• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MANDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MANDIRI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN MANDIRI

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM

PENDIDIKAN DOKTER STASE FORENSIK PERIODE NOVEMBER 2021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TENTANG PERBEDAAN LEBAM MAYAT DENGAN MEMAR.

TIM PENELITI :

KETUA : dr.Asan Petrus,MKed(for),SpF NIDN : 00 020468 04

Anggota : dr. Said Muzani, MKed(for)

: dr.Ibnu Arizona Siregar, MKed(for) : dr.Novriandi Tarigan

DEPARTEMEN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2022

(2)

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN MANDIRI

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar

Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 275/FORENSIK Peneliti

a. Nama Lengkap : dr. Asan Petrus,MKed(for),SpF

b. NIDN : 00 020468 04

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Program Studi : Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal e. No.HP/E-Mail : 081360318747/ asanpetrus95@gmail.com Mahasiswa yang terlibat : dr. Said Muzani, MKed(for)

dr.Ibnu Arizona Siregar, MKed(for) dr.Novriandi Tarigan

Mitra

a. Nama Mitra : FK.USU

b. Alamat Mitra : Jl, dr.T.Mansur no.5 Medan.

Biaya Penelitian : 13.670.000

Medan, 28 Maret 2022 Mengetahui

Wakil Dekan III FK-USU Ketua Peneliti

dr.Inke Nadia Diniyanti Lubis,MKed(ped),SpA,PhD (dr.Asan Petrus,MKed(for),SpF) NIP. 198305262008012003 NIP.196804022000121001

Menyetujui

Ketua Lembaga Penelitian

(Prof.Dr.Robert Sibarani MS) NIP. 196402121987031004

(3)

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar 2. Peneliti

No Nama Jabatan Bidang

Keahlian

Instansi Asal

Alokasi Waktu

(Jam/minggu) 1 dr.Asan

Petrus,MKed(for),SpF

ketua Forensik USU 3.00

2 dr. Said Muzani, MKed(for)

Anggota Forensik USU 1.00

3 dr.Ibnu Arizona Siregar, MKed(for)

Anggota Forensik USU 1.00

4 dr. Novriandi Tarigan

anggota Forensik USU 1.00

3. Objek penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):

Pengetahuan melalui data kuesionar dari mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase forensic periode November 2021

4. Masa pelaksanaan

Mulai 10 Desember 2021 Berakhir 25 Desember 2021

5. Lokasi Penelitian ( lab/ studio / lapangan )

Departemen Forensik dan Studi Medikolegal FK-USU Medan 6. Instansi lain yang terlibat ( jika ada dan uraikan apa konstribusinya )

7. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, produk atau rekayasa)

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Periode November 2021 FKUSU Tentang perbedaan lebam mayat dengan memar .

(4)

8. Konstribusi mendasar pada suatu bidang ilmu ( uraikan tidak lebih dari 50 kata, tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang mendukung pengembangan iptek )

Evaluasi tingkat pengetahuan / kompetensi mahasiswa terkait dalam hal membedakan lebam mayat dengan memar sekaligus dalam upaya peningkatan pembelajaran kedepan oleh stap pengajar (dosen) Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara .

9. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan tahun rencana publikasi)

Sasaran publikasi Jurnal Nasional Scripta, rencana publikasi tahun 2022 10. Rencana iuran HKI, buku, purwa rupa atau iuran lainnya yang ditargetkan,

tahun rencana perolehan atau penyelesaian.

- Publikasi Ilmiah Jurnal Internasional, tahun ke I Target : belum/tidak ada - Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi, tahun ke I Target : reviewed - Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-I Target : draft

- Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-I Target : belum/tidak ada

- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Internasional, tahun ke-I Target : belum/tidak ada

- Keynote Speaker dalam pertemuan ilmiah Nasional, tahun ke-I Target: belum / tidak ada

- Visiting lecturer internasional, tahunke-I Target: belum/tidak ada - Paten, tahunke-I Target: belum/ tidak ada

- Paten Sederhana, tahunke-I Target: belum/ tidak ada - Hak Cipta, tahunke-I Target: belum/ tidak ada - Bahan Ajar , tahunke-I Target: draft

(5)

RINGKASAN

Kematian adalah suatu keadaan yang sangat ditakuti oleh manusia tapi kematian pasti dialami semua orang, artinya bahwa pada masa yang akan datang dimana jumlah penduduk yang makin banyak pasti kematian juga semakin banyak, baik kematian wajar dan kematian tidak wajar. Kedua cara kematian ini sangat berbeda bila ditinjau dari aspek hukumnya dimana kematian wajar aspek hukumnya tidak ada artinya tidak ada dugaan tindak pidananya atau tidak ada tersangkanya sehingga tidak perlu dilakukan penyidikan lanjutan, sementara kematian tidak wajar aspek hukumnya adalah adanya dugaan tindak pidana, ada tersangkanya sehingga perlu tindakan penyidikan lanjutan untuk menemukan tersangkanya. Kedua cara kematian ini dari aspek hukumnya jelas berbeda namun tanda-tanda yang ditemukan pada tubuh korban terkadang sulit dibedakan terutama bagi masyarakat awam, tentu tidak sulit bagi tenaga medis terutama dokter, untuk membedakan antara lebam mayat dengan memar oleh karena pendidikan kedokteran pada stase forensik telah diajarkan dan dilatih untuk membedakannya. Namun sangat penting diketahui sejauh mana tingkat pengetahuan mahasiswa program pendidikan profesi dokter saat menjalani kepanitraan forensic dalam membedakan antara lebam mayat dengan memar.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan mahasiswa program pendidikan profesi dokter dalam membedakan lebam mayat dengan memar. (2) sebagai evaluasi dalam upaya peningkatan pendidikan kepanitraan forensic kedepan. (3) agar dokter umum mampu menularkan pengetahuan membedakan lebam mayat dengan memar kepada masyarakat.

Subjek penelitian adalah mahasiswa program pendidikan profesi dokter yang sedang menjalani kepanitraan di departemnen forensic periode Novemver 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara .

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode total sampling .

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN.……….……. ii

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM……….………. iii

RINGKASAN……….. v

DAFTAR ISI …….……….. vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……….. ix

ABSTRAKS……… x

ABSTRACT……… xi

BAB I PENDAHULUAN ……….…………. 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Rumusan Masalah……….. 3

1.3 Tujuan Penelitian……… 3

1.3.1 Tujuan Umum………. 3

1.3.2 Tujuan Khusus……… 3

1.4 Manfaat Penelitian………. 4

1.5 Luaran Penelitian……… 4

1.6 Target Pencapaian……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. …………. 5

2.1 Traumatologi……… 5

2.1.1 Jenis Trauma………… ………... 5

2.1.2 Luka Memar……….. 5

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi luka memar……… 6

2.1.4 Mekanisme luka memar……… 8

2.2 Thanatologi………. ... 9

2.2.1 Tanda kematian………... 9

2.2.2 Lebam mayat……… ... 9

2.2.3 Etiologi Lebam Mayat... 10

2.2.4 Patofisiologi Lebam Mayat ... 11

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Lebam Mayat ... 11

2.3 Perbedaan Luka Memar dan Lebam Mayat ... 12

2.4 Pengetahuan………... … ………… 13

(7)

2.4.1 Tingkat Pengetahuan……… ... 13

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 14

2.5 Kerangka Teori. ………. 16

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL……… 17

3.1 Kerangka Konsep……….. 17

3.2 Defenisi Operasional………. 17

BAB IV METODE PENELITIAN ……….. 19

4.1 Jenis Penelitian dan rancangan penelitian……….. 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………. 19

4.2.1 Lokasi Penelitian……….. 19

4.2.2 Waktu penelitian ………. 19

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian……… 19

4.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi……… 20

4.5 Teknik Pengumpulan Data………... 20

4.6 Metode Analisa Data……….. 21

BAB V BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN……….. 23

5.1 Anggaran Biaya……….. 23

5.2 Jadwal Penelitian……… 23

BAB VI HASIL PENELITIAN ……….. 24

BAB VII PEMBAHASAN……… 28

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN……….. 30

DAFTAR PUSTAKA ……….. 31

LAMPIRAN ……… 33

1. Format Justifikasi Anggaran………. 33

2. Susunan Organisasi Tim Peneliti……….. 34

3. Biodata Ketua Peneliti………. 35

4. Lembar Penjelasan……… 38

5. Lembar Persetujuan……….. 39

6. Ethical Clearance………. 40

7. Power point laporan akhir……… 41

8. Absensi kegiatan seminar……… 44

9. Foto kegiatan seminar laporan akhir……… 45

10. Kuesioner Penelitian………. 46

11. Lembar Validisasi Kuesioner……… 49

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Perbedaan Luka Memar dan Lebam Mayat ... 12

5.1. Format Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian……… 23

5.2. Rencana Jadwal Penelitian……….. 23

6.1 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin……….. .. 25

6.2 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Asal Sekolah………. . 25

6.3 Tingkat Pengetahuan Mahasiswa P3D Stase Forensik periode November 2021………. 26

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.5. Kerangka Teori ... 16 3.1 Kerangka Konsep... 17 6.1 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Berdasarkan jenis kelamin……. 25 6.2 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Asal Sekolah……. 26 6.3 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Mahasiswa P3D Stase Forensik

Periode November 2021……… 27

(10)

xi ABSTRAK

Latar Belakang. Setiap mahluk hidup termasuk manusia pasti mengalami kematian, Kematian ada dua macam yaitu kematian wajar dan kematia tidak wajar.

Kedua cara kematian ini sangat berbeda bila ditinjau dari aspek hukumnya dimana kematian wajar aspek hukumnya tidak ada artinya tidak ada dugaan tindak pidananya atau tidak ada tersangkanya sehingga tidak perlu dilakukan penyidikan lanjutan, sementara kematian tidak wajar aspek hukumnya adalah adanya dugaan tindak pidana, ada tersangkanya sehingga perlu tindakan penyidikan lanjutan untuk menemukan tersangkanya. Kedua cara kematian ini dari aspek hukumnya jelas berbeda namun tanda-tanda yang ditemukan pada tubuh korban terkadang sulit dibedakan terutama bagi masyarakat awam, sehingga bisa terjadi kematian wajar dikira sebagai kematian tidak wajar. Tujuan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar Metode. Penelitian ini merupakan studi penelitian deskriptif dengan melakukan pengumpulan data total sampling menggunakan kuesioner dengan Pendekatan potong lintang (cross sectional). Hasil : tingkat pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter stase Forensic Periode November 2021 FKUSU tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar serta tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin dan asal SMA yang disajikan dalam bentuk table dan diagram. Kesimpulan : kualitas pengetahuan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter stase Forensic Periode November 2021 FKUSU dari hasil penelitian tidak didapatkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang (0%) mengenai lebam mayat dan luka memar. Sebanyak 1 orang memiliki pengetahuan yang cukup (3.3%), dan sebanyak 29 responden memiliki pengetahuan yang baik (96.6%).

Kata Kunci: Luka Memar, Lebam Mayat, Pengetahuan.

(11)

xii ABSTRACT

Background. Every living thing, including humans, must experience death, there are two kinds of death, namely natural death and unnatural death. These two ways of death are very different when viewed from the legal aspect where natural death has no legal aspect, meaning that there is no suspected criminal act or there is no suspect so that no further investigation is necessary, while unnatural death the legal aspect is that there is an alleged criminal act, there is a suspect so that Further investigation is needed to find the suspect. The two ways of death are clearly different from the legal aspect, but the signs found on the victim's body are sometimes difficult to distinguish, especially for the common people, so that a natural death can be mistaken for an unnatural death. Aim. The general purpose of this study was to describe the level of knowledge of the Forensic Medical Professional Education Program Students for the November 2021 Faculty of Medicine, University of North Sumatra about the Difference between Corpse Bruises and Methods of Bruising. This research is a descriptive research study by collecting total sampling data using a questionnaire with a cross sectional approach. Results: the level of knowledge of students of the Forensic Medical Professional Education Program for the November 2021 FKUSU period about the Difference between Corpse Bruises and Bruises and the level of knowledge based on gender and high school origin presented in the form of tables and diagrams. Conclusion: the quality of knowledge of the Forensic Medical Professional Education Program Students for the November 2021 FKUSU period. From the results of the study, there were no students who had less knowledge (0%) about bruising and contusions. As many as 1 person has sufficient knowledge (3.3%), and as many as 29 respondents have good knowledge (96.6%).

Keywords: Bruises, Bruises, Knowledge

xi

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kematian adalah suatu keadaan yang sangat ditakuti oleh manusia tapi kematian pasti dialami semua orang, artinya bahwa pada masa yang akan datang dimana jumlah penduduk yang makin banyak pasti kematian juga semakin banyak, baik kematian wajar dan kematian tidak wajar. Kedua cara kematian ini sangat berbeda bila ditinjau dari aspek hukumnya dimana kematian wajar aspek hukumnya tidak ada artinya tidak ada dugaan tindak pidananya atau tidak ada tersangkanya sehingga tidak perlu dilakukan penyidikan lanjutan, sementara kematian tidak wajar aspek hukumnya adalah adanya dugaan tindak pidana, ada tersangkanya sehingga perlu tindakan penyidikan lanjutan untuk menemukan tersangkanya. Kedua cara kematian ini dari aspek hukumnya jelas berbeda namun tanda-tanda yang ditemukan pada tubuh korban terkadang sulit dibedakan terutama bagi masyarakat awam, tanda tersebut adalah lebam mayat pada kematian yang wajar dan memar pada kematian yang tidak wajar, sehingga ditengah masyarakat sering terjadi adanya pelaporan dugaan kematian tidak wajar dimana lebam mayat yang terjadi di duga sebagai luka memar, kasus kasus yang dilaporka antara l;ain :

1. kasus yang menimpa mantan istri artis inisial S beberapa waktu yang lalu (tahun 2020) , membongkar makam istrinya untuk diautopsi.

2. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang meninggal usai mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) UKM Menwa. (Oktober 2021) 3. Mahasiswa Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung

(UNILA),saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) UKM Pecinta Alam Cakrawala di Padang Cermin, Kabupaten Pesawan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 117: “Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung, sirkulasi dan sistem pernapasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau

(13)

apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.”. Thanatologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Seorang dokter tidak jarang menemui kesulitan untuk mendiagnosis apakah pada seseorang sudah terjadi kematian atau belum (Ammar, et al., 2013).

Diperkirakan 1,7 juta orang di Amerika Serikat mengalami trauma tumpul setiap tahunnya. Lebih dari 52.000 orang meninggal dunia, 275.000 dirawat di rumah sakit, dan hampir 80% dirawat dan dirujuk ke instalasi gawat darurat. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami cedera kepala dibandingkan perempuan (Awaloei, et al., 2016).

Data kasus jenazah yang diperiksa di Departemen Ilmu Kedoktean Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Hasan Sadkin Bandung tahun 2013-2017. Terdapat 1.672 jenazah yang ditangani salama periode penelitian, dengan data sebagai berikut, 1.258 jenazah laki-laki (74%), 430 jenazah perempuan (25%), dan 4 jenazah (1%) yang tidak teridentifikasi jenis kelaminnya. Kelompok usia terbanyak adalah usia 46-65 tahun (30%) dan usia 26-45 (29%). Terdapat kasus ganda yang meliputi 24 jenazah, sehinggal total 1716 kasus didapatkan, dengan 29 kasus sebagai rata-rata jumlah kasus setiap bulannya. Dari total kasus tersebut, pemeriksaan luar yang dilakukan saja 1.303 kasus (76%) dan yang dilalukan otopsi (pemeriksaan luar dan dalam) 413 kasus (24%). Kasus terbanyak terjadi pada tahun 2014, yakni dengan 432 kasus (25%), sedangkan kasus Death on Arrival (DOA) adalah jenis kasus terbanyak yang terjadi dengan persentase 28%, diikuti secara berturut-turut dengan kasus Lakalantas (Kecelakaan Lalu Lintas) 26%, Mati mendadak 22%, Infantisid 7%, Kecelakaan Kereta Api 5% dan pembunuhan 5%.

Trauma tajam, adalah penyebab terbanyak jumlah kasus pembunuhan (Windasari et al., 2019).

Menurut statistik diatas, diketahui jumlah kematian cukup banyak dan banyak penyebabnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui metode untuk dapat membedakan penyebab kematian tersebut. Mengetahui perbedaan luka memar dan lebam mayat diperlukan untuk menegakkan diagnosis apa penyebab kematian sampai lama kematian. Perbedaan luka memar dan lebam mayat

(14)

mencakup lokasi, ada tidaknya pembengkakan, warna saat ditekan, gambaran mikroskopis dan cara pemeriksaan (Afthoni et al., 2016).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar, Banyaknya kasus kematian diduga tidak wajar dimana lebam mayat yang terjadi diduga sebagai luka memar, Maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar ”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Perbedaan Lebam Mayat dengan Memar .

Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa/i program

pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 mengenai perbedaan luka memar dan lebam mayat

(15)

2. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa/i program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 mengenai perbedaan luka memar dan lebam mayat berdasarkan jenis kelamin

3. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa/i program pendidikan profesi dokter stase Forensic Periode November 2021 mengenai perbedaan luka memar dan lebam mayat berdasarkan asal SMA

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai evaluasi dalam upaya peningkatan pendidikan kepanitraan forensic kedepan yang lebih baik .

1.5 LUARAN PENELITIAN

Penelitian ini dikirim ke salah satu jurnal Nasional

1.6 TARGET PENCAPAIAN Rencana target capaian

No Jenis Luaran Indicator capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional (ber ISSN)

Reviewed 2 Pemakalah dalam temu ilmiah local

maupun nasional

Draft

3 Bahan ajar Draft

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Traumatologi

Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan terhadap jaringan tubuh yang hidup (living tissue) yang dapat menimbulkan efek pada fisik ataupun psikisnya, dalam ilmu kedokteran forensik efek fisik berupa luka-luka yang ditemukan dalam tubuh atau fisik korban sedangkan logos berarti ilmu, jadi traumatologi adalah Suatu ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan atau ruda paksa (Mirza, et al., 2018).

2.1.1 Jenis Trauma

Terdapat beberapa jenis trauma, diantaranya: trauma mekanik, trauma fisik , dan trauma kimiawi yang terdiri dari zat korosif dan iritatif. Trauma mekanik dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: trauma tajam, trauma tumpul, dan trauma tembak. Trauma tumpul terdiri dari memar, luka lecet dan luka robek. (petrus, 2018).

2.1.2 Luka Memar

Luka memar merupakan suatu keadaan pendarahan dalam jaringan bawah kulit (kutis) akibat pecahnya pembuluh kapiler dan pembuluh vena yang di sebabkan oleh trauma benda tumpul. Memar dapat disebabkan oleh adanya tekanan atau pukulan, namun juga dapat timbul secara langsung (spontan), yang dapat terjadi pada orang lanjut usia dan pada orang yang memiliki penyakit maupun kelainan pembekuan darah misalnya pada hemofilia. Ekstravasasi darah berdiameter lebih dari beberapa millimeter disebut memar atau kontusio, ukuran yang lebih kecil disebut dengan ekimosis dan yang terkecil seukuran ujung peniti disebut dengan petekie (Damitrias. et al., 2017).

Luka memar adalah luka tertutup di mana kerusakan jaringan di bawah kulit hanya tampak sebagai benjolan jika dilihat dari luar. Memar ini menimbulkan

(17)

daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan di daerah yang terbatas disebut hematoma. (Tilaar, et al., 2020).

Luka memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit atau kutis akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.

Memar banyak terjadi karena tekanan yang besar dalam waktu yang singkat (sinta.unud.ac.id).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luka Memar

Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya luka memar, yaitu : 1. Kondisi dan Tipe Jaringan Luka

Pada saat darah dari pembuluh darah keluar dari pembuluh darah, harus ada ruang yang cukup di luar pembuluh darah untuk darah yang keluar berakumulasi.

Hal ini menjelaskan mengapa memar terlihat pada jaringan yang longgar seperti mata atau skrotum dan kejarangannya timbul pada telapak kaki ataupun telapak tangan, dimana ada jaringan fibrous yang padat dan bidang fasia yang terbatas yang mencegah akumulasi dari darah. Karena lebih besarnya volume jaringan subkutan pada orang-orang yang gemuk, mereka akan lebih mudah mendapatkan memar dibandingkan orang yang mempunyai lapisan subkutan yang lebih tipis (faktor-faktor lain sama seperti kerentanan pembuluh darah dan usia) Area yang elastis, contohnya seperti dinding abdomen dan pantat. Memar yang terjadi dengan tekanan yang sama yang diberikan akan lebih kurang dibandingankan dengan daerah dimana ada tulang yang bertindak sebagai landasan dengan kulit antara tulang dan tekanan. Contohnya seperti kepala, dada dan tulang kering.

Memar juga ditentukan oleh jumlah perdarahan di dalam jaringan subkutan dan seberapa dalam perdarahan terjadi. Jumlah perdarahan sebagian ditentukan oleh berat ringannya trauma, kepadatan di bawah jaringan vaskular, kerapuhan pembuluh darah, koagulasi darah, dan volume jaringan subkutan. Area tubuh jaringan subkutan dan otot yang secara langsung menimpa tulang, seperti kepala, dada dan permukaan anterior lutut, kaki dan permukaan posterior tangan mudah menunjukkan memar akibat diatas tulangtulang tersebut merupakan jaringan lunak yang dapat memudahkan terjadinya dekompresi dengan trauma minimal,

(18)

sehingga menghasilkan memar (Damitrias. et al., 2017).

2. Umur Penderita

Pada anak-anak dan orang tua lebih rentan terkena memar. Volume dari darah yang hilang ke jaringan dapat dipengaruhi oleh kerentanan pembuluh darah dan koagulasi dari darah, pada orang yang tua, kerentanan pembuluh darah sangat ekstrim dan memar yang luas dapat timbul bahkan dari tekanan yang pelan. Kulit juga menjadi kurang fleksibel dan lebih tipis karena terdapat sedikit lemak di bawah kulit sehingga efek bantalan kulit menurun dan menyebabkan atrofi dermal. Sedangkan pada anak-anak lebih mudah untuk terjadi memar daripada orang dewasa, karena jaringan yang lebih lunak dan volume yang lebih kecil dari jaringan yang melindungi dan yang berbaring diatas pembuluh darah (Damitrias.

et al., 2017).

3. Tekanan pada trauma

Kerusakan dari pembuluh darah biasanya searah dengan besarnya tekanan yang diaplikasikan : lebih besar tekanan yang diberikan, maka lebih banyak pembuluh darah yang rusak sehingga kebocoran dari darah juga semakin besar dan menyebabkan makin besarnya memar yang terjadi. Tubuh juga mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan rangka. menyebabkan ruptur paru atau intestinal (Damitrias. et al., 2017).

4. Penyakit lainnya

Perdarahan dapat terjadi segera dan mungkin terus terjadi selama beberapa menit atau bahkan sampai berjam-jam setelah cedera. Durasi perdarahan tergantung pada kekerasan yang dialami, jenis jaringan yang terluka, waktu pendarahan (untuk menilai fungsi platelet) dan waktu pembekuan (untuk menilai konversi fibrinogen dan fibrin). Setiap orang mempunyai beberapa variasi dalam kerentanan terhadap terjadinya memar, seperti mereka yang mengalami obesitas atau menderita penyakit kronis misalnya pecandu alkohol kronis, mempunyai jaringan subkutan yang lebih luas (Damitrias, et al., 2017).

5. Trauma Benda Tumpul

Kekerasan tumpul merupakan kasus yang lebih umum ditemui. Luka akibat kekerasan tumpul adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh benda atau alat yang tidak bermata tajam, konsistensi keras atau kenyal, dan permukaan

(19)

halus atau kasar (Tilaar, et al., 2020). Trauma benda tumpul adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kekerasan/sentuhan fisik dari benda tumpul (benda yang mempunyai tekstur permukaan kasar, keras ataupun tumpul contohnya seperti: kayu, besi, martil, kepalan tangan dan lain lain) terhadap jaringan tubuh yang mengakibatkan luka/ trauma. Trauma tumpul menyebabkan beberapa kondisi, salah satunya adalah luka memar (Parinduri, et al., 2017). Trauma tumpul adalah sebuah kondisi luka yang disebabkan oleh benda yang tidak memiliki bagian runcing atau tajam alias tumpul contohnya seperti tongkat, batu, dan pentung. Jenis perlukaan yang ditimbulkan akibat trauma benda tumpul yaitu luka lecet, memar, robek dan patah tulang (Lestari, et al., 2019).

2.1.4 Mekanisme Luka Memar

Memar dapat terjadi karena dipengaruhi oleh proses biomekanika yang dialami oleh tubuh. Luas permukaan benda akan berpengaruh terhadap respon dari tubuh. Rumus P = F / A, dengan P adalah pressure, F adalah force dan A merupakan area. Sedangkan F adalah suatu yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan atau perubahan bentuk suatu benda. Kemudian P adalah tekanan yang didapat dari gaya per satuan luas. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda karena gerakan benda tersebut (Damitrias, et al., 2017).

Kekuatan mekanis yang berlebih yang mengenai tubuh akan memberikan efek penekanan, penyayatan, perputaran dan luka iris (Damitrias, et al., 2017).

(20)

2.2 Thanatologi

Thanatologi berasal dari kata thanatos yang berarti berhubungan dengan kematian dan logos yang berarti ilmu, jadi Thanatologi adalah salah satu bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut (Ammar, et al., 2013).

Kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi kematian juga memiliki dimensi sosial dan psikologis. Secara biologis kematian merupakan berhentinya proses aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan berhentinya proses pernafasan. (Hartini, et al., 2007).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 117: “Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung, sirkulasi dan sistem pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.” Mekanisme kematian timbul akibat abnormalitas dari aspek biokimia dan fisiologi tubuh yang berujung pada kematian” (Thanos, et al., 2016).

2.2.1 Tanda Kematian

Tanda kematian adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh mayat setelah kematian, perubahan-perubahan tersebut yaitu menurunnya suhu mayat (algor mortis), kaku mayat (rigor mortis), lebam mayat (livor mortis), perubahan pada kulit dan mata, dan proses pembusukan dan modifikasinya seperti mummifikasi dan adiposera (Nitiprojo, et al., 2018).

2.2.2 Lebam Mayat

Lebam Mayat (Postmorterm Lividity, Postmorterm Stains, Postmorterm Hypostatis, Postmorterm Suggilation, Postmorterm Vibices, Livor Mortis) adalah

(21)

perubahan warna ungu kemerahan pada bagian tubuh terendah yang diakibatkan akumulasi pembuluh darah kecil di bagian tubuh paling rendah dikarenakan gaya tarik bumi (Thanos, et al., 2016).

Lebam mayat adalah perubahan warna kulit berupa warna biru kemerahan akibat terkumpulnya darah di dalam vena kapiler yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi di bagian tubuh yang lebih rendah di sepanjang penghentian sirkulasi (Ammar, et al., 2013)

Lebam mayat adalah salah suatu perubahan tubuh postmortem yang dapat dikenali dan dibedakan menjadi beberapa kategori, yakni perubahan awal postmortem, pembusukan, dan skeletonisasi. Masing masing kategori mempunyai karakter tersendiri sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan waktu kematian (Ammar, et al., 2013).

Lebam mayat merupakan perubahan warna tubuh menjadi kemerah-biruan yang muncul pada bagian tubuh yang bergantung selain area yang terkena tekanan setelah jantung berhenti berdetak. Ini juga termasuk hasil dari pengendapan darah di bawah gaya gravitasi (Presnell, et al., 2020)

2.2.3 Etiologi Lebam Mayat

Lebam mayat terbentuk bila terjadi kegagalan sirkulasi dalam mempertahankan tekanan hidrostatik yang menyebabkan darah mencapai capillary bed dimana pembuluh-pembuluh darah kecil afferen dan efferen saling berhubungan. Maka secara bertahap darah yang mengalami stagnansi di dalam pembuluh vena besar dan cabang-cabangnya akan dipengaruhi gravitasi dan mengalir ke bawah, ketempat-tempat terendah yang dapat dicapai. Mula-mula darah mengumpul di vena-vena besar dan kemudian pada cabang-cabangnya sehingga mengakibatkan perubahan warna kulit menjadi merah kebiruan (Ammar, et al., 2013).

Lebam mayat terbentuk pada daerah tubuh yang menyokong berat badan tubuh seperti bahu, punggung, bokong, betis pada saat terbaring diatas permukaan yang keras akan tampak pucat yang terlihat kontras dengan warna livor mortis

(22)

disekitarnya akibat dari kompresi pembuluh darah di daerah ini yang mencegah akumulasi darah (Thanos, et al., 2016)

2.2.4 Patofisiologi Lebam Mayat

Lebam mayat berkembang secara bertahap dan dimulai dengan timbulnya bercak-bercak warna keunguan dalam waktu kurang dari setengah jam sesudah kematian dimana bercak-bercak ini intensitasnya menjadi meningkat dan kemudian bergabung menjadi satu dalam beberapa jam kemudian yang pada akhirnya akan membuat warna kulit menjadi gelap. Kadang-kadang cabang darah vena pecah sehingga terlihat bintik-bintik perdarahan yang disebut tardieu spot.

Lebam mayat mulai terbentuk 30 menit sampai 1 jam setelah kematian somatis dan intensitas maksimal setelah 8-12 jam postmortem. Sebelum waktu ini, lebam mayat masih dapat berpindah-pindah jika posisi mayat diubah. Setelah 8-12 jam postmortem lebam mayat tidak akan menghilang dan dalam waktu 3-4 hari lebam masih dapat berubah.

Secara medikolegal yang terpenting dari lebam mayat ini adalah letak dari warna lebam itu sendiri dan distribusinya. Perkembangan dari lebam mayat ini terlalu besar variasinya untuk digunakan sebagai indikator penentu saat kematian.

sehingga lebih banyak digunakan untuk menentukan apakah sudah terjadi manipulasi pada posisi mayat (Ammar et al., 2013).

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Lebam Mayat

Lebam mayat sebagai tanda kematian memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:

1. Kadar Hb yang tinggi

Hemoglobin merupakan molekul protein besar berisi besi yang ditemukan di dalam eritrosit dan berikatan serta mengangkut sebagian besar O2 dalam darah; juga mengangkut sebagian CO2 dan H+ dalam darah.Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan berada

(23)

di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.

2. Anemia

Anemia merupakan masalah kesehatan yang berkaitan dengan hemoglobin.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, Secara nasional, proporsi anemia penduduk ≥1 tahun di Indonesia sebesar 21,7%;pada balita 12-59bulan 28,1%,dan ibu hamil sebesar 37,1%.7Masalah ini juga dapat mengakibatkan masalah kematian maternal (Umboh, et al., 2016).

2.3 Perbedaab memar dan lebam mayat

Menurut Afthoni, et al., 2012, luka memar dan lebam mayat dapat dibedakan sebagai berikut.

tabel 2.1 Perbedaan Luka Memar dan Lebam Mayat

Indikator Memar Lebam Mayat

Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah

Pembengkakan (+) (-)

Bila ditekan Reaksi Jaringan (+) Reaksi Jaringan (-) Mikroskopis Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-) Pemeriksaan Dalam Pada memar ketika

dilakukan sayatan pada kulit akan tetap

berwarna merah

Pada lebam mayat, darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah sehingga bila

kehitaman walaupun disiram air.

dialiri air pada 1 jam pertama, penampang akan terlihat lebih bersih, namun dalam waktu 8 jam tidak akan terjadi perubahan morfologi apapun.

(24)

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka (Donsu, et al., 2018).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang dimilikinya (Afnis et al., 2018). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo, et al., 2014).

2.4.1 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (Wawan dan Dewi, et al., 2010) pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda.

Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yaitu : 1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya. Orang yang telah memahami objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menarik kesimpulan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga diartikan aplikasi atau

(25)

penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, rencana program dalam situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan, lalu kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah jika orang tersebut dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat bagan (diagram) terhadap pengetahuan objek tersebut.

6. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada sebelumnya.

7. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian berdasarkan suatu 17 kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat (Afnis, et al., 2018).

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal (Notoadmodjo, 2003). Faktor internal meliputi:

1. Pendidikan

Adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidkan itu mempertinggi taraf intelegensia individu.

2. Persepsi

Merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

(26)

3. Motivasi

Merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengenyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam diri individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas) maupun dari luar ( merupakan pengaruh dari orang lain/lingkungan). Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan suatu kebutuhan.

4. Pengalaman

Adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indera manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyababkan terbentuknya pengetahuan. Pengalaman masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku masa kini.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: meliputi lingkungan, sosial ekonomi, kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehata. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan, nilai dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku (repository.usu.ac.id). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin peneliti ketahui atau peneliti ukur dapat peneliti sesuaikan dengan tingkat- tingkat tersebut diatas .

(27)

2.5 KERANGKA TEORI

MATI

WAJAR TIDAK WAJAR

PENYAKIT TRAUMA KERACUNAN

PEMBUSUKAN KAKU MAYAT

PENURUNAN SUHU

LEBAM MAYAT

MECANIK FISIKA KIMIA

T. TUMPUL T. TAJAM L. TUMBAK

MEMAR LECET ROBEK

(28)

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

Responden:

Mahasiwa P3D stase forensik periode November 2021

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

1. Mahasiwa P3D stase forensik periode November 2021

a. Definisi : mahasiswa P3D yang sedang menjalani kepaniteraan Forensik periode November 2021

b. Alat ukur : Dokumen c. Cara ukur : Observasi.

d. Hasil ukur : Mahasiwa P3D stase forensik periode November 2021 e. Skala pengukuran : Nominal

2. Jenis kelamin

a. Definisi : Responden merupakan mahasiswa laki-laki atau perempuan b. Alat ukur : Kuesioner

c. Cara ukur : Observasi, dengan melihat kuisioner bagian identitas mahasiswa.

d. Hasil ukur : Laki-laki atau perempuan e. Skala pengukuran : Nominal

3. Asal SMA

a. Definisi : jenjang pendidikan yang tempuh sebelum masuk perguruan tinggi.

b. Alat ukur: kuesioner c. Cara ukur: observasi

d. Hasil ukur : Negeri atau Swasta e. Skala ukur : Nominal

Tingkat Pengetahuan

 Baik

 Cukup

 kurang

(29)

4. Tingkat pengetahuan

a. Definisi : Pengetahuan yang dimiliki responden mengenai perbedaan luka memar dan lebam mayat.

b. Alat ukur : Kuesioner

c. Cara ukur: Observsi, dengan menghitung skor dari pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner

d. Hasil ukur

1) Baik = 76-100%

2) Cukup = 56-75%

3) Kurang = <56%

e. Skala pengukuran : Ordinal

(30)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN

4.1.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase forensic periode November 2021 FK USU mengenai perbedaan antara luka member dan lebam mayat.

4.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan yang dipakai adalah menggunakan desain cross sectional yaitu dengan membagikan kuesioner sebagai cara untuk mengambil data kepada setiap responden sebanyak sekali.

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di ruang pertemuan Departemen Forensik dan Medikolegal FK USU/ RSUPH Adam Malik Jl.Bunga Lau no.7 Medan . 4.2.2 Waktu Penelitian

Pengumpulan data penilitan akan dilakukan pada bulan November 2021 sampai Desember 2021.

4.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini merupakan mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase Forensic periode November 2021.

4.3.2 Sampel Penelitian

(31)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik total sampling untuk pengambilan data.

4.3.3 Besar Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah total sampling dari mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase forensic periode November 2021 dengan jumlah total 30 orang .

4.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI 4.4.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase forensic periode November 2021

2. Mahasiswa yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini 3. Mengisi informed consent untuk mengisi kuesioner penelitian ini 4.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa yang tidak aktif kuliah

2. Mahasiswa yang menolak sebagai responden 3. Mengisi kuesioner yang tidak lengkap.

4.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 4.5.1 Alat dan Bahan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan Kuesioner dengan 15 pertanyaan mengenai perbedaan luka memar dan lebam mayat.

4.5.2 Cara Kerja Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan mengambil data yaitu data yang diambil secara langsung terhadap responden menggunakan cara kerja sebagai berikut:

1. Menyampaikan pada mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase forensic periode November 2021 mengenai isi lembar penjelasan bahwa penelitian ini salah satu kegiatan tridarma dan sekaligus meningkatkan jumlah

(32)

penelitrian di departemen forensic dalam upaya peningkatan akreditasi sekaligus evaluasi tingkat pengetahuan mahasiswa dalam memahami materi pendidikan.

2. Meminta mahasiswa masing masing untuk kesediannya mengisi form lembar persetujuan.

3. Meminta Mahasiswa yang menjadi responden untuk mengisi kuesioner yang dibagikan masing-masing kepada mahasiswa tersebut.

4. Mengumpulkan seluruh data dari kuisioner yang telah di isi mahasiswa.

5. Mengolah data .

4.6 METODE ANALISIS DATA

Data-data mengenai gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa program pendidikan profesi dokter stase forensic periode November 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang perbedaan luka memar dan lebam mayat akan diperoleh dari kuesioner yang selanjutnya akan diolah melalui empat tahap, yaitu :

1. Menyunting data (Editing)

Tahap ini dilakukan untuk memeriksa data yang telah dikumpulkan oleh responden guna mengetahui apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap.

2. Memberi kode (Coding)

Data yang sudah melalui tahap penyuntingan selanjutnya akan diberi kode guna mempermudah analisa data.

3. Memasukkan data (Data Entry)

Setelah melewati kedua tahap diatas, data kemudian dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Membersihkan data (Cleaning)

Tahap ini adalah tahap untuk memeriksa data yang telah di input ke dalam program computer untuk menghindari terjadinya kesalahan data.

Tahap cleaning merupakan tahap pemeriksaan data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer untuk menghindari inkonsistensi serta kesalahan

(33)

data.

5. Penyimpanan & analisis data (Saving & Analysis) Data siap untuk disimpan lalu dianalisa.

(34)

BAB V

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 5.1 Anggaran Biaya

Tabel 5.2 Format Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian .

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp) 1 Bahan habis pakai /ATK 270.000

2 Copy Material 1.000.000

3 referensi 1.000.000

4 Penggandaan materi 1.000.000

3 Seminar Laporan Akhir Penelitian 5 000.000

4 honor 5.400.000

Jumlah 13.670.000

5.2 Jadwal Penelitian

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 Table 5.2 Rencana Jadwal Penelitian

No penerapan Nov 2021 Des 2021 Mgg

1

Mgg 2

Mgg 3

Mgg 4

Mgg1 Mgg2 Mgg3

1 Pembuatan

Proposal dan survey Lokasi 2 Seminar proposal 2 Pengambilan data 3 Pengumpulan data 4 Menganalisa data 5 Penyusunan

laporan 6 S e m i n a r

(35)

BAB VI

HASIL PENELITIAN

6.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal / Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan yang beralamat di Jl.Bunga Lau no.7 Medan, Lokasi ini dipilih oleh karena responden yang diambil adalah mahasiswa program pendidikan profesi dokter yang sedang menjalani kepanitraan klinik Forensik pada awal stase, belum mendapatkan bimbingan terkait dengan lebam mayat dan memar, jadi yang dinilai adalah pengetahuan mahasiswa pasca preklinik.

6.2 DESKRIPSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Hasil penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dikumpulkan dari data Kuesioner yang diambil dari mahasiswa program pendidikan profesi dokter (P3D) yang sedang menjalani kepaniteraan klinik di Departemen Forensik dan medikolegal periode November 2021, dengan jumlah responden 30 orang yang memenuhi kriteria dan memberikan informed consent, dengan kategori laki-laki 12 orang dan perempuan 18 orang. Sampel penelitian diambil secara keseluruhan dari data (total sampling ). Data ini kemudian dianalisis dalam bentuk univariat untuk melihat distribusi frekuensi responden berdasarkan variable independen penelitian.

variabel independen ini merupakan variable demografik yang menggambarkan karakteristik dari responden mencakup jenis kelamin dan asal sekolah.

(36)

6.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pengetahuan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada table 6.1 dibawah ini Tabel 6.1 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Frekuensi Presentase (%) Total Nilai Tingkat Pengetahuan (%)

Laki-Laki 12 40.0 1021.6 85.0

Perempuan 18 60.0 1604.0 89.0

Berdasarkan tabel 6.1 diatas didapati bahwa dari 30 responden, 12 merupakan laki-laki (40%) dan 18 merupakan perempuan (60%). Tingkat pengetahuan berdasarkan pembagian jenis kelamin menunjukkan hasil yang baik dengan presentase jawaban benar 85% pada responden laki-laki dan 89% pada responden perempuan.

Gambar 6.1 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

FREKUENSI PRESENTASE% TOTAL NILAI TINGKAT PENGETAHUAN

Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin

LAKI - LAKI PEREMPUAN

(37)

6.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan asal sekolah dengan tingkat pengetahuan.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan asal sekolah swasta dan negeri dengan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada table 6.2 dibawah ini.

Table 6.2 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Asal Sekolah

Asal Sekolah Frekuensi Presentase (%) Total Nilai Tingkat Pengetahuan (%)

Swasta 10 33.3 862.6 86.0

Negeri 20 66.6 1763 88.0

Berdasarkan tabel 6.2 diatas sebanyak 10 responden berasal dari sekolah swasta /Sekolah menengah umum swasta (33.3%) dan 20 responden berasal dari sekolah negeri /Sekolah Menengah Umum Negeri (66.6%). Setelah dilakukan penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden yang berasal dari sekolah swasta adalah 86% (Baik) dan yang berasal dari sekolah negeri adalah 88% (Baik).

Gambar 6.2 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Asal Sekolah

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

FREKUENSI PRESENTASE % TOTAL NILAI TINGKAT PENGETAHUAN

%

Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Asal Sekolah

SWASTA NEGERI

(38)

6.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan mahasiswa P3D Stase Forensik periode November 2021

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Stase Forensik periode November 2021 Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam membedakan lebam mayat dengan memar pada awal kegiatan dan sebelum adanya pembimbingan terkait dengan lebam mayat dan memar dapat dilihat pada table 6.3 dibawah ini..

Table 6.3 Tingkat Pengetahuan mahasiswa P3D Stase Forensik periode November 2021

Kategori Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Kurang 0 0.0

Cukup 1 3.3

Baik 29 96.6

Berdasarkan tabel 6.3 diatas, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan kurang sebanyak 0 (0 %), yang berarti tidak ada mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang mengenai lebam mayat dan luka memar. Sebanyak 1 orang mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang cukup (3.3%), dan sebanyak 29 orang mahasiswa (responden) memiliki pengetahuan yang baik (96.6%).

Gambar 6.3 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Mahasiswa P3D Stase Forensik periode November 2021

0 20 40 60 80 100 120

FREKUENSI PRESENTASE %

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa P3D Stase Forensik Periode November 2021

KURANG CUKUP BAIK

(39)

BAB VII PEMBAHASAN

Kematian adalah suatu keadaan yang sangat ditakuti oleh manusia tapi kematian pasti dialami semua orang, artinya bahwa pada masa yang akan datang dimana jumlah penduduk yang makin banyak pasti kematian juga semakin banyak, baik kematian wajar dan kematian tidak wajar.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 117: “Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung, sirkulasi dan sistem pernapasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila kematian batang otak telah dapat dibuktikan.”. Thanatologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut (Ammar, et al., 2013).

Luka memar merupakan suatu keadaan pendarahan dalam jaringan bawah kulit (kutis) akibat pecahnya pembuluh kapiler dan pembuluh vena yang disebabkan oleh adanya tekanan atau pukulan, namun juga dapat timbul secara langsung (spontan), yang dapat terjadi pada orang lanjut usia dan pada orang yang memiliki penyakit maupun kelainan pembekuan darah misalnya pada hemofilia (Damitrias. et al., 2017).

Gambaran luka memar dan lebam mayat terkadang sukar dibedakan satu sama lain. Oleh karena itu penting mengetahui perbedaan tanda klinis dari kedua terminologi ini. Lebam mayat merupakan perubahan warna kulit berupa warna biru kemerahan akibat terkumpulnya darah di dalam vena kapiler yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi di bagian tubuh yang lebih rendah di sepanjang penghentian sirkulasi (Ammar, et al., 2013)

Menurut Afthoni et al (2016), diketahui jumlah kematian cukup banyak dan banyak penyebabnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui metode untuk dapat membedakan penyebab kematian tersebut. Mengetahui perbedaan luka memar dan lebam mayat diperlukan untuk menegakkan diagnosis apa penyebab kematian sampai lama kematian. Perbedaan luka memar dan lebam mayat mencakup lokasi, ada tidaknya pembengkakan, warna saat ditekan, gambaran mikroskopis dan cara pemeriksaan.

(40)

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan bahwa dari 30 responden, 12 diantaranya merupakan laki-laki (40%) dan 18 lainnya merupakan perempuan (60%) dengan tingkat pengetahuan berdasarkan pembagian jenis kelamin menunjukkan hasil yang baik dengan presentase jawaban benar 85% pada responden laki-laki dan 89% pada responden perempuan.

Hasil dari pengelompokkan responden berdasarkan asal sekolah didapatkan bahwa sebanyak 10 responden berasal dari sekolah swasta (33.3%) dan 20 responden berasal dari sekolah negeri (66.6%). Setelah dilakukan penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden yang berasal dari sekolah swasta adalah 86% dan yang berasal dari sekolah negeri adalah 88%.

Selain daripada itu dari hasil penelitian tidak didapatkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang (0%) mengenai lebam mayat dan luka memar.

Sebanyak 1 orang memiliki pengetahuan yang cukup (3.3%), dan sebanyak 29 responden memiliki pengetahuan yang baik (96.6%).

(41)

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari total 30 responden, sebanyak 12 mahasiswa merupakan laki-laki (40%) dan 18 lainnya merupakan perempuan (60%) dengan tingkat pengetahuan berdasarkan pembagian jenis kelamin menunjukkan hasil yang baik dengan presentase jawaban benar 85% pada responden laki-laki dan 89% pada responden perempuan.

2. Hasil dari pengelompokkan responden berdasarkan asal sekolah didapatkan bahwa sebanyak 10 responden berasal dari sekolah swasta (33.3%) dan 20 responden berasal dari sekolah negeri (66.6%). Setelah dilakukan penelitian didapatkan tingkat pengetahuan responden yang berasal dari sekolah swasta adalah 86% dan yang berasal dari sekolah negeri adalah 88%.

3. Dari hasil penelitian tidak didapatkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang (0%) mengenai lebam mayat dan luka memar. Sebanyak 1 orang memiliki pengetahuan yang cukup (3.3%), dan sebanyak 29 responden memiliki pengetahuan yang baik (96.6%).

8.2 Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti berikan adalah untuk saat ini perlu melakukan penyuluhan tentang perbedaan luka memar dan lebam mayat kepada masyarakat dan bagi mahasiswa perlu mengedukasi masyarakat saat telah menjadi dokter kelak.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Afnis, T. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Manajemen Stres Di Dukuh Tengah Desa Nambangrejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Skripsi Kesehatan Masyarat Undip, 14-16.

Afthoni A, R., Ramadhaniati, W. (2016). Tugas Tambahan Laporan Kasus.

Diaksesk dari

https://www.scribd.com/document/323242415/Perbedaan-Lebam- Mayat-Dan-Hematom.

Ammar, M. (2013). Pengaruh Lama Waktu Kematian Terhadap Kemampuan Motilitas Spermatozoa Duktus Deferens Hewan Coba Post Morterm Yang Diperiksa Pada Suhu Kamar Dan Suhu Dingin. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 1.

Awaloei, A. C, Mallo, N., Tomuka, D. (2016). Gambaran Cedera Kepala yang Menyebabkan Kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP dr.

R. D. Kandou Periode Juni 2015-Juli 2016. Jurnal Kedokteran Unsrat, 4(2), 1-2. https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.1436

Damitrias, P. T., Bhima, S. K. L., & Dhanardhono, T. (2017). Hubungan Kadar Lemak Tubuh Dengan Perubahan Warna Memar Yang Dilihat Dengan Menggunakan Teknik Fotografi Forensik. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), 1073-1081, 7-

11. https://doi.org/10.14710/dmj.v6i2.18619

Donsu, J.D.T. (2017). Pisikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. nt.

Farida, C., Purnawati, R. D., & Wijayahadi, N. (2019). Pengaruh Pemberian Asap Cair (Liquid Smoke) Dosis Bertingkat Terhadap Proses Penyembuhan Luka Sayat Pada Kelinci (Oryctolagus Cuniculus). Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(1), 25- 26. https://doi.org/10.14710/dmj.v8i1.23299

(43)

Hartini. N. (2007). Deat and Dying. Kematian dan Proses Menuju Kematian (Makalah ini dipresentasikan pada konferensi nasional sress management dalam berba gai kehidupan, Bandung 2-3 Februari 2007).

Lestari, C. E. (2019). Pola Luka Akibat Trauma Tumpul Berdasarkan Hasil VeR di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Periode 2016-2018. Skripsi

Kedokteran Unsri, 1. Diakses dari

https://repository.unsri.ac.id/23847/57/RAMA_11201_040113 81621209_01_front_ref.pdf

Mirza, T, N. (2018). Gambaran Derajat Luka Akibat Kekerasan Tumpul Di Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016. Jurnal Kedokteran Andalas, 1.

Nitiprodjo, A. H. (2018). Persepsi Tenaga Medis Dan Paramedis Terhadap Pasien Meninggal Di Rs Pku Muhammadiyah Gombong. Herb-Medicine Journal, 2620-567x, 117.

Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (2014).

Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(2010). Methodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta.

Parinduri, A. G. (2017). Trauma Tumpul. Ibsu Sina Biomedika, 1(2), 29, 31.

DOI: http://dx.doi.org/10.30596%2Fisb.v1i2.1650

Paul, G. & Verma, S. K. 2015, Review of Forensic Medicine and Toxicology, Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, New Delhi.

Reddy, K. S. N., Murty, O. P. 2014, The Essential of Forensic Medicine and Toxicology, 33rd edn, Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, New Delhi.

Situmorang, T. (2020). Prevalensi Trauma Mekanik Pada Korban Hidup Di Rsud Djolham Binjai Tahun 2019. Jurnal Kedokter Unitersitas Sumatera

Utara, 6. Diakses Dari

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456 789/30604/170100112.pdf?sequence=1&isAllowed=y

(44)

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran 1. Honorarium

honor Honor/jam (Rp) Waktu (jam/minggu) minggu Honor/

6 minggu

Ketua 200.000 3 600.000 3.600.000

Anggota 100.000 3 300.000 1.800.000

Subtotal (Rp) 5.400.000 2. Pembelian Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Pembelian

Kuantitas Harga Satuan total ATK Kertas, tinta, pena,dan

lainnya

1 paket 1.000.000 1.000.000

Foto copy dokumen 100 200 20.000

Buku penunjang referensi 10 100.000 1.000.000

Surat Menyurat Pengurusan izin penelitian

1 500.000 500.000

Pulsa dan kuota internet

Komunikasi dan penggunaan internet

1 paket 500.000 500.000

Layout modul Design cover dan isi modul

1 paket 500.000 500.000

Sofeware

pengelolaan data

SPSS 1 paket 750.000 750.000

Penyusunan laporan Penyusunan , cetak, penjilitan laporan

3 paket 500.000 1.500.000

Publikasi jurnal jurnal 1 paket 2.500.000 2.500.000 Subtotal (Rp) 8.270.000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN Rp 13.670.000

(45)

Lampiran 2. Format Susunan Organisasi Tim Penelitian / Pelaksanaan dan Pembagian Tugas No Nama / NIDN Instansi Asal Bidang

ilmu

Alokasi waktu

Uraian tugas 1 dr.Asan

Petrus,MKed(for),SpF

FKUSU Forensik 3

jam/minggu

Perencanaan, Identifikasi,

Pengumpulan data, Analisa data, Menyusun penelitian 2 dr.Said Muzani Mahasiswa Forensik 1

jam/minggu

Pengumpulan data, Identifikasi,

Analisa data, 3 Dr.Ibnu Arizona Mahasiswa Forensik 1

jam/minggu

Pengumpulan data, Identifikasi,

Analisa data, 4 Dr.Novri Mahasiswa Forensik 1

jam/minggu

Pengumpulan data, Identifikasi,

Analisa data,

(46)

Lampiran 3. Biodata Ketua Peneliti A. Identitas

1 Nama dr.Asan Petrus, M.ked(For), Sp.F

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 N I P 196804022000121001

5 N I D N 00 020468 04

6 Tempat dan Tanggal Lahir Serapit, 2 April 1968

7 E-mail Asanpetrus95@gmail.com

8 No.Telepon/ HP 081360318747

9 Alamat kantor Fakultas Kedokteran USU

Jl. dr.T.Mansur no.5 Kampus USU Medan 20155 10 No.Telpon/ Fax Telp (061) 8211045, Fax (061) 8216264

11 Mata kuliah yang diampu 1. Visum et repertum 2. Euthanasia

3. Saksi ahli 4. Thanatologi

5. Pemeriksaan laboratorium sederhana forensik

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 Sp-1

Riwayat

perguruan tinggi

Universitas Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Bidang Ilmu Kedokteran Kedokteran klinis

Forensik

Forensik dan Medikolegal Tahun masuk-

Lulus

1988-1997 2009-2013 2010-2015

Judul skripsi/tesis - Menentukan jenis diatom sungai Deli dan Badera pada stasiun hulu, tengah dan hilir dengan cara destruksi asam

Menentukan jenis diatom sungai Deli dan Badera pada stasiun hulu, tengah dan hilir dengan cara destruksi asam

Nama Pembimbing

1.dr.H. Guntur Bumi NST,SpF

2.Prof.dr.H.A.Amir,DF M,

SpF(K)

1.dr.H. Guntur Bumi NST,SpF

2.Prof.dr.H.A.Amir,DFM, SpF(K)

Gambar

tabel 2.1 Perbedaan Luka Memar dan Lebam Mayat
Tabel 5.2 Format Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian .
Gambar 6.1 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 6.2 Grafik Balok Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Asal Sekolah
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Manday Aves Mamalia Burung enggang Beruang madu Beruang madu Helarctos malayanus VU App I √ perjumpaan tidak langsung (cakaran) Babi hutan Babi Hutan

Pembatasan masalah nantinya digunakan untuk menentukan dimana ruang lingkup penelitian untuk dikaji lebih mendalam dan sesuai dengan sasaran. Bahwa dalam

1. Untuk mengetahui jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 yang mengalami adiksi

Penelitian ini menggunakan subyek penelitian mahasiswa tingkat akhir (angkatan 2012) program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi antar profesi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Dokter dan Farmasi setelah

Dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat, 3 Kabupaten daerah Tertinggal (Kabupaten Kepulauan Mentawai, Solok Selatan dan Pasaman Barat) memiliki ketimpangan

(2019) ‘Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Stressor pada Mahasiswa Kedokteran Tahun Pertama Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan

Apabila Wajib Pajak setelah ditegur secara tertulis oleh Kepala Daerah tidak juga menyampaikan SPOP atau berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak