• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh DER, PBV, dan NPM terhadap Harga Saham Perusahaan Infrastruktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh DER, PBV, dan NPM terhadap Harga Saham Perusahaan Infrastruktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

This study was conducted to examine the effect of Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), and net profit margin (NPM) to the stock price on the infrastructure companies in Indonesia Stock Exchange.

The sampling technique used is purposive sampling with criteria: (1) The Company is engaged in the infrastructure sector by sub-sectors of energy, transportation, telecommunications, non-building construction, highways, airports, and ports listings to 2013, (2) the Company which has a data the completeness Debt to Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Net Profit Margin (NPM), and the share price during the period 2011 to 2013, (3) the selected observation period is 2011-2013. Data obtained based on the publication of the Indonesia Stock Exchange (IDX) and obtained a total sample of 19 companies. The analysis technique used is multiple regression. Hypothesis testing using t test to examine the mean effect of partially and F test to examine the mean effect together with a significance level of 0.05.

Based on the the research results did not find a variable that deviates from the classical assumption, it indicates that the available data are qualified to use a multiple linear regression model. The results showed that the variables PBV and partially NPM significantly affect the company's stock price in the IDX infrastructure at a significance level of less than 0.05 (respectively 0.025 and 0.000). While jointly proved significant effect on stock prices infrastructure company in the Stock Exchange at a significance level (0.000). Contributions DER, PBV and NPM on stock prices by 48.3%. The results of this study indicate that investors in the period 2011-2013 continue to use the company's fundamental factors (especially PBV and NPM) as a basis for predicting stock returns infrastructure companies on the Stock Exchange.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham pada perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) Perusahaan yang bergerak dalam sektor infrastruktur dengan sub sektor energy, transportasi, telekomunikasi, konstruksi non bangunan, jalan tol, bandara, dan pelabuhan yang listing sampai dengan tahun 2013, (2) Perusahaan yang memiliki kelengkapan data Debt to

Equity Ratio (DER), Price Book Value (PBV), Net Profit Margin

(NPM), dan harga saham selama periode 2011 hingga 2013, (3) Periode pengamatan yang dipilih adalah tahun 2011-2013. Data diperoleh berdasarkan publikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 19 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk menguji keberartian pengaruh secara parsial serta uji f untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PBV dan NPM secara parsial signifikan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di BEI pada tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (masing-masing sebesar 0,025 dan 0,000). Sedangkan secara bersama-sama terbukti signifikan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di BEI pada tingkat signifikansi (0,000). Kontribusi DER, PBV dan NPM terhadap harga saham sebesar 48,3%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor pada periode 2011-2013 tetap menggunakan faktor-faktor fundamental perusahaan (terutama PBV dan NPM) sebagai dasar untuk memprediksi return saham perusahaan infrastruktur di BEI.

Kata Kunci: Debt to Equity Ratio, Price to Book Value, Net Profit

(3)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 11

1.4Kegunaan Penelitian... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

(4)

2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal... 13

2.1.1.2 Instrumen Pasar Modal ... 14

2.1.2 Saham ... 16

2.1.2.1 Pengertian Saham ... 16

2.1.2.2 Jenis-Jenis Saham... 17

2.1.2.3 Manfaat dan Risiko Kepemilikan Saham ... 19

2.1.2.4 Analisis Saham ... 21

2.1.3 Laporan Keuangan ... 22

2.1.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 22

2.1.3.2 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ... 23

2.1.3.3 Analisis Laporan Keuangan ... 23

2.1.3.4 Analisis Rasio Keuangan ... 26

2.1.4 Harga Saham ... 33

2.2 Rerangka Teoritis ... 35

2.3 Rerangka Pemikiran ... 37

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Populasi dan Sampel ... 41

3.3 Variabel Penelitian ... 43

(5)

3.5.1. Uji Outlier ... 47

3.5.2. Uji Normalitas ... 47

3.5.3. Uji Multikolinearitas ... 48

3.5.4. Uji Otokorelasi ... 49

3.5.5. Uji Heteroskedastisitas ... 49

3.6. Metode Analisis Data ... 50

3.7. Uji Hipotesis Penelitian... 51

3.7.1 Uji t... 51

3.7.2 Uji F ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 53

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.1.2.1 Uji Outliers ... 55

4.1.2.2 Uji Normalitas ... 58

4.1.2.3 Uji Multikolinearitas ... 60

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.1.2.5 Uji Autokolerasi ... 62

4.1.3 Analisis Data ... 64

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian... 65

4.1.4.1 Uji t... 65

(6)

4.2 Pembahasan ... 69

4.2.1 Secara Simultan ... 69

4.2.2 Secara Parsial ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Simpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 53

Tabel 4.2 Data Outliers ... 56

Tabel 4.3 Data Terbebas Outliers ... 57

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 59

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 62

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 63

Tabel 4.8 Coefficients Regresi Linier Berganda ... 64

Tabel 4.9 Correlations Regresi Linier Berganda ... 66

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Deskriptif ... 78

Lampiran 2. Hasil Uji Outlier ... 79

Lampiran 3. Hasil Uji Multikoliniertas ... 81

Lampiran 4. Hasil Heterokedastisitas ... 82

Lampiran 5. Hasil Normalitas ... 83

Lampiran 6. Hasil Autokorelasi ... 84

Lampiran 7. Hasil Analisis Regresi ... 85

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, perusahaan memerlukan dana yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal (Widarjo, dkk, 2010). Hal ini dapat menambah modal kerja, diversifikasi produksi, perluasan usaha, dan akan berdampak pada kemajuan perusahaan tersebut. Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan kegiatan perekonomiannya (Zuliarni, 2012).

(11)

Perusahaan yang masuk ke dalam pasar modal diwajibkan untuk menerbitkan laporan keuangan setiap tahunnya. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan manajemen perusahaan kepada para pemegang saham atau investor. Pada perekonomian modern, laporan keuangan merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis dan sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor, bank, manajemen, pemerintah maupun pelaku pasar modal. Seperti dijelaskan oleh Listiana dan Susilo (2012), bahwa laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar. Melalui laporan keuangan, investor maupun calon investor dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan menilai perkembangan perusahaan.

(12)

profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan asset dan kewajiban perusahaan (Shidiq, 2012).

Laporan keuangan merupakan sarana informasi bagi investor dalam berinvestasi. Untuk itu laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu. Seorang investor memerlukan informasi mengenai perusahaan mana yang dapat memberikan keuntungan dalam penanaman modalnya di kemudian hari. Informasi dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui dengan melakukan analisis laporan keuangan. Bagi investor, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, publikasi laporan keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para investor di pasar modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para investor dapat mengetahui perkembangan emitmen, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki (Susilowati & Turyanto, 2011).

(13)

sering digunakan, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental (Husnan, 2009). Analisis teknikal dilakukan untuk saham-saham individual ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan grafik maupun indikator teknis seperti harga dan volume perdagangan. Sedangkan analisis secara fundamental, investor melakukan penilaian terhadap manfaat yang diharapkan baik dalam bentuk deviden maupun laba serta menilai resiko investasi yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang layak dengan melakukan analisa terhadap kondisi ekonomi dan pasar, industri, serta kondisi spesifik perusahaan.

Harga saham merupakan faktor yang membuat para investor menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal. Pada prinsipnya, investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih tinggi (capital gain). Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat kembalian yang diperoleh investor yang tercemin dari harga saham perusahaan tersebut.

(14)

diantaranya adalah Debt to Equity Ratio (DER) Net Profit Margin (NPM) dan Price to Book Value (PBV) (Cahyono dan Sutrisno, 2013).

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara

total hutang terhadap total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. DER mencerminkan sumber pendanaan perusahaan, baik dari dana dari pihak luar maupun dari pemegang saham (Aditya dan Isnurhadi, 2013). Semakin tinggi DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi (Ang dalam Cahyono dan Sutrisno, 2013). Menurut Rosyadi (Sasongko dan Wulandari, 2006) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Begitu pula menurut Sitohang (Sasongko dan Wulandari, 2006) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun hasil penelitian Syahib Natarsyah menunjukan bahwa variabel Debt to Equity

Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham tetapi

arahnya positif. Sementara hasil penelitian Lamusu (2013) menunjukan bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Price to Book Value (PBV) merupakan rasio antara harga saham

(15)

dengan dana yang diinvestasikannya. Hal ini akan berakibat pada semakin meningkatnya harga saham suatu perusahaan. Semakin kecil nilai Price to Book Value (PBV) maka harga dari suatu saham semakin murah (Cahyono dan Sutrisno, 2013).

PBV yang tinggi akan menunjukkan semakin tinggi penilaian investor terhadap perusahaan tersebut, relatif apabila dibandingkan dengan dana yang diinvestasikannya. Hal ini akan berpengaruh pada semakin meningkatnya harga saham suatu perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan (return) perusahaan yang bersangkutan. Tingginya rasio PBV suatu perusahaan menunjukkan semakin tinggi pula perusahaan dinilai oleh para investor. Apabila suatu perusahaan dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga saham perusahaan yang bersangkutan akan semakin meningkat di pasar. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Ittabillah (2011) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio PBV secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil penelitian Dewi dan Suaryana (2013) menyebutkan bahwa EPS, DER, dan PBV bersama-sama berpengaruh signifikan bagi harga saham perusahaan. Hasil penelitian Putri (2012) menunjukan bahwa PBV berpengaruh positif terhadap return saham. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh

(16)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya (Suarjaya dan Rahyuda, 2013). NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM maka akan menambah daya tarik bagi investor untuk menanamkan saham dalam perusahaan.

(17)

Penulis tertarik untuk meneliti sektor infrastruktur karena berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia, pada kuartal III tahun 2012 indeks sektor infrastruktur tercatat mengalami penguatan sebesar 12,96%. Indeks yang menguat terbesar kedua selama kuartal III adalah indeks sektor property sebesar 12,66%, perdagangan dan jasa sebesar 10,34%, industri dasar dan kimia sebesar 9,61% dan sektor keuangan naik 9,10%. Sembilan dari sepuluh sektor tercatat mengalami penguatan, hanya indeks sektor pertambangan yang tercatat melemah sebesar -0,73%. Kinerja indeks saham sektor infrastruktur tercatat naik tertinggi selama kuartal III 2012. Analis mengatakan penguatan kinerja indeks infrastruktur didukung oleh penguatan saham-saham sub sektor operator jalan tol dan telekomunikasi.

(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/34390/Saham-Sektor-Infrastruktur-Naik-Tertinggi-di-Kuartal-III).

(18)

realisasinya sebesar Rp51,43 triliun. Total nilai realisasi proyek infrastruktur selama dua rentang waktu itu mencapai Rp140 triliun. (http://www.sindoweekly-magz.com/artikel/33/i/18-24-oktober-2012/business/103/terdongkrak-kenaikan-anggaran).

Reza Priyambada, Analis PT Trust Securities, mengatakan penguatan kinerja saham-saham infrastruktur di dukung kenaikan saham emiten operator jalan tol dan operator telekomunikasi. Kenaikan kinerja indeks infrastruktur tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode yang sama sebesar 7,76%.

Nilai kapitalisasi saham-saham infrastruktur hingga akhir kuartal III tahun 2012 tercatat sebesar Rp 523,74 triliun yang terdiri dari 49 saham. Terdapat beberapa saham unggulan dengan kapitalisasi besar yang menjadi penyusun indeks sektor infrastruktur, diantaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk, dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/34390/Saham-Sektor-Infrastruktur-Naik-Tertinggi-di-Kuartal-III).

(19)

diestimasi terserap untuk pembiayaan jalan. Emma Sri Martini, Direktur Utama Sarana Multi Infrastruktur, mengatakan komitmen pembiayaan perusahaan dari 2009 hingga 2012 terus bertumbuh, demikian juga dengan jumlah penyerapan pembiayaan (outstanding). Hingga pertengahan Maret 2013, komitmen pembiayaan perusahaan mencapai Rp 2,45 triliun dengan outstanding sebesar Rp 1,47 triliun. Sampai akhir 2013 perusahaan menargetkan pendapatan Rp 300 miliar atau naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu senilai Rp 100 miliar.

(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/42699/Pembiayaan-Sarana-Multi-Infrastruktur-Kuartal-I-Rp-27-Triliun).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH DER,

PBV, DAN NPM TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

INFRASTRUKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

2011-2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh DER, PBV, dan NPM secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia?

(20)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh DER, PBV dan NPM secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan infrastruktur di Bursa Efek Indonesia.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi: a) Perusahaan

Dapat dimanfaatkan dalam hal pengambilan keputusan perusahaan dalam hal pengelolaan dana, modal, dan hutang sehingga perusahaan dapat mencapai kinerja yang lebih baik, sekaligus juga dapat tercermin dalam laporan keuangan yang baik, sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan

b) Investor

(21)

c) Peneliti

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Hasil pengujian dan analisis data menunjukkan bahwa secara parsial variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham dikarenakan nilai sig lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0.05. Sedangkan variabel Price Book Value (PBV) dan Net Profit

Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham dikarenakan nilai sig

lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0.05.

(23)

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi investor yang ingin berinvestasi saham sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi sebaiknya lebih memperhatikan rasio PBV dan

NPM karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hanya return on equity yang berpengaruh terhadap harga saham sektor infrastruktur,

utilitas, dan transportasi. Selain itu, investor bisa memperhatikan variabel-variabel rasio keuangan lainnya seperti ROE dan ROA karena kenaikan ROE dan ROA biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Meskipun demikian, analisis rasio bukan merupakan satu-satunya informasi yang digunakan oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasi, masih banyak faktor lain yang tidak diteliti baik internal maupun eksternal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan investasi sebelum melakukan perdagangan saham di pasar modal.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya dan Isnurhadi, 2013. Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Rasio Perputaran Total Aktiva, Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, Dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Manajemen & Bisnis

Sriwijaya Vol.11, No.4 Desember 2013.

Dewi, Putu Dina Aristya & Suaryana, I.G.N.A. 2013. Pengaruh EPS, DER, Dan PBV Terhadap Harga Saham. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana 4.1 (2013): 215-229.

Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin. 2012. Pasar Modal Di Indonesia. Edisi. Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Bandung : Alfabeta.

Fahmi, Irham, dan Hadi. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Bandung : Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Tiga. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jogiyanto. H.M. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

________. (2010). Analisis dan Desain. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teoti Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan. PSAK. Cetakan Keempat, Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesebelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

(25)

S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo.

Martalena, dan Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi.

Nurmalasari, Indah. (2011). Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten Lq45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 7 No.3: Hal. 67-98.

Patriawan, D. (2011). Analisis Pengaruh Earning Per Share(Eps), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Wholesale and Retail TradeYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)Tahun 2006 – 2008. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur 2009. Shidiq, Niekie Arwiyati (2012) Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas Dan Eps

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Undergraduate thesis, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Suarjaya, I Wayan Adi & Rahyuda, Henny. 2013. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Di BEI. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol 2, No 3 (2013)

Sunariyah. (2011). Pengantar pengetahuan pasar modal. Edisi ke-6. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

(26)

Winarno, Wing Wahyu. (2009). Analisis ekonometrika dan statistika

dengan eviews. Edisi kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Widarjo, W., Bandi, Hartoko, S. 2011. Pengaruh Ownership Retention, Investasi Dari Proceeds, dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi.

Yuliaty, Erma. 2008. Pengaruh PER, PBV, NPM, GPM, dan DER Terhadap

Return Saham periode Pengamatan 2001-2005. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 13(2): h: 54-59.

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis data dapat di simpulkan bahwa berdasarkan interview yang di lakukan dengan para pengrajin anyaman bambu di Desa Tulungagung Kecamatan Gadingrejo

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012

pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.. CAMPUR KODE PADA TUTURAN SEHARI-HARI MASYARAKAT DI DESA KEDAI DURIAN DELITUA.. OLEH

If you are currently applying for other scholarship programs or holding any other scholarship, please specify program and status of your application (including Fulbright and

[r]

tetapi, oleh karena kehidupan social merupakan hal yang dinamis, maka pemaknaan atas teks. juga meniscayakan

Komoditi Padi sawah merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki kontrubisi yang cukup besar dalam menunjang perekonomian daerah, Sebagai komoditas

Hubungan Antara Power Lengan Dengan Kecepatan Pukulan Pada Cabang Olahraga Beladiri Ukm Tarung Derajat Satlat Upi. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |