Sultra Journal of Economics and Business 51 PENGARUH EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2015-2018
THE EFFECT OF EARNING PER SHARE ON STOCK RETURNS ON MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA
STOCK EXCHANGE (IDX) FOR THE 2015-2018 PERIOD 1)Hasby Hamyat), 2)Asri Djauhar , 3) Ramadan
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of earnings per share on stock returns on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2018 period. The sample in this study were 16 manufacturing companies listed on the IDX for the 2015-2018 period. This study uses simple linear regression analysis.
The study found that earnings per share had a negative and not significant effect on stock returns. This shows that although the number of shares outstanding increases, this may not necessarily increase stock returns to investors because it is influenced by fundamental factors and market factors. The calculation results obtained coefficient of determination (R2) of 0.303. In other words, this shows that the percentage of stock return variation that can be explained by the variation of earnings per share variable is 30.3%, while the remaining 69.7% is explained by other variables outside the model.
Keywords: Earning per share and stock return PENDAHULUAN
Investasi ialah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan utama untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Hartono (2013:5) menyatakan investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Pihak yang melakukan kegiatan investasi biasanya disebut investor. Investasi dapat dilakukan melalui sarana yang beragam salah satunya yakni dengan
berinvestasi di pasar modal. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Perkembangan pasar modal yang sangat pesat telah menciptakan berbagai kesempatan investasi bagi para investor. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Return saham sangat berkaitan dengan harga saham, karena untuk
Sultra Journal of Economics and Business 52 menghitungnya digunakan harga saham
penutupan dan harga saham awal. Harga saham setiap perusahaan mengalami fluktuasi setiap waktu, bahkan suatu saham bisa mengalami perubahan harga dalam hitungan menit. Fluktuasi harga saham tersebut disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah jumlah permintaan dan penawaran dari saham. Jika suatu saham banyak dijual oleh investor, maka biasanya akan menyebabkan harga saham mengalami penurunan. Fluktuasi harga saham yang tinggi dan dividen yang tidak selalu dibayar oleh emiten menyebabkan adanya fluktuasi return atas saham. Fluktuasi return yang tinggi membawa risiko yang tinggi bagi investor, investor juga tidak dapat secara pasti mengetahui risiko apa yang akan diterimanya dalam melakukan suatu investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Yusril dan Murtini (2018) menemukan bahwa earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan earning per share
perusahaan diikuti juga dengan meningkatnya harga saham yang berdampak pada return para pemegang saham. Oleh karen itu, semakin baik EPS perusahaan maka semakin tinggi pula return yang didapatkan oleh para
stakeholder.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Handayanti dan Zulyanti (2018) juga menemukan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Earning Per Share merupakan rasio pasar yang pada dasarnya mengukur kemampan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran
investasi. Kenaikan EPS berarti
perusahaan sedang dalam
pertumbuhan, kondisi keuangan yang meningkat baik dalam peningkatan penjualan maupun laba, semakin besar EPS menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bersih setiap lembarnya.
Indonesia sudah menjadi basis industri manufaktur terbesar se-ASEAN dengan kontribusi mencapai 20,27% pada perekonomian skala nasional. Perkembangan industri manufaktur di Indonesia saat ini mampu menggeser peran commodity based menjadi manufacture based. Pemerintah berupaya untuk melakukan transformasi perekonomian agar lebih fokus pada proses perkembangan industri non migas.
Kementerian Perindustrian juga mencatat beberapa sektor yang memiliki persentase kinerja di atas PDB secara nasional, diantaranya industri logam dasar sebesar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi sebesar 7,53%, serta industri alat angkutan sebesar 6,33%. Hal ini pun dipengaruhi oleh daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis produk yang semakin meningkat, sehingga proses produksi pun akan meningkat sesuai dengan permintaan.
Perlu diketahui bahwa nilai MVA atau Manufacturing Value Added
untuk industri manufaktur Indonesia berada di posisi paling atas di antara negara ASEAN dengan pencapaian sebesar 4,5%. Sedangkan secara global, manufaktur Indonesia berada di peringkat ke-9 dari seluruh negara di dunia. Menurut Airlangga, salah satu alasan mengapa industri manufaktur Indonesia menjadi yang terbesar
se-Sultra Journal of Economics and Business 53 ASEAN adalah karena sistem
perekonomian di Indonesia sudah termasuk dalam kelompok one trillion dollar club yang jelas berbeda dengan negara lainnya di ASEAN.
KAJIAN TEORITIK SIGNALLING THEORY
Tingkat profitabilitas atau keuntungan yang dilaporkan oleh perusahaan dapat menjadi signal bagi investor untuk menginvestasikan uangnya ke dalam perusahaan tersebut, banyak pendapat bahwa tingkat profitabilitas yang tinggi akan menjadi signal yang baik bagi investor. Ukuran perusahaan juga bisa memberikan signal bagi investor yang menaruh perhatian kepada perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan yang diukur dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin bertumbuhnya total asset tetap yang dimiliki perusahaan dapat memperbesar skala perusahaan. Perusahaan yang mempunyai ukuran yang besar dapat lebih mudah dalam
memperoleh dana untuk
mengembangkan usahanya. Asumsi utama dari teori signal ini yaitu memberikan kesempatan bagi investor untuk mengetahui bagaimana keputusan yang diambilnya berkaitan dengan nilai perusahaan tersebut. Akibatnya, ketika rasio ukuran perusahaan, profitabilitas, kebijakan deviden menunjukkan nilai yang berubah, hal ini otomatis memberikan informasi pada investor dalam memberikan penilaian terhadap nilai perusahaan.
SAHAM
PENGERTIAN SAHAM
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilik individu maupun intitusi dalam suatu perusahaan. (Brigham & Houston, 2006:93). Suatu perusahaan dapat menjual hak perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakili kepala manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. (Jogiyanto, 2003:56).
JENIS-JENIS SAHAM
Menurut Riyanto (2002:145) jenis-jenis saham terbagi sebagai berikut:
1. Saham Preferen : Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga membiarkan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa dalam hal likuiditas, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi. 2. Saham Biasa : Pemegang saham
biasa akan mendapatkan dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau kalau mendapatkan kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapatkan dividen dan mengenai adanya ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka
Sultra Journal of Economics and Business 54 selama ini perusahaan tidak
diperbolehkan membayar
dividen. RETURN SAHAM
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. (Tandelilin, 2007:234). Return dalam arti sebenarnya adalah suatu hasil dari penanaman modal atau investasi yang kita tanam. Investor akan mendapatkan return yang tinggi atau rendah bahkan mungkin tidak mendapatkan return sama sekali. Tinggi rendahnya return dapat dilihat dari respon pasar yang menanggapi adanya even tersebut. Maka hubungan keuangan dengan return adalah jika pasar bereaksi positif karena adanya pengumuman publikasi laporan keuangan menunjukkan bahwa investor mempunyai informasi akan kinerja dari perusahaan itu, akibatnya permintaan atas saham perusahaan tersebut akan meningkat dan akan berdampak pada kenaikan harga saham, ini berarti return yang diperoleh tinggi. Sedangkan pasar yang bereaksi negatif karena adanya pengumuman publikasi laporan keuangan akan berakibat pada penurunan harga saham di bursa, artinya return yang diperoleh rendah
atau tidak memperoleh return sama sekali.
EARNING PER SHARE
Earning Per Share adalah keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tetapi dalam praktiknya, tidak semua keuntungan ini dapat dibagikan, ada sebagian ditahan sebagai laba ditahan.
Earning Per Share merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterebitkan (Ang, 1997).
Tandelilin (2007:241). Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Samsul (2006:167), investor yang membeli prospek perusahaan,yang tercermin pada laba per saham, jika laba per saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebioh baik,sementara itu jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik. (Herlinha dan Hadianto,2007) dalam Hadianto (2008:164), EPS yang lebih besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam mengahsilkan keuntungan bersih bagi pemegang saham,keadaan ini akan mendorong harga saham mengalami kenaikan.
Sultra Journal of Economics and Business 55 METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif (sebab akibat). Penelitian asosiatif merupakan peneltian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar dua variabel atau lebih dengan cara meneliti hubungan kausal di antara variabel, Sugiyono (2013:44). Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh earning per share (EPS) terhadap return saham.
OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa laporan tahunan (annual report) di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018. laporan tahunan (annual report) tersebut telah terpublish melalui
website: www.idx.co.id atau website
masing-masing perusahaan.
POPULASI PENELITIAN DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam kelompok perusahaan sektor industri Manufaktur selama periode 2015 – 2018. Jumlah populasi penelitian
Sultra Journal of Economics and Business 56 adalah 150 perusahaan. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Menurut (Sugiyono, 2008) purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Sehingga masing-masing perusahaan dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, kecuali perusahaan yang memenuhi seluruh kriteria penelitian.
JENIS DAN SUMBER DATA Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif yang berupa data berdasarkan deret waktu (time series) untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi selama periode waktu tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui Indonesian Stock Exchange (IDX). Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh tidak secara langsung dari perusahaan bersangkutan, berupa laporan keuangan yang diperoleh dari beberapa sumber yaitu www.idx.co.id.
TEKNIK ANALISIS DATA
ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier sederhana yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + bX + e dimana : Y = Nilai Perusahaan a = konstanta X = Profitabilitas e = error UJI RELIABILITAS
Koefisien reliabilitas berkisar antara +1,00 sampai –1,00 dan untuk mengetahui koefisien reliabilitas yang memuaskan sangat tergantung dari fungsi dan tujuan pengukuran. Nunnaly dan Berstein (Ferdinand, 2006) menjelaskan bahwa untuk penelitian eksplorasi, reliabilitas yang sedang antara 0,50 – 0,60 sudah cukup untuk menjustifikasi sebuah penelitian. Mengacu pada pendapat beberapa tokoh di atas peneliti menetapkan bahwa kuesioner dalam penelitian ini dianggap reliabel jika memiliki koefisien alpha lebih dari 0,50.
UJI F (SIMULTAN)
Output hasil uji F dilihat untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung) secara keseluruhan (Ghozali, 2006).
UJI T (PARSIAL)
Uji t ini dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen, dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2006). KOEFISIEN DETERMINASI
Koefisien ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen. Rumusnya adalah :
R = adjusted r2 x 100% Keterangan :
R = Besarnya koefisien
Sultra Journal of Economics and Business 57
r = Besarnya koefisien
regresi ganda
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA
Berdasarkan output SPSS secara parsial, pengaruh dari variabel
independen yaitu profitabilitas terhadap nilai perusahaan ditunjukkan pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. t tabel B Std. Error Beta 1 (Constant) ,138 ,054 2,578 ,012 EPS -2,123E-5 ,000 -,054 -,423 ,674 1,995
Sumber: Data Olahan SPSS 25 KOEFISIEN REGRESI
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat disusun persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Nilai konstanta (a) sebesar 0,138 , yang artinya bila variabel-variabel independent diasumsikan dalam keadaan tetap, maka variabel dependen (Return Saham) akan naik sebesar 13,8%. Nilai koefisien regresi untuk variabel earning per share (b) adalah -0,054 yang berarti bahwa setiap peningkatan earning per share sebesar 1%, maka return saham akan menurun sebesar 5,4% dengan catatan variabel lain dianggap tetap.
UJI F (PENGUJIAN MODEL SECARA SEREMPAK)
Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa earning per share
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,674, nilai thitung = -0,423 < ttabel = 1,995, sedangkan koefisien
regresinya sebesar -0,054. Dilihat dari tingkat signfikansinya menunjukkan bahwa nilainya lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,674. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa
earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham ditolak.
KOEFISIEN KORELASI (R) DAN KOEFISIEN DETERMINASI(R2)
Hasil analisis koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (r2) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
1. Koefisien Korelasi (r) :
Berdasarkan tabel 4.7
sebelumnya di atas telah ditemukan nilai koefisien korelasi sebesar 0,454. Nilai tersebut termasuk pada kategori sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tidak kuat namun juga tidak lemah antara variabel earning per share
Sultra Journal of Economics and Business 58 2. Koefisien Determinasi (r2) :
Koefisien determinasi (r2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam
menerangkan variasi variable dependennya. Nilai r2 yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independennya
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.6 tampak bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 0,303. Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar presentase variasi return saham yang bisa dijelaskan oleh variasi variabel earning per share
sebesar 30,3% , sedangkan sisanya sebesar 69,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. PEMBAHASAN
PENGARUH EARNING PER
SHARE TERHADAP RETURN
SAHAM
Hasil pengujian statistik diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,674, nilai thitung = -0,423 < ttabel = 1,991, sedangkan koefisien regresinya sebesar -0,054. Dilihat dari tingkat signfikansinya menunjukkan bahwa nilainya lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,674. Hasil penelitian menemukan bahwa earning per share
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa dengan tingkat jumlah uang (rupiah) yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa yang
beredar semakin meningkat belum tentu return saham yang akan diterima oleh investor juga akan semakin meningkat, karena masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi return saham. Seperti yang kita ketahui bahwa return saham dapat dipengaruhi oleh faktor fundamental, faktor pasar dan faktor makro. Karena faktor makro berpengaruh secara local terhadap suatu obyek investasi, maka yang perlu dikaji lebih jauh adalah faktor fundamental dan faktor pasar. Faktor fundamental merupakan faktor yang berhubungan dengan kinerja perusahaan emiten, sedangkan faktor pasar berkaitan dengan kinerja sahamnya. Selain itu diketahui juga bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh investor juga akan semakin tinggi berarti dalam hal ini peningkatan harga saham juga mendorong meningkatnya return saham sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun laba per lembar saham mengalami peningkatan tetapi bukan berarti akan meningkatkan return saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2017) yang menemukan bahwa Earning per share (EPS) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
Sultra Journal of Economics and Business 59 kesimpulan bahwa earning per share
memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap return saham sehingga hipotesis ditolak. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa dengan tingkat jumlah uang (rupiah) yang dihasilkan dari setiap lembar saham biasa yang beredar semakin meningkat belum tentu return saham yang akan diterima oleh investor juga akan semakin meningkat, karena masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi return saham. Seperti yang kita ketahui bahwa return saham dapat dipengaruhi oleh faktor fundamental, faktor pasar dan faktor makro. Karena faktor makro berpengaruh secara lokal terhadap suatu obyek investasi, maka yang perlu dikaji lebih jauh adalah faktor fundamental dan faktor pasar.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan saran – saran sebagai bahan acuan dalam meningkatkan nilai perusahaan dan peneliti selanjutnya. Adapun saran dalam penelitin ini yaitu: 1. Bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan untuk mengkaji ulang variabel profitabilitas terhadap return saham. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan indikator dari masing – masing variabel. 2. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan menambahkan
variabel yang dianggap mampu
mempengaruhi return saham seperti struktur modal dan profitabilitas. selain itu juga, memilih objek penelitian yang memiliki industri yang sama, agar hasil yang diperoleh lebih baik dari peneliti sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah dan Shalah, 2004, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Edisi Indonesia, Cetakan kesatu, Darul Haq, Jakarta.
Brigham, Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan , Edisi kesepuluh, Selemba empat, Jakarta.
Darmaji, Tjiptono dan Fakhruddin, 2002, Pasar Modal Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
Fahmi Irham, 2011, Analisis kinerja keuangan, Alfabeta, Cetakan kesatu, Bandung.
Ghozali, Imam 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro, Semarang.
Handayati, Ratna & Zulyanti, N.R. 2018. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Asset
(ROA) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen. Vol. 3(1), pp:
615-Haryadi, Winda, 2011, SPSS VS LISREL Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset, Jakarta, Salemba Empat.
ICMD (Indonesia Capital Market Directory), 2012.
Sultra Journal of Economics and Business 60 Jogianto, Hartono, 2003, Teori
Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam,Cetakan kesatu, BPFE UGM, Yogyakarta.
Jogianto, Hartono. 2009, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam,Cetakan kesatu, BPFE UGM, Yogyakarta.
Kasmir, 2010, Pengantar manajemen keuangan, Edisi kesatu, Cetakan kesatu, kencana prenada media group, Jakarta.
Lukas, Setia atmaja, 2008, Teori & Praktik Manajemen Keuangan, : Andi, Yogyakarta.
Najmudin, 2010, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, Andi, Yogyakarta.
Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, 2008, Investasi Pada pasar Modal Syariah, Edisi kedua, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta.
Rianto, Bambang, 2002, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, YKBP Gaja Mada, Yogyakarta.
Soemitra, 2010, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi Kesatu, Cetakan kedua, Kencana, Jakarta.
Sugiono, Arif, 2009, Manajemen Keuangan:untuk praktisi manajemen, PT Grasindo, Jakarta.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, cetakan kedelapan, Alfabeta, Bandun.
Syamsudin, Lukman, 2002,
Manajemen Keuangan
Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tandelilin, Eduardus, 2007, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama,
Cetakan Kedua, BPFE,
Yogyakarta.
Yusril & Murtini, Ervin. 2018. Pengaruh Return on Asset,
Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap Return
Sahama Sektor Industri dan Kimia yang terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi. Vol. 20(1), pp: 32-52
www.idx.co.id