• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) PADA PROSES PENGOLAHAN GURITA (Octopus sp) DI PT. KELOLA MINA LAUT MAKASSAR, SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) PADA PROSES PENGOLAHAN GURITA (Octopus sp) DI PT. KELOLA MINA LAUT MAKASSAR, SULAWESI SELATAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) PADA PROSES PENGOLAHAN GURITA (Octopus sp) DI PT. KELOLA

MINA LAUT MAKASSAR, SULAWESI SELATAN

TUGAS AKHIR

Oleh:

MARDIAH 1622030133

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2019

(2)
(3)
(4)

RINGKASAN

MARDIAH 1622030133,

Penerapan K3 pada proses pengolahan gurita beku di. PT. Kelolah Mina Laut Makassar, Dibimbing olehArham Rusli sebagai pembimbing I dan Tasir sebagai pembimbing II.

Setiap proses produksi dalam suatu perusahaan tidaklah lepas dari segala bahaya resiko kecelakaan kerja terhadap para tenaga kerja,Maka dalam suatu perusahaan diperlukannya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) guna mengurangi dan mencegah kecelakanan kerja. Adapun pelaksanaan K3 yang diteapkan di PT. Kelola Mina Laut yaitu bagimana cara mejaga peralatan yang baik serta mejaga lingkungan di sekitarnya untuk mencegah terjadinya penyakit pada karyawan.

Kerusakan akan semakin parah jika terjadi kontaminasi selama pengolahaan oleh karena itu penerapan K3 pada proses pengolah gurita beku harus di terapkan K3 pada proses pengolahan gurita beku untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada produk,agar kualitas dan standar mutunya tetap terjaga PT.Kelola Mina Luat Makassar memiliki SKP (Standar kelayakan pengolahan) yang artinya perusahaan tersebut telah memenuhui persyaratan, Tujuan tugas Akhir ini untuk menegtahui dan melakukan secara langsung sistem penerapan K3 pada pengolahan gurita beku mulai dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengemasan.Penulisan tugas akhir ini berdasarkan pengalaman kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilakasanakan pada bulan Januari-Maret 2019 di PT. Kelola Mina Laut Makassar.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 30 Mei 2019

Yang menyatakan,

Mardiah

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah nikmat yang tiada terhingga termasuk nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Tugas Akhir ini berdasarkan hasil praktek Kerja Lapangan di PT. Kelola Mina Laut Makassar yang berjdul “Penerapan K3 (Kesehatan dan keselamatan Kerja)pada Proses Pengolahan Gurita (Octopus Sp)Beku”yang dilaksanakan mulai bulan januari sampai dengan bulan maret dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil dari pelaksanaan pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) selama 3 bulan. Ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua ayahanda Rasyid dan ibunda Hati yang senantiasa memberi dukungan secara materi, semangat, moril, dan doa selama penulis tugas memulai pendidikan hingga selesai. Terimah kasih pula untuk Dr.Arham Rusli,S.Pi,M.Siselaku pembimbing1 dan Ir. Tasir, M.Si selaku pembimbing II.

Selesainya tugas akhir ini penyulisan banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene

dan Kepulauan.

2. Ir.Nurlaeli Fattah, M.Si. selaku ketua jurusan Teknologi Pengolahan Hasil perikanan.

3. Ucapan terimah kasih kepada ibu Andi Astirawaty Agub selaku pembimbing lapangan di PT.Kelola Mina Laut Makassar.

(7)

4. Rekan – rekan seperjuangan Jurusan Teknologi pengolahan Hasil Perikanan Angkatan XXIX yang telah banyak memberikan motivasi dan saran dalam penyelesaian tugas akhir.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demikesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihat membacanya. Aamiin.

Pangkep, 30 Juni 2019

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

RINGKASAN ... iv

PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

II. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 3

2.2. Peranan dan Tujuan K3 ... 3

2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja ... 4

2.4. Manajemen Resiko ... 6

2.5. Strategi Keselamatan Kerja ... 7

2.6. Pencegahan Kecelakaan Kerja ... 8

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat ... 12

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 12

3.3. Alat dan Bahan ... 11

3.3.1. Alat ... 13

3.3.2. Bahan ... 13

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 14

4.2. K3 Tentang Kebakaran ... 15

4.3. Standar Oprasional Prosedur Kesehatan Kerja ... 15

4.4. Tata Cara Pencucian Tangan ... 17

4.5. SOP Pencucian Sepatu Boot Karyawan ... 18

VI. PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 19

5.2. Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20

LAMPIRAN ... 21

RIWAYAT HIDUP ... 24

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman.

Tabel 3.1. Alat yang digunakan ... 11 Tabel 3.2. Bahan yang Digunakan ... 12

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman.

Lampiran 1. Keadaan Umum Perusahaan ... 20 Lampiran 2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 22

(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Karyawan merupakan salah satu modal dalam bentuk sumber daya manusia yang sangat penting keberadaannya dalam setiap sendi oprasional perusahaan.

Sumber daya manusia juga merupakan merupakan aset utama suatu perusahaan yang berfungsi sebagai penggerak oprasional. Perusahaan meyakini bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, kompeten dan tekun merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

Dengan demikian perusahaan harus mengelolah dan memelihara dengan baik sumber daya manusia yang dimilikinya, dalam hal ini terkait dengan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Penerapan atau pelaksanaan program (K3) pada sebuah perusahaan menjadi sangat penting karena merupakan salah satu faktor pencegahan resiko terjadinya kecelakan kerja.

Hal pencegahan terjadinya kecelakaan kerja maka setiap perusahan diwajibkan untuk menjalankan program K3 di setiap rantai proses produksi.

Penerapan program K3 tersebut berdampak pada meningkatkan efesiensi dan produktifitas kerja sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Kejadian kecelakkan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi bagi pekerja dan perusahaan tetapi dapat menggangu jalannya proses produksi.

PT. Kelola Mina Laut adalah salah satu perusahaan perikanan yang bergerak dalam bidang pembekuan produk hasil perikanan. Dalam rangka menghasilkan produk yang bermutu dan meningkatkan efisiensi serta produktifitas karyawan, maka PT. Kelola Mina Laut Makassar melakukan penerapan program K3 pada proses

(13)

pengolahannnya. Tugas akhir ini akan membahas tentang penerapan program K3 pada proses pengolahan gurita beku di PT. Kelola Mina Laut Makassar.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penerapan K3 pada pengolahan gurita beku di PT. Kelola Mina Laut Makassar. Tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang penerapan program K3 pada pengolahan gurita beku.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan dan Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan, sedangkan kesehatan kerja menunjukkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Megginson, 1981 dalam Mangkunegara, 2001).

Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik. Kesehatan kerja adalah usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman dan sehat dari bahaya kecelakaan dan Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahanya (Megginson, 1981 dalam Mangkunegara, 2001)

2.2. Peranan dan Tujuan K3

Peranan K3 berdasarkan aspek ekonomis yaitu dengan menerapkan K3 di perusahaan, tingkat kecelakaan kerja akan menurun sehingga kompensasi terhadap kecelakaan kerja juga menurun, dan biaya tenaga kerja dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkat produktifitas kerja sehingga dapat

(15)

meningkatkan produksi. Hal ini kemudian dapat mendorong semua tempat kerja atau industri maupun tempat tempat umum merasakan perlunya budaya K3 untuk di terapkan di setiap tempat dan waktu. Tujuan dari keselamatan kerja menurut Suma’mur (1988), yaitu :

a) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatnya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahtraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

b) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

c) Sember produksi di pelihara dan di perguanakan secar umum dan efesien.

2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Sayuti (2013) yaitu: Faktor yang berpengaruh terjadinya gangguan dan Kecelakaan Kerja.

1) Lingkungan kerja.

Tempat di mana pekerja melakukan pekerjaanya dalam kondisi yang tidak aman atau dalam kondisi membahayakan. Kondisi yang tidak aman ini dapat terjadi karena tidak teraturnya suasana, perlengkapan dan peralatan kerja.

2) Manusia atau karyawan, faktor ini banyak disebabkan oleh beberapa hal :

a. Sifat fisik dan mental manusia yang tidak standar, contohnya: karyawan yang rabun, penerangan kurang, otot lemah, reaksi mental lambat, syaraf yang tidak stabil dan lainya. Bagi yang memiliki sifat dan kondisi seperti ini sering mnjadi penyebab kecelakaan dan gangguan kerja.

b. Pengetahuan dan keterampilan, karena kurangnya pengetahuan maka kurang memperhatikan metode kerja yang aman dan baik, memiliki kebiasaan yang salah, dan kurang pengalaman.

(16)

Menurut Winarsunu (2008), beberapa karakteristik personal (pribadi) yang berperan dalam kecelakaan kerja yang telah diteliti oleh pakar psikologi antara lain:

kemampuan kognitif, kesehatan, kelelahan, pengalaman kerja, karakteristik kepribadian. Adapun karakteristik pekerja pada penelitian ini meliputi :

1) Umur

Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakan akibat kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda. Hal ini disebabkan karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-gesa (Triwibowo dan Puspihandani, 2013).

2) Tingkat pendidikan

Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja, yang diperoleh di sekolah dan ini sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam pekerjaannya.

3) Masa Kerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal waktu yang cukup lama dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah

(17)

tempat usaha sampai batas waktu tertentu Menurut Suma’mur (2009),. itu, mereka sering mementingkan dahulu selesainya sejumlah pekerjaan tertentu yang diberikan kepada mereka, sehingga keselamatan tidak cukup mendapatkan perhatian.

2.4. Manajemen Rasiko

Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010).

Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model. maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun

„accident’.

Ada Beberapa Manfaat Manajemen Resiko Menurut Ramli, 2010) :

a) Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya.

b) Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.

c) Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan keamanan investasinya.

d) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsur dalam organisasi/ perusahaan.

e) Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku (Ramli, 2010).

(18)

2.5. Strategi Keselamatan Kerja

Strategi keselamatan kerja sangat berhubungan erat dengan pengenalan dan pengendalian bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kelelahan, tekanan batin (stres), kebisingan, radiasi maupun zat-zat beracun lainnya, terhadap kondisi fisik manusia, pikiran dan sikap tingkah laku para karyawan. Menurut Fathoni (2006) pendekatan yang perlu dilakukan dalam strategis kesehatan mencakup langkah-langkah:

1) Mengenal zat-zat, keadaan atau proses yang benar-benar atau mempunyai potensi yang membahayakan para pekerja,

2) Mengadakan evaluasi bagaimana bahaya itu bisa timbul dengan mempelajari sifat sesuatu zat atau kondisi dan keadaan di mana bahaya tersebut terjadi. Hal tersebut juga memperhitungkan kondisi lingkungan dalam keadaan yang bisa berbahaya bentuk intensitas dan lamanya pengaruh terhadap pekerjaan.

3) Mengadakan pengembangan teknik dan metode kerja untuk memperkecil risiko dengan melakukan pengendalian pengawasan atas penggunaan bahan-bahan yang berbahaya atau pada lingkungn-lingkungan di mana bahaya bisa terjadi.

Upaya yang harus dilakukan sebagai solusi untuk mencapai pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja pegawai mencakup kegiatan di antaranya:

a) Mempersiapkan dan menyesuaikan sarana dan prasarana yang dapat melindungi, tetapi tidak mengubah bentuk, proses atau spesifikasi. Perubahan-perubahan tersebut tidak sepenuhnya menghilangkan bahaya yang bisa terjadi di luar kemampuan.

b) Menghilangkan pusat utama yang mengakibatkan bahaya, melalui rancangan dan rekayasa pengelolaan degna memastikan bahwa, misalnya zat beracun yang berbahaya tersebut tidak mencemari para pekerja.

(19)

c) Membuat isolasi kegiatan atau unsur-unsur yang berbahaya sehingga para pekerja tidak berhubungan dan harus menggunakan alat tertentu sebagai pencegahan.

d) Mengubah proses dan metode kerja atau mengganti bahan-bahan untuk mendapatkan pelindung yang lebih baik atau dapat menghilangkan risiko dari bahaya yang kemungkinan bisa berpengaruh.

e) Mengadakan pelatihan para pekerja untuk mencegah risiko dengan membatasi bahaya atau risiko dengan mamakai alat keselamatan kerja yang tersedia.

f) Adakan pengawaasan secara teratur untuk dapat memastikan bahwa faktor- faktor yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja dapat terdeteksi setiap saat.

g) Memelihara kantor dan peralatannya sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan timbulnya bahaya bagi lingkungn kerja maupun para pekerja h) Mengadakan cek sehatan secara teratur bagi pekerja sebagai pencegahan.

2.6. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Pepatah yang umum kita dengar dalam dunia kesehatan yaitu “mencegah lebih baik dari pada mengobat”. Pepatah tersebut erat kaitannya tentang K3 dalam suatu perusahaan, maksudnya pihak yang berkompeten membuat kebijaksanaan dalam mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan keamanan kerja untuk meminimalkan risiko tersebut. Menurut Sayuti (2013).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan tentang K3 adalah menerapkan konsep Triple E yang merupakan singkatan dari kata

(20)

“Engineering, Education, and Enforcement”, penjelasan konsep tersebut adalah sebagai berikut:

1) Teknik Engineering, adalah pihak manajemen perusahaan harus melengkapi semua perkakas, mesin-mesin, dan peralatan kerja yang digunakan oleh para karyawan dengan alat-alat atau perlengkapan yang dapat mencegah atau menghentikan kecelakaan dan gangguan keamanan kerja.

2) Pendidikan Education, langkah ini adalah pihak manajemen perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada para pekerja untuk menanamkan kebiasaan bekerja dan cara bekerja yang aman guna mencapai hasil yang maksimum secara aman. Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada semua karyawan sebelum mereka memulai bekerja atau program ini harus menjadi kegiatan wajib yang terjadwal bagi perusahaan yang diberikan kepada karyawan yang merupakan bagian dari acara orientasi bagi karyawan baru, sehingga pemahaman dan kesadaran atau kepedulian karyawan terhadap K3 dapat membudaya sejak awal.

3) Pelaksanaan (Enforcement), maksudnya kegiatan perusahaan untuk memberi jaminan bahwa peraturan pengendalian kecelakaan atau program K3 dapat dijalankan. Menjamin langkah ini dapat berjalan, perusahaan dapat melakukan konsep reward and punishment, artinya perusahaan mengamati dan membuat rekam jejak karyawan baik secara perorangan ataupun kelompok tentang tindakan dan kepedulian mereka terhadap program K3, demi mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kerja dalam Sayuti (2013:202).

Menurut Fathoni (2006) pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari kecelakaan antara lain: 1) Memperhatikan faktor-faktor keselamatan

(21)

kerja, 2) Melakukan pengawasan yang teratur, 3) Melakukan tindakan koreksi terhadap kejadian, 4) Melaksanakan program Diklat keselamatan kerja.

Cara kecelakaan dan menghadapi kemungkinan timbulnya kecelakaan, selain langkah teknis di atas, perusahaan dapat pula melakukan tindakan peningkatan kesadaran K3 melalui kegiatan berikit ini:

1. Memberikan pengertian kepada petugas/karyawan mengenai cara bagaimana mereka harus bekerja dengan benar, tepat , cepat, dan selamat.

2. Memberi contoh cara kerja yang benar, dan mudah di tiru dan diikuti.

3. Memberi teladan kerja dengan mengadakan percobaan yang harus dilakukan.

4. Meyakinkan petugas/karyawan bahwa keselamatan kerja dan kesehatan kerja mempunyai dasar yang sama pentingnya dengan kualitas/mutu dan target kerja.

5. Memberikan pengertian kepada karyawan tentang cara pelaksanaan pengamanan kerja yang dipaksakan tanpa disertai pelanggaran suatu peraturan.

6. Mengusahakan agar seluruh isi progtam K3 dapat menjadi tanggung jawab setiap karyawan demi kepentingan bersama.

7. Menanamkan kesadaran diri sendiri beserta segenap anak buah, bahwa kecelakaan kerja yang mungkin dan telah terjadi, sebenarnya dengan mudah dapat dihindarkan dan di cegah, jika karyawan yang lebih dahulu mengetahuinya mau mencegah atau menanggulanginya segera.

8. Melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja dan lingkungan kerja denga baik, sehingga dapat dipastikan bahwa setiap karyawan telah dapat membebaskan diri dan bekerja dengan perilaku sebaik-baiknya.

9. Perlu ditekankan bahwa cara kerja yang baik dan aman sebenarnya merupakan kebiasaan saja, dan hal itu hanya bisa dikembangkan dengan kesadaran serta

(22)

pengertian yang cukup. Perusahaan harus menyediakan berbagai peralatan dan kelengkapan K3, baik menyangkut perlengkapan yang terpasang pada berbagai aspek kerja dalalm perusahaan, seperti terpasang pada dinding, terpasang pada mesin, dan terpasang pada kendaraan, juga perlengkapan dan peralatan yang langsung digunakan oleh karyawan saat mereka menunaikan tugas-tugas yang disebut dengan alat perlindungan diri karyawan.

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan hasil Kegiatan Praktek Kerja Pengalaman Mahasiswa yang telah dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2019 yang berlokasi di PT. Kelolah Mina Laut Makassar, Sulawesi Selatan.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode penulisan yang diterapkan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah dengan melakukan pengumpulan data yaitu :

1. Pengumpulan data primer

Data primer diperoleh dengan cara, melaksanakan dan mengikuti secara langsung kegiatan penerimaan bahan baku sampai dengan proses stuffing (pemuatan)

(23)

serta dapat ikut berperan aktif di lapangan, melakukan tanya jawab dengan pembimbing lapangan dan karyawan.

2. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dam mengumpulkan data dari buku-buku yang relevan dengan melakukan praktek lapangan. Khususnya terhadap pengolahan gutita.

3.3. Alat dan bahan 3.3.1. Alat

Semua alat dan bahan yang digunakan dalam penerapan K3 dicatat secara terperinci, seperti pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2

Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam Penerapan K3

Nama Alat Spesifikasi Kegunaan

Afron Alat pelindung Untuk melindungi bagian depan tubuh sipemakainya dari kotor yang disebabkan oleh percikan atau zat tertentu

Baju lab Alat pelindung Sebagai pelindung pakaian yang digunakan

Masker Alat pelindung Untuk melindungi alat pernapasan dari debu

Mesin Tumbling Mesin penggiling Untuk memekarkan atau mengenyalkan gurita

Penutup kepala Alat pelindung Untuk mencegah adanya rambut yang jatuh pada produk

Pinset Merk Renz Untuk menghilangkan mata, gigi pada gurita

(24)

Pisau Terbuat dari logam Untuk memotong mata pada gurita Sarung tangan Alat pelindung Untuk mencegah terjadinya

kontaminasi pada produk Sepatu boot Alat pelindung Untuk melindungi kaki Sumber : Data Primer PT. Kelola Mina Laut, Makassar. 2019

3.2.1 Bahan

Adapun Bahan yang digunakan terdapat pada Tabel 3.2

Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan

Air tawar Sebagai media pembersih

Alkohol 96% Sebagai anti bakteri

Klorin 100 ppm Sebagai anti bakteri

Sabun Merk Detol Sebagai pembersih dari kotoran Sumber : Data Primer PT. Kelola Mina Laut, Makassar. 2019

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek dari media dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit mahoni ( ) di persemaian. Penelitian dilakukan di persemaian

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

(Pidana) Yang Jujur dan Adil, www.. Undang-Undang nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme merupakan landasan hukum bagi setiap korban atau

Pempek adalah makanan has yang berasal dari kota Palembang (ibu kota Sumatera Selatan, Indonesia bagian barat) yang dibuat dari campuran daging ikan giling

Tujuan terakhir dari gerakan Saemaul Undong ini adalah pembangunan ekonomi yang mana untuk meningkatkan produktifitas dan pendapatan per kapita masyarakat Korea Selatan..

Pada kondensasi aldol terjadi reaksi antara gugus metilen dengan gugus karbonil dari poliasetil membentuk suatu turunan asam Orselinat dan turunan

“Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proses Pemotongan dan Pengeboran Material dengan Menggunakan Metode Hazzard Identification Risk Assessment

Perdebatan tentang qunut shubuh ini sudah amat lama dan dalam fiqih madzhab 4 telah mengkristal menjadi dua, yaitu: dalam madzhab Hanafiy dan Hanbaliy tidak perlu