• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERPERSONAL RELATIONSHIP MANAGEMENT IN SPORT COACHING PROCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INTERPERSONAL RELATIONSHIP MANAGEMENT IN SPORT COACHING PROCESS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

.;,;

i

!1

%-

~ ~'

-·~t

·\ ~

i

~

~

~~ -'

INTERPERSONAL RELATIONSHIP MANAGEMENT IN SPORT COACHING PROCESS

Oleh

Putut Marhaento

ABSTRACT

When a person decides to choose the profession as a coach, he/she has to think that be a coach is not only how to influence the foster children so that they can brought to the settled purposes but it is more than that, a coach has to influence the surrounding environment in order to optimize the children activities better in the practice or com- petition. In the sport world, the process of influ- encing others include the aspect of make a deci- sion, motivation technique, giving feedback, in- terpersonal relationship decision, and guiding the group confidently. A leader is not only known about the targets achieved but also the steps that needed to gain those. One of the coach's duty as a professional person is he/she must able to play role as a public relations. For that reasons, coaches have to have interpersonal skills so that they can work more effective with the coach staff, admin- istrator, energ'!t medical, match official, athlete's parent and mass media.

Keywords: management, interpersonal relation- ship, coaching process

Seorang pelatih sebagai pemimpin dalam membina atletnya harus memiliki berbagai kemampuan dasar untuk bertindak sebagai pemimpin. Keterampilannya di dalam bidang olahraga yang dilatihnya belum tentu lebih unggul daripada atletnya, bahkan di dalam berbagai situasi, atlet jauh lebih terampil dibandingkan dengan pelatihnya.

Pelatih sebagai pemimpin program pembinaan atlet, sesungguhnya merupakan fasilitator, yaitu individu yang mampu menyalurkan kemampuan atletnya sehingga atlet mampu berprestasi secara optimal. Untuk itu pelatih harus peka terhadap kemampuan dasar atau potensi atlet, faham tentang berbagai teknik untuk mengembangkan kemampuan individu, serta memiliki pribadi sebagai pemimpin seperti mampu berkomunikasi dengan baik, menjadi panutan atletnya, dan memiliki kharisma sebagai pimpinan.

Kepemimpinan merupakan proses perilaku mempengaruhi sejumlah _atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam dunia kepelatihan olahraga, pandangan ini meliputi aspek pembuatan keputusan, teknik memotivasi, memberikan umpan balik, menetap- kan hubungan interpersonal dan mengarahkan kelompok atau suatu regu dengan penuh percaya diri. Seorang pemimpin tidak hanya tahu sasaran yang hendak dicapai tetapi juga langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut dari waktu ke waktu.

Keterampilan Interpersonal

Dalam sebuah organisasi olahraga, penampilan atlet adalah manifestasi dari sebuah kepemim- pinan yang memiliki keterampilan khusus, visioner dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan keahliannya secara terus menerus. Pelatih sebagai seorang pemimpin perlu memiliki ketrampilan in- terpersonal agar mampu menggerakkan orang- orang yang terlibat dalam kegiatan pelatihan

(2)

•1,,,

tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari banyak keterampil;:m interpersonal yang perlu dikembangkan, ada empat hal yang perlu dikuasai bila seseorang ingin memilih profesi sebagai pelatih olahraga agar keberhasilan menjalankan tugas dapat terlaksana dengan baik. Ke empat hal tersebut yaitu: kemampuan mempercayai diri sendiri dan orang lain, kemampuan berkomunikasi secara efektif, kemampuan menerima orang lain, dan kemampuan dalam mengatasi konflik.

Mempercayai Diri Sendiri dan Orang Lain

Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin, pelatih diharapkan memiliki kemam- puan mempengaruhi orang lain dengan cara mengerti dan berusaha memahami orang-orang tersebut. Mike Krzyzewski dalam Rainer Martens (2004: 440), menyatakan almost everything in leadership comes back to relationships. The only way you can possibly lead people is to under- stand people. And the best way to understand them is to get to know them better. Untuk itu pelatih harus mampu melihat potensi kekuatan yang dimiliki, mampu berkomunikasi dengan baik dan memperhatikan penampilan diri. Kepercayaan dikembangkan tidak hanya dengan cara membuka diri, tetapi juga dengan kenyataan adanya kejujuran, keikhlasan, dan keaslian. Kepercayaan juga bersumber pada integritas, yang berarti melekat pada prinsip-prinsip moral dan etika.

Integritas akan menurun bilamana pelatih biasa melakukan intimidasi terhadap orang lain, tidak satunya kata dengan perbuatan, dan membicara- kan kejelekan orang lain. Sedangkan integritas meningkat bila pelatih mendorong dan membantu orang lain mencapai tujuan, memperhatikan, dan memperiakukan semua orang dengan penuh tanggung jawab. Agar pelatih mampu berperan secara positip terhadap lingkungan maka langkah- langkah berikut perlu dilakukan, yaitu: (1) mengenal diri sendiri (who you are and what you want to be); (2) mencintai diri sendiri (become person you can like) (3) memiliki kemauan dan kemampuan membuka diri dengan orang lain

dalam upaya mengembangkan hubungan yang lebih berarti; (4) Bekerja dengan integritas; (5) mengembangkan kepercayaan, dan pada akhirnya melalui hubungan yang saling percaya akan menjadikan pelatih memiliki pengaruh yang positip terhadap lingkungannya.

Berkomunikasi Secara Efektif

Komunikasi merupakan salah satu kunci utama efektifitas kepemimpinan. Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam membangun kesuk- sesan suatu hubungan. Komunikasi tidak sekedar memberikan umpan balik, melakukan koreksi bila terjadi kesalahan, tetapi juga mengutarakan pandangan dan pendapat secara jelas, memberi- kan instruksi secara tepat, atau merumuskan berbagai persoalan dan jalan pemecahannya dengan melalui langkah yang tepat pula. Seorang pelatih diharapkan untuk membina komunikasi dengan para atlet, orang tua atlet, coaching staf, tenaga medis, media, staf organisasi, petugas- petugas pertandingan, dan relasi lain secara baik dan berkesinambungan, karena komunikasi merupakan jembatan yang membentuk hubungan interpersonal.

Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam membangun kesuksesan suatu hubungan.

Salah satu aspek keberhasilan dalam berkomuni- kasi adalah kemampuan untuk mendengarkan, meskipun mendengarkan tampak sebagai sesuatu yang sangat mudah, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mendengarkan merupakan keterampilan yang sulit untuk dilaKukan terlebih bagi para pelatih yang terbiasa sibuk dengan instruksi kepada para atletnya. Martens (2004:

112) menyatakan bahwa bila kemampuan mendengar tidak terbiasa dilatih, kemungkinan informasi yang diserap dalam berkomunikasi melalui pendengaran hanya berkisar 20 % dar!

seluruh informasi yang seharusnya diterima, sehingga ada sekitar 80% informasi yang kemungkinan keliru atau sama sekali tidak dimengerti. Ada empat alasan perlunya men- dengarkan orang lain dalam upaya membangun hubungan, yaitu: (1) menunjukkan respek, (2)

(3)

·-~~

. ·, . 3

membangun relasi, (3) meningkatkan pengeta- huan, dan (4) membangun kesetiaan.

Disamping itu, dengan mendengarkan secara aktif, seorang pelatih akan lebih mampu memahami jalan pikiran orang lain, dan akan lebih mudah baginya kelak untuk membantu mencarikan solusi permasalahan yang dihadapi dalam program pembinaan olahraga yang dilakukannya. Meningkatkan kemampuan mendengarkan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

1. Menghargai lawan bicara bahwa apa yang disampaikan adalah penting dan berusaha untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa informasi yang disampaikan sudah dipahami secara keseluruhan.

2. Konsentrasi terhadap lawan bicara, artinya bahwa jangan sampai membagi perhatian dengan kegiatan-kegiatan yang lain meskipun mendengar secara jelas setiap kata dan bahkan mampu untuk menirukan seluruh kalimat yang diucapkan oleh orang lain, keadaan ini dimaksudkan untuk menghindar- kan anggapan adanya ketidak terlibatan secara psikologis dengan pembicara.

3. Menghindarkan diri dari upaya memotong pembicaraan. Banyak kasus seseorang memotong pembicaraan orang lain dengan mengantisipasi isi pesan yang akan disampaikan secara lengkap kemudian menanggapinya sesuai dengan jalan pikirannya tetapi kemudian ternyata apa yang dimaksudkan oleh pembicara sangat jauh berbeda. Memotong pembicaraan lawan juga mungkin disebabkan karena tidak sabar menunggu informasi secara lengkap karena menghadapi lawan bicara yang terlalu pelan atau berulang-ulang dalam berbicara. Perlu diingat bahwa kemampuan orang mendengar jauh lebih cepat dibandingkan dengan berbicara.

4. Menghargai hak orang lain untuk memberikan pandangan-pandangannya. Sangat penting untuk mendengarkan orang lain terlebih kepada atlet, tidak hanya tentang kekhawatiran

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nom or 1, Januari 2010

atau masalah-masalah yang dihadapi tetapi juga kegembiraan dan prestasinya. Kemam- puan menanggapi pandangan-pandangan atlet sangat penting bagi pelatih dalam upaya membentuk sikap dan kepribadian atlet.

5. Menekan kecenderungan merespon secara emosional apa yang disampaikan oleh lawan bicara. Berpikir secara positif mengapa seseorang berkata demikian dan bagaimana merespon secara kontruktif adalah salah satu ciri kematangan kepemimpinan dalam olahraga.

Kurangnya keterampilan mendengarkan akan mengganggu proses komunikasi. Ketika seseorang secara mendadak menghentikan pembicaraannya dengan anda, tentu anda tidak akan segera tahu dan memahami mereka, dan ketika seseorang tidak mau mendengarkan anda, maka anda tidak dapat mempengaruhinya. Pelatih yang kurang memiliki keterampilan mendengarkan biasanya akan memiliki masalah yang berkaitan dengan disiplin dengan para atletnya.

Menerima Orang Lain

Untuk membangun hubungan dengan orang lain, pelatih tidak hanya membuka diri terhadap orang lain tetapi juga harus mampu membuka diri untuk orang lain. Bila pelatih menginginkan orang lain menerima dan mendukung pekerjaannya, maka ia harus mampu dan mau menerima serta mendukung orang lain. Sebagai pribadi, mungkin pelatih mencela tingkah laku seseorang karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, tetapi bagaimanapun juga harus tetap mampu menerima dan care terhadapnya agar orang-orang tersebut secara psikologis merasa nyaman dalam menjalin kerjasama.

Seorang pelatih perlu menyadari adanya berbagai kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Tanpa kesediaan untuk bersikap terbuka, pelatih justru menutup diri terhadap sejumlah kemungkinan yang sesungguhnya dapat memberikan jalan baginya untuk mencari berbagai

(4)

"~''

Interpersonal Relationship Management in Sport Coaching Process

solusi dalam memfasilitasi usaha peningkatan prestasi atletnya.

Sebagai pelatih yang berpengaruh, memperhatikan orang lain melalui pujian yang bersifat persuasif merupakan daya tarik tersendiri dibandingkan dengan tindakan-tindakan yang bersifat menekan, seperti Motto yang disampaikan oleh William Ward sebagai berikut: (1) Sanjunglah saya, dan mungkin saya tidak mempercayaimu;

(2) Celalah saya, dan mungkin saya tidak menyukaimu; (3) Abaikan saya, dan mungkin saya tidak memaafkanmu; dan (4) Semangatilah saya, dan saya tidak akan melupakanmu.

Memecahkan Konflik

Banyak orang berpendapat bahwa hubungan . yang baik tidak pernah ada konflik, pendapat tersebut tidak seluruhnya benar, sebab setiap hubungan pada hakekatnya mengandung dan rentan akan terjadinya konflik serta ketidak cocokan. Konflik terjadi ketika seseorang mencegah, menghalangi atau mencampuri kegiatan orang lain. Dalam dunia kepelatihan olahraga, mengingat selama pelaksanaan kompetisi selalu melibatkan banyak orang, maka konflik tidak dapat dihindari dan bahkan mung kin akan sering muncul. Pelatih dituntut untuk mampu mengatasi konflik yang terjadi dalam upaya menjaga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk itu pelatih perlu memiliki keterampilan memecahkan masalah secara konstruktif, sebab bila didalam menangani konflik pelatih sering menemui kegagalan maka akan menurunkan relasi dan tidak dapat menciptakan pengaruh yang positip terhadap lingkungan. Konflik sering tampak sebagai sesuatu yang negatip, tetapi bila kita mampu mengelola dengan baik akan memberikan nilai yang sangat berarti dengan cara menjernihkan masalah-masalah, mendorong adanya perubahan, dan membimbing terhadap pemecahan masalah yang lebih baik.

Langkah yang paling bijaksana dalam mengelola konflik adalah dengan mengontrol emosi dan menyadari bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dari sebuah

hubungan. Dalam upaya mengatasi konflik pelatih diharapkan tetap menjaga tujuan dan mempertahankan hubungan. David Johnson dalam Rainer Martens (1985:61) menggambarkan adanya lima tipe pengelolaan konflik yang didasarkan pada tujuan dan pemeliharaan hubungan yang kesemuanya diambil dari sifat-sifat hewan ketika menghadapi masalah, ke lima tipe tersebut adalah:

1. Tipe Kura-Kura, tipe ini memandang hubungan interpersonal dan tujuan tidak berarti ketika timbul konflik, keadaan ini seperti kura-kura yang akan lari dan menghindarkan diri dari adanya konfrontasi dengan menarik diri kedalam tempurungnya. Kura-kura takut konfrontasi atau percaya bahwa konfrontasi tak ada artinya dalam memecahkan masalah.

Dalam kepelatihan olahraga, seringkali kita melihat para atlet dan official segera meninggalkan lapangan dan menjauh dari fans manakala mengalami kegagalan setelah menjalani pertandingan atau perlombaan sebagai upaya untuk menghindari adanya konfrontasi dengan para pendukung yang tidak puas terhadap hasil pertandingan.

2. Tipe Ikan Hiu, tipe ini menganggap tujuan jauh lebih penting daripada relasi. Orang-orang dengan tipe ini pada dasarnya akan selalu memperhatikan tujuan yang hendak dicapai dengan sedikit memperhatikan relasi. Konflik dianggap sebagai sebuah permainan, ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang, dalam upaya untuk memperoleh kemenangan perlu adanya perencanaan dengan cara menyerang, menyergap dan mengintimidasi bila diperiukan, sedangkan bagaimana perasaan orang lain itu tidak begitu diperhatikan dan merupakan sebuah konsekuensi yang harus diterima.

3. Tipe Koala, tipe ini mengganggap bahwa hubungan jauh lebih penting sehingga rela mengorbankan tujuan. Tipe ini memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk menerima persahabatan dan menghindarkan kemung- kinan munculnya konflik karena orang dengan

(5)

. \;

~:

. ~

j

tipe ini percaya bahwa konflik tidak dapat dikelola tanpa merusak relasi.

4. Tipe Burung Hantu, tipe ini menganggap tujuan dan hubungan sama sangat pentingnya.

Pemecahan masalah dengan pendekatan burung hantu adalah mengkonfrontasikan dengan orang lain untuk mencari solusi bahwa pencapaian tujuan bersama akan meningkatkan relasi.

5. Tipe Rubah, tipe ini menganggap tujuan dan hubungan diletakkan dalam tingkat moderate sama pentingnya. Konsekuensi pemecahan masalah bila muncul konfrontasi adalah dengan melakukan kompromi, mau mengorbankan sebagian tujuan bila orang lain juga mau melakukannya.

Membina Hubungan Dengan Asisten

Sebagai pelatih kepal9 yang memiliki beberapa asisten, pendelegasian tugas dan wewenang secara tepat kepada setiap asisten merupakan salah satu upaya dan tanggung jawab pelatih kepala dalam usaha mengembangkan kompetensi pribadi dan profesi bagi para pembantunya. Dalam memberikan tugas kepada asisten hendaknya tetap memelihara dan mengembangkan hubungan yang efektif dengan cara: 1) memberi peran dan tanggung jawab yang berarti dari sebagian program latihan, 2) menentukan tugas berdasarkan pada kualifikasi dan minat, 3) membantu mempersiapkan tugas-tugas, memberi waktu pada asisten untuk berkomunikasi denga atlet, 4) melibatkan asisten dalam pengambilan keputusan, 5) menyediakan waktu untuk memberikan evaluasi, 6) mencegah adanya situasi yang memungkinkan atlet mengadu domba dengan asisten, 7) mengakui sumbangan asisten terhadap tim baik di depan umum maupun secara pribadi, 8) mengusahakan ur.tuk memperoleh pengalaman yang menyenangkan.

Membina Hubungan Dengan Head Coach

Sebagai asisten, dalam membina hubungan dengan pelatih kepala perlu memperlihatkan inisiatif tanpa harus menunggu perintah, menjaga

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nomor 1, Januari 2010

informasi yang disampaikan pelatih, berfikir dan bertindak tidak tergantung, sesuaikan tingkah laku dengan filisofi pelatih, memberikan alternatif perspektif terhadap observasi tim, memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat dengan rasa hormat bila terjadi inkonsistensi dengan tujuan tim, secara terus menerus mengembangkan keterampilan teknik dan taktik.

Membina Hubungan Dengan Orang Tua Atlet

Relasi dengan orang tua atlet sama pentingnya seperti relasi dengan atlet. Kemungkinan masalah- masalah dengan orang tua dapat dihindari dengan cara menyampaikan informasi tentang tujuan dan tahapan-tahapan dalam mencapai tujuan.

Beberapa informasi yang dapat disampaikan kepada orang tua antara lain: tujuan dari pelatihan, mengenalkan lebih jauh tentang filosofi kepelatihannya, potensi cedera dari olahraga yang digeluti, aturan-aturan dan prosedur pelatihan, harapan atiet, seberapa besar perhatian orang tua, bagaimana membangun relasi.

Agar proses tatihan dapat berjalan dengan baik maka perlu disampaikan tata tertib yang memuat hal-hal yang harus dilakukC!_n orang tua pada saat latihan maupun pertandingan, seperti:

1. Berada di tempat penonton 2. Membiarkan pelatih untuk melatih

3. Berikan komentar-komentar yang positif kepada pelatih, petugas pertandingan, atlet dari kedua regu, dan hindarkan komentar yang bersifat menghina.

4. Tidak melatih anak saat bertanding.

5. Tidak minum alkohol dan merokok 6. Bersorak untuk regu sendiri 7. Perlihatkan dukungan untuk anak 8. Mengontrol emosi

9. Membantu petatih atau petugas bila diminta

Membina Hubungan Dengan Wasit/

Petugas Pertandingan

Pekerjaan sebagai petugas-petugas pertandingan setama kompetisi berlangsung, sangat sulit dan melelahkan. Untuk itu bila para

(6)

---, J

f:~

'i

'!

,;

.

'~

~ . ~

~ :!

. I

: .1

pelatih, atlet maupun penonton selalu mencaci maki terhadap setiap keputusan wasit maka pekerjaan wasit akan menjadi bertambah sulit.

Perlakukan para petugas seperti perlakuan yang anda harapkan dan kehendaki untuk diri anda.

Membina Hubungan Dengan Tim Medis

Pada olahraga yang melibatkan adanya tumbukan, pelatih dituntut untuk dapat menjalin kerjasama dengan tim medis. Perkumpulan atau induk organisasi mungkin telah menunjuk tim medis, tetapi bila belum memiliki dokter khusus, pelatih perlu mencari atau menetapkan dokter yang memiliki pengetahuan olahraga untuk membantu selama proses pelatihan atau pada saat pertandingan. Idealnya dalam sebuah pelatihan olahraga, ada yang bertanggung jawab secara khusus terhadap pencegahan dan perawatan atlet, merespon keadaan darurat selama latihan dan pertandingan, dan membuat program rehabilitasi dibawah pengawasan dokter.

Bila dalam pelatihan memiliki tim medis khusus, diperlukan adanya diskripsi tugas yang jelas. Pelatih hendaknya tidak mencampuri atau mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil oleh tim medis dalam menentukan tingkat kesiapan atlet untuk mengikuti latihan maupun pertandingan dilihat dari sisi kesehatan. Bila menurut pelatih, keputusan dari tim medis tidak sesuai dengan prediksi staf pelatih maka diperlukan adanya diskusi untuk memecahkan masalah tersebut ditinjau dari berbagai sudut.

Sampaikan kepada tim medis agar jangan sampai mencampuri masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Berilah apresiasi dan motivasi kepada tim medis dengan cara memperhatikan, menghargai, dan menghormati keberadaannya.

Membina Hubungan Dengan Media

Media harus dipandang sebagai partner kerja dalam meningkatkan kualitas pelatihan, untuk itu pelatih harus menjalin hubungan yang baik dengan media seperti yang ditunjukkan oleh me-

dia terhadap perkembangan olahraga selama ini.

Bila media menginformasikan seluruh aktivitas pelatihan, maka pelatih dan seluruh anggota perlu menyiapkan diri agar hubungan yang baik dapat tercipta dengan media.

Perlu dipahami bahwa fungsi media dalam pelatihan olahraga, di antaranya: (1) memberikan informasi tentang olahraga, baik yang terjadi pada lingkup daerah, nasional, regional maupun internasional; (2) mendidik masyarakat melalui pemberitaan-pemberitaan yang berkaitan dengan tinginya nilai-nilai olahraga dan implementasinya di lapangan serta relevansinya dengan norma- norma yang tumbuh di masyarakat; dan (3) menghibur atau memberikan hiburan bagi masyarakat melalui pemberitaan yang lebih bersifat entertainment. Akurasi pemberian informasi kepada media memang penting. tetapi ada yang lebih penting dari itu adalah sikap dan hubungan yang kooperatif, bersahabat serta bertanggung jawab antara staf pelatih, official, atlet dengan media (Jones 1982: 347).

KESIMPULAN

Untuk menjadi seorang pelatih harus memperhatikan dua hal penting, yaitu: (1) dapat mempengaruhi anak latih agar dapat dibawa ke tujuan yang telah ditetapkan, dan (2) dapat mempengaruhi lingkungan yang berkaitan langsung dengan tugas dan tanggung jawab pelatih. Pelatih yang mampu memberikan pengaruh terhadap anak latih dan lingkungan latihan dapat lebih optimal dalam melakukan proses latihan maupun pertandingan. Selain itu, pelatih tidak hanya tahu tentang sasaran yang hendak dicapai, tetapi juga harus memahami langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut. Untuk itu pelatih harus memiliki keterampilan interpersonal, di antaranya: dapat mempercayai diri sendiri dan orang lain, mampu berkomunikasi secara efektif, dapat menerima orang lain, dapat memecahkan konflik, dapat membina hubungan derigan asisten, mampu membina hubungan dengan head coach, mampu

(7)

,,

~~

. ~

~~

I

~

;,·A

membina hubungan dengan orang tua atlit, mampu membina hubungan dengan wasit/

petugas pertandingan, mampu membina hubungan dengan tim medis, dan mampu membina hubungan dengan media.

DAFTAR PUSTAKA

Martens, Rainer. (1985). Coaches Guide to Sport Psychology. Champaign Illinois: human Kinetics Publishers, Inc.

_ _ ._._._. (2004). Successful Coaching 3* ed.

Champaign Illinois: Human Kinetics

Morris, Tony and Summers, Jeff. (1999). Sport Psychology: TheofYt Apllications and Issues.

Milton, Qld: John Wiley and Sons.

Jones, Billie Jo, dkk. (1982). Guide to Effective Coaching: Principles and Practice.

Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.

Pedersen, Paul M. Miloch Kimberly S and Laucella, Pamela C. (2007). Strategic Sport Communication. Champaign II: Human Kinetics.

Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 6, Nom or 1, Januari 2010

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola komunikasi dan hubungan interpersonal antara single parent dan anaknya di SMP Negeri 7 Kotabumi.. Jenis

Dari keterangan tersebut diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki t hitung lebih besar dari t tabel, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif antara

Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan komunikasi interpersonal pada anak autis di Pusat Layanan Autis Kota Denpasar

Dari keterangan tersebut diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki t hitung lebih besar dari t tabel, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,