Eko Handayanto & Nurul Muddarisna
9 Maret 2011
(1) Eko Handayanto, Ir (UB), MSc (Adelaide), PhD (London), Prof.
(2) Nurul Muddarisna, Ir (UB), MP (UB), studi S3 UB
Landasan
TANAH adalah pondasi seluruh biosfer
MATAHARI adalah dasar sebagian besar
kehidupan di bumi memasok energi radiasi untuk pemanasan biosfer dan konversi CO2 dan air secara fotosintetik oleh tanaman hijauan
menjadi sumber makanan dan oksigen untuk konsumsi hewan dan organisme lain.
Sebagian besar organisme hidup menggunakan oksigen untuk memetabolis sumber makanan tersebut, menangkap energinya, dan mendaur panas, CO2 dan air ke lingkungan untuk
memulai siklus hidup.
Landasan
Proses dekomposisi, yang di mediasi oleh organisme tanah, berperan penting dalam
siklus kehidupan, dalam ham mendaur ulang hara untuk tanaman dan C dalam bentuk CO2 ke atmosfer.
JADI, tanah yang melapisi kulit bumi
merupakan interface utama antara pertanian dan lingkungan dan menyebabkan terjadinya perbedaan antara kelangsungan hidup
(survival) dan kepunahan (extinction) sebanian besar kehidupan di daratan.
Human dominance Traditional knowledge green revolution Early agriculture interventions
Flood plain intermediate
cultivation technology rice
cultivation
mechanical tillage
slash-and- fertilizers
burn agric.
Improved pesticides
fallows biotechnologies
hillside
cultivation residue minimum tillage
management
conventional commercial agriculture Saline irrigation
Traditional conventional sustainable ??
open natural
AGRICULTURAL DEVELOPMENT
Intergration of resources
Agricultural Development
Tanah vs Agroekosistem
Tanah sbg salah satu komponen penting
Agroekosistem, karena merupakan salah satu rantai ekosistem
Masalah Global: Prediksi FAO, tanah yang
tersedia pada th 2020 mungkin tidak akan
dapat lagi menyediakan kebutuhan pangan
penduduk dunia yang pada th 2020 akan
melebih 7,5 milyar!!!
Tanah Sebagai Komponen Tanah Sebagai Komponen
Ekosistem Ekosistem
CO2 Atmosfer
Produsen Primer (tanaman)
Sisa Organik (tanaman,
hewan, TANAH)
Organisme Perombak
(mikro- organisme, Herbivora, Karnivora)
• Tanah merupakan bagian dari Ekosistem, tetapi tanah juga merupakan suatu Ekosistem
Fungsi Tanah Manfaat untuk Manusia Di dalam lokasi Di luar lokasi Siklus Hara Menghantar hara
untuk tanaman Memperbaiki
kualitas tanah dan air
Cadangan karbon untuk
memperbaiki variasi fungsi tanah
Cadangan N dan C dapat mengurangi emisi gas rumah kaca
Mempertahanka n biodiversitas dan habitat
Menyangga pertumbuhan tanaman
Membantu
mempertahankan diversitas genetik Dapat
meningkatkan resistensi dan
resiliensi terhadap cekaman
Menyangga spesies liar dan mengurangi laju kepunahan
Mengurangi
resistensi pestisida Memperbaiki estetika lanskap
FUNGSI TANAH
Fungsi Tanah Manfaat bagi Manusia Di dalam lokasi Di luar lokasi
Hubungan air Pengendalian erosi Pengendalian banjir dan sedimentasi
Pengisian air sungai dan
embung setempat
Pengisian air tanah
Menjadikan air tersedia bagi tanaman dan hewan
Penyaringan (filltering) dan Penyanggaan (buffering)
Dapat
mempertahankan kandungan garam, logam dan hara mikro dalam
kisaran yang dapat ditolerasi oleh
tanaman dan hewan
Memperbaiki kualitas air dan udara
FUNGSI TANAH
Fungsi Tanah Manfaat Bagi Manusia Di dalam lokasi Di luar lokasi Stablitas dan
Penyangga Fisik
Sebagai media pertumbuhan tanaman
Menyimpan nilai arkeologi
Menyangga bangunan dan jalan
Menyimpan sampah
Fungsi Ganda Melestarikan produktivitas
Mempertahankan atau memperbaiki kualitas udara
dan/atau air
FUNGSI TANAH
Kualitas Tanah & Kesehatan Tanah
Fungsi Tanah TIDAK BISA diamati secara langsung
diamati melalui INDIKATOR Kualitas Tanah atau Kesehatan Tanah
Kualitas Tanah (soil quality) didefinisikan sebagai kemampuan suatu tanah untuk memerankan
fungsinya, di dalam batasan ekosistem alam maupuan buatan, untuk melestarikan produktitas tanaman dan hewan, memperbaiki atau meningkatkan qualitas air dan udara, dan menunjang kesehatan dan manusia dan habitat
Kualitas tanah bisa kualitatif (misal drainase cepat); bisa juga kuantitatif (misal infiltrasi air 5cm/jam)
Kualitas Tanah & Kesehatan Tanah
Kesehatan Tanah (soil health) difenisikan
sebagai kemampuan tanah memarankan fungsinya secara berkesinambungan sebagai sistem
kehidupan utama, ditandai dengan kandungan unsur biologi yang merupakan kunci fungsi
ekosistem di dalam batasan penggunaan lahan.
Fungsi tersebut mampu melestarikan produktivitas biologi tanah, mempertahankan kualitas lingkungan air dan udara disekitarnya, serta meningkatkan
kesehatan manusia, tanaman dan hewan
Kualitas Tanah & Kesehatan Tanah
Dua istilah tersebut sulit seringkali digunakan bersama;
walau sebenarnya dapat dibedakan bahwa,
kualitas tanah terkait dengan fungsi tanah,
kesehatan tanah menunjukkan tanah sebagai sumberdaya kehidupan yang dinamis
Banyak sekali alternatif penggunaan tanah sebagai sumberdaya yang hidup (living resource) , pengertian istilah Kesehatan Tanah dan Kualitas Tanah
bergantung pada tujuan penggunaan tanah, termasuk untuk pertanian dan non pertanian.
Istilah Kesehatan Tanah sebenarnya lebih tepat karena langsung mencakup interaksi antara input tanaman dan tanah untuk menhasilkan lingkungan yang sehat
Keberlanjutan Agroekosistem
Kesehatan Tanah (soil health) menentukan keberlanjutan sistem pertanian dan
kualitas lingkungan yang secara bersama-
sama menentukan kesehatan tanaman,
hewan dan manusia
Indikator BIOLOGI
Kesehatan Tanah sangat dipengaruhi oleh proses
mikrobiologis (siklus hara, kandungan hara, stabilitas agregat tanah).
Indikator Biologi yang umumnya diamati meliputi:
Bahan organik tanah, respirasi, biomasa mikrobia (total bakteri dan fungi) dan nitrogen dapat dimineralisasi
Bahan organik berperan penting sebagai KUNCI fungsi tanah, menentukan kualitas tanah , kapasitas menahan air, kepekaan tanah terhadap degradasi.
Bahan organik juga berperan sebagai sumber (source) atau pengikat (sink) CO2 atmosfer dan meningkatkan kandungan C dalam tanah
Bahan organik juga sebagai cadangan utama unsur hara seperti N dalam tanah.
Indikator KIMIA (pH)
Untuk memperoleh produksi tinggi, petani harus memasok Unsur Hara ke dalam tanah; dapat
dilakukan dengan penambahan pupuk anorganik, pembenaman sisa tanaman penutup tanah, dan menggunakan berbagai bahan organik dalam bentuk pupuk kandang dan kompos.
Hasil uji kima adalah indikator kualitas tanah yang memberikan informasi tentang kemampuan tanah menyediakan unsur hara untuk tanaman yang
bergantung pada pH.
pH tanah adalah estimasi aktivitas ion H dalam larutan tanah.
pH juga sebagai indikator ketersediaan unsur hara tanaman.
Indikator FISIK
Indikator Tanah meliputi tekstur, berat isi (pengamatan pemadatan), porositas,
kapasitas menahan air.
Keberadaan lapisan kedap menghambat
kedalaman perakaran tanaman. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penbambahan
organik. Maka, kesesuaian tanah untuk kelestarian pertumbuhan tanaman dan
aktivitas biologi merupakan fungsi dari sifat fisik tanah tersebut (porositas, kapasitas
menahan air, struktgur, dan pengolahan tanah).
Ringkasan Indikator Kesehatan Tanah yang digunakan untuk mengamati Fungsi Tanah
Indikator Fungsi Tanah
Bahan Organik Tanah
(BOT) Struktur, stabilitas, retensi hara, erosi
Biologi: biomasa mikrobia C dan N, potensi N yang dapat dimineralisasi
Potensi katalistik dan
respirasi untuk C dan N;
produktivitas tanah dan potensi penyediaan N Kimia: pH, unsur hara
dapat diekstrak, N-P-K dan kation basa Ca Mg & K
Aktivitas kimia dan biologi tanah; hara tersedia untuk tanaman dan potensi N
dan P serta kehilangan Ca, Mg & K
Fisik: stabilitas agregat,
infiltrasi dan berat isi Retensi dan mobilitas air dan hara; habitat untuk makro dan mikrofauna
Aplikasi & Konsep: Minimum Data Set (MDS)
MDS dapat digunakan untuk mengamati kualitas tanah dan perubahannya akibat praktek
manajemen, melalui pemilihan indikator kunci,
seperti tesktur, bahan organik, pH unsur hara, berat isi, konduktivitas listrik, dan kedalaman perakaran
MDS membantu indentifikasi indikator tanah yang relevan dan mengevaluasi kaitan antara indikator terpilih dan sifat tanah dan tanaman yang menonjol
MDS adalah data minimum yang diperlukan untuk memperoleh pemahaman komprehensif terhadap sifat tanah yang dievaluasi (lihat Gambar berikut).
Indikator Diagnostik
Karena sifat tanah yang sangat kompleks, maka diperlukan Indikator Diagnostik
kesehatan dan kualitas tanah agar dari MDS dapat dibuat suatu klasifikasi yang dapat
membantu petani dan memberikan informasi
untuk target solusi riset dan penyuluhan pada
tingkat lahan usaha
MDS indikator fisik, kimia, biologi untuk
mengukur kualitas tanah
Indikator Rasional pengukuran BIOLOGI
Biomasa mikrobia C dan
N Menunjukkan potensi
katalistik dan respirasi untuk C dan N
Memberikan perinagatan dini tentang pengaruh
manajemen terhadap bahan organik
Potensi N yang dapat
dimineralisasi Menggambarkan
produktivitas tanah dan potensi penyediaan
Nitrogen
Informasi estimasi biomasa Respirasi Tanah Menentukan tingkatan
aktivitas mikrobia
Informasi estimasi aktivitas biomasa
Indikator Rasional pengukuran KIMIA
Bahan Organik Tanah Kunci kesuburan tanah dan ketersediaan hara tanaman
pH Informasi aktivitas kimia
dan kimia tanah
Konduktivitas listrik Informasi aktivitas mikrobia dan tanaman
N, P dan K yang dapat
diekstrak Menggambarkan
ketersediaan hara tanaman dan potensi kehilangan N
Menunjukkan produktivitas dan kualitas lingkungan
Indikator Rasional pengukuran FISIK
Tekstur Menunjukkan tingkatan
kemampuan retensi dan
pergerakan air dan senyawa kimia Estimasi variabilitas dan erosi
tanah Kedalaman tanah dan
perakaran Menggambarkan potensi
produktivitas
Variabilitas dan stabilitas geografi dan lanskap
Infiltrasi dan berat isi tanah Menggambarkan potensi pelindian (leaching), produktivitgas dan
erosi
Kapasitas menahan air Menggambarkan retensi, transpor dan erosi air
Air tersedia digunakan untuk perhitungan berat isi tanah dan bahan organik
Pendugaan Kesehatan Tanah di Lah Pertanian (contoh kasus)
Pendugaan kualitas dan kesehatan tanah di lahan (on-farm) disarankan untuk membantu petani mengevaluasi pengaruh praktek
manajemen mereka terhadap produktivitas tanah
Kegiatan ini dapat menjalin interaksi yang
erat antara peneliti, penyuluh, dan pembuat
kebijakan dalam hal kesehatan tanah dan
produksi pertanian.
Contoh kerangka intreperetasi indikator
kesehatan tanah pada lahan pertanian
Indikator Ranking
Rendah Sedang Tinggi
Kandungan bahan organic total (% C
organik x 1.7)
Struktur pori jelek,
pengolahan sangat berat (<1.7%)
Remah, tetapi pengolahan
tanah berat (1.7- 2.6%)
Sangat remah dan mudah diolah (>2,6%)
Bahan organik
fraksi ringan Ada sedikit fragmen akar halus dan biji gulma
Campuran fragmen akar dan seresah daun
Didominasi oleh fragmen seresah daun besar
Bahan organic fraksi organon- mineral
Merah tua
dengan partikel liat warna coklat muda
Merah tua
dengan lempeng partikel liat
warna coklat
Organik warna gelap dengan campuran
lempeng mineral warna merah
pH tanah Sangat masam <
5.5 Agak masam
sampai netral 5.5-7.0
Netral sampai basa 7.0-8.0 KTK tanah < 10 mmolc kg-1 10 - 20 mmolc kg-
1
> 20 mmolc kg-1 Stabilitas
agregat Agregasi stabil dalam air 50- 60%
menunjukkan struktur lemah dan sangat dan mudah tererosi
Agregasi stabil dalam air 60- 80%
menunjukkan struktur stabil tetapi masih peka terhadap erosin
Agregasi stabil dalam air >80%
menunjukkan struktur sangat stabil / mantap dan kurang peka terhadap erosi
Aspek Tanah (kualitas tanah) dalam Manajemen Agroekosistem
Pertimbangan mengenai kualitas dan
kesehatan tanah bermula dari 3 isu utama dalam bidang pertanian:
Apakah sumberdaya lahan yang diperlukan untuk produksi pertanian yang berkelanjutan dapat dipertahankan kecukupannya?
Apakah lahan pertganian merusah lingkungan (kualitas air, kualitas udara, biodiversitas)?
Apakah produk pertanian aman dan bergizi?
Kualitas Tanah
Sifat tanah berperan penting dalam pencapaian tujuan agroekosistem, misalnya, kandungan unsur hara dalam tanah mempengaruhi produksi
tanaman, pelindian hara, dan komposisi tanaman
Peran ganda tanah menurunkan berbagai definisi
tentang kualitas tanah, berikut ini.
Definisi
Acton & Gregorich (1995): defined soil quality as "the soil’s fitness to support crop growth without resulting in soil
degradation or otherwise harming the environment".
Larson and Pierce (1994) stated that "soil quality describes how effectively soils:
1) accept, hold, and release nutrients and other chemical constituents;
2) accept, hold, and release water to plants, streams and groundwater;
3) promote and sustain root growth;
4) maintain suitable biotic habitat; and
5) respond to management and resist degradation".
Karlen et al. (1997) defined soil quality as"the capacity of a specific kind of soil to function, within natural or managed ecosystem boundaries, to sustain plant and animal
productivity, maintain or enhance water and air quality, and support human health and habitation."
Goal type General goal Key controlling variables
Economic
viability High productivity Genetic potential, weather, soil,
management, economics Low cost of production Yield potential*, input
requirements*, input costs Low production risk Market variation,
production variation*
Stewardship Preservation of
productive land Soil, climate, management
Healthy animals Feed quantity and quality*, disease High quality food and
fiber Chemical or microbial
contamination*, composition*
Social Viable local communities Population size, economic viability, economic
diversification Viable industry,
institutions, and infrastructure
Profitability, size and resilience of industry Environment Clean water Climate, soil,
management Clean air Climate, soil,
management Wildlife habitat Climate, soil,
management
*Variables also influenced by soil properties
Water Quality Goals
Water quality is a measure of the fitness of water for desired uses, such as drinking water or the health of aquatic ecosystems.
The main contaminants reducing water quality in runoff and drainage from agricultural lands are nutrients, suspended solids, fecal coliform
bacteria, and pesticides.
Contaminant levels in water leaving agricultural soils depend on the ability of the soil to modify water flow and to either retain contaminants or support their removal by the crop.
These functions of soil depend on soil properties, soil position in the landscape, land management, weather, and interactions among these factors.
Crop Productivity Goals
The four A’s of crop productivity (modified from Cook and Veseth 1991)
Crop Productivity Goals
The absolute yield is the yield possible with no limiting factors except the genetic potential of the crop. This would be equivalent to at least the maximum yields ever recorded
The attainable yield is the highest yield
possible in any given soil in any given year, i.e., yield is limited by factors that cannot be
altered within the given year. These include factors such as water availability, growing- degree days, depth of topsoil, and total
radiation.
Crop Productivity Goals
The affordable yield is limited by factors that cannot be ameliorated because management
solutions are not affordable to the crop producer (value of potential yield gain is less than its cost) or to the larger society (ecological costs are too high).
The actual yield is the yield harvested in any given field and is limited by factors that were not ameliorated because they were unforeseen or effective solutions were not known or not
implemented.
Air Quality Goals
Air quality is primarily a measure of the purity of air.
The main issues in air quality from agricultural lands are particulates and pesticides.
Contaminant levels in air leaving agricultural soils depend on the ability of soil to retain soil particles and associated constituents.
This function of soil depends on soil
characteristics, soil position in the landscape, land management, weather, and interactions among these factors
Gas Emission Goals
Kyoto Protocol is to reduce its average annual emissions of greenhouse gases (GHG)
(nitrous oxide, methane and carbon dioxide) for the 2008-2012 period to a level 6% below its gas emissions in 1990.
Soil is a source and a sink of all of these
gases
Natural Habitat/Biodiversity Goals
Loss of habitat is among the leading causes of decline in the number and diversity of natural organisms.
In general, habitat quality is inversely related to the intensity of land management.
For example, cropland generally provides
better habitat than developed land, but poorer habitat than native pastures
Food Quality Goals
There are two sides to food quality.
One side is avoidance of harmful constituents in food, such as heavy metals or pathogenic microorganisms.
The other side is the achievement of constituents that promote human and animal health, such as desirable levels of micronutrients, protein and energy.
Many factors affect food quality.
Soil has an impact on food quality through its
effects on the availability or mobility of undesirable constituents and through its effects on crop growth
Soil Quality & agroecosystem
Soil quality information contributes to the investigation of several key agroecosystem concerns:
1. the productivity and sustainability of agroecosystems,
2. the conservation of soil and water resources,
3. the accumulation of persistent toxic substances, and
4. the contribution of agricultural systems to the global carbon cycle.
How are Soil Physical Properties Measured in the Field?
Field measurements and observations are divided into the following three categories:
Soil Sampling – samples of the soil surface collected from each plot and submitted to a laboratory for chemical and physical analysis.
Soil Compaction – the percentage of the soil surface exhibiting evidence of soil compaction and the types of compaction observed.
Soil Erosion –factors related to the accelerated loss of soil due to water erosion (e.g., bare soil, soil surface thickness, slope, soil texture).
What Types of Analyses are Done on Soil Samples in the Laboratory?
Bulk density, water content, and coarse fragment (>2-mm) content
pH (water and 0.01 M CaCl 2 )
Total carbon
Total organic carbon
Total inorganic carbon (carbonates) (pH>7.5 soils only)
Total nitrogen
Exchangeable cations (Na, K, Mg, Ca, Al, Mn)
Extractable sulfur and trace metals (Sr, Ba, Mn, Ni, Cu, Zn, Cd, Pb).
Extractable phosphorus (Bray 1 method for pH < 6 soils, Olsen method for pH > 6 soils)
PRAKTIKUM: pendugaan kualitas dan kesehatan tanah akibat manajemen agroekosistem
Memilih lahan pertanian: berbagai penggunaan lahan (tanaman pangan, tanaman hortikultura)
Mengambil sampel tanah, untuk analisis
beberapa indikator penting Biologi, Fisik, Kimia.
Beberapa indikator diamati di lapangan, dan
indikator lainnya diamati di laboratorium (yang tidak bisa diamati di lapangan)
Berdasar hasil analisis (lapangan dan Lab), dilakukan evaluasi kualitas tanah, dan
rekomendasi perbaikan manajemen.