• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pandangan Umum Bank

Dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap orang tahu apa yang disebut bank, dan orang dapat menunjukan mana bank dan mana bukan bank. Tapi apa yang dimaksud dengan bank dan apa yang menjadi tanda bahwa sesuatu itu adalah bank, maka hal ini menjadi suatu pertanyaan apakah setiap orang dapat mengetahui atau mengerti akan maksud itu. Namun pengertian setiap orang akan berbeda, disamping karena perbedaan situasi dan kondisi dari suatu negara, juga karena bank merupakan perusahaan yang dinamis, sehingga gambaran tentang bank pada masa yang lalu dengan masa sekarang mengalami perubahan. Di sini di kutip pendapat dari beberapa ahli dan menurut undang-undang mengenai pengertian bank :

- Person, ahli ekonomi dari Belanda, menyatakan " bank adalah badan yang menerima kredit ", maksudnya adalah badan yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan.

Untuk mengelola simpanan dari masyarakat dan membayar biaya operasional bank, maka bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk investasi, untuk keperluan spekulasi dan memberikan kredit secara besar- besaran kepada bank-bank lain atau pemerintah. Dengan investasi dimaksudkan ikut ambil bagian dalam kegiatan perusahaan, dengan demikian memperoleh bagan kentungan berupa deviden atau tingkat bunga. (Rahardja; 1997: 65)

6

(2)

-

Somary, seeorang bankir, memberikan definisi “bank adalah badan yang aktif memberikan kredit kepada nasabah, baik dalam bentuk kredit berjangka pendek, berjangka menengah dan panjang”. (Rahardja; 1997:

65 )

Dana yang diperlukan dalam pemberian kredit tersebut berasal dari (a) modal yang disisihkan dari anggaran belanja negara untuk bank pemerintah, dan (b) modal saham untuk bank swasta. Apabila modal yang disetor tersebut tidak mencukupi kebutuhannya, maka bank dapat melakukan pengumpulan dana

kredit likuiditas dari Bank Sentral,

pinjaman dari bank-bank dalam negeri dan luar negeri, menerbitkan saham baru,

menerbitkan obligasi, menerbitkan sertifikat bank.

Keuntungan bank semacam ini diperoleh dari selisih bunga dari kredit yang diterima ( kredit likuiditas, pinjaman bank, obligasi dan sertifikat bank).

G. M. Verrijn Stuart memberikan definisi bahwa bank adalah badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain, atau dengan jalan mengeluarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”.

Dengan demikian, bank adalah badan yang menerima kredit( berupa giro, deposito dan tabungan ), memberikan kredit (baik jangka pendek, menengah maupun panjang) serta memberikan jasa-jasa bank lainnya

(3)

berupa kiriman uang atau transfer, wesel, letter

of

credit, bank garansi, dan sebagainya. Keuntungan dan bank semacam ini adalah dari hasil selisih bunga dan komisi atas jasa-jasa bank yang diberikan. (Rahardja;1997: 65) Di Indonesia, pengertian atau definisi bank diatur dalam peraturan pemerintah No. 1 tahun 1965 serta Undang-undang perbankan No.14 tahun 1967 :

Peraturan Pemerintah No. I tahun 1965.

Yang dimaksud dengan bank adalah semua perusahaan dan badan-badan, tidak memandang bentuk hukumnya, yang secara terang-terangan menawarkan diri atau sebagian besar melakukan usaha-usaha guna menerima uang dalam deposito atau dalam rekening koran dan juga mengadakan usaha-usaha untuk memberikan kredit atas tanggungan sendiri. (Rahardja; 1 997 : 66)

Undang-undang pokok perbankan No. 14 tahun1967.

Yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu-lintas pembayaran dan peredaran uang. (Rahardja; 1997: 66)

-

-

Sebenarnya pada hakekatnya hampir sama dengan pendapat G.M. Verrijn Stuart.

Istilah bank sendiri berasal dari bahasa Italia, Banca, yang berarti meja yang digunakan oleh para penukar uang di pasar. Pada dasarnya, bank maupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu-lintas pembayaran.( Rahardja; 1 997: 66)

(4)

2. Pengertian Kredit.

Kata kredit berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya atau to Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan (faith).(Tjoekam, I 999: 1 )

Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberi nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dan debitur (pemohon atau pengguna kredit). Kredit dalam arti umum ada dua yaitu : commercial loan dan consumer's loan.

-

commercial loan adalah kredit yang diberikan kepada seseorang atau

badan usaha, sehingga kredit itu mampu memperbaiki atau mengembangkan kinerja usaha debitur, bahkan jika mungkin dapat menciptakan backforward dan forward linkage dan seterusnya dapat membawa efek berganda yang bersifat positif (multiplier effect).

