• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF DALAM

HUBUNGAN

INTERNASIONAL

(2)

• Sebelum PD I studi Hubungan

Internasional lebih banyak

berorientasi pada sejarah diplomasi

dan hukum internasional

• Setelah PD I mulai ada kajian

hubungan internasional secara

komprehensif dan sistematik

• Selama PD I – PD II terdapat

perbedaan pendapat antara

kelompok realis dan idealis.

(3)

Paradigma Realism

• Realisme memandang ilmu pengetahuan untuk menjelaskan apa yang terjadi dan bagaimana sebenarnya itu ada.

• Realisme muncul sebagai reaksi atas kegagalan kaum idealisme-liberalis.

• Tokoh realis seperti E.H. Carr, Daniel Bernhard, dan Hans J Morgenthou

berpendapat bahwa negara sebagai aktor tunggal harus bisa menjaga keamanan di negaranya sendiri dan mendapatkan

kekuasaan untuk kepentingan negara itu sendiri (self interested).

(4)

• Bagi kaum realis, negara adalah

aktor utama dalam hubungan

internasional sekaligus menekankan

pada hubungan antarnegara. Negara

dalam hal ini memiliki sifat tunggal

dan rasional.

(5)

• Realisme klasik dikemukakan oleh ilmuan sosial dan politik, seperti Thucydides,

Niccolo Maciavelli dan Thomas Hobbes. • Thucydides menyatakan perang sebagai

langkah yang efektif dan rasional untuk stabilitas karena negara tidak mempunyai pilihan lain kecuali menjalankan

pemerintahan yang anarkis (tidak ada yang mengontrol atau tidak ada yang yang mengatur dan tanpa aturan).

• Realis menganggap sistem internasional anarkis karena tidak ada aturan-aturan secara global (global governance).

• Realisme lebih mengutamakan

(6)

• Thomas Hobbes dalam bukunya yang berjudul Leviathon (1651), menyatakan ada tiga asumsi dasar realisme, yaitu

manusia adalah sama, manusia

berinteraksi dalam lingkungan yang anarkis, dan manusia diarahkan oleh

kompetisi, rasa ketidakpercayaan diri, dan kemuliaan.

• Kemudian muncul konsep war of all against all, pada dasarnya manusia berkompetisi demi kepentingannya sendiri.

• Dapat disimpulkan bahwa Hobbes

menekankan pada kekuatan politik dan hukum internasional. Pemikiran Hobbes tersebut didasari oleh realitas dilema

(7)

• Perspektif realis berdasar pada

pendapat tentang pesimisme dan

skeptisme yang menjadi sifat dasar

manusia.

• Peranglah yang dijadikan solusi

untuk menyelesaikan konflik

antarnegara.

• Kaum realis menggunakan

keamanan nasional dan

kelangsungan hidup dalam

(8)

• Para tokoh realis menggambarkan

politik internasional sebagai “power

politics”, yaitu sebuah arena

rivalitas, konflik, dan perang

antarnegara dalam mempertahankan

kepentingan nasionalnya dan

menjamin kelangsungan hidup

negara.

(9)

• Dalam pandangan realis, negara

merupakan aktor utama di panggung

internasional.

• Sebagai aktor utama, negara

berkepentingan untuk menjaga dan

mempertahankan kepentingan

nasionalnya dalam politik

internasional.

(10)

• Pencapaian national power

merupakan dorongan ilmiah dari

setiap negara untuk

memperjuangkan kepentingan

nasionalnya

• Berusaha mencapai balance of power

(keseimbangan kekuatan)

(11)

• Kepentingan nasional (national

interest) adalah kepentingan negara

seperti yang dipersepsikan oleh para

pembuat keputusan atau kebijakan.

• Kepentingan nasional yang vital

adalah menyangkut masalah

eksistensi sebagai negara berdaulat

atau kelangsungan hidup rakyat.

• Kepentingan nasional non vital tidak

menyangkut eksistensi negara tetapi

kepentingan yang bersifat sekunder.

(12)

Tipe-Tipe Realisme

• Pandangan realis terdiri dari beberapa tipe. • Pertama, structural realism.

Pandangan ini melihat realisme sebagai kondisi konflik yang permanen dan persiapan

menghadapi konflik yang mungkin muncul di masa depan.

Structural realism dibagi menjadi dua bagian, yaitu structural realism I (human nature), dan

structural realism II (international system).

Structural realism I menitikberatkan sifat dasar

manusia sebagai strukturnya. Menurut

pandangan ini, politik internasional dikendalikan melalui perjuangan meraih kekuasaan (struggle for power) dengan menempatkan sifat dasar

(13)

Sementara, structural realism II

menyatakan bahwa perilaku negara

dibentuk oleh suatu struktur yang

anarki. Sistem anarki, menurut

pandangan ini, menimbulkan adanya

ketakutan, kecurigaan, dan

(14)

• Kedua, historical realism.

Pandangan ini melihat realisme sebagai semacam izin/lisensi untuk melakukan tindakan apapun demi menjaga kelangsungan hidup negara. \ • Ketiga, liberal realism.

Berbeda dengan dua pandangan sebelumnya,

liberal realism menolak adanya sikap pesimistik

dalam mencegah konflik dan peperangan. Menurut pandangan ini, anarki internasional dapat diredam oleh negara yang mempunyai kemampuan untuk mencegah agresi suatu negara terhadap negara lain. Di samping itu, anarki juga dapat dikendalikan dengan selalu membangun hubungan diplomatik antarnegara.

(15)

Esensi Realisme

• Setidaknya, terdapat tiga esensi yang mendasari realisme.

• Pertama, statism. Statism memiliki dua klaim;  Pertama, negara adalah aktor utama yang

memiliki posisi penting dalam politik dunia. Aktor yang lain memiliki signifikansi yang lebih kecil

dibanding negara.

 Kedua, kedaulatan negara berarti adanya

eksistensi dari komunitas politik yang merdeka dan memiliki otoritas yuridiksi di wilayah

teritorialnya. Kritikan yang muncul terhadap

esensi ini adalah ketidakmampuan negara yang berdaulat untuk merespon masalah-masalah

global seperti kelaparan, pencemaran

(16)

• Kedua, survival.

Tujuan utama dari semua negara adalah menjaga kelangsungan hidupnya.

• Ketiga, self-help.

Bagi suatu negara, tidak ada jaminan yang pasti bahwa negara yang lain dapat

menjamin eksistensi negara tersebut.

Dalam politik internasional, struktur dan sistem yang dibangun tidak menjamin

adanya persahabatan, kepercayaan, dan saling menghormati antarnegara.

Kehidupan bersama yang tentram dan damai hanya dapat dicapai apabila ada keseimbangan kekuatan.

(17)

Paradigma Neorealis

• Beberapa tokoh utama neorealisme antara lain Kenneth Waltz, Stephen Krasner,

Robert Gilpin, Barry Buzan, Richard Little dan Charles Jones.

• Merupakan jawaban dari kelemahan pendekatan realis yang tidak bisa

menjelaskan variasi perilaku

negara-negara dalam sejarah politik internasional • Neorealis bisa menjelaskan variasi

perilaku unit-unit sistem internasional karena perilaku mereka tidak hanya dipengaruhi dorongan internal untuk

mencapai kekuatan tetapi juga distribusi kekuatan dalam sistem internasional

(18)

• Bebeda dengan realisme, neorealisme merupakan teori yang menginginkan adanya kesetaraan dan peningkatan

melalui kerjasama. Neorealisme berusaha ilmiah dan lebih positivis.

• Kenneth Waltz berpendapat bahwa sistem internasionallah yang menentukan

perilaku negara. Sistem internasional bersifat anarkis maka negara akan

menjadi egois. Negara akan bersaing dalam peningkatan senjata militer dan strategi militer untuk memperluas dan mempertahankan kekuasaannya.

(19)

• Neorealisme berpandangan bahwa konflik terjadi akibat perilaku negara yang ingin mempertahankan atau memperluas

kekuasaanya.

• Aktor yang berperan dalam neorealisme adalah sistem internasional

• Pandangan neorealisme cenderung

melihat segala sesuatu dari kacamata struktur dan unit-unitnya.

(20)

• Dua karakteristik lain yang membentuk pemikiran neorealis adalah karakter unit dalam sistem dan distribusi kapasitas unit dalam sistem (Waltz, 1979). Karakter unit dalam sistem mengacu pada fungsi yang dijalankan oleh unit-unit dalam sistem, yakni negara.

• Dalam pandangan neorealis, semua unit memiliki fungsi yang sama yakni

menjamin kelangsungan hidupnya.

• Tetapi, sekalipun semua negara memiliki fungsi yang sama, negara-negara tersebut berbeda dalam kemampuan, sebagaimana tercermin dalam distribusi kekuasaan

yang seringkali tidak seimbang dan sering berubah.

(21)

• Singkatnya, seperti ditulis oleh

Waltz, semua negara memiliki

kesamaan tugas, tetapi tidak dalam

kemampuan untuk menjalankannya.

Perbedaannya terletak pada

kapabilitas, bukan pada fungsi

mereka.

(22)

• Neo-realisme mengasumsikan sistem internasional yang anarki memberikan pengaruh terhadap perilaku negara. • Neo-realisme berpandangan bahwa

dimungkinkan adanya kerjasama didalam sistem yang anarki namun relative gain

adalah tujuan dari negara-negara yang terlibat di dalamnya.

• Maka dengan demikian negara yang

terlibat dalam kerjasama tersebut tidak akan rela apabila negara lain mengambil keuntungan yang lebih besar dari apa

(23)

• Bagi realisme struktural, penjelasan

terhadap endemiknya perebutan

kekuasaan dalam politik

internasional bukan berasal dari

hakekat manusia (negara),

melainkan dari struktur yang

menjadi konteks dari perilaku

negara-negara.

(24)

• Dalam sebuah sistem yang secara struktural anarkhi, negara harus bertindak semata-mata

berdasarkan kepentingannya sendiri, yang berarti mengejar kekuasaan sebesar-besarnya. Negara menggantungkan pada kemampuannya sendiri

(self-help), yakni mengumpulkan berbagai sarana terutama (tetapi bukan satu-satunya) militer

untuk berperang melawan negara lain. • Tetapi, kebutuhan sebuah negara untuk

mempertahankan diri dengan memperkuat kekekuatan militernya, bagi negara lain

merupakan sumber acaman dan menuntut

negara lain tersebut melakukan hal yang sama, dan dikenal sebagai dilema keamanan (security

(25)

• Negara berusaha secara internal seperti meningkatkan kemampuan ekonomi,

kekuatan militer,

mengembangkan strategi yang lebih pintar serta usaha eksternal

seperti memperkuat dan memperluas

aliansi atau memperlemah dan membubarkan aliansi musuhnya.

• Keseimbangan kekuatan (balance of power) muncul lebih kurang

secara otomatis dari instink untuk bertahan.

• Kencenderungan keseimbangan kekuatan untuk membentuk apakah sejumlah negara atau semua negara secara sadar bertujuan membentuk dan mempertahankan keseimbangan atau apakah sejumlah atau beberapa negara bertujuan

(26)

• Persamaan neo-realisme dan realisme klasik adalah menjadikan negara dan perilaku negara sebagai fokusnya serta

berusaha menjawab pertanyaan mengapa perilaku negara selalu terkait dengan

kekerasan. Dalam pemikiran kedua realis ini pula, perilaku negara yang keras dan amoral merupakan konsekuensi dari

endemiknya kekuasaan dalam politik internasional

• Tetapi neo-realisme dan realisme klasik memiliki perbedaan mengenai mengapa politik internasional memiliki karakter

endemik yang ditandai dengan perebutan kekuasaan.

(27)

• Bagi realis klasik, perebutan kekuasaan yang berlangsung terus menerus dalam politik internasional bersumber pada

hakekat manusia. Seperti pemikiran-pemikiran yang dikembangkan

Thucydides, Machiavelli dan Hobbes,

pemikiran yang melihat hakikat manusia bersifat self-interested dan dalam kondisi

state of nature akan berperang satu sama

lain, realis klasik memandang negara akan memiliki karakter yang sama, karena

politik internasional pada dasarnya adalah gambaran dari state of nature dalam arti yang sebenarnya.

(28)

• Adapun bagi neo-realisme,

perebutan kekuasaan dalam politik

internasional bukan berasal dari

hakekat manusia (negara),

melainkan dari struktur yang

menjadi konteks dari perilaku

(29)

• Realis menjadikan power sebagai tujuan yang paling penting (the ultimate aim) dalam politik global. Neorealis

menganggap power sebagai instrumen menciptakan rasa aman. Setiap unit

dalam sistem berusaha mengontrol

instrumen tersebut dalam jumlah dan kualitas yang memadai

• Pendekatan neorealis untuk menjawab fenomena politik internasional pasca perang dingin, khususnya hadirnya isu regionalisasi di kawasan Asia Pasifik.

(30)

• Jika bagi realis manusia adalah jahat, maka bisa jadi menurut neorealis yang jahat adalah sistem.

• Kelebihan pemikiran realism dan

nonrealisme dibanding pemikiran lainnya adalah bahwa realism dapat menjamin tercapainya kepentingan nasional tanpa harus mereduksi kedaulatan dengan

bergabung menuju organisasi internasional secara ‘penuh’.

• Namun kekurangan yang paling

dikawatirkan adalah begitu mudahnya realis memutuskan penyelesaian konflik

dengan jalan militer yang notabene mahal dan destruksif.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang dikatakan stres apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka

Pengaruh Kondisi Lingkungan Pemeliharaan Berbeda Terhadap Sintasan Serta Laju Pertumbuhan Larva dan Spat Tiram Mutiara Pinctada maxima

Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang di alokasikan

Dengan melihat segala keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam perencanaan pembangunan perlu ditentukan sektor-sektor dan subsektor-subsektor ekonomi yang

Kami optimis bahwa usaha ini akan berkembang karena harga bakpau yang ditawarkan terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat, selain itu bakpao kenari dingin

Observasi dailaksanakan untuk mendapatkan informasi secara langsung kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hasil observasi ini dimanfaatkan sebagai bekal untuk

Tulisan ini membahas pemanfaatan OSS pengolah data dan statistik yaitu perangkat “R” dalam penelitian agroklimat, mulai dari paket analisis yang tersedia, contoh penelitian

Berfungsi sebagai penerima hasil transmisi hydraulic fluid bertekanan tinggi dari power pack menjadi gerakan naik turun untuk mengangkat rangkaian sucker rod pump dibawah