STUKTUR TARI DULANG PADA MASYARAKAT MELAYU
DI KECAMATAN STABAT, KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
DEA HALIDA
NIM. 2103340011
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Struktur Tari Dulang pada Masyarakat Melayu di
Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat,” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Namun berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakutas Bahasa dan Seni. 3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Nurwani, S.S.T, M.Hum, selaku Ketua Prodi Pendidikan Seni Tari. 5. Dra. Rr RHD Nugrahaningsih, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi I. 6. Irwansyah, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi II.
7. Bapak/Ibu Dosen serta staf Fakultas Bahasa dan Seni, khususnya Jurusan Sendratasik Prodi Pendidikan Seni Tari.
8. Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua penulis, abah H. Salamuddin dan mamak Hj. Rusperi S.Sos yang telah melahirkan dan membesarkan penulis, serta senantiasa memberikan doa yang tulus, kasih sayang dan berjerih payah untuk mencukupkan segala kebutuhan penulis.
10.Narasumber M Juni Arifin, Zulaiman Zuhdi, Adi, Jamal, serta seluruh narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis.
11.Sahabat-sahabatku, Riza Utari, Niki Tanura, Ucy Okprita, Antin Lestari, Fatma Zulikha, Elvi Syahbani, dan seluruh mahasiswa stambuk 2010. 12.Abang Thamrin Samosir, SH, karena telah banyak membantu dan
memberikan motivasi dalam melaksanakan tugas akhir skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya Jurusan Sendratasik.
Medan, September 2014 Penulis
Dea Halida
ABSTRAK
Dea Halida, NIM. 2103340011. Struktur Tari Dulang pada Masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Seni Tari. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah tari Dulang, untuk mengetahui struktur tari Dulang, untuk mengetahui perkembangan dan tanggapan masyarakat suku Melayu di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat tentang tari Dulang.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sejarah yang menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa tari Dulang diciptakan, serta teori struktur yang menjelaskan tentang wujud dalam tari Dulang meliputi struktur lahir atau struktur luar (surface structure), dan struktur batin atau struktur dalam (deep structure). Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian berada di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah toko budaya dan seniman Melayu yang aktif melestarikan tari Dulang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa tari Dulang merupakan tari tradisional suku Melayu yang sudah menjadi adat istiadat bagi suku Melayu, khususnya suku Melayu yang ada di Kabupaten Langkat dan diturunkan secara turun temurun secara lisan, yaitu diperkenalkan melalui mulut ke mulut. Namun, tidak ada yang mengetahui secara pasti mengenai pencipta, kapan, dan dimana tari Dulang diciptakan. Tarian ini awalnya hanya dipertunjukan kepada kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan. Seiring berjalannya waktu, tarian ini pun mulai dipertontonkan kepada masyarakat umum. Hal itu dipengaruhi karena sudah berubahnya sistem pemerintahan dari kerajaan menjadi presidensial. Dalam gerakannya, seorang penari tari Dulang harus memperhatikan elemen-elemen tari, yakni struktur lahir atau struktur luar (surface structure) meliputi ragam gerak, tahap pertunjukan, musik iringan dan busana, serta stuktur batin atau struktur dalam (deep structure) meliputi makna dari ide gagasan ragam gerak yang ditampilkan dalam gerakan tari Dulang.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 4
C.PembatasanMasalah ... 5
D.Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian... 6
F. Manfaat Penelitian... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A.Landasan Teoritis ... 8
1. Teori Sejarah ... 9
2. Teori Struktur ... 10
ii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Metodologi Penelitian ... 13
B.Lokasi dan Waktu Penelitian... 14
1. Lokasi Penelitian ... 14
2. Waktu Penelitian ... 14
C.Sampel dan Populasi ... 15
1. Sampel ... 15
2. Populasi ... 15
D.Teknik Pengumpulan Data ... 16
1. Observasi ... 16
2. Wawancara ... 16
3. Studi Kepustakaan ... 17
4. Dokumentasi ... 19
E. Teknik Analisis Data ... 19
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 21
1. Letak Geografis Langkat ... 21
2. Penduduk ... 24
3. Suku Melayu ... 25
4. Sistem Sosial ... 27
iii
C. Struktur Tari Dulang ... 29
1. Struktur Luar Tari Dulang ... 30
a. Ragam Gerak Tari Dulang... 31
b. Tahap Pertunjukan Tari Dulang ... 51
c. Musik Iringan Tari Dulang ... 56
d. Busana Tari Dulang ... 60
2. Struktur Dalam Tari Dulang ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Ragam Gerak Tari Dulang ... 31
Tabel 4.2 Tahap Pertunjukan Tari Dulang ... 51
Tabel 4.3 Musik Iringan Tari Dulang ... 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Langkat... 21
Gambar 4.2 Persentase Etnis di Desa Pantai Gemi ... 24
Gambar 4.3 Ragam Gerak Tari Dulang ... 31
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Iringan dan Partiture Musik Tari Dulang ... 70
Lampiran II Biodata Narasumber... 71
Lampiran III Daftar Pertanyaan Wawancara Narasumber ... 72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan beragam suku dan budaya. Sumatera Utara memiliki delapan suku asli, yaitu suku Batak Toba, suku Batak Karo, suku Batak Mandailing, suku Batak Pakpak, suku Batak Pesisir Sibolga, suku Batak Simalungun, suku Melayu, dan suku Nias. Delapan suku tersebut memiliki bentuk kebudayaan dan bentuk kesenian yang berbeda-beda. Ihromi (2000:18), menegaskan bahwa “kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan, dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas
untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.”
Salah satu hasil kegiatan yang khas pada masyarakat Melayu adalah kesenian. Kesenian merupakan salah satu cabang kebudayaan yang selalu menyertakan kehidupan masyarakat. Kesenian terdiri dari berbagai cabang, diantaranya adalah seni musik, seni lukis dan seni tari.
Sirait (1995:28) menjelaskan bahwa “berdasarkan analisis
persamaan dan perbedaan yang logis atas penginderaan terhadap berbagai karya seni, maka ditetapkan penggolongan seni yaitu: 1. Seni visual, karya seni yang dapat dihayati melalui penginderaan
mata, contoh: seni rupa
2. Seni auditif, karya seni yang dapat dihayati melalui indra pendengaran (telinga), contoh seni suara, intrumentalia
Selanjutnya, Sedyawati (1981:10) menerangkan bahwa “tari tumbuh
dalam rangkaian yang erat atas tiga unsur budaya, yaitu bahasa, adat-istiadat, dan norma-norma kehidupan.”
Dengan demikian, salah satu tujuan dari tari adalah untuk memperluas kelangsungan budaya darimana tarian itu berasal. Suku Melayu memiliki identitas kepribadian pada umumnya yaitu adat-istiadat Melayu. Jika diperhatikan, adat budaya Melayu tidak lepas dari ajaran agama Islam seperti dalam ungkapan pepatah, perumpamaan, pantun, syair, dan sebagainya.
Secara struktur fisik dan budaya, suku Melayu Langkat tidak berbeda dengan suku Melayu lainnya, seperti suku Melayu Deli, Melayu Serdang, Melayu Asahan, Melayu Labuhan Batu, Melayu Asahan dan Melayu Riau. Karena mereka semua berasal dan berakar dari satu budaya yang sama, hanya saja karena telah terpisah-pisah, sehingga terjadi perbedaan-perbedaan kecil yang tidak terlalu menyolok.
Suku Melayu memiliki kesenian yang terdiri dari berbagai cabang seni seperti musik, tari, teater, rupa, arsitektur, dan lainnya. Menurut Jaafar Mampak, tarian melayu asli terbagi dua jenis. Yakni: 1) tarian yang bercorak lemah lembut seperti tarian mak inang dan siti payung, 2) tarian rancak yang merupakan hasil daripada pengaruh tarian Portugis seperti tarian Ronggeng, Serampang Laut dan Singapura Dua1.
