• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Study Kasus Pada Bellagio Skin Care Clinic).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Study Kasus Pada Bellagio Skin Care Clinic)."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

(Study Kasus Pada Bellagio Skin Care Clinic)

SKRIPSI

Oleh:

NOVITA SARI

1012010075/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

USULAN PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

(Study KasusPada Bellagio Skin Care Clinic)

Yang diajukan

NOVITA SARI

1012010075/ FE / EM

Telahdisetujuiuntukdiseminarkanoleh :

Pembimbing Utama

Sugeng Purwanto,SE,MM Tanggal : ………....

NIP. 196008041989031001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM

NIP. 196509071991031001

(3)

(Study KasusPada Bellagio Skin Care Clinic)

Yang diajukan

NOVITA SARI

1012010075/ FE / EM

Telahdisetujuiuntukujian skripsioleh :

PembimbingUtama

Sugeng Purwanto,SE,MM Tanggal : ………....

NIP. 196008041989031001

Mengetahui

Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Drs. Rahman Amrullah Suwaidi, MS

(4)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

(Study KasusPada Bellagio Skin Care Clinic)

Yang diajukan

NOVITA SARI

1012010075/ FE / EM

Telahdisetujuiuntukujian skripsioleh :

PembimbingUtama

SugengPurwanto,SE,MM Tanggal : ………....

NIP. 196008041989031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Dr. Muhadjir Anwar, MM

NIP. 196509071991031001

(5)

Disusunoleh:

NOVITA SARI 1012010075 / FE/ EM

Telahdipertahankandihadapandanditerimaoleh Tim PengujiSkripsi Program StudiManajemenFakultasEkonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

PadaTanggal 28 Maret 2014

Pembimbing: Tim Penguji:

PembimbingUtama Ketua

SugengPurwanto, SE, MM Drs. EC.RA Suwaidi, MS NIP. 196801081989031001 NIP. 1960003301986031003

Sekertaris

SugengPurwanto, SE, MM NIP. 196801081989031001 Anggota

Dra.NuruniIka KW, MM NIP. 196310091991032001 Mengetahui

DekanFakultasEkonomidanBisnis

(6)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN perawatan kecantikan. Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah menurunnya jumlah omset penjualan dikarenakan meningkatnya jumlah konsumen hal ini menunjukkan semakin banyaknya konsumen yang kurang puas untuk perawatan di Bellagio skin care clinic. Terjadinya kecendurungan penurunan pada jumlah omset merupakan Fenomena yang harus segera diselesaikan dan dicari penyebabnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Bellagio skin care clinic.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada responden dengan menggunakan teknik analisis accindental sampling dan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bellagio skin care clinic. Teknik yang digunakan adalah PLS (Partial Least Square).

Hasil pengujian penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk terhadap kepuasan konsumen mempunyai pengaruh Non signifikan ((Positif) dengan koefisien path sebesar 0.085774, tidak dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0.675510 lebih

kecil dari nilai Z α = 0.10 (10%) = 1,645

Sedangkan pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen mempunyai pengaruh signifikan positif dengan koefissien path sebesar 0.380760, dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 2.698298 lebih besar dari nilai Z α = 0.10 (10%) = 1,645

Kata Kunci : Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Kepuasan Konsumen

(7)

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap

Kepuasan Konsumen (Study Kasus Pada Bellagio Skin Care Clinic)” dengan baik.

Penyusunan skripsi ditunjukan ntuk memenuhi syarat penyesuaian Studi

Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spritual

maupun materil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Sugeng Purwanto, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan

(8)

5. Para dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur.

6. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberikaan dukungan baik

moril maupun material.

7. Kepada teman Kuliah Cindy S.A yang telah memberikan dukungannya

dan bantuan saya ucapkan terima kasih.

8. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsinya ini yang tidak dapat dipersebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam Hormat,

Surabaya

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 13

1. Sideng (2013) ... 13

2. Mulyono (2003)... 14

2.2. Landasan Teori ... 14

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 14

2.2.1.1 Konsep Pemasaran ... 14

2.2.1.2 Strategi Pemasaran ... 15

2.2.2. Kepuasan Konsumen ... 16

2.2.2.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 16

2.2.2.2 Konsep Kepuasan Konsumen ... 18

2.2.2.3 Manfaat Kepuasan Konsumen ... 20

2.3. Tinjauan Terhadap Produk ... 21

2.3.1. Pengertian Produk... . 21

2.3.2. Pengertian Kualitas Produk.... ... 21

2.3.3. Indikator Kualitas Produk ... 22

(10)

vi

2.4.1. Pengertian Layanan ... 23

2.4.2. Dimensi Kualitas Layanan ... 24

2.4.3. Tujuan Pelayanan ... 25

2.5. Pengertian Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen ... 26

2.6. Pengertian Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen ... 27

2.7. Kerangka Konseptual... 29

2.8. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1. Definisi Operasional ... 31

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 34

3.4. Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesis ... 37

3.4.1. Teknik Analisis Data ... 37

3.4.2. Model Indikator Refleksif dan Indikator Formatif ... 39

3.4.2.1. Model Indikator Refleksif ... 39

3.4.2.2. Model Indikator Formatif ... 42

3.4.3. Kegunaan Metode Partial Least Square (PLS) ... 46

(11)

3.4.6. Asumsi PLS……… ... 49

3.4.7. Ukuran Sampel……… .. 49

3.4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas………. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek dan Penelitian... 53

4.1.1. Sejarah Singkat Bellagio Skin Care Clinic... 53

4.1.2. Visi, Misi, Budaya... 54

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 55

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian... 55

4.3.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 55

4.3.2. Deskripsi Kemampuan Produk... 56

4.3.3. Deskripsi Bukti Fisik... 57

4.3.4. Deskripsi Keandalan... 58

4.3.5 Deskripsi Daya Tanggap... 59

4.3.6. Deskripsi Jaminan... 60

4.3.7. Deskripsi Empati... 61

(12)

viii

4.3.9. Deskripsi Kepuasan Konsumen Y2... 65

4.4. Analisis Data...67

4.4.1. Evaluasi Outlier...67

4.5. PARTIAL LEAST SQUARE... 68

4.5.1. Model PLS... 68

4.5.2. Uji Validitas... 73

4.5.3. Reliability... 74

4.5.4. Inner Model (Pengujian Model Struktural)... 75

4.5.5. R-Square... 75

4.5.6. Results for Inner Weights... 76

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian... 77

4.6.1. Pengaruh Kualitas Produk (X1) Terhadap Kepuasan Konsumen ... 77

4.6.2. Pengaruh Kualitas Layanan (X2) Terhadap KepuasanKonsumen ... 77

BAB V KEIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 79

5.2. Saran... 79

(13)

2.7. Kerangka Konseptual... 29

3.1. Principal Factor (Relative) Model... 41

(14)

x

DAFTAR TABEL

1.1. Jumlah omset Bellagio skin care clinic periode Juni – Desember 2013... 6

1.2. Jumlah komplain di Bellagio skin care clinic periode Juni – Desember 2013 ... 8

4.1. Jenis Kelamin... 55

4.2. Frekuensi Hasil Jawaban Responden untuk Kualitas Produk (X1)... 56

4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Bukti Fisik (X.2.1)... 58

4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk keandalan (X.2.2)... 59

4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Daya Tanggap (X.2.3)... 60

4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Jaminan (X.2.4)... 61

4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Empati (X.2.5)... 62

4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepuasan Konsumen Yang Berhubungan Dengan Produk (Y.1)... 63

4.9. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepuasan Konsumen Yang Berhubungan Dengan Pembelian(Y2)... .. 65

4.10. Outer loading (Model Pengukuran dan Validitas... 68

(15)

Lampiran 1. Kuisioner

Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3. Hasil Uji Oulier, Tabel Frekuensi

Lampiran 4. Hasil Outer Loading (Model Pengukuran dan Validitas),

Inner Model (Pengujian Model Struktural), Interpretasi PLS

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan masa kini sedang menghadapi persaingan terberat yang pernah

dihadapi. Mereka beralih dari filosofi pemasaran, mereka dapat memenangkan

persaingan . perusahaan dapat menarik konsumen dan mengungguli pesaing mereka.

Jawabannya adalah dengan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen yang

lebih baik. Hanya perusahaan yang berfokus pada konsumen yang berhasil menarik

konsumen, dan bukan hanya berhasil memperkenalkan produk.

Perusahaan yang berfikir bahwa mendapatkan konsumen adalah tugas bagi

pemasaran/penjualan. Bagian pemasaran yang terbaik di dunia sekalipun tidak dapat

menjual produk yang buruk atau yang gagal memenuhi kebutuhan setiap orang.

Bagian pemasaran hanya dapat menjadi efektif pada perusahaan yang seluruh bagian

dan karyawannya telah merancang serta menjalankan sistem menyampaian nilai

konsumen yang lebih unggul dari pada pesaingnya.

Dewasa ini kepuasan konsumen telah menjadi bagian intergral dalam misi dan

tujuan sebagaian besar organisasi. Meningkatkan instensitas kompetisi global dan

domestik, berubahnya preferensi dan perilaku konsumen serta revolusi teknologi

informasi merupakan sebagian di antara faktor yang mendorong organisasi bisnis dan

non-bisnis untuk mengalihkan fokusnya ke arah costumer oriented.

(17)

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap

evolusi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual

produk yang dirasakan bahwa pada persaingan yang semakin ketat ini, semakin

banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan dan keinginan konsumen sehingga

hal ini menyebabkan setiap badan usaha harus menempatkan orientasi pada kepuasan

konsumen sebagai tujuan utama, antara antara lain dengan semakin banyaknya badan

usaha yang menyatakan komitmen terhadap kepuasan konsumen dalam pernyataan

misi, (Musanto, 2004 : 125)

Badan usaha dapat mengetahui kepuasan dari pada konsumennya melalui

umpan balik yang diberikan oleh konsumen kepada badan usaha tersebut sehingga

dapat menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi serta

peningkatan kepuasan konsumen. Dari sini dapat diketahui pada saat konsumen

komplain. Hal ini merupakan peluang bagi badan usaha dapat memperbaiki dan

meningkatkan layanan sehingga dapat memuaskan konsumen yang belum puas tadi.

Biasanya konsumen mempunyai komitmen yang besar pada badan usaha yang

menanggapi komplain dirinya (Musanto, 2004 : 126).

Selain kualitas produk, kualitas layanan merupakan salah satu faktor yang

sangan menentukan kepuasan konsumen. Karena mampu untuk bersaing , perusahaan

juga harus mampu menciptakan suatu peluang yang belum dilakukan oleh pesaingnya

untuk bisa lebih maju agar tercipta suatu usaha yang mempunyai nilai lebih di

(18)

3

konsumen dan dengan kualitas yang bagus, konsumen akan merasa puas dalam

mengkonsumsi produk tersebut.

Pelanggan unsur utama untuk mengukur apakah strategi pemasaran yang

diambil perusahaan telah berjalan dengan baik, karena tingkat keberhasilan

pemasaran dapat dilihat dari besar kecilnya pemberian yang dilakukan oleh

konsumen. Perusahaan dituntut untuk dapat merenovasi dalam menciptakan

produk-produk yang diminati dan sesuai selera konsumen, sehingga hal ini dapat memberikan

dampak positif baik bagi pelanggan maupun bagi perusahaan, dimana pelanggan

mendapatkan tingkat kepuasan yang maksimal atas produk yang dibelinya dan

perusahaan mengalami peningkatan dalam volume penjualan.

Untuk memberikan kepuasan tersebut dapat menyediakan atau menjual

barang yang paling baik dengan harga yang sangat terjangkau. Dengan demikian

perusahaaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meminimkan atau

meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. kepuasan pelanggan

dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang

memberikan kualitas yang memuaskan (Tjiptono,2002).

Tetapi bagi Bellagio skin care clinic, hal ini merupakan suatu bentuk ancaman

karena semakin banyak produk kecantikan yang ditawarkan maka semakin ketat

pulapersaingan yang terjadi dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat

inimenuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja

(19)

perusahaannyaagar dapat bersaing di pasar. Untuk mengatasi hal tersebut maka

Bellagio skin care harusmemiliki strategi pemasaran yang kuat dalam memasarkan

produk barangnya sehingga dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Kondisi

persaingan yang ketat membuat pelanggan sangat rentan untukberubah-ubah,

sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perubahan keinginan

pelanggan secara terus-menerus. Sehingga terjadi perubahancara berpikir, termasuk

dalam pemasaran dimana yang awalnya pemasaranberwawasan transaksi

(transactional marketing) berubah menjadi pemasaranberwawasan hubungan

(relationship marketing). Dimana sebelumnya pemasarhanya mengejar target

penjualan, namun sekarang lebih pada menarik pelanggandan menjaga hubungan

dengan pelanggan (Kotler, 1994 dalam Hasan, 2006).

Salah satu cara yang dipakai untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan

memiliki pelanggan yang yang puas. Dengan memahami kebutuhan, keinginan dan

permintaan pelanggan, maka akanmemberikan masukan penting bagi perusahaan

untuk merancang strategipemasaran agar dapat menciptakan kepuasan bagi

pelanggannya (Kotler dan Armstrong, 2001).

Saat ini dengan berbagai pelayanan yang bersaing, Sementara itu sudah ada

produk Kecantikan dan lain sebagainya. Dengan memahami faktor-faktor yang

menjadi pertimbangan pelanggan dalam membeli produk tersebut, maka diharapkan

(20)

5

sehingga Bellagiio skin care clinic dapat terus melaksanakan diantara situasi krisis

dan persaingan usaha.

