PENGARUU
LAMA pr4vsEnlAry
CITICO{.II'{8,
DAt4lil
le1lPsRn4qil
IRETINSil"
NERVE
FIBERI"AYEE
I}AI{ I.APAIiG
IAI{DAII€AN
.
PAI}A'PRTI{ARYOPSNT'{GLEGL*TrclO}tA'
I}{efittrn
s#gri
bdah Estr
tyrnrt
$nta}
ncadap*ee
gehr Dofccr Spcdtlis
*htr
FSI{DRIZAL
.I{o
BP;0f,1?jtr01
PROGRA}T
PENDIITI(AI{
DOKTEN SFEIIIALIS
MATA
FAKI}LTAS KEDIOXTERAI{
IINTTGRSITAS
AHI}AI.AS
PAI}AT{G
20ll
PENGARUH
LAMA
PEMBERIAFI CITICOLN\ru DALAM MEMFERBAIKI
'RETII$AL
NERV-EFIBER
LaYER,
DAtr{ LAPA-IYGPA}IDAI{GAN
PADA
N'P{I]V[ARY
OPEN AIYGLNGLAUCOMA'
Tesis
Iliajnkan
sebegai salah satusyarat
Untsk
mendapatkan
gehr
Dokter
SpesialisMata
HONDR,.I
7"AL
Ns,
BP:
06223001PROGRAM
PEIqDIDIKAI{ DOKTER
SPESIALIS
MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
{JNTYERSTTAS
ANDALAS
PADANG
Tssis
Oleh'i
Telah disetnjui
olehPembimhing
Tesis f,'akrdtasKedokteran Universitas Andalas
F
T}N
DftI
LAL
i.'
PembinbiryTsis',''
t''.
't ,
Nasa
t-*nd4 T*4Srn
ti":
i,
TerisfimewC
untuk
' , : t . -
' ; ::
Istriku
tercinta
Dr.
Lidya
Dewi yang
selalusetir
setiapwaktu nendampingi
saya.Terime krsih
atasdukungan
dan
pengorbanarHru
yang
beser sehma
meuialeni
pendidilcan
ini,
Putra
putri
tersay**g,
Cil"n$fuugerah
Hadc,
Bintaag
Anugerah
lladc;'rla*
Trisya
Anugerah
Ha&
yerg
.:"
memberikeo
uspai€tt
ftn=.rrtotivesi serta menjadikan
*idup ici
tebihiudah
danborsrti.
"',
''
Rasa
hormat
dan terima
kasih yang
tak
terhingga
untuk ,kedur
ortng
fua,
mertua,
saudara saudara,
dan
ipar
saya yang
tclah
mendoakan
dan
mendukung,
baik,
moril
rnaupnn,
materil
sehirgga
$flya
d*pat
KATA
PENGANTAR
Bismi llahirahmanirrahim
Segala
puji
hanyalah kepadaAllah
SWT semata kami pa4jatkan, karena atasizin
dankanrnia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir yang merupakan syarat unhrk memperoleh
gelarDokter
Spesialis Mata yangberjudul
:PENGART'II
LAMA
PEMBERIAII
CITICOLil{E
DALAM
MEMPERBAIKI
'RETINAL
NERVS,
F'IBER
LAYER'
DAF{
LAPAIIG
PANDANGAN
PADA
.PRIMARY
OPEN
A}IGLE
GLAUCOIV!1TTSaya menyadari, selama
menjalani
pendidikan sarnpai menyelesaikan tesisini,
saya telah mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, untukitu
dengan segala kerendahailhati
izinkanlah pada kesempatanini
untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhinggakepada ;
Prof.
Dr. H. Khalilul
RahmanSpM(K),
selaku Guru Besar danKetua
Program Studi PendidikanDokter
SpesialisIlmu
KesehatanMala
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, yangtelah
memberikan kesempatanuntuk menjalani pendidikan
di
bagian matadan memberikanilmu
dan bimbingan selamapendidikan.Prof.
Dr.
H. Ibrahim
SastradiwiryaSpM(K),
yang
senantiasa memberikanmotivasi
dan bimbingan sel"ma pendidikan dan pelaksanaan penelitian.
Dr. H.
Ardizal
RahmanSpM(K),
selaku Ketua BagainIlrnu
Kesehatan Mata FakultasKedoktemn Universitas Andalas
/
RSUP DR.
M.
Djarnil
Padang,terima
kasih
atasdukungan dan fasilitas yang diberikan
selamamenjalani pendidikrin dan
penelitiansehingga tugas akhir
ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.l,
2.
a
5.
4.
Dr.
Hj.
Kemala Sayuti SpM(K),
Selakupembimbing
I
yang
selalu
memberikanbimbingan, inspirasi yang tiada
henti baik
selama pendidikan maupun penyelesaian tugas akhirini.
Masukan dari ibu menjadikan penelitianini
lebih bemilai.Dr.
Harmen,SpM
selaku pernbimbingII
penelitian, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungannya sehingga penelitianini
dapat selesai pada waktunya. Saya menyadari tanpa support yang penuhdari
Bapalqbaik
sebelummaupun
selamamenjalani penelitian,
makapenelitian
ini
tidak
akandapat tampil
seperti
ini.
Dr.
E.
Getry
Sukmawati
SpM(K),
selaku
SekretarisProgram
Studi
PendidikanDokter
SpesialisIlmu
Kesehatan Mata, tiada ada kata-kata yang dapat disampaikankepada
ibu
untuk
mewakili
perasanterima kasih
saya sehinggapendidikan
ini
bisa diselesaikan pada waknrnya. Dorongan dan semangatdari
ibu
akan sayaingat
selaludan
itu
menjadi bagian dari memori yang akan mengisi bagian dari ingatan saya.Dr. H.
Muslim SpM, Dr.H.
Yaskur
Syarif SpM, Dr.H.
M.
Hidayat SpM,
Dr.
F{i.Irayanti
SpM,Dr. H.
HeksanSpM(K), Dr.
Hj.
Hendriati
Splvl,Dr.
H.Iv{arjis SpM,Dr.
Azwin Aziz
SpM,
Dr.Weni
Helvinda SpM,
Dr. Sri HMP
SpM,
Dr. Andrini
Ariesti
SpM,
Dr.
Hawiza
Vitresia
SpM,
dan-Dr.
Fitrahrl
Ilahi
SpM
yang telah memberikanilmu
dan bimbingan selamapendidikan-Kepada
Prof. DR.
Dr. Hj.
Rizanda Machmud,M.kes,
saya ucapkan terima kasih atasbantuannya dalam menyelesaikan penelitian
ini.
Kepada Pimpinan dan staf
PT. Kalbe
Vision,
terima kasih
atas bantuan obat-obatandan
kerjasamanya selamaini
sehinggapenelitian dapat berjalan
denganbaik
danmudah-mudahan
memberikan mamfaat kepada saya
dan
kepada perusahaan yangsaudara
pimpin.
7.
L
10.
Kepada
rekan-rekan
dan adik adik
residen
mata yang telah
membantu
dan memberikanspiut
selarna mengikuti program pendidikan.11. Pararnedis dan perawat bangsal,
poliklinik
dan ruang operasiIlmu
KesehatanMata
atas kerjasama yang baik selama
ini.
12. Kepada rekan satu angkatan Dr. Rindawati SpM,
kita
memulai pendidikandi
institusi
ini
bersama-sama" dan merasakan besarnya rintanganyang
harusdihadapi. Terima
kasih atas dukungan dan sernangatnya, dan biarkan kenanganini
menjadi bagian yangmewarnai kehidupan
kita
kedepan.13.
Dekan
Fak
KedokteranUNAND, Direkhn
RS.
DR
M.
Djamil
Padang,Pimpinan
BKMM
Padang,Direktur
RSDr. M. Zein
Painan beserta staf yang telah mernberikan kesempatandan
menyediakan
saftrnadan
prasarana selama
mengikuti
progmm
pendidikan.14. Kepada sekretariat bagran mata, terima
kasih
yang teramat besar atas bantuan yangsaya terima selama menjalani pendidikan.
Akhirnya
semuapihak
yang
tidak
dapat saya sebutkan satu persatuyang
telah membantupenulis
selama menjalanipendidikan,
semogaAllah SWT
membalasnyadengan
nilai
pahalayang
besardisisi-Nya. Penulis
menyadari bahwapenelitian
ini
jauh dari
sempurn4
untuk
itu
harapanpenulis
adanya
kritik
dan
saran
u,ntuk kesempurnaannya, dan semogapenelitianini
mernberikan
masukan yang bermamfaatuntuk
BagranIlmu
KesehatanMata
dan
untuk dunia
kedokteranpada
umumnya.Amin.