Penggunaan jenis kredit ini adalah untuk usaha-usaha produktif (kredit investasi dan kredit modal kerja), yang dapat mendukung sektor nil dalam kehidupan perekonomian masyarakat.

merupakan kredit yang diberikan bukan untuk kegiatan usaha yang produktif, tetapi untuk penggunaan yang bersifat konsumtif, namun mampu meningkatkan taraf hidup dan memperkuat daya beli

-

(5)

peminjam, yang secara tidak langsung mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor riil. (Tjoekam, 1999: 10)

Setelah mengetahui jenis kredit secara umum maka perlu juga mengetahui jenis kredit yang perlu dihindari. Tidak semua sektor ekonomi dan kegiatan usaha dapat dibantu pembiayaannya dengan kredit, karena ada diantaranya yang justru perlu dihindari, antara lam:

- Kredit untuk tujuan spekulasi (perjudian) Kredit untuk usaha tanpa informasi keuangan.

Kredit untuk usaha yang memerlukan keahlian khusus, dimana bank tidak punya.

Kredit untuk usaha yang telah bermasalah atau macet atau plafondering.

(Tjoekam, 1999 1 5 )

- -

-

2.1. Persyaratan Pengajuan Kredit

Dalam pengajuan kredit terdapat suatu persyaratan yang menjadi dasar supaya pengajuan untuk dapat di proses. Persyaratan tersebut meliputi :

I . Stirat keterangan perusahaan : gaji, lama kerja, jabatan, checking

personal.

2. KTP( Kartu Tanda Penduduk) 3 . Surat ganti nama

4. Surat nikah/belum 5 .

6. Sertifikat rumah, IMB, PBR Laporan rekening koran 3 bulan.

(6)

7. NPWP perusahaan atau SPPT ( bila calon debitur adalah seorang pegawai) atau (bila pengusaha memiliki debitur dapat memakai NPWP sendiri) dan SIUP perusahaan.

Semua persyaratan di atas harus dipenuhi untuk langkah awal pengajuan kredit agar dapat diproses ke tahap selanjutnya. Surat keterangan itu gunanya untuk mengetahui bagaimana kinerja calon debitur, lama kerja, loyalitas, dan bagaimana debitur. Sedangkan KTP sebagai pembuktian identitas debitur kepada bank. Surat ganti nama untuk melihat nama yang dipakai oleh debitur dalam rekening dan KTP apakah sesuai. Surat nikah digunakan sebagai pelengkap data personal bersangkutan sebagai penjamin kredit nantinya ( bila sudah menikah dan dalam hal ini istri juga harus bersedia atau ikut untuk menanda tangani surat perjanjian kredit sebagai penjamin). Laporan rekening 3 bulan terakhir untuk mengetahui kondisi keuangan calon debitur tersebut. Sertifikat rumah dijadikan sebagai bukti tempat tinggalnya atau bukan dan juga untuk melihat jaminan (survei jaminan) yang dimilikinya serta mengetahui berapa lama dia telah tinggal ditempat itu. NPWP untuk memastikan dia sebagai wajib pajak dan merupakan data pelengkap untuk diketahui oleh bank serta digunakan nantinya dalam membuka rekening giro di bank tersebut.

Proses bank dilanjutkan setelah pihak kreditur menyetujui persyaratan yang diberikan calon debitur maka Bank selanjutnya akan melakukan analisa kredit yang nantinya akan dilanjutkan dengan penyusunan proposal kredit.

(7)

2.2. Proses Analisa Kredit

Varibel 5C yang menjadi konsep pemrosesan kredit yang di dalam analisa kredit terdiri dari character, capacity, capital, colatterul, condition. Diketahui bahwa dalam persyaratan di atas diminta tentang surat keterangan perusahaan maka kini calon debitur akan dianalisis oleh AO (Account Officer) yaitu tentang:

2.2.1. Karakter

Karakter adalah sifat seseorang dalam perilaku atau tindakannya sehari-hari namun yang dimaksud disini adalah karakter calon peminjam atau debitur. Jadi bagaimana karakter calon debitur maka bank perlu mengetahiunya dengan cara :

2.2. I . I . Analisa karakter

Calon debitur akan diandlisis di lapangan oleh Account Officer untuk dapat mengetahui kualitasnya selama ini. Contohnya bagaimana karakter calon debitur dalam membayar hutang dagangnya, dalam menabung, dan bagaimana cara berdagangnya apakah pernah merugikan supplier lainnya atau tidak. Dengan demikian pihak bank atau Account officer dapat memutuskan, apakah permohonan calon debitur dapat diteruskan atau tidak. Karma karakter merupakan hal yang menjadi titik berat untuk dapat diproses permintaan kreditnya. Informasi tentang karakter debitur dapat diperoleh lewat informasi sesama AO (Account Officer) dari bank lain.

