• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFFECTIVE REPORT WRITING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFFECTIVE REPORT WRITING"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECTIVE

REPORT WRITING

MODUL 3

Gaya Penulisan Laporan Yang Efektif

Modul 3- 1 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(2)

GAYA PENYUSUNAN LAPORAN

1. CARA DEDUKSI (CARA LANGSUNG)

Menyampaikan ide pokok dan

rekomendasi terlebih dahulu, setelah itu baru dijelaskan hal-hal yang rinci.

Modul 3- 2 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(3)

CIRI PEMBACA LAPORAN DENGAN

CARA DEDUKSI ATAU CARA LANGSUNG

Eksekutif yang sibuk;

Lebih suka untuk menentukan sesuatu dengan

segera;

Ingin mengetahui „berita baik‟ atau informasi

netral;

Ingin menganalisis data lebih baik, dan hal ini

akan menjadi lebih mudah jika kesimpulan dan rekomendasi dicantumkan pada awal laporan;

Ingin mengetahui pandangan penulis laporan

dengan segera;

Lebih menyukai laporan yang disusun dengan

cara deduksi. Modul 3- 3 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(4)

GAYA PENYUSUNAN LAPORAN

2. CARA INDUKSI (TIDAK LANGSUNG)

Menjelaskan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita

memberikan ide pokok, kesimpulan, dan rekomendasi. Modul 3- 4 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(5)

CIRI PEMBACA LAPORAN DENGAN CARA INDUKSI ATAU CARA TIDAK LANGSUNG

Ingin mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu untuk dapat memahami kesimpulan dan rekomendasinya; Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang

menyenangkan („berita buruk‟);

Merasa kesimpulannya tidak bias dan dapat menerimanya;

Perlu membaca keseluruhan laporan, bukan hanya bagian akhirnya saja;

Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara induksi. Modul 3- 5 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(6)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya.

Gaya Bahasa adalah tata susunan kalimat yang memiliki efek terhadap pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan tersebut memuaskan pembaca dari segi retorikanya.

Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk kalimat-anak kalimat.

Modul 3- 6 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(7)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi :

Kalimat inversi

Kalimat dimana predikat mendahului subjek. Digunakan jika subjek kalimat panjang, sedangkan predikat kalimat pendek. Efek yang dihasilkannya adalah kemudahan pemahaman kalimat.

Contoh :

Selanjutnya muncul persoalan baru yang tidak dapat tuntas dijawab hanya dengan mengandalkan intuisi.

Modul 3- 7 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(8)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi :

Kalimat tanpa kata sambung

Kalimat seperti ini pada umumnya menjadi ciri tulisan jurnalistik, namun tampaknya kini sudah menyentuh karya tulis ilmiah. Efek yang ditimbulkannya adalah pementingan pada ide yang disebutkan belakangan.

Contoh :

Menghadapi masalah itu, Pemerintah daerah berencana mengeluarkan peraturan baru.

Modul 3- 8 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(9)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi :

Kalimat bermajas

Tidak ada salahnya kalimat dalam karya tulis ilmiah memuat majas atau peribahasa sepanjang majas itu dijelaskan.

Contoh :

Kalimat “mata adalah jendela tubuh”, jika dimuat, perlu diiringi penjelasan mengenai mengapa mata disejajarkan dengan jendela pada tubuh.

Modul 3- 9 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(10)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi :

Kalimat berpengulangan kata

Penekanan dapat dilakukan dengan pengulangan kata, bahkan di dalam satu kalimat.

Contoh :

Demokrasi berarti bebas berbicara; demokrasi berarti mau mendengarkan pendapat orang lain; demokrasi berarti menganggap perbedaan sebagai sesuatu yang wajar. Modul 3- 10 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(11)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi :

Kalimat yang mengedepankan keterangan

Kalimat dimana kata keterangan diletakkan di posisi awal dalam suatu kalimat.

Contoh :

Di tengah Sahara orang harus awas terhadap dua bahaya : ular derik, dan duri kaktus.

Kalimat aktif

Kalimat dimana subjek kalimat menjadi agen (pelaku) dari perbuatan yang menjadi predikat kalimat.

Contoh :

Pemerintah menaikkan tarif angkutan kota.

Modul 3- 11 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(12)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Secara umum, gaya penulisan kalimat dapat divariasikan menjadi :

Kalimat pasif

Kalimat dimana subjek kalimat menjadi penderita akibat perbuatan yang menjadi predikat kalimat.

Contoh :

Tarif angkutan kota dinaikkan oleh pemerintah.

Kalimat panjang Kalimat pendek Modul 3- 12 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(13)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Untuk kalimat majemuk, gaya penulisan kalimatnya dapat divariasikan menjadi :

Kalimat yang melepas

Kalimat yang disusun dengan diawali induk kalimat (unsur utama) dan diikuti anak kalimat (unsur tambahan).

Contoh :

Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana. Modul 3- 13 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(14)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Untuk kalimat majemuk, gaya penulisan kalimatnya dapat divariasikan menjadi :

Kalimat yang berklimaks

Kalimat yang disusun dengan diawali anak kalimat (unsur tambahan) dan diikuti induk kalimat (unsur utama). Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh :

Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya. Modul 3- 14 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(15)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Untuk kalimat majemuk, gaya penulisan kalimatnya dapat divariasikan menjadi :

Kalimat yang berimbang

Kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk campuran.

Contoh :

Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. Modul 3- 15 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(16)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Selain tercermin dalam variasi penyusunan kalimat, gaya penulisan juga tercermin dalam pemilihan kata (diksi). Oleh karena itu kemampuan kita dalam menulis perlu diungkapkan dengan mempergunakan pilihan kata seteliti dan secermat mungkin.

Jika kegiatan penulisan dianalogikan dengan kegiatan melukis, pemilihan kata dapat diibaratkan sebagai proses pewarnaan pada sketsa yang sebelumnya telah dibuat. Warna yang tepat akan menampilkan gambar lebih bagus, hidup, dan menarik. Untuk itu, kemampuan memilih warna sangat penting bagi pelukis. Begitu pula halnya dengan penulis, ia harus mempunyai khazanah kosakata yang memadai. Modul 3- 16 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(17)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Kesalahan atau kekurangtepatan di dalam memilih kata, dapat disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya dapat disebabkan oleh penguasaan kosa kata yang terbatas, pemahaman yang tidak tepat terhadap kata-kata baru, pengaruh kesalahkaprahan penggunaan kata yang umum terjadi, maupun oleh keinginan untuk gagah-gagahan dengan memanfaatkan kata-kata asing dengan penerapan yang keliru. Selain itu, kesalahan dan kekurangtepatan pemilihan kata yang sering terjadi dapat pula diakibatkan oleh ketidaksesuaiannya dengan ragam bahasa yang dipilih.

Modul 3- 17 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(18)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Kosakata dapat diperkaya dengan berbagai cara, yakni : 1) pemakaian kamus umum dan kamus sinonim yang

baik,

2) pemasukan kata baru di dalam tulisan dan pembicaraan,

3) usaha membaca jenis tulisan sebanyak-banyaknya, 4) pengetahuan macam-macam kosakata dan

penggunaannya. Modul 3- 18 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(19)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah :

A. Kepekaan maknawi

Kepekaan maknawi adalah kepekaan terhadap aspek makna pada kosakata. Dalam kaitannya dengan makna, kosakata dapat ditinjau berdasarkan :

Makna denotatif dan makna konotatif

Makna umum dan makna khusus

Makna konkret dan abstrak

Sinonim Modul 3- 19 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(20)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

A. Kepekaan maknawi

Makna denotatif dan makna konotatif

Makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.

Berikut contoh makna denotatif dan makna konotatif :

Konotatif

(perusuh) diamankan

(harga) melambung tinggi Denotatif

(perusuh) ditahan, ditangkap (harga) naik Modul 3- 20 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(21)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

A. Kepekaan maknawi

Makna umum dan makna khusus

Kata umum (generik) adalah kata yang acuannya lebih luas, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus (spesifik) disebut kata khusus.

Contoh : Kata umum Ikan

Kata khusus

Mujaer, tuna, gurame, dll.

Modul 3- 21 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(22)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

A. Kepekaan maknawi

Makna konkret dan abstrak

Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindera disebut kata konkret, sedangkan kata yang yang tidak mudah diserap pancaindera disebut kata abstrak. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu tulisan, tulisan itu dapat menjadi samar dan tidak cermat.

Contoh :

Kata konkret

Meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat Kata abstrak Gagasan, perdamaian Modul 3- 22 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(23)

A. Kepekaan maknawi : SINONIM

 Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.

 Sinonim ini dapat dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan.

 Walaupun dua atau lebih kata-kata bersinonim, tidak menjamin bahwa kita dapat bebas menggunakan kata-kata tersebut dalam konteks apa saja.

 Agar penulis terhindar dari kesalahan dalam penggunaan sinonim, ia dapat menguji kata yang bersinonim dengan cara mempertukarkan dalam berbagai konteks. Modul 3- 23 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(24)

A. Kepekaan maknawi : SINONIM

Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara tepat. Kata sesuatu tidak diikuti oleh kata benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh kata benda.

Contoh :

• Ia mencari sesuatu

• Pada suatu waktu ia datang dengan wajah berseri-seri.

Kata dari dan daripada tidak sama pemakaiannya. Kata dari dipakai untuk menunjukkan asal sesuatu, baik bahan dan maupun arah. Kata daripada berfungsi membandingkan.

Contoh :

• Ia mendapat tugas dari atasannya.

• Cincin itu terbuat dari emas.

• Duduk lebih baik daripada berdiri.

• Indonesia lebih luas daripada Malaysia.

Modul 3- 24 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(25)

A. Kepekaan maknawi : SINONIM

 Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata besar,

agung.

 Kata masing-masing dan tiap-tiap tidak sama dalam pemakaiannya. Kata tiap-tiap harus diikuti oleh kata benda, sedangkan kata masing-masing tidak boleh diikuti oleh kata benda.

Contoh :

• Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh orang.

• Berbagai gedung bertingkat di Jakarta memiliki gaya arsitektur masing-masing.

• Masing-masing mengemukakan keberatannya.

• Para pemimpin negara yang hadir di Jakarta masing-masing dijaga ketat oleh Paspampres.

Modul 3- 25 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(26)

A. Kepekaan maknawi : SINONIM

Pemakaian kata dan lain-lain harus dipertimbangkan secara cermat. Kata dan lain-lain sama kedudukannya dengan seperti, antara lain, misalnya.

Bentuk yang salah Bentuk yang benar

• Dalam ruangan itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, bangku, dan lain-lain.

• Dalam ruang itu kita dapat menemukan meja, buku, bangku, dan lain-lain.

• Dalam ruang itu kita dapat menemukan barang-barang seperti meja, buku, dan bangku. Modul 3- 26 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(27)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah :

B.Kepekaan bentuk

Kepekaan bentuk berkaitan dengan masalah struktur atau gramatikal. Kepekaan bentuk ini penting karena berkaitan dengan penyusunan kalimat. Kepekaan bentuk meliputi kepekaan terhadap :

Pengimbuhan (afiksasi)

Bentuk berkaitan

Variasi bentuk pengungkapan

Pengacuan Modul 3- 27 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(28)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

B. Kepekaan bentuk

Pengimbuhan

Berkaitan dengan penempatan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) yang tepat dalam suatu kata yang digunakan dalam suatu kalimat.

Pengimbuhan berkaitan juga dengan penggunaan kata yang tidakperlu.

Misalnya, imbuhan me-kan pada umumnya membentuk kata kerja yang diikuti oleh kata benda (yang mejadi objeknya). Jadi salah kaprah apabila kita menemukan ungkapan membicarakan tentang, mempertimbangkan terhadap, dan membahas mengenai.

Modul 3- 28 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(29)

B. KEPEKAAN BENTUK : BENTUK BERKAITAN

Dalam khazanah kosakata bahasa Indonesia,

terdapat bentuk-bentuk yang saling berkaitan satu

sama lain. Sebagai contoh, kata integrasi berkaitan

dengan integritas dan integral, atau potensi

berkaitan dengan potensial. Kita harus mengetahui

secara tepat kata apa yang akan kita gunakn untuk

mewakili pikiran kita.

Modul 3- 29 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(30)

B. KEPEKAAN BENTUK : BENTUK BERKAITAN

 Nyatakan kalimat berikut benar atau salah! Jika salah, bagaimana perbaikannya?

• Seluruh komponen masyarakat di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon terintegritas dalam jaringan kerjasama antardesa.

• Seluruh spek potensi dalam masyarakat di daerah tersebut berkaitan dengan taman nasional.

Modul 3- 30 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(31)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

B. Kepekaan bentuk

Variasi bentuk pengungkapan

Yaitu mengungkapkan sebuah gagasan dalam beberapa bentuk. Kita dapat menggunakan variasi yang ringkas atau yang panjang tergantung dari kebutuhan. Semua bentuk tersebut dapat kita gunakan sebagai usaha untuk memvariasikan pengungkapan.

Ungkapan panjang Ungkapan ringkas Menarik kesimpulan

Menggunakan pendekatan(terhadap) Melakukan analisis (tentang)

Melakukan tinjauan kembali (terhadap) Melakukan pengkajian (terhadap)

Menyimpulkan Mendekati Menganalisis Meninjau kembali Mengkaji Modul 3- 31 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(32)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

B. Kepekaan bentuk

Pengacuan

Pengacuan juga merupakan salah satu hal yang harus kita pahami dengan baik. Beberapa aturan dalam pengacuan adalah sebagai berikut:

Pengacuan pada uraian sesudahnya

Pengacuan pada uraian sebelumnya Ini, berikut, berikut ini, sebagai

berikut, di bawah, di bawah ini.

Itu, demikian, tersebut, di atas, sebelumnya. Modul 3- 32 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(33)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah :

C. Kepekaan terhadap variasi ragam bahasa

Ragam bahasa adalah variasi pemakaian suatu bahasa secara umum tetapi tetap berpola pada bahasa induknya. Ragam bahasa dapat ditinjau dari segi pemakai bahasa dan pemakaian bahasa. Ragam bahasa berdasarkan pemakai bahasa dapat ditinjau dari segi daerah, pendidikan, usia dan sikap pemakai bahasa. Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat dibagi berdasarkan bidang kegiatan/mata pencaharian, gangguan pencampuran, dan sarana.

Modul 3- 33 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(34)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

C. Kepekaan terhadap variasi ragam bahasa Ragam lisan Ragam tulis

tergantung pada masuk akal gampang terburu-buru enteng kebesaran buta tuli mau meski walau sebelumnya sesudahnya kenapa bergantung pada

logis, dapat diterima akal mudah tergesa-gesa ringan terlalu besar tunanetra tunarungu akan, hendak meskipun walaupun sebelum itu sesudah itu mengapa Modul 3- 34 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(35)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

C. Kepekaan terhadap variasi ragam bahasa

Ragam baku adalah ragam penulisan yang standar, yaitu yang merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan kata baku dan nonbaku, kita harus selalu merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia apabila menjumpai kata-kata yang meragukan.

Kata baku Kata nonbaku Kata baku Kata nonbaku Hakekat Jadual Hirarki Sistim Handal Hakikat Jadwal Hierarki Sistem Andal Sintesa Personil Pemboman Pengrusakan Prosentase Isteri Sistesis Personel Pengeboman Perusakan Persentase Istri Modul 3- 35 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(36)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Hal yang harus dimiliki penulis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata (diksi) adalah :

D. Pemahaman tentang padanan kata

Kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa asing sehingga tidak jarang ditemukan penggunaan kata-kata asing atau kata-kata pungut, yaitu kata yang diambil dari kata-kata asing.

Sejauh kata-kata tersebut memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia dan bertujuan untuk memudahkan pemahaman karena pembacanya adalah kalangan terdidik yang paham bahasa asing, hal itu sah saja untuk dilakukan. Namun apabila sudah ada tawaran padanan dalam bahasa Indonesia, akan lebih baik jika kita gunakan karena dampaknya akan sangat positif bagi pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia.

Kata-kata pungut itu ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan.

Modul 3- 36 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(37)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Modul 3- 37 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(38)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Modul 3- 38 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(39)

PEMILIHAN GAYA BAHASA

LAPORAN YANG EFEKTIF

Bahasa penulisan laporan ilmiah harus memiliki

ciri-ciri :

 Baku

 Logis

 Kuantitatif

 Tepat

 Denotatif

 Ringkas

 Runtun

Modul 3- 39 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(40)

BAKU

Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga pemilihan kata/istilah, dan penulisan, sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.

Contoh :

 Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga, dan lain sebagainya, maka proyek itu kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (TIDAK BAKU)

 Karena kekurangan dana, modal, dan lain-lain, pelaksanaan proyek itu terpaksa diserahkankepada pengusaha asing. (BAKU)

Modul 3- 40 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(41)

LOGIS

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa

Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.

Contoh :

Orang yang sering menggunakan alat itu harus

sering diservis supaya tidak cepat rusak. (TIDAK

LOGIS)

Modul 3- 41 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(42)

KUANTITATIF

Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat

diukur secara pasti.

Contoh :

 Untuk menanam pohon itu diperlukan lubang

yang sangat dalam.(SALAH)

 Untuk menanam pohon itu diperlukan lubang

dengan kedalaman satu meter. (BENAR)

Modul 3- 42 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(43)

TEPAT

Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang

dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak

mengandung makna ganda.

Contoh :

Atap bangunan yang sudah rusak itu dari

sirap.(TIDAK TEPAT)

Modul 3- 43 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(44)

DENOTATIF

Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif.

Contoh :

• Kota-kota besar tidak pernah tidur, padat dengan pabrik-pabrik yang berjalan terus tanpa lelah.(SALAH)

• Di kota-kota besar, kegiatan hidup tidak pernah berhenti baik siang maupun malam. (BENAR)

Modul 3- 44 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(45)

RINGKAS

Ide/gagasan diungkapkan dengan kalimat-kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya padat.

Contoh :

• Sebaiknya letak rumah tidak dekat dengan rawa-rawa dan sedapat mungkin letak rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila dekat dengan tempat ramai, kita tidak dapat beristirahat dengan baik. (TERLALU PANJANG)

• Sebaiknya, letak rumah jauh dari rawa-rawa dan dari tempat ramai agar penghuni rumah tersebut dapat beristirahat dengan baik.(RINGKAS)

Modul 3- 45 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

(46)

RUNTUN

Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam alinea.

Contoh :

Pada masa kini kemampuan masyarakat untuk memilikki kendaraan semakin besar, seiring dengan majunya perautomotifan yang mengeluarkan produk kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai kualitas, mereka dapat memperolehnya. Semakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak memberikan kemudahan untuk memeliharanya. Kenyataannya para pemilik kendaraan tidak cukup memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan kendaraan. (TIDAK RUNTUN)

Modul 3- 46 Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data untuk keharmonisan keluarga dengan menggunakan kuesioner dan instrumennya adalah seperangkat daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh

diperoleh skor sebesar 58,14% karena peserta didik belum terbiasa dengan. aturan tersebut dan masih kelihatan ragu-ragu untuk menyampaikan

kompeten selain menjadi dasar koreksi yang akurat, akan berguna sebagai alat bukti. dalam

Judul dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Kepuasan kerja pegawai Pegawai di Kantor Perusahaan Daerah Kebersihan Kota

Komitmen organisasi adalah sifat hubungan antara individu dengan organisasi kerja, dimana individu mempunyai keyakinan diri terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

[r]

Wacana Pria Metroseksual Dalam Media Massa (Analisis Wacana terhadap Fenomena Pria... ADLN Perpustakaan