• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLIDARITAS SOSIAL PETANI RUMPUT LAUT TERHADAP PEMENUHAN NAFKAH RUMAH TANGGA MASYARAKAT KELURAHAN BIRINGKASSI KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SOLIDARITAS SOSIAL PETANI RUMPUT LAUT TERHADAP PEMENUHAN NAFKAH RUMAH TANGGA MASYARAKAT KELURAHAN BIRINGKASSI KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)SOLIDARITAS SOSIAL PETANI RUMPUT LAUT TERHADAP PEMENUHAN NAFKAH RUMAH TANGGA MASYARAKAT KELURAHAN BIRINGKASSI KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO. SKRIPSI. Oleh: Ernawati 105381101917. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021. i.

(2) ii.

(3) iii.

(4) iv.

(5) v.

(6) MOTTO. Halangan dan rintangan bukanlah hambatan bagi saya itu hanyalah serpihan tangga menuju yang lebih tinggi maka dari itu saya siap menerima halangan apapun itu, walaupun halangan tersebut sangat berat. PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karya ini kepada tetangga-tetanggaku di kampung yang selalu menanyakan kapan saya selesai, dan ini lah waktunya. vi.

(7) ABSTRAK Ernawati 2021 Solidaritas Sosial Petani Rumput Laut Terhadap Pemenuhan Nafkah Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Universitas Muhammadiyah Makassar Pembimbing I Kaharuddin dan Pembimbing II Lukman Ismail. Penelitian ini bertujuan Untuk memahami bentuk solidaritas petani rumput laut dalam pemenuhan nafkah rumah tangga Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan beberapa informan dengan metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Bentuk solidaritas petani rumput laut ada 2 bagian yang pertama Gotong royong dimana sistem tersebut masih diterapkan dengan baik karena pada dasarnya tidak ada manusia yang tidak membutuhkan bantuan orang lain dan cara pera petani rumput laut dalam mempertahankan budaya rumput laut dengan cara saling membantu sesama petani dengan tujuan agar para petani dapat bertahan dalam jangka yang panjang dan yang kedua Kerjasama dimana para petani rumput laut masih menerapkan sistem kerjasama dimana hal tersebut juga dapat dimanfaatkan para petani dalam berbagi pengetahuan untuk megembangkan budidaya rumput laut. Kemudian Sudut Pandang solidaritas sosial petani rumput laut dalam pemenuhan nafkah rumah tangga Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto dimana sudut pandang para petani rumput laut yaitu lebih menjuru ke kebutuhan hidup yaitu pekerjaan yang dapat menghidupi keluarga mereka yaitu dengan cara bertani karena wilaya mereka memang lebih cocok ke wilayah produksi rumput laut dan juga para petani dapat melakukan kerjasama dengan baik disebabkan karena memiliki sudut pandang bahwa pekerjaan dalam mengolah hasil panen rumput laut akan mudah bila dikerjakan bersama sama Kata Kunci : Solidaritas, Petani Rumput Laut. vii.

(8) ABSTRACT Ernawati 2021 Social Solidarity of Seaweed Farmers towards Fulfillment of Household Livelihoods for the Community of Biringkassi Village, Binamu District, Jeneponto Regency, Muhammadiyah University Makassar Supervisor I Kaharuddin and Supervisor II Lukman Ismail. This study aims to understand the form of solidarity of seaweed farmers in fulfilling household income. This research is a qualitative descriptive study using several informants with data collection methods using observation, interviews, documentation, and analyzed descriptively qualitatively. The results showed that the form of solidarity of seaweed farmers was divided into 2 parts, the first is Gotong royong where the system is still well implemented because basically there is no human who does not need the help of others and the way seaweed farmers act in maintaining seaweed culture is by helping each other. fellow farmers with the aim that farmers can survive in the long term and secondly Cooperation where seaweed farmers are still implementing a cooperative system where this can also be used by farmers in sharing knowledge to develop seaweed cultivation. Then the point of view of social solidarity of seaweed farmers in fulfilling household livelihoods in Binamu District, Jeneponto Regency where the point of view of seaweed farmers is more towards the necessities of life, namely jobs that can support their families, namely by farming because their area is indeed more suitable for production areas. seaweed and farmers can work together well because they have the point of view that the work in processing seaweed harvests will be easy if done together Keywords: Solidarity, Seaweed Farmers. viii.

(9) KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan motivasi beserta do’a kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini tidak hanya terletak pada diri peneliti semata tetapi tentunya banyak pihak yang memberikan sumbangsi khususnya kepada kedua orang tuaku teristimewa Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan segala pengorbanannya tidak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk bagi mereka yang merupakan dorongan yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan bapak Erwin Akib, M,Pd., Ph.D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak ketua Prodi Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Drs. H. Nurdin, M,Pd dan Sekretaris Prodi Pendidikan Sosiologi Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph,D beserta seluruh stafnya yang selalu memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi, Dr. Kaharuddin, S.Pd., M.Pd, Phd sebagai pembimbing I dan bapak Lukman Ismail, S.Pd. M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa pula seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas. ix.

(10) Muhammadiyah Makassar, serta seluruh teman-teman Pendidikan Sosiologi 17 A yang senantiasa mengisi hari-hari penulis menjadi sangat menyenangkan, Akhir kata, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.. Billahi. Fii. sabililhaq,. fastabiqul. khairat,. Wassalamu'alaikum. Warahmatullahi Wabarakatuh. Makassar, agustus 2021. x.

(11) DAFTAR ISI. SAMPUL ................................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv SURAT PERJANJIAN .........................................................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................8 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................9 E. Definisi Operasional ..................................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................11 A. kajian Konsep .............................................................................................. 11 B. Kerangka pikir ............................................................................................. 39 C. Penelitian relevan ...................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................42 A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 42 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 43 C. Fokus Penelitian .......................................................................................... 44. xi.

(12) D. Informan Penelitian ..............................................................................44 E. Jenis dan Sumber Data .........................................................................45 F. Instrumen Penelitian .............................................................................46 G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................46 H. Teknik Analisis Data ............................................................................47 I. Teknik Keabsahan Data ........................................................................48 J. Etika Penelitian .....................................................................................50 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ................................................. 51 A. Sejarah Kabupaten Jeneponto ..................................................................... 51 B. Sejarak Kecamatan Bimanu kecamatan Jneponto .................................. 53 C. Keadaan Sosial.............................................................................................. 55 D. keadaan Pendidikan...................................................................................... 58 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 61 A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 61 B. Pembahasan .................................................................................................. 81 BAB VI PENUTUP ..................................................................................................... 88 A. Kesimpulan .................................................................................................. 88 B. Saran ............................................................................................................ 89 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................91. xii.

(13) 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya memiliki dua kepentingan, yaitu kepentingan individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial yang ingin memenuhi kebutuhan bersama. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa bergaul dan melakukan hubungan satu sama lain, sehingga terjadinya saling tolong menolong dalam kehidupan sehari-hari sejak jaman nenek moyang sampai sekarang tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, dan memiliki kehidupan dalam berbagai aspek, manusia hidup dalam kelompok-kelompok untuk bertahan hidup dan saling membangun kepercayaan melalui hubungan sosial (Narwoko,2007). Kelompok yang memiliki hubungan sosial yang kuat biasanya terjadi kelompok yang besar dan kuat. Mereka harus menjaga hubungan sosial bila ingin terus bertahan hidup apabila mereka tidak menjaga hubungan sosialnya maka harus siap-siap di singkirkan (Narwoko, 2007). Dalam memiliki hubungan masyarakat, interaksi merupakan salah satu syarat utama dalam bersosialisasi. Manusia dalam kedudukanya sebagai makhluk sosial senantiasa berinteraksi dengan manusia lain dalam mewujudkan kebutuhan hidupnya. interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi antar hubungan sosial, hubungan yang dinamis antara orang dengan perseorangan, perseorangan dengan kelompok, dan antar kelompok dengan. 1.

(14) 2. kelompok (Sitoresmi, 2019). Adaptasi masyarakat diartikan sebagai satu penyesuaian dari terhadap lingkungan dan kondisi lingkungan masyarakatnya, manusia dalam proses interaksinya menghasilkan keseimbangan yang dinamis antar. kebutuhan. penduduk. dan. potensi. lingkungan. yang. dapat. mengembangkan cipta, rasa dan karsanya sehingga terbentuklah suatu sistem gagasan , tindakan dalam rangka kehidupan manusia atau masyarakat. Sebagaimana lainnya masyarakat desa yang sederhana yang beradaptasi kemudian menciptakan suasana kekerabatan sebagai wujud solidaritas sosial dalam kehidupannya (Narwoko,2007). Dasar-dasar dari aktivitas tolong menolong dan gotong royong sebagai suatu gejala sosial dalam masyarakat desa pertanian, telah beberapa kali dianalisa oleh ahli-ahli ilmu sosial, sistem tolong menolong itu merupakan suatu teknik pengerahan tenaga yang mengenai pekerjaan yang tidak membutuhkan atau spesialisasi khusus, atau mengenai pekerjaan yang tidak membutuhkan diferensiasi tenaga dimana semua orang dapat mengerjakan semua tahap dalam penyelesaiannya (Suryani dalam Hidayah, 2016). Sifat sosial berasal dari kenyataan bahwa untuk menolong dirinya sendiri dalam aktivitas yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya, manusia harus menyadarkan diri kepada orang lain misalnya dalam menanam tumbuhan, memasak makanan, membuat peralatan dapur dan peralatan rumah dan sebagainya. Tidak ada orang yang mutlak mampu mengetahui kebutuhan hidupnya sendiri, kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi melalui usaha kerjasama dengan manusia lain (Lauer,2001)..

