• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 32 TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 32 TAHUN 2014"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

- 1 -

PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 32 TAHUN 2014

T E N T A N G

RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, menegaskan bahwa Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati;

b. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

(2)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

(3)

12. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah wajib dan Pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 2);

13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 50);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatua republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati, atau Walikota, dan atau perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

(4)

4. Dewan perwakilan rakyat daerah selanjutnya disebut DPRD adalah dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

5. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas- batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Perangkat Daerah Kabupaten adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Inspektorat, Badan Perencanaan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

6. Badan Ketahanan Pangan adalah Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

7. Kelompok jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan/atau jabatan fungsional keterampilan yang mempunyai fungsi dan juga berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas pemerintahan.

8. Jabatan fungsional adalah jabatan yang tidak secara tegas disebutkan dalam struktur organisasi yang tugasnya melaksanakan fungsi non manajerial baik teknis maupun fasilitatif

BAB II

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Kesatu

Tugas Pokok Pasal 2

Kepala Badan Ketahanan Pangan merupakan unsur pendukung tugas Bupati mempunyai tugas dan kewajiban melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Ketahanan Pangan.

(5)

Pasal 3

Sekretaris mempunyai tugas dan kewajiban merencanakan, mengoordinasi dan melaksanakan pelayanan administrasi dalam pelaksanaan tugas urusan organisasi, kepegawaian, keuangan, pelaporan, umum serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Pasal 4

Kepala Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian mempuyai tugas dan kewajiban membantu Sekretaris dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas Pemerintahan di bidang hukum dan kepegawaian.

Pasal 5

Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempuyai tugas dan kewajiban membantu Sekretaris dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas Pemerintahan di bidang perencanaan dan keuangan.

Pasal 6

Kepala Sub Bagian Umum mempuyai tugas dan kewajiban membantu Sekretaris dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas Pemerintahan di bidang umum.

Pasal 7

Kepala Bidang Ketersedian Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang ketersediaan pangan serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Pasal 8

Kepala Bidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang distribusi dan harga pangan serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

(6)

Pasal 9

Kepala Bidang Konsumsi Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang konsumsi pangan serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan;

Pasal 10

Kepala Bidang Keamanan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang keamanan dan kerawanan pangan serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan;

Pasal 11

Kepala Sub Bidang Sumber Daya Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Ketersediaan Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas di bidang sumber daya pangan.

Pasal 12

Kepala Sub Bidang Pengembangan Cadangan Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Ketersediaan Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas di bidang pengembangan cadangan pangan.

Pasal 13

Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Distribusi dan Harga Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengoordinasikan tugas di bidang distribusi pangan.

Pasal 14

Kepala Sub Bidang Akses dan Harga Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Distribusi dan Harga Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengoordinasikan tugas di bidang akses dan harga pangan.

(7)

Pasal 15

Kepala Sub Bidang Teknologi Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Konsumsi Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas di bidang teknologi pangan.

Pasal 16

Kepala Sub Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Konsumsi Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengkoordinasikan tugas di bidang penganekaragaman konsumsi pangan.

Pasal 17

Kepala Sub Bidang Mutu dan Keamanan Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Keamanan dan Kerawanan Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengoordinasikan tugas di bidang mutu dan keamanan pangan.

Pasal 18

Kepala Sub Bidang Kewaspadaan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Bidang Keamanan dan Kerawanan Pangan dalam merencanakan, menyusun dan mengoordinasikan tugas di bidang kewaspadaan dan kerawanan pangan.

Bagian Kedua Fungsi Pasal 19

Dalam melaksanakan tugas Kepala Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. perumusan kebijakan teknis;

b. penyusunan perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan pelaksanaan tugas;

c. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketahanan pangan;

d. penyelenggaraan urusan administrasi kesekretariatan;

(8)

e. penyelenggaraan urusan di bidang ketersediaan pangan;

f. penyelenggaraan urusan di bidang distribusi dan harga pangan;

g. penyelenggaraan urusan di bidang konsumsi pangan;

h. penyelenggaraan urusan di bidang keamanan dan kerawanan pangan;

i. penyelenggaraan urusan kelompok jabatan fungsional;

j. pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Pasal 20

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. melaksanakan surat menyurat, pengagendaan, pengarsipan, distribusi surat, penataan dokumen dan inventaris kantor;

b. menyusun daftar urut kepangkatan (DUK), kenaikan pangkat, cuti, kenaikan gaji berkala, pensiun, DP3, pelanggaran disiplin;

c. melaksanakan dan mempersiapkan data kebutuhan formasi pegawai;

d. menyiapkan dokumen/ berkas-berkas Daftar Usul Penilaian Angka Kredit (DUPAK) Penyuluh Pertanian dan Menyiapkan Tim Penilai serta Penilaian Angka Kredit (PAK);

e. melaksanakan administrasi keuangan, gaji, anggaran rutin / pembangunan, surat permintaan pembayaran (SPP) dan pelaporan;

f. menyiapkan daftar hadir dan evaluasi kehadiran apel;

dan

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Pasal 21

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kepala Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut:

(9)

a. menyiapkan, menyusun, meneliti dan mengkoordinasikan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan;

b. menyiapkan bahan pertimbangan hukum, melaksanakan telaahan hukum dan melakukan bantuan hukum;

c. menyiapkan bahan kebijakan dalam rangka penegakan hukum;

d. melaksanakan sosialisasi dan dokumentasi hukum;

e. menyiapkan dan menyusun formulir isian database kepegawaian;

f. menyelenggarakan administrasi kenaikan pangkat, pemindahan, pemberhentian, gaji berkala, kartu pegawai, karis/karsu, askes, taspen, npwp sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. melaksanakan evaluasi kehadiran dan administrasi kinerja dalam pemberian tunjangan;

h. mengusulkan penerima penghargaan, cuti, sumpah/janji, pengembangan dan kesejahteraan PNS;

i. membuat daftar nominatif dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);

j. fasilitasi pemberian bahan pembuatan DP3; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

Pasal 22

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Bupati ini, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. mengoordinasikan penyusunan program dan anggaran;

b. menganalisa dan menyusun rumusan penyelenggaraan perencanaan program dan anggaran;

c. menyiapkan, menyusun, mengolah, meneliti laporan akuntabilitas capaian kinerja dan keuangan;

d. melaksanakan administrasi keuangan meliputi verifikasi, pembukuan, perbendaharaan dan gaji;

e. menyusun dan melakukan usul perubahan anggaran;

f. melaksanakan pengendalian anggaran, penerimaan kas, pengeluaran kas, investasi dan utang piutang;

(10)

g. menyiapkan evaluasi dan monitoring penatausahaan perencanaan dan keuangan;

h. menyiapkan pengembangan sistem dan prosedur akuntansi; dan

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

Pasal 23

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Kepala Sub Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. mengoordinasikan rencana kegiatan ketatausahaan umum;

b. menyiapkan, menyusun, meneliti dan melaksanakan administrasi surat-menyurat sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. menggandakan dan mendistribusikan surat-menyurat;

d. melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi perjalanan dinas;

e. mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi untuk kepentingan masyarakat;

f. melaksanakan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor;

g. menyiapkan dan menyusun daftar inventaris, arsip dan dokumentasi; .

h. melaksanakan pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan; dan

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris.

Pasal 24

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Kepala Bidang Ketersediaan Pangan mempunyai tugas sebagai berikut:

a. pemberian pelayanan administrasi di lingkungannya;

b. penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas ketersediaan pangan;

d. penyelenggaraan urusan sumberdaya pangan; dan e. penyelenggaraan urusan pengambangan cadangan

pangan.

(11)

Pasal 25

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Kepala Sub Bidang Sumber Daya Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. mengumpulkan, menyusun dan membuat data/bahan potensi dan pemanfaatan sumberdaya pangan di daerah;

b. menganalisis, mengolah dan menyusun secara periodik ketersediaan pangan dan pangan strategis;

c. membuat identifikasi pangan pokok;

d. membuat prognosa tingkat ketersediaan dan kebutuhan pangan wilayah;

e. memfasilitasi pengembangan kelembagaan pangan masyarakat;

f. membuat Neraca Bahan Makanan (NBM);

g. menyusun peramalan situasi pangan;

h. membuat dan menyusun laporan kegiatan; dan

i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Pasal 26

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Kepala Sub Bidang Pengembangan Cadangan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. mengumpulkan, menyusun dan membuat data/bahan pengembangan cadangan pangan wilayah;

b. menganalisis, mengolah dan menyusun analisis cadangan pangan dan pembinaan pengembangan kelembagaan cadangan pangan;

c. memfasilitasi pengembangan kelembagaan cadangan pangan masyarakat;

d. membuat laporan perkembangan cadangan pangan pokok masyarakat secara periodik; dan

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Pasal 27

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kepala Bidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas sebagai berikut

a. pemberian pelayanan administrasi di lingkungannya;

b. penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

(12)

c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas distribusi dan harga pangan;

d. penyelenggaraan urusan distribusi pangan; dan e. penyelenggaraan urusan akses dan harga pangan.

Pasal 28

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bidang Distribusi Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas;

b. menyusun identifikasi pemantauan dan pengamanan distribusi pangan;

c. membuat pengembangan sistem jaringan dan pola distribusi pangan serta menyusun peta distribusi komoditas pangan;

d. melakukan pengelolaan penyaluran komoditas pangan strategis serta perumusan kebijakan antar kabupaten/kota;

e. menyusun pembinaan lumbung pangan di kabupaten/kota dalam pengembangan distribusi pangan;

f. membuat pengembangan kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan;

g. membuat dan menyusun laporan kegiatan; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Pasal 29

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 14, Kepala Sub Bidang Akses dan Harga Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. melaksanakan pelayanan administrasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas;

b. membuat perkembangan harga komoditas pangan secara regular;

c. menganalisis perkembangan harga pangan baik antar waktu maupun antar wilayah;

d. melakukan pemantauan dan pengamanan kebijakan harga dasar gabah serta harga bahan pangan lainnya dalam rangka distribusi pangan;

e. melaksanakan identifikasi dan pengembangan infrastruktur akses pangan;

(13)

f. membuat dan menyusun laporan kegiatan; dan

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Pasal 30

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Kepala Bidang Konsumsi Pangan mempunyai tugas sebagai berikut:

a. pemberian pelayanan administrasi di lingkungannya;

b. penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas konsumsi pangan;

d. penyelenggaraan urusan teknologi pangan; dan

e. penyelenggaraan urusan penganekaragaman konsumsi pangan.

Pasal 31

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kepala Sub Bidang Teknologi Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas;

b. melakukan pengembangan teknologi pengolahan pangan alternatif khas daerah;

c. identifikasi dan pengumpulan bahan/informasi teknologi pangan yang diterapkan industri rumah tangga serta masyarakat umumnya;

d. membuat bahan rekomendasi dan sosialisasi teknologi terapan pengolahan pangan alternatif khas daerah yang padat gizi di masyarakat;

e. melakukan monitoring dan fasilitasi penerapan teknologi pengolahan pangan alternatif khas daerah (pangan lokal) pada industri rumah tangga;

f. melaksanakan uji coba dan rekayasa ulang teknik pengolahan pangan lokal untuk menghasilkan produk olahan pangan yang bergizi;

g. menyusun pengembangan makanan tradisional daerah dan makanan khas nusantara;

h. membuat bahan pembinaan, sosialisasi dan pengawasan mutu makanan jajanan;

i. membuat dan menyusun laporan kegiatan; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(14)

Pasal 32

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Kepala Sub Bidang Keanekaragaman dan Konsumsi Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. melaksanakan pelayanan administrasi dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas;

b. menyusun identifikasi jenis dan kemampuan penyediaan pangan lokal dalam rangka pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi;

c. membuat bahan/data untuk pelaksanaan gerakan percepatan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi berbasis pangan lokal;

d. melaksanakan peningkatan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi aktif mengembangkan Penganekaragaman konsumsi sesuai potensi wilayah;

e. mengumpulkan dan menghimpun bahan/data dan penyusunan rumusan Pola Pangan Harapan (PPH);

f. melaksanakan pemantauan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi berdasarkan pola pangan harapan;

g. menyusun optimasi pemanfaatan pekarangan dan potensi sumberdaya pangan lainnya dalam pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi masyarakat;

h. membuat bahan informasi/data serta analisis pola konsumsi pangan dan gizi masyarakat;

i. membuat bahan dalam rangka penyusunan pola bimbingan/penyuluhan dan sosialisasi penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi masyarakat;

j. menyusun petunjuk teknis gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi;

k. membuat dan menyusun laporan kegiatan; dan

l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Pasal 33

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Kepala Bidang Keamanan dan Kerawanan Pangan mempunyai tugas sebagai berikut a. pemberian pelayanan administrasi di lingkungannya;

b. penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

(15)

c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas keamanan dan kerawanan pangan;

d. penyelenggaraan urusan mutu dan kemanan pangan;

dan

e. penyelenggaraan urusan kewaspadaan kerawanan pangan.

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Sub Bidang Mutu dan Keamanan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas;

b. menyusun bahan/informasi dalam rangka penyusunan kegiatan keamanan pangan;

c. melaksanakan pengendalian standarisasi mutu dan keamanan pangan;

d. melakukan pengujian monitoring dan pelaporan mutu dan keamanan pangan;

e. menyusun fasilitasi terwujudnya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang mutu keamanan pangan;

f. melaksanakan sosialisasi standar dan hasil pengujian mutu keamanan pangan;

g. membuat dan menyusun laporan kegiatan;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Pasal 35

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Kepala Sub Bidang Kewaspadaan Kerawanan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas;

b. membuat bahan/informasi dalam rangka penyusunan kegiatan;

c. menyusun rencana pengembangan kewaspadaan pangan dan gizi;

d. menyusun petunjuk teknis sistem kewaspadaan pangan dan gizi dan penanganan kerawanan pangan dan gizi;

e. membuat dan mengumpulkan data, pengolahan dan penyusunan peta kerawanan pangan;

(16)

f. memfasilitasi kegiatan pemberdayaan daerah rawan pangan;

g. melaksanakan pemantauan daerah rawan pangan dan gizi;

h. melaksanakan fasilitasi dan koordinasi terwujudnya pengembangan dan pelaksanaan sistem kewaspadaan pangan dan gizi di wilayah;

i. membuat dan menyusun laporan kegiatan; dan

j. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.

BAB III TATA KERJA

Pasal 36

(1) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing- masing.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan.

(3) Setiap pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

(17)

(6) Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(7) Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing, wajib mengadakan rapat berkala.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 37

(1) Di lingkungan badan ketahanan pangan dapat ditetapkan jabatan fungsional berdasarkan keahlian dan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

(2) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

(3) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(4) Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk.

(5) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(6) Jenis dan jenjang jabatan fungsional di atas diatur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

BAB IV PEMBIAYAAN

Pasal 38

Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta subsidi perimbangan keuangan pemerintah atau bantuan dari pemerintah / provinsi serta sumber-sumber lain yang sah.

(18)

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 39

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Ditetapkan di Boroko

Pada tanggal 23 Oktober 2014

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

DEPRI PONTOH Diundangkan di Boroko

Pada tanggal 23 Oktober 2014 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd

REKY POSUMAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2014 NOMOR 32

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Bolaang Mongondow Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Wewenang Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Izin Gangguan dan Retribusi Izin Gangguan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Jasa umum ini disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan kemanfaatan umum serta orang pribadi atau badan dengan membayar Retribusi Pengganti Biaya Cetak

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Berita Negara

Seksi Perencanaan dan Pelaksanaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dalam menyiapkan

(3) Pendapatan yang disetor ke Kas Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya yang berasal dari pendapatan

Besaran pokok Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dengan dasar