PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Oleh:
MAWADDAH LATIFAH HASIBUAN NIM 1103151040
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan
Oleh:
AULIA RAMADANI NIM 1103151006
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
MAWADDAH LATIFAH HASIBUAN : 1103151040. Pengaruh Pemberian
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan antara layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain
pre-test post-pre-test. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1
Medan yang berjumlah 10 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket Keterampilan sosial sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Teknik analisis data menggunakan uji tanda wilcoxon.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role playing diperoleh data pre test keterampilan sosial siswa rata-rata = 91,2 dan rata-rata keterampilan sosial siswa post test = 101,7. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji tanda wilcoxon yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan hasil perhitungan pre test dan post test
5% Jhitung <
J
tabel ( 0 < 8 ) serta Zhitung(-2,083) < Ztabel(-1,96). SehinggaKeterampilan sosial siswa yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role playing lebih tinggi dari pada sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role playing.
DAFTAR ISI
1.1Pengertian Keterampilan Sosial ... 8
1.2Aspek Keterampilan Sosial ... 10
1.3Dimensi Keterampilan Sosial ... 11
1.4Faktor Keterampilan Sosial ... 11
2. Layanan Bimbingan Kelompok ... 13
2.1Pengertian Bimbingan Kelompok ... 14
2.2Tujuan Bimbingan Kelompok ... 15
2.3Azas-Azas Bimbingan Kelompok ... 16
2.4Teknik-teknik Bimbingan Kelompok 17 2.5Bimbingan Kelompok Melalui
3.4Langkah-langkah Role Playing ... 24
3.5Keunggulan dan Kelemahan ... 27
B. Kerangka Konseptual ... 29
C. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III : METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Subjek Penelitian ... 31
C. Operasional Variabel Penelitian ... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35
F. Teknik Analisa Data ... 35
G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39
B. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 40
C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 41
D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43
E. Pengujian Hipotesis ... 43
F. Pembahasan Penelitian ... 44
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert 34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Uji Coba Keterampilan Sosial 34
Tabel 1 Sebaran Data Uji Coba Angket Keterampilan Sosial 53
Tabel 2 Hasil Perhitungan Validitas Angket Keterampilan Sosial 56
Tabel 3 Hasil Perhitungan Varians Setiap Butir Angket
Keterampilan Sosial Siswa 59
Tabel 4 Sebaran Data Pre Test 63
Tabel 5 Sebaran Data Post Test 64
Tabel 6 Tabulasi Data Penelitian 65
Tabel 7 Perhitungan Kategori Keterampilan Sosial Siswa
Sebelum Diberi Layanan Bimbingan Kelompok
Teknik Role Playing Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri
1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 66
Tabel 8 Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon 72
Tabel 9 Tabel R 119
Tabel 10 Tabel Nilai Kritis Uji Wilcoxon 120
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Uji Coba Keterampilan Sosial Siswa 51
Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Angket Keterampilan sosial 53
Lampiran 3 Perhitungan Validitas 54
Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas 58
Lampiran 5 Angket Keterampilan Sosial Valid 62
Lampiran 6 Sebaran Data Pre-Test 64
Lampiran 7 Sebaran Data Post-Test 65
Lampiran 8 Tabulasi Data Penelitian 66
Lampiran 9 Perhitungan Kategori Keterampilan Sosial Sebelum
Diberi Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing
Pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan
Tahun Ajaran 2013/2014
Lampiran 10 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD)
Data Pre-test Keterampilan Sosial Siswa 68
Lampiran 11 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standard Deviasi (SD)
Data Post-test Keterampilan Sosial Siswa 70
Lampiran 12 Uji Hipotesis 72
Lampiran 13 Perhitungan Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa 76
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling 77
Lampiran 15 Dokumentasi 116
Lampiran 16 Tabel R 119
Lampiran 17 Tabel UJi Wilcoxon 120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai makhluk sosial, seorang individu tidak bisa melepaskan diri dari
keberadaan individu lain dalam lingkungannya. Untuk itu diperlukan
keharmonisan dalam hubungan antar individu sehingga interaksi yang terjadi
dapat memenuhi hajat hidup. Menjalin hubungan harmonis antara satu individu
dengan individu lain bukanlah satu kemampuan yang muncul dengan begitu saja,
apalagi di tengah-tengah kehidupan yang semakin mengarah pada pola kehidupan
individualis. Membina hubungan yang harmonis dengan individu lain merupakan
satu keterampilan sosial yang harus dipersiapkan sejak masa awal kehidupan
seorang individu. Keterampilan yang bukan semata-mata sebuah konsep teoritis
yang hanya bisa disampaikan melalui sebuah pengajaran dan pengarahan, tetapi
satu keterampilan praktis yang harus langsung dialami individu melalui
interaksinya dengan individu lain.
Kemampuan keterampilan sosial individu dalam menjalin interaksi sosial
dengan lingkungannya memiliki kontribusi besar dalam meraih kebahagiaan
hidupnya. Apalagi bagi seorang siswa, keberhasilan dalam menjalin interaksi
dengan lingkungan sosialnya khususnya dengan teman sebaya akan sangat
berpengaruh pada proses perkembangan selanjutnya. Sebagaimana diungkapkan
Hartup (dalamUtami, 2013: 1) bahwa hubungan antar teman sebaya pada masa
kanak-kanak berkontribusi terhadap keefektifan fungsi individu sebagai orang
dewasa. Hartup berpendapat bahwa prediktor terbaik bagi kemampuan adaptasi
seorang anak pada masa dewasanya bukan nilai pelajaran sekolahnya, dan bukan
perilakunya di dalam kelasnya saat ini, melainkan kualitas hubungan sosialnya
dengan anak-anak lain. Bila kita mengacu pada makna kontinuitas dalam proses
perkembangan manusia bahwa terdapat kesinambungan proses perkembangan dari
satu periode perkembangan dengan periode berikutnya, maka kemampuan siswa
dalam membangun sosial dengan teman sebayanya pada dasarnya tidak terlepas
dengan apa yang terjadi dalam proses sosial pada periode awal perkembangan.
Oleh karena itu merupakan hal yang penting untuk mengembangkan keterampilan
sosial sejak usia dini karena perkembangan keterampilan sosial usia ini dapat
menentukan keberhasilan individu di kemudian hari.
Thalib (2010:159) menarik kesimpulan sebagai berikut:
keterampilan-keterampilan sosial meliputi kemampuan
berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima umpan balik, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya.
Keterampilan sosial dapat diartikan sebagai suatu kompetensi yang
dipelukan agar seseorang mampu hidup selaras, meminimalisir
tanggapan-tanggapan negatif dan berusaha memimbulkan tanggapan-tanggapan positif dari masyarakat
sekitar. Beberapa aspek umum yang terdapat pada keterampilan sosial antara lain :
1) hubungan dengan teman sebaya, 2) manejemen diri, 3) kemampuan akademis.
4) kepatuhan terhadap peraturan dan 5) menempatkan diri pada posisi yang tepat.
Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk
memeperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain,
keterampilan untuk hidup bekerjasama, keterampilan untuk mengontrol diri dan
saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang
menyenangkan bagi setiap anggota dari kelompok tersebut. Pengembangan
nilai-nilai dan ketrampilan sosial tersebut merupakan hal yang harus dicapai oleh
pendidikan menengah umum. Hal itu karena anak didik merupakan makhluk
sosial yang akan hidup di masyarakat. Keterampilan sosial siswa sekolah
menengah sangat perlu dikembangkan, karena siswa sekolah menengah masih
pada usia mencari jati diri dan pada saat itu adalah masa merindu-puja (masa
membutuhkan teman).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ke SMA Negeri 1 Medan
melalui wawancara dengan guru BK ditemukan beberapa siswa yang memiliki
kesulitan dalam keterampilan sosial. Contohnya: ada siswa yang kurang
melibatkan diri secara aktif berkomunikasi dengan teman dan guru dalam proses
pembelajaran di kelas, ada siswa yang suka menyendiri, ada siswa yang kurang
percaya diri, ada siswa yang susah bersosialisasi dengan teman lainnya, ada siswa
yang susah mengungkapkan pendapatnya, ada siswa yang susah berintraksi
dengan teman lainnya, ada siswa yang kurang menghargai diri sendiri dan orang
lain, ada siswa yang sulit menumbuhkan kesadaran diri untuk membantu orang
lain, ada siswa yang terlalu berlebihan dalam berbicara, ada siswa kurang
mengenali dirinya sendiri, ada siswa terlalu mementingkan dirinya sendiri, ada
siswa sering memisahkan diri dari kawan, duduk sendirian, ada siswa yang
curigaan dan kurang percaya terhadap orang lain, ada siswa yang suka
membanding-bandingkan dan menjelekkan orang lain, ada siswa yang kurang
mau dibawa serta dalam kegiatan kelompok, ada siswa yang terlalu memilih-milih
Sekolah diharapkan dapat mendidik dan membina serta mengembangkan
keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa dalam menjalin interaksi dengan
lingkungan sosialnya khususnya dengan teman sebaya akan sangat berpengaruh
untuk kehidupan sehari-hari. Konselor sekolah memiliki peranan penting dalam
membantu kesulitan keterampilan sosial siswa.
Menurut Damayanti (2012:36) bimbingan kelompok adalah salah satu cara
dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan untuk
membantu memecahkan masalah klien. Segala permasalahan kelompok akan
dibawa ke kelompok lain untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan
mengarah kepada permasalahan yang ada pada diri klien.
Salah satu teknik dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan
menggunakn teknik role playing. Role paying (Permainan Peran) berarti
memegang fungsi sebagai orang yang dimainkan. Teknik role playing ini
berhubungan dengan teknik sosio drama, karena kedua tekhnik tersebut digunakan
secara berkesinambungan dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang
masalah-masalah sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah
hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru.
Melalui teknik ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam
hubungan antar sesama manusia.
Dengan begitu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian tentang
keterampilan sosial dengan memberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik
role playing. Jadi upaya meningkatkan keterampilan sosial inilah yang menarik
“ Adakah Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Dengan
Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan T. A 2013 / 2014 “.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti mengidentifikasi
beberapa masalah diantaranya adalah :
a. Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa kurang melibatkan diri secara
aktif berkomunikasi dengan teman dan guru
b. Siswa kurang percaya diri saat berinteraksi dengan teman lainnya
c. Ada beberapa siswa yang suka berdiam diri
d. Siswa kurang mengenali dirinya sendiri
e. Siswa terlalu mementingkan dirinya sendiri
f. Siswa sering memisahkan diri dari kawan, duduk sendirian
g. Curiga dan kurang percaya terhadap orang lain
h. Suka membanding-bandingkan dan menjelekkan orang lain
i. Kurang mau dibawa serta dalam kegiatan kelompok
j. Siswa yang susah mengungkapkan pendapatnya
k. Siswa yang sulit menumbuhkan kesadaran diri untuk membantu orang lain
l. Ssiswa yang terlalu berlebihan dalam berbicara
m. Siswa yang susah dalam bersosialisasi denagn lainnya
n. Siswa yang terlalu memilih-milih dalam berteman
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang menyebabkan kurangnya keterampilan
sosial siswa dan keterbatasan kemampuan, waktu, dana untuk melakukan
penelitian ini, peneliti perlu membatasi masalah penelitiannya pada masalah
keterampilan sosial, upaya meningkatkan keterampilan sosial tersebut, dengan
layanan bimbingan kelompok teknik role playing, siswa yang menjadi objeknya
adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan T.A 2013/2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada Pengaruh Pemberian
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role playing dalam Meningkatkan
Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan T.A 2013 /
2014 ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh pemberian
layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi
pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini sebagai alternatif terhadap pengembangan
keterampilan sosial siswa.
b. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti
lain yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengembangkan nilai – nilai dan keterampilan sosial siswa
b. Bagi konselor dapat memperluas pemahaman mengenai
pentingnya keterampilan sosial rumusan program yang
dihasilkan dapat menjadi panduan dalam meningkatkan
keterampilan sosial siswa salah satunya dengan melalui layanan
bimbingan kelompok teknik role playing
c. Siswa dilatih dalam mengembangkan keterampilan sosial agar
dapat merealisasikannya dikehidupan sehari-hari serta dapat
diterima dengan baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat.
d. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan penelitian lebih intensive mengenai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan
kelompok teknik role playing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keterampilan sosial siswa kelas XI IPAS 2 SMA Negeri 1 Medan. Hasil
perhitungan pada kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0, Dengan α = 0,05 dan
n=10, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 8. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung
lebih kecil dari Jtabel (0 < 8). Karena J hitung lebih kecil dari J tabel, maka
Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z. Karena nilai z
hitung adalah -2,803 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu -1,96. Maka
hipotesis ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi layanan
bimbingan kelompok teknik role playing sehingga, keterampilan sosial siswa
sesudah mengikuti bimbingan kelompok teknik role playing lebih tinggi daripada
sebelum mengikuti bimbingan kelompok teknik role playing..
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa yang
disebabkan oleh keluarga, diharapkan para pendidik khususnya guru BK
dapat memaksimalkan pelayanan dalam berbagai layanan terkhusus
bimbingan kelompok.
2. Pencegahan yang dilakukan sejak dini juga tidak hanya dilakukan oleh para
siswa di sekolah, namun juga seluruh tenaga pendidik sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai melalui anak-anak yang tidak memiliki permasalah
yang bersumber dari keluarga.
3. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan-layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat
mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri baik
dalam bidang sosial.
4. Hendaknya setiap stake holder di sekolah dapat saling bekerja sama dan saling
membantu dalam program pendidikan di sekolah, terkhusus di bidang
bimbingan dan konseling.
5. Dengan berbagai layanan, diharapkan juga para guru BK di sekolah untuk
dapat terus berinovasi untuk menciptkan kreasi-kreasi baru dalam layanan
1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska
Ellis, Rusnawati. (2012). Program Bimbingan Melalui Teknik Role Playing
Untuk Meningkatkan Self-Efficaci Karir Peserta Didik (Penelitian Quasi Experiment Pada Peserta Didik Kelas X SMKN 1 Masohi Kabupaten Maluku Tengah Tahun Ajaran 2011/2012). Tesis Tidak diterbitkan.
Bandung : di Pascasarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia
Fleet, Van. (2001). Defenisi Bermain Peran. (online). Tersedia di http//:www.google.com. (28 Maret 2012).
Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama
Http://psikology09b.blogspot.com/2012/12/keterampilan-sosial-dan-penerapannya. html, diakses pada tanggal 10 Agustus 2014
Http://saiful.blogspot.com/2011/05/teknik-role-playing-dalam-bimbingan.html
Hhtp://sarahbibah.Blogspot.com/2012/06/Dimensi-keterampilan-sosial-.html, diakses pada tanggal 15 Desember 2013
Http://sherraadianty.blogspot.com/2014/06/laporan-penelitian-metode-role.html diakses pada tanggal 10 Agustus 2014
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Kathrynp Geldard & david Geldard , 2013, Menangani Anak Dalam Kelompok, Yogyakarta :Pustaka Pelajar
Rafael, 2012.Pengaruh Bimbingan Melalui Teknik Role Playing Untuk
Menanggulangi Perilaku Bullying Siswa.Tesis Tidak Diterbitkan.
Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarssito.
2
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwarti, Tri, 2013. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role playing
dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1NA IX-X Aek Kotabatu Labura T.A 2013/2014. Skripsi ini tidak
Diterbitkan. Medan : Perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Aplikatif. Jakarta: Kencana
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Pendidikan 2013. Pedoman Penulisan
Skiripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan.
Utami, Dian Wahyuni, 2013 . Upaya Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa
Dengan Menggunakan Model Permainan Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Skripsi ini tidak diterbitkan. Medan: Perpustakaan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
Prayitno dan Erman, Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta
Priyatna, Andri. 2012. Intelligent Never Look So Good. Jakarta: PT Alex Media Komputindo
Wibowo, Eddy Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press
Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
Winkel, W.S & Sri Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseing di Institusi