(15) 3. Kerjasama adalah tindakan-tindakan bersama dalam dalam saling membantu antara dua orang pelaku atau dua kelompok atau sesuatu tujuan bersama yang ingin mereka capai (Suparlan,dalam Marawa 2015). Kerjasama terwujud sebab adanya kepentingan yang sama, kerjasama terjadi karena adanya tujuan objektif yang sama, apabila pekerjaaan kelompok bersama berlangsung cukup lama maka kemungkinan integrasi meningkat, kebiasaan kerjasama lambat laun mencapai situasi dimana kelompok masyarakat saling mengharapkan dan mempunyai kesediaan untuk bekerja sama (Lauer, 2001). Koentjaraningrat (dalam Mawara, 2015) menyebutkan kerjasama bisa dijelaskan dalam arti yakni secara negatif dan positif . Secara negatif istilah kerjasama tidak berarti: indiferentisme atau sikap acuh tak acuh dimana agama agama lain tidak diperdulikan, meski tidak dimusuhi , juga tidak berarti toleransi semata mata, yang hanya berarti yang lain dibiarkan, misalkan karna di khawatirkan kekuatan nya. Secara positif kerjasama mengandung lima unsur yakni saling pengertian, saling menghargai, keinsyafan bersama tentang suatu tujuan yang dimiliki bersama dengan pihak lain, mengajar tujuan tersebut ekspresi/pernyataan kemauan tersebut dengan perantaraan tindakan/perbuatan yang nampak. Dengan demikian kerjasama dapat dirumuskan sebagai usaha-usaha bersama untuk mencapai suatu tujuan umumnya tertentu, usaha tersebut berdasar dan dijiwai oleh saling pengertian dan saling menghargai. Koentjaraningrat (dalam Janna, 2017) membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh masyarakat indonesia; tolong menolong dan kerja bakti..

(16) 4. Kegiatan tolong-menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, peristiwa bencana atau kematian. Sedangkan kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan suatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, yang dibedakan antara gotong royong atas inisiatif warga dengan gotong royong yang dipaksakan. Kerjasama dan gotong royong terbentuk demi utuhnya solidaritas sosial sebagaimana motivasi masyarakat pedesaan. Konsepsi dan pengertian gotong royong selaku sistem kerja yang mengacu kepada perwujudan solidaritas masyarakat dalam kehidupan sosial, merupakan salah satu ciri khas masyarakat pedesaan (Bintaro, 1980) Durkheim (dalam Hasan,1994) menyatakan bahwa kegiatan gotong- royong mengacu kepada suatu jenis perwujudan solidaritas sebagai masyarakat pedesaan. Bila prinsip solidaritas telah berlaku, prinsip timbal balik yang sudah cukup membudaya makan timbullah pertukaran umum yang mengandung prinsip sistem pengerjaan atau pekerjaan dengan pertukaran tenaga atau barang, pertukaran antara barang dengan barang. Kabupaten jeneponto merupakan salah satu kabupaten di provinsi sulawesi selatan yang potensial untuk mengembangkan rumput laut karena memiliki panjang pantai ±95 km dengan luas 749,79 km2. Kelurahan biringkassi merupakan tempat budidaya rumput laut yang cukup baik karena terletak di daerah pesisir dan lokasi nya sesuai untuk syarat tumbuh rumput laut. Berdasarkan laporan dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Jeneponto dari tahun (2000-2004,) luas areal pemeliharaan dan produksi rumput laut.

(17) 5. mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu aspek teknis usaha budidaya rumput laut mudah dilakukan dan waktu pemeliharaan relatif singkat.. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di kabupaten. jeneponto Eucheuma cottonii jenis ini memiliki nilai ekonomi dan komoditas yang tinggi baik sebagai digunakan dalam negeri maupun produk impor, dalam dunia industri dan perdagangan rumput laut mempunyai manfaat yang sama dengan agar-agar dan alginat, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi, kosmetik makanan, dan lain-lain (Mubarak et al 1990). Berdasarkan pengamatan awal (observasi) langsung dan wawancara dengan beberapa orang tokoh masyarakat dapat diketahui dari bertani rumput laut penduduk kelurahan biringkassi rata-rata menerima pendapatan 1,5-2 juta perbulan. Namun pada kenyataan di lapangan, pendapatan masyarakat petani rumput laut di kelurahan biringkassi tidak menerima secara penuh, sebagian besar dari mereka harus mengeluarkan setengah dari pendapatan mereka untuk membayar hutang di koperasi dan penggawa/pengumpul kecil yang digunakan untuk mengatasi masalah keuangan (Modal/kebutuhan rumah tangga), dengan syarat. hasil. panen. rumput. laut. dijual. kepada. koperasi. dan. punggawa/pengumpul kecil, yang mana harga beli pengepul lebih rendah dibanding harga pasar yang sebenarnya. Sistem pertanian yang diterapkan oleh nenek moyang telah lama diterapkan oleh masyarakat Biringkassi dengan cara sistem gotong royong, semua kegiatan dilakukan dengan kerjasama dan bertujuan untuk keutuhan solidaritas sosial antara petani rumput laut..

(18) 6. Sistem kerja gotong-royong menjadi karakter masyarakat petani rumput laut yang diturunkan secara turun temurun oleh para pendahulu yang di dalamnya kaya akan nilai-nilai kolektif. Akan tetapi lajunya nilai globalisasi saat ini, sistem kerja gotong royong sebagai nilai luhur yang manfaatnya penting diwariskan kini menjadi semakin memudar. Nilai gotong-royong seakan pasang surut timbul dalam kehidupan masyarakat sekarang, hal ini berdampak bagi petani rumput laut dalam sistem pertanian mereka. Perubahan sistem pertanian menjadi lebih modern, dari sistem pertanian gotong-royong menjadi sistem upah. Perubahan dan perkembangan zaman ini dapat mengakibatkan kurangnya interaksi sehingga petani satu dan petani lainya tidak bergantung satu sama lain dan dikhawatirkan akan menurunkan solidaritas sosial pada petani-petani rumput laut tersebut. Martono (2011) mengatakan bahwa pada dasarnya modernisasi adalah berkembangnya aspekaspek kehidupan modern, seperti mekanisme, media massa yang teratur, urbanisasi,. peningkatan. pendapatan. perkapita. dan. sebagaimana. dan. sebagainya. Selain itu juga mencakup perubahan struktural yang menyangkut lembaga-lembaga sosial, norma-norma sosial, dan sebagainya. Emile Durkheim (dalam Marton,2011) melihat modernisasi dalam konteks hilangnya solidaritas mekanik, solidaritas mekanik didasari oleh adanya kesadaran kolektif kuat rata-rata ada dalam masyarakat. Proses solidaritas sosial ini sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, persoalan yang sangat penting dalam kehidupan berkelompok ialah bagaimana solidaritas sosial yang terbangun di antara anggota berkelompok ialah bagaimana.

(19) 7. solidaritas sosial yang terbangun di antara anggota kelompok tersebut sebagai suatu keseluruhan. Suatu kelompok sosial hanya ada apabila hidup dan berkembang sebagai satu kesatuan. Rahmat Hidayat (2016) melakukan sebuah penelitian yang berjudul Solidaritas Sosial Masyarakat Petani di Kelurahan Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa solidaritas adalah rasa persatuan, rasa persaudaraan, gotong-royong tolongmenolong, membantu sesama yang merupakan sebuah kelaziman yang tetap ada pada masyarakat. Solidaritas Sosial dalam masyarakat terbangun karena dengan mata pencaharian yang sama yakni dalam bidang pertanian. Abdullah Halik (2019) Melakukan penelitian dengan judul Solidaritas sosial Komunitas Tani Pada Masyarakat Lawara Kabupaten Watansoppeng. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara masyarakat masih baik meskipun sudah ada perubahan sedikit demi sedikit dampak yang terjadi yaitu pengadopsian antara masyarakat tradisi dengan masyarakat modern. Ummul Chairy (2016) melakukan penelitian dengan judul Assitulungeng Studi tentang Nilai Solidaritas Petani Di desa Tonrong Lempong Kecamatan Bola Kabupaten Wajo hasil penelitian menunjukan bahwa Al Siturungeng atau menolong yang dilakukan oleh warga Tanro Lempong. Adapun wujud Assitulungeng pada petani di desa yaitu: paktator, pattaneng, passangki, patteke’ atau pattassi nilai solidaritas dalam kehidupan pertanian tradisional mereka mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan antara lain: Harmoni.

