberapa orang memang sengaja untuk mengunggah meme ke akun pribadinya karena merasa tertarik dengan meme tersebut, baik dari segi topik yang dibahas maupun gambar yang ditampilkan. Hal itu, terus berlanjut ke pengguna yang lain. Mereka akan melakukan hal yang sama jika menurutnya meme itu memang menarik. Akibatnya, saat ini banyak meme yang dapat ditemukan di media sosial. Bahkan, fenomena meme sudah mulai terkenal di kalangan masyarakat.

Dalam penyebarluasan meme, bahasa yang digunakan di dalamnya sangat beragam.

Meme menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing yang dicantumkan dalam gambar atau video yang sudah diedit sedemikian rupa. Tujuan dilakukan

(3)

seperti itu adalah untuk sekadar menghibur ataupun ada maksud tersirat dalam meme yang dibuat. Bahasa yang digunakan dalam meme adalah bahasa Indonesia nonbaku. Bahasa nonbaku merupakan bahasa yang digunakan dalam situasi tidak formal. Dalam bahasa nonbaku, kaidah bahasa yang digunakan cenderung tidak konsisten atau sering kali dilanggar.

Bukan hanya dari segi penggunaan bahasa yang tidak menaati kaidah saja, dalam meme kadang menggunakan bahasa yang vulgar dan jorok atau kurang pantas. Hal ini menjadi dampak buruk yang ditimbulkan oleh penggunaan meme sebagai media dalam penyebarluasan bahasa gaul. Karena hal ini dianggap dapat merusak karakter seseorang yang sudah terbiasa menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Tapi, bukan berarti semua orang yang menggunakan bahasa gaul tidak mempunyai kesantunan dalam berbicara. Kasus seperti itu hanya terjadi pada orang-orang yang kurang paham akan kesantunan dalam berbahasa karena kurangnya pengetahuan akan bahasa.

Latar belakang mengambil meme sebagai media dalam meneliti penggunaan bahasa gaul yaitu, karena meme merupakan media yang paling umum digunakan sebagai penyebaran bahasa gaul. Selain itu, penelitian ini juga meneliti bahasa gaul dalam meme, khususnya dalam wujud dan fungsi sosialnya agar kedepannya hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Maksudnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk menepis anggapan bahwa penggunaan bahasa gaul tidak mempunyai wujud maupun fungsi sosial dalam penggunaannya. Penting untuk membahas fungsi sosial dalam penggunaan bahasa gaul dalam meme agar orang-orang lebih mengetahui fungsi dari meme dan tidak beranggapan bahwa meme hanya memiliki dampak negatif dalam perkembangan bahasa gaul.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 untuk memperoleh dan mengumpulkan data dari berbagai akun di Instagram. Adapun tempat pengambilan atau pengumpulan data yang bertempat di Makassar dan melalui akses internet untuk dapat mengakses Instagram.

Fokus penelitian ini, terletak pada kajian penelitian atau pokok soal yang tengah diteliti berdasarkan rumusan masalah, yaitu wujud bahasa gaul dalam meme di media sosial Instagram dan fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dalam meme di media sosial Instagram.

Dalam penelitian ini yang menjadi data atau wujud data yaitu satuan lingual yang berwujud kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana dalam penggunaan bahasa yang digunakan dalam meme di media sosial terutama Instagram.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari pengamatan langsung di media sosial, yaitu Instagram. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik baca kutip. Teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu transkripsi data, identifikasi data, klasifikasi data, interpretasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL

1. Wujud Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meme di Media Sosial Instagram

Ada empat wujud penggunaan bahasa gaul yang ditemukan dalam meme yang diunggah oleh beberapa akun dalam media sosial Instagram. Keempat wujud yang dimaksud, antara lain: (1) penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud kata, (2) penggunaan bahasa

(4)

gaul dalam meme berwujud frasa, (3) penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud klausa, dan (4) penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud kalimat. Adapun wujud penggunaan bahasa gaul dalam meme diuraikan sebagai berikut.

a. Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meme Berwujud Kata

Berdasarkan analisis data, penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud kata.

Bahasa gaul berwujud kata terbagi atas dua, yaitu kata tunggal dan kata kompleks. Kata tunggal merupakan kata yang belum melalui proses morfologis. Ada banyak kata tunggal yang dapat ditemukan dalam pengguanaan bahasa gaul yang terdapat pada meme.

Gambar 1. Bahasa Gaul Wujud Kata Tunggal

Pada Gambar 1, kata “caper” merupakan akronim dari kata cari perhatian. Kata caper awalnya berasal dari dua kata yaitu kata cari dan perhatian. Kemudian disingkat menjadi satu kata yaitu caper karena dianggap lebih mudah diucapkan. Penyingkatan kata caper membuat kata caper menjadi kata tunggal, karena belum mendapatkan imbuhan dan hanya mempunyai satu kata saja. Kata caper merujuk pada orang-orang yang suka mencari-cari perhatian orang lain dengan melakukan hal-hal yang terkesan mencolok, agar orang-orang melihatnya.

Penggunaan bahasa gaul yang menggunakan akronim seperti ini sering dijumpai. Orang sering menggunakan kata-kata yang disingkat karena dianggap lebih singkat dan praktis.

Terutama dalam bahasa tulis yang sekarang sudah menggunakan telpon pintar sebagai media, menyingkat kata-kata yang dainggap panjang akan sangat efisien.

Adapun akronim yang sering dijumpai dalam meme terkait dengan penggunaan bahasa gaul, yaitu baper yang artinya bawa perasaan. Kata baper juga merupakan kata tunggal sama seperti caper. Kata baper merujuk pada orang yang mudah tersinggung akan perkataan orang- orang. Karena terlalu mudah tersinggung dan terlalu mudah memasukkan kata-kata orang ke dalam hati, maka dari itu disebut baper atau bawa perasaan.

Selain kata baper, adapun kata mager dan mantul yang juga merupakan akronim yang sering dijumpai dalam penggunaan bahasa gaul. Kata mager dan mantul merupakan kata tunggal sama seperti caper dan baper. Mager merupakan singkatan dari malas gerak. Kata mager merujuk pada orang-orang pemalas yang kerjanya hanya rebahan. Adapun kata mantul yang merupakan singkatan dari mantap betul. Kata ini sering digunakan untuk menyetujui suatu gagasan yang dianggap bagus.

Terkait dengan akronim dan kata tunggal, adapun kata nolep yang merupakan akronim dan kata tunggal. Nolep merupakan akronim dari no life yang merujuk pada orang-orang yang anti sosial atau orang yang lebih suka hidup sendirian. Berbeda seperi caper, baper, mager,

(5)

dan mantul. Kata nolep setelah diubah menjadi akronim beberapa hurufnya berubah. No life yang harusnya disingkat menjadi nolif malah diubah menjadi nolep. Hal ini terjadi karena, orang-orang yang membuat kata seperti ini menganggap nolep lebih sesuai daripada nolif.

Adapun kata “ngab” yang berarti bang merupakan kata yang dipelesetkan dengan cara menukar posisi hurufnya agar terkesan lucu. Kata ngab merupakan kata tunggal karena tidak mendapat imbuhan dan hanya terdiri dari satu kata saja. Tidak seperti penulisan bahasa gaul yang menggunakan cara menyingkat atau akronim. Cara seperti ini tidak bermaksud untuk membuat pesan lebih ringkas, tetapi hanya bertujuan untuk seru-seruan saja. Perhatikan jumlah kata bang dan ngab. Sebelum dan setelah ditukar posisi hurufnya, jumlah hurufnya tetap tidak berubah. Adapun kata kuy yang artinya yuk. Jumlah hurufnya juga tidak berubah setelah ditukar posisinya. Hal ini menandakan bahwa penggunaan bahasa gaul dengan menukar posisi hurufnya tidak bermaksud untuk meringkas kata, tetapi hanya untuk hiburan.

Pada penggunaan bahasa gaul dalam meme, bukan hanya kata tunggal yang dapat ditemukan.

Kata kompleks juga dapat ditemukan dalam bahasa gaul yang digunakan dalam meme.

Gambar 2. Bahasa Gaul Wujud Kata Kompleks

Pada Gambar 2, kata “bangunin” memiliki kata dasar bangun, lalu mendapat imbuhan –in diakhiran kata sehingga menjadi bangunin. Kata ini sudah mendapat imbuhan sehingga dikatakan kata kompleks. Karena telah diberi imbuhan makna makna dari kata pun ikut berubah. Kata bangun awalnya berarti bangkit atau berdiri dari tidur. Setelah diberi imbuhan –in, makna kata pun berubah. Kata bangun menjadi bangunin yang artinya membangunkan. Membangunkan itu merupakan suatu kegiatan dengan tujuan membuat orang terbangun.

Gambar 3. Bahasa Gaul Wujud Kata Kompleks

(6)

Pada Gambar 3, kata “nungguin” yang berasal dari kata “tunggu” yang kemudian mendapat imbuhan –in di akhir kata dan perubahan huruf t menjadi n di awal kata. Kata nungguin merupakan kata kompleks yang mendapat akhiran –in sama seperti kata bangunin.

Selain kata nungguin, kata “ngeselin” juga merupakan kata kompleks. Kata dasar ngeselin adalah kesel –bentuk tidak baku dari kesal- sebelum mendapat imbuhan –in diakhir kata.

Bukan hanya imbuhan diakhir kata, tetapi ada juga perubahan huruf k jadi ng di awal kata.

Pada penggunaan bahasa gaul berwujud kata, baik kata tunggal maupun kompleks sering dijumpai dalam meme. Hanya saja dalam penggunaannya, jarang ditemukan meme yang menggunakan hanya satu kata. Pasti ada beberapa kata yang menjadi pelengkap, dan tidak menutup kemungkinan bisa menjadi frasa, klausa, atau bahkan kalimat.

b. Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meme Berwujud Frasa

Berdasarkan analisis data, penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud frasa.

Bahasa gaul berwujud frasa terbagi atas dua, yaitu: frasa endosentris dan frasa eksosentris.

Frasa endosentris memiliki unsur inti dan pewatas.

Gambar 4. Bahasa Gaul Wujud Frasa Endosentris

Pada Gambar 4, frasa “saat elo maen game” merupakan frasa endosentris. Dikatakan sebagai frasa endosentris karena memiliki unsur inti dan pewatas. Pada frasa “saat elo maen game”, terdiri atas nomina yang diikuti oleh pronomina dalam frasa saat elo dan verba yang diikuti oleh nomina pada frasa maen game. Kedua unsur itu memiliki hubungan fungsi sebagai berikut: kata saat berfungsi sebagai unsur inti dan kata elo sebagai pewatas. Begitu juga dengan kata maen berfungsi sebagai unsur inti dan kata game sebagai pewatas.

Gambar 4. Bahasa Gaul Wujud Frasa Endosentris

(7)

Pada Gambar 4, frasa “temen lucknut” merupakan frasa endosentris karena memiliki unsur inti dan pewatas. Pada frasa “temen lucknut”, terdiri atas nomina yang diikuti oleh nomina lainnya. Kedua unsur itu memiliki hubungan fungsi sebagai berikut: kata temen berfungsi sebagai unsur inti dan kata lucknut sebagai pewatas. Frasa temen lucknut merupakan pelesetan dari teman laknat. Teman laknat merujuk pada teman yang dianggap keterlaluan dalam bercanda, tetapi bukan berarti orang yang dipermainkan merasa kesal dan marah.

Beberapa orang yang sudah sangat akrab malah sering menyebut teman sepermainan mereka dengan sebutan-sebutan kasar maupun aneh.

Selain frasa endosentris, adapun frasa eksosentris. Frasa eksosentris berbeda dengan frasa endosentris. Frasa eksosentris tidak memiliki inti dan pewatas, tetapi terdiri dari unsur perangkai dan sumbu. Frasa eksosentris disebut juga sebagai frasa preposisional. Adapun contoh frasa eksosentris yang digunakan dalam penggunaan bahasa gaul.

Gambar 5. Bahasa Gaul Wujud Frasa Eksosentris

Pada Gambar 5, frasa “d medsos”, merupakan frasa eksosentris. Dikatakan sebagai frasa eksosentris karena tidak memiliki inti dan pewatas, tetapi terdapat unsur perangkai dan sumbu. Frasa eksosentris mudah dikenali karena disebut juga sebagai frasa preposisi. Pada frasa “d medsos”. Kata d - yang bentuk aslinya ialah di- berfungsi sebagai perangkai, sedangkan kata medsos berfungsi sebagai sumbu. Medsos merupakan singkatan dari media sosial. Berdasarkan data tersebut, frasa endoentris dan frasa eksosentris sering dijumpai penggunaan bahasa gaulnya baik di meme maupun di kehidupan sehari-hari. Perbedaan kedua frasa ini sangat jelas karena pada frasa eksosentris jelas hanya muncul pada saat penggunaan preposisi. Tidak seperti frasa endosentris yang bisa ditemui dengan mudah selama sebuah frasa tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.

c. Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meme Berwujud Klausa

Berdasarkan analisis data, penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud klausa.

Klausa adalah kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung unsur predikasi, berintonasi datar pada ragam lisan, atau tanpa bertanda baca pada ragam tulis.

(8)

Gambar 6. Bahasa Gaul Wujud Klausa

Pada Gambar 6, klausa “betina saat liat gw azan”, kata betina merujuk pada kata ganti wanita dalam bahasa meme. Kata betina berfungsi sebagai subjek dalam klausa tersebut.

Kata saat liat berfungsi sebagai predikat, kata gw berfugsi sebagai objek, dan kata azan berfungsi sebagai keterangan. Berdasarkan data tersebut, merupakan klausa karna bersifat predikatif dan berbanding terbalik dengan frasa, serta berbeda dengan kalimat karena tidak bertanda baca pada ragam tulisnya.

Gambar 7. Bahasa Gaul Wujud Klausa

Pada Gambar 7, klausa “cewek saat liat rapot temennya” merupakan sebuah klausa jika diliat dari strukturnya. Kata cewek berfungsi sebagai subjek dalam klausa ini. Kata saat liat berfungsi sebagai predikat, kata rapot berfungsi sebagai objek, dan kata temennya sebagai keterangan. Sama halnya dengan data pada gambar 6 dan7juga merupakan sebuah klausa dan bukan merupakan frasa maupun kalimat. Karena berbanding terbalik dengan frasa, serta berbeda dengan kalimat karena tidak memiliki tanda baca pada ragam tulisnya.

d. Penggunaan Bahasa Gaul dalam Meme Berwujud Kalimat

Berdasarkan analisis data penggunaan bahasa gaul dalam meme berwujud kalimat.

Bahasa gaul berwujud kalimat terbagi atas dua, yaitu: kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat tunggal hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat.

(9)

Gambar 8. Bahasa Gaul Wujud Kalimat Tunggal

Pada Gambar 8, kalimat “Lah… kenapa soalny jga sama?” merupakan kalimat tunggal karena hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat. Kalimat “Lah… kenapa soalny jga sama?” . data tersebut, merupakan kalimat tunggal intorgatif karena diakhiri dengan tanda tanya. Kalimat introgatif artinya kalimat tanya. Kalimat intogatif dapat dikenali dari penggunaan tanda baca tanya di akhir kalimat.

Kata kenapa yang menduduki fungsi keterangan d bermakna sebab. Kata soalnya jga yang berfungsi sebagai subjek dan kata sama yang berfungsi sebagai predikat. Adapun penggunaan bahasa gaul yakni, kata soalny jga. Kedua kata tersebut menggunakan bahasa gaul singkatan. Maksudnya kata-katanya disingkat atau adanya pengurangan huruf pada kata tersebut. Hal ini umum digunakan saat menulis pesan elektronik.

Gambar 9. Bahasa Gaul Wujud Kalimat Tunggal

Pada Gambar 9, kalimat “Dokter semprot apaan..??” merupakan kalimat tunggal karena hanya mempunyai satu predikat. Kata dokter pada kalimat Dokter semprot apaan..??

berfungsi sebagai subjek, kata semprot sebagai predikat, dan kata apaan menduduki fungsi keterangan yang bermakna benda. Kalimat “Dokter semprot apaan..??” merupakan kalimat introgatif karena diakhir kalimat menggunakan tanda baca tanya. Penulisan tanda baca titik dan tanya dianggap kurang tepat karena tidak efektif. Penggunaan tanda baca yang tepat cukup satu dalam satu kalimat, entah itu kalimat final atau kalimat tanya. Adapun penggunaan bahasa gaul yang ditemukan, yakni kata apaan yang berarti apa.

Selain kalimat tunggal, adapun kalimat majemuk yang ditemukan dalam penggunaan bahasa gaul, antara lain:

(10)

Gambar 10. Bahasa Gaul Wujud Kalimat Majemuk

Pada Gambar 10, kalimat “Siapa orang yang nyiptain bahasa? Sebelum dia nyiptain terus dia ngomongnya kaya gimana?” subjek dan predikatnya lebih dari satu sehingga dapat dikatakan sebagai kalimat majemuk. Subjek pertama pada kalimat di data 12 ialah siapa orang, predikat pertamanya ialah yang nyiptain, dan objeknya ialah bahasa. Adapun subjek lain, yaitu sebelum dia, dengan predikat nyiptain, objeknya ialah terus dia, dan keterangannya ialah ngomongnya kaya gimana?

Kalimat yang menjadi kalimat majemuk merupakan kalimat introgatif. Dikatakan sebagai kalimat introgatif karena menggunakan tanda baca tanya diakhir kalimat. Dalam ditemukan beberapa penggunaan bahasa gaul, seperti: kata nyiptain, ngomongnya, kaya, dan gimana. Adapun fungsi sosial bahasa gaul dalam meme ini, yaitu sebagai hiburan semata karena dianggap lucu dan membuat orang terhibur dengan guyonan ringan.

Gambar 11. Bahasa Gaul Wujud Kalimat Majemuk

Pada Gambar 11, kalimat “matematika susah dimengerti, cewek susah dimengerti, guru matematiko lo cewek? Kelar hidup lo”, subjek dan predikatnya lebih dari satu sehingga dapat dikatakan sebagai kalimat majemuk. Subjek pertama ialah matematika, dengan kata susah sebagai predikatnya, dan kata dimengerti sebagai keterangan. Subjek kedua ialah cewek, dengan kata susah sebagai predikatnya, dan kata dimengerti sebagai keterangan.

Adapun kalimat guru matematiko lo cewek? merupakan sebuah frasa yang berubah fungsi menjadi kalimat setelah diberi tanda baca tanya, kata kelar yang menduduki fungsi predikat , dan kata hidup lo yang menjadi objek. Kalimat introgatif yang ditandai dengan penggunaan

(11)

tanda baca tanya. Adapun penggunaan bahasa gaul, seperti: lo dan kelar. Kalimat pada data 13 mempunyai fungsi sosial menyindir para kaum perempuan yang dianggap egois.

Berdasarkan sajian data dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa wujud penggunaan bahasa gaul berdasarkan wujud kata ditemukan dua kategori data, yakni kata tunggal dan kata kompleks. Penggunaan bahasa gaul berwujud frasa ditemukan dua kategori data, yakni frasa endosentris dan frasa eksosentris. Penggunaan bahasa gaul ditemukan dua data yang berwujud klausa. Penggunaan bahasa gaul berwujud kalimat ditemukan dua kategori data, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

2. Fungsi Sosial Bahasa Gaul dalam Meme di Media Sosial Instagram

Berdasarkan analisis fungsi sosial bahasa gaul telah ditemukan empat fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dalam meme di media sosial Instagram, yakni: (1) fungsi menghibur, (2) fungsi mengkritik, (3) fungsi menyindir, dan (4) fungsi menasihati. Adapun fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dalam meme di media sosial Instagram yang akan diuraikan sebagai berikut.

a. Fungsi Menghibur

Fungsi menghibur merupakan salah satu fungsi sosial dari penggunaan bahasa gaul terutama dalam meme. Untuk melihat fungsi sosial berkategori menghibur telah dilakukan analisis. Dapat dilihat dari beberapa data yang dipaparkan, sebagai berikut.

Gambar 12. Fungsi Menghibur

Pada Gambar 12, data ini mempunyai fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dengan tujuan menghibur. Pada kalimat jangan takut gak dapet jodoh, liat patrick star, dia aja bisa nikah sama tiang lampu jalan. Mungkin lu bisa dapet yang lebih baik, misalnya genset atau sutet. Kalimat tersebut menyindir sekaligus menghibur para pembaca atau pengguna media sosial yang kebetulan melihat meme tersebut. Pada saat ini, beberapa orang tidak memiliki pasangan merasa khawatir tidak mendapatkan pasangan. Meme ini dibuat untuk menyindir dan menghibur orang-orang yang tidak memiliki pasangan. Meskipun menyindir, tetapi sindirannya tidak bersifat rasis dan kasar. Hanya sekadar untuk menghibur diri maupun

(12)

teman-teman di media sosial. Bahasa gaul dalam meme berperan untuk memberikan hiburan dengan cara yang tidak kaku.

b. Fungsi Mengkritik

Selain fungsi menghibur, adapun fungsi mengkritik dalam penggunaan bahasa gaul terutama dalam meme. Untuk melihat fungsi sosial berkategori mengkritik telah dilakukan analisis. Dapat dilihat dari beberapa data yang dipaparkan, sebagai berikut.

Gambar 13. Fungsi Mengkritik

Pada Gambar 13, data ini mempunyai fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dengan tujuan mengkritik para pengguna akun di Twitter yang sering menggunakan candaan yang bersifat tabu atau candaan yang menyakitkan untuk dibahas. Pada kalimat Hyung kasih tau, drakjokes Twitter dong hyungg, pengen bikin drakjokes di FB, takut pada GK ngerti Hyung…

anak FB mana tau, Drakjokes Twitter kan Hyung” hyung merujuk pada kata ganti orang.

Dalam hal ini sebutan hyung merupakan sapaan untuk laki-laki kepada laki-laki yang lebih tua dalam bahasa Korea. Kalimat di atas artinya seseorang yang sedang meminta untuk diberitahukan mengenai drakjokes atau darkjokes Twitter yang saat itu sedang viral di media sosial. Adapun kalimat mie ayam aja lengkap masa ortu kamu kagak” drakjokes GK Hyung, merupakan sebuah hal yang tidak pantas untuk dijadikan candaan, karena dianggap menghina atau mengejek anak yatim yang sudah tidak memiliki keluarga yang lengkap.

Meme di atas merupakan meme yang dibuat dan bertujuan untuk mengkritik kreator meme yang membuat konten darkjoke. Dark joke merupakan candaaan yang isinya adalah hal-hal yang tidak pantas dijadikan candaan. Lewat meme, kritikan disampaikan agar kritik yang dilontarkan terkesan lebih santai. Meskipun penyampaiannya dikemas dalam candaan, tetapi kreator tetap berharap agar kontennya dapat dipahami oleh para pengguna media sosial agar kedepannya tidak ada lagi hal serupa yang terjadi.

c. Fungsi Menyindir

Fungsi menyindir juga merupakan salah satu fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dalam meme. Untuk melihat fungsi sosial berkategori menyindir telah dilakukan analisis.

Dapat dilihat dari beberapa data yang dipaparkan, sebagai berikut.

(13)

Gambar 14. Fungsi Menyindir

Pada Gambar 14, mempunyai fungsi sosial penggunaan bahasa gaul dengan tujuan menyindir orang-orang yang sering ghibah atau menceritakan keburukan teman atau orang terdekat mereka sendiri. Hal ini memang sering ditemukan di kehidupan nyata dan meme ini digunakan sebagai media untuk menyindir tingkah laku orang-orang yang sering ghibah. Pada gambar panel pertama, salah satu gambar anjing –dibuat sebagai pengganti manusia agar terkesan lucu- yang mengatakan “gua pulang dulu bro”, diikuti anjing lain yang mengatakan

“ok bro ati-ati di jalan”. Panel pertama terkesan wajar dan normal. Terkesan seperti orang yang perhatian kepada sesame teman. Lalu dilanjutkan ke panel kedua setealah anjing yang pertama pergi. Mereka seketika ghimbah atau ghibah.

Meme di atas menggambarkan realita yang sering dijumpai saat ini. Mengenai kebiasaan ghibah masyarakat. Cara menyindir orang yang sering ghibah dilakukan dengan cara yang lucu. Menggunakan gambar yang diedit sedemikian rupa, lalu diambah teks yang menggunakan kata yang dipelesetkan. Penyampaian sindiran lewat meme sangat menghibur dan sindiran yang dilontarkan juga mudah dipahami.

d. Fungsi Memberi Nasihat

Fungsi sosial penggunaan bahasa gaul terutama dalam meme, yaitu fungsi memberi nasihat merupakan salah satu fungsi sosial yang dapat ditemukan di berbagai unggahan meme.

Untuk melihat fungsi sosial berkategori mengajak telah dilakukan analisis. Dapat dilihat dari beberapa data yang dipaparkan, sebagai berikut.

Gambar 15. Fungsi Memberi Nasiha

(14)

Pada Gambar 15, kalimat “Main hp teros gaperna sholat” . Kalimat ini, bertujuan untuk menyindir sekaligus menasihati orang-orang yang terus-terusan bermain hp. Terutama kepada orang-orang yang bermain hp tanpa kenal waktu sehingga lupa untuk beribadah.

Dilanjutkan dengan kalimat“Bacot gausa sok suci” yang merupakan balasan orang-orang ketika diingatkan untuk beribadah, walaupun tidak semua orang akan menjawab seperti ini.

Lalu pada kalimat “Diinget nih bro, Di alam kubur itu lebih gelap daripada padamnya Listrik di rumah lu bro, bekal apa yang sudah Lu siapkan untuk meneranginya bro? Main hp gapapa bro yang Penting ingat sholat.” merupakan sebuah nasihat yang diberikan kepada orang yang selalu membalas atau menolak ketika diingatkan untuk beribadah. Hal ini sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Adanya meme seperti ini diharapkan dapat menjadi nasihat bagi para pengguna hp yang telah menggunakan hp melewati batas wajar, agar kedepannya tidak banyak orang-orang yang sampai melewatkan waktu untuk beribadah.

Gambar 16. Fungsi Memberi Nasihat

Pada Gambar 16, kalimat “Mail, lu kenapa kok dari tadi murung terus?”. Salah seorang teman bertanya kepada temannya alasan dia murung. “Dagangan gw sepi, Padahal gw lagi butuh duit Buat bayar SPP” kemudian dijawab oleh temannya yang mengatakan bahwa dagangannya sepi pembeli padahal saat itu dia sangat membutuhkan uang untuk membayar SPP. Lalu dibalas dengan kalimat “Tenang aja gan, “Rasulullah SAW bersabda, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya” yang merupakan nasihat kepada temannya agar tidak berputus asa dan tidak berprasangka buruk kepada Allah.

Meme di atas dibuat dengan tujuan untuk menyindir dan memberi nasihat kepada orang-orang agar selalu berprasangka baik dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Meme tersebut dibuat agar manusia tidak lupa bahwa mereka punya Tuhan sebagai tempat meminta segala sesuatu. Maka dari itu tidak boleh mengeluh dalam menjalani aktifitas atau kegiatan yang sedang kita geluti. Cukup berusaha dan berdoa agar semuanya berjalan lancar. Adanya meme seperti ini diharapkan dapat menjadi nasihat yang tepat untuk orang-orang yang berprasangka buruk dan kurang bersyukur.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data, wujud penggunaan bahasa gaul dalam meme sangat variatif. Tidak melulu hanya menggunakan wujud kata, tetapi juga dominan menggunakan

(15)

wujud frasa, klausa, dan kalimat. Untuk menemukan penggunaan bahasa gaul dalam meme yang berwujud kata sangat minim ditemukan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wiratno dan Santosa (2014) dalam wujudnya, bahasa selalu berbentuk teks. Adapun yang dimaksud dengan teks adalah satuan lingual yang mengungkapkan makna secara kontekstual. Di sini, istilah “teks” dianggap sama dengan “wacana”, dan satuan lingual dapat berupa kata, kelompok kata, klausa, atau kumpulan paragraf. Jika seseorang ingin menyampaikan segala sesuatunya, perlu menggunakan jenis teks tertentu.

Berdasarkan penjelasan Wiratno dan Riyadi Santosa sangat jelas bahwa wujud penggunaan bahasa gaul dalam meme di media sosial juga merupakan teks. Teks yang satuan lingual dapat berupa kata, frasa, klausa, atau wacana. Hanya saja, berdasarkan data yang didapat tidak ditemukan wujud wacana. Tentang prinsip bahwa bahasa harus selalu dianggap sebagai tekas, Fowler (1986) menegaskan bahwa untuk kebutuhan analisis teks, analisis dapat dilakukan tidak hanya terhadap teks linguistik, tetapi juga teks-teks lain (seperti teks sastra), baik teks faktual maupun teks fiksi.

Fungsi sosial yang terdapat pada penggunaan bahasa gaul dalam meme di Instagram, yaitu fungsi menghibur, fungsi mengkritik, fungsi menyindir, dan fungsi memberi nasihat.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi tidak perlu untuk dijelaskan lagi Karena memang bahasa pada dasarnya digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Sehubungan dengan itu, Nababan (1986) menyatakan bahwa fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai alat untuk komunikasi antara sesama manusia, sebab tanpa komunikasi kebahasaan, sistem sosial kemasyarakatan tidak akan terwujud. Adapun yang dimaksud dengan istilah fungsi sosial yang mengacu pada cara-cara bertingkah laku atau melakukan tugas-tugas kehidupan dalam memenuhi kebutuhan hidup individu maupun sebagai keluarga, masyarakat, organisasi.

Fungsi sosial bahasa adalah sebagai alat yang digunakan dalam berkomunikasi dengan sesama masyarakat agar dapat menjalin hubungan dengan orang lain. Tentu saja pesan yang diinformasikan atau disampaikan akan menghasilkan fungsi sosial bahasa yang bervariasi sesuai dengan penafsiran masing-masing orang. Terkadang maksud yang ingin disampaikan tidak sesuai dengan apa yang diterima oleh mitra tutur. Bisa saja mitra tutur menafsirkan lain sesuai dengan apa didengar, dibaca, atau dirasakan setelah mendengar atau membaca pesan yang disampaikan. Adapun fungsi bahasa gaul dilihat dari teori fungsi bahasa berdasarkan pendapat Jacobson (dalam Suparno, 2002) yang akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

Emotif, referensial, konatif, puitik, fatik, dan metalingual.

Berdasarkan data yang ditemukan fungsi sosial penggunaan bahasa gaul yang paling sering didapatkan ialah penggunaan bahasa gaul dengan fungsi menyindir dan menghibur yang termasuk ke dalam fungsi bahasa gaul emotif dan konatif. Penggunaan bahasa gaul dalam meme dengan fungsi sosial menyindir dan menghibur memang yang paling sering dijumpai, karena memang tujuan utama meme untuk menyindir melalui cara yang menghibur.

Penggunaan bahasa gaul merupakan cara yang paling umum digunakan agar terkesan tidak kaku dan lebih santai dan menyampaikan guyonan dan sindiran.

Terkait dengan penggunaan bahasa gaul di media sosial, penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Nurhasanah dan Nugraha, dkk. Persamaan dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang dilakukan Nurhasanah dan Nugraha, dkk terletak pada pembahasan mengenai penggunaan bahasa gaul dan mengenai fenomena meme. Adapun perbedaan dalam penelitian kali ini yaitu, penelitian yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menganalisis wujud penggunaan bahasa gaul dalam meme dan fungsi sosial penggunaan bahasa gaul. Sedangkan kedua penelitian di atas tidak menyinggung mengenai wujud penggunaan bahasa gaul dalam meme dan fungsi sosial penggunaan bahasa gaul. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah lebih fokus membahas mengenai pengaruh Bahasa bahasa

(16)

gaul terhadap Bahasa Indonesia. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraha, dkk yang lebih mengutamakan fenomena meme di studi etnografi virtual pada postingan meme di media sosial

Wujud penggunaan bahasa gaul berdasarkan wujud kata ditemukan dua kategori data, yakni kata tunggal dan kata kompleks. Kata tunggal yang dimaksud merupakan kata yang belum mendapatkan imbuhan, sedangkan kata kompleks merupakan kata yang sudah diberi imbuhan. Penggunaan bahasa gaul berwujud frasa ditemukan dua kategori data, yakni frasa endosentris dan frasa eksosentris. Frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki inti dan pewatas. Berbeda dengan frasa eksosentris yang tidak memiliki inti dan pewatas, tetapi terdiri dari unsur perangkai dan sumbu. Penggunaan bahasa gaul ditemukan dua data yang berwujud klausa. Klausa adalah kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung unsur predikasi, berintonasi datar pada ragam lisan, atau tanpa bertanda baca pada ragam tulis.

Penggunaan bahasa gaul berwujud kalimat ditemukan dua kategori data, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat. Adapun kalimat majemuk yang memiliki lebih dari satu subjek dan predikat.

Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni pada fungsi menghibur ditemukan satu data yang memiliki fungsi sosial dengan tujuan untuk menghibur semata. Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni pada fungsi mengkritik ditemukan data berbentuk kritikan terhadap konten yang bersifat tabu atau menyakitkan untuk dijadikan candaan. Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni pada fungsi menyindir ditemukan data yang bersifat menyindir orang-orang yang sering melakukan tindakan ghibah. Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni fungsi memberi nasihat ditemukan data yang bersifat menasihati pembaca dengan konten yang bernilai religi.

SIMPULAN

Wujud penggunaan bahasa gaul berdasarkan wujud kata ditemukan dua kategori data, yakni kata tunggal dan kata kompleks. Kata tunggal yang dimaksud merupakan kata yang belum mendapatkan imbuhan, sedangkan kata kompleks merupakan kata yang sudah diberi imbuhan. Penggunaan bahasa gaul berwujud frasa ditemukan dua kategori data, yakni frasa endosentris dan frasa eksosentris. Frasa endosentris merupakan frasa yang memiliki inti dan pewatas. Berbeda dengan frasa eksosentris yang tidak memiliki inti dan pewatas, tetapi terdiri dari unsur perangkai dan sumbu. Penggunaan bahasa gaul ditemukan dua data yang berwujud klausa. Klausa adalah kontruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung unsur predikasi, berintonasi datar pada ragam lisan, atau tanpa bertanda baca pada ragam tulis.

Penggunaan bahasa gaul berwujud kalimat ditemukan dua kategori data, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat. Adapun kalimat majemuk yang memiliki lebih dari satu subjek dan predikat.

Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni pada fungsi menghibur ditemukan satu data yang memiliki fungsi sosial dengan tujuan untuk menghibur semata. Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni pada fungsi mengkritik ditemukan data berbentuk kritikan terhadap konten yang bersifat tabu atau menyakitkan untuk dijadikan candaan. Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni pada fungsi menyindir ditemukan data yang bersifat menyindir orang-orang yang sering melakukan tindakan ghibah. Fungsi penggunaan bahasa gaul, yakni fungsi memberi nasihat ditemukan data yang bersifat menasihati pembaca dengan konten yang bernilai religi.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Bauckhage, C. 2011. Insight into Internet Memes. Proceedings of the Fifth International AAAI Conference on Weblogs and Social Media, 42-49.

Fowler, R. 1986. Linguistic Criticism. Oxford: Oxford University Press.

Jannah, A.,dkk. 2017. Bentuk dan Makna Kata Makian di Terminal Purabaya Surabaya dalam Kajian Sosiolinguistik. Jurnal Ilmiah Fonema: Jurnal Edukasi Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2).

Nababan, P.W.J. 1986. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Gramedia.

Nugraha, A, dkk. 2015. Fenomena Meme di Media Sosial: Studi Etnografi Virtual Posting Meme Pada Pengguna Media Sosial Instagram. Jurnal Sosioteknologi. Edisi Desember 2015 Vol. 14 No. 3 (Online) diakses pada 1 Desember 2018.

Nurhasanah, N. 2014. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia. Forum Ilmiah, 11 (1), 15-21.

Suparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Wiratno, T., dan Santosa, R. 2014. Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial. Modul Pengantar Linguistik Umum, 1-19.

Gambar

Gambar 1. Bahasa Gaul Wujud Kata Tunggal
Gambar 2. Bahasa Gaul Wujud Kata Kompleks
Gambar 4. Bahasa Gaul Wujud Frasa Endosentris
Gambar 6. Bahasa Gaul Wujud Klausa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, dapat juga dikatakan perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan konsumen dalam proses pengambilan

Permasalahan yang akan muncul dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil interpretasi survey PTS injection dan flowing dalam menentukan letak feedzone, yang tidak sesuai

Peneliti ingin mengambil sampel siapa saja yang menurut pertimbangan sesuai denganh maksud dan tujuan peneliti. Informan yang dipilih merupakan masyarakat yang

Komposisi adalah hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang

konsumsi gula pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri Paberasan. Kecamatan Sampang

Metode yang digunakan untuk pengamatan terhadap satwa burung adalah metode secara langsung, dimana pengamatan dilakukan pada blok penelitian dengan ukuran 100 m x

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kedua puluh satu isolek dalam penelitian ini memiliki tingkat kekerabatan yang tinggi yang menunjukkan bahwa isolek-isolek

Bidang ini juga memiliki wewenang dengan bekerja sama dengan bidang, organisasi dan pihak lain untuk membina hubungan relasi dengan pihak eksternal FKUB, baik untuk