• Tidak ada hasil yang ditemukan

STKS BANDUNG PROGRAM SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STKS BANDUNG PROGRAM SARJANA TERAPAN PEKERJAAN SOSIAL"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS) BANDUNG - 2017

STKS

B ANDUNG T S OSIAL ERAPAN P EKERJAAN

(2)

DAFTAR ISI

Cover Buku ... 1

Daftar Isi Pedoman ... 2

Kata Pengantar ... 3

I. PENDAHULUAN ... 4

A. Latar Belakang ... 4

B. Tujuan Pedoman ... 4

C. Manfaat Pedoman ... 5

II. PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ... 5

A. Ketentuan Umum Praktikum ... 5

1. Tujuan dan Manfaat Praktikum ... 5

2. Sasaran Praktikum ... 6

3. Persyaratan Mengikuti Praktikum ... 6

4. Waktu dan Lokasi Praktikum ... 6

5. Kompetensi ... 7

B. Bentuk Pelaksanaan Praktikum ... 7

1. Sistem Praktikum ... 7

2. Proses praktikum ... 7

C. Supervisi dan Monitoring ... 9

D. Evaluasi dan Pelaporan ... 11

1. Penilaian ... 11

2. Tata Tertib ... 12

3. Laporan Praktikum ... 14

III. PROSEDUR PRAKTIKUM ... 15

A. Registrasi Mahasiswa Peserta Praktikum ... 15

B. Pengajuan Mitra Kerja (Instansi/Perusahaan, Setting Lokasi Praktikum) . 15 C. Pembekalan Praktikum ... 15

D. Pengantaran Mahasiswa ke Lokasi Praktikum ... 15

E. Kegiatan Lapangan Mahasiswa ... 15

F. Penyusunan Laporan ... 18

G. Ujian Praktikum ... 18

H. Evaluasi Praktikum ... 19

IV. LAMPIRAN ... 20

(3)

KATA PENGANTAR

ekerjaan sosial merupakan aktivitas profesional yang didasarkan pada keterpaduan antara kerangka pengetahuan, kerangka keterampilan dan kerangka nilai yang bertujuan membantu dan memberdayakan individu, kelompok, masyarakat dan institusi/ organisasi sosial mengembangkan segala sumber dan potensi yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial.

Mengacu pada kurikulum 2009, Praktikum I difokuskan pada penerapan praktik pekerjaan sosial makro dan mikro pengenalan masalah, potensi, sumber, kebijakan dan program kesejahteraan sosial.

Pedoman Praktikum I ini disusun sebagai acuan dan arah dalam pelaksanaan proses penyelenggaran praktikum. Pedoman ini menjadi panduan bagi praktikan, supervisor, liaison dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan praktikum I.

Bandung, Januari 2017

Laboratorium Pekerjaan Sosial STKS

P

(4)

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Proses pembelajaran pendidikan profesi pekerjaan sosial tidak hanya dilakukan di dalam kelas (classroom teaching), tetapi juga di lapangan (field teaching) melalui kegiatan praktikum. Praktikum menjadi wahana bagi mahasiswa pekerjaan sosial untuk mampu memahami fenomena sosial yang ada di lingkungannya. Praktikum juga melatih mahasiswa memiliki sikap tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat dan kesempatan mengasah keterampilan pekerjaan sosial secara lebih memadai.

Mahasiswa diharapkan mampu menemukan realitas yang lebih luas dari apa yang telah mereka pelajari di kelas. Kenyataan tersebut akan memotivasi mahasiswa untuk mampu memadukan antara konsep atau teori yang dipelajari dengan kenyataan yang dihadapi. Selain itu, diharapkan mahasiswa memiliki kepekaan (responsive) terhadap kebutuhan masyarakat serta mampu mengadaptasikan teori kedalam Praktik.

Praktikum I adalah Praktik Pekerjaan Sosial Mikro dan Makro dengan fokus Pengenalan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Kesejahteraan Sosial (PSKS) serta Kebijakan dan Program Keseajahteraan Sosial. Mahasiswa ditugaskan untuk mengenali masalah, kebutuhan, potensi dan sumber aktual di masyarakat.

Mahasiswa juga harus mengenal dan memahami kebijakan dan program yang relevan dengan masalah yang ada di lokasi praktikum. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memahami konsep-konsep yang berlaku dan digunakan di dalam praktik lapangan tersebut. Pada praktikum selanjutnya, mahasiswa ditugaskan untuk melakukan penanganan masalah dengan menggunakan konsep pekerjaan sosial yang telah dipelajari.

Praktikum ini didukung dengan kegiatan supervisi yang merupakan suatu metode pengalihan pengetahuan dan keterampilan pekerjaan sosial di dalam praktik.

Supervisi dilakukan oleh dosen pembimbing yang terdiri dari supervisor dan liaison, serta praktisi berpengalaman yang juga turut menjadi pendamping mahasiswa di lapangan.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PEDOMAN Tujuan Pedoman :

Tujuan dari pedoman praktikum I ini adalah untuk : a. Memberikan pedoman bagi pelaksanaan praktikum I

(5)

b. Menjelaskan prosedur pelayanan pelaksanaan praktikum I

c. Memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan praktikum I

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan dan proses praktikum I Mempersiapkan panduan bagi staf administrasi untuk mendukung pelaksanaan praktikum I

C. Manfaat Pedoman :

a. Memudahkan mahasiswa dalam mempersiapkan pendaftaran praktikum I b. Memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum I

c. Memudahkan mahasiswa dalam membuat dan menyusun laporan.

II. PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN A. KETENTUAN UMUM PRAKTIKUM

1. Tujuan dan Manfaat Praktikum a. Tujuan

Tujuan Praktikum ini agar mahasiswa mampu:

1) Memahami jenis-jenis masalah kesejahteraan sosial.

2) Mengenal dan memahami Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di lokasi praktikum.

3) Mengenal dan memahami Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang ada di lokasi praktikum.

4) Mengenal dan memahami kebijakan dan program yang relevan dengan masalah yang dipilih di lokasi praktikum.

5) Melakukan analisis masalah dan kebutuhan terhadap PMKS, PSKS serta Kebijakan dan program yang ada.

6) Mengaplikasikan pengetahuan, nilai dan etika, seta keterampilan pekerjaan sosial di lokasi praktikum.

b. Manfaat :

Manfaat dari pelaksanaan praktikum I adalah:

1) Meningkatnya kepekaan mahasiswa terhadap PMKS, PSKS serta kebijakan dan program yang ada di lokasi praktikum.

2) Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah/ kebutuhan PMKS, PSKS serta kebijakan dan program yang ada di lokasi praktikum.

3) Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep dan praktik pekerjaan sosial khususnya yang berkaitan dengan PMKS, PSKS serta kebijakan dan program yang ada di lokasi praktikum.

(6)

4) Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, nilai dan etika serta keterampilan Praktik Pekerjaan Sosial.

5) Dihasilkannya berbagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah kota/kelurahan berkaitan dengan masalah kesejahteraan sosial (PMKS), potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) serta kebijakan dan program di lokasi praktikum.

2. Sasaran

a. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di lokasi Praktikum.

b. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang ada di lokasi praktikum.

c. Kebijakan dan program serta kegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial di lokasi praktikum.

d. Pemerintahan Desa/Kelurahan.

e. Pihak-pihak dan instansi yang relevan dengan permasalahan PMKS, PSKS serta kebijakan dan program.