Menurut Tjiptonno (1996:54) bahwa kualitas memiliki hubungan erat dengan

kepuasan konsumen, dimana kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen

untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Oleh karena itu,

kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas konsumen kepada

perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan.

Berkembangnya perawatan kecantikan salah satunya di Belagio skin care

clinic Misal harga yang terjangkau, produk-produk pilihan dan kualitas layanan.

Bellagio skin care tidak hanya memperjual produk-produk kecantikannya saja tetapi

ada pelayanan facial,spa,dan lain sebagainya. Pelayanan konsumen yang baik dan

memuaskan harus merupakan misi utama bagi dimana kepuasan konsumen menjadi

sorotan utama bagi banyak perusahaan-perusahaan dalam memutuskan strategi untuk

menenangkan persaingan kualitas pelayanan serta kualitas produk yang ditawarkan

dengan harga murah didukung fasilitas juga menjadi modal utama untuk menarik

minat konsumen.

Fakor yang dapat mempengarui kepuasan konsumen dalam hal kualitas

produk antara lain merek menarik, harga, fasilitas, penyedia pelayanan maupun dalam

memberikan pelayanan, karena dengan harga yang terjangkau serta pelayanan yang

baik maka diharapkan dapat memberikan suatu kepuasan pada pelanggan dengan

(21)

tercapaiannya kebutuhan. Keinginan sesuai dengan harapan pelanggan maka tujuan

perusahaan dalam mencapai peningkatan penjualan dapat terpenuhi.

Tabel 1.1. berikut ini adalah data (omset) di klinik kecantikan Bellagio skin

care clinic yang terletak di taman lestari BB 19, pondok candra indah, waru-sda

dengan data 6 bulan terakhir, mulai Juli - Desember 2013, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Omset di Bellagio skin care clinic periode Juli – Desember 2013

Bulan Jumlah Pendapatan Target %

Juli Rp. 21.875.000 Rp. 22.000.000 99%

Agustus Rp. 19.950.000 Rp. 22.500.000 89%

September Rp. 13.650.000 Rp. 17.000.000 80%

Oktober Rp. 9.800.000 Rp. 13.500.000 75%

November Rp. 15.220.000 Rp. 20.500.000 74%

Desember Rp. 11.375.000 Rp. 15.700.000 72%

Sumber : di olah dari Bellagio Skin Care Clinic

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui bahwa selama 6 bulan terakhir dari

bulan Juli – Desember 2013 telah terjadi penurunan omset di klinik kecantikan di

Bellagio skin care clinic. (Data Omset Bellagio skin care clinic pada tahun 2013).

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa omset ini menerun dikarenakan Produk

Cream Bellagio skin care clinic kurang memberikan hasil yang memuaskan bagi

konsumen, efek rasa panas di permukaan kulit, wajah kemerahan hingga

pengelupasan kulit. Efek normal yang mungkin bisa dirasakan setelah melakukan

(22)

7

- Kemerahan pada kulit

Efek yang paling ditemui setelah menggunakan cream ini adalah warna kulit

berubah kemerahan. Tak hanya pada perawatan yang bersifat kimia,

perawatan yang mekanis, seperti facial pun bisa membuat kulit kemerahan.

Hal itu hanya efek trauma setelah pemencetan komedo maupun menggunakan

bahan yang mengabrasi kulit. Sehingga menyebabkan kulit menjadi

kemerahan.

- Rasa panas

Rasa panas pada kulit juga bisa terjadi. Perawatan seperti pelling maupun

chemical peeling yang banyak menyebabkan muncul efek rasa panas di kulit

dan mengalami kebakaran. Efek panas yang dikeluarkan laser akan

menciptakan luka dilapisan dalam kulit, sehingga terasa panas. Sama seperti

kemerahan pada kulit.

- Pengelupasan pada kulit

Pada perawatan yang sifatnya melakukan abrasi secara radikal seperti

microdermabrasi, laser, derma roller dan pemakaian produk pemutih, selain

bisa menimbulkan efek kemerahan,juga bisadiiringi efek kulit mengelupas.

Mengelupasnya kulit ini merupakan proses regenerasi yang sedang

berlangsung. Biasanya akan berlansung selama sekitar 3 hari, dan terkadang

diiringi timbul rasa gatal.

(23)

Suatu produk dapat memuaskan konsumen bila dinilai dapat memenuhi atau

melebihi keinginan dan harapannya (spreng et. Al. 1996). Kualitas juga merupakan

hal yang paling mendasar dari kepuasan konsumen dan kesuksesan dalam bersaing.

Kenyataannya kualitas merupakan hal yang seharusnya untuk semua ukuran

perusahaan dan untuk tujuan mengembangkan praktek kualitas serta menunjukkan ke

konsumen bahwa mereka mampu menemukan harapan akan kualitas yang semakin

tinggi (Tata et. Al, 2000).

Tabel 1.2, berikut ini akan disajikan data jumlah komplain di klinik

kecantikan Bellagio skin care clinic dalam 6 bulan terakhir, mulai dari bulan Juli–

Desember 2013, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Komplain di Bellagio skin care clinic periode Juli – Desember 2013

Periode

Sumber : di olah dari Bellagio Skin Care Clinic

Berdasarkan tabel 1.2, dapat diketahui bahwa selama 6 bulan terakhir dari

bulan Juli – Desember 2013 telah terjadi kecenderungan jumlah komplain pelanggan

(24)

9

orang (51%) menjadi 51 orang (8,9%). (Data komplain Bellagio skin care clinic pada

tahun 2013).

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah komplain lebih banyak hal ini

menunjukkan bahwa kualitas layanan di bellagio skin care clinic kurang memuaskan

seperti pelayanan facialnya dalam pemijatan di wajah terlalu keras, terapis kurang

ramah.Kata facial sudah tidak asing lagi di telinga kebanyakan orang, terutama

wanita, facial adalah perawatan kulit lebih dalam, yang tidak bisa didapat dari hanya

perawatan produk saja. Facial bertujuan untuk membuat kulit wajah tampak lebih

sehat, halus dan lembut. Orang pasti kaget kalau hasil yang didapat dari facial malah

sebaliknya, yaitu wajah tampak kemerahan, dalam artian tidak terlihat lebih baik dari

yang sebelum facial.

kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Dengan kata lain ada “dua faktor utama mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected

service dan perceived service atau kualitas jasa yang diharapkan dan kualitas jasa

yang diterima atau dirasakan.

Kualitas layanan merupakan pemenuhan dari harapan konsumen atau

kebutuhan konsumen yang membandingkan hasil dengan harapan dan menentukan

apa konsumen sudah menerima layanan yang berkualitas (Scheuning,2004). Apabila

terjadi tuntutan dari para konsumen maka konsumen berharap perusahaan dapat

(25)

memberikan pelayanan berupa jawaban yang diberikan secara ramah, cepat, dan tepat

untuk produk yang yang membutuhkan jasa pelayanan fisik, jasa pelayanan menjadi

komponen yang kritis dari nilai (Douglas, 1992).

Kepuasan tidak akan pernah berhenti pada satu titik, bergerak

dinamismengikuti tingkat kualitas produk dan layanannya dengan harapan-harapan

yangberkembang di benak konsumen.Jika penilaian konsumen terhadap kualitas

layanan tinggi (superior), behavioral intentions konsumen tersebut bersifat favorable

(positif), yaitu berusaha memperkuat hubungan dengan perusahaan. Pernyataan

konsumen yangmempersepsikan kualitas layanan secara inferior kemungkinan

menunjukkan perilaku tertentu. Seperti, memutuskan hubungan dengan perusahaan,

mengurangi belanja dengan perusahaan, dan mengkomplain. Behavioral intentions inilah

yang akan memberi tanda apakah konsumen akan tetap setia atau berpindah.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kualitas produk, dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen dengan judul

skripsi : “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS

LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN “(studi kasus pada Bellagio

(26)

11

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, Maka timbul rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen di Bellagio skin care clinic ?

2. Apakah faktor kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen di Bellagio skin care clinic ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan konsumen di Bellagio skin care clinic.

2. Untuk mengetahui apakah faktor kualitas layanan berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan konsumen di Bellagio skin care clinic.

(27)

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagai karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Bagi universitas sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan

pembanding bagi penelitian lain serta sebagai wujud darma bakti kepada

perguruan tinggi UPN “Veteran” Jatim pada umumnya fan Fakultass

Ekonomi pada khususnya.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

harga, kualitas produk,dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah

danmemperdalam pengetahuan terutama dalam bidng yang dikaji serta

(28)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai

sebagai bahan masukan atau acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh :

1. Sideng(2013)

Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas pelayanan Terhadap

Kepuasan Konsumen Pada PT. Putra Sulawesi Sejati Perkasa Gorontalo”. Penelitian

ini menggunakan variabel X Kualitas layanan Y Kepuasan Konsumen. alat analisis

yang digunakan dengan menggunakan analisis secara statistik melalui uji regresi, uji

koefisien korelasi dan determinasi. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa

Kualitas pelayanan pada PT. Putra Sulawesi Sejati Perkasa Gorontalo berpengaruh

positif terhadap Kepuasan Konsumen sebesar 0.8281 , sehingga koefisien determinasi

dipersenkan sebesar 82,81% Artinya tingkat pengaruh kualitas pelayanan terhadap

kepuasan kosumen sebesar 82,81% sedangkan sisanya 0,1719% di pengaruhi oleh

faktor lain.

(29)

2. Mulyono (2003)

Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas

Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen (study kasus pada perumahan puri mediterania semarang)”. Penelitian ini menggunakan variabel X1 Kualitas Produk X2

Kualitas layanan Y Kepuasan Konsumen. Hasil Penelitian menunjukkan Kualitas

produk dan kualitas layanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan konsumen. pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen sebesar

0,548, sedangkan pengaruh dari kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

sebesar 0,381. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa proses analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan progam SPSS. Dimana sebelum

melakukan tahap analisis data maka terlebih dahulu dilakukan uji reabilitas dan uji

validitas. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya akan dibahas

dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis

tersebut.

2.2. Landasan Teori

2.2.1.Pengertian pemasaran

2.2.1.1.Konsep Pemasaran

Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat

penyusunan konsep pemasaran yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang

(30)

15

memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu

pemasar memainkan peranan dalam pengembangan strategi konsep pemasaran.

Dalam peranan strateginya, pemasar mencakup setiap usaha untuk mencapai

kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari

pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok. Pertama bisnis apa

yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di

masa mendatang. Kedua bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan

dengan sukses.

kompetitif atas perspestif produk, harga, promosi dan distribusi (bauran

pemasaran) untuk melayanii pasar sasaran. Ada banyak implikasi dari aspek rasional

dan emosional konsumen bagi konsep pemasaran (Tjiptono 2000 : 126)

Dimana pemasaran yang diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para

produsen, dan para pedagang, maka perlu ditetapkan konsep, bagaimana cara

memenangkan peperangan tersebut.

2.2.1.2.Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang

dipergunakan untuk melayani pasar sasaran.

(31)

Strategi pemsaran memberi arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel

seperi segmentasi pasar, indentifikasi psar sasaran, positioning, elemen bauran

pemsaran. Strategi pemasaran merupakan cara yang akan ditempuh oleh perusahaan

untuk mencapai kinerjanya dengan memusatkan perhatian pada konsumen, pesaing

dan tujuan perusahaan.

Alma (2000 : 157) menyatakan bahwa strategi perusahaan adalah pola

keputusan yang menentukan dan mengungkapkan saran, maksud kebijaksanaan

utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis

yang dikejar oleh perusahaan.

Penentuan strategi dapat dilakukan dengan membuat tiga macam keputusan

yaitu : konsumen mana yang akan dituju, kepuasan seperti apa yang diinginkan

konsumen tersebut dan marketing mix (bauran pemasaran) seperti apa yang dipakai

untuk memberikan kepuasan kepada konsumen tersebut.

2.2.2. Kepuasan Konsumen

2.2.2.1.Pengertian Kepuasan konsumen

Kata „kepuasan‟ atau satisfaction berasal dari bahasa latin „satis‟ (artinya

cukup baik, memadai) dan „facoo‟ (melakukan atau membuat), sehingga secara

sederhana dapat diartikan sebagai „upaya pemenuhan sesuatu‟. Namun diitinjau dadi

(32)

17

yang komplekss. Bahkan, sebenarnya sampai saat ini belum dicapai kesepakatan

mengenai konsep kepuuasan pelanggan. (tjiptono, 2000 : 89)

Tjiptono (2000 : 89) mendefisinikan kepuasan pelanggan sebagai tanggapan

emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.

Tjiptono (2000 : 89) juga menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan

evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau

melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak

memenuhi harapan.

Menurut Tjiptono (2000 : 90), merumuskan kepuasan konsumen sebagai sikap

keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah perolehan dan pemakaiannya.

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan konsumen semakin besar, sehingga

banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal tersebut, permantauan dan

pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah menjadi hal yang sangat penting bagi

setiap badan usaha. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan umpan

balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi

peningkatan kepuasan. Kepuasan konsumen disebut sebagai salah satu strategi untuk

memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah marketing merupakan

pencapaian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen adalah kemenangan jangka

panjang.

(33)

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepusan merupakan respon pemenuhan dari

konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk atau

pelayanan telah memberikan tingkat kenikatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa

lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan produk atau

layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari konsumen sehingga

mencapai kepuasan dari konsumen dan jauh lagi dapat menciptakan kesetiaan

konsumen.Menurut Samuel (2005 : 76) bahwa kepuasan konsumen (Y) dibentuk oleh

3 Indikator, antara lain:

1. Kepuasan pada kualitas produk

2. Kepuasan pada harga produk

3. Kepuasan pada pelayanan yang diberikan karyawan

2.2.2.2.Konsep Kepuasan Konsumen

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan

dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya

pembeliaan ulang ataau kesetiaan yang berlanjut, faktor yang paling penting untuk

menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan

dengan kualitas dari agen tersebut.

Semakin berkualitas produk atau jasa yang diberikan, maka kepuasan yang

dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi,

(34)

19

puas akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Pelanggan yang

puas akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula

sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada

produk lain.

Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Dengan demikian, harapan pelanggan melatar belakangi mengapa

dua organisasi pada jenis yang sama dapat dinilai berbeda dengan pelangganya.

Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau

keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Harapan mereka dibentuk

oleh pengalan pembelian dahulu, komentar teman yang kenalannya serta janji dari

perusahaan tersebut. harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu berkembang

seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.

Menurut Tjiptno (1997 : 23, kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah

respon pelanggan terhadap evolusi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan

sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan bahwa pada persaingan yang ketat ini

semakin banyak produsen yang terlibat dalam penemuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen sehingga hal ini menyebabkan setiap bahan usaha haruss menempatkan

orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama, antara lain dengan semakin

banyaknya badan usaha yang menyatakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan

dalam pernyataan misi.

(35)

Badan usaha yang dapat mengetahui kepuasan para konsumennya melalui

umpan balik yang diberikan oleh konsumen kepada badan usaha tersebut sehingga

dapat menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi serta

peningkatan kepuasan pelanggan. Dari sini dapat diketahui pada saat pelanggan

komplain. Hal ini merupakan peluang bagi badan usaha untuk dapat mengetahui

kinerja badan usaha. Dengan adanya komplain tersebut badan usaha dapat

memperbaiki dan meningkatkan layanan sehingga dapat emuasakan konsumen yang

belum puas. Biasanya konsumen mempunyai komitmen yang besar pada badan usaha

yang menanggapi komplain darinya.

2.2.2.3. Manfaat Kepuasan Konsumen

Adanya Kepuasan Konsumen dapat memberikan berbagai manfaat,

diantaranya (Tjiptono dan diana, 2001 : 102)

1. Hubungan antara perusahaan dan para konsumennya menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas konsumen

4. Membentuk suatu rekomendasii dari mulut ke mulut (word of mouth) yang

menguntungkan bagi perusahaan.

5. Reputas perusahaan menjadi baik dimata konsumen.

(36)

21

2.3. Tinjauan Terhadap Produk

2.3.1.Pengertian Produk

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkkan

perhatian, untuk dimiliki, digunakan, ataupun dikonsumsi untuk memenuhi suatu

kebutuhan atau keinginan.

Menurut kotler (1999 : 17) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang bertawaran mutu, performasi dan ciri-ciri yang terbaik. Para manajer

dalam organisasi yang berorientasikan pada produk yang baik dan terus menerus

menyempurnakannya.

Menurut Kotler dan Amstrong (1996 : 274) segala sesuatu yang dapat ke

pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan

yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

2.3.2. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan kemampuan dari suatu produk dalam

menjalankan fungsinya. Kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan kepuasan pelanggan karena kualitas produk dapat dinilai dari kemampuan

produk tersebut untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Hubungan kualitas produk

dengan kepuasan pelanggan tersebut ditegaskan pula oleh Chase dan Aguilano (1995)

dalam Pramita (2010), berpendapat bahwa kualitas dari suatu produk ditentukan oleh

(37)

pelanggan melalui karakteristik yang ada pada suatu produk dan jasa, dimana puas

dan tidaknya pelanggan dipengaruhi oleh nilai yang didapat dengan mengkonsumsi

suatu produk. Semakin tinggi tingkat kualitas produk dalam memuaskan pelanggan,

maka akan menyebabkan kepuasaan pelanggan yang tinggi pula (Kotler dan

Amstrong, 2008). Mowen, dkk (2002) berpendapat kualitas produk mempunyai

pengaruh yang bersifat langsung terhadap kepuasan pelanggan. Dengan

meningkatkan kemampuan suatu produk maka akan tercipta keunggulan bersaing

sehingga pelanggan menjadi semakin puas.

Kualitas produk menggambarkan sejauh mana kemampuan produktersebut dalam

memenuhi kebutuhan konsumen. Definisi dari kualitas produkmencerminkan

kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakupdaya tahan,

kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasandan reparasi

produk dan ciri- ciri lainnya Kotler dan Amstrong (2004).

2.3.3.Indikator Kualitas Produk

Kualitas produk dibentuk oleh indicator antara lain ( marhayani dan sihite, 2008 ) :

1. Kemampuan produk

2. Keistimewaan produk

(38)

23

2.4. Kualitas Layanan

2.4.1. Pengertian Layanan

Pelayanan yang mengandung arti menolong, menyediakan segala sesuatu

yang diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian pelayanan juga dapat diartikan

sebagai sarana atau alat untuk bisa terlaksana, memberikan (membantu) menyediakan

keperluan yang dibutuhkan masyarakat.

Menurut Kotler (2001 :34), mengemukan bahwa pelayanan merupakan jasa

yang bermanfaat dan dapat memuaskan konsumen, maka dari mutu pelayanan

merupakan jasa bermanfaat dan dapat memuaskan konsumen, maka dari itu mutu

pelayanan harus diperhatikan agar konsumen tidak kecewa dan beralih pada

perusahaan lain.

Sedangakan pendapat Swastha (1999 - 136) tentang pelayanan yaitu kegiatan

yang dilakukan secara lisan dalam bentuk percakapan antar wiraniaga dengan satu

atau beberapa calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.

Dari definisi para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan

meruupakan salah satu aktifitas yang dilakukan untuk melayani konsumen dengan

barang – barang atau jasa – jasa yang dibutuhkan, sehingga konsumen merasa puas

karenanya.

(39)

2.4.2. Dimensi Kualitas Layanan

Mutu merupakan istilah yang mempunyai makna yang berbeda bagi setiap

orang. Memahami dimensi mutu produk perusahaan merupakan langkah awal dalam

mengembangkan dan memelihara keunggulan produk dalam persaingan bisnis. Ada

beberapa pakar pemasaran telah mengimbangkan dimensi kualitas jasa atau sering

disebut sebagai faktor utama yang mempengaruhi atau menentukan kualitas jasa

berdasarkan pengalaman dan penelitiannya terhadap beberapa perusahaan baik

manufaktur maupun jasa. Pakar tersebut antara lain :

(Parasuraman et. Al, 2000 : 44) mengemukakan 5 dimensi kualitas layanan

yang terdiri dari :

Kualitas Layanan (X2) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain :

1. Bukti fisik (tangible) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi. Indikaor yang digunakan

sebagai pengukuran adalah :

a. Tempat yang nyaman dan memadai

b. Peralatan yang digunakan berssih

2. Keandalan (reliabilty) adalah kemampuan karyawan untuk memberikan

layanan yang dapat diandalkan dan akurat. Indikator yang digunakan sebagai

pengukur adalah :

a. Ketepatan waktu pelayanan kepada pelanggan

(40)

25

3. Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan untuk membantu dan

memberikan layanan yang tepat bagi konsumen. Indikator yang digunakan

sebagai pengukuran adalah :

a. Ketanggapan karyawan atas keluhan yang dihadapi pelanggan

b. Ketanggapan karyawan dalam membantu pelanggan

4. Jaminan (assurance) adalah dimensi kualitas layanan yang memfokuskan

pada kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

a. Pemberian ganti rugi jika karyawan melakukan kesalahan

b. Memberikan penjelasan dengan baik dalam menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan

5. Empati (Empathy) adalah memberikan perhatikan yang tulus dan bersifat

individual atau pribaddi kepada konsumen dengan berupaya memahami

keinginan konsumen. Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

a. Karyawan mampu memberikan perhatian pada konsumen

b. Karyawan tidak membedakan status sosial

2.4.3.Tujuan pelayanan

Dengan membuat kesan yang baik, maka perusahaan tersebut dapat

mempengarui atau meransang konsumen untuk melakukan pembelian kembali

kepada perusahaan tersebut. Perusahaan berusaha untuk mempertahankan pelanggan

(41)

yang sudah ada, dan perusahaan juga dapat menambah konsumen baru yang pada

akhirnya dapat meningkatkan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

2.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen

Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan

kebutuhan atau keinginan. Produk yang berkualitas adalah produk yang mampu

memberi manfaat yang lebih dari yang diharapkan. Apabila diutarakan lebih rinci

kualitas memiliki dua perspektif yaitu perspektif produsen dan perspektif konsumen,

dimana bila kedua hal itu digabungkan maka yang akan dapat tercapai kesesuaian

yang dapat digunakan konsumen.

Dalam dunia usaha, istilah kualitas sangat penting bagi perusahaan, karena;

reputasi perusahaan, penurunan biaya, peningkatan pangsa pasar, dan penampilan

produk.suatu produk dikatakan berkualitas bila mempunyai nilai subyektifitas yang

tinggi antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Naser, at all (dalam

Hadi; 2002) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan sangat tergantung pada

bagaimana tingkat kualitas produk yang ditawarkan. Hasil penelitian Anderson dan

Lindestad membuktikan bahwa kualitas produk (diukur dari persepsi pelanggan atas

tingkat kerusakan produk) mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Kepuasan

konsumen mengindikasikan adanya kesetiaan konsumen terhadap produk, serta dapat

(42)

27

mendatang lebih murah, mengurangi biaya kegagalan, dan dapat meningkatakan

reputasi perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh V. Mital, WT. Ross dan

PM. Baldasare (1998) mengemukakan bahwa kinerja yang negatif pada produk

atribut mempunyai efek negatif pada kepuasan keseluruhan dan kinerja yang positif

pada produk mempunyai pengaruh positif pada atribut yang sama dan kepuasan

keseluruhan menunjukkan pengurangan sensitivitas pada tingkat kinerja atribut dalam

Jurnal Mulyono, Dkk. (2003).

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan kualitas produk

yang meningkatakan menunjukkan kepuasan konsumen yang juga meningkat.

2.6. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler 1995:46 (dalam Laksana 2008 : 96) yaitu: menyangkut

komponen harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan. Pada umumnya harapan

palanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan

diterimanya apabila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik barang

maupun jasa, sedangkan kinerja atau hasil yang dirasakan merupakan persepsi

pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang ia beli.

Kualitas pelayanan merupakan evaluasi pelanggan tentang kesempurnaan

kinerja layanan. Menurut Prabowo 2000 (dalam Laksana 2008), kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Jadi dengan peningkatan

(43)

kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan maka kepuasan pelanggan akan

tercipta. Lebih lanjut Andreassen Lindestad Hadi 2002 (dalam Laksana 2008)

berpendapat ketika pelayanan yang diberikan mampu memenuhi pengharapan

pelanggan, maka pelanggan yang bersangkutan akan merasa puas.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sideng (2003)

mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara kualitas pelayanan terhadap

kepuasan konsumen. Hal ini berarti bahwa kualitas pelayanan di PT. Putra Sulawesi

Sejati Perkasa Gorontalo memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

konsumen.

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan kualitas layanan

(44)

29

2.7. Kerangka Konseptual

Gambar 2.7 Kerangka Konseptual

Kualitas Produk (X1)

Kualitas Layanan (X2)

Kepuasan Konsumen (Y)

(45)

2.8. Hipotesis :

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada

Billagio Skin Care Clinic.

2. Terhadap pengaruh positif kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada

(46)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Kualitas Produk (X1) adalah sekumpulan ciri-ciri produk dan karakteristik

dari barang/jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam menjalankan

fungsinya. (Kotler & Amstrong, 1996 : 259)

Kualitas Produk (X1) dibentuk oleh indikator antara lain (Marhayani dan

sihite, 2008) :

X1.1 Kemampuan produk

X1.2 Keistimewaan produk

X1.3 Daya tahan produk

2. Kualitas Layanan (X2) adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Pada dasarnya hanya pelanggan yang memiliki kualitas suatu badan

usaha yang berkualitas atau tidak. (Parasuraman et. Al, 2000 : 44)

Kualitas Layanan (X2) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain :

(47)

X2.1 Bukti fisik (tangible) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi. Indikaor yang

digunakan sebagai pengukuran adalah :

a. Tempat yang nyaman dan memadai

b. Peralatan yang digunakan berssih

X2.2 Keandalan (reliabilty) adalah kemampuan karyawan untuk

memberikan layanan yang dapat diandalkan dan akurat. Indikator

yang digunakan sebagai pengukur adalah :

a. Ketepatan waktu pelayanan kepada konsumen

b. Kecepatan dalam melayani konsumen

X2.3 Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan untuk membantu

dan memberikan layanan yang tepat bagi konsumen. Indikator yang

digunakan sebagai pengukuran adalah :

a. Ketanggapan karyawan atas keluhan yang dihadapi

pelanggan

b. Ketanggapan karyawan dalam membantu pelanggan

X2.4 Jaminan (assurance) adalah dimensi kualitas layanan yang

memfokuskan pada kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan

dan keyakinan konsumen. Indikator yang digunakan sebagai

(48)

33

a. Pemberian ganti rugi jika karyawan melakukan kesalahan

b. Memberikan penjelasan dengan baik dalam menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan

X2.5 Empati (Empathy) adalah memberikan perhatikan yang tulus dan

bersifat individual atau pribaddi kepada konsumen dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Indikator yang digunakan sebagai

pengukuran adalah :

c. Karyawan mampu memberikan perhatian pada konsumen

d. Karyawan tidak membedakan status sosial

3. Kepuasan Konsumen (Y)

Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa, suka atau tidak

suka yang timbul dari seseorang berkaitan sebuah produk yang

ditawarkan.Kepuasan konsumen (Y) diukur oleh 3 Dimensi (Dutka, 1994

dalam Samuel & Foedjiwati, 2005) antara lain:

Y1Attributes related to the product, merupakan kepuasan konsumen yang

berhubungan dengan produk

1. Produk yang dijual di Bellagio skin care clinic tidak mahal dan

terjangkau.

2. Kualitas produk yang dijual di Bellagio skin care clinic cukup baik.

3. Produk yang dijual di Bellagio skin care clinic jauh dari batas waktu

pemakaian (expired).

(49)

Y2Attributes related to purchase, merupakan kepuasan konsumen yang

berhubungan dengan pembelian

1. Karyawan Bellagio skin care clinic ramah dan sopan kepada

konsumen.

2. Karyawan Bellagio skin care clinic cukup jelas dalam memberikan

informasi.

3. Karyawan Bellagio skin care clinic cepat tanggap dalam melayani

keluhan-keluhan dari konsumen.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Interval. Skala Likert adalah

skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat

persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangkaian

pernyataan mengenai obyek stimulus. Umumnya masing-masing item scale mempunyai lima kategori berkisar antara “sangat tidak setuju” sampai dengan

“sangat setuju” (Malhotra, 2005 : 298), masing-masing jawaban diberi skor sebagai

berikut:

1 2 3 4 5

(50)

35

2. Alternatif jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 2

3. Alternatif jawaban netral (N) diberi skor 3

4. Alternatif jawaban setuju (S) diberi skor 4

5. Alternatif jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2008 : 80). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah

membeli produk dan menggunakan jasa pada Bellagio skin care clinic.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008 : 80). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik non probability sampling tepatnya accidental sampling yaitu

pemilihan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample bila

dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. (Sugiyono, 2008 : 85)

(51)

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel

yaitu 5-10 kali parameternya yang di estimasi (Augusty, 2002 : 48). Pada

penelitian ini ada 17 indikator. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan

dalam oenelitian ini sebesar (5 x 17) = 85 responden. Hal ini dilakukan agar

dapat memenuhi persyaratan jumlah minimal sampel yang dikehendaki oleh

alat analisis kuantitatif yang ditetapkan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer yaitu

yang diperoleh dengan jalan penyebaran kuisioner secara langsung pada komsumen

yang sedang melakukan pembelian produk cream pagi (sunblock) dan sabun muka

(facial wash) untuk mengetahui pendapat mereka secara langsung.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

konsumen yang sedang melakukan pembelian produk cream pagi (sunblock) dan

sabun muka (facial wash).

3.3.3. pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

(52)

37

a. Kuesioner

yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai secara lagsung

dengan personalia atau staf perusahaan yang relevan dan berkepentingan

dengan penelitian dengan penelitian jenis data yang dibutuhkan.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM berbasis

komponen dengan menggunakan PLS dipilih sbeagai alat analisis pada penelitian

ini. Teknik Partial Least Square (PLS) dipilih karena perangkat ini banyak dipakai

untuk analisi skausal – prediktif yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai

untuk digunakan dalam aplikasi prediksi dan pengembangan teori seperti pada

penelitian ini.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini

terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten

berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel laten

dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi nilai terhadap variabel laten yang

(53)

dipengaruhinya juga dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap

variabel laten yang dipengaruhi juga dapat dengan mudah dilakukan.

SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asums iparametrik, misalnya

variabel yang diobservasi harus memiliki multivariate normal distribution yang

dapat terpenuhi jika ukuran sampel yang digunakan besar (antara 200-800). Dengan

ukuran sampel yang kecil akan memberikan hasil parameter dan model statistik

yang tidak baik (Ghozali, 2008).

PLS tidak membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi

normal multivariate dan jumlah sampel tidak harus besar (Ghozali

merekomendasikan antara 30 – 100). Karena jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini kecil (<100) maka digunakan PLS sebagai alat analisisnya. Untuk

melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan dengan

bantuan Smart PLS. PLS mengenal dua macam komponen dalam model kausal

yaitu model pengukuran (measurement models) dan model structural (structural

model).

Melalui pendekatan ini, diasumsikan bahwa semua varian yang dihitung

merupakan varian yang berguna untuk penjelasan. Pendekatan pendugaan variabel

laten dalam PLS adalah sebagai exact kombinasi linear dari indikator, sehingga

mampu menghindari masalah indeterminacy dan menghasilkan skor komponen

(54)

39

analisis dengan metode kuadrat kecil biasa (ordinary least square) maka persoalan

identifikasi tidak menjadi masalah, karena model bersifat rekursif.

Pendekatan PLS didasarkan pada pergeseran analisis dari pengukuran

estimasi parameter model menjadi pengukuran prediksi yang relevan. Sehingga

fokus analisis bergeser dari hanya estimasi dan penafsiran signifikan parameter

menjadi validitas dan akurasi prediksi.

Didalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya,

diistilahkan dengan indikator refleksif (reflective indicator). Disamping itu, juga

bisa konstruk dibentuk (formatif) oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator

formatif (formative indicator).

3.4.2. Model Indikator Refleksif Dan Indikator Formatif

3.4.2.1. Model Indikator Refleksif

Dikembangkan berdasarkan pada classical testtheory yang mengasumsikan

bahwa variasi skor pengukuran konstruk merupakan fungsi dari true score ditambah

error. Jadi konstruklaten seolah-olah mempengaruhi variasi pengukuran dan asumsi

hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator. Model refleksif sering juga disebut

principal factor model dimana kovarian pengukuran indikator seolah-olah

dipengaruhi oleh konstruk laten atau mencerminkan variasi dari konstruklaten.

(55)

Pada model refleksif, konstruk (unidimensional) digambarkan dengan

bentuk ellips dengan beberapa anak panah dari konstruk ke indikator. Model ini

menghipotesiskan bahwa perubahan pada konstruklaten akan mempengaruhi

perubahan pada indikator. Mode lindikator refleksif harus memiliki internal

konsistensi karena semua indicator diasumsikan mengukur satukon struk, sehingga

dua indikator yang sama reliabilitasnya dapat saling dipertukarkan. Walaupun

reliabilitas (Cronbach Alpha) suatu konstruk akan rendah jika hanya ada sedikit

indikator, Tetapi validitas konstruk tidak akan berubah jika satu indicator

dihilangkan.

Contoh model indicator refleksif adalah konstruk yang berkaitan dengan

sikap (attitude) dan niat membeli (purchase intention). Sikap umumnya dipandang

sebagai jawaban dalam bentuk favorable (positif) atau unfavorable (negatif)

terhadap suatu obyek dan biasanya diukur dengan skala multi item dalam bentuk

semantik differences seperti, good-bad, like-dislike, dan favorableunfavorable.

Sedangkan niat membeli umumnya diukur dengan ukuran subyektif seperti how

(56)

41

Gambar 3.1

Principal Factor (Reflective) Model

Sumber: Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt., “Structural Equation

Modeling-Metode Alternatif dengan Partial Least Square, Jan 2004, hal 9

Ciri-ciri model indikator reflektif adalah:

• Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari konstruk ke indikator.

• Antar indikator diarapkan saling berkorelasi (memiliki internal

consitency Reliability).

• Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan

merubah makna dan arti konstruk.

• Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator. Principal

Factor

X1

X2

X3

e1

e2

E3

(57)

3.4.2.2. Model Indikator Formatif

Konstruk dengan indikator formatif mempunyai karakteristik berupa

komposit, seperti yang digunakan dalam literatur ekonomi yaitu index of sustainable

economics welfare, the human development index, dan the quality of life index. Asal usul model formatif dapat ditelusuri kembali pada “operational definition”, dan

berdasarkan definisi operasional, maka dapat dinyatakan tepat menggunakan model formatif atau refleksif. Jika η menggambarkan suatu variabel laten dan x adalah

indikator, maka: η = x

Oleh karena itu, pada model formatif variabel komposit seolah-olah

dipengaruhi (ditentukan) oleh indikatornya. Jadi arah hubungan kausalitas

seolaholah dari indikator ke variabel laten. Dalam model formatif, perubahan pada

indikator dihipotesakan mempengaruhi perubahan dalam konstruk (variabel laten).

Tidak seperti pada model refleksif, model formatif tidak mengasumsikan bahwa

indikator dipengaruhi oleh konstruk tetapi mengasumsikan bahwa semua indikator

mempengaruhi single konstruk. Arah hubungan kausalitas seolah-olah mengalir dari

indikator ke konstruk laten dan indikator sebagai group secara bersama-sama

menentukan konsep, konstruk atau laten.Oleh karena, diasumsikan bahwa indikator

seolah-olah mempengaruhi konstruk laten, maka ada kemungkinan antar indikator

saling berkorelasi, tetapi model formatif tidak mengasumsikan perlunya korelasi

(58)

43

indikator yang saling mutually exclusive, adalah konstruk Status Sosial Ekonomi

diukur dengan indikator antara lain Pendidikan, Pekerjaan dan Tempat Tinggal.

Oleh karena diasumsikan bahwa antar indikator tidak saling berkorelasi

maka ukuran internal konsistensi reliabilitas (Alpha Cronbach) tidak diperlukan

untuk menguji reliabilitas konstruk formatif. Kausalitas hubungan antar indikator

tidak menjadi rendah nilai validitasnya hanya karena memiliki internal konsistensi

yang rendah. Untuk menilai validitas konstruk perlu dilihat vaiabel lain yang

mempengaruhi konstruk laten. Jadi untuk menguji validitas dari konstruk laten,

peneliti harus menekankan pada nimological dan atau criterion-related validity.

Implikasi lainnya dari model formatif adalah dengan menghilangkan

(dropping) satu indikator dalam model akan menimbulkan persoalan serius.

Menurut para ahli psikometri indikator formatif memerlukan semua indikator yang

membentuk konstruk. Jadi menghilangkan satu indikator akan menghilangkan

bagian yang unik dari konstruk laten dan merubah makna dari konstruk. Komposit

variabel laten memasukkan error term dalam model, hanya error term diletakkan

pada konstruk laten dan bukan pada indikator.

Model formatif memandang (secara matematis) indikator seolah-olah

sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, dalam hal ini memang berbeda

dengan model analisis faktor, jika salah satu indikator meningkat, tidak harus diikuti

(59)

oleh peningkatan indikator lainnya dalam satu konstruk, tapi jelas akan

meningkatkan variabel latennya.

Model refleksif mengasumsikan semua indikator seolah-olah dipengaruhi

oleh variabel konstruk, oleh karena itu menghendaki antar indikator saling

berkorelasi satu sama lain. Dalam hal ini konstruk diperoleh menggunakan analis

faktor. Sedangkan, model formatif (konstruk diperoleh melalui analisis komponen

utama) tidak mengasumsikan perlunya korelasi antar indikator, atau secara

konsisten berasumsi tidak ada hubungan antar indikator. Oleh karena itu, internal

konsisten (Alpha Cronbach) kadang-kadang tidak diperlukan untuk menguji

(60)

45

Gambar 3.2

Composite Latent Variable (Formative) Model

Sumber: Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt., “Structural Equation

Modeling –Metode Alternatif dengan Partial Least Square, Jan 2004, hal 11.

Ciri-ciri model indikator formatif adalah:

• Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk.

• Antara indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji

konsistensi internal atau cronbach alpha ).

• Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari konstruk

• Kesalahan pengukuran diletakkan pada tingkat konstruk (zeta)

• Konstruk mempunyai makna “surplus”

• Skala skor tidak menggambarkan konstruk

Zeta X2

Composite Factor

X1

X3

(61)

3.4.3. Kegunaan Metode Partial Least Square (PLS)

Kegunaan PLS adalah untuk mendapatkan model struktural yang powerfull

untuk tujuan prediksi. Pada PLS, penduga bobot (weight estimate) untuk

menghasilkan skor variabel laten dari indikatornya dispesifikasikan dalam outer

model, sedangkan inner model adalah model struktural yang menghubungkan antar

variabel laten.

3.4.4. Pengukuran Metode Partial Least Square (PLS)

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :

1. Weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel

laten.

2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel

laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

3. Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep) untuk

indikator dan variabel laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga

tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan

penduga bobot (weight estimate), tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner

model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi

(konstanta). Pada dua tahap pertama proses iterasi dilakukan dengan pendekatan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.7 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas layanan (keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik) Amanda Skin Care di Purwokerto dalam menciptakan

Kualitas Pelayanan, dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen Serabi Notosuman di Surakarta sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan strata-1

Penelitian ini diberi judul Analisis Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Jasa Kecantikan Kulit “Natasha Skin

Implikasi hasil penelitian ini, bahwa konsumen Ella Organic Skin Care Surakarta akan merasa puas apabila atribut-atribut citra perawatan kecantikan kulit dan tubuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)terdapat pengaruh antara kepercayaan terhadap kepuasan konsumen Natasha Skin Care Kudus dengan nilai t hitung 5,307 lebih besar dari

Untuk dapat bertahan dan berkembang, sebuah perusahaan perlu memahami perilaku konsumen agar mampu menimbulkan pembelian ulang konsumen sehingga pada akhirnya dapat

Hasil lain yang ditunjukkan dari nilai koefisien variabel kualitas produk terhadap kepuasan konsumen melalui variabel keputusan pembelian menunjukkan bahwa konsumen juga

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen dalam pembelian roti ganeca terhadap