• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI IMPLEMENTASI AKUNTANSI AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI IMPLEMENTASI AKUNTANSI AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IMPLEMENTASI AKUNTANSI AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108

( Studi Kasus Pada PT Asuransi Takaful Keluarga)

HASNARIA BANGU 10573 04348 13

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2017

(2)

( Studi Kasus Pada PT Asuransi Takaful Keluarga)

HASNARIA BANGU 10573 04348 13

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2017

(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

.Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan ) yang lain

Dan hanya kepada Tuhan-Lah hendaknya kamu berharap (Q.S : AL– INSYIRAH ayat 6-8)

Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan.

Herodotus

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

(6)

viii

SE,MM (Pembimbing I) Dan Bapak Andi Arman,. SE.M.Si.Ak.Ca (Pembimbing II) Asuransi Takaful Keluarga merupakan asuransi yang bergerak di bidang jasa asuransi jiwa syariah melalui layanan manajemen risiko dan perencanaan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dalam rangka memberikan solusi dan pelayanan terbaik untuk kepentingan masyarakat. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan sekunder. Dalam menganalisis data, peneliti menganalisis data melalui triangulasi, triangulasi sumber data dengan membandingkan data yang diamati dengan hasil wawancara, serta membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang relevan dalam rangka mendukung dan sesuai dengan hasil penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrak yang digunakan dalam PT Asuransi Takaful Keluarga adalah akad tabaru’ dan tijari. Kontrak antara pelanggan dan perusahaan sebagai layanan manajemen risiko di PT Asuransi Takaful Keluarga adalah tijari. Penggunaan kontrak tijari terdiri dari mudharabah, mudharabah musytarakah dan wakalah bil ujrah di PT Takaful Keluarga dapat diimplementasikan pada hampir semua produk yang memiliki unsur manajemen risiko dalam bentuk tabungan serta investasi aman sesuai dengan syariah Islam.

Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang dilakukan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga sudah berdasarkan PSAK 108.

Kata Kunci : Asuransi, Asuransi Syariah, Wakalah bil Ujrah Syariah dan PSAK 108.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alakum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya proposal yang berjudul

“Implementasi Akuntansi Akad Wakalah Bil Ujrah Perusahaan Asuransi Syariah Berdasarkan PSAK 108 Pada PT Asuransi Tafakul Keluarga” dapat diselesaikan.

Semoga skripsi sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya skripsi yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya khususnya pada lingkungan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan beserta seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE.,M.Si,Ak.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Bapak dan Ibu Dosen jurusan akuntansi yang telah membimbing dalam kelancaran kegiatan perkuliahan sampai akhir penyelesaian studi.

(8)

vii

diberikan demi kesempurnaan proposal ini.

6. PT. Asuransi Takaful Keluarga, Ibu Kamriah, ST selaku Agency Director dan Ibu Herawati yang telah memberi izin meneliti serta membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

7. Keluarga, atas doa dan dukungannya selama penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan semua pihak tersebut diatas, skripsi ini tidak perna terselesaikan dengan baik.

Demikian penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi Almamater khususnya dan masyarakat akademik pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraakatu

Makassar, 7 Oktober 2017

Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Landasan Teori Asuransi ... 6

B. Landasan Teori Asuransi Syariah ... 7

C. Akad Wakalah Bil Ujrah... 17

D. PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah ... 21

E. Penelitian Terdahulu ... 25

F. Kerangka Pikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan waktu penelitian ... 28

(10)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 30

A. Gambaran Umum PT Asuransi Takaful Keluarga... 30

B. Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga ... 32

C. Visi Dan Misi PT Asuransi Takaful Keluarga ... 33

D. Produk Investasi PT Asuransi Takaful Keluarga... 33

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Analisi Implementasi Akuntansi Asuransi Syariah PT Asuransi Takaful Keluarga Berdasarkan PSAK 108... 35

B. Pengakuan Dan Pengukuran Pada PT Asuransi Takaful Keluarga ... 37

C. Penyajian Pada PT Asuransi Takaful Keluarga ... 44

D. Pengungkapan Pada PT Asuransi Takaful Keluarga ... 45

E. Penyusunan Laporan Keuangan PT Asuransi Takaful Keluarga... 47

BAB VI KSIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN... 56

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Penelitian Terdahulu... 25

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Neraca...

Lampiran 2 : Laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru’ ...

Lampiran 3 : Laporan perubahan dana tabarru’ ...

Lampiran 4 : Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain...

Lampiran 5 : Laporan perubahan ekuitas ...

Lampiran 6 : Laporan arus kas dari aktivitas investasi ...

Lampiran 7 : Laporan sumber dan penyaluran dana zakat ...

Lampiran 8 : Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan...

Lampiran 9 : Catatan atas laporan keuangan ...

Lampiran 10 : Surat penelitian...

(14)

1

Potensi industri syariah di Indonesia sangat tinggi, mengingat jumlah penduduk muslim Indonesia sangat besar. Pertumbuhan pangsa pasar syariah sendiri juga sudah berkembang pesat. Hal ini juga mampu mendorong sektor keuangan negara baik yang berasal dari perbankan syariah, asuransi syariah, atau lembaga keuangan syariah yang lain. Oleh karena itu, diperlukan peran dan dukungan dari pemerintah dalam memberikan kebijakan-kebijakan terhadap lembaga keuangan syariah, khususnya entitas asuransi syariah agar dengan mudah dapat memperluas jaringan dan menambah pangsa pasarnya tidak hanya di dalam negeri, tapi juga sampai ke luar negeri.

Menurut DSN MUI, Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad Asuransi Syariah dibagi menjadi dua yaitu akad tijarah dan akad tabarru’. Kedua akad ini sangat jelas memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Akad tijarah adalah akad yang merupakan turunan dari pembiayaan mudharabah dimana pihak penanggung atau PT.

Asuransi Syariah menjadi mudharib/pengelola dana peserta atau pihak tertanggung. Perusahaan Asuransi akan mendapat ujrah dari jasa yang disediakan.

(15)

2

Adapun akad tabarru’ merupakan perjanjian atau kesepakatan yang tidak untuk tujuan komersial atau dengan kata lain akad ini berlandaskan tolong -menolong (ta’awuni), kemudian dari akad ini akan memberikan suatu hibah kepada peserta lainnya disaat mengalami musibah dan pihak Asuransi Syariah sebagai pengelola dana hibah tersebut.

Asuransi memiliki beberapa akad perjanjian antara penghimpun dana dan pemberi dana, di antaranya adalah akad mudharabah dan akad wakalah bil ujrah.

Kedua akad tersebut adalah akad yang sering digunakan dalam entitas asuransi syariah. Menurut teori, akad mudharabah dalam PSAK 105 didefinisikan dengan akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.

Menurut DSN MUI, asuransi adalah asuransi jiwa, asuransi kerugian dan reasuransi syariah, dan peserta asuransi atau perusahaan asuransi dalam reasuransi.2 Mudharabah musytarakah boleh dilakukan oleh perusahaan asuransi karena merupakan bagian dari hukum mudharabah. Mudharabah musytarakah dapat diterapkan pada produk asuransi syariah yang mengandung unsur tabungan (saving) maupun non tabungan. Ketentuan Akad yang digunakan adalah mudharabah musytarakah, yaitu perpaduan dari akad mudharabah dan akad musyarakah.