3. Persyaratan Mengikuti Praktikum Peserta praktikum I adalah:

a. Mahasiswa minimal Semester VI dan mengontrak mata kuliah praktikum I.

b. Telah Lulus matakuliah:

1) Pekerjaan Sosial dengan Individu dan Keluarga, 2) Pekerjaan Sosial dengan Kelompok,

3) Pekerjaan Sosial dengan organisasi dan komunitas.

4. Waktu dan Lokasi Praktikum

Praktikum I dilaksanakan selama satu semester (empat bulan), dengan mengambil lokasi di Desa/Kelurahan yang potensial dan merupakan kantong- kantong permasalahan kesejahteraan sosial. Pada semester Genap Tahun Akademik 2016/2017 ini, jadwal Praktikum 1 dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

a. Pra lapangan : 25 Januari – 14 Pebruari 2017 b. Lapangan : 15 Pebruari – 19 Mei 2017 c. Ujian Lisan : 12 – 13 Juni 2017

Lokasi praktikum berada di kelurahan-kelurahan Kota Bandung yaitu sebanyak 53 kelurahan

(7)

5. Kompetensi

a. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang:

1) Jenis-jenis masalah kesejahteraan sosial.

2) Potensi dan sumber kesejahteraan sosial.

3) Kebijakan dan program penanganan PMKS.

4) Peraturan perundang-undangan yang mendasari penanganan masalah kesejahteraan sosial.

b. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan:

1) Membangun relasi profesional dengan populasi kelompok sasaran (population target group) dan lingkungan sosialnya.

2) Mengumpulkan data dan informasi tentang populasi kelompok sasaran (population target group) dan aset komunitas serta kebijakan dan program 3) Menganalisis masalah/kebutuhan, potensi/ sumber serta kebijakan dan

program.

4) Membuat pencatatan dan pelaporan dalam pekerjaan sosial 5) Melakukan evaluasi dan terminasi

6) Membuat laporan akhir praktikum

c. Mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai dan etika pekerjaan sosial.

B. BENTUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Sistem Praktikum

Praktikum I pada Program Studi Diploma IV Pekerjaan Sosial dilaksanakan pada semester VI, menggunakan sistem concurrent (mahasiswa hanya menetap di lokasi pada hari yang telah ditentukan). Praktikum ini dilakukan dengan cara menempatkan mahasiswa di masyarakat desa/kelurahan selama 36 jam per minggu selama satu semester (14 minggu/ 3,5 bulan). Proses pengenalan masalah, kebutuhan, potensi dan sumber kesejahteraan sosial diberikan dengan bobot 12 SKS.

2. Proses Praktikum a. Tahap Persiapan

1) Pembekalan praktikum.

2) Koordinasi supervisor dan liaison.

3) Bimbingan pra lapangan, dilakukan oleh supervisor kepada praktikan, 12 hari sebelum pelaksanaan praktikum.

4) Studi literatur memahami jenis-jenis masalah kesejahteraan sosial.

5) Latihan menganalisis masalah/kebutuhan kesejahteraan sosial.

(8)

6) Mempelajari dan mendalami keterampilan praktik pekerjaan sosial generalis.

7) Membuat matriks rencana kerja

b. Tahap Pelaksanaan

1) Membangun dukungan aparat terhadap rencana kerja praktikan.

2) Mengenal populasi kelompok sasaran (population target group) dan lingkungan sosialnya.

3) Membangun relasi profesional dengan populasi kelompok sasaran (population target group) dan lingkungan sosialnya.

4) Memahami aset komunitas (human capital, physical capital, social capital, financial capital, technological capital, religious capital, cultural capital).

5) Mensosialisasikan konsep PMKS dan PSKS kepada masyarakat.

6) Mengidentifikasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di lokasi praktikum

7) Melakukan asesmen terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), meliputi:

a) Pengertian masalah b) Karakteristik masalah c) Indikator masalah

d) Besaran dan kedalaman masalah e) Latar belakang masalah

f) Faktor penyebab masalah g) Dampak masalah

8) Mengidentifikasi potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang ada di lokasi praktikum.

9) Melakukan asesmen terhadap potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS), meliputi:

a) Sejarah organisasi

b) Kepengurusan dan keanggotaan c) Kepemimpinan

d) Administrasi dan keuangan

e) Kemampuan sumber daya manusia f) Program/ kegiatan

g) Hasil kegiatan

h) Keberlangsungan organisasi

10) Mengidentifikasi kebijakan dan program/kegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial di lokasi praktikum.

(9)

11) Melakukan asesmen terhadap kebijakan dan program/ kegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial di lokasi praktikum, meliputi:

a) Kebijakan dan program/kegiatan

b) Implementasi kebijakan dan program/kegiatan c) Masalah kebijakan dan program/kegiatan

12) Mendokumentasikan kegiatan praktikum dalam bentuk pencatatan dan pelaporan.

13) Mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan praktikum kepada masyarakat.

14) Melakukan rujukan tentang PMKS, PSKS serta kebijakan dan program kepada sumber-sumber pelayanan (baik di lingkungan kota/kelurahan maupun di luar wilayah kota/keluarhan).

C. SUPERVISI DAN MONITORING

Supervisi terhadap mahasiswa meliputi supervisi pendidikan, administratif dan supportif.

1. Pelaksana Supervisi :

a. Supervisor : adalah dosen tetap Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial STKS Bandung yang bertugas sebagai supervisor b. Liaison : adalah dosen tetap Program Studi Diploma-IV Pekerjaan Sosial

STKS Bandung yang bertugas sebagai liaison

c. Pembimbing lapangan : adalah aparat pemerintahan tingkat

desa/kelurahan yang telah ditunjuk sebagai pembimbing lapangan bagi mahasiswa yang melakukan praktik

2. Tugas-Tugas Supervisi a. Tugas Supervisor :

1) Membimbing mahasiswa selama pelaksanaan praktikum mulai dari tahap persiapan sampai dengan kegiatan penyusunan laporan akhir 2) Mengatasi masalah-masalah mahasiswa selama pelaksanaan

praktikum, baik secara akademik maupun non akademik

3) Memeriksa hasil pekerjaan mahasiswa seperti buku agenda, buku catatan proses, buku data dan bukti-bukti kegiatan serta laporan hasil kegiatan

4) Membimbing mahasiswa mulai dari perumusan masalah, rencana intervensi dan intervensi sampai dengan terminasi

5) Mengamati dan memantau sikap, perilaku maupun kemampuan mahasiswa selama proses praktikum melalui pengamatan langsung di lapangan maupun melalui catatan proses praktikum.

(10)

6) Mendampingi mahasiswa dalam pelaksanaan lokakarya desa/

kelurahan

7) Membimbing mahasiswa membuat laporan akhir kegiatan praktikum 8) Melakukan evaluasi dan memberikan nilai sesuai dengan sikap,

perilaku dan kemampuan yang ditampilkan mahasiswa dalam melaksanakan seluruh tugas pokoknya dalam proses praktikum b. Tugas Liaison :

1) Meningkatkan semangat, motivasi, kesadaran diri (self awareness) praktikan.

2) Menyampaikan informasi tentang pelaksanaan proses praktikum kepada lembaga STKS atau kepada supervisor (pendukung dan kendala dalam proses praktikum).

3) Berkoordinasi dengan supervisor dan pendamping lapangan untuk memecahkan masalah-masalah teknis administratif dan atau masalah- masalah kelompok praktikan yang mengganggu kegiatan praktikum.

4) Memastikan lokakarya di kelurahan/ desa dapat dilangsungkan dengan baik.

5) Memastikan ketertiban administrasi kelompok praktikan

6) Memastikan bahwa kelompok praktikan telah menyerahkan laporan praktikum kepada pimpinan wilayah tempat praktikum.

7) Melakukan evaluasi dan memberikan nilai sesuai dengan sikap, perilaku dan kemampuan yang ditampilkan mahasiswa dalam proses praktikum

c. Tugas Pembimbing Lapangan :

1) Memonitor kehadiran praktikan dilapangan

2) Memonitor partisipasi, kreatifitas, perilaku, interaksi dan relasi dengan masyarakat

3) Memberikan penjelasan tentang berbagai hal yang terkait dengan keadaan wilayah tempat praktik

4) Menjembatani kepentingan mahasiswa dengan masyarakat.

3. Pelaksanaan Supervisi

a. Setiap pembimbing (supervisor dan liaison) wajib mengarahkan, menjelaskan dan mengingatkan mahasiswa tentang pedoman praktikum, sehingga benar-benar dapat dijalankan secara bertanggungjawab.

b. Apabila ditemukan permasalahan khusus pada mahasiswa dalam pelaksanaan praktikum, maka pembimbing diharapkan dapat menyelesaikannya bersama-sama dengan mahasiswa dan pihak-pihak terkait.

(11)

c. Pembimbing diharapkan melaporkan hasil pembimbingan praktikum di lapangan, baik secara tertulis maupun lisan kepada bagian praktikum.

d. Frekuensi pelaksanaan ditentukan oleh Laboratorium Pekerjaan Sosial dengan memper-timbangkan kemampuan dan kebutuhan supervisi.

e. Waktu pelaksaan supervisi direncanakan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

D. EVALUASI DAN PELAPORAN 1. Penilaian

Nilai praktikum terdiri atas nilai lapangan dan nilai ujian lisan praktikum.

Persentase nilai praktikum, 60 persen nilai lapangan dan 40 persen nilai ujian lisan praktikum, dengan batas kelulusan nilai akhir praktikum adalah 3.00 (B).

Nilai lapangan diberikan oleh dosen pembimbing, dengan memperhatikan masukan-masukan dari liaison dan pendamping lapangan (aparat desa/kelurahan dari tokoh-tokoh masyarakat yang ditunjuk). Unsur yang membentuk nilai lapangan:

a. Aspek akademik

1) pengetahuan dan pemahaman 2) kemampuan menganalisis masalah b. Aspek sikap

1) Relasi kerja dengan a) supervisor/liaison b) PMKS

c) Sesama praktikan 2) Disiplin

1) kehadiran mahasiswa 2) ketepatan waktu

c. Aspek keterampilan

1) Kemampuan wawancara 2) Kemampuan observasi 3) Kemampuan asesmen

4) Kemampuan dalam pencatatan dan pelaporan

(12)

Nilai ujian lisan diberikan oleh penguji ujian lisan praktikum. Ujian lisan praktikum dilaksanakan secara serentak dan terjadwal, paling lambat 10 hari kerja setelah praktikum lapangan selesai.

2. Tata Tertib

Selama pelaksanaan praktikum, mahasiswa diwajibkan :

a. Menyelesaikan persyaratan administrasi akademik dan keuangan.

b. Mengikuti kegiatan pembekalan yang diselenggarakan oleh Labpeksos dan Program Pendidikan Diploma IV STKS Bandung.

c. Mengikuti kegiatan bimbingan persiapan praktik yang diselenggarakan oleh Supervisor dan Liaison.

d. Berpakaian rapi dan sopan serta mengenakan jas almamater.

e. Mengikuti aturan, adat istiadat dan tata tertib yang berlaku di lokasi praktikum.

f. Tidak berambut gondrong bagi mahasiswa laki-laki.

g. Tidak diperbolehkan membawa pacar atau keluarga (suami, istri dan anak) untuk menginap di lokasi praktikum.

h. Wajib menjaga nama baik almamater, termasuk menjaga nama baik sesama praktikan.

i. Wajib memelihara kekompakan kelompok.

j. Setiap hari minimal mahasiswa melaksanakan tugas selama 8 jam lapangan dan sisa waktu digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat administratif.

k. Wajib melakukan finalisasi penulisan laporan praktikum dengan bimbingan dan arahan dosen pembimbing sesuai jadwal yang telah ditentukan.

l. Wajib mengikuti ujian lisan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

m. Tidak meninggalkan lokasi praktikum tanpa seijin supervisor, liaison dan pembimbing lembaga. Apabila diijinkan praktikan tetap akan mendapat konsekuensi sebagai berikut:

1) Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan sakit :

No Lamanya Konsekuensi

1 1 – 3 hari Tidak mendapat sanksi

2 4 – 6 hari Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan, dikurangi 3 hari

3 7 – 12 hari Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan, dikurangi 3 hari

(13)

4 12 hari ke atas

 Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan, dikurangi 3 hari, nilai maksimal A-

 Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya

2) Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan berduka cita karena keluarga inti dan atau nenek/kakek meninggal dunia :

No Lamanya Konsekuensi

1 1 – 3 hari Tidak mendapat sanksi

2 4 – 6 hari Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan

3 7 – 10 hari  Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan

 Nilai maksimal A –

 Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya

3) Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan menengok keluarga inti dan atau nenek/ kakek sakit keras/ kritis :

No Lamanya Konsekuensi

1 1 – 3 hari Tidak mendapat sanksi

2 4 – 6 hari Mengganti hari praktik sebanyak 1,5 kali dari jumlah hari yang ditinggalkan

3 7 – keatas  Mengganti hari praktik sebanyak 1,5 kali dari jumlah hari yang ditinggalkan.

 Nilai maksimal A-

 Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya

4) Praktikan ijin meninggalkan lokasi praktik dengan alasan ditugaskan lembaga :

No Lamanya Konsekuensi

1 1 – 5 hari Tidak mendapat sanksi

2 6 – keatas  Mengganti hari praktik sesuai jumlah hari yang ditinggalkan

(14)

 Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya

5) Praktikan meninggalkan lokasi praktik tanpa ijin : No Lamanya Konsekuensi

1 1 – 3 hari  Mengganti hari praktik sebanyak 2 kali jumlah hari yang ditinggalkan

 Nilai maksimal B+

2 4 – 9 hari  Mengganti hari praktik sebanyak 2 kali jumlah hari yang ditinggalkan

 Nilai maksimal B

 Ujian lisan praktik diselenggarakan pada jadwal ujian tahun berikutnya

3 9 hari – keatas

 Mengulang praktikum.

 Nilai praktikum E.

n. Bagi praktikan yang sudah mengikuti ujian lisan praktikum wajib memperbaiki dan menyerahkan laporan praktikum ke Labpeksos, paling lambat dua minggu setelah ujian lisan praktikum. Apabila tidak menyerahkan perbaikan laporan praktikum sampai berakhirnya masa pengumuman nilai matakuliah, maka nilai yang diperoleh akan berubah menjadi B.

o. Bagi mahasiswa terkena point 14, masih mempunyai kewajiban untuk memperbaiki laporan praktikum, sebagai prasyarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program Studi (UAPS).

3. Laporan Praktikum

Laporan praktikum dibuat dan diperiksa pada setiap tahap perkembangan praktikum yang mengacu pada kolom hasil-hasil yang diharapkan pada bagian tugas praktikan. Beberapa data yang perlu dilengkapi dalam laporan akhir antara lain :

a. data mentah lapangan berupa naskah-naskah dokumen, b. sumber pustaka,

c. peta, d. foto,

e. video dan lain-lain.

Pada akhir kegiatan mahasiswa wajib membuat laporan akhir yang mencantumkan keseluruhan hasil kegiatan praktikum. Laporan akhir kegiatan

(15)

praktikum disusun berdasarkan sistematika penyusunan laporan yang sudah disediakan (lihat lampiran).

Serah terima laporan praktikum antara lain : 1. diserah terimakan melalui lembar berita acara 2. laporan dicetak dalam hardcopy dan softcopy III. PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Registrasi Mahasiswa Peserta Praktikum

Praktikum I akan diikuti oleh mahasiswa semester VI yang mengontrak mata kuliah praktikum I. Registrasi untuk mengikuti praktikum dilakukan di Laboratorium Pekerjaan Sosial dengan membawa persyaratan KHS semester V dan KRS semester VI.

B. Pengelompokkan Peserta Praktikan

Penentuan kelompok akan ditentukan oleh lembaga dalam hal ini adalah Laboratorium Pekerjaan Sosial. Penentuan kelompok dengan memperhatikan keragaman peserta praktikum pada setiap kelompok dilihat dari asal kelas, asal daerah, dan keseimbangan jumlah anggota kelompok laki-laki dan perempuan.

Jumlah anggota kelompok berkisar antara 7 – 8 orang.

C. Pembekalan Praktikum

Pembekalan praktikum adalah kegiatan untuk memberikan pemahaman mahasiswa praktikum terhadap pedoman praktikum dan proses praktikum. Pembekalan secara kelembagaan oleh Prodi D.IV dan Laboratorium Pekerjaan Sosial. Pembekalan juga melibatkan pihak luar berasal dari instansi Dinas Sosial, Pemerintah Daerah maupun dari perwakilan kepala wilayah lokasi praktikum.

D. Pengantaran Mahasiswa ke Lokasi Praktikum

Pengantaran mahasiswa peserta praktikum I dilakukan sampai diterima secara resmi di Kecamatan dan kemudian akan menuju kelurahan masing-masing.

E. Kegiatan Lapangan Mahasiswa

Kegiatan lapangan pada mahasiswa praktikum I dilakukan selama 14 minggu secara concurrent (mahasiswa hanya menetap di lokasi praktikum pada hari yang telah ditentukan yaitu Hari Rabu sd Sabtu dan dimungkinkan diadakan pada hari minggu jika diperlukan. (Lihat proses praktikum).

(16)

Tugas Praktikan :

NO. TUGAS PRAKTIKAN HASIL YANG DIHARAPKAN Prakiraan Waktu

Tahap Persiapan

1. Mengikuti pembekalan Kejelasan mengenai pedoman praktikum 12 hari 2. Bimbingan pra lapangan dengan

dosen pembimbing:

a. Bimbingan teori/ konsep dan keterampilan yang akan diterapkan

b. Bimbingan studi literatur c. Membuat rencana kerja yang

sesuai dengan gambaran kondisi lokasi

a. Mahasiswa memahami tugas-tugas praktik yang akan dilakukan b. Mahasiswa mampu mempraktikkan

keterampilan mikro dan makro c. Sebuah laporan hasil studi yang berisi

tentang :

1) Karakteristik desa/ kelurahan 2) Asset komunitas/ masyarakat 3) Masalah sosial

4) Penyandang masalah kesejahteraan sosial

5) Potensi dan sumber kesejahteraan sosial

6) Kebijakan dan program pemerintah tentang penanganan masalah kesejahteraan sosial

7) Kerangka Pengetahuan, nilai dan keterampilan-keterampilan pada Praktik mikro dan makro d. Sebuah matriks rencana kerja yang

memuat : 1) No, 2) Tujuan, 3) Kegiatan,

4) Batas waktu penyelesaian, 5) Keterangan.

e. Instrumen pendataan PMKS dan PSKS serta instrumen untuk memahami kebijakan dan program

Tahap Pelaksanaan

3. Pertemuan dengan aparat desa/

kelurahan

a. Kejelasan dan dukungan aparat terhadap rencana kerja praktikan.

b. Surat Pengantar Kepala Desa/ Kel untuk RT/RW

4. Membangun relasi profesional dengan populasi kelompok sasaran dan

lingkungan sosialnya

Adanya kepercayaan, penerimaan dan kerjasama dari populasi kelompok sasaran dan lingkungan sosialnya

(17)

5. Mengumpulkan data ke setiap RT/RW melalui studi dokumentasi, community involvement,

community meeting, dll.

a. Tersosialisasikannya konsep PMKS dan PSKS di setiap RT/RW (termasuk tokoh masyarakat yang diundang hadir).

b. Gambaran umum (profil desa/kelurahan) c. Gambaran aset komunitas

d. Data PMKS dan PSKS di setiap RT/RW serta kebijakan dan program sesuai instrumen yang sudah disusun.

e. Hasil asesmen awal

6. Melakukan asesmen melalui wawancara, observasi, community involvement, community meeting, dll, kepada PMKS

a. Catatan proses dan catatan ringkas hasil wawancara, observasi, dll b. Laporan profil PMKS

c. Hasil asesmen terhadap PMKS

28 hari

7. Melakukan wawancara, observasi community involvement, community meeting, dll, kepada PSKS

a. Catatan proses dan catatan ringkas hasil wawancara, observasi, dll b. Laporan profil PSKS

c. Hasil asesmen terhadap PSKS

8. Melakukan wawancara, observasi community involvement, community meeting, dll, kepada user (beneficiaries), stakeholder, policy maker dan policy

implementer)

a. Catatan proses dan catatan ringkas hasil wawancara, observasi, dll b. Laporan profil kebijakan dan program.

c. Hasil asesmen terhadap kebijakan dan program

Tahap Pengakhiran

9. Menyiapkan presentasi desa/

kelurahan

a. Tersusunnya laporan bahan presentasi b. Daftar undangan

c. Surat undangan yang ditandatangani kepala desa/ kelurahan

d. Susunan acara

e. Pembagian kerja untuk presentasi

4 hari

10. Melaksanakan presentasi hasil praktikum di desa/ kelurahan

a. Persentase peserta presentasi yang hadir dibanding yang diundang lebih dari 50 %.

b. Respon positif peserta presentasi c. Tersusunnya hasil presentasi

1 hari

11. Menindaklanjuti hasil presentasi a. Perbaikan laporan hasil presentasi b. Adanya upaya rujukan PMKS dari

praktikan bersama tokoh masyarakat kepada sumber pelayanan sosial

4 hari

12. Menyusun laporan akhir untuk tingkat kelurahan dan kota serta persiapan acara perpisahan

a. Laporan kelompok yang akan diserahkan ke kelurahan dan kota b. Rencana acara perpisahan di tingkat

kelurahan maupun di tingkat kota

3 hari

(18)

F. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan praktikum dilakukan setelah praktikan menyelesaikan proses praktikum. Laporan yang disusun meliputi laporan individu dan laporan kelompok, yang akan dibimbing oleh supervisor. (Sistematika laporan individu maupun kelompok lihat lampiran)

G. Ujian Praktikum

Ujian praktikum dilakukan paling lama 10 hari setelah praktikum selesai.

Mahasiswa/praktikan akan mendapatkan bimbingan dari supervisor untuk mempersiapkan laporan individu yaang akan diujikan.

13. Perpisahan dengan aparat dan tokoh masyarakat di desa/

kelurahan.

a. Kesan positif aparat dan tokoh masyarakat terhadap kehadiran praktikan STKS.

b. Diserahkannya laporan kelompok kepada Kepala Desa/ Kelurahan

1 hari

Tahap Pasca Lapangan

14. Bimbingan finalisasi penyusunan laporan praktikum

a. Melakukan bimbingan penulisan dengan supervisor yang telah ditunjuk hingga mendapat persetujuan untuk dapat mengikuti ujian lisan praktikum b. Mendaftar ujian lisan praktikum di

Labpeksos

12 hari

15. Ujian Lisan Praktikum Mengikuti ujian lisan sesuai dengan jadwal ujian lisan yang telah ditentukan Labpeksos

2 hari 16. Penyempurnaan, pengesahan dan

penyerahan laporan praktikum

a. Melakukan bimbingan dengan

pembimbing penulisan hingga mendapat pesetujuan bahwa laporan praktikum telah diperbaiiki dan disempurnakan sesuai dengan catatan perbaikan.

b. Mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari penguji lisan praktikum c. Menjilid, menggandakan dan

menandatangankan kepada pembimbing penulisan dan Kepala Prodi Sarjana Terapan

d. Menyerah laporan yang telah

ditandatangani pembimbing dan kepala prodik, kepada Labpeksos dan perpustakaan yang dilengkapi dengan soft file berupa CD.

12 hari

(19)

H. Evaluasi Praktikum

Evaluasi kegiatan praktikum mencakup evaluasi keseluruhan proses praktikum, yang meliputi:

1. Ketercapaian tujuan praktikum (evaluasi hasil) dan kesesuaian pelaksanaan praktikum dengan kompetensi (evaluasi proses).

2. Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa mencakup: penilaian praktek di lapangan, pemeriksaan catatan dan laporan, penilaian proses dan hasil kerja praktikan, penilaian laporan melalui ujian lisan yang dilaksanakan paling lambat 10 hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan praktikum lapangan.

3. Evaluasi terhadap proses supervisi oleh dosen pembimbing (supervisor) dan Liaison.

(20)

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1:

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM

I. TUGAS PRAKTIKAN: PERTEMUAN DENGAN APARAT DESA/ KELURAHAN

II. TUGAS PRAKTIKAN: MENGUMPULKAN DATA TENTANG PMKS DAN PSKS DI SETIAP RT/RW

III. TUGAS PRAKTIKAN: MELAKUKAN WAWANCARA DAN OBSERVASI KEPADA PMKS DAN PSKS

Hasil yang diharapkan

Kegiatan

Kejelasan dan dukungan aparat terhadap rencana kerja praktikan.

Mengadakan pertemuan dengan aparat Desa/ Kelurahan:

1. Menjelaskan maksud dan tujuan

2. Menjelaskan matriks rencana kegiatan praktikum kepada aparat Desa/ Kelurahan

Hasil yang diharapkan

Kegiatan

Diperolahnya data PMKS dan PSKS di setiap RT/RW by name by address (bnba)

1. Mensosialisasikan konsep PMKS dan PSKS di setiap RW

2. Melakukan pengumpulan data tentang PMKS dan PSKS di setiap RT/RW berdasarkan instrumen yang telah disusun, contoh: lihat lampiran

Hasil yang diharapkan

Kegiatan

Catatan proses dan catatan ringkas hasil wawancara dan observasi tentang PMKS.

1. Melakukan wawancara dan observasi

2. Menyusun laporan hasil wawancara dan observasi:

a. Catatan proses hasil wawancara dan observasi, contoh: lihat lampiran

b. Catatan ringkas hasil wawancara dan observasi, contoh: lihat lampiran

c. Pedoman wawancara untuk PMKS, contoh: lihat lampiran d. Pedoman observasi untuk PMKS, contoh: lihat lampiran

(21)

IV. TUGAS PRAKTIKAN: MENYIAPKAN PRESENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

V. TUGAS PRAKTIKAN : MELAKSANAKAN PRESENTASI HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM Hasil yang

diharapkan

Kegiatan

Menyiapkan presentasi hasil kegiatan praktikum

1. Menyusun presentasi kegiatan praktikum (disusun berdasarkan sistematika laporan) contoh:

Bab I : Pendahuluan

A. Tujuan dan Manfaat Praktikum B. Ruang Lingkup Praktikum C. Sasaran Praktikum Bab II : Penyajian Data PMKS dan PSKS

Bab III : Analisis Data PMKS dan PSKS

Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi

2. Mengidentifikasi peserta presentasi yang akan diundang 3. Membuat undangan untuk peserta presentasi ditandatangani

Kepala Desa/ Kelurahan 4. Mengirimkan undangan

5. Membuat susunan acara Presentasi hasil kegiatan praktikum Catatan tentang

profil Potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS)

1. Mengumpulkan data tentang profil Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dilakukan melalui wawancara dan observasi.

2. Menyusun laporan hasil wawancara dan observasi ;

a. Catatan proses hasil wawancara dan observasi, contoh : lihat lampiran

b. Catatan ringkas hasil wawancara dan observasi contoh : lihat lampiran

c. Pedoman wawancara untuk PMKS, contoh : lihat lampiran d. Pedoman observasi untuk PSKS, contoh : lihat lampiran

Hasil yang diharapkan

Kegiatan

Persentase peserta presentasi yang hadir dibanding yang diundang lebih dari 50

%.

1. Membuat daftar hadir peserta presentasi/community meeting hasil kegiatan praktikum

2. Membuat berita acara presentasi, contoh: lihat lampiran 3. Menyusun hasil presentasi,:

Laporan Hasil Presentasi:

(22)

VI. TUGAS PRAKTIKAN: MENINDAKLANJUTI HASIL PRESENTASI

VII. TUGAS PRAKTIKAN : MENYUSUN LAPORAN AKHIR DAN PERSIAPAN ACARA PERPISAHAN

1. Proses pelaksanaan presentasi (menggambarkan kegiatan- kegiatan yang dilakukan di dalam presentasi dari awal sampai akhir, hambatan dan kemudahan yang dialami di dalam kegiatan presentasi).

2. Pertanyaan-pertanyaan dari peserta presentasi.

3. Saran-saran dari peserta presentasi.

4. Menentukan permasalahan yang signifikan.

Hasil yang diharapkan

Kegiatan

Adanya upaya rujukan PMKS dari praktikan bersama tokoh masyarakat kepada sumber pelayanan sosial.

1. Identifikasi PMKS yang mungkin untuk dirujuk a. Adanya kesediaan/ kesiapan untuk dirujuk.

b. Kesiapan / ijin keluarga PMKS yang akan dirujuk.

c. Berapa jumlah PMKS yang akan dirujuk.

d. Prioritas PMKS yang akan dirujuk

2. Mencari informasi tentang lembaga pelayanan sosial yang akan dijadikan rujukan PMKS. Lembaga pelayanan sosial yang sesuai dengan permasalahan PMKS misalnya: nama lembaga, alamat, persyaratan rekruitmen, dll.

3. Mempersiapkan surat (administrasi) rujukan a. Surat pernyataan PMKS/ Keluarga PMKS

b. Surat rekomendasi dari RT/RW (disetujui oleh Kepala Desa/Lurah )

4. Menghubungi lembaga yang akan dirujuk

Hasil yang diharapkan

Kegiatan

Laporan kelompok dan Rencana Acara Perpisahan.

1. Menyusun laporan kelompok, Contoh: Lihat lampiran 2. Menyusun acara perpisahan.

Contoh:

RENCANA ACARA PERPISAHAN

Rencana acara perpisahan yang memuat hal-hal sebagai berikut : a. Membentuk panitia penyelenggara perpisahan diantara praktikan

(ketua, sekretaris dan seksi-seksi yang diperlukan)

(23)

VIII. TUGAS PRAKTIKAN: MENYUSUN LAPORAN AKHIR INDIVIDU

b. Menentukan waktu dan lokasi kegiatan perpisahan bersama pihak berwenang

c. Menentukan dan mengundang pihak/orang yang akan hadir dalam acara perpisahan

d. Menentukan dan mempersiapkan orang yang akan memberikan sambutan pada acara perpisahan (perwakilan praktikan, pihak yang berwenang, dan masyarakat)

e. Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan dalam acara perpisahan (soundsystem, konsumsi, kursi, dsb)

f. Mempersiapkan bahan laporan praktikan yang akan disampaikan kepada pihak berwenang

g. Menyusun acara perpisahan (pembukaan, sambutan-sambutan dan doa)

HASIL YANG DIHARAPKAN

KEGIATAN

Laporan akhir individu selama mengikuti kegiatan praktikum

Menyusun laporan individu Contoh: lihat lampiran

(24)

Lampiran 2:

KONSEPSI

PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DAN POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL (PSKS)

A. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Banyak nomenklatur untuk menyebut orang, keluarga, kelompok masyarakat yang menjadi sasaran pekerjaan sosial, seperti klien, kelayan, penerima manfaat (PM), pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS), penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan target grup. Dalam pedoman nomenklatur yang digunakan I adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan Dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dan Potensi Dan Sumber Kesejahteraan Sosial.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar (Pasal 1 ayat 3,Permensos Nomor 8 Tahun 2012)

Jenis PMKS terdiri atas:

1. Anak balita telantar adalah seorang anak berusia 5 (lima) tahun ke bawah yang ditelantarkan orang tuanya dan/atau berada di dalam keluarga tidak mampu oleh orang tua/keluarga yang tidak memberikan pengasuhan, perawatan, pembinaan dan perlindungan bagi anak sehingga hak-hak dasarnya semakin tidak terpenuhi serta anak dieksploitasi untuk tujuan tertentu.

2. Anak terlantar adalah seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga.

3. Anak yang berhadapan dengan hukum adalah orang yang telah berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun, meliputi anak yang disangka, didakwa, atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana dan anak yang menjadi korban tindak pidana atau yang melihat dan/atau mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana.

(25)

4. Anak jalanan adalah anak yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan, dan/atau anak yang bekerja dan hidup di jalanan yang menghasilkan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari.

5. Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun yang mempunyai kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani maupun sosialnya secara layak, yang terdiri dari anak dengan disabilitas fisik, anak dengan disabilitas mental dan anak dengan disabilitas fisik dan mental.

6. Anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah adalah anak yang terancam secara fisik dan nonfisik karena tindak kekerasan, diperlakukan salah atau tidak semestinya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sosial terdekatnya, sehingga tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial.

7. Anak yang memerlukan perlindungan khusus adalah anak yang berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun dalam situasi darurat, dari kelompok minoritas dan terisolasi, dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, diperdagangkan, menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), korban penculikan, penjualan, perdagangan, korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, yang menyandang disabilitas, dan korban perlakuan salah dan penelantaran.

8. Lanjut usia telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

9. Penyandang disabilitas adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama dimana ketika berhadapan dengan berbagai hambatan hal ini dapat mengalami partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya.

10. Tuna Susila adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang sah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi atau jasa.

11. Gelandangan adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai pencaharian dan tempat tinggal yang tetap serta mengembara di tempat umum.

12. Pengemis adalah orang-orang yang mendapat penghasilan meminta-minta ditempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain.

(26)

13. Pemulung adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cara memungut dan mengumpulkan barang-barang bekas yang berada di berbagai tempat pemukiman pendudukan, pertokoan dan/atau pasar-pasar yang bermaksud untuk didaur ulang atau dijual kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis.

14. Kelompok Minoritas adalah kelompok yang mengalami gangguan keberfungsian sosialnya akibat diskriminasi dan marginalisasi yang diterimanya sehingga karena keterbatasannya menyebabkan dirinya rentan mengalami masalah sosial, seperti gay, waria, dan lesbian.

15. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) adalah seseorang yang telah selesai menjalani masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri kembali dalam kehidupan masyarakat, sehingga mendapat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara normal.

16. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah seseorang yang telah dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS dan membutuhkan pelayanan sosial, perawatan kesehatan, dukungan dan pengobatan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.

17. Korban Penyalahgunaan NAPZA adalah seseorang yang menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya diluar pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter yang berwenang.

18. Korban trafficking adalah seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi dan/atau sosial yang diakibatkan tindak pidana perdagangan orang.

19. Korban tindak kekerasan adalah orang baik individu, keluarga, kelompok maupun kesatuan masyarakat tertentu yang mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi, bentuk-bentuk kekerasan lainnya ataupun dengan membiarkan orang berada dalam situasi berbahaya sehingga menyebabkan fungsi sosialnya terganggu.

20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) adalah pekerja migran internal dan lintas negara yang mengalami masalah sosial, baik dalam bentuk tindak kekerasan, penelantaran, mengalami musibah (faktor alam dan sosial) maupun mengalami disharmoni sosial karena ketidakmampuan menyesuaikan diri di negara tempat bekerja sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya terganggu.

21. Korban bencana alam adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor terganggu fungsi sosialnya.

(27)

22. Korban bencana sosial adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.

23. Perempuan rawan sosial ekonomi adalah seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

24. Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.

25. Keluarga bermasalah sosial psikologis adalah keluarga yang hubungan antar anggota keluarganya terutama antara suami-istri, orang tua dengan anak kurang serasi, sehingga tugas-tugas dan fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan wajar.

26. Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial ekonomi, maupun politik.

B. POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PSKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan sosial. (Pasal 1 ayat 4, Permensos Nomor 8 Tahun 2012)

Jenis PSKS terdiri atas:

1. Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman Praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.

2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial serta didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi di bidang kesejahteraan sosial.

3. Taruna Siaga Bencana (Tagana) adalah seorang relawan yang berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana.

(28)

4. Lembaga Kesejahteraan Sosial selanjutnya disebut LKS adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

5. Karang Taruna adalah Organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.

6. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga selanjutnya disebut (LK3) adalah Suatu Lembaga/Organisasi yang memberikan pelayanan konseling, konsultasi, pemberian/penyebarluasan informasi, penjangkauan, advokasi dan pemberdayaan bagi keluarga secara profesional, termasuk merujuk sasaran ke lembaga pelayanan lain yang benar-benar mampu memecahkan masalahnya secara lebih intensif.

7. Keluarga pioner adalah keluarga yang mampu mengatasi masalahnya dengan cara-cara efektif dan bisa dijadikan panutan bagi keluarga lainnya.

8. Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut (WKSBM) adalah Sistim kerjasama antar keperangkatan pelayanan sosial di akar rumput yang terdiri atas usaha kelompok, lembaga maupun jaringan pendukungnya.

9. Wanita pemimpin kesejahteraan sosial adalah wanita yang mampu menggerakkan dan memotivasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial di lingkungannya.

10. Penyuluh Sosial :

a. Penyuluh Sosial Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

b. Penyuluh Sosial Masyarakat adalah tokoh masyarakat (baik dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh wanita, tokoh pemuda) yang diberi tugas, tanggung jawab wewewang dan hak oleh pejabat yang berwenang bidang kesejahteraan sosial (pusat dan daerah) untuk melakukan kegiatan penyuluhan bidang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

11. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan yang selanjutnya disebut TKSM adalah Tenaga inti pengendali kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di kecamatan.

12. Dunia usaha adalah organisasi yang bergerak di bidang usaha, industri atau produk barang atau jasa serta Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, serta/atau wirausahawan beserta jaringannya yang peduli dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial.

(29)

Lampiran 3

PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI (contoh)

DESA/ KELURAHAN : KECAMATAN : KABUPATEN/KOTA :

A. Kondisi Geografi : deskripsikan tentang letak, ketinggian, batas wilayah, pembagian wilayah, kondisi wilayah/ tanah dlsbnya

B. Kondisi Demografi : deskripsikan jumlah pendiduk berdasarkan jenis kelamin, KK, usia, pendidikan, mata pencaharian, pertumbuhan penduduk dlsnya

C. Tingkat Pendapatan Penduduk : deskripsikan bagaimana pendapatan rata-rata penduduk, pemerataan pendapatan, kondisi perekonomian penduduk, dsb.

D. Kondisi Perumahan : deskripsikan kondisi perumahan secara umum misalnya permanen, tidak permanen, jarak antar rumah, kondisi air bersih, kesehatan perumahan, saluran limbah rumah tangga,dsb.

E. Sosiografi : meliputi gambaran tentang:

1. Sistem Nilai Budaya seperti tradisi, kebiasaan, budaya, norma-norma masyarakat, sistem kontrol sosial atas penyimpangan nilai, kehidupan beragama, dsb.,

2. Kehidupan Interaksi Sosial Masyarakat seperti kehidupan kerja sama, komunikasi antar anggota, keeratan hubungan antar anggota masyarakat, dinamika kehidupan sosial masyarakat yang nampak melalui berbagai aktivitas keseharian, (termasuk konflik sosial dan penyelesainya).

3. Sistem Pengelompokan Masyarakat : deskripsikan berbagai macam pengelompokan masyarakat tersebut, seperti pengelompokan berdasarkan pekerjaan, misalnya kelompok tani, pedagang, pengrajin, dsb. Pengelompokan berdasarkan tingkat ekonomi, keagamaan, pengelompokan-pengelompokan tradisional, kelompok yang memberikan sistem dukungan alamiah, maupun pengelompokan-pengelompokan lain seperti arisan, PKK, pengelompokan berdasarkan tempat tinggal, Keolahragaan, Kepemudaan,dsb.

F. Sarana dan prasarana umum: deskripsikan sarana dan prasarana umum yang ada di desa/ kelurahan tersebut.

G. Program-program pembangunan masyarakat atau kesejahteraan sosial atau pelayanan sosial: deskripsikan program atau kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial baik yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan pemerintah desa.

H. Jumlah PMKS

(30)

Tabel ….

Data PMKS di Desa….

Tahun ...

Sumber: Hasil Observasi

Catatan : Untuk pengisian jumlah PMKS, pilihlah sesuai dengan kategori numerasinya (jiwa, KK atau RT)

NO JENIS PMKS Jumlah

L P Jiwa KK RT

1 Anak Balita Terlantar 2 Anak Terlantar

3 Anak yang Berhadapan dengan Hukum 4 Anak Jalanan

5 Anak dengan Kedisabilitasann(ADK) 6 Anak yang menjadi korban tindak

kekerasan atau diperlakukan salah 7 Anak yang memerlukan perlindungan

khusus

8 Lanjut Usia Terlantar 9 Penyandang Disabilitas 10 Tuna Susila

11 Gelandangan 12 Pengemis 13 Pemulung

14 Kelompok Minoritas

15 Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan

16 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 17 Korban Penyalahgunaan Napza 18 Korban Trafficking

19 Korban Tindak Kekerasan

20 Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS)

21 Korban Bencana Alam 22 Korban Bencana Sosial

23 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 24 Fakir Miskin

25 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 26 Komunitas Adat Terpencil

Jumlah

(31)

Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Data dan informasi tentang PSKS meliputi:

1. Pekerja Sosial Profesional 2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 3. Taruna Siaga Bencana (Tagana)

4. Penyuluh Sosial Fungsional dan Penyuluh Sosial Masyarakat 5. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

6. Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS) 7. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)

8. Karang Taruna

9. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga selanjutnya disebut (LK3) 10. Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis Masyarakat (WKSBM) 11. Dunia usaha

12. Keluarga pioner Keterangan

1 – 6 Deskripsikan jumlah, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, sudah berapa lama, kegiatan/ program yang telah dilakukan dan hasilnya 7 – 11 Deskripsikan sejarah, kepengurusan dan keanggotaan, kepemimpinan,

adaministrasi dan keuangan, kemampuan SDM, program kegiatan yang dilakukan dan hasilnya serta keberlangsungan hidup organisasi.

12 Deskripsikan jumlah, kondisi sosial ekonominya, program/kegiatan yang dilakukan dan hasilnya.

Catatan : Materi Pedoman Studi Dokumentasi bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

(32)

Lampiran 4

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PMKS (Contoh)

1. Initial Nama Responden :

2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

3. Umur :

4. Pendidikan :

5. Status perkawinan :

6. Agama :

7. Alamat Tempat Tinggal : 8. Masalah yang dialami:

9. Pelayanan yang sudah diperoleh dan apa hasilnya

10. Jika belum mendapatkan pelayanan bagaimana mengatasi masalah tersebut:

11. Reaksi keluarga terhadap masalah yang dialami PMKS:

12. Dukungan Sosial (keluarga, lingkungan, tokoh masyarakat, aparat desa) yang diperoleh PMKS:

13. Hambatan yang dialami PMKS dalam mengatasi permasalahan 14. Potensi yang dimiliki PMKS (fisik, psikologis, intelektual, dan sosial):

15. Pemahaman PMKS tentang pelayanan sosial yang belum diakses:

16. Harapan PMKS terhadap permasalahannya:

17. Upaya yang dilakukan PMKS untuk mencapai harapan:

Catatan :

1. Materi Pedoman wawancara bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan proses wawancara

2. Wawancara dengan salah satu PMKS terpili, sekurang-kurang 2 responden dengan karakteristik yang berbeda.

Misal: PMKS disabilitas, responden 2 (L/P; netra/tubuh; mental/tuna rungu dlsbnya) PMKS Anak terlantar, responden 2 (L/P; masih punya ortu/ tidak dls)

(33)

LAMPIRAN 5

PEDOMAN OBSERVASI UNTUK PMKS (Contoh)

1. Lingkungan Rumah Tempat Tinggal

2. Fasilitas, sarana dan prasarana lingkungan fisik (kamar tidur, MCK, dll) 3. Jarak tempat tinggal dengan sarana pelayanan umum

4. Interaksi PMKS dengan anggota keluarga 5. Relasi sosial PMKS dengan lingkungan sekitar 6. Ekspresi PMKS terhadap praktikan

7. Akivitas PMKS dalam kehidupan sehari-hari (penggunaan waktu luang, makan dan tidur)

8. Aktivitas keluarga PMKS dalam kehidupan sehari-hari

9. Permasalahan yang ada di wilayah praktikum (rincian data PMKS/PSKS yang ada di Kelurahan/Desa)

Catatan : Materi pedoman observasi bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan proses observasi

(34)

LAMPIRAN 6

CATATAN PROSES HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI (Contoh)

Topik Wawancara :

Nama PMKS :

Hari/Tanggal :

Tujuan Wawancara :

Yang diwawancarai,

(Nama Jelas)

Bandung, ………..

Pewawancara,

(Nama Jelas) NO ISI WAWANCARA

HAMBATAN DAN PERASAAN PEWANCARA

KOMENTAR SUPERVISOR

1.

2.

P : ………..

YD : ………...

P : ………

YD : ………...

Dst …

(35)

LAMPIRAN 7

CATATAN RINGKAS HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI (Contoh)

Bandung, ...

Pewancara,

(Nama Jelas) TOPIK WAWANCARA :

NAMA PMKS :

HARI/TANGGAL : TEMPAT WAWANCARA : TUJUAN WAWANCARA : ISI WAWANCARA :

(36)

LAMPIRAN 8

BERITA ACARA PRESENTASI LAPORAN PRAKTIKUM

Pada hari ini …………., tanggal/bulan/tahun, jam …….. telah dilaksanakan presentasi praktikum Pengenalan Masalah, Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di Masyarakat Program Studi Diploma-IV Pekerjaan Sosial STKS Bandung bertempat di

……… dengan susunan acara terlampir.

Jumlah peserta yang hadir : ……… orang (daftar hadir terlampir)

Jumlah yang tidak hadir : ……… orang

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui : Kepala Desa/ Kelurahan

( )

Ketua Kelompok Praktikan

( )

(37)

LAMPIRAN 9

SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR KELOMPOK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN, yang berisi : A. Latar Belakang

B. Tujuan dan manfaat praktikum C. Sasaran kegiatan praktikum D. Waktu dan lokasi praktikum E. Proses praktikum

F. Sistematika laporan

BAB II : KAJIAN LITERATUR, yang berisi :

A. Konsep/teori yang relevan dengan masalah kesejahteraan sosial yang dipilih dan dilengkapi dengan indikatornya.

B. Kebijakan penanganan masalah kesejahteraan sosial yang relevan dengan masalah kesejahteraan sosial yang dipilih.

C. Sistem sumber kesejahteraan sosial yang relevan dengan masalah kesejahteraan sosial yang dipilih.

BAB III. DESKRIPSI HASIL STUDI LAPANGAN

A. Gambaran umum lokasi praktikum dan rencana kerja, yang berisi : 1. Kondisi Geografi

2. Kondisi Demografi

3. Tingkat Pendapatan Penduduk 4. Kondisi Perumahan

5. Kondisi Sosiografi : meliputi a. Gambaran Sistem Nilai Budaya

b. Kehidupan Interaksi Sosial Masyarakat c. Sistem Pengelompokan Masyarakat 6. Sarana dan prasarana umum

7. Program-program pembangunan masyarakat atau kesejahteraan sosial atau pelayanan sosial.

(38)

B. Deskripsi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi/Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di lokasi praktikum yang berisi :

1. Deskripsi empiris berbagai jenis Penyandang Masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

2. Deskripsi empiris potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS).

C. Deskripsi kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial di lokasi praktikum yang berisi :

1. Deskripsi empiris kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial oleh pemerintah.

2. Deskripsi empiris kebijakan dan program penanganan kesejahteraan sosial oleh masyarakat/orsos.

BAB IV. PEMBAHASAN, yang berisi:

A. Analisis masalah kesejahteraan sosial yang dipilih

B. Analisis kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial C. Analisis potensi dan sumber kesejahteraan sosial

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, yang berisi:

A. Kesimpulan

Gambaran ringkas keterkaitan masalah kesejahteraan sosial, kebijakan dan potensi/ sumber kesejahteraan sosial

B. Rekomendasi

Saran bagi pemerintah dan masyarakat setempat terhadap penanganan masalah kesejahteraan sosial

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(39)

LAMPIRAN 10

SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR INDIVIDU KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN, yang berisi : D. Latar Belakang

E. Tujuan dan manfaat praktikum F. Sasaran kegiatan praktikum G. Waktu dan lokasi praktikum

H. Proses praktikum (secara garis besar) I. Sistematika Laporan

BAB II : KAJIAN LITERATUR, yang berisi :

A. Konsep/teori yang relevan dengan masalah kesejahteraan sosial yang dipilih dan dilengkapi dengan indikatornya.

B. Kebijakan penanganan masalah kesejahteraan sosial yang relevan dengan masalah kesejahteraan sosial yang dipilih.

C. Sistem sumber kesejahteraan sosial yang relevan dengan masalah kesejahteraan sosial yang dipilih.

BAB III DESKRIPSI HASIL STUDI LAPANGAN

A. Gambaran umum lokasi praktikum dan rencana kerja, yang berisi : 1. Kondisi Geografi

2. Kondisi Demografi

3. Tingkat Pendapatan Penduduk 4. Kondisi Perumahan

5. Kondisi Sosiografi : meliputi a. Gambaran Sistem Nilai Budaya

b. Kehidupan Interaksi Sosial Masyarakat c. Sistem Pengelompokan Masyarakat 6. Sarana dan prasarana umum

7. Program-program pembangunan masyarakat atau kesejahteraan sosial atau pelayanan sosial.

B. Deskripsi PMKS dan PSKS di lokasi praktikum, yang berisi:

1. Deskripsi empiris PMKS terpilih 2. Deskripsi empiris PSKS

C. Deskripsi kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial yang sesuai dengan PMKS terpilih yang berisi :

(40)

1. Deskripsi empiris kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial oleh pemerintah

2. Deskripsi empiris kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial oleh masyarakat/orsos

BAB IV. PEMBAHASAN, yang berisi:

A. Analisis masalah kesejahteraan sosial yang dipilih

B. Analisis kebijakan dan program penanganan masalah kesejahteraan sosial C. Analisis potensi dan sumber kesejahteraan sosial

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, yang berisi:

A. Kesimpulan

Gambaran ringkas keterkaitan masalah kesejahteraan sosial, kebijakan dan potensi/ sumber kesejahteraan sosial

B. Rekomendasi

Saran bagi pemerintah dan masyarakat setempat terhadap penanganan masalah kesejahteraan sosial

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

 Catatan proses hasil wawancara dan observasi

 Catatan ringkas hasil wancara dan observasi

 Foto

 Dokumen pendukung lainnya yang relevan

(41)

Lampiran 11

DAFTAR HADIR PROSES BIMBINGAN

Hari/Tanggal :………

Bimbingan ke :………

Desa/Kelurahan :………

Tempat Bimbingan :………

No NRP Nama Hadir Tidak

Hadir Catatan Supervisor

Bandung, ………2017

(Nama Supervisor)

(42)

Lampiran 12

DAFTAR PENILAIAN PENDAMPING LOKAL PRAKTIKUM I

Lampiran 13

DAFTAR PENILAIAN LIAISON PRAKTIKUM I

(43)

Lampiran 14

DAFTAR PENILIAN SUPERVISOR PRAKTIKUM I

Lampiran 15

DAFTAR PENILAIAN UJIAN LISAN PRAKTIKUM I

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan selalu mengalami peningkatan tetapi dari Profitabilitas Bank Panin Dubai Syariah selalu mengalami penurunan dan hal ini tidak sesuai

Peserta didik kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, istilah-istilah sains kurang tepat. 4 3 2 1 100 maksimum skor

Dari hasil pengolahan data didapatkan coverage area sistem jaringan sensor yang optimal menggunakan metode simulasi Algoritma Genetika.. Berdasarkan pemodelan jaringan sensor

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden adalah seorang ibu rumah tangga (50,7%) dan jika dilihat dari distribusi frekuensi proporsi antara jenis pekerjaan

a) Literasi : Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka dibagikan teks bahan bacaan terkait

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Alloh SWT serta atas segala rahmat dan karunia-nya pada penulis, akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan Tesis

Menurut sintesis dari BAB II mengenai kajian teori, telah dijelaskan bahwa pola asuh orang tua merupakan segala perlakuan yang diberikan orang tua dalam

Aplikasi ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi Pendidikan Lingkungan Hidup tentang bencana alam dengan menonjolkan objek gambar, suara, animasi