(20) 8. masyarakat, melestarikan tradisi menghargai sesama manusia, menjaga adat, menerapkan ajaran agama, menjaga kesatuan dan persatuan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka ditarik beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana solidaritas sosial petani rumput laut dalam pemenuhan nafkah rumah tangga di kelurahan Biringkassi kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto ? 2. Bagaimana Sudut Pandang solidaritas sosial petani rumput laut dalam pemenuhan nafkah rumah tangga Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk memahami bentuk solidaritas petani rumput laut dalam pemenuhan nafkah rumah tangga di Kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. 2. Untuk mengetahui Sudut Pandang solidaritas sosial petani rumput laut dalam pemenuhan nafkah rumah tangga Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.?..

(21) 9. D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan. dapat menjadi sumbangsi ilmu sosiologi. khususnya dalam kajian sosiologi kemaritiman yang berkaitan dengan solidaritas komunitas petani dalam pemenuhan nafkah rumah tangga. 2. Manfaat praktis Hasil peneliti ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap para petani rumput laut agar senantiasa menjaga solidaritas sosialnya dalam pemenuhan nafkah rumah tangga di Kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto sehingga dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada, merupakan wadah pembelajaran dalam melakukan penelitian dan melatih daya analisis terhadap suatu permasalahan yang kelak dapat diaplikasikan dalam masyarakat. E. Definisi Operasional Adapun definisi operasional sebagai berikut: Solidaritas sosial petani Rumput laut pada masyarakat pesisir adalah solidaritas para masyarakat pesisir untuk menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut kepercayaan bersama dan diperkuat oleh pengalam emosional bersama Hubungan Kerjasama baik individu maupun kelompok Kerjasama merupakan penggabungan antara individu dengan individu lain, atau kelompok.

(22) 10. dengan kelompok lain sehingga bisa mewujudkan satu hasil yang dapat dinikmati bersama. Setelah tercapainya penggabungan itu barulah kelompok itu dapat bergerak sebagai suatu badan sosial. Sehingga kerjasama itu diharapkan memberikan suatu manfaat bagi anggota kelompok yang mengikutinya dan tujuan utama dari kerja sama bisa dirasakan oleh anggota kelompok yang mengikutinya..

(23) 11. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. kajian Konsep a. Definisi Solidaritas Sosial Solidaritas secara bahasa diartikan sebagai kebersamaan, kekompakan kesetiakawanan, empati, simpati, tenggang hati, dan tenggang rasa (Departemen Pendidikan Nasional,2009). Menurut kamus Besar Bahasa indonesia (2005) menyatakan bahwa solidaritas adalah perasaan setia kawan. Lawang (dalam Pradito,2017) mengatakan bahwa solidaritas sosial adalah keadaan saling bertanggung jawab untuk saling membantu dengan memenuhi kebutuhan antar sesama. Solidaritas sosial sesunggungnya mengarah pada keakraban hubungan antar kelompokan. Keakraban hubungan antar kelompok masyarakat itu tidak hanya merupakan alat dalam rangka usaha mencapai atau mewujudkan cita-citanya akan tetapi justru keakraban hubungan sosial tersebut sekaligus merupakan salah satu tujuan utama dari kehidupan kelompok masyarakat (Sa’diyah, 2016) Solidaritas adalah sebutan lain untuk cinta kasih sayang yang menggerakan kaki,tangan, hati, barang-barang jasmani, bantuan dan pengorbanan terhadap penderitaan, bahaya kemalangan bencana, penindasan, atau kematian yang dialami orang lain untuk seluruh rakyat (Sabrina dan Hemandes, 1989). Emile Durkheim ( Setiawan, 2010) mengatakan bahwa solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok. 11.

(24) 12. yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut kepercayaan bersama dan diperkuat oleh pengalam emosional bersama. Solidaritas sosial merupakan tema utama yang dibicarakan Durkheim sebagai sumber moral untuk membentuk tatanan sosial ditengah masyarakat. Dalam pemikiran Durkheim mengenai solidaritas sosial dalam karyanya The Division Of Labour yaitu secara mekanis dan organis. Kedua terminologi tersebut perlu dipahami dalam kerangka teori-teori Durkheim mengenai masyarakat. Bagi durkheim, solidaritas banyak dipengaruhi oleh fakta sosial itu memperlihatkan adanya sebagai cara dan usaha manusia untuk membangun suatu komunitas atau apa yang disebutnya masyarakat (Setiawan,2010). Emile Durkheim menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum seringkali represif atau memaksa, pelaku suatu kejahatan atau perilaku penyimpangan akan terkena hukuman bertindak lebih guna mempertahankan keutuhan kesadaran. Menurut Durkheim terjadi suatu evolusi yang beransur-ansur dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik yang didasarkan atas pembagian kerja. Evolusi itu dapat dilihat dari meningkatnya hukum restitutif yang mengakibatkan kurangnya hukum represif dan dari melemahnya kesadaran kolektif. Surutnya kesadaran kolektif itu nampak paling jelas hilangnya arti agama, Sehingga Durkheim mungkin tak akan kembali kemasa lalu dimana kesadaran kolektif masih menonjol (Rizer,2007,)..

(25) 13. b. Bentuk-Bentuk Solidaritas a. Gotong-royong Bentuk solidaritas yang banyak kita temui di masyarakat misalnya adalah gotong- royong menurut. Menurut Hasan Shadily (1993:205), gotong- royong adalah rasa dan pertalian kesosialan yang sangat teguh dan terpelihara. Gotongroyong lebih banyak dilakukan di desa daripada di kota di antara anggota-anggota golongan itu sendiri. Kolektivitas terlihat dalam ikatan gotong-royong yang menjadi adat masyarakat desa, gotong-royong menjadi bentuk solidaritas yang sangat umum dan eksistensinya di masyarakat juga masih terlihat hingga sekarang, bahkan Negara Indonesia ini dikenal sebagai bangsa yang mempunyai jiwa gotong-royong yang tinggi. Gotong-royong masih dirasakan manfaatnya,walaupun telah mengalami perkembangan zaman yang memaksa mengubah pola pikir manusia menjadi pola pikir yang lebih egois, namun pada kenyataan manusia memang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk kelangsungan hidupnya di masyarakat. b. Kerjasama Selain gotong- royong yang merupakan bentuk solidaritas sosial adalah kerjasama. Menurut Hasan Shadily (1993:143-145), kerjasama merupakan proses terakhir dalam penggabungan. Proses ini menunjukan suatu golongan kelompok dalam hidup dan geraknya sebagai satu badan dengan golongan kelompok yang lain digabungkan itu..

(26) 14. Kerjasama merupakan penggabungan antara individu dengan individu lain, atau kelompok dengan kelompok lain sehingga bisa mewujudkan satu hasil yang dapat dinikmati bersama. Setelah tercapainya penggabungan itu barulah kelompok itu dapat bergerak sebagai suatu badan sosial. Sehingga kerjasama itu diharapkan memberikan suatu manfaat bagi anggota kelompok yang mengikutinya dan tujuan utama dari kerja sama bisa dirasakan oleh anggota kelompok yang mengikutinya. Kerjasama timbul karena adanya orientasi orang-perseorangan terhadap kelompok (yaitu in-group-nya)dan kelompok lainya (yang merupakan outgroup – nya ). Kerjasama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya dari luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan yang menyinggung secara tradisional atau institusional yang telah tertanam di dalam kelompok (soerjono soekanto,2006:66.) Ada lima bentuk kerjasama yaitu sebagai berikut: 1. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tergolong tolong-menolong. 2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua orang organisasi atau lebih. 3. Kooptasi, yaitu proses suatu penerimaan unsur-unsur dalam kepemimpinan dalam suatu organisasi. 4. Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. 5. Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu (Soerjono soekanto,2006:68). Kesimpulanya, bila seseorang atau sekelompok orang memiliki musuh atau lawan yang sama maka perasaan solidaritas di antara mereka juga akan.

(27) 15. semakin kuat dan kompak, jadi intensitas kerjasama di antara mereka juga lebih tinggi, dikarenakan persamaan tujuan yang ada di antara mereka juga lebih tinggi, dikarenakan persamaan tujuan yang ada di antara mereka. Kerjasama bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan sebagai perasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokoknya tidak dapat terpenuhi karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok demikian merasa tersinggung atau dirugikan sistem kepercayaan atau dalam satu bidang sensitif kebudayaan (Soerjono soekanto, 2006 101). Peneliti juga akan menggunakan konsep teori tentang kerjasama ini untuk mengetahui tentang bentuk solidaritas sosial yang ada di kelurahan Biringkassi,dikarenakan kerjasama merupakan bentuk paling umum dari solidaritas sosial. 1. Syarat Terbentuknya Solidaritas Sosial 1. Penegasan Kelompok Solidaritas sosial terbentuk sebab adanya kelompok sosial. Setiap anggota kelompok sosial mempunyai ciri-ciri kepribadian anggota yang berbeda. Hal ini menjadi pengaruh penegasan wilayah kerja masing-masing. Penegasan itu akan memunculkan hubungan timbal balik antara anggota kelompok menjadikan adanya hubungan yang khas dalam kelompok sosial. Kuatnya hubungan kelompok ini menjadikan interaksi yang sama dalam kelompok internal bahkan hubungan kelompok ini menjadikan pola yang tidak sama pada kelompok luar..

