UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TARUTUNG
Oleh :
Dinar Kristina Lubis NIM 4101111012
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan,
kesempatan dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa dengan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok
pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 1 Tarutung”, disusun untuk
melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Prof. Drs. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc, Ph.D selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
yang membangun kepada penulis sejak penyusunan proposal, penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd dan Ibu Dr.
Yulita Molliq Rangkuti, S.Si, M.Sc selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. S. Saragih, M.Pd selaku Pembimbing Akademik, kepada Bapak
Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan,
M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd , Bapak
Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan ,
sekretaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA
UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. D. Sihotang selaku Kepala Sekolah SMP Negeri
1 Tarutung, Bapak Gokman Pakpahan, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika
SMP Negeri 1 Tarutung serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Hibert
John Tua Lubis dan Ibunda Rosmida Purba yang setia berdoa dan memberikan
dukungan materil serta spiritual yang tak ternilai harganya, serta untuk kakak
tersayang Tetty Rohana Lubis, S.Si dan adikku Alboin Lubis yang telah banyak
memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan
dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Azizah Octoerina,
Andika Sura Prasetia, A.mp, Chairul Rivai, Dian Bastian, Abdurrohman Lubis
dan Damayanti Kusuma yang selama ini menjadi sahabat yang luar biasa bagi
penulis serta rekan – rekan seperjuangan kelas DIK A Matematika 2010 yang
turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini Dan semua sahabat-sahabat yang
tidak bisa penulis cantumkan namanya satu persatu namun senantiasa
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan pendidikan di
masa yang akan datang.
Medan, September 2014
Penulis,
Dinar Kristina Lubis
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TARUTUNG
Dinar Kristina Lubis (NIM 4101111012) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal pada materi bilangan bulat serta untuk menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII–1 SMP Negeri 1 Tarutung sebanyak 25 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model pembelajaran investigasi kelompok pada materi bilangan bulat. Instrumen penelitian ini melalui Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM) dan observasi.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memecahkan masalah maka diberikan tes kemampuan awal dan diperoleh data sebanyak 9 siswa (36%) yang mencapai kriteria kemampuan pemecahan masalah. Setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran investigasi kelompok (siklus I), maka diberikan TKPM I. Dari hasil TKPM I diperoleh data bahwa sebanyak 19 siswa (76%) yang mencapai kriteria kemampuan pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara keseluruhan belum mencapai 85% maka dilanjutkan tindakan pada siklus II. Dari hasil TKPM II diperoleh data bahwa sebanyak 22 siswa (88%) yang mencapai kriteria kemampuan pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa secara keseluruhan telah mencapai 85% maka tindakan dihentikan.
Kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal bilangan bulat yaitu (1) kesulitan pemahaman akan konsep atau langkah - langkah menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (2) kekurang telitian dalam melakukan perhitungan dalam penyelesaian (3) kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal aplikasi dari bilangan bulat yakni kesulitan menentukan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal
vi
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 7
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 7
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1 Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Masalah Matematika 9 2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 10 2.1.3 Teori Belajar Vygotsky 12 2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok 16 2.1.5.1 Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok 21
2.2 Materi Bilangan Bulat 22
2.3 Kerangka Konseptual 31
2.4 Hipotesis Tindakan 33
BAB III METODE PENELITIAN 34
3.1 Jenis Penelitian 34
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian 34 3.3 Subjek dan Objek Penelitian 34
3.3.1 Subjek Penelitian 34
3.3.2 Objek Penelitian 34
3.4 Prosedur Penelitian 34
3.5 Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data 38
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43
4.1 Hasil Penelitian 43
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 43
4.1.1.1 Permasalahan I 43
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Siklus I
( Rencana Tindakan Siklus I ) 48 4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus I 49
4.1.1.4 Observasi I 53
4.1.1.5 Analisis Data I 54
4.1.1.5.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
( Siklus I ) 54
4.1.1.5.2 Analisis Hasil Observasi I 62 4.1.1.6 Refleksi Siklus I 66 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 67
4.1.2.1 Permasalahan II 67
4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah Siklus II
( Rencana Tindakan Siklus II ) 68 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan I I 68
4.1.2.4 Observasi II 71
4.1.2.5 Analisis Data II 71 4.1.2.5.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
(Siklus II) 71
4.1.2.5.2 Analisis Hasil Observasi II 74
4.1.2.6 Refleksi II 78
4.2 Temuan Penelitian 79
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 84
5.1 Kesimpulan 84
5.2 Saran 85
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16
Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap 39
Tabel 3.2. Kriteria Kemampuan Pemecahan masalah 40
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Observasi 41
Tabel 4.1. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah pada Tes Awal 43
Tabel 4.2. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 44
Tabel 4.3. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 44
Tabel 4.4. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 44
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan 45
Masalah Pada Tes Awal
Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 46
Tabel 4.7. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah Pada Tes Siklus I 55
Tabel 4.8. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I 55
Tabel 4.9. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I 55
Tabel 4.10.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I 55
Tabel 4.11.Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 56
Tabel 4.12.Data Kesalahan Siswa Pada TKPM I 57
Tabel 4.13.Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
x
Tabel 4.14.Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus I 64
Tabel 4.15. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah Pada Tes Siklus II 72
Tabel 4.16. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II 72
Tabel 4.17. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II 72
Tabel 4.18. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II 72
Tabel 4.19. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 73
Tabel 4.20. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II 74
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I 88
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II 98
Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I 104
Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 107
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa III 111
Lampiran 6 Kisi – kisi Tes Kemampuan Awal 115
Lampiran 7 Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 116
Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 117
Lampiran 9 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 120
Lampiran 10 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 126
Lampiran 11 Tes awal Kemampuan Pemecahan Masalah 132
Lampiran 12 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 133
Lampiran 13 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 134
Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 135
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 137
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II 140
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika 143
Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Siklus I 144
Lampiran 19 Lembar Observasi Siswa Siklus I 147
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Siklus I 149
Lampiran 21 Lembar Observasi Siswa Siklus I 152
Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran
Siklus II 154
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Siklus II 157
xii
Lampiran 25 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I 160
Lampiran 26 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II 161
Lampiran 27 Deskripsi Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II 162
Lampiran 28 Daftar Nama-Nama Kelompok Siswa 163
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan suatu pelajaran yang sudah diberikan sejak
pendidikan dasar, menengah dan bahkan sampai pada tingkat pendidikan tinggi
dimana pada tingkat pendidikan dasar dan menengah waktu yang dialokasikan
untuk mempelajari matematika cenderung lebih banyak dibandingkan dengan
mata pelajaran lainnya. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar
matematika. Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan
bahwa:
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,(3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman,(4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Melihat pentingnya peranan matematika tersebut pemerintah terus
berusaha untuk meningkatkan penyempurnaan kurikulum, pelatihan guru dan
perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Walaupun demikian kita masih
dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar siswa yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan.
Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya
prestasi siswa. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika ini
disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai ilmu
yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika.
Salah satu fokus pembelajaran matematika saat ini adalah meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui pembelajaran yang
berawal dari suatu pengalaman siswa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi pada kenyataan, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah matematika. Siswa selalu mengalami kesulitan dalam
2
Kesulitan yang sering terjadi, siswa sulit untuk menyelesaikan soal
penerapan, sehingga yang terjadi langkah awalnya tidak dimengerti dan
selanjutnya tidak mampu mengerjakan. Penyebab kesalahan ini adalah siswa
kurang memahami prinsip, konsep, apa yang ditanyakan dan siswa sering kurang
teliti. Hal ini didukung dari hasil survei peneliti (tanggal 09 Juli 2014) berupa
pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Tarutung, tes
yang diberikan berupa 2 soal dalam bentuk esai tes ini dilakukan untuk melihat
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi bilangan
bulat.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan terhadap 25 orang siswa kelas VII-1
SMP Negeri 1 Tarutung, diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa sebagai
berikut:56% siswa yang sudah mampu memahami masalah, 16% yang sudah
mampu merencanakan pemecahan masalah, 36%yang sudah mampu
melaksanakan pemecahan masalah, dan hanya 12%yang sudah mampu memeriksa
kembali. Sedangkan secara penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan
pemecahan masalah pada tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat 1 orang (4%)
siswa, 3 orang (12%) siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 5 orang (20%)
siswa yang memiliki kemampuan sedang, 11 orang (44%) siswa yang memiliki
kemampuan rendah, dan 5 orang (20%) siswa yang memiliki kemampuan sangat
rendah.
Dari hasil tes tersebut, kesulitan siswa terletak pada aspek memahami
masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, membuat garis
bilangan, dan memeriksa prosedur serta melakukan perhitungan.
Berikut adalah soal tes awal kemampuan pemecahan masalah yang
diberikan kepada siswa dengan pokok bahasan bilangan bulat :
1. Tentukan nilaixyang memenuhi :
< −1,pada = {−5,−4,−3,−2,−1, 0, 1, 2, 3, 4, 5 }
Gambarkanlah nilai-nilai tersebut pada garis bilangan!
2. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 8 anak tangga. Toni dan Nia berada
3
yang terjatuh , Toni dan Nia turun 3 langkah kebawah. Di anak tangga berapa
mereka sekarang ? buatlah garis bilangannya!
Pada kertas jawaban siswa berikut terlihat kesalahan – kesalahan siswa
dalam mengerjakan soal.
Gambar 1.1 Jawaban Tes Awal Siswa 1
Dalam menjawabsoal no.1 terlihatbahwa siswatidak menuliskan apa yang
diketahui dan yang ditanya. Hal ini menunjukkan siswa kurang memahami
masalah. Di samping itu, siswa juga masih kurang memahami konsep bilangan
bulat, terlihat dari jawabannya yang salah. Begitu juga pada soal no.2,
pemahaman terhadap masalah juga sangat kurang, sehingga siswa tidak mampu
untuk merencanakan dan melaksanakan penyelesaiannya.
Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa 2
Kesulitan yang sama juga dialami oleh siswa yang lain, seperti terlihat
pada gambar 1.2, dimana pada soal no.1
4
olmatematika yang terdapatpadasoal sehingga siswa tidak mampu untuk
menjawab soal tersebut ini menunjukkan bahwa siswa tersebut masih tidak
memahami masalah yang ada. Pada soal no.2, siswa menuliskan jawaban, namun
tidak terlihat adanya perencanaan dan penyelesaiannya.
Dari beberapa uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan proses
belajar yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan
siswa memecahkan masalah matematika.
Setelah menusuri, ditemukan berbagai penyebab tingkat kemampuan
pemecahan masalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Tarutung masih rendah yaitu
pembelajaran matematika selama ini kurang relevan dengan tujuan dan
karakteristik pembelajaran matematika, guru tidak melatih siswa dalam
pemecahan masalah dan siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam
pemecahan masalah matematika.
Faktor yang menyebabkan ketidakmampuan siswa memecahkan masalah
matematika yang paling dominan adalah cara mengajar guru. Guru-guru masih
mengajar dengan cara lama, dimana guru ataupun peneliti menyampaikan materi
dengan metode ceramah, kemudian siswa mencatat materi dan mengerjakan
soal-soal rutin. Terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal-soal-soal rutin membuat siswa tidak
dapat memecahkan suatu masalah apabila diberikan soal-soal yang berbentuk non
rutin. Mereka tidak terbiasa untuk memecahkan suatu masalah secara bebas dan
mencari solusi penyelesaiannya dengan cara mereka sendiri. Mereka hanya bisa
mengerjakan soal-soal yang bentuknya sama dengan contoh soal yang diberikan
guru. Apabila soalnya berbeda mereka mulai kebingungan karena mereka tidak
memahami langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah (Anggraini,dkk
(2010)).
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem
pembelajaran yang bermakna, yaitu pembelajaran yang mengaitkan materi dengan
kehidupan nyata dan melibatkan peran siswa secara aktif. Karena pembelajaran
5
Menurut Aunurrahman (2009:176) keberhasilan proses pembelajaran
merupakan muara dari seluruh aktifitas yang dilakukan guru dan siswa. Artinya,
apapun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran,
memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran,
memilih dan menentukan tehnik evaluasi, semuanya diarahkan untuk mencapai
keberhasilan belajar siswa.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
menerapkan model – model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran.
Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar
secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal. Winataputra dalam Aunurrahman (2009:149) menyatakan
belajar bersama dapat membantu siswa mengembangkan berbagi dimensi
kemampuannya yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar.
Joice, dkk (dalam Aunurrahman, 2009:148) mendeskripsikan empat
kategori model mengajar, yaitu kelompok model sosial(social family), kelompok pengolahan informasi (informasi proceeding family), kelompok model personal
(personal familiy), dan kelompok model sistem perilaku (behavioral systems familiy). Adapun yang temasuk dalam kelompok model social yaitu, Group investigation (Investigasi Kelompok, Role Playing (Bermain Peran) dan Jurisprodential Inquiri (Model Penelitian Yurisprudensi).
Model investigasi kelompok merupakan salah satu pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Model investigasi
kelompok dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya diperluas dan diperbaiki
oleh Sharan dan kawan – kawannya dari Universitas Tel aviv (dalam Kunandar,
2007:372). Model investigasi kelompok melibatkan siswa sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
6
Menurut Killen (dalam Aunurrahman, 2009:152) memaparkan beberapa
ciri essensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah: (a)
Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memilki independensi
terhadap guru; (b) Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan; (c) Kegiatan belajar siswa akan selalu
mempersaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya
dan mencapai beberapa kesimpulan; (d) Siswa akan menggunakan pendekatan
yang beragam di dalam belajar; (e) Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan
di antara seluruh siswa.
Modelinvestigasi kelompokdikembangkan untuk membangun semua
aspek kemampuan siswa baik di bidang kognitif, psikomotor, dan afektif
(Wiranata, 2013). Model investigasi kelompokideal diterapkan dalam
pembelajaran sains. Topik-topik materi yang ada mengarah pada metode ilmiah
yang dimulai dari identifikasi masalah, merumuskan masalah, studi pustaka,
menyusun hipotesis, melaksanakan penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian
sehingga mampu mengembangkan pengalaman belajar siswa.
Istikomah dkk (dalam Wiranata, 2013) penelitiannya membuktikan bahwa
model investigasi kelompokdapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah
juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Model ini mengarahkan
siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya berdasarkan aktivitas dan
pengalaman belajar sains. Siswa memilih topik, melakukan penyelidikan, menarik
kesimpulan, dan mengkritisi hasil penyelidikannya sehingga siswa terlatih untuk
tekun, teliti, jujur, terbuka, dan bersikap ingin tahu untuk memperoleh data yang
akurat.
Manfaat dari model investigasi kelompokini dapat melatih siswa
menerima pendapat orang lain, bekerja sama dengan teman yang berbeda latar
belakangnya, membantu memudahkan menerima materi pelajaran, meningkatkan
kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah dan meningkatkan keterampilan
proses sains siswa. Komunikasi yang terjadi antara anggota – anggota kelompok
dalam menyampaikan pengetahuan serta pengalamannya dapat meningkatkan
7
Berdasarkan uraian di atas, bahwa kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan pembelajaran matematika yang sangat penting, dan salah satu
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
adalah model pembelajaran investigasi kelompok. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok pada Materi Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 1 Tarutung”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi :
1. Siswa tidak tertarik belajar matematika.
2. Rendahnya prestasi siswa dalam pembelajaran matematika.
3. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang.
4. Guru jarang mengajarkan siswa menyelesaikan masalah.
5. Model pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, serta keterbatasan waktu, maka
perlu adanya pembatasan masalah yaitu pembelajaran matematika pada materi
bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Tarutung dengan model investigasi
kelompok sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dan untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dihadapi
siswa dalam mengerjakan soal – soal bilangan bulat.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
8
1. Bagaimana kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam
mengerjakan soal pada materi bilangan bulat dalam pembelajaran dengan
model investigasi kelompok?
2. Bagaimana model pembelajaran investigasi kelompokdapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi bilangan bulat di
kelas VII SMP Negeri 1 Tarutung ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam
mengerjakan soal pada materi bilangan bulat dalam pembelajaran dengan
model investigasi kelompok.
2. Untuk menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika
pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Negeri 1 Tarutung.
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka diperoleh manfaat
penelitian sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi guru maupun calon guru agar dapat menerapkannya
dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa.
2. Sebagai sumber informasi bagi sekolah tentang kecenderungan kendala belajar
siswa sehingga dapat dirancang suatu pendekatan pembelajaran guna
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Siswa menemukan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga dapat
mencapai prestasi belajar matematika yang lebih baik.
4. Sebagai bahan perbandingan atau referensi bagi peneliti lain dalam mengkaji
penggunaan model pembelajaran investigasi kelompok dalam pembelajaran
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan pada BAB IV
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkanhasilpenelitian,kesulitanbelajarsiswadalammenyelesaikansoalbilan
gan bulat yaitu (1) kesulitan pemahaman akan konsep atau langkah - langkah
menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (2) kurang
ketelitian dalam melakukan perhitungan dalam penyelesaian (3) kesulitan siswa
dalam menyelesaikan soal aplikasi dari bilangan bulat yakni kesulitan
menentukan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal (4) kesulitan
dalam menerjemahkan soal ke dalam model matematika dan kesulitan
menyelesaikan model matematika atau langkah – langkah menyelesaikan
bilangan bulat.
Kesulitan – kesulitan tersebut dapat diatasi dengan model pembelajaran
investigasi kelompokyang dalam pembelajarannya lebih menekankan pada
langkah – langkah pemecahan masalah, memberikan soal –soal yang bervariasi
baik saat pembelajaran berlangsung maupun tugas rumah untuk latihan mandiri
serta penggunaan media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam
pemahaman konsep bilangan bulat.
2. Dengan model pembelajaran investigasi kelompok,kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada materi bilangan bulat kelas VII SMP Negeri 1
Tarutung meningkat.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mencapai
ketuntasan padasiklus I setelah dilakukan pembelajaran dengan model
investigasi kelompok, banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar
adalah 19 dari 25 orang (76%) dengan rata-rata kelas 2,86. Hasil analisis data
pada akhir siklus II dengan memaksimalkan model investigasi
kelompokbeserta perbaikan dari siklus I, banyaknya siswa yang mencapai
85
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah
mencapai target ketuntasan belajar klasikal.
5.2. Saran
Adapun saran – saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 1
Tarutung, agar selalu memperhatikan kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemecahan
masalah. Untuk itu hendaknya guru matematika dapat menggunakan model
pembelajaran investigasi kelompok sebagai alternatif dalam kegiatan
pembelajaran khususnya pada materi bilangan bulat karena model ini dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Kepadasiswa SMPNegeri 1
Tarutungdisarankanlebihberanidanaktifsaatberlangsung proses pembelajaran,
aktifdalammenemukansolusi-solusipermasalahandanberaniuntukmengungkapkan ide-ide secaraterbuka.
3. Kepadapeneliti lanjutan, agar
melanjutkanhasilperangkatpenelitianiniuntukdijadikanpertimbangandalamme
nerapkanmodel pembelajaran investigasi kelompokpadamateri bilangan
bulatataupunmateri yang lain
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009),Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Anggraini,L., Rusdy A., Ratu I., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-4 Smp Negeri 27 Palembang, http://3_Lela_Anggraini_33-44_2(diakses pada tanggal 22 April 2014)
Al-Khowarizmi, (2009), Kemampuan Pemecahan Masalah, (http://lela-al-khowarizmi.blogspot.com)(diakses pada tanggal 2 Maret 2014)
Amustofa, (2009), Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com(diakses pada tanggal 20 Februari 2014)
Arikunto, S., (2011),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., Suhardjono, Supardi, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Aunurrahman, (2012),Belajar dan pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Eko, R.., (2011),Model Pembelajaran Group Investigation, http://ras-
eko.blogspot.com/2011/06/17/model-pembelajarn-group-investigation.html(diakses pada tanggal 15 Februari 2014)
Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit CV Pustaka Setia, Bandung.
Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, IKIP Malang, Malang.
Isjoni, (2009),Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Prayudi, (2011), Zona Perkembangan Proksimal, http://www.prayudi.wordpress. com(diakses pada tanggal 02 Juni 2014)
Robert, (2010), Pengertian Pemecahan Masalah Matematika,
http://robertmath4edu.wordpress.com (diakses tanggal 19 Desember 2013)
87
Slavin, R., (2011),Cooperative Learning Teori, Riset dan praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Sudijono, A., (2009),Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesign Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Vilila, (2010),Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation,
http://www.vilila.com/2010/03/pembelajaran-kooperatif-metode-group.html (diakses pada tanggal 30 Januari 2014)