(16)

Mudharabah musytarakah adalah mudharabah di mana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi, di mana pengelola dana (berdasarkan akad musyarakah) menyertakan juga dananya dalam investasi bersama. Pemilik dana musyarakah (musytarik) memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik dana musyarakah.

Akad mudharabah musytarakah dan wakalah bi al-ujrah pada Asuransi Syariah merupakan produk investasi jangka panjang, sehingga perlu dibuat perencanaan dan alokasi dana yang akurat. Sifatnya yang jangka panjang, maka perlu dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian-perjanjian untuk mengatasi hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan. Selain itu kurangnya pemahaman dikalangan masyarakat terhadapat produk dan akad asuransi syariah dikarenakan tidak terdistribusi pengetahuan mengenai prinsip syariah dalam lembaga keuangan syariah yang jelas kepada masyarakat dalam penerapan kehidupan sehari-harinya telah sesuai atau tidak dengan sumber hukum yang melandasinya adalah merupakan masalah utama yang mendasari dasar penelitian ini. Selain itu ke dua akad ini dalam Asuransi Syariah merupakan hal yang sudah cukup lama dipraktikan dalam lembaga asuransi yaitu semenjak dikeluarkan fatwa tentang akad mudharabah musytarakah untuk lembaga Asuransi Syariah pada tahun 2006, namun di kalangan masyarakat masih banyak ketidakpahaman tentang hal tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memahami dan mengetahui

(17)

4

pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapan pencatatan dan pelaporan akuntansi di perusahaan Asuransi Syariah sesuai dengan PSAK 108.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “IMPLEMENTASI AKUNTANSI AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah pokok penelitian ini adalah : apakah Akad Wakalah Bil Ujrah Pada Perusahaan Asuransi Takaful Sudah Sesuai Dengan PSAK 108?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk Mengetahui Kesesuaian PSAK 108 Berupa Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Dan Pengungkapan Terhadap Akad Wakalah Bil Ujrah Pada PT Asuransi Takaful Keluarga Telah Sesuai Dengan Yang Ditetapkan.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat meberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek pekerjaan pada perusahaan yang bersangkutan.

(18)

b. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam hal hasanah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap prestasi kerja karyawan.

(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Asuransi 1. Pengertian Asuransi

Kata “asuransi” berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam hukum Belanda disebut verzekering yang artinya pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi tertanggung.

Menurut Robert I. Mehr “ asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat di prediksi”.

Menurut Nandi Rahman “Asuransi didefinisikan dengan jaminan atau pertanggungan yang diberikan oleh penanggung (perusahaan asuransi) kepada tertanggung (peserta). Jaminan diberikan untuk risiko kerugian sebagian yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila terjadi kecelakaan atau kematian dan tertanggung membayar premi sebanyak yang ditentukan kepada penanggung sesuai dengan peraturan yang berlaku”.

Definisi asuransi menurut UU Repoblik Indonesia No. 2 Tahun 1992, Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, dan kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Ruang lingkup usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang

(20)

dengan menghimpun dana dari masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap timbulnya kerugian karena suatu kemungkinan peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.

B. Landasan Teori Akuntansi Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah

Definisi asuransi syariah di Indonesia secara baku dijelaskan dalam Fatwa DSN No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum asuransi syariah bahwa asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

menurut Syekh Abu Zahra yang dikutip dalam buku Muhammad Syakir Sula (2004), “ialah bahwa setiap individu suatu masyarakat berada dalam jaminan atau tanggungan masyarakatnya. Setiap orang yang memiliki kemampuan menjadi penjamin dengan suatu kebajikan bagi setiap potensi kemanusiaan dalam masyarakat sejalan dengan pemeliharaan kemashlahatan individu”.

Abbas Salim berpendapat, “bahwa asuransi adalah suatu kemauan untuk

menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subsitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti”.

Menurut Dr. Omar Abdullah Zaid “akuntansi syariah ialah suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syari’at dan jumlah-jumlahnya”.

Menurut Sofyan S. Harahap “mendefinisikan Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam”.

Dalam bahasa Arab, akuntansi disebut muhasabah yang berasal dari kata hasaba, hasibah, muhasabah yang artinya menimbang, memperhitungkan,

(21)

8

mengkalkulasi, mendata atau menghisab. Sedangkan secara terminology akuntansi syariah yaitu suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum, riba, maisir, gharar, barang yang diharamkan, dan membahayakan.

Dalam pengertian asuransi di atas, menunjukkan bahwa asuransi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

a. Adanya pihak tertanggung b. Adanya pihak penanggung c. Adanya perjanjian asuransi d. Adanya pembayaran premi

e. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan (yang diderita tertanggung)

f. Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya.

Jadi asuransi syariah adalah suatu pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong-menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan perusahaan asuransi.

2. Pripsi-Prinsip Asuransi Syariah

Asuransi syariah dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syari'at Islam. Asuransi syari'ah ditegakkan di atas 3 prinsip dasar yaitu saling bertanggung jawab, saling tolong –menolong dan saling melindungi.

(22)

1) Prinsip bertanggung jawab

Para peserta asuransi setuju untuk saling bertanggung jawab antara satu sama lain, Memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas adalah ibadah.

Kemiskinan dalam konsep Islam merupakan kemungkaran, sebab itu umat Islam punya tanggung jawab untuk mengubahnya. Konsep asuransi syariah merupakan salah satu cara untuk mengubah kehidupan masyarakat agar mereka tidak selalu ditimpa oleh kemiskinan dalam mengarungi hidup ini, hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak meninggalkan generasi yang lemah mental spiritual dan ekonomi.

Dalam konsep Islam, tanggung jawab sesame muslim itu merupakan fardhu kifayah. Salah satu amanah yang dibebankan Allah kepadanya adalah menyeru kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Rasulullah menegaskan kewajiban individu dan masyarakat dalam melaksanakan tanggung jawab social, dasar penetapannya ialah karena kemaslahatan umum (maslahat amah). Asuransi syariah bertujuan untuk melaksakan masalah ini.

2) Prinsip Tolong-Menolong (Ta᷇'awun) dan Saling Kerjasama.

Prinsip yang paling utama dalam konsep asuransi syariah adalah prinsip tolong-menolong baik pada Life asuransi maupun General asuransi. Ta'᷇awun adalah pondasi dasar dalam menta'︠awun adalah pondasi dasar dalam menegakkan konsep asuransi syariah.

Manusia harus tolong-menolong karena manusia ditakdirkan untuk diciptakan dengan perbedaan. Sebagian diantaranya diberi kelebihan dibanding sebagian yang lain dengan tujuan agar manusia dapat bekerjasama untuk

(23)

10

mencapai hasil yang lebih baik, seperti yang diajarkan pada Al-Quran al-Maidah:

2:

Islam menginginkan para pemeluknya untuk selalu saling menolong diantara mereka umat muslim dan juga diantara sesama manusia. Pahala yang besar telah Allah janjikan bagi mereka yang ikhlas membantu dan meringankan orang lain. Al-Quran memerintahkan kaum muslimin untuk mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi. Sebagaimana dalam surat Az-Zukhruf ayat 32

Ta᷇'awun juga dapat menjadi fondasi dalam membangun sistem ekonomi yang kokoh, agar pihak yang kuat dapat membantu yang lemah, masyarakat yang kaya memperhatikan yang miskin dan seterusnya,dan begitu fondasi sistem ekonomi akan kokoh.

3) Prinsip Saling Melindungi dan Berbagi Kesusahan.

Para peserta asuransi Islam setuju untuk saling melindungi dari kesusahan, bencana dan sebagainya. Dalam suratAl-Quraisy Allah memberikan janji keselamatan danmelindungi dari ancaman kelaparan dan ketakutan. Lapar adalahgambaran keperluan jasmani dan takut adalah gambaran keperluan rohani.

Sebagaiman dalam sura At-Taubah: 71:

Haramnya praktik asuransi konvensional dalam islam sudah banyak digaungkan oleh para ulama di Indonesia maupun manca negara. Hal ini dikarenakan adanya :

1. Gharar

(24)

Terlihat dari bentuk akad syariah yang melandasi penutupan polis. Dalam asuransi jiwa konvensional, digunakan akan tabadduli (pertukaran). Secara syariah, dalam akad pertukaran harus jelas berapa yang dibayarkan dan berapa yang diterima. Keadaan ini menjadi rancu (gharar). Misalnya, si pemilik polis tahu berapa yang akan diterima (sejumlah uang pertanggungan) jika meninggal dunia, tetapi tidak tahu berapa yang akan dibayarkan (jumlah seluruh premi), karena hanya Allah yang tahu kapan seseorang akan meninggal.

2. Maysir

Maysir (untung-untungan) pada akhirnya timbul sebagai efek dari ketidakpastian. Dalam asuransi, terdapat 3 kemungkinan ending-nya: a. Jika pemegang polis terkena musibah padahal baru sedikit membayar premi, maka perusahaan harus menanggung selisih antara jumlah yang dibayar dengan uang pertanggungan. Dalam hal ini, nasabah diuntungkan. b. Jika sampai akhir perjanjian tidak terjadi sesuatu sedangkan nasabah telah membayar lunas, maka perusahan yang diuntungkan c. Jika nasabah berhenti sebelum batas maktu tertentu (istilahnya reversing period), nasabah akan menerima pengembalian dalam jumlah yang sangat kecil, bahkan pada sebagian perusahaan dianggap hangus.

3. Riba

Riba muncul dari investasi yang dijalankan perusahaan asuransi. Pada dasarnya, perusahaan asuransi mirip dengan perbankan, yakni sama-sama menghipun dana masyarakat. Dana ini nantinya akan diinvestasikan, sehingga akan didapat keuntungan. Namun, masalahnya instrumen investasi yang

(25)

12

dipraktikkan asuransi konvensional tidak memperhatikan kehalalan dan keharaman jenis investasi yang dilakukan. Sehingga dikhawatirkan terjerumus pada investasi yang berbasis bunga (riba), padahal dalam Islam hal tersebut dilarang.

3. Jenis asuransi syariah

asuransi syariah terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful.

Produk asuransi takaful keluarga meliputi : a. Takaful berencana

b. Takaful pembiayaan c. Takaful pendidikan d. Takaful dana haji e. Takaful berjangka

f. Takaful kecelakaan siswa g. Takaful kecelakaan diri h. Takaful khairat keluarga

2. Takaful Umum (asuransi Kerugian) adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful.

Produk-produk Asuransi Takaful umum adalah : a. Takaful kebakaran

(26)

b. Takaful kendaran bermotor c. Takaful pengangkutan

d. Takaful Resiko Pembangunan e. Takaful Resiko Pemasangan f. Takaful Penyimpanan Uang g. Takaful Gabungan

h. Takaful Aneka

i. Takaful rekayasa/Engineering

4. Dasar Hukum Syariah di Indonesia

Perusahaan asuransi syariah di Indonesia selain menyandarkan praktiknya pada Al-Quran, Hadits, dan kaidah fiqh tapi juga mengunakan pedoman yang berasal dari fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia ( DSN- MUI).DSN-MUI telah mengeluarkan lima fatwa sejak tahun 2001 yakni yang pertama fatwa DSN MUI No: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman Asuransi Syariah yang kemudian disusul dengan fatwa DSN MUI No: 39/DSN- MUI/X/2002 Tentang Asuransi Haji, Fatwa DSN MUI No; 52/DSN MUI/III/2006 Tentang Wakalah bil Ujrah pada Asuransi Syariah, dan Fatwa DSN MUI No:

53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru᷇' pada Asuransi Syariah. Kumpulan fatwa tersebut dijadikan pedoman oleh perusahaan asuransi syariah karena belum ada undang-undang yang khusus mengatur mekanisme kerja perusahaan asuransi syariah.

Dasar hukum asuransi syariah:

1. Al-Qur’an

(27)

14

Dasar hukum yang melandasi konsep asuransi dalam Al-Qur’an tertuang dalam surah alMaidah (5) ayat 2 yang artinya:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Q.S al-Maidah (5) : 2)

2. Al-Hadits

Hadits yang berkaitan dengan asuransi syariah adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, dia berkata : “Berselisih dua orang wanita dari suku Huzail, kemudian salah satu wanita tersebut melempar batu ke wanita yang lain sehingga mengakibatkan kematian wanita tersebut beserta janin yang dikandungnya. Maka ahli waris dari wanita yang meninggal tersebut mengadukan peristiwa tersebut kepada Rasulullah SAW., maka Rasulullah SAW. memutuskan ganti Rugi dari pembunuhan terhadap janin tersebut dengan pembebasan seorang budak laki-laki atau perempuan, dan memutuskan ganti rugi kematian wanita tersebut dengan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh aqilahnya (kerabat dari orang tua laki-laki). (HR. Bukhari No. 6399)

3. Ijma’

Para sahabat telah melakukan kesepakatan mengenai aqilah yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Dengan tidak adanya Sahabat yang menentang Khalifah Umar bin Khattab, maka dapat disimpulkan bahwa telah terdapat ijma’

di kalangan Sahabat Nabi SAW. mengenai persoalan ini sehingga melandasi terciptanya asuransi syariah.

(28)

4. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa haramnya bunga yang ditarik oleh perusahaan asuransi. Oleh karena itu, untuk mendukung penerapan operasional asuransi syariah di Indonesia, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI mengeluarkan fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

Landasan syar’i mengenai akuntansi syariah terdapat dalam al-Quran Surat al-Baqarah ayat 282. Berdasarkan ayat tersebut terkandung tiga prinsip umum bagi akuntansi syariah, antara lain :

1. Prinsip pertanggungjawaban; Pertanggungjawaban bagi umat muslim adalah berkaitan dengan konsep amanah. Banyak ayat al-Quran yang menjelaskan proses pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban mengenai apa yang telah diperbuat kepada pihak-pihak terkait. Wujud pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.

2. Prinsip keadilan; Dalam konteks akuntansi, kata adil dalam QS. Al-Baqarah ayat 282 secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar.

3. Prinsip kebenaran; Prinsip ini tidak lepas dari prinsip keadilan. Kebenaran dalam al-Quran tidak diperbolehkan dicampuradukkan dengan kebatilan. Sebab al-Quran telah menggariskan bahwa ukuran, alat atau instrument untuk menetapkan kebenaran tidaklah didasarkan pada nafsu.

(29)

16

C. Akad Wakalah bil Ujrah

1. Akad Wakalah bil Ujrah dalam Asuransi Syariah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 52/DSN-MUI/III/2006

Akad taukil (wakalah) boleh dilakukan, baik dengan imbalan maupun tanpa imbalan. Hal itu karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa’alihi wa sallam pernah mewakilkan kepada Unais untuk melaksanakan hukuman, kepada Urwah untuk membeli kambing, dan kepada Abu Rafi’ untuk melakukan qabul nikah, (semuanya) tanpa memberikan imbalan. Nabi pernah juga mengutus para pegawainya untuk memungut sedekah (zakat) dan beliau memberikan imbalan kepada mereka”.

Menurut Sayyid Sabiq “ wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal yang boleh di wakilkan”.

Menurut Ulama Malikiyah “ wakalah adalah tindakan seseorang mewakilkan dirinya kepada orang lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang merupakan haknya yang tindakan itu tidak dikaitkan dengan pemberian kuasa setelah mati, sebab jika di kaitkan dengan tindakan setelah mati berarti sudah berbentuk wasiat”.

Wakalah bil ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan imbalan pemberian ujrah (fee).

Wakalah bil ujrah boleh dilakukan antara perusahaan asuransi dengan peserta.

Penerapan wakalah bil ujrah dapat dilakukan dalam produk asuransi syariah baik itu berupa saving maupun non-saving (tabarru’). Dana yang terkumpul dari para peserta oleh asuransi syariah dana tersebut wajib menginvestasikan dana tersebut baik dana tersebut, berupa saving (mudharabah) maupun non-saving (tabarru’) dan perusahaan asuransi syariah wajib menginvestasikan berdasarkan syariah.

(30)

Berdasarkan ketetapan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional no. 52/DSN- MUI/III/2006 menjelaskan mengenai akad wakalah bil ujrah.

a. Ketentuan Umum Tentang Asuransi

1) Asuransi adalah asuransi jiwa, asuransi kerugian, dan reasuransi syariah.

Dalam hal ini PT Asuransi Takaful merupakan asuransi yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa dan PT Asuransi Takaful juga melakukan reasuransi pada entitas asuransi syariah lainnya;

2) Peserta adalah peserta asuransi (pemegang polis) atau perusahaan asuransi dalam reasuransi syari’ah. PT Asuransi Takaful merupakan peserta asuransi syariah karena PT Asuransi Takaful mereasuransikan pada entitas asuransi syariah lainnya. PT Asuransi Takaful memiliki peserta asuransi syariah karena PT Asuransi Takaful mengelola dana kontribusi dari peserta dalam suatu pool.

b. Ketentuan Hukum Mengenai Akad Wakalah Bil Ujrah

1) Wakalah bil Ujrah boleh dilakukan antara perusahaan asuransi dengan peserta.

2) Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dengan imbalan pemberian ujrah (fee).

3) Wakalah bil Ujrah dapat diterapkan pada produk asuransi yang mengandung unsur tabungan (saving) atau unsur tabarru’ (non-saving).

c. Ketentuan Akad

1) Akad yang digunakan adalah akad Wakalah bil ujrah;

2) Obyek Wakalah bil ujrah meliputi antara lain:

a) Kegiatan Administrasi;

(31)

18

b) Pengelolaan Dana;

c) Pembayaran Klaim;

d) Underwriting;

e) Pengelolaan Portofolio Risiko;

f) Pemasaran;

g) Investasi.

3) Dalam akad Wakalah bil Ujrah, harus disebutkan sekurang-kurangnya:

a) Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan asuransi;

b) Besaran, cara dan waktu pemotongan ujrah/fee atas premi.

c) Syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.

d) Kedudukan para pihak dalam akad wakalah bil ujrah.

e) Dalam akad ini, perusahaan (PT Asuransi Takaful Umum bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) untuk mengelola dana.

f) Peserta (pemegang polis) sebagai individu, dalam produk saving dan tabarru’, bertindak sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk mengelola dana;

g) Peserta sebagai suatu badan/kelompok, dalam akun tabarru’ bertindak sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk mengelola dana.

h) Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali atas izin muwakkil (pemberi kuasa).

i) Akad Wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) dan bukan tanggungan (yad dhaman) sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian

(32)

investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi.

j) Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang digunakan adalah akad wakalah.

d. Investasi

1) Perusahaan asuransi selaku pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul dan investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah;

2) Dalam pengelolaan dana investasi, baik tabarru’ maupun saving, dapat digunakan akad Wakalah bil Ujrah dengan mengikuti ketentuan seperti di atas, akad Mudharabah dengan mengikuti ketentuan fatwa Mudharabah.

e. Ketentuan Penutup

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

D. PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

1. Sejarah

Pernyataan standar akuntansi keuangan 108 : Akuntansi Transaksi asuransi Syariah (PSAK 108) pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 28 april 2009.

Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823- B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya

(33)

20

dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.

Setelah pertama kali disahkan di tahun 2009, PSAK 108 mengalami revisi pada 25 mei 2016 terkait kontribusi peserta, dana investasi wakalah, dan penyisihan teknis.

2. IKHTISAR RINGKAS

PSAK 108 mengatur mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam Pernyataan ini adalah transaksi yang terkait dengan kontribusi peserta, surplus dan defisit underwriting, penyisihan teknis, dan saldo dana tabarru’.

Berbeda dengan PSAK 108 yang disahkan di tahun 2009, PSAK 108 (revisi 2016) memberikan definisi asuransi jangka pendek dan jangka panjang.

Klasifikasi tersebut mengacu ke PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.

Akad asuransi syariah jangka pendek adalah akad asuransi syariah yang memberi proteksi untuk periode sampai dengan dua belas bulan, atau memberi proteksi untuk periode lebih dari dua belas bulan dan memungkinkan penyesuaian persyaratan akad pada ulang tahun polis.

(34)

Akad asuransi syariah jangka panjang adalah akad asuransi syariah selain akad asuransi syariah jangka pendek.

Dalam hal pengakuan awal, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ dengan ketentuan sebagai berikut:

a) untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ sesuai periode akad asuransi;

b) untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ pada saat jatuh tempo pembayaran dari peserta.

Penyisihan Teknis

Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:

a) Kontribusi yang belum menjadi hak dihitung secara individual dari setiap pertanggungan dan besarnya penyisihan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan.

b) Manfaat polis masa depan dihitung dengan mencerminkan estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan dan penerimaan kontribusi peserta di masa mendatang, dengan mempertimbangkan estimasi tingkat imbal hasil investasi dana tabbaru’.

c) Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang masih dalam proses oleh entitas pengelola. Jumlah perkiraan tersebut harus mencukupi untuk mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode pelaporan.

(35)

22

d) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar estimasi jumlah klaim yang akan dibayarkan pada tanggal pelaporan berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang terkait dengan klaim paling kini yang dilaporkan.

e) Perhitungan penyisihan teknis tersebut memasukan bagian reasuransi atas klaim.

Dari sisi pengungkapan, revisi PSAK 108 menambah persyaratan pengungkapan yang mengacu ke PSAK 36

PSAK 108 mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah. Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam Pernyataan ini adalah transaksi yang terkait dengan kontribusi peserta, surplus dan defisit underwriting, penyisihan teknis, dan saldo dana tabarru’.

Berbeda dengan PSAK 108 yang disahkan di tahun 2009, PSAK 108 (revisi 2016) memberikan definisi asuransi jangka pendek dan jangka panjang.

Klasifikasi tersebut mengacu ke PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa.

Akad asuransi syariah jangka pendek adalah akad asuransi syariah yang memberi proteksi untuk periode sampai dengan dua belas bulan, atau memberi proteksi untuk periode lebih dari dua belas bulan dan memungkinkan penyesuaian persyaratan akad pada ulang tahun polis.

(36)

Akad asuransi syariah jangka panjang adalah akad asuransi syariah selain akad asuransi syariah jangka pendek. Dalam hal pengakuan awal, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ dengan ketentuan sebagai berikut:

a) untuk akad asuransi syariah jangka pendek, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ sesuai periode akad asuransi;

b) untuk akad asuransi syariah jangka panjang, kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dari dana tabarru’ pada saat jatuh tempo pembayaran dari peserta.

E. Penelitian Terdahulu

Rahasty Amalia (2011) mengenai Bentuk Perlindungan Bagi Peserta Takafful Dana Siswa Dan Mekanisme Pengelolaan Dana Premi Takafful Pada Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Tujuan penelitian yaitu mengenai bagaimana bentuk perlindungan hukum kepada peserta takafful dana siswa. Hasil penelitian ini bahwa sebagai landasan operasionalnya yaitu menggunakan dasar Fatwa Dewan Syariah Ulama Majelis Ulama Indonesia Nomor 21/DSN-MUI/2001 tentang pedoman umum asuransi syariah.

Taufiqurrahmani (2013) melakukan penelitian mengenai Prinsip Penetapan Ujrah Dipegadaian Syariah Cipto Cirebon, Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Jakarta. skiripsi ini lebih focus pada pola penetapan ujrah dan praktek prinship risk sharing dipegadaian syariah cipto Cirebon yangb ditinjau dari hukum ekonomi islam. Penelitian ini menggunakan penelietian kepustakaan dan penelitian lapangan.

(37)

24

Nisa (2007) melakukan penelitian mengenai Pelaksanaan Akad Wakalah Bil Ujrah Pada Asuransi Jiwa Syariah Pada PT Asuransi Takafful Keluarga.

Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Skripsi ini dijelaskan bagaimana pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada asuransi jiwa di PT Asuransi Takafful Keluarga serta apakah pelaksanaanya telah sesuai dengan hukum islam. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan.

Mariana (2016) melakukan penelitian mengenai Gaung PSAK 108 Dalam Praktik Asuransi Syariah Pada PT Asuransi Takafful Keluarga. Universitas Negeri Surabaya. Skripsi ini menjelaskan bagaimna asuransi syariah menerapkan prinship saling tolong menolong (risk sharing) atau berbagai resiko antara peserta asuransi yang dijalankan sesuai dengan syariah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

Deni Purnama (2012) yang berjudul “Penerapan Akad Wakalah Bi Al- Ujrah Dalam Industri Asuransi Dan Lembaga Keuangan Syariah Lainnya.”

Memaparkan bahwa Akad yang diartikan secara etimologis sebagai perjanjian, perikatan, dan permufakatan, mempunyai peranan penting dalam lahirnya produk- produk lembaga keuangan syariah. Akad lah yang melandasi suatu transaksi, apakah sesuai dengan syariat atau tidak.

(38)

Tabel.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti / Tahun

Judul Peneliti Metode Peneliti

Hasil Peneliti 1. Uskar Nuari /

2011

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aplikasi Aqad Pada Produk Takaful Dana Wakaf (Ful Wakaf) Di Pt. Asuransi Takaful Pekanbaru

induktif Aplikasi akad yang dipakai pada produk takaful dana wakaf (ful wakaf) di PT.

Asuransi Takaful Pekanbaru menggunakan tiga akad sekaligus, yaitu akad tabarru’, akad Mudarabah dan akad Wakalah bil ujrah. Akad tabarru' diperuntukkan antar para peserta yang mengalami musibah, akad mudarabah diperuntukkan antara perusahaan asuransi dengan peserta, akad wakalah bil ujrah diperuntukkan antara para peserta dengan yayasan / badan pengelola wakaf dengan perusahaan sebagai penyalur.

2. Nur

Hisamuddin / 2014

Implementasi akuntansi akad wakalah bil ujrah asuransi syariah berdasarkan PSAK 108

data primer dan sekunder

kontrak yang digunakan dalam PT Asuransi Takaful Keluarga adalah akad tabaru’ dan tijari.

Kontrak antara pelanggan dan perusahaan sebagai layanan manajemen risiko di PT Asuransi Takaful Keluarga adalah tijari. Penggunaan kontrak tijari terdiri dari mudharabah, mudharabah musytarakah dan wakalah bil ujrah di PT Takaful Keluarga dapat diimplementasikan pada hampir semua produk yang memiliki unsur manajemen risiko dalam bentuk tabungan serta investasi aman sesuai dengan syariah Islam.

Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang dilakukan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga sudah berdasarkan PSAK 108.

(39)

26

3. Muh. Iqbal Haidar / 2015

Analisis Pengakuan, Pengukuran, Dan Penyajian

Surplus/Defisit Underwriting Dana Tabarru’

Berdasarkan Psak 108 Pada Pt.

Prudential Life Assurance

Deskriptif kualitatif

PT. Prudential Life Assurance telah menerapkan mekanisme- mekanisme alokasi surplus underwritng dana tabarru’ berdasarkan PSAK 108 dengan

baik. Baik dalam pengakuan, pengukuran, dan penyajian laporan

keuangan surplus (defisit) underwritng dana tabarru’ PT.

Prudential

Life Assurance lebih sesuai dengan PSAK 108 edisi revisi tahun 2009.

4. Eva Fauziyah Faza / 2009

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Klaim Asuransi Dalam Akad Wakalah Bil Ujrah Pada PT Asuransi Takaful Umum Surabaya

deduktif Dalam klaim asuransi dalam akad wakalah bil ujrah pada PT Asuransi Takaful Umum Surabaya, praktek dan konsep Asuransi Takaful Umum di lapangan sudah sesuai konsep hukum Islam dikarenakan berlandaskan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:

21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah dan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:

52/DSN-MUI/III/2006 tentang akad wakalah bil ujrah pada Asuransi Dan Reasuransi Syari’ah.

5. Mariana / 2016 Gaung Psak 108 Dalam Praktik Asuransi Syariah (Studi Pada Pt.

Asuransi Takaful Keluarga)

deskriptif kualitatif.

PT Asuransi Takaful Keluarga telah mengadopsi PSAK No.

108 dengan melakukan pengakuan awal dari kontribusi peserta dibagi antara 'dana tabarru dan dana perusahaan. dana tabarru 'keseluruhan hak-hak peserta (pelanggan) yang digunakan untuk pembayaran klaim, biaya reasuransi syariah, dan cadangan teknis. Sementara

(40)

wakalah bil ujrah, PT.

Asuransi Takaful Keluarga menerima mandat sebagai pengelola dana. Pengungkapan laporan keuangan juga telah dibagi antara laporan dana perusahaan dan dana peserta.

F. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir yang telah diuraikan dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar. 1 Alur kerangka pikir

Sumber : data olah peneliti PT asuransi

Takaful

Akad wakalah bil ujrah

PSAK 108

Sesuai Tidak

Sesuai

(41)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

setiap penelitian selalu dihadapkan dengan masalah yang menuntut jawaban yang akurat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan adanya metode-metode yang digunakan dalam penelitian untuk memecahkan dan mendapatkan jawaban atas masalah-masalah yang ada.

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh data adalah Takaful Umum PT Asuransi Takaful Keluarga, Blok I No. 9 Panakkukang Makassar, Jl. Adhyaksa Baru Ruko Zamrud, pandang makassar, sulawesi selatan.

Penelitian ini diperkiran dalam jangka waktu lebih dua bulan (bulan april sampai bulan mei 2017).

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian adalah :

1. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan pihak atau salah satu karyawan PT Asuransi Takaful Keluarga. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu pewawancara hanya membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan terkait dengan obyek yang diteliti.

(42)

2. Dokumen

Yaitu melakukan penghimpunan atas data-data sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.

C. Jenis Dan Sumber Data 1. Data Primer.

Yaitu data yang relevan dengan pemecahan masalah atau data yang diambil dari sumber utama yakni karyawan PT Asuransi Takaful Keluarga itu sendiri.

Penulis mengumpulkan datanya melalui wawancara atau interview langsung.

Dengan data ini penulis memperoleh gambaran tenang akad wakalh bil ujrah tersebut.

2. Data Sekunder.

Yaitu data yang digunakan untuk mendukung pembahasan materi dan diperoleh dari berbagai sumber, dan sudah merupakan data olahan dari PT Asuransi Takaful Keluarga.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis untuk membahas masalah dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Kualitatif. Deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek.

Deskriptif Kualitatif adalah berusaha menggambarkan suatu gejala sosial.

Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi.

(43)

30

Analisis Deskriptif Kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan suatu subjek/objek penelitian yang selanjutnya dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini, dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalah.

(44)

31

1. Gambran Singkat PT Asuransi Takaful Keluarga

Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Atas prakarsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, danbeberapa pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STMB), Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) mendirikan PT. Syarikat Takaful Indonesia (Takaful Indonesia) pada 24 Februari 1994, sebagai perusahaan perintis pengembangan asuransi syariah di Indonesia.

Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT. Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) sebagai perusahaan asuransi jiwa syariah pertama di Indonesia. Takaful Keluarga diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar’ie Muhammad dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Guna melengkapi layanan pada sektor asuransi kerugian, PT. Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum) didirikan sebagai anak perusahaan Takaful Keluarga yang diresmikan oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, selaku ketua sekaligus pendiri ICMI, dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995.

(45)

32

Kini, seiring pertumbuhan industri asuransi syariah di Indonesia, Takaful Keluarga terus bekerja keras menjalankan amanah segenap stakeholders dengan menghadirkan kinerja dan pelayanan prima sekaligus melanjutkan cita-cita founders untuk berperan serta dalam menguatkan simpul-simpul pembangunan ekonomi syariah di Indonesia.

2. Tentang PT Asuransi Takaful Keluarga

Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan, perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan terbaik dalam perencanaan investasi.

Guna meningkatkan kualitas operasional dan pelayanan, Takaful Keluarga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia, pada November 2009 sebagai standar internasional mutakhir untuk sistem manajemen mutu. Takaful Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi oleh asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Kinerja positif Takaful Keluarga dari tahun ke tahun dibuktikan dengan diraihnya penghargaan-penghargaan prestisius yang diberikan oleh berbagai institusi.

Takaful Keluarga berkomitmen untuk terus memperkuat dan memperluas jaringan layanan di seluruh Indonesia. Peningkatan dan pembaharuan sistem

(46)

teknologi informasi terus diupayakan demi memberikan pelayanan prima kepada peserta. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, Takaful Keluarga menjadi pilihan terpercaya dalam menyediakan solusi perlindungan jiwa dan perencanaan investasi sesuai syariah bagi masyarakat Indonesia.

B. Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga

a. Dewan pengawas syariah

Ketua : Drs. H. Slamet Effendy Yusuf,Msi

anggota : KH.Muhyiddin junaidi

b. Dewan komisaris

Komisaris utama : Dato’mohamed hassan Md Kamil Komisaris independen : Tri djoko santoso

Komisaris : muhammad harris

Komisaris : mahadzir azizan

c. Dewan direksi

Direktur utama : rina elviroza (sementara) Direktur operasional : rina elviroza

Direktur keuangan : johanes

(47)

34

C. Visi Dan Misi PT Asuransi Takaful Keluarga a. Visi PT Asuransi Takaful Keluarga

Menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah yang terdepan dalam pelayanan, operasional dan pertumbuhan bisnis syariah di Indonesia dengan profesional, amanah dan bermanfaat bagi masyarakat.

b. Misi PT Asuransi Takaful Keluarga

 Menyelenggarakan bisnis asuransi syariah secara profesional dengan memiliki keunggulan dalam standar operasional dan layanan.

 Menciptakan sumberdaya manusia yang handal melalui program pengembangan sumberdaya manusia yang berkelanjutan.

 Mendayagunakan teknologi yang terintegrasi dengan berorientasi pada pelayanan dan kecepatan, kemudahan serta informatif.

c. Produk investasi PT Asuransi Takaful Keluarga

Dalam PT Asuransi Takaful Keluarga terdapat beberapa produk, baik produk individual maupun produk kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Layanan individual a. Takaful dana pendidikan b. Takafulink salam

c. Takafulink salam cendekia

(48)

2. Layanan kumpulan a. Fulmedicare gold

b. Takaful Al Khairat Kumpulan 3. Bancassurance

4. Telemarketing a. Hospital cash

(49)

36 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Implemenntasi Akuntansi Asuransi Syariah PTAsuransiTakaful Keluarga Berdasarkan Psak 108

PT Asuransi Takaful Indonesia merupakan perusahaan asuransi syariah pertama di Indonesia dan sekarang takaful terbagi menjadi Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi takaful Umum.

PT Asuransi Takaful Keluarga menerapkan dua akad, yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah. Akad yang digunakan dengan tujuan saling tolong menolong atau ta’awuni antar peserta merupakan akad tabarru’. Adapun akad yang digunakan oleh peserta untuk mewakilkan kontribusi dana peserta kepada PT Asuransi Takaful Keluarga menggunakan akad wakalah bil ujrah dan mudharabah. Adanya akad pada PT Asuransi Takaful Keluarga yang menjadi salah satu pembeda dengan asuransi konvensional. Sebagai salah satu entitas syariah, PT Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2010 mulai menerapkan PSAK No. 108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah.

PT Asuransi Takaful Keluarga dapat menunjukkan kualitas kepada pengguna laporan keuangan dan diaudit oleh KAP apabila perusahaan tersebut menyusun dan membuat laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku yaitu PSAK no. 108. Sesuai dengan PSAK no. 108 PT Asuransi Takaful Keluarga wajib memisahkan antara dana dari semua peserta asuransi (pihak tertanggung) dengan dana pengelola (dana perusahaan). Dana Peserta merupakan seluruh dana baik berupa dana tabarru’ ataupun dana investasi dana tabarru’. PSAK no. 108

(50)

disusun sesuai syariah Islam karena didalamnya sudah berdasarkan fatwa MUI yang berlandaskan al-Quran dan al-Hadis maka PT Asuransi Takaful Keluarga, dapat menerapkan syariah Islam lebih optimal.

PT Asuransi Takaful Keluarga sebelum menerapkan PSAK No. 108, laporan keuangan disajikan tanpa adanya pemisahan yang jelas antara jumlah dana tabarru’ dan besarnya pendapatan perusahaan. Setelah menerapkan PSAK No. 108, PT Asuransi Takaful keluarga telah memisahkan antara dana tabarru’

peserta dan pendapatan perusahaan sebagai wakil peserta (ujrah). PT Asuransi Takaful Keluarga telah menyajikan laporan perubahan dana tabarru’ secara terpisah yang kemudian apabila ada surplus dari pengelolaan dana tersebut maka akan didistribusikan kepada peserta sebesar x% dan perusahaan sebagai y%

dengan catatan setiap tahun perubahan nisbah dapat berubah-ubah.

PT Asuransi Takaful Keluarga yang berfungsi sebagai wakil untuk mengelola investasi dari dana peserta akan mendapatkan suatu fee/ujrah yang menambah pendapatan perusahaan. Akan tetapi terdapat dua kemungkinan yang dilakukan, yaitu ujrah tersebut dapat digunakan untuk investasi atau dana tersebut dapat menambah cadangan dana tabarru’ dengan tujuan untuk peningkatan mutu dan layanan pada peserta sebagai antisipasi apabila suatu periode tersebut perusahaan mengalami defisit/kekurangan dana tabarru’.

Sesuai dengan PSAK No. 108 selain mencatat laporan dana tabarru’, PT Asuransi Takaful Keluarga selaku muzzaki juga mencatat laporan sumber dana dan penggunaan dana zakat. Sumber dana zakat berasal dari keuntungan perusahaan yang penyalurannya sepenuhnya diserahkan kepada badan amil zakat

(51)

38

untuk disalurkan kepada para mustahik. PT Asuransi Takaful Keuarga melaporkan/mengungkapkan sumber penerimaan zakat dan pendistribusiannya pada rekening zakat.

B. Pengakuan Dan Pengukuran Pada PT Asuransi Takaful Keluarga

PT Asuransi Takaful Keluarga dalam kegiatan operasional sehari-hari melakukan transaksi asuransi syariah yang terkait dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau defisit underwriting, penyisihan teknis, dan cadangan dana tabarru’. Maka PT Asuransi Takaful keluarga perlu untuk melakukan pengakuan,

dan pengukuran terkait kontribusi peserta, alokasi surplus atau defisit underwriting, penyisihan teknis, dan cadangan dana tabarru’.

1. Pengakuan

Pembayaran kontribusi atau premi dari peserta oleh PT takaful keluaga diakui sebagai bagian dari dana tabarru’ dan dana peserta. Kontribusi diakui PT Takaful keluarga pada saat pembayaran premi/kontribusi dasar oleh peserta. PT Takaful Keluarga misalnya mengakui ujrah sebesar 10% sesuai kesepakatan awal dari bagian kontribusi peserta sebagai pendapatan pengelolaan operasi asuransi dan bagian yang digunakan untuk kepentingan operasional entitas asuransi yang mengurangi ujrah dan pengakuan ini dapat dilihat pada laporan laba rugi.

a) Kontribusi Peserta

ED PSAK 108 (Revisi 2015): Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah memberikan pengaturan bahwa kontribusi peserta diakui sebagai pendapatan dana tabarru’ sesuai jangka waktu akad yang mendasarinya.

(52)

Contoh : Contoh : Ibu Mira ikut salah satu produk asuransi di PT Asuransi Takaful keluarga. Polis diterbitkan dengan nilai kontribusi/premi sebesar Rp 200.000 dengan ujroh sebesar 10%. Akturia menghitung pencadangan kontribusi tabarru’ sebesar Rp 3.500 PT Asuransi Takaful Keluarga melakukan pembayaran premi secara transfer bank.

Pencatatan jurnal penerbitan polis (asuransi jiwa)

Piutang kontribusi Rp 200.000

Penerimaan kontribusi Rp 200.000

Kenaikan KMPMD/cadangan

tabaruu’

Rp 3.500

KMPMD (kewajibana manfaat polis masa depan)

Rp 3.500

Pencatatan jurnal penerimaan pembayaran

Kas Rp 200.000

Piutang kontribusi Rp 200.000

PT Asuransi Takaful Keluarga juga mengakui dana tabarru’ sebesar y%

(100-X%) yang berasal dari pembayaran kontribusi peserta. Dana tabarru’ ini diakui sebagai dana tabarru’ yang terpisah dari liabilitas dan ekuitas, dapat dilihat pada neraca bagian passiva. Pada saat PT Takaful Asuransi Keluarga mengalami keuntungan dalam mengelola dana tabarru’, maka diakui sebagai surplus underwriting. Ketika surplus underwriting PT Asuransi Takaful Keluarga

(53)

40

mendistribusikan nilai tersebut pada pengelola sebesar x% diakui sebagai distribusi ke pengelola. Bagian untuk peserta dari hasil surplus underwriting diakui sebagai distribusi ke peserta. Ketika entitas asuransi syariah mengalami defisit underwriting maka PT Asuransi Takaful Keluarga mengakui sebagai pengurang dari dana tabarru’. Pada saat defisit PT Asuransi Takaful Keluarga bisa menutupi dengan cadangan dana tabarru’ tetapi saat dana cadangan tersebut tidak mencukupi maka dana tersebut akan ditutupi oleh entitas dengan memberikan pinjaman tanpa bunga atau piutang qardul hasan (tanpa bunga) dan pengembalian piutang dapat dilakukan pada saat terjadi surplus underwriting di periode berikutnya. PT Asuransi Takaful Keluarga juga melakukan retakaful maka bagian klaim yang dibayarkan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga pada peserta bersih setelah dikurangi oleh bagian yang ditanggung oleh retakaful. Oleh karena itu, PT Asuransi Takaful Keluarga mengakui biaya retakaful sebagai ujrah yang disisihkan pada entitas retakaful PT Asuransi Takaful Keluarga mengakui investasi dari peserta sebagai kewajiban karena perusahaan menggunakan akad wakalah bil ujrah dan bukan diakui sebagai dana syirkah temporer karena PT Asuransi Takaful Keluarga tidak menggunakan akad mudharabah musyarakah.

Akad antara peserta dengan entitas atau perusahaan adalah wakalah bil ujrah.

Sebelumnya entitas mengakui investasi peserta sebagai kewajiban (cadangan surplus dana tabarru’) apabila entitas menggunakan akad wakalah bil ujrah dan akan mengurangi kewajiban pada saat PT Asuransi Takaful Keluarga menyalurkan dana investasi peserta, penyaluran investasi oleh PT Asuransi Takaful Keluarga dilaporkan dalam perubahan dana. Pengakuan yang dilakukan

(54)

oleh PT Asuransi Takaful Keluarga sudah sesuai berdasarkan PSAK No. 108 karena pada saat PT Asuransi Takaful Keluarga belum menerapkan PSAK No.

108, entitas tidak memisahkan antara dana tabarru’ dan pendapatan entitas.

Penerapan PSAK No. 108 mengharuskan PT Asuransi Takaful Keluarga untuk memisahkan antara besarnya dana tabarru’ dengan ujrah.

2. Pengukuran

PT Asuransi Takaful Keluarga dalam satu periode pasti akan mengalami surplus/defisit underwriting dana tabarru’. Pada saat surplus underwriting dana tabarru’ PT Asuransi Takaful Keluarga mengukur atau menetapkan pembagian

tersebut tergantung kepada kebijakan dari manajemen. Surplus tersebut dapat diakui sebagai cadangan dana tabarru’, sesuai dengan ketetapan nisbah di awal perjanjian apabila tejadi surplus underwriting dana tabarru’ yaitu x% untuk peserta dan y% untuk entitas sebagai pengelola, atau dapat juga PT Asuransi Takaful Keluarga mendistribusikan sebagai cadangan dana tabarru’ sebesar x%, untuk peserta sebesar y% dan untuk entitas sebagai pengelola sebesar z%.

Pengukuran persentase tidak dapat ditetapkan secara sepihak, pengukuran besarnya persentase tergantung kesepakatan di awal perjanjian dan setiap periode akuntansi besarnya nisbah dapat berubah-ubah.

Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga kepada peserta secara kolektif dan bagian surplus underwriting dana tabarru’ kepada entitas pengelola diakui sebagai pengurang surplus underwriting dana tabarru’ dalam Laporan Perubahan Dana Tabarru’.

(55)

42

Hasil selisih tersebut diakui sebagai surplus/defisit yang tersedia untuk dana tabarru’. Pada saat PT Asuransi Takaful Keluarga mengalami surplus

underwriting dana tabarru’, dan bagian distribusi untuk entitas) diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi sedangkan bagian yang didistribusikan kepada peserta diakui sebagai kewajiban (cadangan surplus dana tabarru’ untuk peserta) dalam neraca.

3. Penyisihan Teknis PT Asuransi Takaful Keluarga

Penyisihan teknis pada PT Asuransi Takaful Keluarga terdiri dari penyisihan kontribusi yang berarti jumlah klaim yang terkait dengan kontribusi yang timbul pada periode berjalan atau periode mendatang (penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak) diakui sebagai kewajiban/liabilitas (penyisihan kontribusi belum menjadi hak) pada neraca. Klaim yang masih dalam proses yaitu sejumlah penyisihan atas ekspektasi/harapan klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan yang akan dibayar pada periode mendatang diakui sebagai klaim yang masih harus dibayar dan merupakan beban yang mengurangi total pendapatan asuransi pada Laporan Surplus (Defisit) Underwriting Dana Tabarru’. Pada saat PT Asuransi

Takaful Keluarga melakukan reasuransi dan klaim ini ditanggung oleh retakaful maka PT Asuransi Takaful Keluarga mengakui penyisihan ini sebagai beban atau klaim yang masih harus dibayar yang ditanggung retakaful dan pihak lain pada laporan surplus/defisit underwriting dana tabarru’. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan yaitu jumlah

(56)

penyisihan atas klaim yang telah terjadi tetapi tidak dilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan. Penyisihan tersebut diakui oleh PT Asuransi Takaful Keluarga sebagai beban penyisihan teknis yang dilaporkan pada laporan surplus/defisit underwriting dana tabarru’ apabila PT Asuransi Takaful Keluarga melakukan reasuransi, maka nilai beban penyisihan teknis dikurangi oleh jumlah kewajiban yang ditanggung oleh retakaful.

Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak (kewajiban) dihitung menggunakan metode yang berlaku dalam dalam industri perasuransian. Klaim yang masih dalam proses diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang masih dalam proses oleh entitas pengelola. Jumlah estimasian tersebut harus mencukupi untuk mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhir periode pelaporan, setelah mengurangkan bagian reasuransi dan bagian klaim yang telah dibayarkan. Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang diekspektasikan akan dibayarkan pada tanggal neraca berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang terkait dengan klaim paling kini yang dilaporkan dan metode statistik.

Berdasarkan perbandingan antara implementasi akuntansi asuransi syariah dengan aturan yang berlaku yang dilakukan PT Asuransi Takaful Keluarga tentang pengakuan dan pengukuran penyisihan teknis pada PT Asuransi Takaful Keluarga sudah sesuai dengan PSAK no. 108.

4. Cadangan DanaTabarru’

(57)

44

PT Asuransi Takaful Keluarga mencadangkan dana tabarru’ dengan tujuan apabila terjadi defisit di masa yang akan datang maka cadangan dana tabarru’ digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut yang sangat mungkin

terjadi di masa mendatang sebagai bentuk kehati-hatian. Tujuan selanjutnya adalah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak resiko kerugian yang luar biasa yang kemungkinan dapat terjadi di masa mendatang.

PT Asuransi Takaful Keluarga mengakui cadangan dana tabarru’ pada saat terbentuk dari bagian surplus underwriting dana tabarru’ dan pencadangan dana tabarru’ merupakan kehati-hatian entitas pada kejadian yang akan datang.

Pada akhir periode pelaporan, jumlah surplus/defisit underwriting dana tabarru’

digunakan untuk memperoleh besarnya saldo akhir dana tabarru’ pada Laporan Perubahan Dana Tabarru’. Pengakuan surplus underwriting dana tabarru’ oleh PT Asuransi Takaful Keluarga bagian yang selain didistribusikan kepada pengelola dan peserta, bagian lain disisihkan atau dicadangkan dan dilaporkan pada neraca rekening/akun kewajiban yaitu cadangan surplus dana tabarru’.

Cadangan dana tabarru’ merupakan kewajiban pengelola pada peserta dan digunakan pada saat mengalami defisit underwriting. Cadangan ini digunakan untuk menutupi kekurangan defisit.

Berdasarkan perbandingan antara implementasi akuntansi asuransi syariah dengan aturan yang berlaku yang dilakukan PT Asuransi Takaful Keluarga tentang Pengakuan dan pengukuran cadangan dana tabarru’ pada PT Asuransi Takaful Keluarga sudah sesuai dengan PSAK No. 108.

(58)

C. Penyajian Pada PT Takaful Asuransi Keluarga

PT Asuransi Takaful Keluarga menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan surplus/defisit underwriting dana tabarru’, laporan perubahan dana tabarru’, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan atau disalurkan kepada peserta disajikan secara terpisah pada pos “bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepada peserta” sebagai pengurang dari surplus underwriting dana tabarru’ dan “bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepada pengelola” sebagai pengurang dari surplus

underwriting dana tabarru’ dimana pendistribusian kepada peserta dan pengelola disajikan pada laporan perubahan dana tabarru’.

Takaful Keluarga menyajikan penyisihan dari kontribusi dana peserta yang belum menjadi hak peserta atau penyisihan teknis secara terpisah pada kewajiban dalam neraca. PT Asuransi Takaful Keluarga menyajikan dana tabarru’ secara terpisah dari kewajiban dan ekuitas dalam neraca. Dana tabarru’ merupakan rekening yang terpisah dan hal ini yang membedakan dengan sebelum menerapkan PSAK No. 108. Untuk cadangan dana tabarru’ disajikan secara terpisah dari dana tabarru’ yang disajikan di neraca sedangkan cadangan dana tabarru’ disajikan pada laporan perubahan dana tabarru’. Penyajian yang dilakukan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga sudah sesuai dengan standar yang berlaku yaitu PSAK No. 108.

Gambar

Tabel Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Iklim sekolah merupakan kewenangan sekolah, sehingga yang diperlukan adalah upaya- upaya yang lebih intensif dan ekstensif (Depdiknas, 2000). Penciptaan iklim dan

Pengukuran kecepatan mesin diukur dari roll dinamometer yang diukur menggunakan sebuah proximity, sedangkan torsi diukur melalui load cell sebagai pengukur berat

1).Responsibilitas (tanggung jawab) adalah eksekusi terhadap tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. perawat yang selalu bertanggung jawab dalam

[r]

Penelitian ini berfokus pada pembangunan sistem informasi geografis (GIS) pendataan bangunan Negara di Kabupaten Badung dengan mengacu pada beberapa peraturan yang

• Cd : timbul rasa sakit dan panas pada dada, dalam 24 jam penyakit paru-paru, merusak kelenjar produksi, tulang rapuh • Pb : tekanan darah dan berat badan3. menurun,

Perpaduan Adobe Flash dan Actionscript 2.0 saat ini banyak digunakan oleh para developer yang menginginkan aplikasi yang ringan dan memiliki tampilan yang bagus,