(28) 16. 2. In Group dan Out Group Sikap perasaan in group berkaitan dengan seluk beluk usaha, orang yang dipahami dan pengalaman anggota pada interaksi kelompoknya. Sedangkan out group merupakan usaha dan orang yang tidak termasuk dalam in group. Sikap perasaan kepada ini groupon adalah sikap kepada orang dalam sedangkan sikap perasaan outgroup adalah sikap kepada orang luar group. 2. Kelompok Sosial a. Definisi Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sebagai social animal. Sejak dilahirkan manusia mempunyai dua hasrat pokok yaitu: a. Keinginan untuk menjadi satu dengan yang lain di sekelilingnya yaitu masyarakat. b. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam di sekelilingnya (Soerjono soekanto,2006:101). Kelompok sosial merupakan salah satu perwujudan dari interaksi sosial atau kehidupan bersama, atau dengan kata lain bahwa pergaulan hidup atau interaksi manusia itu perwujudanya ada di dalam kelompok-kelompok sosial (Soleman Taneko,1984:48). Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama..

(29) 17. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong. Syarat terbentuknya kelompok sosial adalah: a. Adanya kesadaran setiap anggota kelompok bawa dia merupakan bagian dari kelompok bersangkutan. b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainya. c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antara mereka menjadi erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,ideologi politik yang sama, dan nilai-nilai faktor mempunyai musuh yang sama juga dapat pula menjadi faktor pengikat atau pemersatu. d. Bersyukur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. e. Bersistem dan berproses (Soerjono Soekanto,2006:101) Suatu kelompok sosial cenderung mempunyai sifat yang tidak statis atau berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik dalam aktivitas maupun bentuknya.Suatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagaimana cara mengendalikan anggota-anggotanya. Para sosiolog akan tertarik oleh cara-cara kelompok sosial. tersebut dalam mengatur tindakan anggota-. anggotanya agar tercapai tata tertib di dalam kelompok. Hal yang agaknya penting adalah. kelompok. sosial. tersebut. merupakan. kekuatan-kekuatan. sosial. berhubungan, berkembang mengalami disorganisasi , memegang peranan, dan sebagainya ( Soerjono Soekanto,2006:102-103)..

(30) 18. b. Ciri-ciri Kelompok Sosial Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan manusia lainya, kebutuhan satu sama lain ini membuat manusia hidup berkelompok. Adapun ciri-ciri kelompok sosial yaitu: 1.) Individu yang berinteraksi, mengidentifikasi sebagai anggota kelompok serta memiliki kesadaran bahwa iya merupakan bagian dari kelompok. 2.) Pihak luar mendefinisikan individu yang berinteraksi sebagai anggota kelompok. 3.) Terdapat sifat timbal balik. Artinya, dalam proses interaksi sehari-hari, baik. Artinya, dalam proses interaksi sehari-hari, baik itu individu maupun kelompoknya dapat saling mempengaruhi satu sama lain. 4.) Memiliki norma dan nilai yang disepakati bersama sebagai pengikat dalam bersikap dan bertingkah laku antar sesama anggota kelompok sehingga timbul kesamaan pola perilaku. 5.) Memiliki rasa kebersamaan dan solidaritas. 6.) Memiliki kesamaan motif, Visi dan tujuan. 7.) Bersistem dan berproses. Dalam kaitan ini, kelompok sosial terbentuk dalam jangka waktu tertentu dan sebagai konsekuensi dari interaksi dan aktivitas yang dilakukan secara terus menerus..

(31) 19. c. Bentuk Kelompok Sosial Macam atau bentuk kelompok sosial antara lain adalah: 1.) Kelompok primer (Primary Group) Kelompok primer adalah kelompok sosial yang antara anggotanya saling mengenal, sering bertatap muka ( face to face ), bekerja sama dengan sifat pribadi, dan bersifat permanen. Kelompok sosial ini akan bisa berjalan dengan baik dan dalam jangka waktu yang lama. 2.) Kelompok sekunder Kelompok sekunder adalah kelompok sosial dengan jumlah anggota yang banyak, hubungan antaranggota bersifat formal, antar anggota tidak saling mengenal, dan tidak permanen. kelompok sosial ini bisa dikatakan berlawanan dengan kelompok primer. 3.) Kelompok formal (Formal group) Kelompok formal adalah organisasi kelompok yang ada di dalam masyarakat dan juga terbentuk secara resmi, mempunyai peraturan tegas dan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk ditaati, serta berfungsi mengatur hubungan antar anggota. 4.) Kelompok informal (Informal group) Kelompok informal adalah organisasi kelompok yang dibentuk dengan tidak resmi, tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti, serta peraturan yang ada di dalam kelompok informal tidak tertulis secara resmi atau jelas..

(32) 20. 5.) In- Group In-group adalah salah satu jenis kelompok sosial yang individunya mengidentifikasikan diri dalam kelompok tersebut. 6.) Out-Group Out-group adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok luar atau kelompok yang dianggap sebagai lawan. 7.) Gemeinschaft (Paguyuban) Gemeinschaft yaitu bentuk kehidupan masyarakat yang antaranggota masyarakat yang mempunyai hubungan solidaritas mekanis, bersifat alami, dan kekal. Kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan kondisi yang dialami oleh masyarakat desa. 8.) Gesellschaft (Patembayan) Pengertian patembayan adalah bentuk kehidupan yang bersifat pamrih, mempunyai hubungan solidaritas organis, dan berlangsung dalam jangka waktu pendek. Kelompok jenis ini identik dengan masyarakat kota yang kompleks. 9.) Kelompok referensi ( Reference group ) Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi perilakunya. 10.) Kelompok Membership (Membership Group) Kelompok membership adalah kelompok. yang hubungan antara. anggotanya terjadi secara fisik. Ukuran utama keanggotaan seseorang adalah interaksinya dengan kelompok sosial yang bersangkutan..

(33) 21. 3. Kondisi Sosial Masyarakat Petani a. Karakteristik Masyarakat petani rumput laut Masyarakat pesisir pada umumnya telah menjadi bagian masyarakat yang pluralistik tetap memiliki jiwa kebersamaan. Artinya bahwa struktur masyarakat pesisir rata-rata merupakan gabungan karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan. Karena, struktur masyarakat pesisir sangat plural, sehingga mampu membentuk sistem dan nilai budaya yang merupakan akulturasi budaya dari masing-masing komponen yang terbentuk struktur masyarakatnya. Hal menarik adalah bahwa bagi masyarakat pesisir, hidup di dekat pantai merupakan hal yang paling diinginkan untuk dilakukan mengingat segenap aspek kemudahan dapat mereka peroleh dalam berbagai aktivitas keseharian. Dua contoh sederhana dari kemudahan-kemudahan tersebut diantaranya: pertama, bahwa kemudahan aksesibilitas dari dan ke sumber mata pencaharian lebih terjamin, mengingat sebagian masyarakat pesisir menggantungkan kehidupan pada pemanfaatan potensi perikanan dan laut yang terdapat di sekitarnya seperti menangkap ikan, pengumpulan atau budidaya rumput laut, dan sebagainya. Kedua, bahwa mereka lebih mudah mendapatkan kebutuhan akan MCK (mandi,cuci dan kakus), dimana mereka dapat dengan serta merta menceburkan dirinya untuk membersihkan tubuhnya: mencuci segenap peralatan dan perlengkapan rumah tangga, bahkan mereka lebih mudah membuang limbah domestiknya langsung kepantai/laut. Masyarakat pesisir mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang khas/unik. Sifat ini sangat erat kaitanya dengan sifat usaha bidang perikanan itu.

(34) 22. sendiri. Karena sifat dari usaha-usaha perikanan sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti lingkungan musim dan pasar, maka karakteristik masyarakat pesisir juga terpengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Adapun ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan di indonesia, seperti yang dikutip dalam buku Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo (1995) adalah: 1.) Adanya konflik dan persaingan 2.) Kegiatan pekerja yang khas 3.) Adanya sistem tolong menolong 4.) Adanya gotong royong 5.) Adanya jiwa gotong royong 6.) Adanya musyawarah dan jiwa musyawarah b. Sistem sosial ekonomi Masyarakat Petani Rumput laut Kondisi sosial petani rumput laut yang masih sangat rendah tidak hanya dipengaruhi oleh budaya serta tingkat pendidikannya semata. Masyarakat pesisir yang dikatakan sebagai masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan dengan tingkat pendapatan yang jauh dari cukup sangat mempengaruhi kondisi sosial masyarakatnya (Sanapiah, 1997). Walaupun dapat dikatakan bahwa dengan adanya budidaya rumput laut oleh petani di wilayah pesisir, tidak serta merta meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Hal ini dapat dikarenakan tingkat harga rumput laut di tingkat pengumpul atau pemodal yang jauh berbeda dengan harga di pasar menjadikan sebagian petani rumput laut tidak dapat berkembang,bahkan terlilit dalam ikatan hutang kepada tengkulak atau pengepul (Mulyadi 2005)..

(35) 23. c. Sistem Kekerabatan Masyarakat Petani Rumput Laut Masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis kelompok yang disebut Gemeinschaft dan Gesselschaft. Gemeinschaft merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana antar anggotanya mempunyai hubungan batin murni yang nyata dan organis . Bentuk ini dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat desa, keluarga, kerabat, dan sebagainya.Gesselschaft merupakan bentuk kehidupan bersama dimana dalam anggotanya mempunyai hubungan yang bersifat pamrih dalam jangka pendek serta bersifat mekanis. Bentuk ini dapat ditemukan dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik (Suyanto dan Narwoko,2007). Pada masyarakat desa yang bersifat Gemeinschaft, pada umumnya spesialisasi individu tidak menonjol sehingga kedudukan individu tidak begitu penting. Sehingga apabila salah seorang anggotanya dikeluarkan maka tidak begitu terasakan oleh anggota lainnya. Berarti bahwa kedudukan masyarakat lebih penting daripada kedudukan individu sehingga strukturnya disini disebut mekanis. Sebaliknya, pada masyarakat yang bersifat kompleks. (Gemeinschaft) dimana. sudah ada spesialisasi dan para anggotanya sehingga merupakan satu kesatuan organisme oleh karenanya, struktur merupakan struktur organis. Selanjutnya Gemeinschaft dapat dibedakan menjadi tiga jenis (Suryanto dan Nawoko,2007). 1. Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft, yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan . Dalam pertumbuhanya masyarakat yang semacam ini makin lama makin menipis..

(36) 24. 2. Gemeinschaft of place (locality), yaitu gemeinschaft yang mendasarkan pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinakn untuk dapatnya saling tolong-menolong. 3. Gemeinschaft of mind yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pemikiran yang sama. d. Pola Nafkah Livelihood secara sederhana didefinisikan sebagai cara dimana orang memenuhi kebutuhan mereka atau peningkatan hidup (Chamber et al dalam Dharmawan 2001). Dalam pandangan yang sangat sederhana livelihood terlihat sebagai aliran pendapatan berupa uang atau sumberdaya yang dapat digunakan oleh seseorang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Definisi lain dinyatakan oleh Ellis (2000) bahwa livelihood mencakup pendapatan cash (berupa uang) dan in end (pembayaran dengan barang atau hasil bumi) maupun dalam bentuk lainnya seperti institusi (saudara, kerabat, tetangga, desa), relasi gender, dan hak milik yang dibutuhkan untuk mendukung dan untuk keberlangsungan standar hidup yang sudah ada. Pola ekonomi rumah tangga pedesaan mencakup upaya-upaya alokasi sumber daya khususnya tenaga kerja di dua sektor sekaligus yaitu sektor-sektor produksi dan nonproduksi. Upaya sektor produksi menunjukkan ragam kegiatan pada anggota rumah tangga dibidang ekonomi produksi. Sedangkan upaya di bidang sektor non produksi menunjukkan pada keterlibatan para anggota keluarga di berbagai lembaga kesejahteraan sosial dan masyarakat. Sebagaimana pendapat Sayogya yang dikutip oleh Felix Sitorus dalam bunga rampai sosiologi.

(37) 25. keluarga yaitu sektor produksi, rumah tangga pedesaan di Indonesia menerapkan pola nafkah sebagian dari pola ekonomi. Dalam pola itu sejumlah anggota rumah tangga usia kerja terlibat mencari nafkah di berbagai sumber baik di sektor pertanian maupun diluar pertanian dalam kegiatan usaha sendiri maupun sebagai buruh. Konsep mata pencaharian (livelihood) dan strategi nafkah (livelihood pola) didefinisikan oleh Chambers dalam Nurmalinda (2002) sebagai realitas jaminan hidup seseorang atau negara untuk memanfaatkan segenap kemampuan dan tuntutannya serta kekayaan yang dimilikinya. Scones (1998) menggolongkan pola nafkah petani setidaknya menjadi tiga golongan besar ketiga golongan tersebut adalah: 1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, yang merupakan usaha pemanfaatan sektor pertanian agar lebih efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi (intensifikasi) maupun dengan memperluas lahan garapan pertanian ekstensifikasi. 2. Pola nafkah merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan di sektor pertanian untuk menambah pendapatan. 3. Rekayasa spasial merupakan usaha yang dilakukan usaha dengan cara mobilisasi/perpindahan penduduk baik secara permanen atau sirkuler (migrasi). Dharmawan (2006) menjelaskan dalam sosiologi nafkah bahwa livelihood memiliki pengertian yang lebih halus daripada sekedar means of living yang bermakna sempit mata pencaharian. Dalam sosiologi nafkah, pengertian pola.

(38) 26. nafkah lebih mengarah pada pengertian livelihood strategy (pola kehidupan) dari pada means of living strategy (pola cara hidup). Pengertian livelihood strategy yang disamakan pengertiannya menjadi pola nafkah (dalam bahasa Indonesia), sesungguhnya dimaknai lebih besar dari pada sekedar “aktivitas mencari nafkah” belaka. Sebagai pola membangun sistem penghidupan, maka pola nafkah bisa didekati melalui berbagai cara atau manipulasi aksi individual maupun kolektif. Pola nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu maupun kelompok dalam rangka mempertahankan eksistensi infrastruktur sosial, struktur sosial, dan sistem nilai budaya yang berlaku. Selanjutnya, Dharmawan (2001) menyebutkan bahwa secara umum pola nafkah dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk, yaitu pola nafkah normatif dan pola nafkah yang ilegal. Pola nafkah normatif berbasiskan pada kegiatan sosial ekonomi yang tergolong ke dalam kegiatan positif, seperti kegiatan produksi, sistem pertukaran, migrasi, maupun pola sosial dengan pembangunan jaringan sosial. Pola ini disebut peaceful ways atau sah dalam melaksanakan pola nafkah. Sedangkan pola nafkah ilegal di dalamnya termasuk tindakan sosial ekonomi yang melanggar hukum dan ilegal. Seperti penipuan, pencurian, perampokan, pelacuran, dan sebagainya. Kategori ini disebut sebagai non peaceful, karena cara yang ditempuh biasanya menggunakan cara kekerasan atau kriminal. Pilihan pola nafkah sangat ditentukan oleh kesediaan akan sumberdaya dan kemampuan mengakses sumber-sumber nafkah rumah tangga yang sangat beragam (multiple source of livelihood), karena jika rumah tangga tergantung hanya pada satu pekerjaan dan satu sumber nafkah tidak dapat memenuhi semua.

(39) 27. kebutuhan rumah tangga. Secara konseptual menurut Chambers dan Conway dalam Ellis (2000), terdapat lima tipe modal yang dapat dimiliki atau dikuasai rumah tangga untuk pencapaian nafkahnya yaitu: 1. Modal manusia yang meliputi jumlah (populasi manusia), tingkat pendidikan, dan keahlian yang dimiliki dan kesehatannya. 2. Modal alam yang meliputi segala sumberdaya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Wujudnya adalah air, tanah, hewan, udara, pepohonan, dan sumber lainnya. 3. Modal sosial yaitu, modal yang berupa jaringan sosial dan lembaga dimana seseorang berpartisipasi dan memperoleh dukungan untuk kelangsungan hidupnya. 4. Modal finansial yang berupa kredit dan persediaan uang tunai yang bisa diakses untuk keperluan produksi dan konsumsi. 5. Modal fisik yaitu, berbagai benda yang dibutuhkan saat proses produksi, meliputi mesin, alat-alat, instrumen dan berbagai benda fisik. Merujuk pada Scoones (1998), penerapan pola nafkah pada rumah tangga petani dengan cara memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki dalam upaya untuk dapat bertahan hidup. Scoones membagi tiga klasifikasi pola nafkah (livelihood strategy) yang mungkin dilakukan oleh rumah tangga petani, yaitu: 1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertanian secara efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi), maupun dengan.

(40) 28. memperluas lahan garapan (ekstensifikasi) 2. Pola nafkah ganda, yang dilakukan dengan menerapkan keanekaragaman pola nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah pendapatan, atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu, dan anak) untuk ikut bekerja pertanian dan memperoleh pendapatan. 3. Rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar Desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan. Dharmawan (2007) mengemukakan bahwa dalam sosiologi nafkah, pengertian pola nafkah lebih mengarah pada pengertian livelihood strategy (pola penghidupan) daripada means of living strategy (pola bertahan hidup). Pola nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok dalam rangka mempertahankan kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan eksistensi infrastruktur sosial, struktur sosial dan sistem nilai budaya yang berlaku. Menurut Dharmawan (2007), ada dua tradisi pemikiran yang mendasari dinamika sistem penghidupan dan nafkah pedesaan, yaitu: 1. Mazhab Bogor, dimana pola penghidupan dan nafkah pedesaan dibangun selalu menunjuk ke sektor pertanian (dalam arti luas). Basis nafkah rumah tangga petani adalah segala aktivitas ekonomi pertanian dan ekonomi non pertanian yang sangat ditentukan oleh sistem sosial-budaya setempat. Dari. dua kombinasi basis nafkah, setiap individu memainkan kombinasi. modal-keras berupa fisik, finansial, dan tanah dengan modal-lembut berupa.

(41) 29. keterampilan dan intelektual SDM guna menghasilkan sejumlah pola penghidupan. 2. Mazhab Barat yang memandang sistem penghidupan dan nafkah pedesaan dalam setting dinamika sosio ekologis suatu ekosistem. Dalam setting ini, subsistem sosial dan sub-sistem ekologi memungkinkan tersedianya. pilihan- pilihan pola nafkah bagi petani. Oleh karena itu,. bentuk-bentuk pola nafkah yang terbangun ditentukan bagaimana petani dan rumah tangganya memainkan kombinasi-kombinasi sumberdaya nafkah yang tersedia bagi mereka. Pola nafkah ialah penghidupan yang terdiri dari aset (alam, fisik, manusia, modal keuangan, dan modal sosial), kegiatan, dan akses (yang dimediasi oleh kelembagaan dan hubungan sosial) yang bersama-sama menentukan kehidupan individu atau rumah tangga (Ellis 2000). Menurut Masitoh (2005) dalam Niswah (2011), sumber nafkah adalah berbagai sumberdaya yang dapat digunakan oleh individu maupun keseluruhan anggota rumahtangga petani untuk melaksanakan pola nafkah guna mempertahankan keberlangsungan hidupnya paling tidak untuk memenuhi kebutuhan subsisten ataupun dalam rangka meningkatkan kualitas hidup suatu rumahtangga petani. Penerapan pola nafkah, rumah tangga petani memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki dalam upaya untuk dapat bertahan hidup (Scoones 1998 dalam Turasih 2011). Terdapat lima bentuk modal atau biasa disebut livelihood asset. Menurut Ellis (2000), kelima bentuk modal tersebut antara lain:.

(42) 30. a. Modal Sumber Daya Alam (Natural Capital) Modal ini bisa juga disebut sebagai lingkungan yang merupakan gabungan dari berbagai faktor biotik dan abiotik di sekeliling manusia. Modal ini dapat berupa sumber daya yang bisa diperbaharui maupun tidak bisa diperbaharui. Contoh dari modal sumber daya alam adalah air, pepohonan, tanah, stok kayu dari kebun atau hutan, stok ikan di perairan, maupun sumberdaya mineral seperti minyak, emas, batu bara, dan lain sebagainya. b. Modal Fisik (Physical Capital) Modal fisik merupakan modal yang berbentuk infrastruktur dasar seperti saluran irigasi, jalan, gedung, dan lain sebagainya. c. Modal Manusia (Human Capital) Modal ini merupakan modal utama apalagi pada masyarakat yang dikategorikan “miskin”. Modal ini berupa tenaga kerja yang tersedia dalam rumah tangga. yang. dipengaruhi. oleh. pendidikan,. keterampilan,. dan. kesehatan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. d. Modal Finansial (Financial Capital and Substitutes) Modal ini berupa uang, yang digunakan oleh suatu rumah tangga. Modal ini dapat berupa uang tunai, tabungan ataupun akses dan pinjaman. e. Modal Sosial (Social Capital) Modal ini merupakan gabungan komunitas yang dapat memberikan keuntungan bagi individu atau rumah tangga yang tergabung di dalamnya. Contoh modal sosial adalah jaringan kerja (networking) yang merupakan hubungan vertikal maupun hubungan horizontal untuk bekerja sama dan.

(43) 31. memberikan bantuan untuk memperluas akses terhadap kegiatan ekonomi. Berdasarkan Campbell et al (2003), Shivakoti dan Shrestha dalam Mahdi et al (2009) menjelaskan bahwa terdapat 4 aspek yang bisa dijadikan indikator sistem nafkah yang berkelanjutan yaitu aspek lingkungan, ekonomi, sosial, dan kelembagaan. Tabel 1. Indikator Keberlanjutan Nafkah No. Aspek Sistem Nafkah. Indikator. 1.. Lingkungan. Melestarikan atau memberikan nilai tambah daya dukung sumberdaya alam.. 2.. Ekonomi. Mempertahankan tangga.. 3. Sosial. Meminimalkan pengucilan memaksimalkan keadilan sosial.. 4. Kelembagaan. Kapasitas struktur yang berlaku dan proses untuk melanjutkan.. tingkat. pengeluaran. rumah. sosial. dan. Sumber: Campbell et al, Shivakoti, Shrestha (2003) dalam Mahdi et al (2009). b. Kajian Teori a. Teori Solidaritas Emile Durkheim Solidaritas adalah suatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah masyarakat ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan solidaritas. Kelompok-kelompok sosial sebagai tempat berlangsungnya kehidupan bersama, masyarakat akan tetap ada dan bertahan ketika dalam kelompok sosial tersebut dapat rasa solidaritas dimana anggota-anggotanya. Istilah solidaritas dalam kamus ilmiah populer diartikan sebagai “kesetiakawanan dan perasaan sepenanggungan. Sementara Paul johnson dalam bukunya mengungkapkan:.

(44) 32. Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada keadaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Iatan ini lebih mendasar daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan nasional, karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu tingkat/derajat consensus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi dasar kontrak itu. Sependapat dengan johnson, lawang dalam bukunya juga mengungkapkan dalam bukunya tentang solidaritas sebagai berikut “ dasar pengertian solidaritas tetap kita pegang yakni kesatuan, persahabatan, saling percaya yang muncul akibat tanggung jawab bersama dan kepentingan bersama diantara para anggotanya “. Pengertian tentan solidaritas ini selanjutnya lebih diperjelas oleh Durkheim sebagai berikut: Solidaritas adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Kalau orang saling percaya maka mereka akan menjadi satu /menjadi persahabatan , menjadi saling hormat-menghormati, menjadi terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya. Jadi berdasarkan bentuknya solidaritas sosial masyarakat terdiri dari dua bentuk yaitu: a. Solidaritas Organik Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan.

(45) 33. oleh saling ketergantungan antar anggota. Solidaritas organik merupakan sebuah ikatan bersama yang di bangun atas berbedaan. Solidaritas organik biasanya terdapat dalam masyarakat perkotaan yang heterogen, dalam solidaritas organik bentuk hubungan antar sesama selalu dilandaskan pada hubungan sebab akibat (kausalitas), bukan pada. kesadaran kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan.. Hubungan yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatnya. b. Solidaritas Mekanik Solidaritas mekanik merupakan solidaritas yang terbangun antara sesama manusia yang didasari akar-akar humanisme serta besarnya tanggung jawab dalam kehidupan sesama. Solidaritas tersebut mempunyai kekuatan sangat besar dalam membangun kehidupan harmonis antara sesama karena itu landasan solidaritas tersebut lebih bersifat lama dan tidak temporer. Ciri khas yang paling penting dari solidaritas mekanik adalah bahwa solidaritas itu didasarkan pada satu tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentimen, dan sebagainya. Homogenitas serupa itu hanya mungkin kalau pembagian kerja itu sangat umum. Ikatan ini lebih mendasar daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karena hubungan serupa itu menandakan sekurangkurangnya satu tingkat atau derajat consensus terhadap prinsip-prinsip moral. Oleh sebab itu, solidaritas mekanik biasanya terdapat dalam masyarakat pedesaan yang memiliki mata pencaharian yang sama, yakni dalam bidang pertanian. c. Teori Kesejahteraan Sosial ( Isbandi Rukminto Adi, 2012) Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, baik kita suka atau tidak, hampir semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan.

(46) 34. dengan orang lain (Jones, 2009). Kondisi kesejahteraan (well-being) biasanya menunjuk pada istilah kesejahteraan sosial ( social welfare) sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan nonmaterial. Menurut Midgley (2000; xi) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai “ ..a condition or state of human well-being.” Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan,pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat terpenuhi ; serta manakah manusia memperoleh perlindungan dari risiko-risiko utama yang mengancam kehidupannya. Agar dapat memahami lebih dalam apa yang dimaksud dengan kesejahteraan sosial berikut definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli. Menurut definisinya kesejahteraan sosial dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan atau pelayanan dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu (Suud, 2006). Menurut Suharto (2006;3) kesejahteraan sosial juga termasuk sebagai suatu proses atau usaha terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan adalah sebagai berikut di bawah ini. Menurut Suparlan dalam Suud (2006;5), kesejahteraan sosial, menandakan keadaan kesejahteraan pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja; jadi merupakan suatu keadaan dan kegiatan..

(47) 35. Kesejahteraan sosial menurut Friedlander dalam Suud (2006;8); kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisasi dari pelayananpelayanan dan lembaga-lembaga sosial yang dimaksud untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan hubungan-hubungan mereka untuk memperkembangkan seluruh kemampuannya dan untuk meningkatkan kesejahteraan nya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. Kesejahteraan sosial menurut Segal dan Brzuzy yang dikutip dalam Suud 92006;5) kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahterah dari suatu masyarakat, kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat. Sedangkan kesejahteraan sosial menurut Midgley masih dalam Suud (2006;5) menjelaskan bahwa, suatu keadaan secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Itu adalah pertama, setinggi apa masalah-masalah sosial dikendalikan, kedua, seluas apa kebutuhan dipenuhi dan terakhir, setinggi apa kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi individu-individu, keluarga-keluarga, komunitas-komunitas, dan bahkan seluruh masyarakat. Definisi-definisi di atas menekankan pengertian kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan. Setiap kelompok mempunyai definisi yang berbeda dari berbagai ahli. Berikut definisi kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan menurut beberapa ahli;.

(48) 36. Menurut Durham dalam Suud (2006;7), kesejahteraan sosial dapat didefinisikan. sebagai. kegiatan. yang terorganisasi. bagi. peningkatan. kesejahteraan sosial melalui menolong orang untuk memenuhi kebutuhan dalam beberapa bidang seperti dalam kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan-pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian terhadap individu, kelompok , komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas. Pelayanan-pelayanan ini meliputi perawatan, penyembuhan, dan pencegahan. Hal ini merupakan salah satu kegiatan yang mencerminkan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan harus saling membantu, agar kehidupan ini berjalan selaras dan harmonis menciptakan suasana yang sejahtera. Selanjutnya wilensky dan Lebeaux dalam Suud (2006;7) merumuskan kesejahteraan sosial sebagai; sistem yang terorganisasi dari pelayananpelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial. yang. pengembangan. memberi. kesempatan. kemampuan-kemampuan. kepada mereka. individu-individu. dan. seluas-luasnya. dan. meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Menurut Wickeden dalam Suud (2006;8) mengemukakan bahwa; kesejahteraan sosial adalah suatu sistem peraturan, program-program.

(49) 37. kebaikan-kebaikan, pelayanan yang memperkuat atau menjamin penyediaan pertolongan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang diakui sebagai dasar bagi penduduk dan keteraturan sosial. Arti kesejahteraan yang terakhir adalah kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu, orang-orang yang mempunyai berbagai macam kebutuhan akan pelayanan-pelayanan tersebut di atas, khususnya yang tidak dapat memenuhinya berdasarkan kriteria pasar, maka mereka menjadi sasaran atau perhatian kesejahteraan sosial ( Suhartono, 1993;6). Aksi sosial sebagai metode bantu dalam usaha mewujudkan kesejahteraan sosial dapat melalui jalan perundang-undangan. Menurut Segal dan Brzuzy dalam Suud (2006;90), kebijakan sosial juga merupakan bagian dari sistem kesejahteraan sosial. Sistem kesejahteraan sosial terdiri dari usaha-usaha dan strukturstruktur yang terorganisasi untuk menyediakan kesejahteraan masyarakat. Dalam. bentuk. sederhanaan,. sistem. kesejahteraan. sosial. dapat. dikonseptualisasikan sebagai empat bagian yang saling berhubungan sebagai berikut;. 1.). Isu-isu. sosial,. 2.). Tujuan-tujuan. kebijakan,. 3.). Perundang/peraturan, 4.) Program kesejahteraan. Sistem kesejahteraan sosial dimulai dengan mengenali isu sosial.. Sekali isu tersebut diakui sebagai. perhatian sosial, langkah selanjutnya adalah mengartikulasikan tujuan-tujuan kebijakan,. Tujuan-tujuan ini dapat menghasilkan suatu posisi publik yang diciptakan. melalui. perundang-undangan. atau. peraturan.. Akhirnya,. perundangan di terjemahkan ke dalam tindakan melalui penerapan suatu program kesejahteraan sosial..

(50) 38. Kesejahteraan sosial dapat diukur dari ukuran-ukuran seperti tindakan kehidupan (levels of life), pemenuhan kebutuhan pokok ( basic needs fulfillment, kualitas hidup ( quality of life) dan pembangunan manusia (human development) (Sen, 2008:8). Yang paling berhubungan dengan sistem kesejahteraan sosial bagi para homeless ini adalah seikatsu hogo. Pemerintah memberikan perlindungan hidup (seikatsu hogo) kepada masyarakat jepang. Seikatsu hogo adalah jaminan perlindungan terhadap standar hidup untuk semua warga jepang dan tidak boleh ada diskriminasi, dan orang yang hidup miskin dapat menuntut pertolongan bantuan dari pemerintah ( Kennett dan Iwata, 2003:63). Ada tujuh karakteristik di dalam kesejahteraan sosial yaitu; 1. Tuntutan ekonomi yang stabil 2. Tuntutan pekerjaan yang layak 3. Tuntutan keluarga yang stabil 4. Tuntutan jaminan kesehatan 5. Tuntutan jaminan pendidikan 6. Tuntutan kesempatan dalam bermasyarakat 7. Tuntutan kesempatan budaya atau rekreasi. Hal-hal di atas menjadi tuntutan dasar dalam masyarakat sosial. Ketika. semua. karakteristik. atau. tuntutan. dasar. dalam. kehidupan. bermasyarakat sudah terpenuhi secara otomatis kesejahteraan sosial juga sudah didapat..

(51) 39. B. KERANGKA PIKIR Solidaritas petani rumput laut ditunjukkan dalam bentuk kerjasama petani untuk mengerjakan usaha budidaya rumput laut terhadap pemenuhan nafkah rumah tanngganya. tentunya dapat berpengaruh untuk kehidupan sosial. masyarakat. Khususnya yang berada di daerah pesisir pantai yang kebanyakan masyarakatnya mengerjakan usaha budidaya rumput laut. Dengan adanya usaha budidaya rumput laut ini yang berada di daerah Kel.Biringkassi Kec.Binamu Kab.Jeneponto masyarakat dapat memenuhi nafka rumah tangganya..

(52) 40. Bagan Kerangka Pikir SOLIDARITAS SOSIAL. Petani rumput laut. Bentuk solidaritas. Terbentuknya solidaritas. Gootong. interaksi. royong. individu. Kerja sama. tingginya Faktor penghambat solidaritas adanya sistem upah sikap masyarakat yang indivudual. Pemenuhan nafkah rumah tanggah MASYARAKAT BIRINGKASSI KECEMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO. Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir C. PENELITIAN RELEVAN Kajian terkait solidaritas sosial bukan penelitian pertama kalinya, karena sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti baik yang termuat dalam artikel skripsi, maupun jurnal. Berdasarkan beberapa peneliti terdahulu yang menjadi referensi oleh peneliti yang dilakukan yaitu:.

(53) 41. 1. Rahmat Hidayat (2016) melakukan sebuah penelitian yang berjudul Solidaritas Sosial Masyarakat Petani di Kelurahan Bontolerung Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa solidaritas adalah rasa persatuan, rasa persaudaraan, gotong-royong tolongmenolong, membantu sesama yang merupakan sebuah kelaziman yang tetap ada pada masyarakat. Solidaritas Sosial dalam masyarakat terbangun karena dengan mata pencaharian yang sama yakni dalam bidang pertanian. 2. Abdullah Halik (2019) Melakukan penelitian dengan judul Solidaritas sosial Komunitas Tani Pada Masyarakat Lawara Kabupaten Watansoppeng. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara masyrakat masih baik meskipun sudah ada perubahan sedikit demi sedikit dampak yang terjadi yaitu pengadopsian antara masyarakat tradisi dengan masyarakat moderen. 3. Ummul Chairy (2016) melakukan penelitian dengan judul Assitulungeng Studi tentang Nilai Solidaritas Petani Di desa Tanrong Lempung Kecamatan Bola Kabupaten Wajo hasil penelitian menunjukan bahwa Assitulungeng atau menolong yang dilakukan oleh warga Tanro Lempong. Adapun wujud Assitulungeng pada petani di desa yaitu: paktrator, pattaneng, passangki, patteke’ atau patassi nilai solidaritas dalam kehidupan pertanian tradisional mereka mengandung nilai-nilai luhur dalam kehidupan antara lain: Harmoni masyarakat, melestarikan tradisi menghargai sesama manusia, menjaga adat, menerapkan ajaran agama, menjaga kesatuan dan pesatuan..

(54) 42. BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS DAN PENDEKATAN PENELITIAN 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Alasan saya memilih penelitian kualitatif desktiftif adalah untuk mengambarkan dan mendeskripsikan secara mendalam terkait dengan solidaritas sosial petani rumbut laut terhadap pemenuhan nafkah rumah tangga masyarakat biringkassi kecamatan binamu kabupaten jeneponto.. Untuk mengungkapkan fenomena dan makna secara alamiah tersebut, disini penulis menggunkan suatu metode deskriptif. Penelitian kualitatif ini memiliki suatu karakteristik dan mendeskriptifkan dalam suatu keadaan sebenarnya. Mendeskripsikan dalam suatu keadaan sebenarnya. Mendeskriptifkan suatu kejadian berarti disini menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian itu terjadi, dan disini juga penulis akan berusaha menganalisi, mengetahui dan mendeskripsikan tentang solidaritas sosial petani rumbut laut terhadap pemenuhan nafkah rumah tangga masyarakat biringkassi kecamatan binamu kabupaten jeneponto. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam metode penelitian kualitatif adalah pendekatan Naratif. Naratip adalah pendekatan yang menekankan pada kajian kronologis kehidupan individu jadi jika seorang peneliti ingin menulusuri. 42.

(55) 43. dinamika kehidupan seseorrang atau individu dapat menggunakan pendekatan naratif dalam metode kualitatif B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini mengangkat masalah “Solidaritas sosial petani rumput laut terhadap pemenuhan nafkah rumah tangga masyarakat kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. 2. Waktu Penelitian Waktu yang di butuhkan peneliti untuk melakukan penelitian ini di laksanakan sejak 12 januari 2021 sampai tanggal 12 februari 2021 terhitung sejak dikelurkanya izin penilitian oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan dalam waktu kurang lebih 2 bulan untuk penilitian di lokasi penelitian yang telah di tentukan peneliti. Waktu Kegiatan Penyusunan Proposal Konsultasi Proposal Ujian Proposal. Bulan I. Bulan II. Bulan III. Bulan IV. Bulan V. Bulan VI. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4.

(56) 44. C. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih masa data yang relevan dan mana data yng tidak relevan, karena itu penelitian ini di fokuskan pada Solidaritas sosial petani rumput laut terhadap pemenuhan nafkah rumah tangga masyarakat Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. D. Informan Penelitian Informan merupakan sumber data untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan maslah yang menjadi focus penelitian.Untuk menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti memilih teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Dalam teknik purpose sampling peneliti memilih subyek penelitian dengan tujuan untuk menentukan informan kunci(key informan) yang sesuai dengan fokus penelitian yang dilakukan secara sengaja tanpa dibuat-buat untuk mendapatkan kekuatan akurasinya.Sedangkan untuk menambah kredibilitas data, peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling yang mana bertujuan untuk mengembangkan informasi dari informan yang telah ditentukan. Adapun informan yang di maksud antara lain adalah :.

(57) 45. 1. Kepala Lingkungan 2. Tokoh masyarakat 3. Mayarakat Setempat (Petani Rumput Laut) E. Jenis dan Sumber Data Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Data Primer Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari informan penelitian dilapangan, data primer merupakan data asli yang di peroleh dari informan yang terlibat langsung dengan objek akan diteliti.Data primer adalah data yang terkait dengan tujuan penelitian yang di peroleh dari hasil wawancara dengan informan seperti informan kunci dan informman utama. Data tersebut dikumpulkan dari pendapat masyarakat petani rumput laut di kelurahan Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah, Data yang diperoleh dari informan yang bukan informan utama dalam penelitian ini atau bisa dikatakatan informan pendukung.Data sekunder adalah data yang di peroleh dari reverensi atau sumber lain yang relevan dengan penelitiaan atau kepustakaan ,dokumen atau media lainnya terkait hubungan Solidaritas sosial petani rumput laut terhadap pemenuhan nafkah rumah tangga masyarakat Biringkassi Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, sumber informasi pada data sekunder dalam penelitian ini yaitu buku tentag teori sosiologi, jurnal dan skripsi..

(58) 46. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam memperoleh data penelitian ialah berupa lembar kuesioner/angket, buku pedoman, catatan dokumentasi sebagai pendukung dalam penelitian ini. 1. Lembar kuesioner/angket, berisi daftar pertanyaan oleh peneliti yang akan diberikan kepada informan 2. Pedoman penelitian adalah suatu pegangan untuk peneliti agar lebih terarah sesuai sistematika yang telah ditentukan, dalam hal ini adalah buku panduan proposal oleh program studi Pendidikan Sosiologi 3. Catatan dokumentasi adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai penguatan yang berupa gambar, grafik, data angka, atau dokumen lainnya yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. G. Tehnik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik observasi boleh dikatakan merupakan keharusan dalam pelaksanaan penelitian kualitatif. Hal ini disebabkan karena banyaknya fenomena sosial yang tersamar ataukasat mata, yang sulit terungkap bilamana hanya digali melalui wawancara. Metode ini merupakan pencatatan dan pengamatan secara sistematik terhadap fenomenafenomena yang ada di tempat penelitian. Metode ini juga digunakan untuk.

(59) 47. mendapatkan data yang bersifat fisik, yang tidak dapat di peroleh dengan cara interview 2. Wawancara Interview atau wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (intervier) dan sumber informasi (interview). 3. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. H. Teknik Analisis Data Analisa data dalam penelitian adalah proses mencari dan menyusun data secara dokumentasi,. stematis yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dengan. cara. mengorganisasikan. data. kedalam. kategori,. menjabarkan kedalam unti-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajar, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain, supaya mudah di fahami dan dimengerti. Menurut Moelong (1989) dalam buku metodologi penelitian kualitatif (Salim & Syahrum 2012), Analisis data dimaksudkan untuk mentukan unsur-unsur atau bagian-bagian yang berisikan kategori yang lebih kecil dari data penelitian. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data.

(60) 48. berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data pada saat tertentu. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Alur pertama adalah reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap fokus yang akan dikaji lebih lanjut. Tujuan akhir reduksi tersebut untuk memahami data yang telah dikumpulkan dan memikirkan peluang-peluang pengumpulan data berikutnya. Begitu seluruh data yang diperlukan telah selesai dikumpulkan, semuanya dianalisis lebih lanjut dan lebih intensif meliputi kegiatan pengembangan sistem kategori pengkodean, penyortiran data dan penyajian data. Alur kedua adalah penyajian data, dalam penyajian data ini seluruh data-data di lapangan yang berupa dokumentasi, hasil observasi dan hasil wawancara akan dianalisis. Alur ketiga adalah menarik kesimpulan atau verifikasi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam analisis data. Peneliti berusaha mencari makna dalam setiap fokus penelitian. Selanjutnya ditarik kesimpulan untuk masing-masing fokus tersebut, tetapi dalam suatu kerangka yangbersifat komprehensif. I. Tehnik Keabsahan Data Teknik keabsahan data adalah proses mengtringulasikan tiga data yang terdiri dari data observasi, wawancara, dan dokumen. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu kebenaran atau keabsahan data agar penelitian memenuhi. kriteria. validalitas dan reabilitas.Alat yang digunakan untuk menguji keabsahan data yang terdiri dari triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, dan triangulasi.

Gambar

Tabel 1. Indikator Keberlanjutan Nafkah
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar : 4.1 Administrasi Kabupaten  Jeneponto
Tabel            4.2  JUMLAH PEMELUK AGAMA D KECAMATAN  BINAMU MENURUT DESA/KELURAHAN TAHUN  2020
+2

Referensi

Dokumen terkait

Landasan untuk perluasan.. Dapat membantu proses penyusunan informasi, asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan

Berdasarkan hasil analisa pemodelan dengan variasi tata letak dinding geser atau shear wall, dapat ditarik kesimpulan bahwa dinding geser memberikan kontribusi besar terhadap struktur

Berdasarkan tabel 3, hasil penelitian yang telah peneliti temukan dari pemeriksaan kurikulum tersebut ditemukan capaian profil lulusan dari universitas LPTK dan Non

114 Berdasarkan hal-hal di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rakhmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Praktek Kerja Industri Pengolahan Pangan dengan judul

Pengukuran pengeluaran energi metabolism (metabolic energy expenditure) merupakan suatu pendekatan untuk mengukur kapasitas kerja fisik manusia karena besaran energi

Secara matematis breakpoint ditentukan berdasarkan grafik level daya terima (Pr) fungsi jarak menggunakan two ray model, dengan persamaan seperti yang ditulis pada

Bakso menjadi salah satu alternatif makanan cepat saji yang cukup populer dikalangan masyarakat Indonesia, baik itu dari kelas bawah sampai kelas atas sangat familiar dengan