• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA BUKU “7 KEAJAIBAN REZEKI” KARANGAN IPPHO SANTOSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA BUKU “7 KEAJAIBAN REZEKI” KARANGAN IPPHO SANTOSA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA BUKU “7 KEAJAIBAN REZEKI”

KARANGAN IPPHO SANTOSA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

LAILA NADIRA

NIM 2103210019

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

▸ Baca selengkapnya: ayat 15 untuk rezeki

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat

waktu. Penelitian ini mungkin belum mencapai hasil yang maksimal, tetapi

semoga dapat memberikan kontribusi terhadap khasanah pengetahuan, dan

bermanfaat bagi penelitian-penelitian relevan selanjutnya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapat banyak bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kebahagiaan dan

rasa syukur, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

beserta Pembantu Dekan dan seluruh Staf Pegawai dan Administrasi.

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi (Membimbing,

mengarahkan, memotivasi, menasehati, menyarankan, menolong dan

membantu dalam menyelesaikan masalah).

5. Muhammad Surif, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Sastra

Indonesia.

6. Arnita, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik (Membimbing,

mengarahkan, memotivasi, menasehati, menyarankan, menolong dan

(7)

ii

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu, ilmu yang kalian berikan adalah bekal paling berharga.

8. Teristimewa kedua orang tua, Ati Suryani Khan dan Abdul Walid Nst

yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan dalam segala hal.

9. Sahabat-sahabat terbaik, Sartika Sari, Rusyda Nazhira, Yuliani, Novriani,

Evie Nopiandi, dan Titian Berkat Gea.

10.Seluruh temandari Sastra Indonesia 2010 yang hampir empat tahun

bersama.

11.Kakak-kakak senior yang telah memberikan informasi, dukungan dan

semangat.

12.Komunitas Tanpa Nama (Kontan) dan Laboratorium Sastra Medan.

13.Semua orang yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang telah

diberikan menjadi amalan yang dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Juli 2014

Peneliti,

(8)

i ABSTRAK

Laila Nadira. NIM 2103210019. Tindak Tutur Ilokusi pada Buku

“7 Keajaiban Rezeki” Karangan Ippho Santosa. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini membahas tentang tindak tutur ilokusi pada buku “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa, yang bertujuan untuk mengetahui

apa saja jenis tindak tutur ilokusi yang digunakan pada buku tersebut. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah buku “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa dengan subjek penelitian, tuturan yang terdapat pada buku tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat. Adapun kajian yang digunakan adalah kajian pragmatik sebagai teori yang membahas bagaimana konteks mempengaruhi penafsiran kalimat. Teknik analisis data terhadap jenis tidak tutur ilokusi yang paling dominan menggunakan rumus:

� = �

� × 100%

Keterangan:

p = persentase yang dicari

n = frekuensi tindak tutur ilokusi yang dianalisis

N = total keseluruhan tindak tutur ilokusi yang dianalisis

Dari hasil analisis, ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi, yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Tindak tutur representatif, meliputi: menyatakan (9 tuturan), menuntut (2 tuturan), mengakui (6 tuturan), melaporkan (11 tuturan), menunjukkan (16 tuturan), menyebutkan (18 tuturan), memberikan kesaksian (10 tuturan), dan berspekulasi (8 tuturan). Tindak tutur direktif, meliputi: mengajak (6 tuturan), meminta (4 tuturan), menyuruh (8 tuturan), mendesak (4 tuturan), menyarankan (2 tuturan). Tindak tutur ekspresif, meliputi: mengkritik (6 tuturan), mengeluh (1 tuturan),

menyalahkan (2 tuturan), mengucapkan selamat (1 tuturan), dan menyanjung (1 tuturan). Tindak tutur komisif, meliputi: mengancam (2 tuturan) dan

meyakinkan (11 tuturan). Tindak tutur deklaratif, meliputi: melarang (2 tuturan), mengizinkan (1 tuturan), dan menggolongkan (2 tuturan).