Selain itu, Takari (2013:12) menjelaskan, bahwa berdasarkan tema, tarian Melayu dapat diklasifikasikan sebagai: 1) tarian Melayu yang mengekspresikan
1
kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, 2) tarian Melayu yang mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan nelayan, 3) tarian yang meniru atau mimesis kegiatan alam sekitar, 4) tarian yang berkaitan dengan kegiatan agama Islam, 5) tarian yang fungsi utamanya hiburan, dan menyadur berbagai unsur budaya seperti Barat, Timur Tengah, India, China, dan lain-lain, 6) tari yang berkaitan dengan olah raga, 7) tarian yang berkaitan dengan upacara Langkat adalah tari Dulang2. Dahulu, tari Dulang hanya dipertunjukan di kalangan kerajaan dan ditarikan untuk upacara-upacara tertentu. Terjadinya penyebaran tari Dulang kepada masyarakat melalui lisan ke lisan. Akan tetapi siapa yang menciptakan dan kapan diciptakan tidak ada seorangpun yang mengetahui. Hal itu dikarenakan para pelestari hanya terfokus mempelajari gerak tari Dulang. Seiring dengan perkembangan zaman, tari Dulang mulai dapat dipertunjukan kepada kalangan masyarakat umum sebagai pertunjukan hiburan. Gerak tari yang saat ini banyak ditampilkan pada masyarakat umum merupakan gerakan tari yang telah dimodifikasi oleh masing-masing pelestari tarian tersebut.
Wawancara dengan narasumber (14 Juni 2014), menjelaskan bahwa jumlah penari dalam tari Dulang tidak dibatasi, tetapi biasanya berjumlah ganjil.
Salah satu penari menjadi penari utama dan selebihnya sebagai penari penggiring. Seluruh penarinya pria karena gerakannya berasal dari gerak silat. Sebagai sebuah tari pertunjukan, tari Dulang juga berfungsi sebagai tari penyambutan dan penghormatan yang mempertunjukan kekuatan silat yang membentuk gaya hidup masyarakat Melayu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik dan berkeinginan
untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam lagi tentang “Struktur Tari Dulang
pada Masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat” sebagai
bahan kajian yang akan diteliti.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana sejarah tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana keberadaan tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat?
3. Bagaimana struktur tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat?
4. Bagaimana bentuk tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat?
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah merupakan batas-batas masalah penelitian yang akan diteliti untuk mengidentifikasi masalah. Menurut Esther Kuntjara (2006:27)
mengatakan bahwa “Latar belakang pengetahuan yang sudah didapat memberi
penulis gambaran tentang batasan – batasan yang diperlukan untuk mempersempit
masalah.” Maka untuk lebih memfokuskan pembahasan, diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti agar tercapai hasil yang baik. Dengan demikian dari identifikasi permasalahan yang ada, pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sejarah tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat?
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dijelaskan rumusan masalah penulisan ini. Menurut Abdul dalam
Burhan (2012:43) mengemukakan bahwa “rumusan fokus masalah tidak perlu diurut sebanyak mungkin, melainkan diusahakan dikemas dalam beberapa poin penting atau konsep kunci saja yang menunjuk pada inti masalah yang hendak ditelusuri secara mendalam dan tuntas.” Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana sejarah dan struktur tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat”
E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian selalu berorientasi pada tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terfokus karena tidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penulis harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian. Menurut pendapat Abdul dalam Burhan (2012:44) menyatakan,
“tujuan penelitian mesti diletakkan dalam keterkaitan logis dengan fokus kajian penelitian dan kesimpulan yang berhasil ditarik setelah kegiatan penelitian
selesai.” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Mendeskripsikan struktur tari Dulang pada masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen masyarakat baik instansi terkait, lembaga-lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Sebuah penelitian diharapkan dapat menanamkan kesadaran, dan membangkitkan keinginan pada generasi muda. Pada penelitian ini, penulis mencakup kegunaan pengembangan ilmu dan manfaat, yaitu sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai tari Dulang yang sebelumnya tidak pernah penulis ketahui.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Melayu di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
3. Sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khususnya seni tari yang tidak dikenal oleh masyarakat umum.
4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis lainnya yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tari Dulang merupakan tari tradisional suku Melayu. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan, dimana dan siapa yang menciptkan tari Dulang. Banyak seniman di Desa Pantai Gemi, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, yang aktif melestarikan tari Dulang. Namun, mereka hanya terfokus dalam mempelajari dan mengembangkan gerak tarinya saja, tanpa mengetahui sejarah asal-usul tarian tersebut. Dari sekilas informasi yang didapat dari berbagai sumber, tari Dulang sudah dikenal masyarakat Melayu pada zaman kerajaan dulu. Tarian ini dipertunjukan hanya bagi kalangan kerajaan maupun bangsawan pada acara-acara sakral tertentu yang digelar di kerajaan Melayu. Namun, seiring perkembangan zaman, tarian ini mengalami perkembangan dan sudah mulai dipertunjukan bagi masyarakat umum sebagai tari hiburan. Kendati telah dijadikan sebagai tari hiburan, makna maupun struktur tari Dulang dari dulu hingga sekarang tetap sama.
penari adalah dulang. Namun, properti lainnya seperti piring dan lilin juga merupakan properti pendukung yang dibutuhkan dalam pertunjukan tari Dulang. Seseorang yang ingin menarikan tari Dulang haruslah seorang laki-laki dan berjumlah ganjil, minimal tiga penari.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memberi beberapa saran antara lain:
1. Pemerintah Daerah seharusnya ikut berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan setempat. Pemerintah Daerah harus menyediakan dan membuat dokumen resmi tentang sejarah kebudayaan tersebut agar masyarakat yang ingin mengetahui tentang sejarah tersebut dapat dengan mudah mengakses informasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahimsa-Putra, Heddy Sri. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya
Sastra, Galang Printika, Yogyakarta
Arifin, Zainal. 2012. Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan, CV. Mitra, Medan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Rieneke Cipta, Jakarta.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, PT. Raja Pers, Jakarta.
Datuk OK Abdul Hamid. 2011. Sejarah Langkat Mendai, Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Djohar Arifin Husin. 2013. Sejarah Kesultanan Langkat, Yayasan Bangun Langkat, Langkat.
Hadi, Sumandiyo, Y, Prof. Dr. 2005.Sosiologi Tari, Pustaka Jaya, Yogyakarta. Hawkims, M. Alma. 2003. Bergerak Menurut Kata Hati: Metode Baru dalam
Menciptakan Tari, terjemahan Wayan Dibia, diterbitkan atas kerjasama
Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. I Wayan Dibia, dkk. 2006. Tari Komunal, Ford Foundation, Jakarta.
Ihromi, I. T. O. 2000. Pokok-pokok Antropologi Budaya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Pengertian Struktur, Balai pustaka, Jakarta.
Khaldun, Ibnu. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rieneke Cipta, Jakarta Koentjaraningrat. 1976. Metode Penelitian Kualitatif, Gramedia, Jakarta.
Kuntjara, Esther. 2006. Metode Penelitian Kebudayaan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
La Meri, 1986, Dance Composition, the Basic Elements, Lagaligo, Russell.
Maleong, LJ. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Murgiyanto, Sal. 2004. Tradisi dan Inovasi Beberapa Tari di Indonesia, PT. Wedatama Widya Sastra, Jakarta.
Pranoto W,Suhartono. 2010. Teori&Metodologi Sejarah, PT.Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rochmat, Saefur. 2009. Ilmu Sejarah dlm Perspektif Ilmu Sosial, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sasongko, Ibnu. 2009. Pengembangan Konsep Strukturalisme, dari Struktur
Bahasa ke Struktur Ruang Permukiman (Kasus: Pemukiman Sasak di
Desa Puyung), http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/
Pengembangan-Konsep-Strukturalisme-dari-Struktur-Bahasa-ke-Struktur-Ruang-Pemukiman-Ibnu-Sasongko.pdf
Sedyawati, Edi. 1981. Tari : Tinjauan Seni Pertunjukan, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Wan Syaifuddin. 2002. Kebudayaan Melayu
Sumatera Timur, Universitas Sumatera Utara Press, Medan
--- http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suku_bangsa_di_Indonesia_berdasarkan_
Takari, Muhammad (2013), http://researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/ publication/258227194_KESENIANSUMUT/file
Takari, Muhammad (2013), http://researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/ publication/258201353_MAKALAHBATAMTAKARI/file
Hadiyati, (2011), http://pointofauthorities.blogspot.com/2011/11/kebudayaan-melayu.html
--- http://halibitonganomtatok.wordpress.com/2013/11/09/tari-dulang/Ihromi (2000), Pokok-pokok Antropologi Budaya, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta.