• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebijakan Kampus Merdeka Dalam Mendukung Ptn Menuju Ptn Badan Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kebijakan Kampus Merdeka Dalam Mendukung Ptn Menuju Ptn Badan Hukum"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kebijakan Kampus Merdeka Dalam Mendukung Ptn Menuju Ptn Badan Hukum

Mungin Eddy Wibowo1, Fatona Suraya2, Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti3, Agung Wiyanto4 Universitas Negeri Semarang, Semarang

[email protected]

Abstrak. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim telah meluncurkan kebijakan kampus Merdeka, satu diantara empat kebijakannya ialah kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum. Dalam mendukung kebijakan tersebut, Universitas Negeri Semarang telah bersinergi melakukan segala persiapan yang dibutuhkan untuk bertransformasi menjadi PTN Badan Hukum. Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi dan menganalisis kesiapan UNNES menuju PTN Badan Hukum sesuai dengan kebijakan kampus merdeka yang tertuang dalam permendikbud nomor 4 tahun 2020. Strategi UNNES menuju PTN Badan Hukum dikaji berdasarkan Analisa Strength, Weaknesses, Opportunity, and Threat (SWOT) dan Analisa Urgency, Seriousness and Growth (USG). Hasil analisis SWOT dan USG menjabarkan kekuatan dan strategi yang dilakukan UNNES menuju PTN Badan Hukum. Adapun grand strategy yang harus dilakukan UNNES dalam akselerasinya yakni dengan mengoptimalkan manajemen aset dan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industry, memaksimalkan income generating unit, serta mengembangkan bakat dan minat enterpreunership yang berorientasi pada bisnis dan disesuaikan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang. Dengan demikian penelitian ini mampu memberi kontribusi ilmiah pada kajian tentang kesiapan UNNES dalam mendukung program kampus merdeka yakni UNNES PTN Badan Hukum serta mampu menyediakan referensi baru tentang indikator, existing, dan strategi UNNES menuju PTN Badan Hukum.

Kata kunci : Kampus Merdeka, UNNES, PTN Badan Hukum, Analisis SWOT, USG

Pendahuluan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim baru saja meluncurkan kebijakan baru bertajuk Kampus Merdeka pada Jumat, 24 Januari 2020(1). Kebijakan Kampus Merdeka ini merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar. Menurut Nadiem Makarim kebijakan ini sangat realistis untuk segara dilaksanakan karena kebijakan ini hanya mengubah peraturan menteri, tidak sampai mengubah Peraturan Pemerintah ataupun Undang-Undang(2). Sebagaimana di lansir dalam harian kompas.com, kebijakan tersebut setidaknya memuat empat point utama yakni:

Pertama, terkait sistem akreditasi perguruan tinggi.

Kedua memberikan hak belajar di luar kampus selama 3 semester. Ketiga Otonomi dalam membuka ataupun mendirikan prodi baru. Terakhir, kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum(3).

Kebijakan keempat yakni kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum menjadi angin segar bagi Universitas Negeri

Semarang. Sejatinya UNNES telah melakukan persiapan sejak tahun 2015 dengan disetujuinya usulan Pimpinan Universitas dan Dewan Pertimbangan dalam gagasan perubahan UNNES menjadi PTN Badan Hukum, pada rapat antara pimpinan UNNES dan Dewan Pertimbangan UNNES pada tanggal 6 Juni 2015 di Semarang, dengan tiga alasan utama: 1) UNNES dapat meningkatkan fungsi layanan kepada masyarakat, 2) UNNES dapat meningkatkan reputasi di tingkat nasional dan internasional, dan 3) UNNES dapat meningkatkan kesejahteraan warga UNNES(4).

Beberapa persiapan yang telah dilakukan Universitas Negeri Semarang sejak tahun 2015 diantaranya adalah persiapan dalam memenuhi prasyarat usulan PTN Badan Hukum dengan mengkaji permendikbud nomor 88 tahun 2014 kemudian melakukan koordinasi dengan Kementrian Riset, teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pada 20 Novemebr 2015 dibentuklah tim persiapan PTN Badan Hukum dilanjutkan dengan benchmarking tim ke beberapa Universitas yang sudah berstatus sebagai PTN Badan Hukum.

Langkah selanjutnya menyusun dokumen evaluasi diri yang merupakan dokumen pertama dari empat

(2)

dokumen yang dibutuhkan UNNES. Dilanjutkan dengan penyusunan tiga dokumen selanjutnya berupa Dokumen Statuta, RPJP, RPJM dna Rencana Peralihan. Keseluruhan persiapan tersebut juga diiringi dengan sosialisasi terkait rencana perubahan UNNES menjadi PTN Badan Hukum dengan segenap warga UNNES(4).

Kebijakan kampus merdeka yang disertai dengan turunannya berupa permendikbud Nomor 4 tahun 2020 yang lebih ringkas dari Permendikbud 88 Tahun 2014 terkait peraturan perubahan status PTN menjadi PTN Badan Hukum sebelumnya , disambut dengan sangat positif oleh Universitas Negeri Semarang. Mengingat UNNES telah berjuang sejak tahun 2015 dengan membentuk tim percepatan perubahan status UNNES dari PTN BLU menjadi PTN Badan Hukum hingga membentuk tim percepatan perubahan status UNNES menjadi PTN Badan Hukum. Pun demikian, langkah yang panjang masih tetap berproses dalam mencapai tujuan. Sehingga dengan kebijakan kampus merdeka menjadi sarana yang strategis bagi UNNES dalam akselerasinya menuju PTN Badan Hukum. Belajar dari pengalaman dari tahun- tahun sebelumnya, UNNES perlu menganalisis berbagai faktor yang telah ditemuinya dalam perjuangan menuju PTN Badan Hukum seperti kesiapan UNNES dan kendala yang masih dihadapi untuk dicarikan solusinya dengan mengembangkan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman agar dapat menemukan grand strategy guna akselerasi perubahan status UNNES menjadi PTN Badan Hukum.

Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi dan menganalisis kesiapan UNNES menuju PTN Badan Hukum, sekaligus menganalisa strategi apa yang dapat diterapkan dalam akselerasi UNNES menuju PTN Badan Hukum dengan menjabarkan Strength, Weaknesses, Opportunity, and Threat (SWOT)UNNES dalam akselerasi menuju PTN Badan Hukum, serta Grand Strategy dalam akselerasi UNNES menuju PTN Badan Hukum.

Adapun manfaat dari penelitian ini, secara teoritis diharapkan ,Mampu memberi kontrubusi ilmiah pada kajian tentang kesiapan UNNES menuju PTN Badan Hukum serta mampu menyediakan referensi baru tentang indikator dan existing UNNES menuju PTN Badan Hukum. Secara praktik penelitian ini akan menjabarkan kekuatan dan strategi yang hendaknya dilakukan setiap unsur mulai dari Pogram studi hingga tingkat fakultas dan Universitas dalam menyongsong salah satu

kebijakan kampus merdeka, yakni UNNES PTN Badan Hukum.

Materi dan Metode

Dalam menjabarkan Strength, Weaknesses, Opportunity, and Threat (SWOT)UNNES dalam akselerasi menuju PTN Badan Hukum, peneliti menggunakan metode analisis SWOT dan USG.

Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) merupakan salah satu metode untuk menentukan prioritas masalah. Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah.

Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan msalah lainnya.,dan karena itu tidak semua masalah diselesaikan (Azwar, 1996).

Metode Analisis SWOT pertama kali dikemukakan oleh Albert Humphey pada tahun 1960-an dan 1970-an yang saat itu mengadakan riset pada Universitas Standford dengan menggunakan data dari perusahaan Fortune 500.

Proses dalam Metode Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi suatu kebijakan, dengan menilai faktor Internal dan eksternal yang mempengaruhi jalannya kebijakan mencapai tujuannya, kemudian ditentukan faktor mana yang mendukung dan mana yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan tersebut.

Dalam menentukan faktor kekuatan (Strengh) dan kelemahan (Weakness) dari kebijakan UNNES menjadi PT Berbadan Hukum:

1. Menentukan faktor kekuatan (Strengh) dan kelemahan (Weakness) dari kebijakan.

2. Menginput faktor kekuatan dan faktor kelemahan ke dalam tabel internal factor analysis strategy (IFAS), dimulai dari faktor kekuatan dari faktor pertama sampai dengan faktor terkahir, kemudian dilanjutkan dengan faktor kelemahan faktor pertama sampai dengan faktor terakhir.

3. Memberikan pembobotan pada masing-masin faktor, adapun pembobotan yang digunakan adalah skala 1,0 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting).

Penentuan bobot ini didasarkan pada pengaruh strategis atau dengan kata lain tingkat pengaruh dari suatu faktor dibandingkan dengan faktor yang lain.

4. Memberikan peringkat untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1.

Faktor kekuatan (variabel positif) diberi peringkat

(3)

antara 1 (sangat lemah) sampai 4 (sangat kuat) dengan memperhatikan kuatnya pengaruh.

Sedangkan faktor kelemahan (variabel negatif) diberikan peringkat kebalikan dari faktor kekuatan, faktor kelemahan yang paling tidak berpengaruh diberi peringkat 4 dan faktor kelemahan yang paling berpengaruh diberi peringkat 1. Pemberian peringkat ini memperhatikan pengaruh variabel dari faktor-faktor yang terjadi kepada pesaing utama. Akan tetapi ketika faktor pesaing utama ini tidak ada, maka peringkat ini ditentukan berdasarkan prioritas pengaruh dari masing-masing variabel.

5. Nilai hasilnya didapat dengan mengalikan bobot x rating untuk masing-masing variabel. Nilai total atau hasil ini menunjukkan bagaimana variabel yang kita analisis bereaksi terhadap faktor strategis internalnya

Selanjutnya, setelah tabel IFAS selesai kita buat, kita melanjutkan analisis terhadap faktor peluang (Opportunity) dan faktor ancaman (Threat) sebagai faktor yang eksternal.

Dikarenakan tidak adanya pesaing dalam Analisis SWOT Permendikbud nomor 4 tahun 2020 terkait perubahan status PTN BLU menjadi PTN Badan hukum, maka dalam analisis faktor eksternal juga memerlukan penyesuaian. Adapun penyesuaian dan pembuatan analisis terhadap faktor eksternal dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Menentukan faktor peluang (Opportunity) dan

faktor ancaman (Threat) dari kebijakan UNNES menjadi PT Berbadan Hukum.

2. Menginput faktor peluang dan faktor ancaman ke dalam tabel ekternal factor analysis strategy (EFAS), dimulai dari faktor peluang dari faktor pertama sampai dengan faktor terkahir, kemudian dilanjutkan dengan faktor ancaman faktor pertama sampai dengan faktor terakhir.

3. Memberikan pembobotan pada masing-masing faktor, adapun pembobotan yang digunakan adalah skala 1,0 (sangat penting) hingga 0 (tidak penting).

Penentuan bobot ini didasarkan pada pengaruh strategis atau dengan kata lain tingkat pengaruh dari suatu faktor dibandingkan dengan faktor yang lain

4. Memberikan peringkat untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1.

Faktor peluang (variabel positif) diberi peringkat antara 1 (sangat lemah) sampai 4 (sangat kuat) dengan memperhatikan kuatnya pengaruh.

Sedangkan faktor ancaman (variabel negatif)

diberikan peringkat kebalikan dari faktor kekuatan, faktor ancaman yang paling tidak berpengaruh diberi peringkat 4 dan faktor ancaman yang paling berpengaruh diberi peringkat 1. Pemberian peringkat ini memperhatikan pengaruh variabel dari faktor-faktor yang terjadi kepada pesaing utama. Akan tetapi ketika faktor pesaing utama ini tidak ada, maka peringkat ini ditentukan berdasarkan prioritas pengaruh dari masing-masing variabel.

5. Nilai hasilnya didapat dengan mengalikan bobot x rating untuk masing-masing variabel. Nilai total atau hasil ini menunjukkan bagaimana variabel yang kita analisis bereaksi terhadap faktor strategis eksternalnya

Berdasarkan hasil mengalikan nilai bobot dan nilai peringkat, dihasilkan beberapa hasil kombinasi keadaan yang dapat dijabarkan seperti dibawah ini :

1. Strategi Strength Opportunity (Strategi SO) Strategi Strength Opportunity (Strategi SO)

merupakan penentuan strategi yang dilakukan dengan mendasarkan pada kombinasi dari kekuatan dan kesempatan, implementasi strategi ini dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki agar dapat memanfaatkan peluang semaksimal mungkin.

2. Strategi Weakness Opportunity (Strategi WO) Strategi Weakness Opportunity (Strategi WO)

merupakan penentuan strategi yang dilakukan dengan mendasarkan pada kombinasi dari kelemahan dan kesempatan, implementasi strategi ini dengan menekan sekecil mungkin terjadinya kondisi dalam faktor kelemahan dengan memanfaatkan peluang semaksimal mungkin 3. Strategi Strength Threat (Strategi ST)

Strategi Strength Threat (Strategi ST) merupakan penentuan strategi yang dilakukan dengan mendasarkan pada kombinasi dari kekuatan dan ancaman, implementasi strategi ini dengan memanfaatkan kekuatan semaksimal mungkin untuk mengurangi dampak dari ancaman

4. Strategi Weakness Threat (Strategi WT)

Strategi Weakness Threat (Strategi WT) merupakan penentuan strategi yang dilakukan dengan mendasarkan pada kombisansi dari kelemahan dan ancaman, implementasi strategi ini dengan meminimalkan terjadinya faktor kelemahan dan menghindari ancaman yang mungkin terjadi.

(4)

Sementara itu pada penggunaan matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Teknik penilaian berdasarkan nilai 1-4(16). Keterangan dapat dilihat pada tabel skala likert. Ketiga faktor urgency, seriousness, dan growth dihasilkan nilai gabungan dari ketiga faktor pembanding dan mengurutkan sesuai jumlah.

Jumlah terbesar merupakan prioritas.

Tabel 1. Skala Likert

Angka Keterangan

1 Tidak Penting

2 Kurang Penting

3 Cukup Penting

4 Sangat Penting

Metode USG ini sangat cocok digunakan untuk diaplikasikan pada pembuatan tabel IFAS dan EFAS yaitu pada tahap pembobotan pada masing-masing faktor. Penentuan bobot ini didasarkan pada pengaruh strategis atau dengan kata lain tingkat pengaruh dari suatu faktor dibandingkan dengan faktor yang lain. Kemudian hasil Metode USG yang menggunakan skala nilai 1 sampai dengan 5, dikonversi secara proporsional ke dalam skala 0 sampai dengan 1 sesuai dengan skala nilai yang digunakan dalam Metode SWOT.

Dengan menggunakan dua metode tersebut diatas, Metode SWOT dan Metode USG diharapkan analisa kebijakan UNNES menjadi PTN Badan Hukum menjadi lebih akurat hasilnya dan tujuan dari analisa dapat tercapai.

Hasil dan Pembahasan

Universitas Negeri Semarang telah mengawali proses menuju PTN Badan Hukum sejak tahun 2015 dengan berpedoman pada UU nomor 88 tahun 2014 tentang perubahan status Perguruan Tinggi menjadi P

TN Badan Hukum. Selama kurang lebih 5 tahun terakhir, berbagai upaya telah dilakukan UNNES untuk memenuhi prasyarat menjadi PTN Badan Hukum sebagaimana dibahas dalam kajian teori terkait kesiapan UNNES menuju PTN Badan Hukum. Namun demikian, berbagai kendala dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut. Hingga lahirlah kebijakan Menteri Pendidikan terpilih, Nadiem Makarim terkait 4 empat kebijakan kampus merdeka, merdeka belajar(3) pada tahun 2020 ini. Langkah strategis yang telah ditempuh

UNNES sejak lahirnya peraturan Menteri terbaru dalam hal perubahan status PTN menjadi PTN Badan Hukum sesuai permendikbud nomor 4 tahun 2020 sesuai dengan dokumen evaluasi diri UNNES 2020 ialah(8)

Gambar 1 Proses UNNES menuju PTN Badan Hukum sejak turunnya UU No 4 Tahun 2020 Dari serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan UNNES dalam upayanya mendukung program kampus merdeka melalui akselerasi perubahan status UNNES menjadi PTN Badan Hukum, dapat dirangkum beberapa indikator kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai berikut:

4.1.1 Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Secara rinci, aspek-aspek terkait dengan rencana UNNES menuju PTN Badan Hukum di dapatkan melalui pengumpulan data, dokumen, dan diskusi terfokus dengan segenap jajaran terkait di UNNES yang merupakan gabungan dari seluruh unsur di UNNES yang meliputi Rektor dan jajarannya, Dekan dan jajarannya, tim keuangan, tim pengembang kurikulum, tim pengembang bisnis, tim inovasi, tim penelitian dan pengabdian. Hasil diskusi dengan seluruh unsur perwakilan di UNNES mampu merumuskan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki oleh UNNES dalam usahanya menuju PTN Badan Hukum. Adapun indikator yang menjadi benchmark dalam penetapan status kampus merdeka adalah permendikbud nomor 4 tahun 2020. Disamping itu, proses pembelajaran dari FGD dengan Universitas yang telah mendahului mendapatkan status PTN Badan Hukum juga diambil sebagai pertimbangan. Adapun analis SWOT yang dimiliki UNNES adalah:

(5)

Kekuatan Kelemahan 1. Telah memenuhi 5

syarat PTN Badan Hukum sesuai UU no 88 tahun 2014 dan UU no 4 tahun 2020 tentang perubahan PTN menjadi PTN Badan Hukum

2. UNNES telah menyiapkan revisi dokumen evaluasi diri, statuta, RPJP, dan Rencana Peralihan sebagai syarat pengajuan menjadi PTN Badan Hukum 3. PTN Badan Hukum

dapat leluasa mengembangkan

usaha (serta

mendirikan badan

usaha) untuk

menghasilkan income 4. PTN Badan Hukum dapat membuka dan menutup prodi baru secara mandiri (tanpa az1memerlukan izin Menteri)

5. Perubahan status menjadi PTN Badan

Hukum akan

memberikan otonomi pada UNNES dalam mengelola akademik, penelitian dan pengabdian

6. Perubahan status menjadi PTN Badan Hukum memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan SDM : Dosen, Tendik, Doctor Honoriscausa

dan Profesor

Kehormatan

7. UNNES Memiliki potensi income generating yang

1. Income

generating unit UNNES

tergolong rendah 2. Masih minimnya

dana UNNES dalam

pembiayaan dan pengadaan SDM secara mandiri 3. UNNES belum

memiliki sistem pengelolaan pajak progressive (individu) dan pajak asset 4. Masih minimnya

sumber dana UNNES untuk pembiayaan organ baru 5. Masih minimnya

laboratorium berstandar

industry yang dimiliki UNNES 6. Masih minimya

prodi yang beorientasi bisnis yang dimiliki UNNES

7. Infrastruktur pendukung dalam pengembangan kewirausahaan di UNNES belum tersedia secara maksimal

8. Belum terjalinnya kerjasama bisnis antar stakeholder baik internal maupun eksternal 9. Belum

optimalnya pemanfaatan aset dan laboratorium untuk income

berasal dari bidang non-akademik (UTC, Unit-unit di bawah pengelolaan Badan Pengembang Bisnis (BPB)

8. Information and Communication Technology (ICT) yang dimiliki oleh UNNES sudah sangat memadai untuk membantu dalam pengembangan bisnis 9. Visi UNNES sebagai

Universitas Berkelas Dunia Pelopor kecemerlangan Pendidikan Berwawasan Konservasi mendukung

percepatan UNNES menjadi PTN Badan Hukum

10. PTN Badan Hukum memiliki kewenangan dalam menyusun struktur organisasi dan tata kerja organ (STOK) di bawah Rektor

11. PTN Badan Hukum memiliki kewenangan dalam mengatur pola remunerasi

12. UNNES memilih status kepegawaian terbagi menjadi dua yakni PNS dan PTN Badan Hukum

13. PTN Badan Hukum dapat melaksanakan seleksi mandiri yang lebih besar daripada BLU

14. Perubahan status menjadi PTN Badan

Hukum akan

menambah porsi

generating unit 10. Belum

optimalnya anggaran yang berorientasi kepada outcome/hasil 11. Belum

optimalnya pengembangan training center UNNES untuk income

generating unit 12. UNNES Belum

menetapkan target

penggalangan dana dari luar UKT

13. Belum adanya kebijakan

pendukung yang berkaitan dengan pengembangan bakat dan minat entrepreneurship bagi civitas akademika secara continue

14. Belum adanya mata kuliah yang berorientasi pada bisnis secara intensif

15. PUI yang dimiliki UNNES masih dalam bentuk rintisan dan perlu mengembangan sehingga belum berpotensi menghasilkan income generating

(6)

untuk seleksi mandiri 15. Persepsi dosen dan

tendik UNNES sangat positif terkait proyeksi UNNES PTN Badan Hukum

16. UNNES telah melakukan persiapan sejak 2016 dengan melibatkan berbagai pihak internal maupun external

17. UNNES telah melaksanakan

beragam kegiatan sosialisasi dan FGD penguatan UNNES menuju PTN Badan Hukum

18. UNNES memiliki berbagai inovasi yang berasal dari penelitan yang berpotensi untuk dihirilisasi dan dikomersialisasikan sebagai sumber income generating dalam mendukung perwujudan PTN Badan Hukum

19. UNNES memiliki 3 rintisan PUI yang terdiri dari PUI Pendididkan Ramah Anak, PUI Energi Terbarukan, PUI Pangan , dimana PUI Pendidikan Ramah Anak tersebut adalah salah satu pendukung perwujudan visi UNNES

Peluang Ancaman

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan

1. Pemberlakuan pajak progressive (pajak individu) dan pajak asset 2. Kemungkinan

meningkatnya

kebudayaan nomor 88 tahun 2014 tentang perubahan perguruan tinggi negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, memberi kemudahan bagi UNNES menjadi PTN Badan Hukum 2. Kebijakan kampus

merdeka mendorong PTN menjadi PTN Badan Hukum

3. Kerjasama UNNES yang luas dengan mitra strategis dalam dan luar negeri

4. Pengakuan Lembaga Nasional dan Internasional pada UNNES

5. Visi UNNES sebagai

World Class

University in Education akan menjadikan UNNES LPTK rujukan

6. Pendapatan UNNES dari pengelolaan Aset, SDM, Hibah, Inovasi, Pusat Unggulan

UNNES akan

menunjang

kemandirian PTN Badan Hukum

7. Status PTN Badan

Hukum akan

meningkatkan reputasi UNNES

8. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat menjadi peluang untuk pengembangan

kewirausahaan di UNNES

9. Iklim usaha yang semakin kondusif dengan adanya

biaya kuliah akan memicu protest dari mahasiswa 3. Belum adanya

sinkronisasi peraturan SDM

PTN Badan

Hukum dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

(Kemenpan RB) 4. Adanya shock dalam

bidang social dan ekonomi dalam pandemi Covid-19 5. Persaingan usaha

tingkat global yang semakin ketat 6. Lingkungan yang

kurang kondusif dalam pengembangan usaha akibat perlemahan ekonomi 7. Tuntutan knowledge

and skills yang semakin tinggi terutama dalam bidang bisnis

8. Kegagalan bertahan berbagai sector usaha akibat permasalahan yang kompleks dalam berbagai bidang (Pendidikan, Industri, Perdagangan, dll)

(7)

berbagai kebijakan dari pemerintah dalam pengembangan usaha menjadi potensi untuk mengembangankan usaha yang ada di UNNES

10. Persaingan global yang semakin terbuka dapat menjadi pemantik semangat bersaing dalam dunia usaha terutama yang ada di UNNES

4.1.2 Penilaian dengan Metode USG

Metode USG (Urgency, Seriousness, anda Growth) digunakan untuk menentukan urutan prioritas isu dengan mengurutkan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menetukan skala 1 – 4. Total skor tertinggi dalam penilaian ini menjadi isu prioritas. Adapun hasil perhitungan skor adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Analisis USG Faktor Peluang dan Ancaman serta Kekuatan dan Kelemahan

Berdasarkan pada analisis USG untuk peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan diketahui bahwa 60% faktor sangat dominan dalam menyusun peluang, 30% faktor dominan, dan 10%

faktor kurang dominan. Sebesar 50% faktor penyusun ancaman dominan dan sangat dominan.

Faktor penyusun kekuatan, terdapat 53% yang dominan dan 47% sangat dominan sedangkan sebesar 73% faktor kelemahan sangat dominan dan 27% dominan. Paparan aspek-aspek pada setiap faktor SWOT dimana faktor internal meliputi peluang dan ancaman serta faktor eksternal meliputi kekuatan dan kelemahan. Berikut

merupakan analisis perhitungan IFAS (Internal Factor Analysis Strategy).

4.1.3 Analisis SWOT IFAS dan EFAS Tabel 3. Analisa SWOT IFAS ANALISA SWOT IFAS

Faktor Strategis internal

(IFAS) Bobot Rating Skor

Kekuatan (S) 0,53 1,06

Kelemahan (W) 0,47 38,00 1,40

S+W 1,00 47,00 2,46

Berdasarkan pada hasil analisis SWOT IFAS, diketahui bahwa skor kekuatan kurang dari kelemahan, sehingga untuk saat ini faktor kelemahan menjadi lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan yang dimiliki UNNES menuju PTN Badan Hukum

Adapun hasil perhitungan EFAS (Eksternal Factor Analysis Strategy) adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Analisa SWOT EFAS ANALISA SWOT EFAS

Faktor Strategis

Eksternal (IFAS) Bobot Rating Skor

Peluang (O) 0,51 24,00 1,46

Ancaman (T) 0,49 19,00 0,94

O+T 1,00 2,40

Berdasarkan pada hasil analisis SWOT EFAS, diketahui bahwa skor peluang lebih dari ancaman, sehingga untuk saat ini faktor peluang menjadi lebih kuat dibandingkan dengan ancaman yang dimiliki UNNES menuju PTN Badan Hukum

Guna mempermudah penyusunan grand strategy UNNES menuju PTN Badan Hukum, dilakukan penggabungan antara IFAS dan EFAS.

Hal ini digunakan dalam memudahkan gambaran diagram kartesius SWOT untuk menentukan strategi-strategi yang harus diterapkan dalam upaya UNNES menuju PTN Badan Hukum.

Adapun matrik penggabungan IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Matrik Penggabungan IFAS dan EFAS

IFAS 2,46 EFAS 2,40

(8)

Total Skor Kekuatan (S) 1,06 Total Skor Peluang (O) 1,46 Total Skor Kelemahan (W) 1,40 Total Skor Ancaman (T) 0,94

S-W -0,34 O-T 0,51

Berdasarkan pada hasil penggabungan IFAS dan EFAS, dibuat diagram kartesius strategi pengembangan proyeksi UNNES menuju PTN Badan Hukum. Adapun diagram tersebut sebagai berikut

Pertemuan titik singgung IFAS dan EFAS berada pada -0,34;0,51 sehingga menempati kuadran II yang artinya meskipun Universitas Negeri Semarang memiliki kelemahan, Universitas Negeri Semarang masih memiliki peluang menuju PTN Badan Hukum. Strategi yang harus diterapkan adalah meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

Adapun strategi yang dapat diterapkan UNNES dalam akselerasinya menjadi PTN Badan Hukum adalah:

Strategi SO

Strategi ini diterapkan berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki UNNES dalam menuju PTN Badan Hukum, meliputi 1) Memenuhi serta melengkapi persyaratan serta dokumen pendukung sebagai syarat PTN menuju PTN BH, dalam hal ini kelengkapan yang matang akan memenuhi peraturan yang diterapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sehingga mudah mendapatkan pengakuan dari lembaga nasional maupun internasional. 2) Keleluasaan mengembangkan usaha di berbagai bidang akademik dan non-akademik. Apabila UNNES memanfaatkan semua potensi yang telah ada dari sisi infrastruktur dan sumber daya manusia dapat memungkinkan UNNES menjalin kerjasama yang luas di berbagai aspek kehidupan. Hal ini akan meningkatkan pendapatan yang menunjang

kemandirian. 3) Membuka tutup prodi dengan menyesuaikan potensi yang telah ada serta mempertimbangkan persaingan. Keleluasaan yang dimiliki UNNES nantinya dalam membuka-tutup prodi memberikan keleluasaan untuk mengikuti persaingan global.

Strategi WO

Strategi yang diterapkan dengan meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan peluang yang dimiliki UNNES, meliputi: 1) Melakukan upaya maksimal dalam managemen aset peluang bisnis yang dimiliki UNNES. Secara langsung, pemanfaatan managemen aset peluang bisnis akan memperluas kerjasama dalam dunia usaha sehingga akan meningkatkan income yang nantinya dapat mencukupi pembiayaan UNNES dalam berbagai bentuk pengeluaran serta mempersiapkan UNNES dalam pembangunan atau perluasan infrastruktur dalam dunia usaha. 2) Memaksimalkan pedapatan UNNES dari pengelolaan aset, SDM, hibah, inovasi dan pusat unggulan UNNES untuk pengembangan sarana prasarana UNNES yang dapat berpotensi menghasilkan income. Income yang rendah serta minimnya pendanaan guna pembiayaan dan pengadaan dapat dilakukan dengan memaksimalkan potensi-potensi pengembangan usaha dan kewirausahaan yang telah dimiliki UNNES. 3) Melakukan pengkajian lebih lanjut terkait dengan kebijakan pengembangan bakat dan minat entrepreneurship maupun mata kuliah yang berorientasi pada bisnis secara intensif menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat serta iklim usaha yang kondusif.

Strategi ST

Strategi yang diterapkan berdasarkan kelemahan dan peluang yang dimiliki UNNES, meliputi: 1) Kemantapan UNNES menuju PTN BH yang telah disiapkan dengan syarat beserta dokumen-dokumen pendukungnya disinkronkan dengan visi misi agar diterima oleh warga UNNES untuk menghindari protes. Adanya kemungkinan kontra dari mahasiswa perlu diminimalisisir dengan memunculkan kepercayaan yang dapat ditunjukkan dengan kematangan perencaan UNNES menuju PTN BH. 2) Potensi income dari akademik maupun non-akademik yang diterapkan oleh UNNES dalam masa-masa menuju UNNES PTN Badan Hukum dapat membuat UNNES bertahan dari kemungkinan kegagalan dari sektor -0,34;0,51

S O

W

T

(9)

pendanaan karena perencaan dan persiapan yang telah matang. Hal ini akan meminimalisir ancaman.

Strategi WT

Strategi yang diterapkan berdasarkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi UNNES menuju PTN BH, meliputi: 1) Menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan bakat dan minat enterpreneurship yang didukung dengan ditambahkannya mata kuliah yang berorientasi pada bisnis. Tidak adanya mata kuliah yang berorientasi pada bisnis secara intensif tidak meningkatkan bakat dan minat enterpreneurship mahasiswa sehingga nantinya tidak akan memberikan kontribusi signifikan dalam pendapatan. Untuk itu, pengkajian diperlukan agar dapat diterapkan setelah UNNES menjadi PTN Badan Hukum. 2) Kemungkinan gagal di berbagai sektor dikarenakan ketidaksiapan warga UNNES menuju PTN berbadan hukum dapat diatasi dengan optimalisasi pemanfaatan aset dan sumber daya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam persaingan global serta meningkatkan kerjasama bisnis dengan stakeholder.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor Strength, weaknesses, opportunity dan threat yang dihadapi UNNES dalam usahanya menuju PTN Badan Hukum. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan USG maka strategi yang dapat diterapkan UNNES dalam akselerasi menuju PTN Badan Hukum adalah: Strategi yang diterapkan dengan meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan peluang yang dimiliki UNNES, meliputi: 1) Melakukan upaya maksimal dalam managemen aset peluang bisnis yang dimiliki UNNES. Secara langsung, pemanfaatan managemen aset peluang bisnis akan memperluas kerjasama dalam dunia usaha sehingga akan meningkatkan income yang nantinya dapat mencukupi pembiayaan UNNES dalam berbagai bentuk pengeluaran serta mempersiapkan UNNES dalam pembangunan atau perluasan infrastruktur dalam dunia usaha. 2) Memaksimalkan pedapatan UNNES dari pengelolaan aset, SDM, hibah, inovasi dan pusat unggulan UNNES untuk pengembangan sarana prasarana UNNES yang dapat berpotensi menghasilkan income. Income yang rendah serta minimnya pendanaan guna pembiayaan dan pengadaan dapat dilakukan dengan memaksimalkan potensi-potensi pengembangan usaha dan kewirausahaan yang telah dimiliki UNNES. 3) Melakukan pengkajian

lebih lanjut terkait dengan kebijakan pengembangan bakat dan minat entrepreneurship maupun mata kuliah yang berorientasi pada bisnis secara intensif menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat serta iklim usaha yang kondusif.

Daftar Pustaka

[1] Adit, A., & Harususili, Y. E. (2020, Februari 1). edukasi.kompas.com. Retrieved from 8 Syarat Pembukaan Prodi Baru Berdasarkan

Permendikbud 7/2020:

edukasi.kompas.com/read/2020/02/01/16000081/

8-syarat-pembukaan-prodi-baru-berdasarkan- permendikbud-7-2020?page=all.

[2] Adit, A., & Harususilo, Y. E. (2020, Januari 27). edukasi.kompas.com. Retrieved from Alternatif 6 Mitra Kerjasama untuk Membangun

Semangat Kampus Merdeka:

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/27/1042 2961/alternatif-6-mitra-kerjasama-untuk-

membangun-semangat-kampus-merdeka?page=all [3] Adit, A., & Harususilo, Y. E. (2020, Januari

27). edukasi.kompas.com. Retrieved from Alternatif 6 Mitra Kerjasama untuk Membangun

Semangat Kampus Merdeka:

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/27/1042 2961/alternatif-6-mitra-kerjasama-untuk-

membangun-semangat-kampus-merdeka?page=all [4] Bernie, M. (2020, Januari 30). Mahasiswa

Tanggapi Kebijakan Kampus Merdeka Ala Nadiem Makarim. Retrieved from Tirto.id:

https://tirto.id/mahasiswa-tanggapi-kebijakan- kampus-merdeka-ala-nadiem-makarim-evRo [5] Dunn, W. (2003). Pengantar Analisis

Kebijakan Publik. . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

[6] Fadila, R. U. (2020, Februari 13).

pikiranrakyat.com. Retrieved from Aplikasikan Kebijakan Kampus Merdeka dengan Berbagai

Pihak: https://www.pikiran-

rakyat.com/pendidikan/pr-01339801/aplikasikan- kebijakan-kampus-merdeka-universitas-menjalin- kerjasama-dengan-berbagai-pihak

[7] Harususilo, Y. E. (2020, 01 25). Ini Rangkuman 4 Kebijakan Kampus Merdeka Mendikbud Nadiem. Retrieved from kompas.com:

https://edukasi.kompas.com/read/2020/01/25/1135 4331/ini-rangkuman-4-kebijakan-kampus-

merdeka-mendikbud-nadiem?page=all 3/7

[8] Indriani, & Agusta, H. (2020, Februari 10).

Lima Permendikbud jadi Payung Hukum Kampus Merdeka. Retrieved from antara.com:

https://www.antaranews.com/berita/1286614/lima-

(10)

permendikbud-jadi-payung-hukum-kampus- merdeka

[9] Julistian, U., & Sismanto, A. (2020, Februari 7). gatra.com. Retrieved from Implementasi Kampus Merdeka, Butuh Sinergi Banyak Pihak:

https://www.gatra.com/detail/news/468431/milenia l/implementasi-kampus-merdeka-butuh-sinergi- banyak-pihak

[10] kid, a. (2020, February 10). Nadiem Buat Lima Payung Hukum untuk Kebijakan. Retrieved

from cnnindonesia.com:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200210 100210-20-473163/nadiem-buat-lima-payung- hukum-untuk-kebijakan-kampus-merdeka

[11] Maisuri. (2020, Februari 15). dutatv.com.

Retrieved from Kebijakan Kampus Merdeka Jadi Diskusi Utama: https://dutatv.com/kebijakan- kampus-merdeka-jadi-diskusi-utama/

[12] Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

[13] Safutra, I. (2020, Februari 9). jawapos.com.

Retrieved from Masih Banyak Yang Bingung

Program Kampus:

https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/09/

02/2020/masih-banyak-yang-bingung-program- kampus-merdeka/

[14] Santoso, A. C. (2017). Strategi Pemasaran dengan Mengurangi Komplain Konsumen pada UKM SKD. 151-158.

[15] Suharto, E. (2010). Analisis Kebijakan Publik : Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: CV Alfabeta.

[16] Wahab, S. A. (2012). Analisis Kebijakan:

Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

[17] Widaryanti, H. N. (2020, Februari 7).

timesindonesia.co.id. Retrieved from Perguruan Tinggi Akankah Merdeka Dengan Program

"Kampus Merdeka":

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/24988 8/perguruan-tinggi-akankah-merdeka-dengan- program-kampus-merdeka

[18] Yurianto. (2019). Analisis Strategi Pemberdayaan Ekonomi dengan Pendekatan USG dan SWOT. Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam, 203-226.

Referensi

Dokumen terkait

Akhir Skripsi yang berju dul “ Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan

Permohonan Kasasi Penuntut Umum karena Judex Facti mengabaikan alat bukti surat dan petunjuk dalam perkara pembakaran lahan telah sesuai dengan Pasal 253 ayat (1) KUHAP

Mojokerto Ujian Tulis Ulang.. SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN KUOTA REGULER TAHUN 2015 RAYON 205 LPTK UIN SUNAN

Meskipun tidak berbeda nyata pada menunjukkan bahwa pada perlakuan P4 yaitu tanpa pemangkasan pucuk serta perendaman benih dalam larutan PGPR memberikan nilai

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif dengan tujuan adalah untuk melukiskan keadaan prosedur operasional dari

Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah

38 (Revisi 2012), pengalihan bisnis antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dialihkan dan tidak dapat