Dari hasil perolehan data ditemukan 133 tuturan ilokusi, yang paling dominan adalah tindak tutur representatif sebanyak 80 tuturan (60,16%), selanjutnya tindak tutur direktif sebanyak 24 tuturan (18,03%), tindak tutur komisif sebanyak 13 tuturan (9,8%), tindak tutur ekspresif sebanyak 11 tuturan (8,26%), dan yang terakhir tindak tutur deklaratif sebanyak 5 tuturan (3,75%). Buku ini baik dibaca untuk seluruh kalangan, karena konteks pembicaraan tentang percepatan kesuksesan amat kaya dengan sudut pandang umum (logika, ilmu pengetahuan,dan bentuk kepercayaan atau religiuitas) dengan dominasi konteks otak kanan.

(9)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah... 7

1.3Batasan Masalah... 8

1.4Rumusan Masalah... 9

1.5Tujuan Penelitian... 9

1.6Manfaat Penelitian... 10

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN... 11

2.1Kerangka Teoretis... 11

2.1.1 Tindak Tutur sebagai Cakupan Kajian Pragmatik... 11

2.1.1.1Konteks... 12

2.1.1.2Aneka Aspek Situasi Ujaran... 13

2.1.2 Tindak Tutur... 15

(10)

v

2.1.3.1Tindak Lokusi... 19

2.1.3.2Tindak Ilokusi... 20

2.1.3.3Tindak Tutur Perlokusi... 23

2.1.4 Pengertian Motivasi... 24

2.1.5 Macam-macam Motivasi... 27

2.1.6 Profil Buku “7 Keajaiban Rezeki” Karangan Ippho Santosa.... 28

2.2Kerangka Konseptual... 29

2.3Pertanyaan Penelitian... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 33

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian... 33

3.2Sumber Data dan Subjek Penelitian... 33

3.3Metode Penelitian... 33

3.4Metode dan Teknik Pengumpulan Data... 33

3.5Teknik Analisis Data... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37

4.1Hasil Penelitian... 37

4.1.1 Tindak Tutur Representatif... 37

4.1.1.1 Tindak Tutur Representatif-Menyatakan... 37

4.1.1.2 Tindak Tutur Representatif-Menuntut... 48

4.1.1.3 Tindak Tutur Representatif-Mengakui... 51

4.1.1.4 Tindak Tutur Representatif-Melaporkan... 59

(11)

vi

4.1.1.6 Tindak Tutur Representatif-Menyebutkan... 90

4.1.1.7 Tindak Tutur Representatif-Memberikan Kesaksian... 107

4.1.1.8 Tindak Tutur Representatif-Berspekulasi... 117

4.1.2 Tindak Tutur Direktif... 124

4.1.2.1 Tindak Tutur Direktif-Mengajak... 124

4.1.2.2 Tindak Tutur Direktif-Meminta... 130

4.1.2.3 Tindak Tutur Direktif-Menyuruh... 134

4.1.2.4 Tindak Tutur Direktif-Mendesak... 143

4.1.2.5 Tindak Tutur Direktif-Menyarankan... 147

4.1.3 Tindak Tutur Ekspresif... 150

4.1.3.1 Tindak Tutur Ekspresif-Mengkritik... 150

4.1.3.2 Tindak Tutur Ekspresif-Mengeluh... 156

4.1.3.3 Tindak Tutur Ekspresif-Menyalahkan... 158

4.1.3.4 Tindak Tutur Ekspresif-Mengucapkan Selamat... 161

4.1.3.5 Tindak Tutur Ekspresif-Menyanjung... 162

4.1.4 Tindak Tutur Komisif... 164

4.1.4.1 Tindak Tutur Komisif-Mengancam... 164

4.1.4.2 Tindak Tutur Komisif-Meyakinkan... 167

4.1.5 Tindak Tutur Deklaratif... 178

(12)

vii

4.1.5.2 Tindak Tutur Deklaratif-Mengizinkan... 180

4.1.5.3 Tindak Tutur Deklaratif-Menggolongkan... 182

4.2Pembahasan... 185

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 193

5.1Kesimpulan... 193

5.2Saran... 194

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir buku ber-genre motivasi pengembangan diri

mulai ramai mengisi rak-rak di toko buku di berbagai kota di Indonesia. Hal ini

sejalan dengan perkembangan zaman, yang mengindikasikan masyarakat

Indonesia mulai membutuhkan konsumsi batiniah untuk sekadar memberikan

nutrisi ketenangan pikiran dan jiwa. Sebelumnya, tuntunan dari agama ataupun

kepercayaan yang dianut mampu mengisi kekosongan tersebut, melalui

pendalaman kitab suci ataupun kegiatan yang bersifat ibadah. Tetapi, sekarang ini

dirasa kurang untuk masyarakat yang didominasi hegemoni negara lain dan pola

pikir yang semakin mengedepankan logika.

Sebelum lebih jauh menyinggung tentang konsumsi baru masyarakat

tersebut, terlebih dahulu menilik arti motivasi, berdasarkan teori hierarki

kebutuhan Abraham Maslow, serta teori X dan Y Douglas McGregor maupun

teori motivasi kontemporer

(http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/), maka dapat disimpulkan:

Motivasi ialah hal yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat.

Sejalan dengan itu, Gray menyebutkan, “motivasi merupakan sejumlah

(14)

2

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu”. Dorongan-dorongan baik dari internal

maupun eksternal tersebut memiliki tujuan tertentu.

Berangkat dari definisi motivasi dan fenomena yang berkembang saat ini

menjadikan buku motivasi sebagai bacaan baru yang dikonsumsi masyarakat.

Media pun diramaikan dengan kemunculan tokoh-tokoh yang memiliki

kemampuan memberikan motivasi kepada khalayak yang serta merta menjadikan

sebutan motivator sebagai sebuah profesi menjanjikan. Beberapa nama seperti

Mario Teguh, Andrie Wongso, Tung Desem Waringin, Bong Chandra, Ippho

Santosa sudah diakrabi oleh masyarakat Indonesia.

Untuk menghubungkan fenomena yang berkembang, dalam hal ini

kebutuhan akan motivasi dan kegandrungan terhadap profesi motivator tersebut

dengan tujuan pelestarian budaya membaca, maka penting untuk meneliti hal-hal

berkembang yang disejajarkan dengan metode konvensional yang fungsional

(membaca).

Sebegitu pentingnya menghidupkan motivasi, maka tayangan televisi di

Indonesia mulai diramaikan dengan program-program penunjang motivasi, seperti

Metro TV yang menayangkan Mario Teguh Golden Ways dan SindoTV yang

menayangkan MotivaTalk. Belum lagi siaran off air atau seminar dari para

motivator, yang bahkan menarik aktris seperti Marshanda untuk berprofesi

sebagai motivator.

Namun, suguhan audiovisual membuat masyarakat lebih tertarik untuk

menonton acara televisi yang menayangkan program motivasi, daripada

(15)

3

dunia” hanya menjadi pembuka dunia bagi individu yang memang gemar

membaca buku, tetapi budaya tersebut tidak merata.

Membaca buku motivasi jauh lebih efisien daripada mengikuti pelatihan

ataupun seminar yang umumnya memerlukan biaya yang lebih mahal dari biaya

membeli sebuah buku motivasi. Dan kata-kata yang disampaikan pada saat

pelatihan tidak akan lama bertahan di pikiran. Melalui membaca tulisan, lebih

mudah dapat menularkan motivasi tersebut kepada orang lain.

Dengan membaca buku motivasi, selain dapat membuka wawasan juga

memberikan dorongan dan kekuatan untuk menggapai cita-cita ataupun

melakukan sesuatu. Menurut penelitian, selain menambah semangat, membaca

buku motivasi juga dapat meredakan depresi dan terapi untuk menghilangkan

penyakit susah tidur.

Dengan segala kelebihan tersebut, buku motivasi berkorelasi langsung

dengan kegiatan membaca. Apalagi kegiatan membaca sudah dianggap

konvensional dan ditinggalkan. Suryono Brandoi Siringo-ringo SE, seorang

pemerhati ekonomi, sosial, dan politik mengatakan, “dengan membaca buku kita

akan menemukan inspirasi, motivasi, dan berbagai khasanah ilmu pengetahuan.

Buku juga merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya. Uang bisa habis,

harta bisa lenyap, tetapi pengetahuan tidak bisa dicuri”. Hal tersebut

dipaparkannya dalam artikel yang berjudul “Cegah Generasi Nol Buku” yang

dimuat di Harian Analisa Medan, 13 Januari 2014.

