• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADIKSI SMARTPHONE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2018 SELAMA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ADIKSI SMARTPHONE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2018 SELAMA PANDEMI COVID-19"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ADIKSI SMARTPHONE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA ANGKATAN 2018 SELAMA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Oleh:

ADAM RIZKY MILDSI 180100224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

ADIKSI SMARTPHONE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA ANGKATAN 2018 SELAMA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:

ADAM RIZKY MILDSI 180100224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, skripsi yang berjudul “Adiksi Smartphone Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2018 Selama Pandemi COVID-19” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Universitas Sumatera Utara.

Proses penelitian dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama keluarga penulis, yaitu kedua orang tua penulis, Ismail Aswin dan Yessi Devita Azraini Dewi, kakek dan nenek penulis, Zubir Lelo dan Yarni, serta adik kandung penulis, Rizka Tiara Mildsi. Kepada semuanya, penulis sampaikan terima kasih dan rasa kasih sayang sedalam – dalamnya yang tentunya tidak dapat membalas seluruh kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada penulis sejak lahir hingga saat ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak – pihak lain yang turut memberikan dukungan dan arahan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, SpS(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi kesempatan dan arahan selama studi penulis di Fakultas Kedokteran USU.

2. Dr. dr. Elmeida Effendy, M. Ked (KJ), Sp.KJ, selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing penulis dan memberikan banyak arahan selama proses penulisan skripsi ini.

3. dr. Lili Rohmawati, Sp.A, IBCLC, selaku Ketua Penguji, dan dr. Indri Adriztina, M.Ked(ORL-HNS),Sp.THT-KL, selaku Anggota Penguji, yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun serta membuka lebih luas pikiran penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. dr. Edwin Saleh Siregar Sp.B-KBD, selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah membimbing perjalanan akademik penulis selama menempuh perkuliahan di Fakultas Kedokteran USU.

5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika di Fakultas Kedokteran USU yang telah membagikan ilmu serta pengalamannya yang berharga bagi penulis dalam menjalani pendidikan kedokteran.

6. Seluruh guru penulis baik dalam pendidikan formal maupun non – formal yang telah membentuk kemampuan, keterampilan, dan kepribadian penulis sejak dini hingga saat ini.

(5)

7. Rekan dan sahabat penulis di bangku perkuliahan, Ahmad Razi Maulana Alnaz, Amalia Faghira Aldreyn, Naomi Laksita Laras, Cut Safira Alifa, Rizki Fauzan Ghali Nasution, Abdul Hakim Nasution, Rasyid Ridha, Whyra Pratama Said, Aqyl Hanif Abdillah, Muhammad Fauzan Farhat, dan nama – nama lainnya yang tidak dapat dituliskan satu per satu namun seluruhnya layak diapresiasi atas peran sertanya dalam menemani dan memberi dukungan kepada penulis selama menjalani kehidupan perkuliahan.

8. Rekan dan sahabat penulis dalam jenjang pendidikan sebelumnya yang sudah terpisah jarak.

9. Kakak tingkat dan adik tingkat penulis di Fakultas Kedokteran USU yang telah banyak membagikan pengalamannya yang berharga dalam menjalani kegiatan perkuliahan.

Skripsi yang ditulis ini tidak lepas dari banyak kekurangan yang dilakukan oleh penulis, sehingga segala kritik dan saran dari berbagai pihak mengenai isi dari skripsi ini sangat diharapkan dan akan sangat dihargai dengan tujuan menghasilkan hasil skripsi yang terbaik. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh komponen masyarakat dalam berbagai bidang ilmu, terkhususnya ilmu kedokteran.

Medan, 01 Desember 2021

Adam Rizky Mildsi 180100224

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SINGKATAN ...viii

ABSTRAK... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Bagi Peneliti ... 4

1.4.2 Bagi Instansi Terkait ... 4

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Adiksi ... 5

2.1.1 Pengertian Adiksi ... 5

2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Adiksi ... 5

2.1.3 Patofisiologi Adiksi ... 5

2.2 Smartphone ... 6

2.2.1 Definisi Smartphone... 6

2.2.2 Sejarah Singkat Smartphone ... 6

2.3 Adiksi Smartphone ... 7

2.4 Dampak Adiksi Smartphone pada Remaja ... 7

2.5 Smartphone Addiction Scale – Short Version Versi Indonesia ... 8

2.6 Kerangka Teori ... 9

2.7 Kerangka Konsep... 9

2.8. Hipotesis Penelitian... 10

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 11

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 11

3.1.1 Jenis Penelitian ... 11

3.1.2 Rancangan Penelitian... 11

3.2 Lokasi dan Bahan Penelitian ... 11

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 11

3.2.2 Bahan Penelitian ... 11

3.3 Alat Penelitian ... 13

3.4 Metode Pengumpulan Data... 13

3.5 Definisi Operasional ... 13

3.6 Analisis Data ... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup... 28

Lampiran B. Halaman Pernyataan Orisinalitas ... 29

Lampiran C. Surat Persetujuan Komisi Etik ... 30

Lampiran D. Surat Lembar Penjelasan ... 31

Lampiran E. Surat Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ... 32

Lampiran F. Lembar Kuesioner ... 33

Lampiran G. Data Responden Sebelum Diacak [1] ... 36

Lampiran H. Data Responden Sebelum Diacak [2]... 39

Lampiran I. Data Responden Sebelum Diacak [3] ... 42

Lampiran J. Data Responden Setelah Diacak ... 45

Lampiran K. Ouput SPSS ... 47

Lampiran L. Smartphone Addiction Scale Short Version... 55

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka teori ... 9 2.2 Keragka konsep ... 9

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Definisi operasional ... 13

4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 17

4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia... 17

4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal ... 18

4.4 Distribusi Tanggan Responden Terhadap Setiap Pernyataan Tentang Kesadaran dan Pemahaman Adiksi Smartphone ... 18

4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Setiap Pernyataan pada Smartphone Addiction Scale – Short Version Versi Indonesia . 19 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Adiksi Smartphone ... 23

