• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PENUGASAN GURU TAHFIZH AL- QUR AN DALAM PENCAPAIAN TARGET TAHFIZH AL- QUR AN DI KELAS IV SDIT MUTIARA ISLAM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE PENUGASAN GURU TAHFIZH AL- QUR AN DALAM PENCAPAIAN TARGET TAHFIZH AL- QUR AN DI KELAS IV SDIT MUTIARA ISLAM SKRIPSI"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PENUGASAN GURU TAHFIZH AL- QUR’AN DALAM PENCAPAIAN TARGET TAHFIZH AL-

QUR’AN DI KELAS IV SDIT MUTIARA ISLAM SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

Disusun Oleh:

LULU EKA MEILINDA NIM. 18.01.01.0075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

NIDA EL-ADABI BOGOR 2022

(2)

2 HALAMAN JUDUL

PENERAPAN METODE PENUGASAN GURU TAHFIZH AL-QUR’AN DALAM PENCAPAIAN TARGET TAHFIZH AL-QUR’AN DI KELAS IV SDIT MUTIARA

ISLAM

Disusun Oleh:

LULU EKA MEILINDA NIM. 18.01.01.0075 Pendidikan Agama Islam

DOSEN PEMBIMBING:

Akhmad Kharis Kurniawan, S.IP., M.Pd

Ahmad Lazuardi A., S.Pd., ST LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Lulu Eka Meilinda

NIM :18.01.01.0075

(3)

3 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul Penelitian : Penerapan Metode Penugasan Guru Tahfizh Al-Qur’an dalam Pencapaian Target Tahfizh Al-Qur’an di Kelas IV SDIT Mutiara Islam Tempat Penelitian : SDIT MUTIARA ISLAM berlokasi di

Perum. Pondok Cileungsi Permai, Jl. Narogong Raya, RT. 02/RW.15, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

16820

Proposal skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing STAI NIDA EL ADABI

Bogor, ……….2022 Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Akhmad Kharis Kurniawan, S.IP., M.Pd Ahmad Lazuardi A., S.Pd., ST

(4)

4 BAB IV

TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN A. Deskripsi Data (Gambaran Umum Tempat Penelitian) 1. Visi, Misi dan Motto SDIT Mtiara Islam

a. VISI

Terwujudnya sekolah terpadu, bermutu tinggi dan terunggul dalam membentuk generasi berpemahaman islami, berakhlak mulia dan berprestasi.

b. MISI

1) Mengembangkan pendidikan sekolah dasar yang memadukan pemahaman dan pengamalan ajaran islam yang sesuai Al Quran dan Sunnah dengan

penguasaan ilmu pengetahuan.

2) Membiasakan sunnah Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam dalam keseharian.

3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan kompetitif.

4) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

5) Membudayakan kegiatan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).

c. MOTTO

Kuat Aqidah, Manhaj, tekun ibadah dan tertib belajar.

2. Tujuan Sekolah

Tujuan SDIT Mutiara Islam mengacu kepada tujuan umum pendidikan nasional, visi, dan misi sekolah. Maka, tujuan SDIT Mutiara Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Menghasilkan out-put yang unggul dan berkualitas, berfikir rasional dan cerdas, berkepribadian, disiplin dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi, berwawasan, mandiri, menguasai dua bahasa asing dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dilandasi iman dan takwa sehingga mampu bersaing global.

b. Mengantarkan output ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Letak Geografis Yayasan Mutiara Islam dan SDIT Mutiara Islam

(5)

5

Gedung SDIT Mutiara Islam terletak di Jalan Perum Pondok Cileungsi Permai RT 02 RW 15 Kelurahan Cileungsi Kec. Cileungsi Kab. Bogor 16820, Telepon 021- 8248 3949, terletak ± 500 M dari perempatan cileungsi ke arah bekasi. Luas tanah yang dimiliki kurang lebih 2.000 meter persegi, dengan batas-batas antara lain:

- Sebelah barat berbatasan perumahan warga - Sebelah utara dengan perumahan warga - Sebelah timur dengan perumahan warga - Sebelah selatan dengan perumahan warga 4. Struktur Organisasi SDIT Mutiara Islam

Struktur Organisasi SDIT Mutiara Islam adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2019 sampai sekarang telah terjadi perubahan struktur organisasi di SDIT Mutiara Islam dengan susunan:

Komite Sekolah :

Kepala Sekolah : Budi Hartanto, S.Pd.I Kabid. Kurikulum : Ahmad Sofyan, S.T Kabid. Kesiswaan : Arief Firmansyah, Lc Kabid. Al-Qur’an : Aprianto

Operator Sekolah : Wisnu Yudistira, S.T Wali Kelas, kelas 1 : Sarah Sarifah

Sri Dewi Jayanti, S.Pd.I, Wali kelas, kelas 2 : Siska Uli Hidayati, S.M.

Amaliah Anandari, S.Pd Wali kelas, kelas 3 : Susi Astini, S.Pd

Nurdiyanti, S.Ag Wali kelas, kelas 4 : Udaningsih, S.E

Dewi Rahmahsari, S.Pd Wali kelas, kelas 5 : Roza Yesnita, S.H.I

Umi Agustiah

Wali kelas, kelas 6 : Wahyuni Utami, S.Mat Irna Melisawati, S.Pd

(6)

6

Untuk melaksanakan proses konsep-konsep Pendidikan islam yang telah tertata rapi pada program-program sekolah, baik di luar maupun di dalam kelas SDIT Mutiara Islam membagi tugas mengajar sebagai berikut:

a. Guru kelas, yaitu wali kelas

b. Guru mapel diniyyah, yaitu guru yang mengajar mata pelajaran diniyyah mencakup: Bahasa Arab, Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak dan Fiqh Ibadah c. Guru mapel umum, yaitu guru yang mengajar mata pelajaran umum

mencakup: Matematika, Bahasa Sunda, Bahasa Inggris, Tematik, PJOK dan SBK

Adapun kelas yang penulis melakukan penelitian adalah kelas IV ‘Aisyah dengan ibu Udaningsih, S.E selaku wali kelas dan guru maple, bu Al Fatha Raudia selaku guru diniyyah, dan bu Dewi Rahmah serta bu Al Fatha Raudia selaku guru tahfizh.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Mutiara Islam

Sejak berdirinya (tahun 2008) SDIT Mutiara Islam kondisi sarana dan

prasarana pembelajaran yang dimiliki terus mengalami perubahan, berupa perbaikan- perbaikan (rehabilitasi), penambahan dan penataan.

Secara garis besar sarana dan prasarana yang dimiliki SDIT Mutiara Islam sampai awal Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :

a. Gedung dan Bangunan

1) Ruang kepala sekolah, jumlah 1 2) Ruang Guru Ikhwan, jumlah 2 3) Ruang Guru Akhwat, jumlah 1 4) Ruang Tata Usaha, jumlah 1 5) Ruang Kelas, jumlah 24

6) Ruang Lab. Komputer, jumlah 1 7) Ruang Perpustakaan, jumlah 1 8) Ruang UKS, jumlah 1

9) Masjid, jumlah 1 10) WC Siswa, jumlah 12

(7)

7 11) WC Guru, jumlah 4

12) Kantin, jumlah 1

13) Lapangan Olahraga, jumlah 2 14) Aula, jumlah 1

15) Pos Satpam, jumlah 1

16) Halaman Parkir Sekolah, jumlah 1

b. Sarana dan Prasarana 1) Meja

2) Papan tulis 3) Kursi 4) Almari 5) Genset

6) Alat peraga IPA

7) Alat peraga matematika 8) Alat olahraga

9) Alat keterampilan 10) Alat UKS

c. Administrasi

1) Administrasi Kantor

a) Struktur organisasi sekolah b) Jadwal pelajaran

c) Jadwal kegiatan sekolah d) Kalender pendidikan

e) Buku periksa proses belajar mengajar f) Buka pembina

g) Buku rekapitulasi naik kelas/ lulus UN h) Buku penyerahan rapor

i) Buku pengecekan program semester (promes) j) Buku pengecekan program tahunan (prota) k) Buku notulen sekolah

l) Buku berita acara m) Buku notaris barang

(8)

8 1) Administrasi Guru

a) Buku program semester (prota) b) Buku komponen Analisa pengajaran c) Buku satuan pelajaran

d) Buku rancangan pelaksanaan pembelajaraan (RPP) e) Buku kumpulan nilai/leger

f) Buku arsip guru

2) Administrasi Murid

a) Buku penerimaan murid baru b) Buku induk murid

c) Buku rekap murid d) Buku absen murid e) Buku materi murid f) Buku rapor

g) Buku kegiatan siswa h) Papan siswa

6. Keadaan Guru dan Pegawai SDIT Mutiara Islam

Keadaan guru SDIT Mutiara Islam berdasarkan kebutuhan dari sejumlah 24 kelas yang ada, maka sudah mencukupi sesuai kebutuhan yaitu, kepala sekolah (1 orang), kabid. Kurikulum (1 orang), kabid. Kesiswaan (1 orang), kabid. Al-Qur’an (1 orang), operator sekolah (1 orang), koordinator guru akhwat (2 orang), guru diniyyah, umum dan tahfizh (42 orang), office girl guru akhwat (1 orang), office boy guru Ikhwan (1 orang). Sehingga total semua guru dan pegawao SDIT Mutiara Islam tahun ajaran 2021/2022 adalah 51 orang.

7. Keadaan peserta didik SDIT Mutiara Islam

Keadaan peserta didik SDIT Mutiara Islam tahun pelajaran 2021/2022 adalah berjumlah 601 murid. Adapun secara terperinci datanya adalah sebagai berikut:

(9)

9

No Nama kelas Jumlah siswa

1 I Sumayyah 31 orang

2 I Shofiyyah 20 orang

3 I Zubair 30 orang

4 I Zaid Bin Tsabit 20 orang

5 II Zainab 31 orang

6 II Saudah 20 orang

7 II Thalhah 31 orang

8 II Abdurrahman 19 orang

9 III Hafshah 27 orang

10 III Ummu Salamah 18 orang

11 III Ali 28 orang

12 III Abu Ubaidah 20 orang

13 IV ‘Aisyah 28 orang

14 IV Maimunah 19 orang

15 IV Utsman 28 orang

16 IV Sa’ad 19 orang

17 V Khadijah 32 orang

18 V ‘asma 19 orang

19 V Umar 32 orang

20 V Sa’id 20 orang

(10)

10

21 VI Fathimah 32 orang

22 VI Ruqoyyah 23 orang

23 VI Abu Bakr 32 orang

24 VI Hamzah 22 orang

Adapun kelas yang penulis melakukan penelitian, yaitu kelas IV ‘Aisyah data peserta didiknya adalah sebagai berikut:

No. Nama Siswa

1 Abidah Zahra

2 Amni Azzahra Tridinaputri

3 Andi Atikah

4 Anindita Keisha Zahra

5 Askania Rahil Azzahra

6 Atikah Nur Nasution

7 Azelia Putri Hartanto

8 Fildza Labibah

9 Haifa

10 Hanun Fatimah

11 Heyfa Zhaafira

12 Khairatun Hisan Wiranti

13 Maesa Musyahidah

14 Naimma Jeddanaveen Aditya

15 Najwa Salsabiila

16 Nufaisah Fatimah

17 Nurul Afiqah

18 Queenie Ammara Aisy

19 Quincetta Salma Zharifah L.

20 Qurrota A'yun Az-Zahra

21 Raihana Hafizhah

22 Rana Inara Hanania Arast

23 Rozanah Al-Atsariyah

(11)

11

24 Salma Hanifah

25 Syarafana Ferial

26 Syazani Putrigiy

27 Wafaa Zainab

28 Zulfa

(12)

12 HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN PENELITI) Narasumber: Bu Atha (Guru tahfizh kelas IV)

1. Apakah metode penugasan tahfizh Al-Qur’an dilaksanakan setiap hari oleh guru tahfizh?

Jawab: saya memberikan tugas kepada peserta didik apabila peserta didik setoran hafalan barunya dinilai lancar dan lanjut, penugasan diberikan paling sedikit adalah 3 baris Al-Qur’an. Sedangkan, bagi peserta didik yang dinilai ulang, tidak lancar setoran hafalan barunya maka saya tidak memberikan penugasan, akan tetapi hanya penegasan untuk melancarkan kembali setoran yang ulang tersebut agar setoran selanjutnya bisa lancar dan lanjut.

2. Apa saja kendala yang dihadapi guru selama proses pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di halaqoh?

Jawab: kendala yang saya hadapi di kelas IV ini adalah peserta didik yang cukup banyak di kelompok saya, sedangkan waktu yang ada tidak sebanding dengan jumlah peserta didik seluruhnya. Waktu yang tidak cukup membuat proses pemberian tugas yang terlebih dahulu di bacakan oleh guru tahfizh menjadi tidak intensif dan terkadang tidak seluruh peserta didik mendapatkan giliran untuk dibacakan oleh guru tahfizh. Jika waktunya tidak cukup dan peserta didik tidak mendapatkan giliran untuk dibacakan oleh guru tahfizh maka peserta didik ketika keesokan harinya menyetorkan hafalan barunya hanya sedikit saja yaitu di bawah 3 baris ayat Al-Qur’an atau bahkan peserta didik bisa tidak menambah hafalan barunya yang sebelumnya sudah dinilai lancar dan lanjut. Sehingga hal tersebut bisa menyebabkan terhambatnya pencapaian target tahfizh di kelas IV. Selain itu, faktor dari saya sendiri terkadang ada peserta didik yang terlewat karena lupa belum diberikan penugasan atau belum dibacakan ayat Al-Qur’annya.

3. Apa saja kendala yang dihadapi peserta didik selama proses pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di halaqoh?

Jawab: dari pengamatan saya pada peserta didik kelas IV, kendala yang dihadapi oleh mereka adalah kurangnya peran orang tua dalam membimbing peserta didik di rumahnya. Sehingga anak-anak tidak diingatkan untuk mempersiapkan hafalan barunya yang akan disetorkan esok hari. Mengingat peserta didik tingkat SD masih sangat perlu bimbingan dari orang tua, maka peran orang tua dalam proses pembelajaran peserta didik sangatlah besar. Selain itu, peserta didik yang seringkali

(13)

13

mendapatkan nilai ulang untuk hafalannya dan peserta didik yang belum atau tidak mempersiapkan setoran hafalan Al-Qur’annya dikarenakan terlalu banyak main Handphone juga menjadi kendala yang dihadapi.

4. Bagaimana guru tahfizh menyikapi kendala yang dihadapi oleh guru dan peserta didik?

Jawab: untuk mengatasi banyaknya peserta didik yang ada dan alokasi waktu yang kurang, saya meminta kepada peserta didik untuk membantu mengingatkan saya jika saya terlewat memberi mereka tugas atau belum membacakan ayat Al-Qur’an yang menjadi tugasnya.

Untuk memanfaatkan waktu juga, setiap sepekan sekali saya membuat urutan setoran peserta didik sehingga mereka mengetahui urutan ke berapa mereka akan menyetorkan hafalannya, dengan cara seperti itu saya berharap peserta didik bisa lebih mempersiapkan setorannya. Akan tetapi, terkadang dari urutan peserta didik ada yang tetap saja belum siap, walaupun sudah diberitahu kapan harus setoran, sehingga untuk meminimalisir waktu yang terbuang saya memberikan kesempatan bagi peserta didik yang sudah siap untuk menyetorkan hafalannya terlebih dahulu dan mengakhirkan peserta didik yang masih memerlukan persiapan.

Untuk mengatasi kendala peserta didik yang seringkali mendapatkan nilai ulang dari setoran hafalannya, saya memberikan catatan berupa tanda garis bawah di Al- Qur’an dengan menggunakan pensil dan menuliskan catatan di buku penghubungnya sebagi catatan untuk peserta didik dan orang tua, kemudian saya juga meminta orang tua untuk menandatangani catatan yang sudah saya tulis tersebut, sebagai tanda bahwa orang tua mengetahuinya. Selain itu, secara langsung saya mengirimkan pesan kepada orang tua atas catatan yang didapati oleh anaknya.

5. Apakah kelebihan dan kekurangan metode penugasan dalam tahfizh Al-Qur’an ini?

Jawab: kelebihan dari metode penugasan ini adalah membuat peserta didik lebih mempersiapkan hafalannya yang akan disetorkan untuk keesokan harinya.

Sedangkan, kekurangannya yaitu membuat peserta didik hanya fokus untuk mengerjakan PR tahfozh Al-Qur’an, sehingga fokusnya terhadap pelajaran lain berkurang. Terkadang sampai membuat lupa mengerjakan PR dari pelajaran lain selain tahfizh Al-Qur’an dan tidak mempersiapkan materi yang akan dipelajari keesokan harinya.

6. Apakah kendala tersebut memengaruhi pencapaian target tahfizh peserta didik?

(14)

14

Jawab: Sangat berpengaruh sekali. Terutama bagi kelompok rendah, peserta didik yang mengalami kendala-kendala tertentu, sehingga waktu persiapannya berkurang, dan akan sangat terlihat ketika sedang menyetorkan, mereka terbata- bata. Berbeda bagi kelompok tinggi, terkadang mereka tidak membutuhkan waktu dan persiapan lama dalam menghafal, sehingga masih bisa diusahakan ketika di sekolah atau di halaqoh. Walaupun tidak semua peserta didik kelompok tinggi mampu seperti itu. Dan hal tersebut akan berpengaruh kepada lambatnya peningkatan hafalan peserta didik kemudian berpengaruh juga kepada target pencapaian target tahfizh Al-Qur’an.

7. Bagaimana teknis pemberian penugasan kepada peserta didik oleh guru tahfizh Al- Qur’an?

Jawab: setelah peserta didik menyetorkan hafalannya, jika nilainya lanjut maka saya langsung memberikan tugas nya, dengan memberikan penugasan menghafal sebanyak 3 baris, kemudian saya membacakannya satu ayat dan menyuruh peserta didik untuk mengulangi bacaan sebanyak satu ayat dan seterusnya hingga mencapai 3 baris. Akan tetapi, jika peserta didik nilainya ulang, maka saya terkadang menambahkan penugasannya, jika itu masih kurang dari 3 baris, dan membacakan ayat tersebut kemudian diulangi oleh peserta didik.

8. Apakah kelas IV ini peserta didiknya mencapai target tahfizh Al-Qu’an seluruhnya?

Jawab: secara keseluruhan target kelas IV SDIT Mutiara Islam tercapai sebanyak 64 %. Dari 28 peserta didik ada 10 orang yang tidak mencapai target tahfizh Al- Qur’an kelas IV, yaitu surah Ash-Shoff.

9. Apakah yang menjadi dasar penetapan target tahfizh Al-Qur’an?

Jawab: untuk hal tersebut saya sendiri tidak mengetahuinya, dikarenakan target tahfizh Al-Qur’an sudah saya terima dari koordinator tahfizh sekolah. Dan beliaulah yang menetapkannya.

10. Apakah faktor terbesar di kelas IV yang mempengaruhi siswi sehingga mencapai target?

Jawab: faktor terbesar yang mempengaruhi peserta didik kelas IV dalam mencapai targetnya adalah jiwa kompetitif yang ada pada peserta didik tersebut. Karena ketika mereka melihat temannya yang memiliki hafalan yang sama, kemudian salah satu temannya ada yang sakit dan tidak masuk sekolah sehingga tidak bisa menyetorkan hafalan tahfizhnya. Dalam keadaan sakit itu ketika di semester awal kami sempat pembelajaran jarak jauh, maka mereka tetap berusaha menyetorkan

(15)

15

hafalannya agar tidak didahului oleh temannya. Selain itu, terlihat juga ketika mereka yang memiliki hafalan yang sama atau selisih hafalan yang sedikit, ketika salah satu di antara mereka ada yang nilai setorannya lanjut dan yang lainnya ulang maka terlihat diraut wajah mereka ada kesedihan.

Faktor lainnya, pemberian reward dengan syarat tertentu juga memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik. Selain itu, saya juga menerapkan batasan nilai ulang bagi peserta didik yaitu, memberikan tugas tambahan menulis lafazh ayat yang dihafalkan ketika mereka sudah mendapatkan nilai ulang 2-3 kali, hal tersebut cukup efektif membuat peserta didik jera dan memberikan semangat baru bagi mereka.

11. Apakah faktor terbesar di kelas IV yang mempengaruhi siswi sehingga tidak mencapai target?

Jawab: faktor terbesarnya adalah bimbingan orang tua. Peserta didik yang tidak mencapai target sangat berpengaruh terhadap bagimana peran orang tua nya di rumah, apakah orang tuanya membantu membimbing hafalan Al-Qur’annya atau hanya menyerahkan kepada anak-anak nya saja. Karena peran guru tahfizh di sini hanya menerima dan memperbaiki hafalan yang peserta didik setorkan, dan peserta didik lebih banyak melakukan persiapan hafalan di rumahnya.

12. Apakah peran orang tua juga mempengaruhi pencapaian target tahfizh peserta didik kelas IV?

Jawab: sangat berpengaruh, karena peserta didik mempersiapkan hafalan yang disetorkannya dari rumah, sedangkan yang berperan di rumah adalah para orang tua. Tetapi, hal tersebut diserahkan kembali kepada orang tua, jika memiliki kemampuan dan waktu untuk membimbing anak-anaknya, dan bagi para orang tua yang tidak memiliki kemampuan dan waktu biasanya mereka memberikan fasilitis berupa mendatangkan guru privat tahfizh bagi anak-anaknya atau mengikuti anak- anaknya ke lembaga tahfizh tertentu.

13. Apa perbedaan di antara peserta didik yang mencapai target dan yang tidak tercapai?

Jawab: perbedaannya bisa dilihat dari perilaku mereka. Peserta didik yang mencapai target biasanya memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi terhadap hafalannya, mereka akan sibuk dan fokus mempersiapkan hafalannya ketika mereka merasa persiapannya dari rumah masih kurang. Sedangkan, peserta didik yang tidak mencapai target, tidak terlihat seperti itu, biasanya mereka akan mengobrol jika

(16)

16

diajak temannya yang lain mengobrol, mereka juga kurang fokus ketika sedang persiapan.

14. Bagaimana pengaruhnya metode penugasan ini dengan pencapaian target tahfizh Al-Qur’an peserta didik kelas IV?

Jawab: pengaruhnya cukup tergantung terhadap bagaimana peran orang tua di rumah dan persiapan dari peserta didiknya sendiri serta dukungan dari guru tahfizh dalam mencapai target tahfizh di kelas IV.

15. Bagiamana cara yang paling efektif untuk mendorong peserta didik yang tidak mencapai target tahfizh Al-Qur’an?

Jawab: menurut saya, cara yang efektif untuk mendorong peserta didik adalah dengan adanya sinergi dan kerja sama yang baik antara guru dan orang tua, peran guru memberikan penugasannya dan bisa menambahkan dengan pemberian reward terhadap peserta didik, sedangkan peran orang tua di rumah dalam membimbing peserta didik atau jika tidak bisa maka memberikan bimbingan secara langsung kepada anaknya, orang tua bisa memfasilitasi anaknya dengan mendatangkan guru privat tahfizh atau mengikutinya ke lembaga-lembaga tahfizh tertentu

(17)

17 HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN PENELITI) NARASUMBER: Bu DEWI RAHMA (guru tahfizh kelas IV)

1. Apakah metode penugasan tahfizh Al-Qur’an dilaksanakan setiap hari oleh guru tahfizh?

Jawab: untuk halaqoh saya, anak-anak mendapatkan penugasan di akhir pekan yaitu di hari Jum’at. Hal tersebut saya lakukan untuk mengisi akhir pekan peserta didik sehingga bisa mempersiapkan setorannya dengan waktu yang lebih Panjang.

2. Apa saja kendala yang dihadapi guru selama proses pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di halaqoh?

Jawab: kendala yang saya hadapi adalah terkadang saya lupa atau terlewat tidak memberikan tugas atau membacakan hafalan yang dijadikan penugasan ke peserta didik. Tetapi, jika masih ada waktu, tetap disempatkan untuk memberikan penugasan atau membacakan ayat Al-Qur’an yang dihafalkan oleh peserta didik.

3. Apa saja kendala yang dihadapi peserta didik selama proses pembelajaran tahfizh Al-Qur’an di halaqoh?

Jawab: ada beberapa peserta didik yang masih belum memahami tajwid Al-Qur’an khususnya mad yang panjang dan pendek. Padahal sebelumnya saya sudah membacakan ayat yang akan disetorkan oleh peserta didik, saya juga sudah memberikan tanda di Al-Qur’annya dibagian yang bacaannya masih sulit. Tetapi, ketika peserta didik menyetorkan hafalannya, masih tetap belum tepat bacaannya, sehingga memperlambat perkembangan peserta didik dalam mencapai target. Selain itu, yang menjadi kendala peserta didik lainnya adalah kurangnya persiapan peserta didik dalam menyiapkan hafalannya, sehingga ketika menyetorkan ke guru tahfizh hafalannya masih terbata-bata atau tidak hafal.

4. Bagaimana guru tahfizh menyikapi kendala yang dihadapi oleh guru dan peserta didik?

Jawab: untuk peserta didik yang belum memahami tajwid Al-Qur’an, saya memberikan tanda-tanda khusus di Al-Qur’annya, seperti bacaan yang harus dibaca Panjang maka saya tandai dengan garis bawah, bacaan yang dibaca pendek saya tandai dengan tanda buletan, bacaan yang dibaca idzhar ditandai dengan buletan dihuruf nun sukunnya.

(18)

18

Adapun, ketika saya lupa memberikan tugas atau membacakan ayat nya, saya meminta kepada peserta didik untuk mengingatkan saya ketika lupa.

5. Apakah kelebihan dan kekurangan metode penugasan dalam tahfizh Al-Qur’an ini?

Jawab: kelebihan metode penugasan ini, bisa membuat peserta didik yang sebelumnya 5 orang tidak mencapai target, menjadi berkurang yaitu 2 orang lagi. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah berkurangnya waktu untuk muroja’ah. Muroja’ah yang dilaksanakan setelah setoran hafalan baru dan pemberian tugas hanya menyisakan sedikit waktu yang ada, sehingga muroja’ah peserta didik tidak terlalu efektif, terkadang ada beberapa peserta didik yang tidak bisa menyetorkan muroja’ahnya.

6. Apakah kendala tersebut memengaruhi pencapaian target tahfizh peserta didik?

Jawab: sangat berpengaruh, karena kendala-kendala tersebut membuat terhambat nya perkembangan hafalan baru peserta didik yang berimbas kepada tidak tercapainya target tahfizh Al-Qur’an.

7. Bagaimana teknis pemberian penugasan kepada peserta didik oleh guru tahfizh Al- Qur’an?

Jawab: teknisnya, setelah peserta didik menyetorkan hafalan barunya, kemudian saya membacakan satu ayat-satu ayat bergantian dengan peserta didik, sembari membenarkan bacaan mereka dan terkadang memberikan tanda di Al-Qur’annya.

8. Apakah kelas IV ini peserta didiknya mencapai target tahfizh Al-Qu’an seluruhnya?

Jawab: secara keseluruhan target kelas IV SDIT Mutiara Islam tercapai sebanyak 64 %.

Dari 28 peserta didik ada 10 orang yang tidak mencapai target tahfizh Al-Qur’an kelas IV, yaitu surah Ash-Shoff.

9. Apakah yang menjadi dasar penetapan target tahfizh Al-Qur’an?

Jawab: setahu saya, koordinator tahfizh yang menetapkan pencapaian target setiap kelas dan menyesuaikan dengan target yang harus dicapai selama 5 tahun yaitu 3 juz mencakup juz 30, 29 dan 28, kemudian dibagi-bagi setiap kelasnya supaya tercapai target 5 tahun tersebut. Sebelum target yang sekarang, targetnya lebih sedikit, yaitu 2 juz selama 5 tahun, dan di kelas 4 peserta didik harus mencapai 2 juz. Kemudian, karena peserta didik banyak yang melebihi target yang sudah ditentukan, sehingga di tetapkan targetnya menjadi naik 1 juz.

(19)

19

10. Apakah faktor terbesar di kelas IV yang mempengaruhi peserta didik sehingga mencapai target?

Jawab: faktor terbesar yang saya rasakan adalah pemberian metode penugasan tersebut sendiri, pemberian tugas tersebut sangat membantu peserta didik untuk mencapai ketertinggalan, khususnya peserta didik yang selisih hafalannya dengan target hafalan hanya terpaut sedikit. Ketika pemberian metode penugasan tersebut, saya juga meminta tanda tangan orang tua peserta didik ketika peserta didik telah menyelesaikan tugasnya.

Jadi, kerja sama yang baik antara guru, peserta didik dan orang tua adalah faktor terbesar yang mempengaruhi peserta didik mencapai target.

11. Apakah faktor terbesar di kelas IV yang mempengaruhi siswi sehingga tidak mencapai target?

Jawab: ketika ada peserta didik yang nilai setoran hafalannya berturut-turut ulang, dikarenakan bacaan hafalannya belum sesuai dengan kaidah tajwid yang benar. Jika peserta didik yang lain bisa setiap hari mendapatkan nilai lanjut, peserta didik yang tidak mencapai target mendapatkan nilai lanjut biasanya setelah menyetorkan 2 sampai 3 kali hafalannya, kemudian baru lanjut. Selain itu jauhnya hafalan peserta didik dengan target hafalan kelas IV juga menjadi faktor peserta didik yang tidak mencapai target tahfizh Al-Qur’an kelas IV SDIT Mutiara Islam.

12. Apakah peran orang tua juga mempengaruhi pencapaian target tahfizh peserta didik kelas IV?

Jawab: pengaruh terbesar justru berasal dari orang tua, pemberian tugas tahfizh Al- Qur’an bisa berjalan dengan baik dan lancar ketika ada kerja sama yang baik antara guru tahfizh sebagai pemberi tugas dengan orang tua sebagai pengawas peserta didik di rumah. Ada peserta didik yang saya berikan penugasan, dan orang tuanya aktif menanyakan tentang tugasnya tersebut apakah tugasnya benar, apakah tugasnya tidak terlalu sedikit, sehingga peserta didik tersebut yang sebelumnya hanya bisa menghafal 3 baris perhari menjadi bertambah 5-6 baris per hari, dan seterusnya bisa seperti itu.

Sedangkan, ada peserta didik lain yang saya berikan penugasan, dan tidak lancar ketika setoran sampai beberapa hari ke depan seperti itu terus, ternyata memang sedang ada permasalahan keluarga, sehingga tidak ada bantuan bimbingan dari orang tua peserta didik tersebut.

(20)

20

13. Apa perbedaan di antara peserta didik yang mencapai target dan yang tidak tercapai?

Jawab: perbedaannya, mereka yang tercapai targetnya biasanya lebih diperhatikan nilai hafalannya oleh orang tua nya, sehingga mereka ketika mendapatkan nilai ulang dari setoran hafalannya mereka takut dimarahi oleh orang tua nya, sehingga mereka lebih berusaha untuk mempersiapkan hafalannya dengan baik. Sedangkan mereka yang tidak mencapai target kebanyakan lebih santai dalam menghadapi nilai hafalannya. Ajdi, yang paling membedakan adalah tanggung jawab peserta didik terhadap nilai hafalannya.

14. Bagaimana pengaruhnya metode penugasan ini dengan pencapaian target tahfizh Al-Qur’an peserta didik kelas IV?

Jawab: berpengaruh sekali, terlihat peningkatan yang cukup signifikan, yang sebelumnya di halaqoh saya 5 orang tidak mencapai target, saat ini 3 orang sudah mencapai target dan tersisa 2 orang lagi yang belum mencapai target. Akan tetapi, salah satu orang yang tidak mencapai target tersebut kendalanya adalah karena mengikuti kbm secara online. Dan pemberian tugas ini dinilai lebih efektif dibandingkan hanya menghafal saja, tanpa ada pemberian tugas oleh guru tahfizh.

15. Bagiamana cara yang paling efektif untuk mendorong peserta didik yang tidak mencapai target tahfizh Al-Qur’an?

Jawab: menurut saya, cara yang paling efektif untuk mendorong peserta didik yang tidak mencapai target tahfizh Al-Qur’an adalah adanya dorongan dan motivasi serta bimbingan dari orang tua selaku yang mengawasi anak-anaknya di rumah, bacaan Al- Qur’an yang baik sesuai dengan kaidah tajwid sehingga ketika menghafal ayat-ayat Al- Qur’an sudah dengan pembacaan yang benar juga.

(21)

21 HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN PENELITI) Narasumber: rozanah (siswi kelas IV)

1. Apakah guru tahfizh memberikan tugas setiap hari?

Jawab: disuruh setiap hari nambah minimal 3 baris, kalau mau libur disuruh nambah 8 baris

2. Apa saja kendala yang dihadapi ketika diberi tugas oleh ibu guru?

Jawab: kadang kalau mau ngafalin tiba-tiba umi nyuruh untuk jagain adek, kadang adek ngegangguin, kadang aku juga ngerasa ngantuk

3. Apakah dengan diberikannya tugas, menjadi lebih semangat dalam menghafal?

Jawab: nggak, karena dikasih tugas nya pas liburan, kalau liburan pengennya main 4. Seperti apa guru tahfizh memberikan tugas?

Jawab: ngasih tugas 3 baris, terus dibacain dulu sama bu guru nya, dan gentian aku yang baca.

5. Apakah yang membuat semangat dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: ada saudara sepupu yang suka ngebantu buat ngafalin. Kadang bu guru dan umi ngasih target, kalau bisa nyelesain satu surat nanti dikasih hadiah.

6. Apakah yang membuat tidak bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: kadang adek-adek suka gangguin, sama kadang-kadang aku nya ngantuk 7. Apakah orang tua terkadang ikut membantu mengerjakan tugas?

Jawab: kalau sekarang pas udah mencapai target udah nggak dibantuin umi. Dulu waktu masih belum mencapai target suka ngafalin bareng umi

8. Apakah kamu mengikuti TPA atau ada guru privat yang didatangkan ke rumah untuk membantumu dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: nggak, belajar sendiri aja.

9. Apakah target hafalanmu tercapai?

Jawab: iya, alhamdulillah

(22)

22

10. Apakah kamu memiliki target yang dibuat sendiri dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: pernah waktu itu bikin target sendiri tapi, ga jadi. Jadi, sekarang ngerjain target dari bu guru aja

Narasumber: Rahil (siswi kelas IV)

1. Apakah guru tahfizh memberikan tugas setiap hari?

Jawab: iya, minimal tiap hari itu setoran hafalan baru 5 baris.

2. Apa saja kendala yang dihadapi ketika diberi tugas oleh ibu guru?

Jawab: kadang suka lg ga semangat karena ngantuk. Atau habis di marahin 3. Apakah dengan diberikannya tugas, menjadi lebih semangat dalam menghafal?

Jawab: umi suka nyuruh dan umi pernah bilang kalau kita ngafalin Al-Qur’an insyaaAllah kita sukses di dunia dan di akhirat. Kadang habis denger kajian juga jadi suka lebih semangat.

4. Seperti apa guru tahfizh memberikan tugas?

Jawab: dari awal bu guru udah bilang kalau kita setoran hafalan baru tiap hari 5 baris.

5. Apakah yang membuat semangat dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: iya, jadi lebih berusaha buat nyelesain tugasnya

6. Apakah yang membuat tidak bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: kadang suka lg ga semangat karena ngantuk. Atau habis di marahin sama bu guru atau umi jadinya kurang semangat

7. Apakah orang tua terkadang ikut membantu mengerjakan tugas?

Jawab: iya, kalau udah selesai ngafalin suka disuruh disetorin ke umi.

8. Apakah kamu mengikuti TPA atau ada guru privat yang didatangkan ke rumah untuk membantumu dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: nggak ada, sama umi aja 9. Apakah target hafalanmu tercapai?

Jawab: iya, tercapai, alhamdulillah

10. Apakah kamu memiliki target yang dibuat sendiri dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: iya, kadang-kadang, tapi ga nentu, kalau ada ayat yang pernah dihafal biasanya ngafalinnya jadi nambah

(23)

23 Narasumber: Naima (siswi kelas IV)

1. Apakah guru tahfizh memberikan tugas setiap hari?

Jawab: iya, minimal 3 baris tiap hari.

2. Apa saja kendala yang dihadapi ketika diberi tugas oleh ibu guru?

Jawab: kadang suka susah ngafalinnya, karena ayat nya susah atau ayat nya banyak atau panjang

3. Apakah dengan diberikannya tugas, menjadi lebih semangat dalam menghafal?

Jawab: iya, jadi lebih semangat

4. Seperti apa guru tahfizh memberikan tugas?

Jawab: dikasih tau dari awal kalau harus setoran paling sedikit 3 baris, terus nanti ditalaqqi sama bu gurunya

5. Apakah yang membuat semangat dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: iya semangat kalau ngeliat ayat yang mau dihafalinnya pendek, terus kalau ngeliat temen ngelebihin hafalanku, kalau dikasih hadiah.

6. Apakah yang membuat tidak bersemangat dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: nggak semangat kalau ngeliat ayat nya Panjang, sampai 7 baris.

7. Apakah orang tua terkadang ikut membantu mengerjakan tugas?

Jawab: iya kadang-kadang sama ayah, suka minta ditesin, kadang juga sama kakak minta dibacain. Tapi, lebih sering sama guru ngaji.

8. Apakah kamu mengikuti TPA atau ada guru privat yang didatangkan ke rumah untuk membantumu dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: iya, ada guru privat yang bantuin ngehafal, setiap hari Selasa sama Kamis 9. Apakah target hafalanmu tercapai?

Jawab: aku nggak tercapai

10. Apakah kamu memiliki target yang dibuat sendiri dalam menghafal Al-Qur’an?

Jawab: iya punya, sama kayak pr yang dikasih bu guru, 3 baris

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi orang tua terhadap minat anak dalam menghafal al- Qur’an di Rumah Tahfizh Nurul Qur’an At -Taqwa Kota Tangerang

Skripsi yang berjudul “Implementasi Bimbingan Konseling Islam Bagi Santri Putri Dalam Menghafal Al-Qur`an Di Pondok Pesantren Tahfidz Manbaul Qur`an Karangrejo” disusun

Nurin Hidayati, “Kolaborasi Guru Kelas dan Guru Tahfidz dalam menumbuhkan Konsep diri Peserta didik kelas atas penghafal al-Qur’an di SD IT Bina Anak Islam

Menurut hasil analisis yang diperoleh bahwa konsep pendidikan Islam dalam al-Qur‟an surat al-Jumu‟ah ayat 1-5 menurut tafsir al-Maraghi adalah konsep pendidikan Islam