Dalam artikel tersebut dipaparkan mengenai pentingnya membaca dan

permasalahan rendahnya minat baca yang dilatarbelakangi oleh kemajuan

(16)

4

laptop, handphone, yang seolah menjadi kebutuhan primer masyarakat Indonesia

kini. Kenyataannya masyarakat lebih suka menonton berjam-jam di depan televisi

daripada meluangkan waktu membaca buku selama 15 menit. Jikapun ada, pilihan

bacaan pun cukup ringan, hanya berupa info-info singkat yang ada di smartphone

atau internet.

Ini membuat masyarakat harus berpikir ulang untuk melahap bacaan yang

berbobot yang memerlukan pikiran untuk menyikapinya. Padahal menurut

penelitian, membaca buku dapat menurunkan kadar stres lebih besar daripada

mendengarkan musik. Selain itu juga dapat membantu otak berimajinasi dan

mengeluarkan ide-ide segar.

Membaca akan membuka peluang untuk menyerap lebih banyak ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Membaca juga akan

menumbuhkan kemampuan berpikir lewat proses: menangkap gagasan/informasi,

memahami, mengimajinasikan, menerapkan, dan mengekspresikan. Kebiasaan

membaca akan memupuk keterampilan, kemampuan, dan ketajaman mencerna isi

bacaan. Membaca adalah langkah awal untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa, yang akan mendorong kemampuan menyimak, berbicara, dan menulis.

Lewat kegemaran membaca, cara berpikir diasah menjadi lebih tajam dan kritis

dalam memandang sebuah masalah.

Membaca berarti memahami bahasa tulisan yang kompleksitasnya

melebihi ujaran lisan yang terbantu ekspresi wajah. Tampubolon (1987:5)

menjelaskan keutamaan bahasa tulisan sebagai berikut:

(17)

5

termasuk juga bahasa lisan, tetapi yang terutama ialah bahasa tulisan. Dikatakan terutama bahasa tulisan, karena berbeda dari bahasa lisan yang unsur-unsurnya selalu berubah dan sering banyak yang dilupakan oleh pemakainya, bahasa tulisan dapat tahan lama, terlebih-lebih dengan adanya sistem arsip dan perpustakaan.

Bahasa tulisan tersebut yang menyimpan ide atau pikiran yang merupakan

bagian terpenting dalam masyarakat dalam memperkaya pengetahuan,

melestarikan kebudayaan dan membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan

suatu masyarakat.

Selanjutnya Tampubolon (1987:6) menambahkan, “agaknya yang lebih

penting lagi bahwa media elektronik ini kelihatannya tidak akan mungkin dapat

menggantikan bahasa tulisan dalam pendidikan, terutama pendidikan formal.

Aspek-aspek visual-kognitif bahasa nampaknya akan memegang peranan yang

sangat penting dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan”.

Bahasa tulisan yang tidak dapat digantikan oleh kecanggihan media

elektronik, semakin meng-otentikkan bahwa bahasa tulisan memiliki kekhasan

seorang penulis. Begitu banyak pembaca yang merasa bahwa Ippho dan bukunya

tersebut membawa dampak positif, berarti bahasa yang digunakan Ippho Santosa

dalam bukunya mampu “menyihir” pembaca dan apa yang menjadi maksud

penutur dalam hal ini tersampaikan dengan sangat baik. Hal tersebut terlihat dari

banyaknya testimoni yang dihadirkan dalam buku maupun media sosial.

Untuk itu kiranya penting untuk meneliti salah satu buku motivasi

karangan penulis Indonesia, dan memilih buku karangan Ippho Santosa yang

berjudul “7 Keajaiban Rezeki” di samping penulisnya juga seorang motivator,

buku tersebut juga mendapat banyak tanggapan positif dari berbagai lapisan

(18)

6

buku tersebut juga menantang bagi pembaca. Banyak yang telah

mempraktikkannya dan merasa takjub dengan hasil yang diperoleh. Buku ini

memberikan percepatan-percepatan dalam memperoleh rezeki dalam 99 hari atau

kurang dari 99 hari. Buku tersebut juga menjadi mega best seller dan terbukti

berhasil memotivasi pembacanya.

Kemampuan penulis dalam berbahasa dapat dianalisis dengan

menggunakan kajian pragmatik, yaitu tindak tutur. Austin (dalam Purba, 2002:

76) menegaskan perihal tindak tutur, “dalam mengatakan sesuatu, berarti kita

melakukan sesuatu”. Artinya, dalam mengatakan sesuatu, mengandung suatu

tindakan. Cara seorang penulis mengungkapkan perkataannya dalam sebuah buku

akan berbeda dengan penulis lainnya. Itu sebabnya setiap penulis pasti memiliki

tindak tutur yang berbeda-beda, bahkan untuk menjelaskan satu hal, karena

kemampuan dan cara pengungkapannya berbeda.

Dalam lingkup buku motivasi, tindak tutur sangat berperan dalam

menyakinkan pembaca, dari mulai pernyataannya, pertanggungjawaban serta

pengaruh tuturannya. Dari ketiga jenis tindak tutur yang ada, yakni: lokusi,

ilokusi, dan perlokusi, maka penelitian dititikberatkan pada tindak tutur ilokusi.

Tindak tutur ilokusi dipilih karena lebih representatif untuk dilihat

pertanggungjawaban penuturnya, mengingat subjek penelitiannya adalah tuturan

yang terdapat pada buku motivasi, yang penuturnya harus terlebih dahulu

mempraktikkan apa yang dituturkannya. Selain itu juga, karena tindak tutur lokusi

hanya sebatas tindakan mengatakan sesuatu, yang dianggap kurang penting dalam

(19)

7

terhadap mitra tutur, yang penyebaran pembacanya tidak dapat diketahui secara

pasti.

Dalam tindak tutur ilokusi, Purba (2002: 81) mengatakan, “penutur

bertanggung jawab melaksanakan isi tuturannya. Daya itu juga yang membuka

peluang bagi penutur melaksanakan tuturannya dalam tindak nyata”. Sebagai

pemotivasi, penulis haruslah terlebih dahulu melaksanakan tuturannya demi

meyakinkan pembaca.

Tindak tutur ilokusi tersebut dapat dilihat dari kalimat-kalimat yang

dituturkan penulis dalam bukunya. Dalam hal ini melihat ujaran performatif

kalimatnya (apakah kalimat tersebut bermaksud menyatakan, menegaskan,

berjanji, dll) untuk selanjutnya diidentifikasi dan diklasifikasi ke dalam salah satu

dari lima jenis tindak tutur ilokusi, yang terdiri dari tindak tutur representatif,

direktif, ekspresif, komisif, dan tindak tutur deklaratif. Untuk itulah penelitian ini

dilakukan, di samping penelitian-penelitian sebelumnya masih memfokuskan

pada tayangan televisi, novel ataupun cerpen. Dengan harapan, tindak bahasa

ilokusi dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui buku motivasi tersebut

memang terbilang sukses dan patut diapresiasi seperti yang terjadi berdasarkan

testimoni dan tanggapan positif yang ada.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti memberi judul “Tindak

Tutur Ilokusi pada Buku “7 Keajaiban Rezeki” Karangan Ippho Santosa.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah

(20)

8

1. “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa menjadi buku Mega Best Seller

yang belum terjamah peneliti bahasa, sehingga tidak diketahui bagaimana

bahasa yang terdapat pada buku tersebut, padahal kenyataannya buku tersebut

diapresiasi dan dipahami oleh pembaca,

2. bahasa yang terdapat pada buku “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho

Santosa sesungguhnya dapat dijangkau dengan penganalisisan jenis tindak

tutur ilokusinya,

3. belum terpetakannya pengaruh tindak tutur ilokusi terhadap pembaca buku

“7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa,

4. keberagaman tuturan ilokusi dari para penulis, memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap pembaca,

5. kaitan latar belakang penulis yang menyebabkan pengaruh tuturan ilokusi

pada buku “7 Keajaiban Rezeki”.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis membatasi masalah pada jenis tindak

tutur ilokusi yang digunakan pada buku “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho

Santosa yakni representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif, tuturan

performatif yang digunakan berdasarkan jenis tindak tutur ilokusi masing-masing,

dan jenis tindak tutur ilokusi yang paling dominan digunakan pada buku “7

Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa. Dari ketiga jenis tindak tutur yang

ada, yakni: lokusi, ilokusi, dan perlokusi, maka penelitian dititikberatkan pada

tindak tutur ilokusi, karena lebih representatif untuk dilihat pertanggungjawaban

(21)

9

buku motivasi, yang penuturnya harus terlebih dahulu mempraktikkan apa yang

dituturkannya. Selain itu juga, karena tindak tutur lokusi hanya sebatas tindakan

mengatakan sesuatu, yang dianggap kurang penting dalam tindak tutur, dan juga

tindak tutur perlokusi yang menitikberatkan pada pengaruh terhadap mitra tutur,

yang penyebaran pembacanya tidak dapat diketahui secara pasti.

1.4 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. apa saja jenis tindak tutur ilokusi (representatif, direktif, ekspresif,

komisif, dan deklaratif) yang digunakan pada buku “7 Keajaiban Rezeki”

karangan Ippho Santosa?

2. apa saja tuturan performatif yang digunakan berdasarkan jenis tindak tutur

ilokusi masing-masing (representatif, direktif, ekspresif, komisif,

deklaratif) pada buku “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa?

3. apa jenis tindak tutur ilokusi yang paling dominan digunakan pada buku

“7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tindak tutur

ilokusi (representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif) yang digunakan

pada buku “7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa, jenis tuturan

(22)

10

dan jenis tindak tutur ilokusi yang paling dominan digunakan pada buku

“7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan

bidang linguistik, pada pragmatik umumnya dan khususnya tentang cakupan

kajian tindak tutur.

1.6.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan dan dipraktikkan seseorang

(23)

193 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sesuai dengan

rumusan masalah, yaitu jenis tindak tutur ilokusi yang digunakan pada buku

“7 Keajaiban Rezeki” karangan Ippho Santosa. Berdasarkan analisis terhadap

buku “7 Keajaiban Rezeki”, ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi, yaitu

representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Pertama, tindak tutur

representatif, yang meliputi: menyatakan (9 tuturan), menuntut (2 tuturan),

mengakui (6 tuturan), melaporkan (11 tuturan), menunjukkan (16 tuturan),

menyebutkan (18 tuturan), memberikan kesaksian (10 tuturan), dan berspekulasi

(8 tuturan).

Kedua, tindak tutur direktif,yang meliputi: mengajak (6 tuturan), meminta

(4 tuturan), menyuruh (8 tuturan), mendesak (4 tuturan), menyarankan (2 tuturan).

Ketiga, tindak tutur ekspresif, yang meliputi: mengkritik (6 tuturan), mengeluh

(1 tuturan), menyalahkan (2 tuturan), mengucapkan selamat (1 tuturan), dan

menyanjung (1 tuturan). Keempat, tindak tutur komisif, yang meliputi:

mengancam (2 tuturan) dan meyakinkan (11 tuturan). Kelima, tindak tutur

deklaratif, yang meliputi: melarang (2 tuturan), mengizinkan (1 tuturan), dan

menggolongkan (2 tuturan). Total keseluruhannya adalah 133 tuturan.

Dari hasil perolehan data ditemukan 133 tuturan ilokusi, yang paling

dominan adalah tindak tutur representatif sebanyak 80 tuturan (60,16%),

(24)

194

komisif sebanyak 13 tuturan, (9,8%) tindak tutur ekspresif sebanyak 11 tuturan

(8,26%), dan yang terakhir tindak tutur deklaratif sebanyak 5 tuturan (3,75%).

Setiap jenis tindak tutur ilokusi yang dominan dalam sebuah buku akan

berbeda, tergantung pengarang, gender, tema dari buku tersebut dan penyelarasan

dengan tujuan tuturan yang ingin dicapai penutur. Dari sudut penggunaan bahasa

dalam tulisan, dapat dilihat tujuan memotivasi seseorang cenderung menggunakan

tindak tutur ilokusi representatif, karena lebih efisien, terbuka, menghadirkan

fakta, dan tanpa penetrasi yang membebani pembaca. Pembaca bebas memainkan

logikanya sendiri, karena tuturan yang mengandung paksaan akan berdampak

negatif pada pemenuhan tindakan yang diharapkan penutur.

Berdasarkan 133 tuturan ilokusi yang ditemukan, terjawab bahwa kajian

pragmatik, khususnya tindak tutur ilokusi dapat dijadikan tolok ukur untuk

menentukan jenis tindak tutur yang cenderung digunakan dalam memotivasi

pembaca. Mendukung fakta larisnya buku ini di pasaran, yang terlihat berdasarkan

pembubuhan testimoni dan tanggapan positif dari pembaca, baik yang tertera di

buku ini maupun di sosial media. Buku ini baik dibaca untuk seluruh kalangan,

karena konteks pembicaraan tentang percepatan kesuksesan amat kaya dengan

sudut pandang umum (logika, ilmu pengetahuan, dan bentuk kepercayaan atau

religiuitas) dengan dominasi konteks otak kanan.

5.2 Saran

Beberapa penelitian kerap menggunakan kajian pragmatik, khususnya

tindak tutur untuk mengetahui tindakan yang dimaksudkan dalam sebuah tuturan.

(25)

195

Padahal, tindak tutur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tindakan dalam

tuturan seorang pengarang dalam buku, yang notabene langsung merujuk pada

tokoh yang hidup di tengah-tengah kita. Dengan analisis tindak tutur ilokusi dapat

mengungkap ciri dan pola pikir seseorang, yang amat berguna bagi

pengembangan ilmu bahasa. Dengan kata lain, tindak tutur ilokusi bahkan dapat

memprediksi pribadi seseorang melalui bahasa yang dipilihnya.

Sekiranya lebih banyak penelitian dalam cakupan tindak tutur yang

berobjek pada buku yang ditulis oleh tokoh-tokoh berpengaruh. Sehingga tindak

tutur berkesan lebih nyata, tidak hanya berkutat pada objek yang bersifat fiksi

(26)

196

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Bastian, Dolly. 2011. Manfaat Membaca Buku-buku Motivasi. (http://dollybastian.wordpress.com/2011/09/26/manfaat-membaca-buku-buku-motivasi/, diakses tanggal 13 Januari 2014).

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. 1996. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

M.S. Syamsuddin, A.R. et.al. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nazhira, Rusyda. 2014. Analisis Semiotik Bahasa Pada Papan Iklan Layanan Masyarakat di Kota Tebing Tinggi. Skripsi Tidak diterbitkan. Medan Fakuktas Bahasa dan SeniUniversitas Negeri Medan.

Prayitno, Harun Joko. Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana Rapat Dinas: Kajian Pragmatik dengan Pendekatan Jender. Vol.21. No.2 (132-146)

Pringganti, Agustina. 2013. Analisis Tindak Tutur Ilokusi pada Cerpen Ilona

Karya Leila S. Chudori.

(www.academia.edu/4153329/ANALISIS_TINDAK_TUTUR_ILOKUSI_P ADA_CERPEN_ILONA_KARYA_LEILA_S._CHUDORI, diakses 13 januari 2014).

Purba, Antilan. 2002. Pragmatik Bahasa Indonesia. Medan: USU Press Medan.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santosa, Ippho. 2011. 7 Keajaiban Rezeki. Jakarta: PT Gramedia.

(27)

197

Siring-ringo, Suryono Brandoi. 13 Januari 2014. Cegah Generasi Nol Buku. harian analisa medan. hlm. 25.

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini dijelaskan mengenai identifikasi kekuasaan untuk setiap komunitas melalui aktor yang berperan, kepentingan terhadap hutan, mekanisme akses dan bundle of

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan media iSpring Suite 8 dengan siswa yang diajar

Penulis mencoba melakukan analisa terhadap data di dalam Sistem Informasi DAPODIK yang telah ada ( http://bogorkab.dapodik.org , akses tanggal 12 Mei 2011 – 27 Juli

Melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria, serta pemantauan dan evaluasi di

Supervisi melalui pelatihan internal, sebagaimana yag telah dilakukan oleh kepala MAN Insan Cendekia Provinsi Jambi terhadap para staf keuangannya merupakan salah

(6) Perubahan terhadap isi dan rincian dalam DIPA Dekon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Sekretaris Jenderal sebagai bahan untuk

Felix Andreas Sutanto, S.Kom Kristophorus Hadiono, S.Kom Jati Sasongko Wibowo, S.Kom 3 bulan 15 Maret s/d 15 Juni 08 1500000 Unisbank semarang Sistem Informasi Sudah Selesai 30

Hasil analisa jaringan penyulang burgo sebelum pemecahan beban dengan menggunakan software ETAP 12.6 didapat nilai tegangan pada beban Air Balui sebesar 5.833