1
Pengaruh Ekstensifikasi Dan Intensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
(Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kuningan)
Abstract: Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) of Majalengka has changed its function to Kantor Pelayanan Pajak Micro (KPP Micro) of Majalengka. The difference between the Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) and Kantor Pelayanan Pajak Micro (KPP Micro) in terms of services and the existence of extensification activities. This study is to determine how the effect of extensification and intensification on individual income tax receipts at the Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama of Kuningan.
This research is a quantitative study using primary data with data collection techniques using a questionnaire which is measured using a Likert scale. The population of this research is all employees of Pratama Kuningan tax service office. The sampling technique in this study used saturated sampling or census sampling with a total of 55 respondents..
The results of this study indicate that: Extensification has a significant effect on Personal Income Tax Receipts and Intensification does not have a significant effect on Personal Income Tax Receipts.
Keywords: Personal Income Tax Receipts, Extensification, Intensification
Abstrak: Kantor Pelayanan, Penyuluhan, Dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) Majalengka sudah berubah fungsi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Mikro (KPP Mikro) Majalengka. Perbedaan antara Kantor Pelayanan, Penyuluhan, Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dengan Kantor Pelayanan Pajak Mikro (KPP Mikro) adalah dari segi pelayanan dan adanya kegiatan ekstensifikasi. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Ekstensifikasi dan Intensifikasi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kuningan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diukur menggunakan skala likert. Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor pelayanan pajak pratama kuningan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh atau sensus sampling dengan jumlah responden sebanyak 55 responden yang diteliti.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Ekstensifikasi berpengaruh
signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Intensifikasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi.
2
Kata Kunci: Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Ekstensifikasi,
Intensifikasi1. Pendahuluan
Penerimaan pajak yaitu Sumber penerimaan yang dapat diperoleh secara terus menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan pemerintahan serta kondisi masyarakat (John Hutagaol (Meilisa, 2016)). Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Untuk melaksanakan pembangunan di perlukan dana yang relatif besar, dana yang di perlukan tersebut semakin meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan pembangunan itu sendiri, pemerintah Indonesia secara terus menerus berusaha meningkatkan sumber pembiayaan pembangunan salah satunya berasal dari penerimaan pajak.
Selaras dengan semakin membesarnya kebutuhan pembiayaan negara dan desakan kemandirian pembiayaan, rasanya pemerintah harus menemukan sumber penerimaan negara yang elastis dan berkelanjutan. Pajak penghasilan orang pribadi memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu, secara bertahap harus menjadi instrumen yang efisien untuk meningkatkan penerimaan negara kegiatan pemerintah dalam pembangunan nasional senantiasa meningkat dari tahun ke tahun, hal ini berpengaruh pada kebutuhan anggaran belanja Negara (Cahya, 2013).
Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan Objek Pajak dalam administrasi Direktorat Jendral Pajak (SE-06/PJ.9/2001). Ekstensifikasi yang berarti usaha-usaha untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang baru. Namun, dalam upaya ekstensifikasi ini, khususnya yang bersumber dari pajak pusat yang dilaksanakan tidak semata-mata untuk menggali pendapatan berupa sumber penerimaan yang memadai, tetapi juga untuk melaksanakan fungsi fiskal lainnya agar tidak memberatkan bagi masyarakat (Nugroho, 2016).
Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor Per:35/PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi, ekstensifikasi adalah upaya proaktif yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Yang menjadi sasaran kegiatan ekstensifikasi adalah daftar Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif dan belum mendaftarkan diri
3
untuk diberikan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang disusun dari hasil analisis data dan informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh Kantor Pelayanan Pajak. Usaha ekstensifikasi pemberitahuan NPWP telah digencarkan sejak tahun 2005 merupakan salah satu upaya untuk menambah penerimaan pajak. Program kerja ekstensifikasi yang efektif akan memberikan hasil sesuai dengan yang direncanakan dan memiliki signifikan yang memadai. Program ekstensifikasi NPWP yang terus dijalankan setelah tahun 2005 seharusnya diiringi dengan evaluasi guna mengatasi kelemahan program yang telah dijalankan sebelumnya. Analisis terhadap pelaksanaan program dapat meliputi efektivitas program kerja yang selama ini dilaksanakan, besaran potensi program kerja yang masih dapat digali, maupun untuk kendala-kendala yang selama ini ditemukan dalam pelaksanaan program.
Intensifikasi Pajak yaitu kegiatan Optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jendral Pajak dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak (SE-06/PJ.9/2001).
Intensifikasi pemungutan pajak merupakan kebijakan yang ditempuh agar para wajib pajak membayar sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga realisasi penerimaan pajak sesuai dengan potensinya, melalui kebijakan ini penerimaan pajak diharapkan meningkat, namun jumlah subjek pajak dan objek pajaknya tidak berubah (Marisa dan Agus, 2013). Tujuan intensifikasi pajak mengintensifkan semua usahanya dalam meningkatkan dalam meningkatkan penerimaan pajak dari sisi ekstensifikasi pajak pemerintah melakukan perubahan ketentuan peraturan untuk memperluas cakupan subyek dan obyek pajak (Vergina dan Ratna, 2013).
Intensifikasi dijadikan sebagai kegiatan tindak lanjut dari kegiatan ekstensifikasi yang telah dilakukan Kegiatan intensifikasi pajak di KPP Pratama berada di bawah naungan Seksi Pengawas dan Konsultasi yang dilaksanakan oleh Account Representative.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.01/2015, fungsi Account Representative dibagi menjadi dua yaitu, Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak serta Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak. Pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak merupakan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak yaitu melakukan pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, menyusun profil dan menganalisis kinerja Wajib Pajak, dan merekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
4
Kabupaten Majalengka di pengunjung akhir tahun 2018 sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, dapat dilihat dari Bandara Internasional Jawa Barat yang sudah mulai beroprasi dan jalan tol CISUNDAWU yang masih dalam proses pengerjaan. Akses transportasi yang semakin mudah di capai salah satu alasan para Investor untuk ber Investasi di Kabupaten Majalengka, semakin banyak investor yang hadir maka dapat di indikasikan bahwa Pendapatan Asli Daerah dari Kabupaten Majalengka bertambah terutama dari sektor Pajak Daerah. Bersamaan dengan itu Kantor Pelayanan, Penyuluhan, Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Majalengka sudah berubah fungsi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Mikro Majalengka, yang membedakan antara Kantor Pelayanan, Penyuluhan, Dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) dengan Kantor Pelayanan Pajak Mikro adalah dari segi pelayanan dan adanya kegiatan ekstensifikasi, Kantor Pelayanan Pajak Mikro diharapkan masyarakat atau yang di utamakan nya adalah wajib pajak dapat memperoleh pelayanan pelayanan perpajakan yang optimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menguraikan permasalahan yakni bagaimana pengaruh ekstensifikasi terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi, bagaimana pengaruh intensifikasi terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
Dan dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstensifikasi terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi dan untuk mengetahui pengaruh intensifikasi terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
2. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
2.1. Hubungan Ekstensifikasi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Ekstensifikasi Wajib Pajak suatu kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan Objek Pajak dalam administrasi Direktorat Jendral Pajak (SE-06/PJ.9/2001). Menurut Suyanto dan Yahya (2016) Ekstensifikasi Pajak memiliki pengaruh positif terhadapa penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Ekstensifikasi yang berarti usaha-usaha untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang baru. Namun, dalam upaya ekstensifikasi ini, khususnya yang bersumber dari pajak pusat yang dilaksanakan tidak semata-mata untuk menggali pendapatan berupa sumber penerimaan yang memadai, tetapi juga untuk melaksanakan fungsi fiskal lainnya agar tidak memberatkan bagi masyarakat (Nugroho, 2016).
5
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diturunkannya adalah:
H1 : Ekstensifikasi berpengaruh s
ecara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
2.2. Hubungan Intensifikasi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Intensifikasi Wajib Pajak suatu kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau yang telah terdaptar dalam administrasi DJP dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak (SE- 06/PJ.9/2001). Menurut Ngadiman dan Felicia (2017) Intensifikasi pajak memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak Orang Pribadi.
Intensifikasi pemungutan pajak merupakan kebijakan yang ditempuh agar para wajib pajak membayar sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga realisasi penerimaan pajak sesuai dengan potensinya, melalui kebijakan ini penerimaan pajak diharapkan meningkat, namun jumlah subjek pajak dan objek pajaknya tidak berubah (Marisa dan Agus, 2013). Tujuan intensifikasi pajak mengintensifkan semua usahanya dalam meningkatkan dalam meningkatkan penerimaan pajak dari sisi ekstensifikasi pajak pemerintah melakukan perubahan ketentuan peraturan untuk memperluas cakupan subyek dan obyek pajak (Vergina dan Ratna, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang diturunkannya adalah:
H2 : Intensifikasi berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Orang Penghasilan Orang Pribadi
Ekstensifikasi (X1)
Intensifikasi (X2)
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Y) H1
H2
6
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
3. Metode Penelitian
3.1. Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian merupakan cara peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitiannnya. Hal ini Sesuai dengan Sugiyono (2019:2) Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa survey dan studi pengembangan (Siregar, 2015:16). Dengan penelitian metode deskriptif, memungkinkan peneliti untuk melakukan hubungan antar variable menguji
7
hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas.
Sedangkan metode verifikatif adalah metode penelitian untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis melalui pengujian statistik tertentu sesuai dengan data penelitian yang dikumpulkan (Sudirno, 2018:2). Dalam penelitian ini, pengaruh yang ingin dikaji adalah Ekstensifikasi, Intensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
3.2. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2019:135) mendefinisikan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek yang diteliti itu. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Pegawai KPP Pratama Kuningan yang berjumlah 98 pegawai.
Sugiyono (2019:136) mendefinisikan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2017:65). Pemilihan sampel ini menggunakan Sampling Total/Sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono, 2017:67). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada yaitu seluruh pegawai KPP Pratama Kuningan.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:13) menyatakan bahwa data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
3.3.2. Pengujian Instrumen Penelitian
Sehubungan dengan digunakannya kuesioner dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan sangat diharapkan. Oleh karena itu, agar alat ukur tersebut valid dan dapat dipercaya sehingga dapat menggambar obyek penelitian yang sebenarnya perlu dilakukan pengujian yaitu dengan 2 (dua) macam cara pengujian berupa uji validitas dan uji reliabilitas.
8
3.4. Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1. Analisis Deskriptif
Menganalisis secara deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebar dengan bantuan tabel dalam bentuk jumlah dan persentase, dengan ketentuan pembobotan yang telah ditentukan yaitu berkisar 1 sampai dengan 5 menggunakan skala likert sehingga dapat diketahui klasifikasi keberadaan dari masing-masing variabel penelitiannya.
Variabel dalam penelitian ini adalah Ekstensifikasi, Intensifikasi (variabel independen atau variabel bebas) dan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (variabel dependen atau variabel terikat).
3.4.2. Analisis Verifikatif
Menurut Sudirno (2018:2). analisis verifikatif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis melalui pengujian statistik tertentu sesuai dengan data penelitian yang dikumpulkan.
3.4.2.1. Asusmsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak untuk digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikoleniaritas, dan uji heteroskedastisitas.
3.4.2.2. Analisis Linier Berganda
Menurut Siregar (2015:405) menyatakan bahwa analisis regresi ganda merupakan alat yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tidak bebas. Analisis dilakukan terhadap variabel Ekstensifikasi (X1), Intensifikasi (X2) dan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Y).
3.4.3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian analisis berganda yang menguji hubungan dua veriabel independen dengan variabel dependen yang di tampilkan dalam bentuk persamaan regresi, kemudian dilakukan Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t).
4.
Hasil
4.1. Pengaruh Ekstensifikasi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Berdasarkan hasil analisis menyatakan bahwa Ekstensifikasi berpengaruh positif signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Karena nilai t
hitung> t
tabelyaitu 3,412 > 2,00665 dan nilai signifikansinya 0,001 < 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti Ekstensifikasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak
9
Penghasilan Orang Pribadi. Nilai t hitung positif menunjukan bahwa Ekstensifikasi mempunyai hubungan yang searah dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suyanto dan Yahya (2016) Ekstensifikasi Pajak memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kuningan membuat perencanaan penyusunan daftar sasaran, penyusunan rencana kerja, koordinasi dengan pihak terkait, mendatangi wajib pajak dan melakukan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan.
4.2. Pengaruh Intensifikasi terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Berdasarkan hasil analisis menyatakan bahwa Intensifikasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Karena nilai t
hitung< t
tabelyaitu 0,542 < 2,00665 dan nilai signifikansinya 0,590 > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti Intensifikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Nilai t hitung negatif menunjukan bahwa Intensifikasi tidak mempunyai hubungan yang searah dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ngadiman dan Felicia (2017) Intensifikasi pajak memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak Orang Pribadi. Kegiatan intensifikasi pajak di KPP Pratama berada di bawah naungan Seksi Pengawas dan Konsultasi yang dilaksanakan oleh Account Representative. Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 79/PMK.01/2015, fungsi Account Representative dibagi menjadi dua yaitu Account Representative yang menjalankan fungsi pelayanan dan konsultasi Wajib Pajak serta Account Representative yang menjalankan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak. Pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak yaitu melakukan pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, menyusun profil dan menganalisis kinerja Wajib Pajak, dan merekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan himbauan kepada Wajib Pajak.
5.
Kesimpulan dan Saran
5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Ekstensifikasi memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Artinya pelaksanaan Ekstensifikasi baik
dilaksanakan karena adanya kerjasama antara pihak pajak dengan instansi, perusahaan,
10
pelaku UMKM serta kesiapan pihak pajak untuk mendorong wajib pajak memiliki NPWP dengan melakukan sosialisasi terus-menerus dan memberikan NPWP untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak bahwa pentingnya membayar pajak untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Intensifikasi memiliki hubungan positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Artinya pelaksanaan Intensifikasi kurangnya kepatuhan dan kesiapan dari pihak pajak, perlu adanya peran sosialisasi dan imbauan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang sudah terdaptar di Administrasi Direktorat Jendral Pajak dan meningkatkan potensi penerimaan pajak.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai berikut:
1.
Untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kuningan, sebaiknya kegiatan Ekstensifikasi Pajak yang dilakukan agar lebih dikembangkan atau diperluas dari tahun-tahun sebelumnya, supaya jumlah wajib pajak yang terdaftar terus meningkat. Meningkatkannya dengan cara koordinasi dengan pihak terkait lebih banyak serta mendatangi wajib pajak dan melakukan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan lebih rutin.2.
Untuk kegiatan Intensifikasi, sebaiknya lebih ditingkatan lagi terkait sosialisasi dan imbauan kepada wajib pajak, supaya realisasi SPT sesuai target dari wajib pajak terdaftar wajib SPT untuk meningkatkan potensi penerimaan pajakDAFTAR PUSTAKA
Cahya. 2013. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (studi pada Kantor Pelayanan Pajak Kota Bandung). Skripsi.
Universitas Pasundan. Bandung
Dewi, Suwarno. 2014. Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dan Intensifikasi Pajak:
Upaya Peningkatan Penerimaan Pph Orang Pribadi Pada Kpp Pratama Duren Sawit.
Binus Business Review, Vol 5 No 2, 588-600
Felicia. 2017. Pengaruh Ekstensifikasi Pajak, Intensifikasi Pajak, Kenaikan Ptkp, Dan Tax Holiday Terhadap Penerimaan Pajak Orang Pribadi Di Jakarta Barat. Jurnal Akuntansi, Vol XXI No 1, 127-142
Nugroho. 2016. Pengaruh Ekstensifikasi Pajak Dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees). Skripsi. Universitas Pasundan. Bandung Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK/0.1/2009 tentang
organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jendral Pajak
11