Padang, Februari 201
I
Wassalam
INF'LTIENCE OF
CITICOLINE ADMIMSTRATION DURATION
IN
IMPROVING ''RETINAL
NERVE
FIBER
LA.YER''
AFID
VISUAL
FIELD
IN''PRTMARY
OPEN
ANTGLE
GLAUCOMA''
HONDRTZAL
Department of Ophthalmology Faculty of Medicine
Andalas University
/
DR.M. Djamil
Hospital PadangWest Sumatera, lndonesia
(lbjeetives:
Assessingthe
influence
of
duration
of
citicoline
administrationin
improve
fhe ity of RNFL and visualfield
in POAG.:
The study was conducted in patientswith
POAG who take placein
September 2010-20ll
with
consecutivesampling
technique.After
screeningexamination,
subjectsOCT
examination
and early
perimetry
after
the
administrationof
citicoline,
re-ion werein
first
10 days, second 10 days, andthird
10 days.RNFL thickness by OCT examination were much more going
in citicotine
administered [O day (42.9%). Mean sensitivity improvementswith
visualfield
perimetry examination occurs frequentlyin
the administrationof citicoline for
thethird
10days (51.4W,
comparedwith
days of
first
administrafion (32.4Y$ and sesondl0
days
(37.2o/o).ons: Length
of
citicoline
administration isinfluencing
of
RNFL
thickness
in OCT ion and improvementof
the mean sensitivityof
perirne@ examinationin
patientswith
and statistically significant, each with
p:0.000
andp:0.001.
PENGART]H
LAMA
PEMBERIAN
CITICOLINE
I}ALAM
MtrMPERBAIIil
'RETINAL
NER\rE FIBER
LAYER''
DAIY
LAPANG
PAIYDAITGAN
PADA ''PRTMARY
OPEN
A}{GLE
GLAUCOMA'
TIONDRIZ.AL
Bagian
Ilmu
Kesehatan
Mata
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas /
RS.
DR.
M. Djamil
Padang
Sumatera
barat, fndonesia
Tu.fuan
Drl€tode
mrqil
Xcsimpulan
Menilai
pengaruh lama pemberianciticoline
dalam memperbaiki RNFL
dan kualitas lapang pandangan pada POAG.
Penelitian
ini
dilalarkan
pada penderitaPOAG yang
berlangsung padabulan September 2010
*
Januari 2011 denganteknik pengarrbilan
sampelconsecutive
sampling.
Setetah perneriksaanskrining, subjek
panelitiandilakukan
pemeriksaanOCT
danperimetri awal,
setelah pemberian obatciticoline,
dilakukan pemeriksaan ulang pada 10hari
I,
10hari
II
dan
l0
hari
III.
ketebalan
RNFL
dengan pemeriksaanOCT lebih
banyak
terjadi
padapemberian
citicoline
selama
10
hari
llI
(45.7Vo)dibandingkan
denganpemberian
10 hari
I
(25.7%)
dan
l0
hari
II
(42.9o/o).Perbaikan
meansensitivity
lapang pandangan dengan pemeriksaanperimetri
lebih
banyak terjadi padapemberianciticoline
selama 10 hariIII
(51.4%), dibandingkandengan pemberian 10
hari I (32.4%)dan
10 hariII
(37.2%).Lama
pemberian
citicoline
sangat berpengaruhdengan
meningkatnyaketebalan
RNFL
dengan
pemeriksaan
OCT dan
peningkatan
meansensttivity
lapang pandangan dengan pemeriksaanperimetri
pada pasienPOAG dan
bermakna
secarastatistik
masing
dengan pn=0.000dan
F
DAF'TAR
ISI
F[alarnan
1.1. Latar
Belakang...
...11.2. Rumusan
tvtasalatr....
..-.--..--...---..-..41.3. Tujuan
Penelitian..
...51.4. Manfaat
Penelitian..
...6N. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.
LandasanTeoritik
2.1.1.
Definisi
Glaukoma.2.1.2.
PrimaryOpenAngleGlaucoma(POAG)...
...7
2.1.3.
Mekanisme Kematian Syaraf padaGlaukoma.
...82.1.4.
InduksiApoptosis.
...92.1.5.
GambaranPatologi...
...10
2.1.6.
Snategi untuk Mencegah Kematian Sel Syaraf pada G1aukoma...112.1.7.
MetabolismeCiticoline
...122.1.8.
Peranan Citicholine dalam Menghambat Proses Apoptosis...132.2.
Pemeriksaan2.2.1.
Pemeriksaan l"apang Pandang padaGlaukoma-...
...16Itr.
KERANGKA
KONSEP,DEFINISI
OPERASIONALDAN
HIPOTESAKarakteristik Subjek
Penelitian..
...-...325.2.
Hubungan PemberianCiticoline
dengan KetebalanRNFL
pada PemeriksaanOCT
5.3. Hubungan Pemberian
Citicoline
dengan Lapang Pandangen pada PemeriksaanPerimetri..
...41
l.
2-J.
4.
DAFTAR TABEL
Rarata Ketebalan RNFL/Average Thickness pada Penilaian Gl aukoma. ... ...23
Distribusi Frekuensi Pasien POAG Berdasarkan Jenis
Kelamin...
...32
Distribusi Frekuensi Pasien POAG Berdasarkan
Urnur..
...33
Hasil
PemeriksaanOCT
Awal
Sebelum
PemberianCiticoline pada
PasienPOAG.
...34
Hasil
Pemeriksaan OCT Berdasarkan Pengelompokan KetebalanRNFL
Sebelum dan Setelah Pemberian Citicoline pada PasienPOAG
...35
Pengaruh Lama Pemberian
Citicoline
Dibandingkan
PemeriksaanOCT Awal
Pada Pemeriksaan OCT pada Pasien
POAG
....36
Hasil
nilai
Rata-Rata (mean) pemeriksaanOCT
Sebelumdan
Setelah TerapiCiticoline pada Pasien
POAG
...38
Perbandingan Pengukuran
OCT
Awal
dan Perneriksaan setiapl0
hari
Sebelum Setelah Pemberian Citicoline pada PasienPOAG
...39
PerubahanPartial
Eta
Squared
PemeriksaanOCT
Sebelum
dan
Setetah Pemberian Citicoline pada PasienPOAG
...40
Hasil
PemeriksaanPerimetri
Berdasarkan Pengelompol<anMean
Sensitivity Sebelum dan Setelah Pemberian Citicoline pada PasienPOAG
. .. ...41Pengaruh
tama
PemberianCiticholine
Dibandingkan
Pemeriksaan PerimehiAwal
padaPasienPOAG ...;....
...42Nilai
Rata-Rata Mean Sensitivity Perimetri Sebelum dan Setelah TerapiCiticoline
padaPasien
POAG
...
...44
10.
l.
z
DAFTAR GRAFIK
Dishibusi Frekuensi Pasien POAG Berdasarkan
Umur.
...34
Pengaruh Lama Pemberian
Citicoline
Dibandingkan
PemeriksaanOCT
Awal
pada Pasien
POAG
...
...37
Pengaruh Lama Pemberian
Citicoline
Dibandingkan Pemeriksaan PerimetriAwal
padaPasien
POAG
....:...
...44
l.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DAFTAR GAMBAR
Mekanisme yang Berperanan Menyebabkan Kematian
RGC.--
...-.-...-
11Metabolisme
Citicoline
...13Peranan Citicoline dalam Mencegah Kematian
Sel...
..-.-.-.-15
Perbandingan Ketebalan RNFL Normal dengan Glaukoma pada OCT.-...--...-19
Evaluasi
Profil
Ketebalan RNFL Berdasarkan Kuadran dan Sektor...20Print out OCT untuk Evaluasi
RNFL...
--.----21Gambaran
Tren
PerbedaanNilai
Keteblan RNFL
PemeriksaanOCT
pada PengukuranAwal,
l0
hari
I,
l0
hari
II
dan
l0
hari
III
Sebelumdan
Setelah Pemberian Citicoline pada PasienPOAG
.. .. -.. -.. --40N
I
II
ilI
IV
V
VI
N
N
N
DAFTAR LAMPIRAN
Data Dasar Penelitian
Status
PenderitaPoAc
Lembar Informasi
Formulir Persetujuan Tertulis
Struktur Penelitian
Foto-Foto Penelitian
BAB
I
PENDAHULUAFI
Irtrr
BelakangFada primary open-angle glaucoma (POAG) terjadi optik neuropari yang dirandai dengan
nervus
optikus
dan kehilangan lapang pandanganyang
bersifatkronis
dan
slowly- Peningkatan tekanan intm okuler (TIO) adalah faktor resiko yang sangat berperanan
FOAG
disampingfaktor
lainnya seperti ras, umur, danriwayat
keluarga.Faktor
lainnya adalah penumnan perfusi nervus optikus, kelainan metabolisme pada akson atautrEfion'
dan
kelainan
matrik
ekstra seluler lamina
kribros4
namun
hingga
sekarang dari faktor resikoini
belurn bisa dijelaskan.lKdrilangan
lapang pandangan berhubungan dengan besarnya kerusakan nervus optikus.dengan menggunakan perimetri selama
ini
masih merupakanstandar
pengukuranHhis
pada penderita glaukoma" Jika ditemukan hilangnya lapang pandangantidak
sesuaitmsakan
nervus optikus maka halini
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. tKmungkinan
untuk terjadinya perbaikan fungsi visual masih diharapkandan
merupakan&i
dokter mata dalam managemen glaukoma. Untuk mencapai hal itulah,picori
Giraldi
menganjurkan pemakaian citicoline pada pasien glaukoma, setelah melakukan
im
mereka menemukan bahwa75%
pasien memperlihatkan gambaranperimetri
yanghcft
setelah terapi dengan menggunakan citicoline.23i
melalui
peningkatan sintesis
phosphatidylcholine(ftd-Cho).4
Neuroproteksitopik penting
yang pada awalnya
mulai
diteliti
pada
tahun
1970.Hal
ini
timbul
konsep bahwa neuron yang mengelilingi daerah stroke iskemik sangat rentan
untuk
ya
degenerasineuron
sekunder. Padatahun
1980 percobaanklinis
dan
eksperimenikan kemungkinan intervensi farmakologi untuk melindungi jaringan otak akibat proses
Selanjutnya penggunaan neuroproteksi
dalam
farmakologi
mulai dilakukan
padaberikutnya dengan rnenggunakan
ascorbic
acid
untak
mengurangi fototoksisitasPada tahun 1990 neuroproteksi telah
mulai
diaplikasikan pada perkembangan penelitiani
untuk
melindungi nervus optikusdari
kerusakan dan memperbaiki kerusakan selglaukoma. Selanjutnya berbagai penelitian dilakukan
untuk
perkembangan neuroproteksiglaukoma dan mengembangkan peilgobatan terbaru pada glaukoma.s
Glaukoma menyebabkan kematian neuron yang berperanan pada proses
visual
sehinggakehilangan penglihatan
yang
ireversibel.Terapi untuk
menurunkanTIO
dapatmencegdr
terjadinya
glaukomalebih lanjut
pada beberapaindividu
yang
beresikoi
pada hipertensiokular
dan mencegah progresifitas pada beberapaindividu
yang sudah glaukoma, narnun demikian dengan turunnya TIO tidak selalu efektif dalam mencegahifitas penyakit, oleh karena
ifu
untuk menurunkanTIO
yangide*l
yang dapat mencegah frtas sangat sulit sehingga akhirnya akan berpengaruh pada perburukan panyakit.6Beberapa
studi yang
sudahdilakukan
mernperlihetkanbahwa
kebtrtaantetap
terjadikwang
efektifnya penatalaksanaanyang diberikan
lVilson
dankawan*awan
melakukan penderita glaukomadi
India
baratperiode 1986-1987
dan menemukan bahwa daripasien normo tension glaucoma, awalnya sebagian besar pasien fidak diteniukan kehilangan
ini ditemukan lebih kurang
I/6
pasien tetap mengalami progresifitas hinggabuta
padanra,
sedangkan lebih kurang 10% mengalami kebutaan pada kedua mata setelah lebih daridrun
penelitian.
Studi
retrospektif
oleh
Hatenhauer
dan
kawan-kawan
(199S)ihatkan
hal
yang sama. Penelitian terhadap 295 pasien yang baru didiagnosa sebagai sudut terbuka setelah 20 tahun didapatkan kebutaan 27%
pada satu mata,9
o/o padarnata.
Sedangkanll4
pasien yang pada awalnya
diterapi
karena hipertensi
okular,kebutaan 14 o/o pada satu mata, 4 Yo padakedua mata.
Sejumlah percobaan
klinis
lainnya juga telah melalrukan pemeriksaan terhadap efek daritekanan intra okular
untuk
memperlambat atau mencegah progresifitas glaukoma.Eryrtension
Treatment Study Q002) menemukan bahwa dengan turunnyaTIO efektif
dau
mencegah timbulnya POAG pada beberapa pasien dengan hipertensi okular, tapihdadi
pada semua subjek. Progresifitas glaukoma tetapterjadi
meskipun telah dilakukan iailcdikal. Studi yang dilakukan oleh Early Manifest GlaucomaTrial
(2N2)
rnenyimpulkan meskipun telah dilakukan terapiuntuk
mengurangi progresifitas pada sejumlah pasiennamun
hampir
setengatrpasien
t€tap
mengalami progresifitas.
Penelitian
oleh ive NormotenstonGlqrcorna
Study (1998) menyatakan bahwa terapi yang diberikan mengurangiprogresifitas pada
sejurnlah pasien,tapi
12
%
pasien
tetap
mengalamiPada masing-masing studi yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa walaupun
TIO
dapat mengurangi progresifitas pada sebahagianpasieq
rurmun proses glaukomaberlanjut meskipun telah diberikan terapi.dikutip dari 7
Pada glaukoma,
Retinal ganglion
cell
(RGC)
mengalami apoptosis
apabila
terjadii
berperanan mencegah terjadinya apoptosis padakondisi
sepertiini
pada pasienKonsep
dari
terapi neuroproteksi pada mata adalah untuk mencegahakibat
utama dariyaitu
kematian neuron. Neuroproteksi
diberikan
untuk terapi
langsung
dalam kernatian neuron pada penderita glaukoma. Sesuai dengandefinisi
neuroproteksi itui
pada glaukoma bahwa
terapi
ini
tidak
berhubungan denganturunnya
TIO,
tapibekerja pada RGC yang terpengaruh akibat meningkatnya
TIO
ataufaktor
resikollg
menyebabkan kerusakan RGC. Walaupun dengan turunnyaTIO
atau terapilain
yangsecara tidak langsung sudah bersifat
neuroprotektif
tapi definisi yang tepat dari terapii
adalah bekerja secara langsung pada neuronitu
sendiri.Pernikiran
lainnya
tentang
neuroproteksidikenal
istilah
upstream
dan
downstream : Pemberian obatanti
glaukoma untuk menurunkan tekananintra
okular adalah sebagaitherapy, sedangkan
terapi
neuroproteksi padaRGC untuk
glaukoma adalah sebagaitherapy.6
frnusan
MasalahPada glaukoma, disamping
terjadinya kematian
sel,juga
akan meningkatkan
prosesyang akan menambah kematian RGC dan perburukan lapang pandangan. Apoptosis
t€rjadi pada manusia" namun pada penderita glaukoma proses apoptosis lebih meningkat.
ine
merupakanobat yang
bekerja padasel
yang berfungsi dapat mencegah apoptosis,Studi yang dilakukan oleh
Giraldi
dan kawan-kawan (1989) menemukan bahwa dengan ianciticoline
1000 mg selamal0
hari secara intra muskular didapatkan perbaikan lapang pada 75 % pasien setelah pemeriksaan perimetri yang ditandai dengan berkurangnyaskotoma.
3'e
Rejdak dan kawan-kawan (2003) mendapatkan bahwaciticoline
1000 mgmulai
mernperbaikifungsi visual
setelah pemberian selama28
hari.ro Parisidan
kawan-(2008) menyimpulkan bahwatidak
ada perbedaan efekciticoline
yangsignifikan
antaraian
oral
dan intra muskular
setelahterapi
pada pasien glaukoma. Padapenelitian ini
juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukan pemeriksaan rnorfologi, walaupunmengindikasikan bahwa
oral citicoline
memperbaiki aktivitasbioeletrical
syaraf,tidak
bisa melihatefek
lainnya pada retina seperti peningkatan ketebalanretinal
nerveIqrr
(RNFL).l1Sehubungan dengan hal tersebut diatas,
kami ingin
meneliti dan membuktikan pengaruh peurberianciticoline
1000 mg oral dalam memperbaiki sel syaraf atauRNFL
sebagai terapipada penderita POAG sehingga akan dapat mernperbaiki kualitas lapang pandangan.
Triuan
Penelitian
Menilai
pengaruhlama
pemberianciticoline
dalam memperbaiki
RNFI
dan
kualitas pandangan pada POAG.Khusus
Z
Menilai
pengaruhlama
pemberianciticoline
dalam
rnemperbaikilapang
pandangandengan pemeriksaan
perimetri
setelah pemberianciticholine
10,
20
dan
30 hari
pada POAG3-
Membandingkan pemberianciticoline
10,
20
dan
30 hari
terhadap perbaikanRNFL
dengan perneriksaan OCT pada POAG.
pandangan dengan pemeriksaan perimetri pada POAG.
Hrrfaat
Penelitisn
Sebagai terapi tambahan pada pasien untuk memperbaiki
RNFL
dan kualitas lapangBAB
II
KEPUST,A.K,A,AN
Lendasan
Teoritik
Delinisi Glaukoma
Glaukoma berhubungan dengan terjadinya
atropi
nervus optikus(optik
neuropati) yangi
dengan perubahan dari optik disc dan defek lapang pandangan, sedangkan faktor resiko i glaukoma seringkali berhubungan dengan peningkatan tekanan intra okular.r'Izftimary
Open-Angle Glaucoma(POAG)
Glaukoma sekarang
ini
diakui sebagai penyakit neurodegeneratif dimana terjadi kematianscara
selektif
disertai dengan perubahanstruktw dari
nenms optikus. Salah satu bentuk yang paling sering ditemui adalah glaukoma primer sudut terbuka (POAG) yang salahditandai dengan terjadinya peningkatan
TIO
secara kronis dan bersifat slowly proegresif.ryertiga
dari semua POAG didapatkan de*ganTIO
yang normal dan terapi konvensional@a
umurnnya dapat mengontrol
TIO,
tapi dari
beberapapenelitian
tidak
dapat progresifitas dari penyakit. I 3'laGlaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua didunia dan sekarang
ini
diperkirakanonrng menderita penyakit
ini di
seluruh dunia. Resiko kebutaan pada POAG yang sedangErapi
diperkirakan lebihtinggi
dari perkiraan semula, dan yang sangat mengejutkan 27%@erita
terjadi
kebutaan unilateral setelah20
tahun.ls Diperkirakan prevalensiPOAG di
pada umur diatas 40 tahun adalah I .86 t/o, hal
ini
diperkirakan sama dengan'Z.Z2 juta orangdapat
terjadi
kebutaanbilateral
(dengan BestCorection
VisualAcuity <2Dft00
ataupandangan
<
20o). Karena terjadinya peningkatanpopulasi
orungtua
di
USA, jumlah
diperkirakan meningkat 50 % menjadi 3.36
juta
di tahun 2020,dimanajumlah
ini
sangatdan
diluar
perkiraan.WHO
memperkirakan populasiglobal
denganTIO
tinggi
104.5
juta
dengan kasusPOAG baru
diperkirakan2.4
juta
pertahun. Prevalensipada semua
tipe
glaukomadiperkirakan
adalah>
8
juta
orang dan
4 juta
orang disebabkan oleh POAG.TMekanisme
Kerusakan
Syaraf padaGhukoma
Berkembangnya glaukomatous
optik
neuropati merupakan akibatdari
beberapa faklor,ruor
instrinsik
dan ekstrinsikdari
nervus optikus. PeningkatanTIO
berperanan utamaberkembangnya glaukomatous
optik
neuropati
pada
sebagianbesar
individu
dansebagai
faktor yang
sangat berpengaruh,namun
faktor
selain
TIO
dapatjuga
pada beberapa
individu
yang rentan untuk terjadinya kerusakan glaukomatous. Duair
yang dipakaiuntuk
menerangkan terjadinya glaukomatousoptik
neuropatiyaitu
teori dan iskemik.Teori
mekanik menekankan terjadinya penekanan pada serat akson dantrrang rnenyokong nervus
optikus anterior
yang merubah lapisanlamina kribrosa
danaliran
aksoplasmik
yang dapat
menyebabkankematian
sel. Teori
iskemikpada iskemia
intra
neural karena menurunnya perfusi nervus optikus. Gangguani
terjadi akibat
meningkatnyaTfO
yang
menekan
pernbuluh darahyang
mendarahi Lr5Walaupun penyebab
yang tepat
kematian
RGC
pada glaukoma
belum
sepenuhnya beberapa mekanismelainya telah
dikemukakan selain
penekanan secaraakibat peningkatan tekanan
intra
okular
(TIO), faktor
lainya
yangjuga
berperanan apoptosis, neurotrophicfactor deprivation,
excitotoxicity, iskemia,hipoxia, dan
stres;LL.;9 l'6,16
Pemikiran lainnya
adalah
bahwa degenerasiRGC terjadi dalam
2
tingkat.
Pertam4 kerusakan terjadi pada level akson syarafoptik
yang memudahkan terjadinya kematianKedua, karena keluarnya rangsangan
yang
merusakdari
sel yang telah
mati
terhadapdisekitarnya
yang
menimbulkan kehilangan
RGC
secaraprogresif
(degenerasi ;.35 Keduanya menyebabkan kematian yang progresifdmi
neuron yang sehat sehinggaff
dapat
menerangkan kenapapasien glaukoma
terus berlaqiut
kehilangan visualnyamemberikan respon
yang baik
berupaturunnya
TIO
denganterapi
konvensional yang sudah ada.6'17't*hduksi
ApoptosisApoptosis
merupakan prosesaktie
dimana
sel
mengalamibanyak
perubahan setiapApoptosis merupakan proses
alami
dimana terjadinya kematian sel yang terus menerus.ini di
perarrtarai oleh casryses, yaituprotein
yang dapat merusak sel tanpa menimbulkani-
Sel
mengalami
kernundurandan
kematian
untuk
kemudian difagositosis
oleh yang mengelilinginya. Mitokondria merupakan kunci terjadinya proses apoptosis. PadaErtentu
apoptosis berhubungan dengan terjadinya homeostasisdan
pergantiansel
padaApoptosis melibatkan faktor genetik dan sintesis protein yang berperanan penting selama
terjadinya. Proses apoptosis tedadi dalam empat fase yaitu : activation, signal integration,
dwt clearence. Apoptosis
terjadi
bila
ada signaldari intra
atau ekstraseluler karenakondisi yang baru
dari
lingkungan sel.
Signal yangterjadi
akibat perubahan pada selmesrbuat proses apoptosis
diaktiftan,
prosesini
yang akhirnya menentukan apakah zuatu hidup atau mati.6Apoptosis terjadi pada banyak kelainan neurologi termasuk glaukoma Proses apoptosis
terjadi
pada eksperimen terhadap binatang dan manusia yang menderita glaukoma.yeng dilakukan
oleh Kerrigan
dan kawan-kawan padatahun
1997 memeriksa sejumlah penderita glaukoma dan pasienkontrol
denganmenditeksi
fragmentasiDNA
yangi apoptosis. Pada eksperimen
ini
apoptosis ditemukan pada 10dari
l8
pasien glaukoma hanyaI
kasus darill
pasien kontrol. 17Gambarrn
PatologiPada glaukoma
terjadi
kehilangan serat sarafoptik
secara selektif yangterjadi
terutama superior daninferior
dari neryus optikus. Lokasi kerusakanini
berhubungan dengandari lamina kribrosa
itu
sendiri dirnana lapisannyalebih tipis
pada bagian superior danir
dibandingkan denganbagian nasal dan
ternporal.Akibat RGC
yang
hilang
padapada gambaran patologi serat larninar menjadi lebih
jelas
dan tampakterlihat
sepertiBila dilihat
pada potonganlongitudinal
lapisanlamina kribrosa
tampakmenipis
padaposterior
sedangkanpinggir
skleral
rim
yang
menghasilkanlapisan larninal
tampaki
dantidak
sejajar. Pada eksperimen binatang percobaan dengan hipertensi okular,i
bahwa halini
disebabkan oleh blokade transpor axoplasmik.6Pada
glaukoma
juga
ditandai
dengan perubahannervus optikus dimana lebar
daririm
berkurang, khususnyadi
bagian superotemporal dan inferotemporal bersamaanpelebaran dari optic cup, hal
inilah
yang membedakannya dengan neuropatioptik
yang oleh penyakit
laiwry a.6'1eKematian neuron akibat apoptosis pada glaukoma
tidak
terbatas padaRGC
saja, tapidi
lateral geniculaturn nucleus(LGN)
dan kortek visual juga hilang. Neuron dalamjalur
iri
akan menyusut atau berkurang sebelum terjadinya kematian.6Strategi
untuk
MencegahKematian
Sel Syaraf pada GlaukomaSalah
satu
cara
untuk
mencegahtedadinya kematian
sel
syaraf
adalah denganproses apoptosis. Neurotropicfactor yang dihasilkan oleh sel syaraf dapat menekan
apoptosis dan bekerja sesaftt langsung pada RGC, melindunginya
dari
berbagai faktor lcrperananuntuk timbulnya
glaukoma diantaranyaTIO tinggi,
iskemia, inflamasi, danGffitik.
Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan kerusakan nervus optikus yang apabilaeerapi
akan menyebabkan kematian RGC seperti terlihat pada gan/rrar 1.6'7'70W*alqem
.4fr\
rxJtl .;-)
Dikutrp dan 7
:
I
Mekanisme yang Berperanan MenyebabkanKematian RGC
t{wotropic
factor
adalahzat terbukti
dapat menekan apoptosis dengan mengaktivasi sanoival signal melalui reseptor tirosine kinase. Saat terikat dengan reseptor tirosines$agian
besar neurotrapiefactor
merangsang
2 jalur
signal
utama
yaitu jalur
lated kinase %
(Erkyr)
datrjalw
phosphatidylinositol-3 kinase (PI3K). ,purotropiefactor
seperticiliary
neurotropicfactor
(CNTF)
dapatjuga
mengaktifkanlsignal trsnducer and activotor
of
transcription3
(JAI(STAT3).
Erk
t/z danPI3K
ifkan cAMP-respon-elernent-bindingprotein
(CREB),
nuclearfactor
yang dapat beberapagen
untuk
bertahanhidup,
termasukB,cl-?
dan Bcl-X1.
Sebagaitarget langsung
dari PI3K
dapat mengaktifkanprotein Bad dan
mernpertahankandokondria.
Aktifitas
endoganErk
%
dan
PI3K telah
diketahui pada
RGC
dalam beberapa neurotropicfactor,
termasukbrain
derived
neurotropicfactor
(BDNF),
grwth
factor
dan tumor necrosisfactor
alpha daninhibisi
secara farmakologi terhadapfui secara efektif menghambat akibat efek
neuroprotektifnya
2lMotropik
factor
yang
berbeda dapat meningkatkan kemampuanuntuk
hidup
RGCmekanisme rangsangan
yang
berbeda. Sebagai contoh,
BDNF
meningkatkanuntuk
hidup
RGC
terutama melaluijalur
Erk%
sedangkanCNTF
meningkatkanuntuli hidup RGC
dan regenerasi rnelalui proteinkinaseA
dmjalur
JAK/STAT3.
hcns
itu,
aktivasi yang
selektif
dari
zat intermediate adalattpilihan
yangtepat
dalam apoptosis dan meningkatkan kemampuan hidupRGC:I
Didbolisme Citicsline
Citicoline terdiri
dari dua zat esensial yaitucytidine
dan choltneyang dihubungkan olehfulnsphate,
dan berfungsi sebagai donor phosphocholinepda
l,2-diaeylglyserol (DAG)
mernbentuk
ftdCho. Citicoline
eksogendihidrolisa dan
diserap sebagaicyttdine
dan Setelah diabsorbsi,choline
dancytidine
mengalami rephosphorilasidan
citicoline
nebagai hasil sintesa dari cytidine triphosphate dan choline monophosphate oleh cytidine
cytidylyl
tranferase (PCCT) (gambar2.).
Selama sintesa PtdCho, pelepasan choline monophasphate, PtdCho dan cytidine S-monophosphate(CMP).
CMPuntuk sintesa RNA atau
DNA
sebagai deoxyribonucleotide.af,Fidine
ClffiEne
Er.:
btphse'ltate
qmFrHISFlrirrE
CleGFtrsdts- i
*
-+
'ffif
@F€fttu'{ine
-rF
Ftdcfttrfctfrdchattue
tr#ihnht*
---+
Eeffifne
---++
f
Gsp{
-*- +-
Cgs&f,ne+*
tsr,rstfsetlE
+-
S-f;derwFL-ftanrryfreGne
Gambaf
2. Meta bolismeCiticolinq
dikutip dari 4ltranan
Citicoline
dalam
Proses ApoptosisCiticoline (CDP-choline
eksogen)
tidak toksik dan
ditoleransi
dangan
baik,
dan padaterapi
insufisiensi dan beberapa kelainan neurologilainya
seperti stroke, post kepala dan penyakit Parkinson's. Sejumlah penelitian mengindikasikan batrwaciticoline
frAa digunakan sebagai terapi pada pasien glaukoma. Glaukoma dianggap sebagai penyakitif
dimana terjadi kematian RGC secara perlahan karena prosesapoptosis.
CDP-endogen adalah prekursoralami
seluler
sintesis pospfolipid, terutarna posfatidilcholine)- Peningkatan sintesis
ftdcho
dapat menghambat proses apoptosis dan meniberikan efekCiticoline
bila
diberikan akan
mengalamifianformasi menjadi
cytidine
dart 13*dq#{er
----*
Tyang
diyakini
masuk
kedalam
sel
otak
secara teqpisahdan
memberikan
efek dengan meningkatkan sintesis PtdCho. Efek yang samajuga
diharapkan terjadipada RGC glaukomatous. Selanjutnya citicoline memngsang sistem neurotransmiter
frrtre(ilIk
sistem dopaminergik. Dopamin diketahui sebagai neurotransmiter utama padafu
jalur
visual post
retina. Pada beberapastudi
sebelumnya,terapi
glaukoma disertaicitboline
menghasilkanperbaikan
fungsi
visual
setelahdiperiksa dengan
metodefDPcho
adalah unsurpokok alami
semuasel,
dimana berfungsi sebagai intermediet(PtdCho). CDPcho dibentuk dari phosphocholine (PCho) dan
cytidine-(CTP) pada reaksi
reversibel
yang
dikatalisasi
oleh CTP
phosplneholine (PCCT). PCho disuplai oleh phosphorilasi choline (Cho) yang masuk kedalama&nosine
Triphosphat (ATP)-dipendent Cho transpaster yang ada pada membrandai
uridine-S+riphospate atau dapat dibentuk danPtnsphorilation Cyt.tt'tzJ2
ftlcho
terdiri dari molekul
besarfasfolipids,
yang berbeda pada rantai hidrocarbonnyapada glycerophosphocholine. Pada mamalia, PtdCho terdapat
lebih dari
sebagian*l
phospholipids, khususnya pada otak. Merekatidak
hanya struktur yang pentingtapi
juga
menjadi reservoir utama dart Freefctty
acid(FFA)
sepertiarachidonid
Mt
dyacygtyceral(DAG), ymg
dikeluarkan oleh phaspholipase. 13Xrabolisme
dari FtdCho beryeranan penting pada pnrses frsiologi untuk menerjemahkanrunana
AA
danDAG
berperanan sebagai pesan intraseluler, termasuk transduksi cahaya Bagaimanap unfosfolipitl
dapatmenuruR secaramasif
setelaht*.juOinyu
berbagaisl.
Katabolisme PtdChootak
akan meningkat setelah proses iskernia dan trauma,nulna
efeknya
berhubungandengan
aktivasi
phospholipaseA2
eLAt
yang
dapatakumulasi
dari
AA
dan FFA yang
berperananpenting pada kematian
sel.mitokondria
berhubungan
dengan
menurunnya
membran
inner
mytocondriaoleh
PLAz
dandiikuti
oleh meningkatnya kalsium sel dan gangguan energi. Hal,ma
terjadi juga pada RGC glaukomatous. Mencegah terjadinya gangguan pada PtdChosintesis PtdCho akan mencegah kematian sel akibat apoptosis. 1323
@(
D
E
p$
[image:30.492.9.447.236.697.2]Dikutip dari ?4
Gambar 3. Peranan
Citicoline
dalam MencegahKematian
SelPemeriksaan
Pemeriksaan Lapang Pandangan pada Glaukoma
Tujuan
uttrna
managemendari
glaukoma adalah mernelihara
fungsi
visuat
daniki
kualitas hidup dari pasien. Fungsi visual sangat komplek dan dapatdiukur
dengan cara. Perimetri selamaini
masih merupakanstandar
pengukuran secaraklinis
padaglaukom4
yang mana dapat mengukur perbedaan sensitifitas retina atau kemampuan bedakan ransangan cahaya. Pada automatic perimetry, pemeriksaan dilakukan dengancahaya putih dan mengukur secara konvensisnal lapang pandangan pasien.25
ftmeriksaan
perimetri memberikan penilaianklinis
dari lapang pandangan dan biasanya 2 tujuan utama dalam managemen glaukoma yaitu:zsfiDilengidentifikasi kelainan lapang pandangan
]tnilaian
kuantitatif normal atau tidak normal lapang pandangan sebagai petunjuk untuk;nawatan
selanjutnya.sensitifitas lapang pandangan memungkinkan
kita
mendeteksi awal timbulnya dibandingkan dengan datanormatif
yang ada. Pemeriksaan lapang pandangan secaramemberikan informasi untuk membantu rnembedakan antara stabilitas atau progresifitas
Selama 2 dekade terakhir,
automatic
perimetry
masih menjadi standar untuk menilaivi$al
pada glaukorna. 2tpenglihatan
normal
diumpamakan sebagai pulau penglihatan yangdikelilingi
oleh laut (antranguair's islandof vision
in the seaof
darkness). Pulau tersebut mempunyai tajam ditengahnya yang korespon dengan makula. Bagian superior dan nasal mempunyai&sil
tpang
pandangan sebesar 50 dan 60 derajat, inferior sebesar 75 derajat dan bagian temporal9G100
derajat.Topografi yang dibentuk
(
sensitifitasretina)
tergantungdari
tingkat
i
retina terhadap cahaya.26'27ilf;odel lokalisasi kehilangan lapang pandangan biasanya ditemukan pada glaukoma yang
anatomi serabut syaraf dan patofisiologi glaukoma. Serabut sel syaraf ganglion
akson merupakan bagian
dari
kepalanerws
optikus. Syarafoptik terletak
15" nasalsuperior
dari
fovea
sedangkan bagian temporalretina menuju
fovea bercabang ke dan inferior.G2l3'44)tes
lapang
pandanganyang
abnormal
digambarkandalam
catatan
medis
dan mata mana yang dikenai, bentuk abnormalitas lapangan, lokasi dan stimulusnya.i tertentu dapat membantu dalam melokalisasi lesi disepanjang
jalur
visual. Lapangabnormal dapat
diklasifikasikan
monokuler danbinokuler.
Satudari
defek
lapang ymrgpaling
sering adalah scotomc,yaitu
suatu defeklokal
yangdikelilingi
lapang yang normal. Scotomaini
sering meluas daribintik
buta (disebut skotoma arkuata) membuat lapang pandangan lebih kecil (kontraksi perifer).3rFada saat memeriksa hasil tes, pemeriksa harus melihat pada ukuran-ukuran
reliability,
angka,
peta
kemungkinan,dan
indeksglobal. Ukuran
reliability
merupakandui
kehilangan fiksasi,false
positif
error
danfalse
negativeerror.
Kehilangan fiksasi bagianwaktu
dimana pasien berespon secaratak
tepat, karenafiksasi tidak
tetap suatu stimulus padabintik
buta. Falsepositif error
rate
adalah bagianwaktu
dimanaErespon
di
saattidak
ada stimulus yang ditampilkan. False negativeetror rate
adalahwaktu
dimana
pasientidak
berespon saatstimulus
supra
threshold
ditampilkan.26'31lapangan
visual
dianggap tidak meyakinkanbila 3
ataulebih
parameter berikutTotal question
)
400,frxation loss > 20 Yo,
false positif responses > 33 a/o,
false negative responsesZ33 Vo,
fluktuasi jangka
pendek:4.0
dB.Pemeriksaan
Oplical
Coherence Tomography(OCT)
padaGlaukoma
Gtaukoma menyebabkan neuropati optik yang progresif yang ditandai dengan kehilangan
yang menyebabkan berkutangnya fungsi penglihatan dan semuanya tergantung pada
penyakit.
Perubahanitu
khususnyaterjadi
padaOptic Nerve Head (ONFI)
danDiagnosis
dini
berguna
untuk
mencegah kerusakanstruktur yang
permanen
danpenglihatan
yang
irreversibel. Deteksi glaukoma dilakukan
khususnya
pada kerusakan strukturdari
nervus optikus yang dikombinasikan dengan pengukuran penglihatan. Pemeriksaanklinis
selamaini
dariONH
danRNFL
lebih bersifat subjektif,terbaru lebih difokuskan pada metode untuk menghasilkan pemeriksaan
objektif
nenrbantu dalam
mendiagnosis glaukoma. Sepertiteknik
Concofocal Scaning
Laser, Scaning Laser Polarimetry danOptical
Coherence Tomography(OCQ
yang pemeriksaan yangobjektif
untuk mengevaluasi ONH dan RNFL.32'33'34@ffi
,f.Perbandingan Ketebalan
RNFL Normal
dengan Glaukoma paila OCfihrtipdari3sEilrrgan
irreversibeldari
sel
ganglion merupakankarakteristik untuk
manifestasi5
9
ditandai dengan cuppingONH
yangfokal
dandifus
serta kehilangan RNFL.Erbukti
bahwa kerusakan nervus optikus secarasignifikan
pada banyak mata bisai
hilangnya
lapang pandangan. Perubahandisk
dapat dideteksi
lebih awal
darilapang pandangan pada lebih dari sebagian pasien yang menunjukkan progresifitas
b
awal glaukoma. Pada dekade terakhir teknik pencitraan untuk menilaiONH
danluas penggu naanya dalam mendiagnosis dan managemen pasien glaukoma.32'36
INFL
padaOCT
ffiipnr
penilaian lapang pandangan adalahgold
standart untuk diagnosa glaukoma,i
penelitian ditemukan bahwa 40% kasusRNFL
sudah hilang sebelum adanya defek Studi lainnyamenunjul*an
55% mata yang glaukoma tidak ditemukan defekpandangan tapi hanya perubahan struktur pada ONH. ldentifikasi struktur kerusakan
penting untuk diagnosis awal glaukoma dan monitoring perjalanan penyakit.3T
t :. tr @ ro @ r: s rs-fr,1& *t t&
Fudlaian terhadap nervus optikus dan
RNFL
selamaini
banyaktudar
untuk mendiagnosis dan memonitor perubahan strukturlri
serialfotografik
stereoskopikdari
optik
disk
dan fotografiyang bersifat sujektif.
pada glaukoma dapat
monokromatik RNFL.
RNFL
dengan OCT akan memberikan informasi yang lebihobjektif
denganuntuk
mengetahui ukuranhnntitatif
untuk
ketebalanRNFL. OCT
sangat potensialdri
ketebalanRNFL.
OCTini
dapat mengukur jaringan secarainvivo
yang berkorelasihistologi jaringan.rT'38
illenurunnya ketebalan dari RNFL menunjukkan indikasi yang kuat untuk gejala penyakit
if
seperti glaukoma.RNFL
padaOCT
memberikan gambaran lapisan denganyang
tinggi
pada superfisial retina dan memperlihatkan peningkatan reflektifitas hpisan retina bagian dalam. KetebalanRNFL
pada daerahperipapilary
dapat dinilaidiht
gambaran silinder ataulinier
dari tomograrn. Inspeksi pada tomogram sirkularirtentifikasi defek
fokal
RNFLyang
berbeda dengan ketebalanRNFL
normal.posterior
dari RNFL
merupakanindikator
untukp€nurunan batas
anterior
danSrang nyata.3e
5. Evaluasi
Profil
KetebalanRNFL
BerdasarkanKuadran
dan Sektor dikutip dari 34trdsis
RNFL pada glaukoma sudah ditemukan sejak1972 oleh Hoyt dan Newman yanghgt'r
atofi
RNFL.
PenipisanRNFL
merupakan sebuah indikator yang sensitif untukGlukoma
Ketika
penyakit glaukomadimulai, terjadi
degenerasisel
ganglion yangfokal atau difus.
Atrofi
difus dari serat syaraf sulit dinilai pada stadiumdini
dariHryi
degenerasiakson
fokal
yang
disebabkan perubahankarakteristik
padaRNFL mudah untuk dikenali.ao
dar
beberapa cara untuk mernpelajari ketebalanRNFL
denganOCT. Protokol
scanRNFL
Thickness(3,4)
dan
FastRNFL
Thickness (3,4).sirkular dengan diameter 3,46 mm disekitar
optik
disk yang@d
diperiksa dengan*m
terbentuktiga
scan [image:36.479.14.373.195.659.2]fraa-ratakan.ao
Gambar 6.
out
OCTuntuk
EvaluasiRNFL
dihtip dari 34tangkah dalam menganalisishasilprint
out
ACT :34ldentifikasi tipe scan, apakah :
-
Fast RNFL thickness (3,4) dengan tiga scan kemudian hasilnya dirata-ratakan-
RNFL thickness (3,4) dengan satukali
scan-
RNFL thickness (2,27x
disk)Tlpe scan yang sama harus dilakukan pada
follow
up berikutnya Cck kualitas scan dan kekuatan sinyal-
Kekuatan sinyal 1-10Pada praktek sehari-hari digunakan kekuatan sinyal paling kurang 6
-
kekuatan sinyal berhubungan dengan ketebalan RNFLCek posisi scan
Posisi lingkaran scan mesti ditengah dari pusat optik disk
Lingkaran scan (ditunjukkan lingkaran putih pada fotografi optik disk)
i
profil
RNFL berdasarkan kuadran dan sektorSkema wanla digunakan untukevaluasi
klinik
Ketebalan
RNFL
ditunjukkan dengan warna hijau, kuning dan merah Batas normal:
5-95 Yo dan distribusi normalBorderline
: l-5
Yo dari distribusi normalDiluar batas normal: 0-1 %o dari distribusi normal
Kcfrilangan
RNFL
khususnya pada kuadraninferior
yang mengalami penipisan sangatpada penilaian mata dengan glaukoma dibanding mata yang normal. Penggunaan OCT
-rilai
makula dan ketebalanRNFL,
analisanya harusdiikuti
dengan pemeriksaan laindiagnosa glaukoma.ao
Banyak
studi yang
mendukung parameter ukuran ketebalanRNFL
denganOCT
yang membedakanmata
normal sensitifitasdan
spesifisitas yanglebih tinggi
dalamBAB
III
KERANGKA
KONSEPN
DEFIN-ISI
OPERASIONAL
DAFI
HIPOTESA
ka Konsep
dar
PenelitianApoptosis abnormal
dengan mata glukomatous pada stadium
dini
dari glaukoma. Rata-rata ketebalan ketebalanRNFL inferior
adalah dua parameter yang sering ditampilkan untuk yangmata normal dengan glaukoma awal.37
juga
memungkinkan
untuk
menganalisis
serial
ketebalan
RNFL
denganempat kelompok scan dan mernberikan penilaian tentang perubahan ketebalan
wktu.
Sebuah studi yang dilakukan pada66Yo
mata yang tetapterkontrol
TIOflrm-up
4
tahun
ditemukan bahwa, 22%o mata menunjukkan progresifitas setelahdengan
OCT dan
hanya
9Yomata
yang
menunjukkanprogresifitas
dengan lapang pandangan.3TKetebalan
Rl{FIJAverage lftickness
pada PenilaianGlauko-u
dikutindari4l'42>m
um
Normalil-79
ym
6(}.69
pm
flts59 Um
{}49
pm
<fi
pm
Botdedine glaueo:ha suspi
Early thinning, glaucoma early
Moderate-thinqrng,:$aucomamods
- ..Advanced thinning, glaucoma advanced
Advance thinning
prioary
retinal disea-$etrli&si
histologi ukuran ketebalan retina dengan OCT telah dilaporkan oleh Scuman dan Kemampuan evaluasiOCT
untuk
mendeteksi progresifitas kehilangan RNFLdengan menggunakan mata kera ditemukan bahwa OCT menunjukkrin reduksi
l0
mikrometer. Gambaran strukturjaringan
denganOCT
sesuai dengan sifat retina berkurang pada bola mata yang lebihpanjang
dan dengan peningkatan ketebalan RNFL pada mata glaukoma karena proses degenerasi secara signifikan&andingkan
dengan matanormal dan
ketebalanRNFL
ini
berhubungan denganBAB
III
KERANGKA
KONSEP,
DEF'INISI
OPERASIONAL
DAN
HIPOTESA
Konsep dan Penelitian
Apoptosis abnormal
dying cells pada RNFI
Tentukan % kerusakan RNFL dan lapang pandangan dengan OCT dan
perimetri
Obat
anti
lleukoma
citicoline
:
glaukomaprimer
sudut terbuka yang ditandai
dengan2
atau
lebih
gejalatekanan
intra okuler,
kerusakannervus
optikus dan
kerusakan
lapangdan pada pemeriksaan
OCT
ditemukanpaling
kurang satu kuadranRNFL
brtmtrol
:
bila
tekananintraokular
<.dari 21
mmhg
pre/post trabekulektomiffir
tanpa pemberianobat
anti
glaukomayang
tidak
bersifat
neuroprotektif?mingu
follow
up terakhir.Perbaikan RNFL
&
lapang pandangan
Periksa OCT
&
perimetri
Seqnitivity :
nilai
rata-rata sensitifitas yang terlihat pada gambaran perimetri yangi*fan
nilai
sensitifitas retina.RNFL :
kenaikan cmerage thickness yaitu rerata ketebalanRNFL dari
semuad360"
melingkar papil sebelum dan setelah terapi citicoline.Tlbk
terdapat perbaikanRNFL
dan
lapang pandangan padaPOAG
setelah pcmberian citicolinehari
10,20 dan 30Tcdapat
perbaikan
RNFL
dan
lapang
pandangan
pada
POAG
setelah pcmberian citicolinehari
10, 20 dan 30BAB
IV
METODA PENELITIAN
ftrclitian
berupa experimental prospective study dengan consecutive sompling.
&r
Subjek Penelitianfupolasi
nupulasi penelitian adalah semua pasien POAG yang memenuhi kriteria inklusi.
ffijek
$6jek
diambil
dengan metode consecutive samplingdari
pasien yang sesualbiteria
inklusi.
Penelitian diatas adalah penelitian dengan skala numerik antara berpasangan. Dikatakan berpasangan karena data diukur empatkali
padalfr
yang sama, rumus besar subjek yangdipilih
adalah:lZa+Zslz
YSoz Nr= Nz(*,*r)'
:
Besar subjek:
Kesalahan tipeI
=
Kesalahan tipeII
:
Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna:
Standar deviasi(1,64+
1,28)2x
10 2ffip6$":
34,1056 = 35-.,
)-dea
Waktu
PenelitianFenelitian akan dilakukan
di
bangsal /poliklinik
ilmu kesehatan mata RSUP Dr.M.
rg
selama 5 bulan pada periodewaktu
september 2010yd
Januarizarr.
hklusi
danEksklusi
hklusi
meliputi
:I ''
psien
POAG
dan setuju diikutsertakan dalam penelitian serta menyanggupidlmematuhi
aturan pemakaian obat oral danjadwal
kontrol yang ditentukan.fbfinan
mediaoptik yaitu
: opasitas kornea, katarak dan kekeruhan vitreus dengan<51ffi
mfiatinggi
> 6Dioptri
wh
BcvA
< 5/60qa'rErasi
retina dan makulopatifu5dit
infeksi mata yang masihaktif
&Ndnur
anatomi dan fungsi kelopak mataUtt
6&k
terkontrol dengan obat anti glaukomatopikal
maupun sistemikfrtyeng
Digunakan
Lq
&
Oftalmoskopaplanasi
lfi)O
mg,hdic
Perimetrylk'c
Optical Coherence Tomography (Stratus OCT)hrosedur
Kerja
,ka
giliien
dilakukan anarnnesa mengenai keluhan dan gejala kelainan matanya yangdengan glaukoma serta riwayat pemakaian obat-obatan
oral
dan sistemikiur
dengan glaukoma terkontrol selama 2 minggu.lbiksaan
slit lamp, funduskopi dan tonometrillxlalarkan
pemeriksaan denganslit
lamp, funduskopi dan
tonometrirylgetehui
kelainan pada mata dan tmtuk menyingkirkan kemungkinanaplanasi kelainan
mda mata pasien.
penunjang
krtama kali
dilakukan pemeriksaanOCT dan perimetri
sebelum dilakukan1000 mg oral, pemeriksaan selanjutnya pada
hari
ll,2l
obat. Pemeriksaan
OCT
dilakukan tanpa menggunakan pernberianciticoline
i
3l
setelah pemberianftnderita
yang memenuhikriteria
selanjutnya diterangkan tujuandari
penelitianmsur
dan tulisan
serta
diminta
kesediaannyauntuk rnenjadi subjek
dalamiltrorun
tcbhh
menrdapat persetujuan,maka
data-data pasiendan
hasil
pemeriksaaanddrm
status khusus penelitian.Mcrian
terapi danfollow
up| [-&
bari
pertama pasien dilakukan pemeriksaanOCT
danperimetri
pertama,o
Padahari
II
pasien dilakukan
pemeriksaanOCT dan perimetri
kedua
dandilanjutkan dengan pemberian citicoline oral 1000 mg selama 10 hari berikutnya.
r
Padahari
21
pasiendilakukan
pemeriksaanOCT dan perimetri ketiga
dandilanjutkan dengan pemberian citicoline oral 1000 mg selama
l0
hari berikutnya..o
Pada hari 31 pasien dilakukan perneriksaan OCT dan perimetri keempat.Selama pemeriksaan dan terapi pada
follow up
pasien, pemeriksaan tonometritetap dilakukan untuk mengetahui bahwa
TIO
pasien tetap dibawah2l
mmhg.Pengolahan dan analisa Data
Data
diolah
dengan menggunakan sistem komputerisasi, kemudian dilakukan analisa statistik memakai T.Test.Kriteria
penilaian
PemeriksaanOCT
l.
Menurun :jika
terjadi pengurangan ketebalanRNFL
)
5 pm dari pemeriksaan awal2.
Menetap :jika
terjadi perubahan ketebalan RNFL<
5 Fm dari pemeriksaan awal3.
Membaik:jika
tedadi penambahan ketebalanRNFL
> 5 1rm dari pemeriksaan awalPerneriksaan
perimetri
l.
Menurun :jika
terjadi pengurangan mean sensitivityZ ldb
dari pemeriksaan awal2.
Menetap :jikaterjadi
perubahan mean sensitivity<
ldb
dari pemeri.ksaan awal3.
Membaik:jikaterjadi
penambahan mean sensittvityZldb
dari pemeriksaan awalBAB
V
HASIL
PEI\TELITIAIY
DAI\[
DISKUSI
Telah dilakukan
penelitian terhadap pasienyang
sebelumnyatehh
didiagrrosa oleh ian glaukoma sebagai glaukoma primer sudutt€$uka
(FOAG)ymg
telah terkontr,ol danciticoline
tablet
1000 mg selama 30 hari, didapatkan s€bmyak 35nu*r
dri
2l
metalaki-laki
dan 14 mata pasien perempuan sesuai dengan kriteria penAitirut-$tick
adalah yang datang berobat kepoliklinik
mata RS. DR.M.
Djarnil Padangdai
buh
SeptEmbcri
Desember201I.
Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan awal dengm p€rimcfti,
kemudian pasiendiberikan
citicoline
1000mg
selama30 hari
dantiap
l0
ki
pemeriksaan ulang
untuk
mengontrolefek
obat dengan pemeriksaan perimetridm
sebanyak 3 kali.pasien dalam penelitian
ini
berumur 18-77 tahun. Selama 5 bulan pelaksanaan penelitian ditemukan adanya pasien yang dropoal
.
Semua pasien dapat melaksanakan kontrol danilan obat sesuai jadwal yang telah disepakati.
kteristik
Subjek PenelitianJumlah pasien
yang
diperiksa sebanyak2l
orang
dengan13 laki-laki
dan
8
orang.
Jumlah
mata sebanyak 35 mata,yaitu
2l
mata pasienlaki-laki
dan 14 mata pasien2.
Distribusi
Frekuensi Pasien POAG Berdasarkan JenisKelamin
Jenis kelamin
Junlah psien
(7e) Jumlah l0Aztt($/o\t*ki--Iaki
Perempuan
Jumlab
'13'{6-t.9J
I
(38.1)9r-txst)
21{60)
14 (40)
3s$00)
pada
tabel
2
menunjukkandistribusi
frekuensijenis
kelamin yang
dihitung
dalamase, ternyata didapatkan jenis kelamin
laki-laki
lebih banyak dari perempuan dengannilai
l.
Distribusi Frekuensi
Pasien POAG BerdasarkanUmur
Umur
(tahunJumlah
mata10t0
x-34
3140
4l-50
,51-606t-70
'?t-89'
Jumlrh
5.7 8.6 0 8.6 14.3 37.2 ,,25:,V 100 ,, J 0 J 5l3
9 35pada tabel
3
dangrafrk
1 terlihat batrwa pasien terbanyak pada penelitianini
benrmur6l-70 tahun sebanyak 37 .Za/o
diikuti
umur7l-80
tahun sebanyak 25.7% dan 51-60 tahunak
14.3%. Delapan puluh persen pasien dari penelitianini
berumur lebih dari 50 tahun-merupakan faktor resiko terjadinya POAG, terutama pada umur lebih dari 40 tahun. Faktorumur di Australia diperkirakan 2,1-2,5ohpenduduk pada umur lebih dari 50 tahun sebagai
hb
timbulnya
pOAG,
sedangkandi
Amerika
diperkirakan bahwa2.25 juta
pendudukr
40
tahun atau lebih menderita POAG.44 Pada penelitianini
tergambar, dimanaigs%pasien berumur diatas 40 tahun, dengan berbagai faklor resiko berperanan sebagai
disarnping faktor umur.
#!
35x!
15 X}l5
l$
5 $*?t
Frr**ffi
!!-:Hl
:ltr1{t} 4l-5S 51-60{it*m
Eh&dr&*!
rafik
1.Distribusi
Frekuensi PasienPOAG
BerdasarkanUmur
n Pemberian
Citicoline
dengan Ketebalan RNT'L pada PemeriksaanOCT
pemberian
citicoline
sebagai neuropreteksi diharapkan memperbaiki lapisan sel syaraf yang mengalami kerusakan(dying
cell)
sehingga bisa berfungsi kembali dengan lebih k pemeriksaan secara langsung kondisi sel syaraf sebelum dan setelah diberi citicolinemenggunakan OCT yang menggambarkan ketebalan sel syaraf yang sebenarnya.
Ilasil
PemeriksaanOCT Awal
Sebelum PemberianCiticoline
pada PasienPOAG
RNT'L
Pemeriksaan f(%)
Kriteria
Glaukomaawal (mata
12
34.3
Norrnal?x's!
rsr
1$*A$
dt
3
8.6
Borderline glaucoma susPect6
l7.l
Earlythinning
glaucorna early,5
14.3
Moderate thinning, glaucoma moderate6
17.l
Advanced thinning, glaucoma advanced3
8.6
Advanced thinning, primary retinal disease3s
100Dari tabel 4 didapatkan pada pemeriksaan awal OCT ditemukan bahwa ketebalan RNFL
i
80 pm
ditemukan paling banyakyaitu
34.3Vodari
seluruh mata pasien, sedangkanRNFL 60-69 pm dan 4A-49 pm masing-rnasing
t7.l%.
Halini
menggambarkan bahwai
65 % mata pasien sudah memperlihatkan penipisanRNFL
akibat dari glaukoma yang pada pemeriksaan awalini,
dzri 12 mata yang ditemukan dengan ketebalan retina>
803 orang pasien (6 mata) telah mengalarni defek atau kerusakan pada salah satu
atau sektor, sedangkan
6
orang pasien(6
rnata) didapatkan rnata yang lainnya sudahkriteria glaukoma menurut rata-rata ketebalan
RNFL.
Dari
suatu penelitian ditemukan 40yokasus RNFL
sudahhilang
sebelum adanya defek lapang pandangan, sedangkanbinnya
menunjukkan 55Yo mata yang glaukoma sudahterjadi
perubahan struktur padadan
RNFL tapi tidak
ditemukandefek
pada lapang pandangan sehingga identifikasikerusakan nervus
optikus
pentinguntuk
diagnosisawal
glaukomadan
monitoringpenyakit.3T Pemeriksaan
RNFL
dengan
OCT
sekarangmembuktikan
bahwaneryus optikus secara signifrkan pada banyak mata bisa mendahului hilangnya lapang
. perubahan disk dapat dideteksi lebih awal dari abnormalitas lapang pandangan pada
sebagian pasien yang menunjukkan progresifitas dari diagnosis awal glaukoma'
32'36
5.Ilasil
PemeriksaanOCT
Berdasarkan Pengelompokan KetebalanRNFL
Sebelum dan Setelah PemberianCiticoline
pada PasienPOAG
rlan
L
)
Peneriksaan
awal
Pemeriksaan10
hari
I
Pemeriksaan
Pemeriksaan10
hari
II
L0h*ri
IItr
lri o/omah
Vo' ffifitj. :',,.,,,,:,:,,,. $Jo gn'fii4. tt ::': :. : : :: t$/ri
72
34.3 13 37.2 12 34-3
123
8.6
6
t7.t
I
22.9
96
tz.l
4
t1.4 3
8.6
234.3 25,7
5./
14.3t7.r
2S
1m
5i, ..,:."t",,::',li.{it.
i:
:..;,,'. .56
l7.r
5
74.3
7lS-3,
'
:t,:'$
ll';4,.,,, '':'r. .5
206
'2s.,
t
.l
100
35,,3..i.'i,,.r.',8"6,,t,
..
:.
;,.:2,,rs
'100'
'
35U,j;.,.
'',,
'.7'
100
35Dari tabel
5
setelah dilakukan beberapa perneriksaan serial ditemukan bahwa, terdapatyang signifikan
ketebalanretina dari
jumlah
pasienkriteria
early
glaucoma pada awal rnenjadi borderline gloucoma pada pemeriksaan 10 hariIII,
pada pemeriksaan ien dengan early glaucoma sebanyak 17.l% menjadi 5.7Yo padapemeriksaan 10 hariIII,
borderline glaucama sebanyak 8.6% menjadi25.7o/o pada pemeriksaan 10 hari
III-dari
pasienini
berasaldari early
glucoma
yang meningkat menjadi borderlirle, hal
ini
memberikan gambaran bahwa pada glaukoma tahap awal kemungkinan untuk perbaikanRNFL
lebihtinggi
dibandingkan dengan glaukoma pada tahap lanjut. Halterjadi
kemungkinan karena pada glaukoma tahaplanjut
sudahterjadi
kematian selyak
sehingga seltidak
bisa diperbaiki, sedangkan pada glaukoma tahap awal terjadisel (dying cell) tapi
belum
menirnbulkan kematiansel,
sehinggasel
masih bisaiki.
Dari
tabel terlihat
bahwa pada pasien dengan glaukomatdrap
lanjut
mulai
dari hingga advanced thinning glaucoma hampir tidak terdapat perbaikan yang signifrkanpasien setelah pernberian obat citicholine 30 hari.
pengaruh Lama Pemberian Citicotine
Dibandingkan
PemeriksaanOCT
Awal
pada Pasien
POAG
Pemeriksaan
OCT
kriteria
menurun mens,tapr membaik
"l0:hrri
I
, ,':0
V/"
26
74.3%:....:.
9
25.7%r0tihiifi
l0
hari
H
0
?*
15I
1St6
ff/o "57':;l$/o 42.90/o 2.Wo 5ii4gs, 45.70 t.Jumlah
100% l0Oo/o 35 100%Dari tabel
6
diatas terlihat bahwatetjadi
perbaikanjumlah
pasien dengan pemeriksaan 30hmi
pemberian obat citicoline dimana terjadi peningkatanjumlah
pasien yang ketebalan RNFLnya yang sebelunnya 25.7% pada 10 hariI
menjadi 42-9% pada 10