4.7 Hubungan Jenis Kelamin dengan Adiksi Smartphone ... 23

4.8 Hubungan Usia dengan dengan Adiksi Smartphone ... 24

4.9 Hubungan Tempat Tinggal dengan Adiksi Smartphone ... 24

(10)

DAFTAR SINGKATAN

ASAM : American Society of Addiction Medicine COVID-19 : coronavirus disease 2019

ERK : extracellualar signal-regulated protein kinase ELK-1 : ETS like protein 1

CREB : cyclic AMP response element binding LTD : long-term depression

LTP : long-term potentiation NaCl : Natrium Klorida

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

(11)

ABSTRAK

Latar Belakang. Adiksi teknologi digital meliputi adiksi internet, adiksi media sosial, adiksi smartphone, adiksi game online, dan adiksi judi online. Seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan menggunakan teknologi digital dan aktivitas yang berhubungan dengan internet akan menyebabkan ketergantungan terhadap teknologi untuk berinteraksi sosial, hiburan, dan sumber informasi. Hal ini akan menyebabkan peningkatan gangguan mental, ketidakstabilan emosi, dan gangguan tidur. Sejak pandemi mulai terjadinya COVID-19 telah banyak strategi pencegahan dan kontrol yang telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan penyebaran virus ini. Salah satu cara yang diyakini terbaik dalam menekan penyebaran virus ini adalah berdiam diri di rumah. Hal ini memengaruhi aktivitas sehari-hari orang-orang di seluruh dunia yang mengarahkan mereka untuk lebih sering menggunakan teknologi digital, seperti internet, media sosial, dan smartphone. Tujuan. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia, dan temopat tinggal dengan adiksi smartphone di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 selama pandemi COVID-19. Metode. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian diperoleh menggunakan metode besar sampel berdasarkan proporsi dengan populasi sampel penelitian adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2018. Data diperoleh secara daring dengan alat bantu berupa kuesioner. Hasil. Dari 80 responden terdapat 59 orang yang mengalami adiksi smartphone dan tidak berhubungan bermakna antara jenis kelamin, usia, tempat tinggal dengan adiksi smartphone. Kesimpulan. Jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal tidak berhubungan bermakna dengan adiksi smartphone.

Kata kunci : adiksi smartphone, adiksi teknologi, COVID-19

(12)

ABSTRACT

Background. Digital technology addiction includes internet addiction, social media addiction, smartphone addiction, online gaming addiction, and online gambling addiction. Someone who spends a lot of time using digital technology and internet-related activities will cause dependence on technology for social interaction, entertainment, and information resources. This will lead to increased mental disorders, emotional instability, and sleep disturbances. Since the COVID-19 pandemic began, many prevention and control strategies have been implemented by the Indonesian government to suppress the spread of this virus. One of the best ways to suppress the spread of this virus is to stay at home. This affects the daily activities of people around the world which leads them to use digital technology more often, such as the internet, social media, and smartphones. Objectives. This study aims to evaluate association between gender, age, and residence with smartphone addiction among students of the 2018 Faculty of Medicine, North Sumatra University during COVID-19 pandemic. Methods. The type of research used in this study is a analytic observational study with a cross-sectional design. The research sample was obtained using the large-sample method based on proportions with the research sample population being all students of the Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, University of North Sumatra, 2018. The data was obtained online using a questionnaire. Results. Among 80 respondents there are 59 people experiencing smartphone addiction dan there is no significant association between gender, age, and residence with smartphone addiction. Conclusion. Gender, age, and residance are not significantly associated with smartphone addiction.

Keywords : COVID-19, smartphone addiction, technology addiction

(13)

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Adiksi teknologi digital termasuk ke dalam adiksi perilaku. Istilah adiksi teknologi digital ini meliputi adiksi internet, adiksi media sosial, adiksi smartphone, adiksi game online, dan adiksi judi online. Seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan menggunakan teknologi digital dan aktivitas yang berhubungan dengan internet akan menyebabkan ketergantungan terhadap teknologi untuk berinteraksi sosial, hiburan, dan sumber informasi. Hal ini akan menyebabkan peningkatan gangguan mental, ketidakstabilan emosi, dan gangguan tidur (Arora et al., 2021).

Sejak pandemi mulai terjadinya COVID-19 telah banyak strategi pencegahan dan kontrol yang telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan penyebaran virus ini. Salah satu cara yang diyakini terbaik dalam menekan penyebaran virus ini adalah berdiam diri dirumah. Hal ini memengaruhi aktivitas sehari-hari orang-orang di seluruh dunia yang mengarahkan mereka untuk lebih sering menggunakan teknologi digital, seperti internet, media sosial, dan smartphone (Duan et al., 2020). Berdasarkan Statista yang merupakan salah satu lembaga statistik dunia, ada sekitar 40% pengguna internet yang menggunakan laptopnya lebih sering dari biasanya selama pandemi serta 22% pengguna internet di seluruh dunia meningkatkan penggunaan tablet. Penggunaan jasa smart TV dan media streaming oleh pengguna internet di seluruh dunia juga meningkat sebesar 30% dibandingkan sebelum terjadi pandemi. Rata-rata 51% pengguna internet yang mengikuti survei global menonton film dengan menggunakan jasa streaming seperti Netflix lebih banyak dari biasanya. Lebih dari 45% pengguna internet di seluruh dunia menghabiskan lebih banyak waktunya pada media sosial dan jasa olah pesan. 35% pengguna internet di seluruh dunia setuju telah menghabiskan lebih banyak waktu pada video game dan mendengarkan musik secara online melalui jasa seperti Apple music dan Spotify. 14% pengguna internet di seluruh

(14)

dunia juga setuju telah membuat dan mengunggah lebih banyak video di YouTube dan Tik Tok (Arora et al., 2021).

Adiksi smartphone termasuk ke dalam adiksi teknologi. Orang-orang yang sudah kecanduan akan merasa cemas bila tidak menggunakan smartphone dalam waktu yang lama. Smartphone juga digunakan oleh anak-anak. Mereka sudah mempunyai smartphone yang canggih sejak dini. Smartphone dapat memberikan manfaat yang positif dan negatif tergantung dari penggunanya. Jika digunakan secara benar, maka smartphone dapat menimbulkan beberapa pengaruh positif antara lain mempermudah seorang anak dalam mengasah pengetahuan dan kreativitasnya. Perkembangan otak anak juga akan semakin baik dengan adanya aplikasi belajar membaca, menulis huruf, dan mewarnai. Namun, penggunaan smartphone juga dapat menimbulkan dampak negatif jika digunakan secara berlebihan (Ramadhani et al., 2020).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan 2015 dan 2016 pada tahun 2018, terdapat 261 orang yang mengalami adiksi smartphone dan 60 orang yang tidak mengalami adiksi smartphone. Persentase orang yang mengalami adiksi smartphone pada penelitian tersebut adalah sebesar 81,3%. Padahal pada saat dilakukan penelitian tersebut belum terjadi pandemi COVID-19 (Lukman, 2018).

Dampak negatif dari penggunaan smartphone adalah anak menjadi kurang baik dalam berperilaku jika penggunaannya tidak diawasi dengan tepat oleh orang tua. Di masa pandemi COVID-19, anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain smartphone dibandingkan untuk belajar. Menurunnya prestasi belajar karena penggunaan yang tidak terkontrol, membatasi aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, dan masalah kesehatan mata adalah contoh dari dampak negatif yang bisa disebabkan dari pemakaian teknologi digital. Perilaku seseorang dapat berubah karena kecanduan dalam menggunakan smartphone tersebut. Mereka akan menjadi lebih sensitif, mudah emosi, dan dapat dapat mengganggu kesehatannya pula (Ramadhani et al., 2020).

(15)

3

RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat merumuskan masalah, yaitu:

1. Berapa banyak mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 yang mengalami adiksi smartphone?

2. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia dan tempat tinggal dengan adiksi smartphone pada mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018?

TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengatahui hubungan antara jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal dengan adiksi smartphone di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

Penelitian ini memiliki tujuan khusus untuk:

1. Untuk mengetahui jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 yang mengalami adiksi smartphone selama pandemi COVID-19.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara jenis kelamin dengan adiksi smartphone pada mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

(16)

3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara usia dengan adiksi smartphone pada mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

4. Untuk mengetahui adanya hubungan antara tempat tinggal dengan adiksi smartphone pada mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Peneliti

a) Menambah pengalaman dalam melaksanakan karya ilmiah dan mengasah keahlian dalam melakukan penelitian.

b) Meningkatkan pemahaman akan perilaku mahasiswa terhadap smartphone.

1.4.2 Bagi Instansi Terkait

a) Sebagai saran dalam perencanaan upaya mengubah pengetahuan serata sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap smartphone.

b) Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan mengenai penggunaan smartphone dalam kegiatan perkuliahan.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

a) Penelitian ini bisa digunakan sebagai sumber informasi atau bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

b) Penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan bacaan oleh mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai penggunaan smartphone.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ADIKSI

2.1.1 Pengertian Adiksi

Adiksi berasal dari bahasa Latin ‘dicere’ yang berarti berbicara atau untuk mengatakan. Addicere, kata majemuk dari dicere dalam bahasa Latin setelah ditambahkan preposisi ad memiliki arti untuk diajak berbicara, untuk menyetujui atau menghukum (Rosenthal & Faris, 2019).

Menurut American Society of Addiction Medicine (ASAM), pengertian adiksi adalah suatu penyakit kronik yang dapat diobati yang berkaitan dengan interaksi kompleks antara otak, gen, lingkungan dan pengalaman hidup seseorang.

Seseorang yang terkena adiksi akan tetap menggunakan zat atau melakukan suatu perilaku yang nantinya akan menjadi kompulsif serta dilakukan secara terus- menerus meskipun ada konsekuensi yang merugikan (ASAM Board of Directors, 2019).

2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Adiksi

Ada banyak faktor yang memengaruhi seseorang mengalami adiksi seperti jenis kelamin, status pernikahan, dan status ekonomi. Perempuan lebih mudah mengalami adiksi dibandingkan laki-laki. Seseorang yang belum menikah lebih sering mengalami adiksi daripada yang sudah menikah. Seseorang dengan status ekonomi menengah ke atas adalah yang paling banyak mengalaim adiksi (Ranjbaran et al., 2018).

2.1.3 Patofisiologi Adiksi

(18)

Patofisiologi adiksi berhubungan erat dengan konsep plastisitas sinaps khususnya LTD (long-term depression) dan LTP (long-term potentiation). LTD adalah peristiwa terjadinya penurunan tanggapan dari sinyal saraf terhadap stimulasi. LTP adalah peristiwa terjadinya peningkatan hubungan antar saraf dari waktu ke waktu. Kedua peristiwa ini juga berperan dalam pembentukan kebiasaan dan belajar. Pada kedua persistiwa tersebut terjadi peningkatan dari molekul Fos, cyclic AMP response element binding (CREB), extracellular signal-regulated protein kinase (ERK), dan ETS like protein 1 (ELK-1). Tikus yang dilakukan penekanan ERK akan memilih kandang dengan NaCl 0,9% daripada kandang dengan kokain (Fluyau & Charlton, 2021).

Selain itu, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dopamin berperan penting dalam perubahan neurologis di otak pada peristiwa adiksi. Peningkatan yang besar dan cepat pada kadar dopamin behubungan dengan onset adiksi.

Kadar dopamin akan berkurang pada adiksi kronis dan akhirnya menyebabkan perubahan pada regio prefrontal di otak; terutama korteks orbitofrontal dan cingulate gyrus (Fluyau & Charlton, 2021).

2.2 SMARTPHONE

2.2.1 Definisi Smartphone

Smartphone terdiri dari 2 kata, yaitu smart yang berarti pintar dan phone yang berarti telepon. Dengan begitu, pengertian smartphone secara terminologi adalah telepon pintar. Definisi smartphone adalah sebuah telepon genggam yang memiliki fungsi komuputer seperti menggunakan aplikasi dan internet (Oxford University, 2021).

2.2.2 Sejarah Singkat Smartphone

Telepon pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Telepon bekerja dengan cara mengubah energi akustik menjadi energi listrik. Gelombang suara dari suara pembicara diubah menjadi aliran listrik

(19)

7

tertentu yang akan kembali lagi diubah menjadi gelombang suara saat mencapai ke lawan bicara (Forrester, 2020).

Pada tahun 1946, AT&T yang merupakan perusahaan yang didirikan oleh Alexander Graham Bell meluncurkan telepon genggam pertama. Telepon genggam ini memiliki harga sekitar $2000. Pada waktu itu telepon genggam masih tidak terlalu efektif. Hal ini disebabkan oleh kurangnya infrasuktur yang mendukung (Reid, 2018).

Telepon genggam dengan layar sentuh yang sudah mendukung layanan internet pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan InfoGear Technology pada tahun 1998. Telepon genggam ini diberi nama iPhone. Harga iPhone adalah $299 (Reid, 2018).

2.3 ADIKSI SMARTPHONE

Adiksi smartphone terjadi karena meningkatnya penggunaan smartphone dan internet. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah karena banyak hal yang bisa dilakukan dengan menggunakan smartphone (Utami, 2019). Melalui smartphone, kita bisa mengirim surat elektronik, menelepon, mengirim surat elektronik, bermain games, memutar musik, menentukan tempat pertemuan, mengecek cuaca, menjelajahi internet, dan melakukan pesan singkat dalam chatroom media sosial (Samaha & Hawi, 2017).

2.4 DAMPAK ADIKSI SMARTPHONE PADA REMAJA

Adiksi smartphone dapat memberikan berbagai dampak negatif terhadap seseorang pada masa remaja. Dampak negatif smartphone yang berkaitan dengan prestasi akademis remaja adalah penurunan keterlibatan akademik (Zhang et al., 2018), penurunan prestasi akademik (Alt and Boniel-Nissim, 2018;)Liu, Kirschner and Karpinski, 2017), penurunan kesempatan akademik (Oberst et al., 2017), penurunan konsentrasi pada tugas akademik, penurunan konsentrasi belajar di sekolah (Seo et al., 2016).

(20)

Selain memberikan dampak negatif terhadap prestasi akademis remaja, smartphone juga memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental remaja.

Dampak negatif itu adalah depresi (Seo et al., 2016) dan kecemasan (Lee et al., 2018).

2.5 SMARTPHONE ADDICTION SCALE – SHORT VERSION VERSI INDONESIA

Smartphone Addiction Scale – Short Version Versi Indonesia dibuat pada tahun 2019. Kuesioner ini berfungsi untuk menentukan apakah seseorang mengalami adiksi smartphone atau tidak. Kusioner ini terdiri dari 10 pertanyaan yang berasal dari Smartphone Addiction Scale yang telah ada sebelumnya. Nilai validitas dari kuesioner ini adalah sebesar 0,558. Kesioner ini memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,740 (Arthy et al., 2019).

(21)

9

2.6 KERANGKA TEORI

Adiksi Smartphone

Adiksi Smartphone

Faktor Resiko Adiksi Smartphone

Dampak Adiksi Smartphone

2.7 KERANGKA KONSEP

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

(22)

2.8. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan terjadinya adiksi smartphone pada masa pandemi COVID-19.

2. Terdapat hubungan antara usia dengan terjadinya adiksi smartphone pada masa pandemi COVID-19.

3. Terdapat hubungan antara tempat tinggal dengan terjadinya adiksi smartphone pada masa pandemi COVID-19.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional. Penelitian ini dilakukan untuk memahami hubungan antara jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal dengan terjadinya adiksi smartphone di kalanagan mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

3.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dipakai adalah cross-sectional. Pengambilan data pada rancangan penelitian cross-sectional ini hanya dilakukan sekali saja kepada setiap responden.

3.2 LOKASI DAN BAHAN PENELITIAN

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara online menggunakan aplikasi Google Form. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2021.

3.2.2 Bahan Penelitian

a. Populasi Penelitian

(24)

Semua mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 adalah populasi pada penelitian ini. Populasi ini dipilih karena lebih mudah dijangkau dan aktif dalam mengisi kuesioner.

b. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini merupakan bagian dari populasi mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

Besar sampel pada penelitian ini didapatkan dengan memakai rumus besar sampel berdasarkan proporsi dianggap sudah mewakili populasi secara keseluruhan (Sastroasmoro, S. Ismael, 2011). Toleransi kesalahan sebesar 5%

digunakan agar sampel yang didapat semakin akurat dalam menggambarkan populasi. Rumus yang dipakai adalah sebagai barikut :

𝑛 = 𝑧𝛼2𝑃𝑄 𝑑2

𝑧𝛼 = deviat baku normal untuk α. Nilai α yang digunakan adalah 0,05 pada penelitian ini, maka nilai 𝑧𝛼 = 1,96

P = proporsi berdasarkan penelitian sebelumnya. Dari pustaka didapat 0,813 (Lukman, 2018)

Q = 1 - P = 1 - 0,813 = 0,187

d = tingkat ketepatan absolut yang ditentukan oleh peneliti adalah 0,1 n = besar sampel

Besar sampel yang didapatkan adalah sebanyak 58 orang. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, peneliti menetapkan besar sampel pada penelitian ini adalah 80 orang. Peneliti menetapkan jumlah minimal kuesioner yang diisi adalah 100 kuesioner.

(25)

13

c. Teknik Pengambilan Sampel

Simple random sampling dipakai sebagai teknik pengambilan sampel pada penelitian ini. Kuesioner yang telah diisi akan diberi nomor lalu peneliti akan memilih nomor secara acak. Kemudian kuesioner dengan nomor yang didapatkan secara acak akan digunakan sebagai sampel penelitian.

3.3 ALAT PENELITIAN

Alat penelitan yang digunakan adalah kuosioner Smartphone Addiction Scale – Short Version versi Indonesia dan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari pengisian kuesioner Smartphone Addiction Scale – Short Version versi Indonesia. Kuesioner responden yang dipilih sebagai sampel akan dikumpulkan dan dilaksanakan pencacatan tabulasi sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur 1. Jenis

Kelamin

Perbedaan jenis kelamin

berdasarkan anatomis dan biologis

Kuesioner Responden menanggapi kuesioner yang diberikan

Berupa data kategorik yaitu:

1. Laki-laki 2. Perempuan Tabel 3.1 Definisi Operasional

(26)

2. Usia Lamanya

seseorang hidup, sejak orang tersebut

dilahirkan sampai dengan sekarang yang dinyatakan menggunakan satuan tahun.

Kuesioner Responden menanggapi kuesioner yang diberikan

Berupa data kategorik yaitu:

1. <20 tahun 2. 20 tahun 3. 21 tahun 4. >21 tahun

3. Tempat Tinggal

Tempat responden menetap dan mengikuti pendidikan di Fakultas

Kedokteran.

Kuesioner Responden memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden

1. Rumah bersama orangtua 2. Rumah

bersama keluarga atau kerabat 3. Kontrakan

atau Kos

4. Tilikan Pemahaman dan kesadaran responden tentang kondisi yang terjadi pada dirinya berupa adiksi smartphone.

Kuesioner Responden memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden

1. Setuju 2. Ragu-ragu 3. Tidak setuju

(27)

15

5. Adiksi Smartphone

Perilaku

ketergantungan terhadap smartphone yang dapat menyebabkan masalah sosial, seperti halnya menarik diri dan kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari- hari.

Smartphone Addiction Scale Short Version versi Indonesia

Responden memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan sikap responden terhadap setiap pernyataan

Berupa jumlah angka nominal yang kemudian diinterpretasikan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Laki-laki

< 32 = Negatif Adiksi Smartphone

≥ 32 = Positif Adiksi Smartphone b. Perempuan

< 34 = Negatif Adiksi Smartphone ≥ 34 = Positif Adiksi Smartphone

3.6 ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari kuisoner diolah menggunakan komputer dan selanjutnya dianalisa menggunakan program SPSS dengan metode statistik

(28)

analitik, yaitu dalam bentuk tabulasi berisi frekuensi dan persentase dari masing- masing variabel yang diteliti. Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi dan disertai penjelasan yang disusun dari pengelompokkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Penelitian ini dilaksanakan secara daring menggunakan Google Form. Dari 131 responden peneliti mengambil secara acak sebanyak 80 responden. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 diperoleh data-data yang dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-Laki 29 36,25

Perempuan 51 63,75

Total 80 100

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari keseluruhan 80 responden, terdapat 29 orang laki-laki (36,25%) dan 51 orang perempuan (63,75%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) n %

<20 1 1,25

20 27 33,75

21 46 57,5

>21 6 7,5

Total 80 100

(30)

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah responden dengan umur 21 tahun yaitu sebanyak 46 orang (57,5%), diikuti dengan umur 20 tahun yaitu sebanyak 27 orang (33,75%), umur >21 tahun dengan jumlah 6 orang (7,5%), dan umur <20 tahun sebanyak 1 orang (1,25%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal n %

Rumah bersama orang tua 48 60

Rumah bersama keluarga atau kerabat 7 8,75

Kontrakan atau Kos 25 31,25

Total 80 100

Dari Tabel 4.3 responden terbanyak adalah responden yang tinggal bersama orang tua yaitu sebanyak 48 orang (60%), diikuti dengan responden yang tinggal di Kontrakan atau Kos yaitu sebanyak 25 orang (31,25%), dan responden yang tinggal bersama keluarga atau kerabat dengan jumlah 7 orang (8,75%).

Tabel 4.4 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Setiap Pernyataan Tentang Kesadaran dan Pemahaman Adiksi Smartphone

No Pernyataan Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju

n % n % n %

1

Saya memiliki

pemahaman yang cukup mengenai adiksi smartphone.

61 76,25 19 23,75 0 0

2 Saya sadar akan dampak

buruk dari adiksi 77 96,25 3 3,75 0 0

(31)

19

smartphone.

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada pernyataan “Saya memiliki pemahaman yang cukup mengenai adiksi smartphone” (pernyataan 1) responden paling banyak menyatakan setuju dengan sebanyak 61 orang (76,25%) dan responden tidak ada yang menyatakan tidak setuju.

Pada tabel di atas juga dapat diketahui bahwa pada pernyataan “Saya sadar akan dampak buruk dari adiksi smartphone” (pernyataan nomor 2) responden paling banyak menyatakan setuju dengan sebanyak 77 orang (96,25%) dan responden tidak ada yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Setiap Pernyataan pada Smartphone Addiction Scale – Short Version Versi Indonesia

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6

n % n % n % n % n % n %

1

Kehilangan rencana kerja disebabkan oleh penggunaan smartphone.

8 10 2 2,5 16 20 30 37,5 19 23,8 5 6,25

2

Kesulitan

konsentrasi di kelas, sedang melakukan tugas atau sedang bekerja disebabkan

penggunaan smartphone.

3 3,75 4 5 7 8,75 25 31,3 30 37,5 11 13,8

3

Merasa nyeri di pergelangan tangan

atau bagian

belakan leher selama

9 11,3 10 12,5 9 11,3 17 21,3 24 30 11 13,8

(32)

menggunakan smartphone.

4

Tidak bisa tahan karena tidak memiliki

smartphone.

1 1,25 12 15 9 11,3 25 31,3 19 23,8 14 17,5

5

Merasa tidak sabaran dan resah saat saya tidak memegang

smartphone saya.

4 5 16 20 21 26,3 19 23,8 16 20 4 5

6

Memikirkan smartphone saya walau saya sedang tidak

menggunakannya.

4 5 29 36,3 19 23,8 17 21,3 10 12,5 1 1,25

7

Saya tidak akan berhenti

menggunakan smartphone saya walapun kehidupan harian saya telah terpengaruh karenanya.

11 13,8 8 10 14 17,5 29 36,3 15 18,8 3 3,75

8

Mengecek secara konstan

smartphone saya sehingga tidak ketinggalan percakapan di Twitter atau Facebook.

14 17,5 19 23,8 15 18,8 21 26,3 7 8,75 4 5

9

Menggunakan smartphone lebih lama dari yang saya inginkan.

3 3,75 9 11,3 8 10 30 37,5 20 25 10 12,5

(33)

21

10

Orang-orang disekitar saya mengatakan bahwa saya menggunakan smartphone terlalu sering.

8 10 14 17,5 17 21,3 21 26,3 17 21,3 3 3,75

Tabel 4.5 menyajikan informasi terkait tanggapan setiap responden pada setiap pernyataan yang terdapat pada kuesioner Smartphone Addiction Scale – Short Version versi Indonesia.

Pada pernyataan “Kehilangan rencana kerja disebabkan oleh penggunaan smartphone” (pernyataan nomor 1) dari 80 responden dapat terlihat responden paling banyak menyatakan agak setuju (skor 4) dengan sebanyak 30 orang (37,5%) dan responden paling sedikit menyatakan tidak setuju (skor 2) dengan sebanyak 2 orang (2,5%).

Pada pernyataan “Kesulitan konsentrasi di kelas, sedang melakukan tugas atau sedang bekerja disebabkan penggunaan smartphone” (pernyataan nomor 2) dari 80 responden dapat terlihat responden paling banyak menyatakan setuju (skor 5) dengan sebanyak 30 orang (37,5%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju (skor 1) dengan sebanyak 3 orang (3,75%).

Pada pernyataan “Merasa nyeri di pergelangan tangan atau bagian belakan leher selama menggunakan smartphone” (pernyataan nomor 3) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan setuju (skor 5) dengan sebanyak 24 orang (30%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju (skor 1) serta kurang setuju (skor 3) dengan masing-masing sebanyak 9 orang (11,3%).

Pada pernyataan “Tidak bisa tahan karena tidak memiliki smartphone”

(pernyataan nomor 4) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan agak setuju (skor 4) dengan sebanyak 25 orang (31,3%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju (skor 1) dengan sebanyak 1 orang (1,25%).

Pada pernyataan “Merasa tidak sabaran dan resah saat saya tidak memegang smartphone saya” (pernyataan nomor 5) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan kurang setuju (skor 3) sebanyak 21 orang (26,3%) dan responden

(34)

paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju (skor 1) serta sangat setuju (skor 6) masing-masing sebanyak 4 orang (5%).

Pada pernyataan “Memikirkan smartphone saya walau saya sedang tidak menggunakannya” (pernyataan nomor 6) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan tidak setuju (skor 2) dengan sebanyak 29 orang (36,3%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat setuju (skor 6) dengan sebanyak 1 orang (1,25%).

Pada pernyataan “Saya tidak akan berhenti menggunakan smartphone saya walapun kehidupan harian saya telah terpengaruh karenanya” (pernyataan nomor 7) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan agak setuju (skor 4) dengan sebanyak 29 orang (36,3%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat setuju (skor 6) dengan sebanyak 3 orang (3,75%).

Pada pernyataan “Mengecek secara konstan smartphone saya sehingga tidak ketinggalan percakapan di Twitter atau Facebook” (pernyataan nomor 8) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan agak setuju (skor 4) dengan sebanyak 21 orang (26,3%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat setuju (skor 6) dengan sebanyak 4 orang (5%).

Pada pernyataan “Menggunakan smartphone lebih lama dari yang saya inginkan” (pernyataan nomor 9) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan agak setuju (skor 4) dengan sebanyak 30 orang (37,5%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat tidak setuju (skor 1) dengan sebanyak 3 orang (3,75%).

Pada pernyataan “Orang-orang disekitar saya mengatakan bahwa saya menggunakan smartphone terlalu sering” (pernyataan nomor 10) dapat terlihat responden paling banyak menyatakan agak setuju (skor 4) dengan sebanyak 21 orang (26,3%) dan responden paling sedikit menyatakan sangat setuju (skor 6) dengan sebanyak 3 orang (3,75%).

(35)

23

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Adiksi Smartphone

Adiksi n %

Laki-Laki Positif 22 27,5

Negatif 7 8,75

Perempuan Positif 37 46,25

Negatif 14 17,5

Total 80 100

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari 29 responden laki-laki terdapat 22 orang (27,5%) yang mengalami adiksi smartphone dan 7 orang (8,75%) yang tidak mengalami adiksi smartphone. Diantara 52 responden perempuan terdapat 37 orang (46,25%) yang megalami adiksi smartphone dan 14 orang (17,25%) yang tidak mengalami adiksi smartphone.

4.2 PEMBAHASAN

Dilakukan uji Pearson Chi-square berdasarkan data yang telah dijabarkan sebelumnya, Hal ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adiksi smartphone dengan jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal.

Tabel 4.7 Hubungan Jenis Kelamin dengan Adiksi Smartphone

Adiksi

Jenis Kelamin

Total

Nilai p Laki-Laki Perempuan

n (%) n (%) n (%)

Positif 22 37,3 37 62,7 59 100,0

0,105

Negatif 7 33,3 14 66,7 21 100,0

Total 29 36,3 51 63,8 80 100,0

Dari hasil uji Pearson Chi-square pada Tabel 4.7 untuk mengetahui adanya hubungan jenis kelamin dengan adiksi smartphone didapatkan nilai p sebesar

(36)

0,105. Hal ini berarti tidak terdapat hubunagn yang bermakna antara jenis kelamin dan adiksi smartphone.

Tabel 4.8 Hubungan Usia dengan Adiksi Smartphone

Adiksi

Usia (Tahun)

Total

Nilai p

< 20 20 21 >21

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Positif 1 1,7 16 27,1 37 62,7 5 8,5 59 100,0

4,631

Negatif 0 0 11 52,4 9 42,9 1 4,8 21 100,0

Total 1 1,3 27 33,8 46 57,5 6 7,5 80 100,0

Tabel 4.8 menjelaskan mengenai hasil uji Pearson Chi-square yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan usia dengan adiksi smartphone. Didapatkan nilai p sebesar 4,631 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna anatara usia dan adiksi smartphone.

Tabel 4.9 Hubungan Tempat Tinggal dengan Adiksi Smartphone

Adiksi

Tempat Tinggal

Total

Nilai p Bersama

Orang Tuan

Rumah Bersama Keluarga /

Kerabat

Kontrakan / Kos

n (%) n (%) n (%) n (%)

Positif 13 61,9 3 14,3 5 23,8 21 100,0

1,519

Negatif 35 59,3 4 6,8 20 33,9 59 100,0

Total 48 60 7 8,8 25 31,3 80 100,0

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tempat tinggal dengan adiksi smartphone. Hal ini didasarkan pada hasil uji Pearson Chi-square dengan nilai p = 1,519.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018, dari 80 responden terdapat 59 orang (73,75%) yang terdiri dari laki-laki sebanyak 22 orang (27,5%) dan perempuan sebanyak 37 orang (46,25%) yang mengalami adiksi smartphone selama pandemi COVID-19. Selain itu, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal dengan terjadinya adiksi smartphone pada mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018.

5.2 SARAN

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka terkumpul beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 supaya mengurangi penggunaan smartphone.

2. Peneliti agar lebih lanjut meneliti tentang cara menghilangkan dan mencegah adiksi smartphone.

3. Pemerintah agar bisa memberi sosialisai kepada masyarakat tentang adiksi smartphone.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Alt, D., & Boniel-Nissim, M. 2018, ’Parent–Adolescent Communication and Problematic Internet Use: The Mediating Role of Fear of Missing Out (FoMO)’, Journal of Family Issues, vol. 39, no. 13, pp. 3391–3409.

Arora, A., Chakraborty, P., & Bhatia, M. P. S. 2021, ’Problematic Use of Digital Technologies and Its Impact on Mental Health During COVID-19 Pandemic:

Assessment Using Machine Learning’ In Studies in Systems, Decision and Control, Springer International Publishing.

Arthy, C. C., Effendy, E., Amin, M. M., Loebis, B., Camellia, V., & Husada, M.

S. 2019, ’Indonesian version of addiction rating scale of smartphone usage adapted from smartphone addiction scale-short version (SAS-SV) in junior high school’, Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, vol. 7 no. 19, pp. 3235-3239.

ASAM Board of Directors. 2019, ASAM Definition of Addiction, accesed 2 May 2021, Available at: https://www.asam.org/Quality-Science/definition-of- addiction

Duan, L., Shao, X., Wang, Y., Huang, Y., Miao, J., & Yang, X. 2020, ’An investigation of mental health status of children and adolescents in china during the outbreak of COVID-19’, Journal of Affective Disorders, vol. 275, pp. 112–118.

Fluyau, D., & Charlton, T. E. 2021, Addiction’, StatPearls, online, accesed 2 May 2021, Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31747190 Forrester, R. 2020, ’Invention of the Telephone’, SSRN Electronic Journal, pp. 1-

5.

Lee, J., Sung, M. J., Song, S. H., Lee, Y. M., Lee, J. J., Cho, S. M., Park, M. K., &

Shin, Y. M. 2018, ‘Psychological Factors Associated With Smartphone Addiction in South Korean Adolescents‘, Journal of Early Adolescence, vol.

38, no. 3, pp. 288-302.

Liu, D., Kirschner, P. A., & Karpinski, A. C. 2017, ‘A meta-analysis of the relationship of academic performance and Social Network Site use among adolescents and young adults‘, Computers in Human Behavior, vol. 77, pp.

148-157.

Lukman. 2018, Pengguanaan dan Adiksi Smartphone di Kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Angkatan 2015 dan 2016, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Oberst, U., Wegmann, E., Stodt, B., Brand, M., & Chamarro, A. 2017, ‘Negative consequences from heavy social networking in adolescents: The mediating role of fear of missing out‘, Journal of Adolescence, vol. 55, pp. 51-60.

Oxford University. 2021, Definition of smartphone noun from the Oxford Advanced Learner’s Dictionary, accesed 2 May 2021, Available at:

https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/smartphone Ramadhani, I. R., Fathurohman, I., & Fardani, M. A. 2020, ‘Efek Penggunaan

Smartphone berkelanjutan pada Masa Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Anak‘, Jurnal Amal Pendidikan, vol. 1, no. 2, pp. 10.

(39)

27

Ranjbaran, M., Mohammadshahi, F., Mani, S., & Karimy, M. 2018, ‘Risk factors for addiction potential among college students‘, International Journal of Preventive Medicine, vol. 9, no. 1, pp. 17.

Reid, A. J. 2018, ‘The Smartphone Paradox‘ In The Smartphone Paradox: Our Ruinous Dependency in the Device Age, Springer International Publishing.

Rosenthal, R. J., & Faris, S. B. 2019, ‘The etymology and early history of

‘addiction.’ Addiction Research and Theory‘, vol. 27, no. 5, pp. 437-449.

Samaha, M., & Hawi, N. S. 2017, ’Corrigendum to Relationships among smartphone addiction, stress, academic performance, and satisfaction with life’, Computers in Human Behavior, vol. 75, pp. 1016.

Seo, D. G., Park, Y., Kim, M. K., & Park, J. 2016, ’Mobile phone dependency and its impacts on adolescents’ social and academic behaviors’, Computers in Human Behavior, vol. 63, pp. 282–292.

Sastroasmoro, S. Ismael, S. 2011, ’Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis 4th .ed., Sagung Seto.

Utami, A. N. 2019, ’Dampak Negatif Adiksi Penggunaan Smartphone Terhadap Aspek-Aspek Akademik Personal Remaja’, Perspektif Ilmu Pendidikan, vol.

33, no. 1, pp. 1-14.

Zhang, Y., Qin, X., & Ren, P. 2018, ’Adolescents’ academic engagement mediates the association between Internet addiction and academic achievement: The moderating effect of classroom achievement norm’, Computers in Human Behavior, vol. 89, pp. 299–307.

(40)

Lampiran A. Daftar Riwayat Hidup

Nama : Adam Rizky Mildsi

NIM : 180100224

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 7 September 2001

Agama : Islam

Nama Ayah : Ismail Aswin

Nama Ibu : Yessi Devita Azraini Dewi Alamat : Jl. Gaharu No. 6, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. SD Swasta Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyah Medan

2. SMP Swasta Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyah Medan

3. SMA Swasta Harapan 1 Medan 4. Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pelatihan : 1. Seminar and Workshop Basic Life Support and Traumatology 2019

2. Seminar Basic Surgical Skill 2019 3. Upgrade Your Skill CIMSA USU 4. Measles Rubella Vaccine Campaign

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Community Development CIMSA USU 2019-2020

2. Koordinator Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Hari Gizi Nasional 2019 CIMSA USU

3. Sekretaris World No Tobacco Day Campaign 2019 CIMSA USU

4. Bendahara Hari Diabetes Dnia dan Hari Kesehatan Nasional 2019 CIMSA USU

5. Community Development Coordinator CIMSA USU 2020/2021

(41)

29

Lampiran B. Halaman Pernyataan Orisinalitas

(42)

Lampiran C. Surat Persetujuan Komisi Etik

(43)

31

Lampiran D. Surat Lembar Penjelasan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Adam Rizky Mildsi

NIM : 180100224

Alamat : Kompleks Villa Setiabudi Garden Blok C No. 6, 20132, Medan

No. Telp/HP : +6282275957514

adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang melaksanakan penelitian dengan judul “Adiksi Smartphone Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2018 Selama Pandemi COVID-19”.

Tujuan penelitian ini adalah gambaran tentang jumlah orang yang mangalami adiksi smartphone di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Suamtera Utara angkatan 2018 selama pandemi COVID-19. Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan selaam pandemi COVID-19.

Dalam penelitian ini, saya akan membagikan pertanyaan melalui kuesioner yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Google Form yang berisi beberapa pertanyaan mengenai data diri Anda, pemahaman dan kesadaran akan adiksi smartphone, dan Smartphone Addiction Scale Short Version versi Indonesia.

Informasi yang bersifat pribadi akan dirahasiakan dan tidak digunakan untuk hal – hal di luar penelitian ini.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan, atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 7 Agustus 2021 Hormat saya,

Adam Rizky Mildsi

(44)

Lampiran E. Surat Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

No. HP :

Setelah mendapat keterangan dan telah memahami sepenuhnya penjelasan dari peneliti mengenai penelitian yang berjudul “Adiksi Smartphone Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2018 Selama Pandemi COVID-19”, maka saya secara sukarela menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.

Medan, 7 Agustus 2021

Mengetahui, Menyatakan,

Peneliti Responden

Adam Rizky Mildsi ( ) NIM 180100224

(45)

33

Lampiran F. Lembar Kuesioner

Kuesioner A. Data Pribadi

Isi dan pilih dari pilihan jawaban yang sesuai dengan identitas diri Anda.

No Karakteristik Jawaban

1. Nama Responden ....

2. Jenis Kelamin A. Laki-Laki B. Perempuan

3. Email ....

4. Usia A. <20 tahun

B. 20 tahun C. 21 tahun D. >21 tahun 5. Nomor

handphone/Whatsapp/id Line

....

6. Tempat Tinggal A. Rumah bersama orang tua

B. Rumah bersama keluarga atau kerabat C. Kontrakan atau Kos

B. Pemahaman dan Kesadaran Mengenai Adiksi Smartphone

Pertanyaan berikut ini menanyakan tentang pemahaman dan kesadaran Anda mengenai adiksi smartphone. Pilihlah dari pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda.

No Pertanyaan Jawaban

1. Saya memiliki pemahaman yang cukup mengenai adiksi smartphone.

A. Setuju B. Ragu-ragu C. Tidak setuju 2. Saya sadar akan

dampak buruk dari adiksi smartphone.

A. Setuju B. Ragu-ragu C. Tidak setuju

(46)

C. Smartphone Addiction Scale Short Version versi Indonesia

Pilihlah salah satu di antara enam pilihan tersebut yang paling menggambarkan perasaan Anda terhadap masing-masing pernyataan.

No Keterangan Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Agak Setuju

Setuju Sangat Setuju

1 Kehilangan rencana kerja disebabkan oleh penggunaan smartphone

1 2 3 4 5 6

2 Kesulitan

konsentrasi di kelas, sedang melakukan tugas atau sedang bekerja disebabkan penggunaan

smartphone

1 2 3 4 5 6

3 Merasa nyeri di pergelangan tangan atau bagian belakan leher selama menggunakan

smartphone

1 2 3 4 5 6

4 Tidak bisa tahan karena tidak memiliki

smartphone

1 2 3 4 5 6

5 Merasa tidak sabaran dan resah saat saya tidak memegang smartphone saya

1 2 3 4 5 6

6 Memikirkan

smartphone saya walau saya sedang tidak

menggunakannya

1 2 3 4 5 6

7 Saya tidak akan berhenti

menggunakan

smartphone saya walapun kehidupan harian saya telah terpengaruh

karenanya

1 2 3 4 5 6

(47)

35

8 Mengecek secara konstan smartphone saya sehingga tidak ketinggalan

percakapan di Twitter atau Facebook

1 2 3 4 5 6

9 Menggunakan

smartphone lebih lama dari yang saya inginkan

1 2 3 4 5 6

10 Orang-orang

disekitar saya mengatakan bahwa saya menggunakan smartphone terlalu sering

1 2 3 4 5 6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT

Dalam hal ini perlu dilakukan upaya untuk manyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan yang sangat memerlukan adanya komunikasi antara pemerintah dengan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tentang dampak jaminan terhadap pe- luang penolakan kredit yang diajukan oleh UMKM ke perbankan di Sumatera Barat,

berkarya pada saat pembangunan gereja dan para umat. Dokumentasi dengan tape recorder, buku catatan, handycam,.. Sumber data – data sekunder diperoleh dengan

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FUNGSI KOGNITIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh MELLY 160100125 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS

(2019) ‘Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Stressor pada Mahasiswa Kedokteran Tahun Pertama Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan

Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang dihormati5.

Salah satu karakteristik VCT sebagai suatu model dalam strategi pembelajaran sikap adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis nilai yang