Wahyu Widhiarso
Evaluasi Soft Skills Dalam Pembelajaran Evaluasi Soft Skills Dalam Pembelajaran
Proses Seleksi
Dengan bekal IP 3,9 si A memiliki pengetahuan yang baik mengenai mesin. Dalam tes seleksi, Si A mendapatkan nilai yang tinggi pada tes terkait bidangnya, namun dalam simulasi bekerja dia cenderung individual, kurang komunikatif dan sulit untuk menerima masukan orang lain
Si B dengan pengetahuan yang cukup mengenai mesin, akan tetapi dalam bekerja secara tim, ia mudah bergaul, cepat beradaptasi, menunjukkan suasana hati yang menyenangkan dalam bekerja serta menghargai pendapat orang lain.
MANAKAH DARI KEDUA ORANG INI YANG ANDA REKRUT?
HARD VS SOFT SKILLS
BIDANG ASPEK PENGUKURAN
KOMPONEN UTAMA
- Tingkat Kecerdasan - Kuantitatif - Kemampuan Verbal - Perencanaan - Kemampuan Mekanik - Kemampuan Visual Motorik
KEMAMPUAN KERJA
- Etos Kerja - Produktivitas Kerja - Tanggung Jawab - Ketelitian - Daya Tahan EMOSI DAN
INTERAKSI SOSIAL
- Kestabilan Emosi - Toleransi terhadap Stres - Kemandirian
- Kerjasama dalam Tim
Peranan Kepribadian
Ketahanan Pribadi (conscientiousness).Ketahanan pribadi ini ditunjukkan dengan karakter gigih, sistematis, pantang menyerah, motivasi tinggi dan tahan terhadap beban pekerjaan.
Ekstraversi (extraversion).Tipe kepribadian ini ditandai dengan keterampilan membina hubungan dan komunikasi yang efektif, pandai bergaul, bekerja sama, aktif, mengutamakan kerjasama, atraktif dan asertif (terbuka).
Keramahan (agreableness).Tipe ini ditandai dengan sikap ramah, rendah hati, tidak mau menunjukkan kelebihannya, mudah simpati, hangat, dapat dipercaya dan sopan.
Emosi Stabil (emotion stability).Tipe ini ditandai dengan sikap yang tenang, tidak mudah cemas dan tertekan, mudah menerima, tidak mudah marah dan percaya diri.
Keterbukan terhadap pengalaman (openess).Individu dengan tipe ini memiliki daya pikir yang imajinatif, menyukai tantangan, anti
Diagram Klasifikasi Tes
TES
KOGNITIF
NON KOGNITIF
ABILITAS AKTUAL
ABILITAS POTENSIAL
ABILITAS POTENSIAL UMUM
ABILITAS POTENSIAL KHUSUS
ATRIBUT UKUR
FISIK NON FISIK
Potensial Aktual Potensial Aktual
KEMAMPUAN
Tinggi badan
Berat Badan
Kecepatan berlari
Keterampilan mendrible bola
Bakat
Inteligensi
IPK
Performansi Kerja
Pengatasan Masalah BUKAN
KEMAMPUAN
genotipe Warna kulit
Jenis rambut
Persepsi
Motivasi
Sikap
Minat
Kontinum Atribut Personal & Kompetensi
Morals Value
Beliefs Personality
Traits
Attitude/
Willingnes
Personal
Conduct Behavioral Competency
(Soft Skill) Technology Management Skill
Technical Competency
(Hard Skill)
Self-Discovery/ Self- Awareness
Mentoring, Assessment & Practice
Facilitated Training Self- Study
TERMINOLOGI
SOFT SKILLS
Seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana berinteraksi dengan orang lain
TRANSFERABLE SKILLS
Keterampilan yang merupkan hasil transfer pengalaman
ESSENTIAL SKILLS
Keterampilan yang relatif dibutuhkan pada semua bidang pekerjaan
Essential Skills
• Reading text
• Use of documents
• Writing
• Numeracy
• Oral communication
• Working with others
• Computer use
• Continuous learning
• Thinking skills
Problem solving
Decision making
Job task planning and organizing
Significant use of memory
Finding information
Transferable Skills
Communication
effective writing
effective speaking
listening
languages
Computing
Managing & Organising
organising
can work independently
Achieve outcomes
Teamwork
Cooperation
Motivating others
Problem solving
identifying/analysing
applying knowledge
research
decision making
follow through
capacity to see the ‘big picture’
Appreciation of values/ethics
PENGUKURAN
Pengukuran adalah kuantifikasi terhadap karakteristik manusia melalui prosedur dan aturan yang sistematis
Pemaknaan angka sebagai representasi objek atau peristiwa menurut aturan tertentu
Pengukuran atribut psikologis manusia terjadi ketika nilai kuantitatif merupakan representasi sampel perilaku yang didokumentasi oleh alat ukur
Permasalahan dalam Pengukuran
Tidak ada pendekatan tunggal dalam pengukuran
Perbedaan teori dapat menyebabkan pula perbedaan objek ukur
Perilaku manusia tidak terbatas
Permasalahan pengambilan sampel perilaku
Adanya unsur eror dalam pengukuran
Permasalahan konsistensi dan ketepatan pengukuran
Satuan dalam pengukuran
Permasalahan interpretasi hasil pengukuran
Hubungan dengan konstrak lain
Hasil pengukuran dikaitkan dg. fenomena lain yang dapat diamati
Jenis Tes
Tes Profisiensi vs Tes Prestasi
PROFISIENSI : Sifatnya lebih luas karena tidak tergantung pada satu intervensi secara eksklusif, materinya relatif luas, item-item disusun berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan
PRESTASI : terkait dengan intervensi tertentu (silabus, tujuan belajar) yang disusun lebih ketat
Standar Norma vs Standar Kriteria
NORMA : bertujuan untuk mendiskriminasi (membandingkan kelompok) dan tidak menunjukkan kapabilitas individu secara langsung
KRITERIA : Membandingkan individu berdasarkan kriteria yang ditetapkan, tidak bertujuan untuk membedakan, menunjukkan kapabilitas individu secara langsung
Jenis Tes
Power vs Speed Test
POWER : administrasi tes dilakukan dengan waktu yang lama karena bertujuan untuk mengukur kemampuan pengatasan masalah, biasanya memuat item dengan taraf kesukaran tinggi
SPEED : biasanya bertujuan untuk mengukur kecepatan/ ketangkasan dalam mengatasi masalah, skor biasanya menunjukkan frekuensi masalah yang diatasi
Tes Diskrit vs Tes Integratif
DISKRIT : mengukur satu atribut ukur dalam satu waktu
INTEGRATIF : mengukur beberapa atribut ukur dalam satu waktu, misalnya pengukuran performansi, pengukuran dengan menggunakan essay atau interview
Jenis Tes
Direct vs Indirect Test
DIRECT : pengukuran pada performansi individu secara tampak atau data otentik
SPEED : pengukuran terhadap abilitas yang mendukung skil yang hendak diukur
Pengukuran Tipikal vs Maksimal
TIPIKAL : skor dimaknai berbeda-beda, ketepatan ukur tergantung dari kejujuran subjek dan stimulus tidak terstuktur
MAKSIMAL : skor dimaknai dengan benar/salah, ketepatan ukur tergantung pada kesiapan subjek, stimulus
Jenjang Pengukuran (level of measurement)
Pengukuran Nominal (nominal measure)
Membedakan atribut berdasarkan kategorinya
Subjek hanya memiliki satu kategori
Jenis pengukuran
Mutually Exclusive : klasifikasi secara akurat
Exhaustive : klasifikasi kurang akurat
1. Jenis Kelamin Pria Wanita
2. Pekerjaan PNS TNI/Polisi
Pedagang
Wiraswasta
Jenjang Pengukuran (level of measurement)
Pengukuran Ordinal (Ordinal Measures)
Merangking orang/atribut dalam satu kontinum secara berurutan dari yang memiliki muatan kecil hingga besar, atau sebaliknya
Tidak dimungkinkan orang/atribut memiliki skor yang sama
PETUNJUK. Urutkan yang aktivitas anda sukai dengan memberi nilai 1 sampai 5.
Membaca Berdiskusi 1
Praktek Mengamati 2
3
4
PETUNJUK. Berilah angka di kotak yang tersedia sehingga jika dijumlahkan sama dengan 5. Angka tersebut menunjukkan besarnya minat anda
Membaca Membaca 4
Berdiskusi 3
4
Berdiskusi Praktek 1
Praktek 2
1
5 5 5
=
=
= +
+ +
Membaca
1 2 Berdiskusi 3 Praktek
Jenjang Pengukuran (level of measurement)
Pengukuran Interval (Interval Measures)
Mengukur atribut ukur yang menghasilkan skor dengan satuan unit ukur yang memiliki jarak sama
Contoh : selisih skor antara antara 1 dan 2 sama dengan selisih skor 2 dan 3
Skor terendah yang dilakukan dari pengukuran interval tidak menunjukkan bahwa atribut tersebut tidak dimiliki oleh subjek
Contoh : Skor IQ si A adalah nol, bukan berarti si A tidak memiliki kecerdasan
PROSEDUR PENGUKURAN
Menentukan tujuan dan atribut ukur
Atribut ukur merupakan konsep yang abstrak/laten yang tidak dapat diamati secara langsung
Menjabarkan dimensi dan keperilakuan
Prosedur ini bertujuan untuk memecah konsep menjadi bagian/dimensi dan mengoperasionalisasikannya menjadi indikator-indikator empirik
Menyusun kisi-kisi dan spesifikasi
Membuat sebuah tabel yang memuat bobot komponen serta item yang akan mengukur dimensi ukur
Penulisan Item
Penjabaran indikator menjadi item yang alat ukur
Uji Coba dan Analisis Item
Mengevaluasi ketepatan dan keajekan alat ukur
Pengkategorian/Penormaan
Membuat sebuah kategori/norma untuk memaknai skor yang diperoleh individu
TUJUAN PENJABARAN
SPESIFIKASI
PENULISAN UJI COBA PENORMAAN
OPERASIONALISASI KONSEP
ETOS KERJA
SEMANGAT DALAM BEKERJA
KEDISIPLINAN BEKERJA
PRODUKTIVITAS KERJA
Tepat waktu Tidak pernah menunda
Mentaati peraturan Aktif berinisiatif
Suasana hati positif Mengembangkan Diri
Efektif dalam bekerja Mengutamakan kualitas Mengutamakan target
SPESIFIKASI ALAT UKUR
DIMENSI UKUR BOBOT ITEM
Sensivitas Sosial 25
Empati 25
Percaya Diri 20
Pemecahan Problem interpersonal 30 JUMLAH
SPESIFIKASI ALAT UKUR KETERAMPILAN SOSIAL
SEMANTIK DIFERENSIAL
SKALA LIKERT
ASESMEN OTENTIK
Asesmen otentik merupakan pengukuran berdasarkan bukti-bukti otentik yang menunjukkan penguasaan siswa terhadap satu kompetensi tertentu.
KOMPONEN ASESMEN OTENTIK
Tugas, yaitu seperangkat tugas nyata yang terkait dengan pekerjaan yang akan dihadapi.
Rubrik, adalah petunjuk penyekoran terhadap performansi atau hasil aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas
Standar, adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan seorang siswa telah cukup memenuhi tujuan yang diharapkan
JENIS PENGUKURAN
Portofolio, peer evaluation, self report, observational rating, tes
PORTOFOLIO SBG ALTERNATIF
TUGAS MATA KULIAH
TUGAS MATA KULIAH
TUGAS MATA KULIAH
TUGAS MATA KULIAH
EVALUASI UMUM
PORTOFOLIO
SKILL KOMUNIKASI Presentasi
KEPEKAAN SOSIAL Poster
KONTEKSTUAL Kasus
NEGOSIASI Kegiatan Ekstra
KETAHANAN Kegiatan Ekstra
KUALITAS ALAT UKUR
Validitas
Validitas adalah ketepatan alat ukur dalam mengukur atribut yang hendak diukur
Jenis Validitas
Validitas Isi - Validitas Kriteria - Validitas Konstrak
Reliabilitas
Reliabilitas adalah koefisien yang keajegan hasil pengukuran
Reliabilitas tes ulang – Tes Paralel – Konsistensi Internal
Multiindikator vs multimeasures
EVALUASI SOFT SKILLS
Soft skills merupakan unsurNon Kognitifsehingga memiliki prosedur pengukuran yang berbeda dengan pengukuran kognitif
Soft skills terbagi menjadi dua kategori yaituPotensial(ex.
motivasi, karakter kepribadian) danAktual(ex. keterampilan berkomunikasi, bekerjasama)
Kategori potensial diukur dengan skala psikologi (self report)
Kategori aktual diukur dengan asesmen otentik atau pengukuran performansi kerja
Soft Skills memilikibanyak variasi.
Oleh karena itu diperlukan studi intensif untuk menentukan soft skills mana yang hendak dievaluasi. Studi DELPHI dengan panel pakar dibidang soft skills dan masukan alumni dapat dipakai sebagai pertimbangan
EVALUASI SOFT SKILLS
Pengukuran soft skills lebih tepat menggunakan pengukuran dengan standar kriteria (criterion refference) oleh karena itu perlu penetapan kriteria/standar yang menunjukkan tahap/level
penguasaan siswa terhadap soft skills untuk melihat sejauh mana tujuan telah tercapai
Jika pengembangan soft skills merupakan program yang tersistematisasi maka diperlukan data sebagaibaselineuntuk melihat perkembangan soft skills