• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 13 MEDANT.P. 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 13 MEDANT.P. 2013/2014."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PE NGARUH MO DE L PE MBELAJARAN I NQUIRY TRA INI NG TERHADAP H ASIL BELAJAR SISWA PADA MATE RI

POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 13 MEDAN T.P. 2013/2014

Oleh: Kurnia Dewi

409321033

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas segala

rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Di Kelas VII

Semester I SMP Negeri 13 Medan TP. 2013/2014”, disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Prof.Dr. Motlan, M.Sc,Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau

telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M. Si

dan Bapak Drs. Abd Hakim S, M.Si sebagai dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra.

Ratna Tanjung, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA

Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H.

Pamtis Simamora selaku kepala sekolah SMP Negeri 13 Medan, Ibu Roma

Sihotang, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang

telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan

(4)

Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Suyanto dan Ibunda

Jumaini yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak

pernah henti kepada penulis. Abangnda Jupredi dan kedua adik tersayang Dian

Pita Sari, dan Muhammad Dika Arazi, keluarga besar Agus Supriadi, yang cukup

banyak berperan dalam memberikan motivasi dan doa yang tulus kepada penulis

dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Lestari Daulay dan Denni

Saulina Tambunan, yang selalu memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan

dukungan kepada penulis, dan selalu sabar mendengarkan keluhan penulis saat

penulis merasa jenuh dan bosan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama Irdes Hidayana, Ratna indiraloka, Fitri

Amelia, Anggi Marwina, Inna sakinah, Saanatun, Lia syafitri, Haflah, Anisa

Oktavianggi R dan teman – teman fisika Ekstensi 09 yang tak dapat dituliskan

satu persatu yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

Kepada sahabat karip (Winda Nurhayati S.Pd, Dewi Agustina, Latifah Dinar)

yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Serta sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, April 2014

Penulis,

Kurnia Dewi

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Indentifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Aktivitas Belajar 8

2.1.3 Hasil Belajar 11

2.2 Pengertian Model Pembelajaran 15

2.3 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry 16

2.3.1 Inquiry Training 16

2.4 Tahap Model Pembelajaran Inquiry Training 17

2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training 18 2.5.1 Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry Training 18 2.5.2 Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training 19

2.6 Pembelajaran Konvensional 19

2.6.1 Metode Ceramah 19

2.6.2 Metode Tanya Jawab 20

2.6.3 Metode Tugas 20

2.7 Kajian Tentang Materi 21

2.7.1 Zat Dan Wujudnya 21

2.7.2 Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat Melalui

Penalaran 24

2.7.3 Kohesi dan Adhesi 25

2.7.4 Kapilaritas 26

2.7.5 Massa Jenis Zat 27

(6)

2.9 Hipotesis

29

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel 30

3.2.1 Populasi Penelitian 30

3.2.2 Sampel penelitian 30

3.3. Variabel Penelitian 30

3.3.1 Variabel Bebas 30

3.3.2 Variabel terikat 30

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 31

3.4.1 Jenis penelitian 31

3.4.2 Desain Penelitian 31

3.5. Instrumen Pengumpul Data Penelitian 31

3.5.1 Lembar Observasi 31

3.5.2 Tes Hasil Belajar 32

3.5.3 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator 33

3.6. Prosedur Penelitian 33

3.7. Teknik Analisa Data 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42

4.1 Hasil Penelitian 42

4.1.1 Deskripsi Penelitian 42

4.1.2 Pengujian Analisa Data 43

4.1.3 Observasi 48

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 52

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 53

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.4.1.Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 17

Tabel 2.7.1.Sifat-Sifat Berbagai Macam Zat Menurut wujudnya 22

Table 2.7.5.Massa Jenis Beberapa Benda 28

Tabel 3.1. Group pre-test-post-test design 33

Tabel 3.2. Spesifikasi Hasil Belajar 35

Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40

Table 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 45

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 55

Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 65

Table 4.5. Data Posttes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 70

Table 4.6. Uji Normalitas Data Posttes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 77

Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Posttes 80

Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Posttes 89

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Air dalam gelas 21

Gambar 2.2. Udara dalam balon 21

Gambar 2.3. Air dalam tiga wujud 22

Gambar 2.4. Skema perubahan wujud zat 23

Gambar 2.5. Susunan molekul zat padat, cair dan gas 25

Gambar 2.6. Meniskus cekung dan cembung 26

Gambar 2.7. Peristiwa-peristiwa adhesi 26

Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian 38

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 58 Dan Kelas Kontrol

Gambar 4.4 Diagram Batang Data Posttes Kelas Eksperimen 60 Dan Kelas Kontrol

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran 54

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II 68

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran III 83

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 92

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 96

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III 99

Lampiran 7. Tabel Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa 100

Lampiran 8. Tes Hasil Belajar 109

Lampiran 9. Tabel Aktivitas Belajar Siswa 113

Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 124

Lampiran 11. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 126

Lampiran 12. Distribusi Hasil Posttes Kelas Eksperimen 127

Lampiran 13. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 128

Lampiran 14. Distribusi Hasil Posttes Kelas Kontrol 129

Lampiran 15. Data Hasil Belajar 130

Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 132

Lampiran 17. Uji Normalitas Data 134

Lampiran 18. Uji Homogenitas Data 137

Lampiran 19. Uji Hipotesis 139

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian 143

Lampiran 21. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 147

Lampiran 22. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 148

Lampiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 150

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Proses kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang

sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar

merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam

peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja,

tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya

proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas

kearahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari – hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka

pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi (Sanjaya 2008 : 1)

Proses belajar mengajar cenderung dimulai dengan orientasi dan penyajian

informasi yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari siswa, pemberian

contoh soal, dilanjutkan memberikan tes.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika yang mengajar di

sekolah tersebut Model pembelajaran yang sering digunakan adalah pembelajaran

langsung, dengan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan demonstrasi.

Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran

fisika adalah 70. Namun, nilai rata – rata ulangan harian yang diperoleh siswa

(11)

Peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil belajar

siswa adalah metode pembelajaran fisika yang diterapkan oleh guru fisika kelas

VII di SMP Negeri 13 Medan adalah ceramah dan tanya jawab. Tetapi dominan

digunakan metode ceramah yang membuat guru mendominasi kegiatan belajar

mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif. Guru dijadika satu-satunya

sumber informasi sehingga pada akhirnya tujuan proses pembelajaran

konvensional adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan

sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan,

kegiatan pasif di kelas akan dapat menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik

menjadi kurang tertarik pada materi pembelajaran tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa itu rendah,

antara lain: (1) sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang

membangkitkan minat siswa untuk belajar sehingga siswa merasa bosan dalam

belajar fisika. (2) kualitas rancangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa

untuk belajar. Hal ini rendahnya hasil belajar di sebabkan proses pembelajaran

yang didominasi masih berpusat pada guru. Dominasi guru dalam pembelajaran

ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada

menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Oleh

karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu metode atau

model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Sehubungan dengan masalah diatas, untuk meningkatkan mutu pendidikan

tersebut diperlukan cara yang tepat untuk memotivasi siswa dan mengembangkan

kreatifitas serta sikap inovatif didik agar mau belajar dan membuat siswa aktif

dalam proses belajar mengajar, seperti mengoperasikan alat-alat percobaan

sehingga siswa terdorong menyelesaikan masalah konsep – konsep fisika dan

fakta-fakta yang mereka pelajari maka konsep –konsep fisika yang diajarkan

dapat dipahami.

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama

guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjukkan untuk

(12)

kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses

pemebelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga

mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan

sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Yang

dimaksud belajar aktif ialah belajar dimana siswa lebih berpartisipasi aktif

sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari pada kegiatan guru

dalam mengajar.

Sebagaimana uraian di atas, maka berbagai cara dapat dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mengembangkan keterampilan

berfikir siswa seperti menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran dan kemampuan siswa. Adapun model pembelajaran bertujuan

untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa adalah dengan model

pembelajaran Inquiry Training. Dengan model pembelajaran Inquiry Training

siswa dapat dilatik untuk berfikir refleksi yaitu mampu meneukan masalah dan

menjelaskan pemecahannya berdasarkan fakta dan data hasil pengamatan.

Kerja sama dalam konteks tukar pikiran, mengajarkan dan menjawab

pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa dengan guru, antar siswa

dengan siswa, antar siswa dengan nara sumber dalam memecahkan masalah dan

mengerjakan tugas bersama yang merupakan strategi pembelajaran pokok

pembelajaran kontekstual. Sedangkan pembelajaran konvensional bila selalu

dilakukan dan terlalu lama akan sangat membosankan dan menyebabkan siswa

menjadi pasif.

Penelitian yang terkait dengan model Inquiry Training telah diteliti oleh

beberapa peneliti yaitu Rostina harahap (2009) diperoleh nilai rata – rata prites

36,00 setelah diberi perlakuan yaitu dengan Model Pembelajaran Inquiry Training

maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 77,40, dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Kelas VIII di SMP Negeri 6 Medan T.P.

(13)

Peneliti yang lain yang menggunakan yaitu, model Inquiry Training Ratni

Sirait (2010) menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar

siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki

rata – rata 5,64. Menurut Ratni (2010 : 42) hasil penelitian ini memiliki pengaruh

signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training

pada pelajaran fisika.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang

dapat diidentifikasikan:

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi

3. Proses pembelajaran yang kurang menarik

4. Siswa tidak tertari untuk belajar fisika dan menganggap bahwa fisika

merupakan mata pelajaran yang sulit.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan

sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII semester I SMP Negeri

13 Medan.

2. Materi pelajaran fisika kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan

hanya pada Zat dan Wujudnya.

(14)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian adalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13

Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Training?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13

Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan

menggunakan model pembelajaran Konvensional?

3. Bagaimana aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII semester I SMP

Negeri 13 Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014

selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training?

4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap

hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan pada

materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1.Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13

Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan

menggukan model pembelajaran Inquiry Training

2.Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13

Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P 2013/2014 dengan

menggukan model pembelajaran Konvesional

3.Untuk mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan siswa kelas VII semester

I SMP Negeri 13 Medan pada materi pokok Zat dan Wujudnya T.P

2013/2014 dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training

4.Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap

hasil belajar siswa kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan pada materi

(15)

1.6 Manfaat Penelitiaan

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran Inquiry

Training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran

demi meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model

pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.

3. Bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas mengajar (Nurulwati dalam Trianto,2011:5) .

2. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui

latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa

data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada

materi pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 T.P

2013/2014Medan memiliki rata-rata 76,25.

2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Konvensional pada materi

pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan

T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 64.

3. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok

Zat Dan Wujudnya di kelas VII semester I SMP Negeri 13 Medan tahun

2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga

pertemuan mencapai 71,78 dengan kategori cukup aktif.

4. Berdasarkan hasil penghitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel = 2,9 >

2,024 yang artinya Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan

dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil

belajar siswa pada materi zat dan wujudnya di kelas VII semester I SMP

(17)

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil peneliti diatas, maka

penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara

lain:

1. Ketika pembelajaran peneliti selanjutnya di harapkan agar mampu

menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan yang digunakan dalam

belajar dengan menggunaka model pembelajaran Inquiry Training. Sebab

jangan sampai pertanyaan yang diajukan siswa, peneliti yang

menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya menyakinkan jawaban dari siswa

tersebut.

2. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran Inkuiri Training

agar lebih mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok sehingga

Gambar

Gambar 2.1. Air dalam gelas

Referensi

Dokumen terkait

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Kepala rumahtangga petani miskin umumnya usia produktif, yang sebagian besar memiliki karakteristik yang rendah dalam hal: pendidikan

[r]

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

Penelitian dengan judul “Pengaruh Price-Earning Ratio, Volume Penjualan dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Return Saham Perusahaan yang bergerak di Bidang Finansial di Bursa

MEKANIS STAINLESS CASTING SCS 14 JIS G 5121 ” telah disetujui untuk diajukan kepada dewan penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

present tense, omission of –s in the verb of present tense, verb –ing used in the present tense, misformation of to be in the present tense, additional of to be in the present