Juga dapat dipertanyakan kepada nasabah bank yang memiliki jenis usaha yang sama dengan calon debitur. Selain kepada sesama pedagang dapat juga menanyakan kepada supllier atau mitra pedagang pemohon.

(8)

2.2.2. Kapasitas

Kapasitas di sini adalah gambaran mengenai kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, kemampuan debitur untuk mencari dan mengkombinasikan resources yang terkait dengan bidang usaha, kemampuan memprodiksi barang dan jasa yang dapat memenuhi tuntiitan kebutuhan konsumen atau pasar. Disamping itu juga kemampuan mengantisipasi variabel dari cashflow usaha, sehingga cashflow tersebut dapat menjadi sumber pelunasan kredit yang utama dan pembayarannya sesuai dengan jadwal yang ditetapkan bersama

2.2.2.1. Analisa kapasitas

Jadi setelah karakternya maka bank akan melakukan analisis melalui AO (Account Officer) untuk mengetahui kapasitas calon debitur dalam pekerjaannya atau dalam manajemen perusahaan itu apakah dapat memenuhi segala kewajibannya secara rutin dan pada saat jatuh tempo nantinya. Bank melakukan analisa kemampuan pihak manajemen calon debitur mengoperasikan perusahaannya. Kapasitas ini menunjukan kemampuan riil dari perusahaan untuk merealisasikan rencana yang telah dibuatnya. Kapasitas ini dapat dibaca melalui laporan keuangan yang disediakan perusahaan, seperti kondisi likuiditas (kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo), rentabilitas (kemampuan perusahaan

(9)

perusahaan untuk mencapai laba dari hasil operasinya) atau juga dapat dari daftar riwayat hidup calon debitur dan lainnya. Bank memandang kapasitas calon debitur tersebut harus bagus. Karena bank mengharapkan debitur mampu untuk mengembalikan pinjaman dan tidak perlu untuk sampai menyita jaminan bila nantinya terjadi kegagalan pembayaran pinjaman kredit. Bagi bank kapasitas inilah yang menjadi patokan pengembalian pin-jaman bukan ditekankan pada jaminan. Tetapi jaminan merupakan langkah terakhir bagi bank bila keadaan mendesak saat terjadi kegagal an pembayaran.

2.2.3. Kapital

Kapital adalah modal usaha yang dimiliki oleh calon debitur baik itu current asset (aktiva lancar), current liabilites ( hutang lancar), long term assets (modal jangka panjang), long term liabilities (hutang jangka panjang).

2 2 3. I Analisa kapital

Dikenal dengan modal analisis ini untuk mengetahui bagaimana struktur keuangan perusahaan meliputi cadangan maupun laba yang ditahan (bila perusahaan), namun bila perorangan melihat apakah ada sumber pekerjaan sampingan yang dilakukannya. Ini untuk mengetahui tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Kapital dapat dilihat melalui rekening koran debitur, dengan melihat itu bank dapat masukan bagaimana keadaan aktifitas debitur. Apakah sering menabung

atau tidak dan besarnya nilai tabungan juga menjadi pertimbangan.

(10)

2.2.4. Kolateral

Kolateral adalah jaminan tambahan untuk pengajuan kredit dan mempertinggi tingkat keyakinan bank. Agunan atau kolateral ini dibutuhkan bila bank menganggap aspek-aspek yang mendukung usaha debi tur lemah.

2.2.4. I. Analisa kolateral

Dan analisis yang menjadi pertimbangan selanjutnya merupakan agunan.

Hal ini meliputi penilaian terhadap agunan yang diberikan calon debitur sebagai jaminan kredit yang akan diberikan oleh bank. Dari semua variabel konsep 5C yang menjadi pertimbangan adalah variabel kolateral ini memberikan jaminan kredit tersebut. Namun bagaimanapun juga karakter calon debitur tersebut hal yang terutama. “Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan.”( Jusuf, 1 997: 1 73 ). Bila ada keraguan akan integritas dan itikad baik dari debitur , anda tidak perlu capek-capek melakukan analisis yang lain lagi.” “Jangan sampai bank kesulitan gara-gara dah debitur-debitur nakal”(Jusuf, 2000:278-279).

Karena kolateral merupakan hal yang menjadi pertimbangan terakhir untuk jalan keluar bank dalam mempertimbangkan pemberian kredit.

Kolateral itu sendiri dapat berupa:

Uang tunai

Jaminan uang tunai ini dapat muncul dalam beberapa bentuk antara lain dalam bentuk setoran jaminan untuk pembukaan Bank

(11)

Garansi, L/C, dan sebagainya. Uang yang disetor oleh nasabah akan “disimpan” oleh bank sampai saat yang dibutuhkan. Bank tidak memberikan bunga atas setoran anggunan ini.

Deposito Berjangka atau sertifikat Deposito

Kedua jenis anggunan ini (deposito berjangka atau sertifikat deposito) termasuk cash collateral dan merupakan salah satu jenis agunan yang “paling disukai” bank karena sifatnya yang amat likuid. Penyerahan agunan dilakukan secara gadai, yakni debitur menyerahkan bilyet depositonya kepada bank disertai Surat Gadai dan Surat Kuasa Pencairan Deposito. Bank akan melakukan pemblokiran terhadap deposi to yang dijaminkan supaya tidak dapat dicairkan oleh siapapun sampai dicabut kembali oleh bank.

dan Bank Garansi

(yang pada dasarnya merupakan bank garansi) juga dapat diterima oleh bank sebagai agunan dengan catatan L/C tersebut dikeluarkan oleh bank yang cukup bonafide (dalam penilaian bank penerima agunan). Agunan ini termasuk agunan yang solid dan likuid karena untuk mencairkan agunan ini bank cukup melakukan klaim ke bank penerbit.

Logam Mulia

Umumnya bank juga dapat menerima logam mulia sebagai agunan dan termasuk agunan yang likuid(mudah dicairkan). Penyerahan agunan cukup dilakukan dibawah tangan secara gadai.

(12)

Tanah dan Bangunan

Ini merupakan agunan yang umum sebagai jaminan dan paling banyak diterima, terutama untuk kredit usaha karena merupakan agunan yang solid. Tapi dalam penerimaan agunan ini

akan

melalui prosedur yang berbeda dengan agunan yang lain dalam persetujuan aguan ini.

Kendaraan Bermotor

Merupakan jaminan yang berbentuk cicilan atau bentuk kredit kendaraan bermotor pada umumnya. Dalam agunan untuk modal kerja ini merupakan agunan tambahan.

Mesin-Mesin dan Persediaan Barang

Untuk jaminan atau agunan ini merupakan agunan yang bersifat sebagai jaminan tambahan yang diberikan debitur dan untuk pengikatan jaminan ini dilakukan dengan notarial.

Agunan Pribadi dan Agunan perusahaan

Jaminan ini merupakan hal yang berguna bila nantinya debitur tidak dapat menyelsaikan pembayaran pinjaman maka sebagai gantinya maka pribadi yang menjamin pada saat perjanjian dilakukan. Untuk perusahaan yang menjamin debitur juga akan terkena pelimpahan tanggung jawab pembayaran tersebut.

2.2.5. Kondisi

Kondisi disini adalah kegiatan usaha debitur mampu mengikuti fluktuasi ekonomi baik dalam negeri maupun luar negeri, dan usaha masih mempunyai prospek

(13)

kedepan selama kredit masih digunakan oleh debitur. Jika dapat, lebih 3 tahun ke depan kegiatan bidang usaha masih layak dan prospektif.

2.2.5. I . Analisa kondisi

Hal ini meliputi analisis terhadap variabel makro yang melingkupi perusahaan baik variabel regional, nasional, maupun internasional. Hal yang dimaksud bagaimana keadaan politik dan ekonomi maupun perundang-undangan negara serta perbankan yang berlaku saat itu. Dalam hal ini ditekankan bila keadaan yang ada, tidak memungkinkan bank untuk melakukan persetujuan kredit. Seperti yang diketahui beberapa saat yang lalu terjadi gejolak ekonomi yang bersifat negatif dan membuat nilai tukar rupiah menjadi rendah. Hal yang seperti itu maka perbankan

akan

menolak setiap bentuk kredit investasi maupun kredit konsumtif.

2.3. Variabel Analisa Kredit

Dari konsep analisa kredit di atas maka dapat dilihat hubungan yang dimana variabel dari analisa kredit sangat mempengaruhi persetujuan kredit tersebut. Namun disini yang ditekankan adalah analisa secara kualitatif (konsep 5C). Karena analisa kualitatif (konsep 5C) akan menjadi dasar suatu kredit itu

akan dianalisa secara kuantitatif. Dalam pengajuan permohonan kredit baik kredit KPR ( kredit pemilikan rumah ) ataupun kredit untuk konsumtif lainnya juga akan melalui analisa kredit.

(14)

Setelah Account officer mempelajari data yang diajukan oleh calon debitur, maka akan dilakukan pertemuan dan peninjauan anggunan yang diberikan untuk melakukan persetujuan atau penolakan pengajuan kredit tersebut. Apabila disetujui akan dilakukan proses analisa kredit yang dimana data akan dicari atau dikumpulkan oleh AO (Account officer) sendiri bukan berdasarkan data dari calon debitur tersebut.

Karena data yang diperoleh dari lapangan akan dicocokan dengan data dari calon debitur dari itu seseorang AO (Account officer) telah dapat melihat kebenaran data yang diberikan. Meskipun pengertian kredit dari bahasa latinnya adalah “trust” yang berarti percaya (Tjoekam,l999 : 1 ) namun secara ekonomi kepercayaan timbul karena kebenaran yang ada. Maka dari analisis inilah yang akan memberikan sumbangan terbesar dalam penyusunan proposal. Proposal dibuat setelah dilakukan analisa kredit ini dan akan dipakai untuk dibahas dalam komite kredit (komite yang terdiri dari pejabat bank itu sendiri).

Dari kenyataan ini dapat dikatakan bahwa proposal mempenganuhi akan bagaimana kredit itu disetujui atau cair, karena komite kredit memperoleh gambaran tentang calon debitur itu dari proposal tersebut. Bila data proposal tidak dapat meyakinkan komisi kredit maka sudah pasti pengajuan kredit akan ditolak oleh bank. Ini berarti hubungan 5C dan proposal merupakan hal yang erat sekali karena data kualitatif ini menjadi pertimbangan yang paling besar dalam proposal bila calon debitur tidak pernah mengajukan kredit sebelumnya di bank itu.

(15)
(16)

istilah analisis kredit. Disinilah yang menjadi titik berat pada penelitian untuk mengungkapkan dalam analisis yang manakah seorang AO

akan menitik beratkan untuk pengambilan kepiitusan persetujuan kredit. Atas dasar itu, penulis perlu menganalisa terhadap bank apakah mempengaruhi pengambilan kepiitusan pemberian kredit yang berdasarkan 5C itu atau tidak mempengaruhi. Selain itu penulis perlu pula melakukan pengujian akan variabel yang dominan dan menjadi dasar marketing maupun Account officer memproses lebih lanjut akan permohonan calon debitur. Bila dalam penganalisaan kredit ini dirasakan adanya kekurangan data, maka akan kembali dalam tahap sebelumnya yaitu pengumpulan data. Hasil analisis kredit

akan

dituangkan dalam proposal kredit yang akan diajukan ke komite kredit untuk memperoleh persetujuan kredit Bila pengajuan tersebut disetujui, maka akan dilakukan pengumpulan data pelengkap yang umumnya terdiri dari persyaratan legal sebelum pengikatan kredit atau agunan dapat dilakukan.

2.4. Hipotesis

Suatu dasar dilanjutkannya proses kredit atau pemberian kredit adalah analisis kredit (5C) yang dominan dalam mempengaruhi bank dalam melakukan persetujuan kredit. Dengan mengetahui variabel dominan dari analisa variabel 5C dan pengetahuan apakah ada perbedaan pada setiap bank dalam memproses permohonan kredit, itu akan membantu calon debitur dalam mengajukan kredit.

(17)

Maka penulis mengambil beberapa hipotesa sebagai panduan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:

1 . Diduga setiap bank tidak memiliki perbedaan dalam memproses persetujuan kredit bila ditinjau dari variabel 5C.

2. Diduga variable karakter merupakan hal yang menjadi pertimbangan penting dalam persetujuan permohonan kredit.

Referensi

Dokumen terkait

dapat dianggarkan, apabila penyediaan anggaran dimaksud digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai masa

Dengan demikian, pengecekan terhadap jarak pandang vertikal harus dilakukan dari berbagai lokasi auditorium untuk memastikan setiap posisi kursi penonton dapat

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK MESTIKA

8 248 2-Amino-4-hydroxy- ethylaminoanisole (INCI) CAS No 83763-47-7 dan garam sulphatenya 2-Amino-4-hydroxy- ethylaminoanisole sulphate (INCI) CAS No 83763-48-8

Berikut ini diuraikan tiap-tiap fungsi dari mitos Keris Ki Baru Gajah dalam kedua tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Kecamatan Kediri sebagai implementasi

RESEACH METHODOLOGY ... Research Design ... Data and Data Sources ... Data Collection Technique ... Data Analysis Technique ... Gender Inequality Conflicts in Sweat and The

1 Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk dalam peringkat SWA100.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau