• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Oleh:

MAWADDAH LATIFAH HASIBUAN NIM 1103151040

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan

Oleh:

AULIA RAMADANI NIM 1103151006

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

MAWADDAH LATIFAH HASIBUAN : 1103151040. Pengaruh Pemberian

Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan antara layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain

pre-test post-pre-test. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1

Medan yang berjumlah 10 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket Keterampilan sosial sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Teknik analisis data menggunakan uji tanda wilcoxon.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik role playing diperoleh data pre test keterampilan sosial siswa rata-rata = 91,2 dan rata-rata keterampilan sosial siswa post test = 101,7. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji tanda wilcoxon yang menunjukkan bahwa pada taraf signifikan hasil perhitungan pre test dan post test

5% Jhitung <

J

tabel ( 0 < 8 ) serta Zhitung(-2,083) < Ztabel(-1,96). Sehingga

Keterampilan sosial siswa yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role playing lebih tinggi dari pada sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role playing.

(8)

DAFTAR ISI

1.1Pengertian Keterampilan Sosial ... 8

1.2Aspek Keterampilan Sosial ... 10

1.3Dimensi Keterampilan Sosial ... 11

1.4Faktor Keterampilan Sosial ... 11

2. Layanan Bimbingan Kelompok ... 13

2.1Pengertian Bimbingan Kelompok ... 14

2.2Tujuan Bimbingan Kelompok ... 15

2.3Azas-Azas Bimbingan Kelompok ... 16

2.4Teknik-teknik Bimbingan Kelompok 17 2.5Bimbingan Kelompok Melalui

3.4Langkah-langkah Role Playing ... 24

3.5Keunggulan dan Kelemahan ... 27

(9)

B. Kerangka Konseptual ... 29

C. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III : METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Subjek Penelitian ... 31

C. Operasional Variabel Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

F. Teknik Analisa Data ... 35

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39

B. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 40

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 41

D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

E. Pengujian Hipotesis ... 43

F. Pembahasan Penelitian ... 44

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Uji Coba Keterampilan Sosial 34

Tabel 1 Sebaran Data Uji Coba Angket Keterampilan Sosial 53

Tabel 2 Hasil Perhitungan Validitas Angket Keterampilan Sosial 56

Tabel 3 Hasil Perhitungan Varians Setiap Butir Angket

Keterampilan Sosial Siswa 59

Tabel 4 Sebaran Data Pre Test 63

Tabel 5 Sebaran Data Post Test 64

Tabel 6 Tabulasi Data Penelitian 65

Tabel 7 Perhitungan Kategori Keterampilan Sosial Siswa

Sebelum Diberi Layanan Bimbingan Kelompok

Teknik Role Playing Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri

1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 66

Tabel 8 Uji Jenjang Bertanda Wilcoxon 72

Tabel 9 Tabel R 119

Tabel 10 Tabel Nilai Kritis Uji Wilcoxon 120

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Uji Coba Keterampilan Sosial Siswa 51

Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Angket Keterampilan sosial 53

Lampiran 3 Perhitungan Validitas 54

Lampiran 4 Perhitungan Reliabilitas 58

Lampiran 5 Angket Keterampilan Sosial Valid 62

Lampiran 6 Sebaran Data Pre-Test 64

Lampiran 7 Sebaran Data Post-Test 65

Lampiran 8 Tabulasi Data Penelitian 66

Lampiran 9 Perhitungan Kategori Keterampilan Sosial Sebelum

Diberi Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing

Pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan

Tahun Ajaran 2013/2014

Lampiran 10 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD)

Data Pre-test Keterampilan Sosial Siswa 68

Lampiran 11 Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standard Deviasi (SD)

Data Post-test Keterampilan Sosial Siswa 70

Lampiran 12 Uji Hipotesis 72

Lampiran 13 Perhitungan Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa 76

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling 77

Lampiran 15 Dokumentasi 116

Lampiran 16 Tabel R 119

Lampiran 17 Tabel UJi Wilcoxon 120

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial, seorang individu tidak bisa melepaskan diri dari

keberadaan individu lain dalam lingkungannya. Untuk itu diperlukan

keharmonisan dalam hubungan antar individu sehingga interaksi yang terjadi

dapat memenuhi hajat hidup. Menjalin hubungan harmonis antara satu individu

dengan individu lain bukanlah satu kemampuan yang muncul dengan begitu saja,

apalagi di tengah-tengah kehidupan yang semakin mengarah pada pola kehidupan

individualis. Membina hubungan yang harmonis dengan individu lain merupakan

satu keterampilan sosial yang harus dipersiapkan sejak masa awal kehidupan

seorang individu. Keterampilan yang bukan semata-mata sebuah konsep teoritis

yang hanya bisa disampaikan melalui sebuah pengajaran dan pengarahan, tetapi

satu keterampilan praktis yang harus langsung dialami individu melalui

interaksinya dengan individu lain.

Kemampuan keterampilan sosial individu dalam menjalin interaksi sosial

dengan lingkungannya memiliki kontribusi besar dalam meraih kebahagiaan

hidupnya. Apalagi bagi seorang siswa, keberhasilan dalam menjalin interaksi

dengan lingkungan sosialnya khususnya dengan teman sebaya akan sangat

berpengaruh pada proses perkembangan selanjutnya. Sebagaimana diungkapkan

Hartup (dalamUtami, 2013: 1) bahwa hubungan antar teman sebaya pada masa

kanak-kanak berkontribusi terhadap keefektifan fungsi individu sebagai orang

dewasa. Hartup berpendapat bahwa prediktor terbaik bagi kemampuan adaptasi

seorang anak pada masa dewasanya bukan nilai pelajaran sekolahnya, dan bukan

(13)

perilakunya di dalam kelasnya saat ini, melainkan kualitas hubungan sosialnya

dengan anak-anak lain. Bila kita mengacu pada makna kontinuitas dalam proses

perkembangan manusia bahwa terdapat kesinambungan proses perkembangan dari

satu periode perkembangan dengan periode berikutnya, maka kemampuan siswa

dalam membangun sosial dengan teman sebayanya pada dasarnya tidak terlepas

dengan apa yang terjadi dalam proses sosial pada periode awal perkembangan.

Oleh karena itu merupakan hal yang penting untuk mengembangkan keterampilan

sosial sejak usia dini karena perkembangan keterampilan sosial usia ini dapat

menentukan keberhasilan individu di kemudian hari.

Thalib (2010:159) menarik kesimpulan sebagai berikut:

keterampilan-keterampilan sosial meliputi kemampuan

berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima umpan balik, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya.

Keterampilan sosial dapat diartikan sebagai suatu kompetensi yang

dipelukan agar seseorang mampu hidup selaras, meminimalisir

tanggapan-tanggapan negatif dan berusaha memimbulkan tanggapan-tanggapan positif dari masyarakat

sekitar. Beberapa aspek umum yang terdapat pada keterampilan sosial antara lain :

1) hubungan dengan teman sebaya, 2) manejemen diri, 3) kemampuan akademis.

4) kepatuhan terhadap peraturan dan 5) menempatkan diri pada posisi yang tepat.

Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk

memeperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain,

keterampilan untuk hidup bekerjasama, keterampilan untuk mengontrol diri dan

(14)

saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang

menyenangkan bagi setiap anggota dari kelompok tersebut. Pengembangan

nilai-nilai dan ketrampilan sosial tersebut merupakan hal yang harus dicapai oleh

pendidikan menengah umum. Hal itu karena anak didik merupakan makhluk

sosial yang akan hidup di masyarakat. Keterampilan sosial siswa sekolah

menengah sangat perlu dikembangkan, karena siswa sekolah menengah masih

pada usia mencari jati diri dan pada saat itu adalah masa merindu-puja (masa

membutuhkan teman).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ke SMA Negeri 1 Medan

melalui wawancara dengan guru BK ditemukan beberapa siswa yang memiliki

kesulitan dalam keterampilan sosial. Contohnya: ada siswa yang kurang

melibatkan diri secara aktif berkomunikasi dengan teman dan guru dalam proses

pembelajaran di kelas, ada siswa yang suka menyendiri, ada siswa yang kurang

percaya diri, ada siswa yang susah bersosialisasi dengan teman lainnya, ada siswa

yang susah mengungkapkan pendapatnya, ada siswa yang susah berintraksi

dengan teman lainnya, ada siswa yang kurang menghargai diri sendiri dan orang

lain, ada siswa yang sulit menumbuhkan kesadaran diri untuk membantu orang

lain, ada siswa yang terlalu berlebihan dalam berbicara, ada siswa kurang

mengenali dirinya sendiri, ada siswa terlalu mementingkan dirinya sendiri, ada

siswa sering memisahkan diri dari kawan, duduk sendirian, ada siswa yang

curigaan dan kurang percaya terhadap orang lain, ada siswa yang suka

membanding-bandingkan dan menjelekkan orang lain, ada siswa yang kurang

mau dibawa serta dalam kegiatan kelompok, ada siswa yang terlalu memilih-milih

(15)

Sekolah diharapkan dapat mendidik dan membina serta mengembangkan

keterampilan sosial yang dimiliki oleh siswa dalam menjalin interaksi dengan

lingkungan sosialnya khususnya dengan teman sebaya akan sangat berpengaruh

untuk kehidupan sehari-hari. Konselor sekolah memiliki peranan penting dalam

membantu kesulitan keterampilan sosial siswa.

Menurut Damayanti (2012:36) bimbingan kelompok adalah salah satu cara

dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan penyuluhan untuk

membantu memecahkan masalah klien. Segala permasalahan kelompok akan

dibawa ke kelompok lain untuk dipecahkan secara bersama-sama dengan

mengarah kepada permasalahan yang ada pada diri klien.

Salah satu teknik dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan

menggunakn teknik role playing. Role paying (Permainan Peran) berarti

memegang fungsi sebagai orang yang dimainkan. Teknik role playing ini

berhubungan dengan teknik sosio drama, karena kedua tekhnik tersebut digunakan

secara berkesinambungan dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang

masalah-masalah sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah

hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru.

Melalui teknik ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam

hubungan antar sesama manusia.

Dengan begitu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian tentang

keterampilan sosial dengan memberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik

role playing. Jadi upaya meningkatkan keterampilan sosial inilah yang menarik

(16)

Adakah Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Dengan

Teknik Role Playing Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Kelas

XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan T. A 2013 / 2014 “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti mengidentifikasi

beberapa masalah diantaranya adalah :

a. Dalam proses pembelajaran di kelas, siswa kurang melibatkan diri secara

aktif berkomunikasi dengan teman dan guru

b. Siswa kurang percaya diri saat berinteraksi dengan teman lainnya

c. Ada beberapa siswa yang suka berdiam diri

d. Siswa kurang mengenali dirinya sendiri

e. Siswa terlalu mementingkan dirinya sendiri

f. Siswa sering memisahkan diri dari kawan, duduk sendirian

g. Curiga dan kurang percaya terhadap orang lain

h. Suka membanding-bandingkan dan menjelekkan orang lain

i. Kurang mau dibawa serta dalam kegiatan kelompok

j. Siswa yang susah mengungkapkan pendapatnya

k. Siswa yang sulit menumbuhkan kesadaran diri untuk membantu orang lain

l. Ssiswa yang terlalu berlebihan dalam berbicara

m. Siswa yang susah dalam bersosialisasi denagn lainnya

n. Siswa yang terlalu memilih-milih dalam berteman

(17)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang menyebabkan kurangnya keterampilan

sosial siswa dan keterbatasan kemampuan, waktu, dana untuk melakukan

penelitian ini, peneliti perlu membatasi masalah penelitiannya pada masalah

keterampilan sosial, upaya meningkatkan keterampilan sosial tersebut, dengan

layanan bimbingan kelompok teknik role playing, siswa yang menjadi objeknya

adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan T.A 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada Pengaruh Pemberian

Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role playing dalam Meningkatkan

Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Medan T.A 2013 /

2014 ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui pengaruh pemberian

layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan

(18)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

pihak-pihak yang terkait. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini sebagai alternatif terhadap pengembangan

keterampilan sosial siswa.

b. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti

lain yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam mengembangkan nilai – nilai dan keterampilan sosial siswa

b. Bagi konselor dapat memperluas pemahaman mengenai

pentingnya keterampilan sosial rumusan program yang

dihasilkan dapat menjadi panduan dalam meningkatkan

keterampilan sosial siswa salah satunya dengan melalui layanan

bimbingan kelompok teknik role playing

c. Siswa dilatih dalam mengembangkan keterampilan sosial agar

dapat merealisasikannya dikehidupan sehari-hari serta dapat

diterima dengan baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat.

d. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan masukan untuk

mengembangkan penelitian lebih intensive mengenai

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan

kelompok teknik role playing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

keterampilan sosial siswa kelas XI IPAS 2 SMA Negeri 1 Medan. Hasil

perhitungan pada kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0, Dengan α = 0,05 dan

n=10, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 8. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung

lebih kecil dari Jtabel (0 < 8). Karena J hitung lebih kecil dari J tabel, maka

Hipotesis Ho ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z. Karena nilai z

hitung adalah -2,803 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu -1,96. Maka

hipotesis ditolak artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi layanan

bimbingan kelompok teknik role playing sehingga, keterampilan sosial siswa

sesudah mengikuti bimbingan kelompok teknik role playing lebih tinggi daripada

sebelum mengikuti bimbingan kelompok teknik role playing..

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini

disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa yang

disebabkan oleh keluarga, diharapkan para pendidik khususnya guru BK

dapat memaksimalkan pelayanan dalam berbagai layanan terkhusus

bimbingan kelompok.

(20)

2. Pencegahan yang dilakukan sejak dini juga tidak hanya dilakukan oleh para

siswa di sekolah, namun juga seluruh tenaga pendidik sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai melalui anak-anak yang tidak memiliki permasalah

yang bersumber dari keluarga.

3. Diharapkan siswa lebih serius dalam mengikuti layanan-layanan Bimbingan

dan Konseling di sekolah yang diberikan oleh guru BK, agar siswa dapat

mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang ada pada diri sendiri baik

dalam bidang sosial.

4. Hendaknya setiap stake holder di sekolah dapat saling bekerja sama dan saling

membantu dalam program pendidikan di sekolah, terkhusus di bidang

bimbingan dan konseling.

5. Dengan berbagai layanan, diharapkan juga para guru BK di sekolah untuk

dapat terus berinovasi untuk menciptkan kreasi-kreasi baru dalam layanan

(21)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska

Ellis, Rusnawati. (2012). Program Bimbingan Melalui Teknik Role Playing

Untuk Meningkatkan Self-Efficaci Karir Peserta Didik (Penelitian Quasi Experiment Pada Peserta Didik Kelas X SMKN 1 Masohi Kabupaten Maluku Tengah Tahun Ajaran 2011/2012). Tesis Tidak diterbitkan.

Bandung : di Pascasarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia

Fleet, Van. (2001). Defenisi Bermain Peran. (online). Tersedia di http//:www.google.com. (28 Maret 2012).

Hartinah, Sitti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama

Http://psikology09b.blogspot.com/2012/12/keterampilan-sosial-dan-penerapannya. html, diakses pada tanggal 10 Agustus 2014

Http://saiful.blogspot.com/2011/05/teknik-role-playing-dalam-bimbingan.html

Hhtp://sarahbibah.Blogspot.com/2012/06/Dimensi-keterampilan-sosial-.html, diakses pada tanggal 15 Desember 2013

Http://sherraadianty.blogspot.com/2014/06/laporan-penelitian-metode-role.html diakses pada tanggal 10 Agustus 2014

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Kathrynp Geldard & david Geldard , 2013, Menangani Anak Dalam Kelompok, Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Rafael, 2012.Pengaruh Bimbingan Melalui Teknik Role Playing Untuk

Menanggulangi Perilaku Bullying Siswa.Tesis Tidak Diterbitkan.

Bandung : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarssito.

(22)

2

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwarti, Tri, 2013. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role playing

dalam mencegah timbulnya konflik sosial pada siswa kelas XI SMA Negeri 1NA IX-X Aek Kotabatu Labura T.A 2013/2014. Skripsi ini tidak

Diterbitkan. Medan : Perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris

Aplikatif. Jakarta: Kencana

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Pendidikan 2013. Pedoman Penulisan

Skiripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan.

Utami, Dian Wahyuni, 2013 . Upaya Meningkatkan Ketrampilan Sosial Siswa

Dengan Menggunakan Model Permainan Pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Skripsi ini tidak diterbitkan. Medan: Perpustakaan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

Prayitno dan Erman, Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta

Priyatna, Andri. 2012. Intelligent Never Look So Good. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

Wibowo, Eddy Mungin. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press

Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi.

Winkel, W.S & Sri Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseing di Institusi

Referensi

Dokumen terkait

Manusia merupakan salah satu faktor produksi yang perlu diberikan motivasi untuk selalu meningkatkan produktivitas, karena produktivitas sangat diperlukan bagi perusahaan yang

[r]

Jika Saudara bersedia menjadi responden dan dilakukan pengukuran kualitas tidur, maka saya mohon untuk menandatangani persetujuan dan mengisi kuesioner yang

Although the standard allows for GetFeatureInfo to return responses in different encodings, it however relies on a separate service such as WPS or a client application to transform

Abstrak —Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua atau lebih material berbeda sifat dan karakteristik yang berkerja bersama sama untuk memikul beban yang

6) Penataan dengan pendidikan lingku- ngan agar tidak terjadi kekumuhan dan perilaku yang tidak menguntungkan bagi pengembangan kebersihan pasar. 7) Perlu Penguatan Komunitas Pasar

Penelitian yang akan mengalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Geni Jora akan menggunakan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh

[r]