• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

28

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan di SMP Negeri 2 Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Alasan peneliti memilih SMP Negeri 2 Ulujami sebagai tempat lokasi karena sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk penelitian mengenai kemampuan berpikir divergen, sekolah dapat dijangkau seiring adanya pandemi virus Covid-19 dan himbauan dari Pemerintah untuk melakukan social distancing atau pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Kemampuan berpikir divergen peserta didik di SMP Negeri 2 Ulujami belum diketahui atau belum diukur. Penelitian dilaksanakan sejak Juli 2020. Waktu penelitian dilaksanakan selama 17 bulan dari penyusunan proposal penelitian hingga selesainya laporan penelitian dengan rincian jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Jenis Kegiatan

Waktu pelaksanaan

2020 2021

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Persiapan

penelitian 1. Konsultasi

proposal 2. Seminar proposal 3. Konsultasi

instrumen 4. Uji coba

instrument tes 5. Analisis hasil

uji coba Pelaksanaan penelitian 1. Pengambilan

data

2. Analisis data Penyususn skripsi Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi

(2)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keadaaan tingkat kemampuan berpikir divergen pada pembelajaran IPA dan mengetahui adanya hubungan gender dengan berpikir divergen. Variable bebas dalam penelitian ini tidak dimanipulasi sehingga proses pembelajaran berjalan seperti biasanya dan tidak ada perlakuan khusus yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian survai.

Peserta didik melakukan tes kemampuan berpikir divergen pada pembelajaran IPA tingkat SMP. Hasil tes akan dianalisis oleh peneliti untuk dikategorikan dan dibandingkan antargender.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Hardani, et. al. (2020: 32) adalah sekumpulan objek yang dipelajari dalam penelitian. Objek yang diteliti pada penelitian ini berupa orang yaitu peserta didik. Populasi di penelitian ini adalah peserta didik di SMP Negeri 2 Ulujami semester genap tahun ajaran 2020/2021. Sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini merupakan peserta didik kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 2 Ulujami sebanyak 300 peserta didik yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel. Peserta didik laki-laki berjumlah 150 dan peserta didik perempuan berjumlah 150. Sumber data primer dari penelitian ini berasal dari data perorangan yang diperoleh melalui skor tes kemampuan berpikir divergen pada pembelajaran IPA. Sumber data sekunder berasal dari hasil wawancara guru IPA, angket kegiatan peserta didik, serta dokumen nama peserta didik yang dijadkan sampel.

D. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel menurut Murgono dalam Hardani, et al., (2020: 43) merupakan suatu cara dalam menentukan sampel untuk dijadikan sumber data dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi dan jumlahn sampel disesuaikan dengan ukuran sampel yang digunakan. Teknik

(3)

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampel. Teknik pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang tetapi berdasarkan pertimbangan. Peserta didik sebagai sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitian dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu jenis kelamin peserta didik dan guru IPA yang mengajar di SMP N 2 Ulujami.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data digunakan untuk keperluan analisis secara sistematis yang dilakukan berdasarkan rumusan masalah penelitian dan desain penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan tes kemampuan berpikir divergen, pengisian angket, dan wawancara.

1. Tes kemampuan berpikir divergen

Tes kemampuan berpikir divergen yang digunakan ialah tes subjektif atau tes non objektif yang berbentuk esai atau uraian. Tes subjektif menuntut peserta didik untuk memiliki kemampuan dalam mengorganisir, menghubungkan pengertian, dan mengintepretasikan sehingga peserta didik memiliki daya kreativitas yang tinggi. Ciri pertanyaan yang digunakan dalam tes subjektif antara lain, jelaskan, simpulkan, uraikan, mengapa, bagaimana, bandingkan, dan sebagainya. Tes subjektif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat dengan bahasanya sendiri, selain itu guru juga dapat mengetahui pemahaman peserta didik dalam suatu masalah.

Tes bentuk uraian subjektif atau tes dengan penyataan terbuka peserta didik dapat menyusun sendiri jawabannya secara bebas/luas. Peserta didik diminta untuk berpikir dari satu titik menyebar ke berbagai arah sehingga mengekspresikan kemampuan berpikir divergen dan mengarah ke berpikir kreatif. Pelaksanaan tes dilakukan secara offline dengan pembatasan waktu pengerjaan. Kisi-kisi tes subjektif menggunakan tes kemampuan berpikir divergen dalam keterampilan proses sains KBDKPS yang dikembangkan oleh Bambang Subali (2013: 48) pada buku yang berjudul “Kemampuan Berpikir Pola Divergen dan Berpikir Kreatif dalam Keterampilan Proses Sains: Contoh Kasus dalam Mata Pelajaran Biologi SMA”.

(4)

Bukti empirik validitas menunjukkan bahwa secara keseluruhan tes pengukuran keterampilan proses sains pola divergen dinyatakan fit karena memenuhi persyaratan fit statistic yang dipersyaratkan dalam program QUEST, yakni fit dengan model jika suatu item atau tester/person/case dinyatakan fit dengan model dalam program QUEST memenuhi batas kisaran INFIT MNSQ antara 0,77 sampai 1,30 atau INFIT t dengan kisaran ±2 dari pembulatan nilai t sebesar ±1,96 jika batas kesalahan sebesar 5 %. Bukti reliabilitas dibuktikan ketika tes sebagai pengukuran keterampilan proses sains pola divergen menunjukkan indeks alpha Cronbach didasarkan pada analisis item dengan pendekatan IRT sangat tinggi yakni 0,96. Jika perhitungan didasarkan pada konsistensi internal menggunakan pendekatan klasik tergolong sedang yakni 0,43.

Pengumpulan data kemampuan berpikir divergen peserta didik dilakukan dengan menggunakan tes tertulis di SMP N 2 Ulujami. Waktu pengerjaan soal tes adalah 60 menit dengan soal sebanyak 15 item soal. Soal terdiri atas 2 tipe soal dengan 5 anchor item, sehingga panjang soal sebanyak 25 item soal. Penskoran menggunakan penskoran politomus karena respons yang muncul dapat diberi poin nilai dengan kisaran performasi yang terendah hingga lebih dari satu level di atasnya (Subali, 2013: 46).

Setiap item tes kemampuan berpikir divergen memiliki bobot skor maksimal yaitu 2. Jika semua jawaban salah maka mendapatkan skor 0, apabila tedapat satu jawaban benar maka mendapatkan skor 1, sedangkan ada dua jawaban benar maka mendapatkan skor 2. Peserta didik akan memperoleh skor 30 jika menjawab semua soal dengan benar. Keterampilan proses sains yang diukur meliputi keterampilan dasar (basic skill), keterampilan mengolah/memproses (process skill), dan keterampilan melakkan investigasi (investigation skill) yang terintegrasi.

2. Angket

Angket merupakan teknik pengambilan data non tes yang digunakan untuk mendapat informasi dari responden dengan mengajukan pertanyaan secara tertulis. Angket diberikan kepada 300 peserta didik masing-masing 150

(5)

laki-laki dan 150 perempuan. Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan informasi data diri peserta didik dan mendiskripsikan aktivitas dan pemikiran peserta didik untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran IPA. Bentuk angket bersifat kategorial dan menggunakan pengukuran nominal.

Angket yang digunakan mengadaptasi dari penelitian Nitu Sharma “Divergent Thinking Ability in School Children: Assessment of Available Opportunities”

yang sudah tervalidasi oleh para ahli dibidang perkembangan anak setiap item instrument untuk menetapkan relevansi, kejelasan, dan kesesuaiannya.

Berdasarkan umpan balik para ahli, item yang tidak sesuai dihilangkan atau disusun ulang. Reliabilitas menggunakan metode tes ulang pada 20 guru secara acak dari sampel utama. Pengujian kedua dilakukan setelah selang waktu tiga puluh hari. Reliabilitas dari tes ulang yang diperoleh adalah 0.85.

3. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data non tes melalui tanya jawab secara langsung oleh peneliti dan narasumber. Narasumber yang dimaksud ialah guru. Guru dapat diwawancarai secara offline atau tatap muka.

Wawancara yang dilakukan ialah wawancara terstruktur dengan membuat daftar pertanyaan secara sistematis sehingga dengan mudah mengetahui informasi hubungan lama guru mengajar dengan kemampuan berpikir divergen peserta didik yang ditinjau berdasarkan gander. Pedoman wanwancara yang digunakan jugan mengadaptasi dari penelitian Nitu Sharma “Divergent Thinking Ability in School Children: Assessment of Available Opportunities”

yang sudah tervalidasi dan hasil reliabilitas sebesar 0.85.

F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian

Uji validasi data dilakukan untuk mendapatkan bukti teoritik dan empirik dalam menafsirkan skor tes sesuai dengan penggunaan tes. Validitas dibuktikan berdasarkan isi tes yang dapat dipenuhi dengan penilaian dari para pakar, proses respons dari respon peserta tes dapat memberikan bukti kesesuaian konstruk, struktur internal atau logik yang berhubungan dengan bagian kawasan perilaku

(6)

yang diukur, dan hubungannya dengan variabel lainnya dilakukan dengan pemposisikan variabel lainnya sebagai kriteria. Alternatif bukti validitas dapat menggunakan penilaian oleh para pakar (Subali, 2013: 34).

Instrumen kisi-kisi tes dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir divergen dalam keterampilan proses sains KBDKPS dari Bambang Subali yang memenuhi persyaratan menurut PCL-1PL, dan seluruh item fit dengan model. Validasi isi dilakukan karena memiliki cangkupan yang luas mengenai topik-topik pada materi yang diterima peserta didik di sekolah dan instrumen non tes perlu meninjau dari indikator yang ditanyakan. Instrumen dengan tahapan validasi isi dilakukan melalui validasi ahli (expert judgement).

Pratama (2020: 63) berpendapat bahwa ada dua pendekatan teori yang dapat digunakan untuk menganalisis kualitas tes yaitu pendekatan teori tes klasik atau Classical Test Theory (CTT) dan pendekatan teori tes modern atau Item Respons Theory (IRT). IRT memiliki beberapa kelebihan daripada CTT seperti skor tidak bergantung pada kesulitan item namun menggambarkan kemampuan tester, lebih informatif (kesulitan item, diskriminasi item, dan kemampuan tester/case/person), dan skor skala pada item dan tester tidak berubah (Alhadabi

& Aldhafri, 2021: 958).

Subali & Suyata (2012: 33) mengatakan pendekatan dengan IRT akan menyesuaikan skor mentah menjadi skor dalam bentuk logit. IRT yang menyesuaikan dengan satu parameter yaitu tingkat kesukaran disebut model satu parametrik (1–PL) atau Rasch Model (RM). Kelebihan RM lainnya yaitu kesukaran item tidak harus berurutan, proses mental tester lebih akurat dalam memecahkan masalah, dan berdasarkan pola respons sistematis dapat memprediksi data yang hilang. RM telah memenuhi prinsip model pengukuran karena mampu mengatasi data yang hilang, memberikan estimasi yang tepat, menghasilkan pengukuran linear dengan interval yang sama, mendeteksi model yang tidak tepat, dan instrumen pengukuran yang disajikan secara independen (Isnani et al. (2019: 97) dan Purnomo dalam Pratama (2020: 63)).

(7)

Persamaan RM menurut Han & Hambleton dalam Subali & Pujiati (2012: 55) ditulis sebagai berikut:

Wright & Master (1982: 39) menuliskan bentuk persamaan untuk tester/case/person (n) dan item (i) dengan skor x sebesar 0,1,2,3, …dengan kemampuan sebesar β dan tingkat kesukaran item sebesar δ dituliskan sebagai berikut:

dan

Instrumen soal tes kemampuan berpikir divergen dalam pembelajaran IPA jenjang SMP dibuat berdasarkan kisi-kisi soal tes kemampuan berpikir divergen dalam keterampilan proses sains KBDKPS dari Bambang Subali yang memenuhi persyaratan menurut PCL-1PL, dan seluruh item fit dengan model. Uji coba dilakukan karena Instrumen yang digunakan belum pernah diujikan pada tingkat SMP. Soal tes dalam bentuk uraian yang hasilnya dapat dianalisis menurut model kredit parsial (Partial Credit Model atau PCM) dengan pertimbangan PCM sebagai perluasan RM (Rasch Model) yang merupakan model 1-PL sehinga ukuran sampel tidak besar antara 30 sampai 300. Alasan lain yang diungkapkan Subali (2013: 54) yaitu karakteristik respons terhadap item mengikuti PCM yakni bahwa tingkat kesukaran dari suatu tahapan kategori dibawahnya ke kategori diatasnya tidak sama antar item satu dengan lainnya, sehingga delta untuk suatu tahapan kategori dibawahnya dan delta untuk tahapan kategori diatasnya tidak sama antar item satu dengan yang lainnya. Analisis hasil tes menggunakan program QUEST.

Program QUEST dengan pendekatan berdasarkan teori kemungkinan maksimum (maximum likehood) perlu melakukan analisis item tes klasik sebelum parameter item diperkirakan untuk menghapus item-item yang skornya mendekati nihil. IRT yang mengikuti RM merupakan elemen sentral dari program QUEST.

(8)

RSM (Rating Scale Model) adalah kategori berperingkat yang dalam program QUEST menyajikan nilai tau dan tingkat kesukaran dalam bentuk ambang batas (threshold). Threshold atau kesulitan item dihitung berdasarkan tau.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahanalisis univariat, uji prasyarat, dan uji hipotesis. Analisis data menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 22.0 for Windows. Beberapa tahapan analisis data mentah sebagai berikut:

1. Analisis univariat

Analisis statistika deskriptif untuk memperoleh mean (Mi), modus (Mo), median (Me), dan standar deviasi (SDi). Modus adalah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data sedangkan median yaitu nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan (disusun) mulai dari data terkecil sampai data terbesar.

Langkah-langkah dalam menyusun distribusi frekuensi berdasarkan Sugiyono (2012: 36) dengan menentukan:

a. Jumlah kelas interval (K)

Rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah kelas interval (K) adalah rumus Sturges dimana adalah jumlah peserta didik yang dijadikan sampel, :

K b. Rentang data (R)

Rentang data adalah skor maksimal ( dikurangi skor minimum ( ) ditambah satu. Rentang data juga bisa disebut jangkauan data.

R c. Panjang interval kelas (i)

Panjang kelas adalah rentang atau jangkauan data dibagi dengan banyak kelas.

i

(9)

d. Mean (

Mean merupakan rata-rata hitung.

e. Standar devisiasi ( )

Standar Deviasi (simpangan baku) adalah kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya.

f. Kategori

Data perlu dikategorikan menurut Suharsimi Arikunto (2012:299) sebagai berikut:

Tabel 3.2.Kriteria Skor Tes Kemampuan Berpikir Divergen

Sumber: Suharsimi Arikunto (2012: 299)

2. Uji prasyarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan sebelum pengujian hipotesis karena syarat penggunaan statistika parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Uji Skeweness- Kurtosis digunakan dalam uji normalitas penelitian ini dengan program SPSS 22.0. for windows. Data berdistribusii normal jika :

Interval Kategori

Tinggi

) Sedang

Rendah

(10)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan metode Levene’s Test melalui SPSS 22.0 for windows untuk menentukan kesamaan varians antar kelompok. Data dinyatakan homogen ketika p value (sig) > 0,05.

3. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan t-test. Jumlah anggota sampel , dan varian homogen, maka digunakan rumus t-test pool varian.

Rumus t-test berdasarkan Sugiono (2018: 197) yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

= nilai t

rata-rata sampel 1 rata-rata sampel 2 = jumlah anggota sampel 1 = jumlah anggota sampel 2 = varian sampel 1

= varian sampel 2

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari identifikasi masalah kemudian lanjut ke tahap pengumpulan data yang terbagi menjadi data primer yaitu skor tes kemampuan berpikir peserta didik pada pembelajaran IPA, serta data sekunder yaitu angket, dan wawancara terhadap guru mata pelajaran IPA SMP N 2 Ulujami. Tahap analisis data dilakukan setelah pengelompokkan peserta didik

(11)

berdasarkan faktor-faktor yang diteliti lalu kemudian ke tahap penarikan kesimpulan dari analisis data dan yang terakhir penulisan laporan penelitian.

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Gambar

Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau dapat dikatakan dengan

Selain menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui suatu senyawa maupun larutan termasuk asam dan basa, maka dapat juga diuji menggunakan alat tes derajat keasaman (pH) yang

b akibat tidak mengikuti tata tertib di rumah dono anak yang tidak patuh. dono suka membantah orang tua tidak mengikuti tata

Permasalahan penurunan citra dari kawasan pasar ikan sunda kelapa ini menjadi dasar untuk merancang kawasan pasar ikan yang berbasis konsep revitalisasi sehingga citra

Analisis data dan penyajian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda, dimana dalam analisis regresi tersebut

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pembangunan Jalan Simpang Lingkar Tanjung Karya - Padat Karya Kecamatan Krayan (BKP)

Menurut Fahmi (2011:5), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dan memberikan