• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE INCIDENCE OF IRRITAN CONTACT DERMATITIS IN HEALTH WORKERS IN THE BILOKKA HEALTH CENTER OF SIDE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE INCIDENCE OF IRRITAN CONTACT DERMATITIS IN HEALTH WORKERS IN THE BILOKKA HEALTH CENTER OF SIDE"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE INCIDENCE OF IRRITAN CONTACT DERMATITIS IN HEALTH

WORKERS IN THE BILOKKA HEALTH CENTER OF SIDENRENG RAPPANG REGENCY

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKEMAS BILOKKA KABUPATEN SIDENRENG

RAPPANG

ALIKA ANDRIANI AHMADI NIM. 105421109218

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

PEMBIMBING

dr. Sumarni, Sp. JP (K) FIHA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Nama : Alika Andriani Ahmadi

Ayah : H. Ahmadi . R

Ibu : Hj. Sukmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Sidrap, 09 Januari 2002

Agama : Islam

Alamat : Jl. Poros Soppeng, Desa Corawali, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten SIDRAP, Provinsi Sulawesi Selatan

Nomor Telepon/HP : 082334359522

Email :alikaandriani09@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. TK DARMAWANITA KALIMPORO 2. SD NEGERI NO 64 TANATOA 3. SMP NEGERI 1 PANCA LAUTANG

(7)

RIWAYAT ORGANISASI :

1. ASIAN MEDICAL STUDENTS’ ASSOCIATION (2020-2021) 2. MEDICAL SPORT UNISMUH (2020-2021)

3. TIM BANTUAN MEDIS FK UNISMUH (2020-2021)

(8)

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR Thesis, February 26, 2022 Alika Andriani Ahmadi, dr. Sumarni, Sp. JP (K) FIHA

1Students of the faculty of medicine and Health Sciences at the Muhammadiyah University of Makassar in 2018/ email:alikaandriani09@gmail.com

Muhammadiyah University of Makassar, Jl.Sultan Alauddin No.259 Makassar 90211, Sulawesi Selata, Indonesia.

2Department of Public Health, Faculty of Medicine and Health Sciences

“THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND THE INCIDENCE OF IRRITAN CONTACT DERMATITIS IN HEALTH WORKERS IN THE BILOKKA HEALTH CENTER OF SIDENRENG RAPPANG REGENCY”

ABSTRACT

Background : Based on an annual survey on occupational disease in the working population shows 80% of it is irritant contact dermatitis, if skin inflammation caused by allergens or irritants in direct contact with the skin comes from work, then it is called Work Contact Dermatitis (DKAK). Contact dermatitis is divided into two, namely irritant contact dermatitis (DKI) and allergic contact dermatitis (DKA).

Objective : To find out how the relationship between the level of knowledge with the incidence of irritant contact dermatitis in health workers in The Bilokka Health Center sidenreng rappang regency.

Method : The study used analytical observational research aimed at creating accurate, factual, and systematic descriptions of health workers' knowledge of irritant contact dermatitis.

Result : The results of the chi-square stastistic test obtained P value = 0.002 (p<0.05) means that there is a relationship between the level of knowledge and the incidence of irritant contact dermatitis in health workers in Bilokka Health Center sidenreng rappang regency.

Conclusion : There is a good knowledge of irritant contact dermatitis with the incidence rate in health workers is quite lacking, so there is a knowledge relationship with the incidence of irritant contact dermatitis.

Keywords : Irritant contact dermatitis, knowledge, Health workers.

(9)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Skripsi, 26 Februari 2022 Alika Andriani Ahmadi, dr. Sumarni, Sp. JP (K) FIHA

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2018/email:alikaandriani09@gmail.com Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl.Sultan Alauddin No.259 Makassar 90211, Sulawesi Selatan, Indonesia.

2Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRRITAN PADA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKEMAS BILOKKA KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG”

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan survei tahunan pada penyakit okupational pada populasi pekerja menunjukkan 80% didalamnya adalah dermatitis kontak iritan, jika inflamasi kulit yang disebabkan oleh alergen atau iritan yang berkontak langsung dengan kulit tersebut berasal dari tempat kerja, maka disebut Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK). Dermatitis kontak terbagi menjadi dua, yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA).

Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik bertujuan membuat deskripsi yang akurat, faktual, dan sistematis mengenai pengetahuan petugas kesehatan terhadap dermatitis kontak iritan.

Hasil : Hasil uji stastistik chi- square didapat P value = 0,002 (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

Kesimpulan : Terdapat pengetahuan yang baik terhadap dermatitis kontak iritan dengan tingkat kejadian pada petugas Kesehatan cukup kurang, sehingga terdapat hubungan pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan.

Kata Kunci: Dermatitis kontak iritan, pengetahuan, petugas Kesehatan.

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kepadaAllah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Kesehatan Di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk melanjutkan proses penelitian pada semester tujuh program studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan Proposal Penelitian ini.

Selanjutnya penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan. Baik itu berupa doa, bantuan maupun dorongan dan beragam pengalaman. Terutama kepada kedua orang tua saya yaitu bapak H. Ahmadi dan ibu Hj. Sukmawati, serta adik kandung saya Aulia Isrhayanti Ahmadi dan Arfa’at Muhammad Ahmadi. Yang senantiasa selalu memberikan bantuan, dukungan dan selalu berdoa untuk saya selama penyusunan proposal ini.

Secara khusus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pembimbing penelitian, yaitu dr. Sumarni, Sp. JP (K) FIHA., yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukkan selama proses

(11)

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh ilmu pengetahuan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar, Ibunda Prof.Dr.dr. Suryani As’ad, M.Sc, Sp.GK(K) yang telah memberikan sarana dan prasarana sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.

3. Ibunda Juliani Ibrahim selaku koordinator blok penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi pengetahuan tentang penelitian dan senantiasa memberi masukkan kepada penulis.

4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. dr. Nelly, Sp. PK., selaku pembimbing akademik saya yang telah memberikan semangat dan motivasi selama proses perkuliahan dan dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. DR.Drs. H. Darwis Muhdina, M.Ag., selaku pembimbing AIK saya yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukkan selama proses pembimbingan berlangsung.

7. Tante saya Mauliani AD, yang sudah membantu menyusun proposal saya dari awal.

8. Teman kelompok saya Wulan Masry yang senang tiasa membantu dan mendukung untuk mengerjakan skripsi saya.

(12)

9. Teman yang sudah saya anggap seperti saudara saya sendiri Nina, Nayla dan Amel.

10. Teman-teman angakatan saya Filoquinon.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan, oleh karena itu saya dengan senang hati akan menerima kritik yang bersifat membangun. Saya juga berharap penelitian ini dapat membantu sebagai tambahan referensi pada penelitian yang dilakukan dikemudian hari.

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah membalas segala kebaikan pihak- pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini yang tidak bisa saya sebutkan satuper satu.

Makassar, 26 Februari 2022

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PANITIA SIDANG UJIAN

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

DAFTAR RIWAYAT PENULIS... v

ABSTRACT... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR SINGKATAN... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

(14)

B. Pengetahuan ... 12

C. Tinjauan Keislaman... 14

D. Kerangka Teori... 16

BAB III KERANGKA KONSEP... 17

A. Konsep Pemikiran ... 17

B. Variabel Penelitian ... 17

C. Hipotesis... 18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 19

A. Objek Penelitian ... 19

B. Metode Penelitian... 19

C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 19

D. Populasi Dan Sampel ... 19

E. Teknik Pengambilan Sampel... 20

F. Teknik Pengumpulan Data ... 21

G. Teknik Analisis Data ... 21

H. Pengelolaan Dan Penyajian Data ... 21

I. Etika Penelitian ... 23

J. Alur Penelitian... 23

BAB V HASIL PENELITIAN ... 24

(15)

B. Analisis Bivariat ... 25

BAB VI PEMBAHASAN ... 27

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 31

A. Kesimpulan... 31

B. Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN... 36

(16)

DAFTAR SINGKATAN

ILO = International Labour Organization

WHO = World Health Organization

CCOHS = Canadian Centre for Occupational Health DKAK = Dermatitis Kontak Akibat Kerja

DK = Dermatitis Kontak

DKA = Dermatitis Kontak Alergi

DKI = Dermatitis Kontak Iritan

M = Asam arakidonat

DAG = Diasilgliserida

PAF = Platelet Activating Factor

IP3 = Inositida

PG = Prostaglandin

LT = Leukotrien

IL-1 = interleukin-1

GMCSF = Granulocyte Macrophage Colony Stimulating Factor

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 2.1 Gambar 2 3.1 Gambar 3 4.1

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 3.1 Tabel 2 5.1 Tabel 3 5.2 Tabel 4 5.3 Tabel 5 5.4 Tabel 6 5.5

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013 menyebutkan bahwa lebih dari 250 juta petugas kebersihan dan kesehatan menderita penyakit dan kecelakaan kerja akibat paparan alat-alat kebersihan maupun alat penangan medis.1

World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2015 prevalensi dermatitis kontak iritan menempati urutan ke 4 yaitu sebesar 10%. Berdasarkan survei tahunan pada penyakit okupational pada populasi pekerja menunjukkan 80% didalamnya adalah dermatitis kontak iritan.2

Canadian Centre for Occupational Health (CCOHS), pada tahun 2016 menyatakan jika inflamasi kulit yang disebabkan oleh alergen atau iritan yang berkontak langsung dengan kulit tersebut berasal dari tempat kerja, maka disebut Dermatitis Kontak Akibat Kerja (DKAK). Hasil studi disebutkan dalam Koch (2001) diperkirakan insiden DKAK sebesar 0,5–1,9 kasus/1000 pekerja/tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Bhuiyan et al. (2015) menunjukkan 89 dari 238 (37,39%) pekerja konstruksi di kota Dhaka, Bangladesh mengalami DKAK. Hasil penelitian Sumantri et al, tahun 2008 Afifah (2012) di Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RS. Cipto Mangunkusumo didapatkan 50 kasus DKAK per tahun atau 11,9% dari seluruh kasus DK yang didiagnosis. Diperkirakan kejadian DKI sebanyak 80% dari seluruh penderita DK, sedangkan DKA berkisar 20%.3

(20)

Angka kejadian DKAK menurut Lestari & Utomo (2007) adalah 20-50 kali lebih tinggi dari angka kejadian yang dilaporkan. Walaupun penyakit ini jarang membahayakan jiwa, menurut Brown (2004) dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita.3

Berdasarkan data Ditjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tahun 2014, ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya sebesar 147.953 kasus. Jumlah kasus dermatitis sebesar 122.076 kasus diantaranya 48.576 kasus pada laki-laki dan 73.500 kasus pada perempuan (Kemenkes RI, 2015).4

Pada studi epidemiologi prevelensi dermatitis di Indonesia sebesar (6,78%), di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja ialah dikarenakan dermatitis kontak, baik itu iritan ataupun alergik. Penyakit kulit akibat kerja yaitu dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit, dan 2,1% penyakit kulit sebab lain. Pada studi epidemiologi yang lain menyebutkan bahwa indoensia berada pada kisaaran 97%

dari 389 kasus adalah dermatitis kontak dimana yaitu 63% di tempati oleh dermatitis kontak iritan dan 33,7% di tempati dermatitis kontak alergi.5

Penyakit kulit diperkirakan ada di urutan 9%-34% dari penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Dermatitis kontak akibat pekerjaan sering terjadi di tangan dengan angka insiden untuk dermatitis bervariasi antara 2%-10%.

Diperkirakan sebanyak 5%-7% penderita dermatitis akan berkembang menjadi kronik, 2%-4% sangat sulit untuk disembuhkan dengan pengobatan topical.6

(21)

Prevalensi dermatitis di Indonesia cukup tinggi (67,8%); angka tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan (11,3%) dan terendah di Provinsi Sulawesi Barat (2,57%). Sementara di Sumatera Utara angka kejadiannya sebesar 2,63%.7

Dermatitis kontak meliputi 70-90% dari semua penyakit kulit akibat kerja.

Sekitar 80% individu dengan dermatitis kontak akibat kerja melibatkan tangan dan dermatitis kontak iritan (DKI) kumulatif kronis merupakan bentuk yang paling umum. Insidens dermatitis kontak akibat kerja bervariasi dari 5 sampai 9 kasus dari 10.000 pekerja setiap tahun.5 Dermatitis kontak terbagi menjadi dua, yaitu dermatitis kontak iritan (DKI) sebanyak 80% dan dermatitis kontak alergi (DKA) sebanyak 20%.7

Melalui data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidenreng Raappang pada tahun 2020, prevalensi dermatitis dan eksim di Kabupaten Sidenreng Rappang sekitar 3,617 sedangkan dari presentasenya sekitar 11,6% yang terkena penyakit dermatitis dan eksim di Kabupaten Sidenreng Rappang.8

Petugas Puskesmas terdiri dari beberapa tenaga medis dan beberapa tenaga non medis. Tenaga medis yaitu Dokter Umum atau Spesialis, Perawat dan Bidan, lalu untuk tenaga non medis yaitu petugas londry, petugas kebersihan. Jika dilihat dari jenis pekerjaan yang ada di puskesmas dapat diketahui bahwa tenaga medis merupakan pekerja yang rentan terkena penyakit akibat profesi nya, dikarenakan para pekerja selalu melakukan kontak dengan bahan zat iritan setiap hari.21

Ajaran Islam menekankan kepada umatnya betapa penting arti kesehatan dalam hidup. Dengan kesehatan akan melahirkan berbagai aktifitas untuk menjaga dan

(22)

memelihara kebersihan dan mencegah terjadinya penyakit. Semoga aib dunia, termasuk kecelakaan kerja, adalah domain yang diatur dalam islam. Umat muslim diwajibkan menjaga diri, property dan lingkungan dari cedera, kerusakan dan kebinasaan. Hal ini sesuai dengan dalil sebagai berikut :

َﻧﻔِ وَأ ﻘُ

ا۟ ﻰ ﻓِ ﻞِ ﺒِﯿ ﺳَ ﱠِ ٱ ﻻَ وَ ا۟ ﻮ ﻘُ ﺗُﻠْ ﻢْ ﻜُ ﯾ ﺪِ ﯾْ ﺑِﺄَ إ◌ِ ﻟَ ﻰ ﺔِ ﻜَ ﻠُ ﮭْ ﺘﱠ ٱﻟ ۛ ﻮٓا۟ ﻨُ ﺴِ َﺣْ وَأ ۛ إِ نﱠ ﱠَ ٱ ﺐ ﱡ ﺤِ ﯾُ

ﻤُ ٱﻟْ

ﺤْ

ﻨِﯿ ﺴِ

ﻦَ

Terjemahannya :

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kau menjauhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS Al- Baqarah (2) : 195).19

Peneliti akan menafsirkan ayat di atas yang artinya janganlah kamu mendekatkan dirimu pada kebinasaan (cedera, penyakit, dan kematian) dan belanjakan harta bendamu di jalan Allah (membantu sesame umat yang membutuhkan pertolongan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan keajadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang ?

(23)

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas Kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pengetahuan petugas kesehatan mengenai dermatitis kontak iritan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

2. Mengetahui tingkat kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

3. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dan tingkat kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskemas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman terhadap peneliti itu sendiri, dan dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan dari hasil penelitiannya.

b. Bagi Universitas.

Hasil dari penelitian ini nanti akan memberikan informasi ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar, tentang

(24)

tingkat pengetahuan petugas kesehatan dengan kejadian dermatitis kontak iritan di puskesmas Kabupaten Sidenreng Rappang.

c. Bagi Petugas Kesehatan.

Untuk menambah pengetahuan mengenai gejala dari penyakit dermatitis kontak iritan dan lebih memperhatikan keamanan diri dan kebersihan saat bekerja.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Dermatitis Kontak Iritan

1. Definisi

Dermatitis merupakan sebagai kelainan inflamasi dalam epidermis yang berkaitan dengan fisik atau provokasi imun.Dermatitis kontak adalah peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu, ruam nya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas. Pada umumnya pasien dermatitis mengeluh gatal. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar tubuh, misalnya bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh:

sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, janur) dapat pula dari dalam tubuh, misalnya dermatitis atopik. Sebagian etiliologinya tidak diketahui dengan pasti.

Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit (Djuanda dkk, 2017).9-10

Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda, beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit.

Dermatitis kontak iritan merupakan Dermatitis kontak yang disebabkan oleh bahan-bahan yang bersifat iritan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi poliformik (edema, papul, eritema, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.11-12

(26)

2. Epidemiologi

Studi epidemiologi dermatitis di Indonesia menunjukkan prevalensi dermatitis kontak mencapai 6,78%. Prevalensi tersebut bervariasi, dermatitis kontak sebesar 92,5%, infeksi kulit 5,4%, dan penyakit kulit lain 2,1%. Studi epidemiologi lain menyebutkan bahwa prevalensi kelainan kulit di Indonesia, dari 389 kasus maka 97% di antaranya adalah dermatitis kontak yang terdiri dari 63% dermatitis kontak iritan dan 33,7% dermatitis kontak alergi.5

Prevalensi dermatitis di Indonesia cukup tinggi (67,8%); angka tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan (11,3%) dan terendah di Provinsi Sulawesi Barat (2,57%). Sementara di Sumatera Utara angka kejadiannya sebesar 2,63%.7

3. Jenis-jenis Dermatitis Kontak

Dikenal dua jenis dermatitis kontak, yaitu Dermatitis Kontak Iritan (DKI) yang merupakan respon non-imunologi dan Dermatitis Kontak Alergik (DKA) yang diakibatkan oleh mekanisme imunologik spesifik. Pekerjaan basah merupakan faktor risiko utama terjadinya DKAK pada Petugas Kesehatan di Rumah Sakit, karena kontak dengan bahan iritan ataupun alergen di tempat kerja.13

Kedua Dermatitis kontak ini dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan kulit non-imunologik, yaitu kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses pengenalan atau sensitisasi.

Sebaliknya, dermatitis kontak alergik terjadi pada seseorang yang telah

(27)

4. Faktor terjadinya Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

DKI terjadi akibat adanya iritasi (baik kimia dan fisik), menyebabkan kerusakan sel jika dibiarkan untuk waktu yang cukup dan dalam konsentrasi yang memadai. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kapasitas pertahanan atau perbaikan kulit tidak dapat mempertahankan integritas kulit normal dan fungsi atau ketika penetrasi kimia menginduksi respon inflamasi. Sedikit dari iritan yang dapat menyebabkan reaksi setelah kontak.13

Faktor Individu juga ikut berpengaruh pada DKI (Dermatitis Kontak Iritan), misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas, usia (anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi), ras (kulit hitam lebih tahan dibandingkan dengan kulit putih), jenis kelamin (insidens DKI lebih banyak pada perempuan), penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan menuurun), misal dermatitis atopik.10

5. Gejala Dermatitis Kontak Iritan

Gejala singkat dermatitis kontak iritan (DKI) biasanya timbul kelaianan kulit beberapa saat sesudah kontak pertama dengan kontaktan eksternal, penderita akan mengeluh karena merasa panas, nyeri, atau gatal. Dermatitis kontak iritan juga ditandai dengan timbulnya eritema dan edema setelah terkena atau terpapar langsung oleh bahan-bahan kontaktan seperti bahan kimia yang mampu merusak lapisan tanduk dan denaturasi keratin pada kulit sehingga menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan merubah daya ikat air pada kulit dengan diakhiri kerusakan

(28)

pada lapisan epidermis kulit. Selain itu juga ada banyak faktor yang mempengaruhi gejala yang telah disebutkan pada faktor sebelumnya.15

6. Patogenesis Dermatitis Kontak Iritan

Kelainan kulit oleh bahan iritan terjadi akibat kerusakan sel secara kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat kulit terhadap air. Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membran lemak (lipid membrane) keratinosit, namun sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti. Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan asam arakidonat (M), diasilgliserida (DAG), platelet activating factor (PAF), dan inositida (IP3). M diubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga mempermudah transudasi pengeluaran komplemen dan kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktifasi sel mas untuk melepaskan histamin, LT dan PG lain dan PAF, sehingga terjadi perubahan vaskular.15

DAG dan second messengers lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte macrophage colony stimulating factor (GMCSF). IL-1 mengaktifkan sel T-penolong / T-helper cell mengeluarkan IL-2 dan mengekspresi reseptor IL-2, yang mengakibatkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tersebut.15

(29)

Pada kontak dengan iritan, keratinosit juga melepaskan TNFa, suatu sitokin proinflamasi yang dapat mengaktifasi sel T, makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi sel dan pelepasan sitokin.15

Rentetan kejadian tersebut mengakibatkan gejala peradangan klasik di tempat terjadinya kontak dengan kelainan berupa eritema, edema, panas, nyeri, bila iritan kuat. Bahan iritan lemah akan mengakibatkan kelainan kulit setelah kontak berulang kali, yang dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi menyebabkan desikasi sehingga kulit kehilangan fungsi sawamya, Hal tersebut akan mempermudah kerusakan sel di lapisan kulit yang lebih dalam.15 7. Masa Inkubasi

Masa inkubasi adalah waktu dari saat penyebab penyakit masuk dalam tubuh sampai tanda-tanda dan gejala penyakit muncul. Ditinjau dari masa inkubasi penyakit dermatitis, masa inkubasi terpendek adalah 2 tahun untuk pekerja penata rambut, 3 tahun untuk pekerja industri makanan, 4 tahun untuk petugas kesehatan dan pekerjaan yang berhubungan dengan logam.14

8. Pencegahan Dermatitis Kontak Iritan

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan terhadap kejadian dermatitis kontak iritan diantaranya :

a. Upaya Pencegahan Jangka Pendek

Upaya pencegahan dalam jangka pendek dilakukan mulai dari perbaikan sarana diagnostik, pemeriksaan dini kerusakan kulit dan melakukan pencegahan sedini mungkin.16

b. Upaya Pencegahan Jangka Panjang

(30)

Upaya pencegahan dalam jangka panjang terhadap kejadian dermatitis kontak iritan adalah selalu menghindari kontak langsung dengan deterjen, bahan-bahan pelarut, bahan kimia, asam dan basa ketika bekerja.

Menyediakan daftar riwayat penyakit pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan kimia guna mengetahui pengaruh pajanan dan paparan seseorang terhadap bahan kimia dan iritan tertentu. Kebersihan perorangan dengan mencuci tangan, mandi sebelum pulang bekerja, mengganti pakaian setelah bekerja, memakai alat pelindung diri dan menjaga kebersihan lingkungan kerja. Bagi penderita yang sudah mengalami dermatitis agar segera dipindahkan ke tempat kerja lainnya yang tidak membahayakan kesehatannya.16

B. Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan (over behavior).17

2. Tingkat Pengetahuan

Dalam menerima perilaku yang baru atau adopsi perilaku yang melewati proses di atas, yang mana berlandaskan sikap, kesadaran, dan pengetahuan yang positif, maka bisa disimpulkan perilaku tersebut akan langgeng atau long

(31)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman (2013), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat Pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.20

b. Media Massa Atau Informasi

Semakin majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.20

c. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal ini karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.20

(32)

d. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.20

e. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.20 C. Tinjauan Keislaman

وَٱ

ﻎِ ﺑْﺘَ ٓ ﻤَﺎ ﻓِﯿ ﻚَ ﺗَﯨٰ ءَا ﱠُ ٱ رَ ﺪﱠا ٱﻟ ةَ ﺮَ ﺧِ ءَا لْ ٱ ۖ وَ ﻻَ ﺲ َ ﺗَﻨ ﻚَ ﺒَ ﺼ ِﯿ ﻧَ ﻦَ ﻣِ ﺎ ﻧْﯿَ ﺪﱡ ٱﻟ ۖ ﻦ ﺴِ َﺣْ وَأ ﻤَﺎ ◌ٓ ﻛَ ﻦَ ﺴَ ﺣْ أَ

ﱠُ ٱ ﻚَ ۖ وَ ﯿْ إِﻟَ ﻻَ ﻎِ ﺗَﺒْ دَ ﺎ ﺴَ ﻔَ ٱﻟْ ﻰ ﻓِ ض ِ َرْ ﻷْ ٱ ۖ إِ نﱠ ﻞّ ◌َهَ ﻻَ ٱﻟ ﺐ ﱡ ﺤِ ﯾُ ﻦَ ﯾ ﺪِ ﺴِ ﻔْ ﻤُ ٱﻟْ

Terjemahan :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah Kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al-Qashash (28) : 77).19

Maksud dari ayat di atas adalah bahwa Allah swt memberitahu kita bahwa manusia tidak boleh berbuat kerusakan di muka bumi. Ini berarti bahwa manusia diutus untuk menjaga lingkungan, tidak mencemarinya, berbuat dan berperilaku sehat. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang merusak alam ciptaannya.

Sama halnya dalam bekerja di perusahaan berarti perlu adanya kesehatan dan keselamatan kerja agar dapat dipelajari hal-hal apa saja yang dapat merusak

(33)

Menekankan bahwa akhirnya semua kecelakaan kerja langsung atau tidak langsung disebabkan karena kesalahan manusia. Sebagaimana dalam firman Allah swt dalam Q.S ar-Rum (30) : 9

وَﻟَ أَ

ﻢْ ا۟ و ﺮُ ﯿ ﺴِ ﯾَ ﻰ ﻓِ ض ِ َرْ ﻷْ ٱ ا۟ و ﻈ ُﺮُ ﻨ ﻓَﯿَ ﻒ َ ﯿْ ﻛَ نَ ﺎ ﻛَ ﻖ ◌ِ ﺑَ ﻋَٰ ﺔُ ﻦَ ﯾ ﺬِ ٱﻟﱠ ﻦ ﻣِ ﻢْ ۚ ﻮٓا۟ ﻛَﺎ ﮭِ ﻠِ ﻗَﺒْ ﻧُ ﺪﱠ ﺷَ أَ

ﻣِ

ﮭُ ﻨْ

ﻢْ ةً ﻮﱠ ﻗُ ا۟ و رُ َﺛَﺎ وَأ ض َ َرْ ﻷْ ٱ ﺎٓ ھَ و ﺮُ ﻤَ ﻋَ وَ ﺮَ م◌ِ ﻣﱠﺎ ﺜَ ﻛْ أَ ﺎ ھَ و ﺮُ ﻤَ ﻋَ ﻢْ ﮭُ ﺗْ ءَ ﺎٓ ﺟَ وَ ﻢ ﮭُ ﻠُ ﺳُ رُ

ﺑِﭑ ﯿِّﻨَٰ ﻟْﺒَ

ﺖ ِ ۖ ﻓَ ﻤَﺎ ﻛَﺎ نَ ﱠُ ٱ ﻢْ ﮭُ ﻤَ ﻠِ ﻈْ ﻟِﯿَ ﻦ ﻜِ وَﻟَٰ ك◌َ اﻧُ ﻮٓا۟ ﻢْ ﮭُ ﺴَ ﻔُ أَﻧ نَ ﻮ ﻤُ ﻠِ ﻈْ ﯾَ

Terjemahan :

“Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri”. (QS ar-Rum (30) : 9).19

(34)

D. Kerangka Teori

Gambar 1 2.1 Kerangka Teori Dermatitis Kontak

Iritan

Definisi Epidemiologi

Jenis-jenis Dermatitislogi Kontak Iritan Faktor terjadinya Dermatitis Kontak Iritan Gejala Dermatitis

Kontak Iritan Patogenesis Dermatitis

Kontak Iritan Masa Inkubasi

Penceegahan Dermatitis Kontak

Iritan

Tingkat Pengetahuan

Definisi Tingkat

pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP A. Konsep Pemikiran

Gambar 2 3.1 Konsep Pemikiran

= Variabel independen

= Variabel dependen

B. Variabel Penelitian

NO

1.

VARIABEL DEFINISI

OPERASIONAL

CARA UKUR

ALAT UKUR

SKALA UKUR

HASIL UKUR

Denpenden Kejadian Dermatitis Kontak Iritan

Orang-orang yang memiliki gejala inflamasi kulit yang memiliki gejala eritem, edema ringan, dan bersisik. Dermatitis kontak iritan adalah respon nonspesifik kulit

Angket Lembar kuesioner

Ordinal - Ada ≥ 3 gejala - Tidak ada < 3 gejala

Tingkat pengetahuan

Dermatitis Kontak Iritan

(36)

langsung yang menyebabkan kerusakan sawar kulit oleh karena bahan kimia yang melepaskan mediator inflamasi terutama pada sel epidermis.23

2. Independen Tingkat Pengetahuan

Segala sesuatu yang diketahui responden setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek.22

Angket Lembar kuesioner

Ordinal Baik > 75%

Sedang 40-75%

Kurang < 40%

Tabel 1 3.1 Variabel Penelitian C. Hipotesis

HA= Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas Kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

H0= Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas Kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah petugas Kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang yang terdiri dari Dokter, Perawat, Bidan, dan petugas Laboratorium.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik bertujuan membuat deskripsi yang akurat, faktual, dan sistematis mengenai pengetahuan petugas Kesehatan terhadap dermatitis kontak iritan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober-Desember 2021.

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian adalah petugas Kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

2. Sampel

Sampel penelitian yang digunakan yaitu yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

(38)

1) Mengisi kuisioner dengan lengkap 2) Dapat diajak kerja sama dalam penelitian

3) Petugas Kesehatan yang bekerja selama lebih dari 2 tahun b. Kriteria Eksklusi

1.) Petugas Kesehatan yang bersifat magang di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

3. Besar Sampel n = ( )

Keterangan : N : besar populasi n : besar sampel d : derajat kemaknaan N = 80

d = 0,05

Dengan demikian : n = ( , )

n = ( , )

n = , = 66,66 = 67 orang E. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan metode Cluster sampling dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian.

(39)

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang berisi tentang pengetahuan mengenai dermatitis kontak iritan.

2. Jenis Data

Jenis data yang digunakan yaitu data primer, data yang menggunakan kuesioner yang telah tervalidasi dan diobservasi langsung oleh peneliti.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui presentase atau frekuensi dari variable dependen dan variable independen.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di puskesmas bilokka kabupaten sidenreng rappang yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi, menggunakan uji statistik Chi- Square, dengan bantuan komputer program SPSS.

H. Pengelolaan Dan Penyajian Data

Pengelolaan data dilakukan menggunakan computer dengan program (SPSS) Statistic Product and Service Solutions, dan dikumpulkan merupakan data mentah yang harus diorganisasi sedemikian rupa agar dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik hingga mudah dianalisis dan ditarik kesimpulan.

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, diantaranya :

(40)

a. Editing (Penyuntingan)

Adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, dan data yang telah diperoleh dari data sekunder dan data primer untuk dikumpulkan agar diperiksa lebih lanjut.

b. Coding (Pemberian kode data)

Adalah data yang telah diperiksa kemudian diberi kode agar mempermudah dalam pengolahannya.

c. Scoring (pemberian skor)

Adalah Setelah data terkumpul dan kelengkapannya di periksa kemudian di lakukan tabulasi dan di beri skor sesuai dengan kategori dari data serta jumlah item pertanyaan dari setiap variable.

d. Data Entry (Memasukkan Data)

Adalah jawaban - jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

“kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program “software”

computer, dan salah satu program yang paling sering digunakan untuk “ data entry” penelitian yaitu program komputerisasi.

e. Cleaning (Pembersihan Data)

Adalah semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, dan kemudian dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

f. Processing (Proses data)

(41)

Adalah data diproses dengan mengelompokkan data kedalam variabel yang sesuai dengan menggunakan program computer.22

I. Etika Penelitian

Persetujuan etik yang sudah di buat di UP2M Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar dengan nomor:

012/UM.PKE/X/43/3021 J. Alur Penelitian

Gambar 3 4.1 Alur Penelitian Permohonan izin pada kabupaten

Informed consent

Pembagian dan pengisian kuisioner

Pengumpulan data responden

Pengelolahan dan analisis data

Hasil

(42)

BAB V

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Oktober- Desember 2021 dengan judul hubungan antara tingkat pengetahuan denga kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 67 orang, dan menggunkan teknik Cluster sampling. Maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

A. Analisis univariat

1. Distribusi karakteristik responden Umur

Umur Frekuensi %

Remaja Akhir 5 7.5

Dewasa Awal 36 53.7

Dewasa Akhir 18 26.9

Lansia Awal 6 9.0

Lansia Akhir 2 3.0

Total 67 100.0

Tabel 2 5.1 Jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 8 11.9

Perempuan 59 88.1

Total 67 100.0

(43)

2. Distribusi kejadian dermatitis kontak iritan Kejadian

Dermatitis Kontak Iritan

Frekuensi %

Tidak 39 58.2

Ada 28 41.8

Total 67 100.0

Tabel 4 5.3 3. Distribusi tingkat pengetahuan

Tingkat

Pengetahuan Frekuensi %

Baik 31 46.3

Sedang 21 31.3

Kurang 15 22.4

Total 67 100.0

Tabel 5 5.4

B. Analisis Bivariat

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

(44)

Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Total Tingkat

Pengetahuan Ada Tidak P Value

f % f % f %

0.002

Baik 8 25.8 23 74.2 31 100

Sedang 8 38.1 13 61.9 21 100

Kurang 12 80.0 3 20.0 15 100

Total 28 41.8 39 58.2 67 100

Tabel 6 5.5

Dari hasil uji stastistik chi- square didapat P value = 0,002 (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang.

(45)

BAB VI PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengumpulan pada 67 responden, berdasarkan kuisioner untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang. Diperoleh tingkat pengetahuan baik terhadap dermatitis kontak iritan sebanyak 31 (46.3%) responden, tingkat pengetahuan sedang terhadap dermatitis kontak ritan sebanyak 21 (31.3%) responden, sedangkan tingkat pengetahuan kurang terhadap dermatitis kontak iritan sebanyak 15 (22.4%) responden. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan petugas kesehatan yang ikut serta dalam penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hasil analisis data berdasarkan uji che-square menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan, dengan nilai p = 0.002.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ibtisam Aulia Nasution, 2017, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada karyawan pencuci mobil di Kecamatan Medan Sunggal, dimana angka kejadian dermatitis kontak iritan dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 orang (8,3%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 10 orang (83,3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (8,3%), maka nilai p = 0,750 (>0.05).24

Pada penelitian kami ditemukan bahwa tingkat pengetahuan mengenai dermatitis kontak iritan dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 orang

(46)

(46.3%). Hal ini juga sesuai dengan teori Notoatmodjo bahwa pendidikan akan mempengaruhi kognitif seseorang dalam meningkatkan pengetahuan sehingga bila pendidikan rendah maka kemungkinan tingkat pengetahuan juga rendah.

Meskipun sebenarnya pengetahuan tidak dibentuk hanya oleh pendidikan saja tapi ada subbidang lain yang juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya pengalaman, informasi, keperibadian dan lainnya, sehingga bila pendidikan rendah, maka kemungkinan tingkat pengetahuan juga rendah.25

Dalam al-quran surat Shad Ayat 29 yang berbunyi sebagai berikut :

ﻛِ

ﺘَٰ

ﺐ ٌ ﮫُ ﻟْﻨَٰ ﺰَ أَﻧ ﻚَ ﯿْ إِﻟَ كٌ ﺮَ ﺒَٰ ﻣُ وٓا۟ ﺮُ ﺑﱠ ﺪﱠ ﻟِّﯿَ ﮫِۦ ﯾَٰﺘِ ءَا ﺮَ ﻛﱠ ﺬَ ﯿَﺘَ وَﻟِ ا۟ ﻮ ﻟُ و۟ أُ ﺐ ِ َﻟْﺒَٰ ﻷْ ٱ

Terjemahan :

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”.

Adapun tafsir dari Kementerian Agama Saudi Arabia, yaitu apa yang diwahyukan kepadamu ini, (wahai rasul) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu yang diberkahi agar mereka merenungkan ayat-ayatnya dan melaksanakan kandungan dan petunjuknya, dan agar orang-orang yang memiliki akal yang lurus merenungkan apa yang Allah bebankan kepada mereka.26

Firman Allah yang lain juga di jelaskan dalam al-quran surah Mujaadalah (58) ayat 11 sebagai berikut :

ﯾَٰٓﺄَ

ﮭَﺎ ﯾﱡ ﻦَ ﯾ ﺬِ ٱﻟﱠ ﻮٓا۟ ﻨُ ﻣَ ءَا ا إِذَ ﻞَ ﻗِﯿ ﻢْ ﻜُ ﻟَ ا۟ ﻮ ﺤُ ﺴﱠ ﺗَﻔَ ﻰﻓِ ﺲِ ﻠِ ﺠَٰ ﻤَ ٱﻟْ ا۟ ﻮ ﺤُ ﺴَ ﻓْ ﻓَﭑ ﺢِ ﺴَ ﯾَﻔْ ﱠُ ٱ ﻚ ◌ُمْ ۖ وَإِ ﻟَ ذَا ﻞَ ﻗِﯿ ٱﻧ

ﺸُ

ﺰُ

و

ا۟ ا۟ و ﺰُ ﺸُ ﻧ ﻓَﭑ ﻊِ ﻓَ ﺮْ ﯾَ ﱠُ ٱ ﻦَ ﯾ ﺬِ ٱﻟﱠ ا۟ ﻮ ﻨُ ﻣَ ءَا ﻢْ ﻜُ ﻨ ﻣِ و◌َ ﻦَ ﯾ ﺬِ ٱﻟﱠ ا۟ ﻮ ﺗُ و أُ ﻢَ ٱﻟْ ﻠْ ﻌِ ﺖ ٍ ﺟَٰ رَ دَ ۚ ﱠُ وَٱ ﺑِﻤَ ﺎ

(47)

Terjemahan :

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.27

Adapun tafsir dari ayat di atas yaitu, Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu, oleh siapapun: “Berlapang- lapanglah, yakni berupayalah dengan sungguh-sungguh walau dengan memaksakan diri untuk memberikan tempat pada orang lain, dalam majelis- majelis, yakni satu tempat, baik itu tempat duduk maupun bukan untuk duduk, apabila diminta kepada kamu untuk melakukan itu maka lapangkanlah tempat itu untuk orang lain itu dengan sukarela. Sedangkan kata unsyuzuu terambil dari kata nuzuz, yakni tempat yang tinggi. Perintah tersebut pada mulanya berarti beralih ke tempat yang lebih tinggi. Yang dimaksudkan adalah pindah ke tempat lain untuk memberikan kesempatan kepada yang lebih wajar duduk atau berada di tempat yang wajar pindah itu atau bangkit melakukan suau aktifitas yang positif.

Sementara itu, ada juga yang memahaminya dengan berdirilah dari rumah Nabi, jangan berlama-lama di sana, karena boleh jadi ada kepentingan nabi saw yang lain dan yang perlu segera beliau hadapi. Sedangkan kata majaalis adalah bentuk jamak dari majelis. Pada umumnya berarti tempat duduk. Dalam konteks ayat ini adalah tempat Nabi saw memberikan tuntunan agama ketika itu. Tetapi yang dimaksud di sini adalah tempat keberadaan secara mutlak, baik itu tempat duduk, tempat berdiri, atau bahkan tempat berbaring. Karena, tujuan perintah atau tuntunan ayat ini adalah memberi tempat yang wajar secara mengalah kepada

(48)

orang-orang yang dihormati atau pun orang-orang yang lemah. Seorang tua non- muslim sekalipun.28

(49)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan halis penelitian tentang hubungan antar tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang, dapat di simpulkan bahwa :

1. Pengetahuan petugas Kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang mengenai dermatitis kontak iritan berada pada kategori baik.

2. Tingkat kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskesmas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang cukup kurang dikarenakan adanya pengetahuan yang baik.

3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada petugas kesehatan di Puskemas Bilokka Kabupaten Sidenreng Rappang yang signifikan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat di sampaikan peneliti yaitu :

1. Untuk para petugas kesehatan agar lebih memperhatikan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan jumlah populasi lebih banyak dan variable penelitian yang beragam.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

1. International Labour Organization. (2013). Keeselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas. Jakarta: I LO.

2. Hogan DJ. Contact Dermatitis, Allergic. EMedicine Dermatology; 2015.

3. Singgih S. Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan tahun 2017. Majority, 147-150

4. Nicholson, PJ. Evidence Based Guidelines : occupational contact dermatitis and urticaria. Occup Med 2010; 60 :502-6.

5. Menurut Predoksi (2014)

6. Tombeng, M., Darmada, I. & Darmaputra, I. 2013. Occupational Contact Dermatitis In Farmers. E-Jurnal Medika Udayana, 2, 200-217.

7. Adisasmito, W. Sistem Manajemen Lingkungan Puskesmass, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016.

8. DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG. 10 PENYAKIT TERBSESAR RAWAT JALAN PUSKESMAS. 2020.

Yusuf, Ricky Setiadi. "Efek Hand Hygiene terhadap Dermatitis Tangan." Jurnal Kedokteran 10.2 (2021): 480-486.

9. Djuanda.2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7 Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta.

10. Jahidin, Ahid. "HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU

(51)

PUSKESMAS CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR."

https://ejurnal.biges.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/13 diakses pada 3 Agustus 2021

11. Pradaningrum, Sinta, Daru Lestantyo, and Siswi Jayanti. "Hubungan personal hygiene, lama kontak, dan masa kerja dengan gejala dermatitis kontak iritan pada pengrajin tahu Mrican Semarang." Jurnal Kesehatan Masyarakat (E- Journal) 6.4 (2018): 378-386.

12. Anshar, Rizadin, Ratih Pramuningtyas, and Devi Usdiana. "Hubungan Pekerja Basah Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Akibat Kerjapada Petugas Kesehatan Di Rumah Sakit X Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan." Biomedika 8.2 (2017).

13. Retnoningsih, Arie. 2017. Analisis Faktor-Faktor Kejadian Dermatitis Kontak Pada Nelayan di Kawasan Tambak Lorok Semarang Utara. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Semarang : Semarang.

14. Djuanda, Adhi, dkk. 2016. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta

15. Nitya Ananda, Risca. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiling Kota Bandarlampung Tahun 2019. http://repository.poltekkes- tjk.ac.id/id/eprint/45diakses pada 03 Agustus 2021.

16. Notoadmodjo, S. 2010a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta..2010b. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

17. Notoatmodjo Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :

(52)

Jakarta.2012.

18. Budiman, A.R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

19. AL-QURAN (QS. Al-Baqarah [2] : 195). (QS. Al-Qoshsosh : 77). (QS. AR- Rum [30] : 9).

20. Saftriani Fitria, Hendra Tarugan Sibero, Muhammad Aditya, Bela Riski Dinati, 2015. Prevelensi Dermatitis Kontak Akibat Kerja ddan Faktor yang Mempengaruhinya Pada Pekerja Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Abdul Moelek. Lampung. Prosiding Seminar PresentasiArtikel Ilmiah Dies Natalis FK Unila ke-13.

21. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta

22. Nursalam (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.

Salemba Medika: Jakarta.

23. Belsito DV. Occupational contact dermatitis: etiology, prevalence, and resultant impairment/disability. Journal of the American Academy of Dermatology. 2009

24. Nasution, Ibtisam Aulia. 2017. “Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada karyawan pencuci mobil di Kecamatan Medan Sunggal”

25. Notoatmodjo S. 2013. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.

(53)

26. Hadi Abdul. 2021. "Ayat Al-Qur'an Tentang Ilmu Pengetahuan & Kewajiban Menuntut Ilmu",https://tirto.id/gkUo, diakses pada 9 November 2021.

27. Al-Qur’an, (Al Mujadalah [58] : 11), hal.542

28. Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2012, hal.187

(54)

LAMPIRAN Lampiran 1

INFORMED CONSENT Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti secara terperinci dan jelas tentang penelitian “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PETUGAS

KESEHATAN DI PUSKEMAS BILOKKA KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut. Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar , 2021

( )

(55)

Lampiran 2

Kuesioner Pengetahuan tentang Dermatitis kontak Iritan No. Responden :

Hari/tanggal wawancara A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : Suku :

Umur : Alamat :

Pendidikan Terakhir : ( ) SD ( ) SMP ( ) SMA ( ) Diploma ( ) Sarjana Lama kerja : ... jam

Masa Kerja : ... tahun ... bulan

Lokasi kelainan kulit (kosongkan jika tidak ada) :

B. Kuesiner pengetahuan terhadap pencegahan pencegahan dermatitis kontak iritan Petunjuk : Berilah tanda silang (x) pada pilihan A,B,C atau D yang menurut anda tepat.

1. Siapakah yang lebih sering mengalami dermatitis kontak iritan?

a. Anak-anak usia 7 sampai 8 tahun b. Pekerja pencuci mobil

c. Para pekerja bangunan d. Petugas kesehatan

2. Lokasi yang sering terkena dermatitis kontak iritan adalah...

a. Tangan b. Seluruh badan c. Kaki

d. Kepala

(56)

3. Apakah suhu dingin dan udara kering mempengaruhi tanda terjadinya dermatitis kontak iritan?

a. Ya

b. Tidak

4. Bagaimana pencegahan dermatitis kontak iritan pada saat bekerja ? a. Mengurangi terpajan bahan iritan

b. Menggunakan APD saat bekerja

c. Mengganti zaat iritan dengan bahan yang lain

5. Apakah dengan terpapar air terlalu sering dapat juga menyebabkan dermatitis kontak iritan?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah benar dermatitis kontak iritan dapat sembuh sendiri tanpa dilakukan pengobatan?

a. Benar b. Salah

7. Gejala dermatitis kontak iritan adalah ….

a. Gatal, panas di kulit, kulit merah, bengkak, tangan kesemutan b. Permukaan kulit bergelembung, bengkak, kesemutan, tangan kaku c. Kulit merah, gatal, panas di kulit, bengkak, permukaan kulit

bergelembung

d. Bengkak, permukaan kulit bergelembung, kulit merah, tangan kaku,tangan kesemutan

8. Karena factor apa menurut anda sehingga dapat timbul penyakit ini ? a. golongan darah

b. bakteri/kuman penyakit c. kepekaan kulit

(57)

a. Ya b. Tidak

C. Pertanyaan yang berhubungan dengan pengalaman terhadap penyakit dermatitis Petunjuk : isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (√) pada kotak. Ya atau Tidak sesuai pilihan jawaban anda

No Pertanyaan Jawaban

Apakah anda pernah mengalami tanda dan gejala seperti berikut

Ya Tidak

1. Gatal

2. Kulit Kemerahan 3. Luka yang menonjol 4. Luka yang berisi cairan 5. Luka yang mengering

6. Bengkak diatas kulit yang padat dan berwarna kemerahan

(58)

Lampiran 3

Analisis SPSS Ver. 20.

1. Karakteristik Responden

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Remaja Akhir 5 7,5 7,5 7,5

Dewasa Awal 36 53,7 53,7 61,2

Dewasa Akhir 18 26,9 26,9 88,1

Lansia Awal 6 9,0 9,0 97,0

Lansia Akhir 2 3,0 3,0 100,0

Total 67 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Laki-laki 8 11.9 11.9 11.9

Perempuan 59 88.1 88.1 100.0

Total 67 100.0 100.0

2. Analisis Univariat

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

baik 31 46.3 46.3 46.3

sedang 21 31.3 31.3 77.6

kurang 15 22.4 22.4 100.0

Total 67 100.0 100.0

(59)

Kejadian Dermatitis Kontak Iritan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak 39 58.2 58.2 58.2

Ada 28 41.8 41.8 100.0

Total 67 100.0 100.0

3. Analisis Bivariat

Tingkat Pengetahuan * Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Crosstabulation

Kejadian Dermatitis Total

Tidak Ada

Tingkat Pengetahuan

baik

Count 23 8 31

Expected Count 18.0 13.0 31.0

% within Tingkat Pengetahuan 74.2% 25.8% 100.0%

sedang

Count 13 8 21

Expected Count 12.2 8.8 21.0

% within Tingkat Pengetahuan 61.9% 38.1% 100.0%

kurang

Count 3 12 15

Expected Count 8.7 6.3 15.0

% within Tingkat Pengetahuan 20.0% 80.0% 100.0%

Total

Count 39 28 67

Expected Count 39.0 28.0 67.0

% within Tingkat Pengetahuan 58.2% 41.8% 100.0%

(60)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- sided)

Pearson Chi-Square 12.376a 2 .002

Likelihood Ratio 12.742 2 .002

Linear-by-Linear Association 10.964 1 .001

N of Valid Cases 67

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.27.

(61)

Lampiran 4

(62)

Lampiran 5

(63)

Lampiran 6

(64)

Lampiran 7

(65)

Lampiran 8

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)

Gambar

Gambar 1 2.1 Gambar 2 3.1 Gambar 3 4.1
Gambar 1 2.1 Kerangka TeoriDermatitis Kontak
Gambar 2 3.1 Konsep Pemikiran
Tabel 1 3.1 Variabel Penelitian C. Hipotesis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Occupational health hazards and safety practices among the workers of tannery industry in Bangladesh.. Occupational health hazards and safety practices among the workers

Menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak 4 Gelas Ukur... Memegang buret yang digunakan

Sebelum tahun 1980an, sebagian besar perbaikan tanah lunak untuk mengatasi pemampatan yang terjadi dilakukan dengan menggunakan sand drains dan horizontal sand

Judul Tesis : PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA

Transboundary Haze Pollution Act yang mengatakan bahwa parties (dalam hal ini negara anggota ASEAN yang meratifikasi AATHP) memiliki kewajiban dalam semangat solidaritas

Kriteria 1 Perlu Bimbingan 2 Cukup 3 Baik 4 Baik Sekali Pengumpulan data Tidak melakukan Pengumpulan data Sebagian kecil pengumpulan data dilakukan secara

From the explanation above, researchers are interested in examining the relationship between the level of education of workers and work experience with the level of

Langkah- langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data pada karangan antara lain (1) membaca karangan siswa, (2) mengidentifikasi data, (3) mengelompokkan kesalahan afiksasi,