• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Wistar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Efektivitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) dan Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Tikus Wistar."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)/EDJB dan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.)/EDN sudah banyak digunakan dalam bidang farmasi karena memiliki daya antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, antiseptik dan meningkatkan kekebalan tubuh. Pada bidang kedokteran gigi EDJB dan EDN dapat menurunkan jumlah bakteri sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta perbedaan pemberian EDJB 20% dan EDN 20% terhadap kecepatan proses penyembuhan luka insisi pada mukosa labial tikus.

Subjek penelitian terdiri dari 28 ekor tikus, dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol negatif (Aquades), kontrol positif (Triamcinolone), EDJB 20% dan EDN 20%. Masing-masing terdiri dari 7 ekor tikus. Pemeriksaan hasil penyembuhan luka insisi diamati setiap hari dengan menggunakan skala waktu dan pengukuran luka insisi pada mukosa labial tikus dilakukan menggunakan jangka sorong. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA One-way (α = 0,05) dan Tukey HSD.

Hasil uji ANOVA One-way (α = 0,05) dan Tukey HSD didapatkan bahwa terdapat perbedaan penurunan ukuran luka yang signifikan antara EDJB 20% dan EDN 20% dengan aquades. Sedangkan EDJB 20% dengan EDN 20% tidak terdapat perbedaan penurunan ukuran luka yang signifikan.

Dapat disimpulkan bahwa EDJB 20% dan EDN 20% efektif digunakan dalam mempengaruhi kecepatan proses penyembuhan luka pada mukosa labial tikus.

Kata kunci : Psidium Guajava, Artocarpus Heterophyllus, Aquades,

(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Guava leaf extracts (GLE) (Psidium guajava L.) and jackfruit leaf extracts (JLE) (Artocarpus heterophyllus L.) have been widely utilized in pharmaceutical field since they contain antioxidant, anti-inflammatory, antibacterial, antiseptic and boost immune system. In dentistry, both extracts can be used to reduce the amount of bacteria so that it can help the healing process.

This research aims to determine the effect and differences in administrating 20% of GLE and 20% of JLE to the speed of incision wound healing process in labial mucosa of the rats.

The subject was obtained from 28 rats divided into four groups, i.e., negative control (Aquades), positive control (Triamcinolone), 20% of GLE and 20% of JLE. Each group consist of 7 rats. The examination of incision wound healing results was daily observed using time scales and incison wound measurement on rat labial mucosa and conducted using a caliper. The data were then analyzed by using ANOVA One-way (α = 0.05) and Tukey HSD techniques.

The results of One-way ANOVA (α = 0.05) and Tukey HSD confirmed that there is a significant difference of the reduction of wound size between 20% of GLE and 20% of JLE with aquades. Whereas there is no significant difference between them in the reduction of wound size.

Therefore, it can be highlighted that 20% of GLE and 20% of JLE are effective to be used in affecting the speed of wound healing process on rat labial mucose.

Keywords: Psidium Guajava, Artocarpus Heterophyllus, Aquades,

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

1.5Kerangka Pemikiran ... 4

1.6Hipotesis ... 7

(4)

x Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Mukosa Rongga Mulut ... 8

2.1.1 Pengertian Mukosa Rongga Mulut ... 8

2.1.2 Fungsi Mukosa Rongga Mulut ... 8

2.1.3 Klasifikasi Mukosa Rongga Mulut ... 10

2.2 Anatomi Mukosa Rongga Mulut ... 11

2.2.1 Suplai Darah ... 11

2.2.2 Persarafan ... 11

2.3 Gambaran Klinis Mukosa Rongga Mulut ... 12

2.4 Gambaran Histologi Mukosa Rongga Mulut ... 12

2.4.1 Oral Epithelium ... 12

2.4.2 Lamina Propria ... 14

2.5 Luka... 15

2.5.1 Definisi Luka ... 15

2.5.2 Jenis-Jenis Luka ... 15

2.6 Penyembuhan Luka ... 17

2.6.1 Penyembuhan Primer ... 17

2.6.2 Penyembuhan Sekunder ... 17

2.7 Fase Penyembuhan Luka... 18

2.7.1 Fase Inflamasi ... 18

2.7.2 Fase Proliferasi ... 18

2.7.3 Fase Remodeling ... 19

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.8.1 Faktor Endogen ... 20

2.8.2 Faktor Eksogen ... 21

2.9 Daun Jambu Biji ... 22

2.9.1 Morfologi dan Asal Jambu Biji ... 22

2.9.2 Taxonomi Jambu Biji ... 22

2.9.3 Manfaat Daun Jambu Biji ... 23

2.9.4 Zat Aktif Daun Jambu Biji ... 24

2.10 Daun Nangka ... 24

2.10.1 Morfologi dan Asal Nangka ... 24

2.10.2 Taxonomi Nangka ... 25

2.10.3 Manfaat Daun Nangka ... 25

2.10.4 Zat Aktif Daun Nangka ... 26

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Alat dan Bahan Penelitian ... 27

3.1.1 Alat Penelitian ... 27

3.1.2 Bahan Penelitian... 28

3.2Metode Penelitian... 28

3.2.1 Desain Penelitian ... 29

3.2.2 Variabel Penelitian ... 29

3.2.3 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.2.4 Perhitungan Besar Sampel ... 32

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.2.6 Pengumpulan Bahan... 34

3.2.7 Persiapan Bahan Uji ... 35

3.2.8 Persiapan Hewan Coba ... 36

3.2.9 Pelaksanaan Penelitian ... 37

3.3Metode Analisis Data ... 38

3.3.1 Hipotesis Statistik ... 38

3.3.2 Kriteria Uji ... 38

3.4Aspek Etik Penelitian ... 39

3.5Alur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Hasil Penelitian Waktu Penyembuhan Luka ... 41

4.1.2 Hasil Analisis Statistik ... 42

4.2Pembahasan ... 46

4.3Uji Hipotesis ... 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(7)
(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Waktu Penyembuhan Luka Tiap Kelompok ... 42

Tabel 4.2 Hasil Uji ANOVA ... 44

[image:8.595.143.482.306.603.2]

Tabel 4.3 Uji Lanjut Tukey HSD ... 45

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

[image:9.595.147.480.268.597.2]

Halaman

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 3.1 Alur Pembuatan Ekstrak ... 37

Diagram 3.2 Alur Penelitian ... 41

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kode Etik Penelitian ... 57

Lampiran 2. Alat dan Bahan ... 58

Lampiran 3. Prosedur Penelitian ... 63

Lampiran 4. Hasil Penelitian ... 65

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi.

Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

memiliki prevalensi mencapai jutaan kasus per tahunnya. Hasil penyembuhan

luka yang terganggu seperti luka akut yang penanganannya terlambat dan luka

kronis pada umumnya luka tersebut akan gagal untuk maju ke tahapan

penyembuhan luka yang normal. Luka tersebut seringkali memasuki kondisi

inflamasi patologis karena proses tertunda, tidak lengkap atau proses

penyembuhan luka yang tidak terkoordinasi.1,2,3

Luka pada jaringan rongga mulut akan diikuti dengan proses penyembuhan

yang kompleks, metode penyembuhan luka telah mengalami perkembangan

beberapa tahun terakhir. Metode yang dikembangkan berupa suatu produk atau

stimulant terhadap proses biologis tubuh dalam menkompensasi luka melalui

beberapa tahapan : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. 2

Beberapa penelitian diketahui bahwa daun jambu biji (Psidium Guajava L.)

mengandung flavonoid, eugenol, terpenoid, tanin, polifenol, steroid karoten dan

minyak atsiri dan telah sejak lama digunakan untuk pengobatan secara tradisional,

serta sudah banyak produk herbal dari sediaan jambu biji. Daun jambu biji juga

diperkirakan mempunyai aktivitas antioksidan yang juga berkaitan erat dengan

(13)

2

Universitas Kristen Maranatha jambu biji yaitu antiinflamasi, antimutagenik, antidiare, analgesik, antibakteri,

antidiabetes, antihipertensi dan penambah trombosit, sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Jeanly V. Aponno dkk. mengenai

penyembuhan luka pada kelinci menggunakan ekstrak daun jambu biji.4,5,6,7

Penelitian lain yang menyatakan bahwa daun nangka (Artocarpus

heterophyllus L.) mengandung saponin, flavonoid, steroid dan tanin, pada buah

Nangka yang masih muda dan akarnya mengandung saponin. Senyawa saponin,

flavonoid, dan tanin dapat bekerja sebagai antimikroba dan merangsang

pertumbuhan sel baru pada luka. Senyawa saponin akan merusak membran

sitoplasma dan membunuh sel bakteri. Senyawa flavonoid mempunyai

mekanisme kerja yaitu mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran

sel tanpa dapat diperbaiki kembali. Telah dilakukan penelitian oleh Hamdiyah

Hamzah dkk. mengenai penyembuhan luka terbuka pada kelinci menggunakan

ekstrak daun nangka.8,9

Dari teori diatas, kedua bahan tersebut dapat mempercepat proses

penyembuhan luka, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui perbandingan

ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.), dan ekstrak daun nangka

(Artocarpus heterophyllus L.) terhadap proses penyembuhan luka insisi pada

tikus.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka terdapat beberapa hal yang dapat

(14)

3

Universitas Kristen Maranatha 1. Apakah pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.) dapat

mempercepat proses penyembuhan luka insisi pada tikus wistar.

2. Apakah pemberian ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dapat

mempercepat proses penyembuhan luka insisi pada tikus wistar.

3. Apakah terdapat perbedaan pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium

Guajava L.), dan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap

kecepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus wistar.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka terdapat beberapa tujuan penelitian,

yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava

L.) terhadap waktu kecepatan proses penyembuhan luka insisi pada tikus

wistar.

2. Mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daun nangka (Artocarpus

heterophyllus L.) terhadap waktu kecepatan proses penyembuhan luka insisi

pada tikus wistar.

3. Mengetahui perbedaan pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava

L.), dan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap waktu

(15)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.4Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademik : menambah informasi ilmiah mengenai ekstrak daun

jambu biji (Psidium Guajava L.), dan ekstrak daun nangka (Artocarpus

heterophyllus L.) sebagai alternatif obat yang dapat digunakan dalam praktik

sehari-hari dalam proses penyembuhan luka insisi.

2. Manfaat praktisi : dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menambahkan ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.), dan

menambahkan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dalam

bidang kedokteran gigi, terutama obat yang dapat digunakan untuk proses

penyembuhan luka insisi.

1.5Kerangka Pemikiran

Luka adalah rusaknya kesatuan jaringan, dimana secara spesifik terdapat

substansi jaringan yang rusak atau hilang.1 Luka secara umum terdiri dari luka

yang disengaja dan luka yang tidak disengaja. Luka yang disengaja bertujuan

sebagai terapi, misalnya pada prosedur operasi, sedangkan luka yang tidak sengaja

terjadi secara accidental. Hasil penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan

yang terlibat dan sifat dari gangguan terhadap jaringan tersebut, organisme yang

terluka dapat bertahan hidup jika mereka memiliki perbaikan jaringan yang cepat

dan efektif. Manajemen perawatan luka diperlukan untuk meningkatkan

penyembuhan, mencegah kerusakan kulit lebih lanjut, mengurangi risiko infeksi,

dan meningkatkan kenyamanan pasien. Proses penyembuhan luka dapat dibantu

(16)

5

Universitas Kristen Maranatha ekstrinsik dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. Hal yang dianggap

penting dalam proses penyembuhan luka adalah tingkat biokimia, fisiologis,

selular dan molekular. Pemahaman mengenai proses penyembuhan luka

merupakan hal mendasar yang dilakukan untuk mengoptimalkan respon

penyembuhan luka. 2,3

Fibroblas merupakan salah satu komponen penyembuhan luka berupa sel yang

memproduksi substansi prekursor kolagen, serat elastic, dan serat retikuler

melalui jaringan ikat. Dalam proses penyembuhan luka, fibroblas berperan

penting dalam proses fibroplasia. Fibroplasia merupakan suatu proses perbaikan

luka yang melibatkan jaringan ikat yang memiliki komponen-komponen seperti

pembentukan pembuluh darah baru, migrasi dan proliferasi fibroblas, deposisi

ECM (extracellular matrix), dan maturasi serta organisasi jaringan fibrous

(remodeling). Dalam komponen tersebut fibroblas berperan penting dalam proses

yang melibatkan dua dari komponen diatas, yaitu migrasi dan proliferasi fibroblas

serta deposisi ECM oleh fibroblas.2

Daun jambu biji (Psidium Guajava L.) dan Daun nangka (Artocarpus

heterophyllus L.) mengandung zat aktif yang mampu meningkatkan aliran darah

ke daerah luka dan juga dapat menstimulasi fibroblas sebagai respon untuk

penyembuhan luka.5,8

Daun jambu biji (Psidium Guajava L.) mengandung flavonoid yang

merupakan antioksidan alami yang terkandung dalam tumbuhan dan memiliki

(17)

6

Universitas Kristen Maranatha kalkon, dan juga daun jambu biji memiliki kandungan tanin yang lebih tinggi

dibandingkan dengan daun nangka yang berperan sebagai efek antibakteri.6

Daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) mengandung saponin, flavonoid,

dan tanin. Senyawa saponin, flavonoid, dan tanin dapat bekerja sebagai

antimikroba dan merangsang pertumbuhan sel baru pada luka. Senyawa saponin

akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel bakteri sehingga dapat

meningkatkan kekebalan tubuh.

Dari kedua kandungan bahan uji diketahui bahwa senyawa flavonoid bekerja

dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel bakteri

secara irreversibel. Mekanisme flavonoid dalam menurunkan proses inflamasi

yaitu dengan menghambat pelepasan asam arakhidonat, sekresi enzim lisosom

dari sel neutrofil dan sel endotelial serta menghambat fase eksudasi dari proses

inflamasi. Flavonoid menghambat enzim siklooksigenase secara irreversible,

yang mengkatalisis perubahan asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksida

sehingga menurunkan pembentukan prostaglandin, maka proses inflamasi dapat

berkurang. Dengan berkurangnya inflamasi mengakibatkan jumlah sel neutrofil

juga berkurang. Senyawa tanin merupakan senyawa fenol yang larut dalam air dan

tanin pada tanaman merupakan senyawa fenolik yang memiliki daya antiseptik.

Tanin bersifat astringen yang memiliki kemampuan untuk membentuk kompleks

dengan makromolekul, terutama protein. Kemampuan tersebut dapat

mempercepat proses pembekuan darah. Efek antibakteri tanin melalui reaksi

(18)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.6Hipotesis

1. Pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.) dapat mempercepat

proses penyembuhan luka insisi pada tikus wistar.

2. Pemberian ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dapat

mempercepat proses penyembuhan luka insisi pada tikus wistar.

3. Terdapat perbedaan pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.),

dan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap kecepatan

proses penyembuhan luka insisi pada tikus wistar.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1 Lokasi

Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Kristen

Maranatha, dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Padjajaran Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

1.7.2 Waktu penelitian

(19)

51 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.) dapat mempercepat proses

penyembuhan luka insisi pada tikus.

2. Pemberian ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) dapat mempercepat proses

penyembuhan luka insisi pada tikus.

3. Terdapat perbedaan pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.), dan ekstrak

daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap kecepatan proses penyembuhan luka

insisi pada tikus, Ekstrak daun Jambu Biji membuat proses penyembuhan luka insisi pada

tikus lebih cepat dibandingkan Ekstrak daun Nangka.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain.

Saran untuk penelitian lanjutan adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi optimal penggunaan ekstrak

daun jambu biji (Psidium Guajava L.) dan ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus

L.) terhadap proses penyembuhan luka insisi.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas dari penggunaan ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava L.)

(20)

52 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Zulfa, Nurachmah Elly, Gayatri Dewi. Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka Menggunakan Balutan Madu atau Balutan Normal Salin-Povidone Iodine. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 12 No.1, 2008; hal 34-39.

2. Oky Masir, Manjas Menkher, Eka Andani, Agus Salmiah. Pengaruh Cairan Cultur Filtrate Fibroblast (CFF) Terhadap Penyembuhan Luka; Penelitian Eksperimental Pada Rattus Norvegicus Galur Wistar. Jurnal Kesehatan Andalas. 1(3); 2012 hal 112-117.

3. Fajar Mochamad, Esti, Rismawati Endah. Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih. ISSN:2089-3582 Vol 2. No.1; 2011. hal 55-62.

4. Indriani Susi. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.). Vol. 11(1); 2006. hal 13-17.

5. Jeanly V. Aponno, Paulina V, Hamidah S. Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Penyembuhan Luka yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Kelinci (Orytolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi, 2014. Vol. 3 No. 3; hal 279-286.

6. Hamzah Hamdiyah, Fatimawali, Paulina V, Jeane Mongi. Formulasi Salep Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dan Uji Efektivitas Terhadap Penyembuhan Luka Terbuka Pada Kelinci. Jurnal Ilmiah Farmasi, 2013. Vol. 2 No. 03; hal 62-66.

(21)

53

Universitas Kristen Maranatha 8. Sari Chinthia, Setya Budi C, Dewi Trisna. Uji Daya Hambat Infusa Daun

Nangka (Artocarpus heterophyllus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.Jurnal Permata Indonesia,. 2014. Vol. 5, No.2 hal 1-7.

9. Winarto D. Pengaruh Pemberian Ketamin Dosis Induksi Dan Analgesi Terhadap Kapasitas Fagositosis Makrofag Intra Peritoneal Mencit Balb/c yang Terpapar Lipopolisakarida. Universitas Diponegoro. Semarang, 2009. .;hal 24-2.

10.Oktiarni Dwita, Manaf, Syalfinaf, Suripno. Pengujian Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Mencit, Universitas Bengkulu. Bengkulu; hal 1-7. Diunduh pada tanggal : 11 November 2015.

11.Nasution H., Rahmah M. Pengujian antiradical bebas difenilpikril hidrazil (DPHH) ekstrak etil asetat daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.). Jurnal Sains Dasar. 2014. 3(2); hal 137-141.

12.Isna Fiqnanda. Respons anti inflamasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) terhadap jumlah sel neutrofil pada gingival tikus wistar jantan pasca diinduksi oleh Prophyromonas gingivalis. Universitas Jember; 2013. hal 1-2.

13.Hassanpour S. Plants and secondary metabolites (Tannins). International Journal of Forest, Soil and Erosion (IJFSE), 2011. Vol 1 (1) : 47-53.

14.Squier C., Brogden K.A. Human Oral Mucosa Development, Structure and Function. Wiley-Blackwell, 2011: 5-7.

(22)

54

Universitas Kristen Maranatha 16.Squier C., Brogden K. Human Oral Mucosa Development. Structure and

Function. Wiley-Blackwell. 2011: 5-72.

17.Mescher AL. Digestive tract. Junqueiras basic histology text and atlas. 12th ed. Singapore: The McGraw-Hill Companies Inc; 2010. p. 251.

18.Fawcett DW. Rongga mulut dan kelenjar terkait. In: Huriawati H, editor. Buku ajar histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1994. hal. 499−500.

19.Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2, Jakarta: EGC. 2005. H 67-88.

20.Wray D., Stenhouse D. Textbook of General And Oral Surgery. Churchill Livingstone. 2003: p.7.

21.Widyaningrum H. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Yogyakarta. MedPress, 2011. H.274-275.

22.Arya V. Thakur N. Preliminary Phytochemical Analysis of the Extract of Psidium Leaves. The Pharma Innovation. 2012. ISSN 2278-4136.

23.Wulandari A. Selulosa kulit nangka muda sebagai biosorben logam berat tembaga. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta; 2015. hal 8-10.

Gambar

Tabel 4.4 Tukey HSD ...........................................................................................
Gambar 2.1 Gambaran Histologi Mukosa Rongga Mulut ...................................

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian komponen - komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Wenny Widya Wahyudi, Efektivitas Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Miftahul Jannah dalam Program PNPM-MP di Jorong Pasa Tiku

a) Sistem floating tidak sesuai untuk obat-obat yang memiliki masalah kelarutan atau stabilitas pada cairan lambung. b) Obat-obatan seperti nifedipine yang diserap di seluruh

Selanjutnya peserta ketiga dari RT 04 dengan memakai pakaian adat jawa dan membawa gunungan yang lebih besar yang dihiasi dengan sayuran dan buah- buahan yang segar, diiringi

Penelitian tentang teknol mencari metode terefisien adalah hidrolisis asam.Na masih tergolong mahal, k Limbah asam ini dapat sulit.Melihat kondisi terse dilakukan suatu

Gangguan panik merupakan suatu gagasan cemas yang ditandai dengan kecemasan yang spontan dan episodik. Gangguan ini lebih sering dialami wanita daripada pria. Perempuan

Obyek dari pendidikan formal adalah peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang berkualitas dalam segi intelek dan segi moral, karena pendidikan nasional pada hakekatnya

[r]