1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas Perkenan dan Rahmat-Nya, perbaikan (reviu) Rencana Stratejik (RENSTRA) Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2018-2023 telah selesai disusun dalam bentuk dokumen.
Dalam penyusunan reviu Rencana Stratejik (RENSTRA) ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi seluruh aparatur dan stakeholder di Kecamatan Batununggal Kota Bandung dalam pencapaian sasaran dan program dalam 5 (lima) Tahun kedepan. Peran serta dari seluruh potensi stakeholder Kecamatan Batununggal Kota Bandung dalam rangka penyusunan Rencana Stratejik ini sangat mutlak diperlukan, sehingga peran dan tanggung jawab pelaku pembangunan dapat terakomodasi.
Kami menyadari dokumen reviu Rencana Stratejik (RENSTRA) Kecamatan Batununggal Kota Bandung ini masih jauh dari sempurna, meskipun di dalam proses perumusan dan penyusunannya melibatkan seluruh Kelurahan yang ada di Lingkungan Pemerintah Kecamatan Batununggal, oleh karenanya kami mengharapkan dari semua pihak yang berkepentingan memberikan masukan, baik itu berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun dalam rangka menuju ke arah perbaikan selanjutnya.
Akhirnya dengan telah disusunnya reviu Rencana Stratejik (RENSTRA) tersebut, besar harapan Pemerintah Kecamatan Batununggal Kota Bandung untuk dapat mencapai target kinerja serta memberikan kontribusi bagi kemaslahatan unsur aparat pemerintah dan dapat menjadi acuan dalam pencapaian kinerja serta bermanfaat bagi seluruh unsur penyelenggara program dan kegiatan di Lingkungan Kecamatan Batununggal Kota Bandung sebagaimana yang diharapkan, Dan dapat
2 mendorong pencapaian Visi - Misi Kota Bandung tahun 2018-2023 dalam rangka mewujudkan kesejahteraan warga dan masyarakat Kota Bandung.
Bandung, 1 Agustus 2019 CAMAT BATUNUNGGAL
Dr. TARYA, M.AP
Pembina Tk.I, IV/b NIP 19660602 198703 1 004
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perubahan paradigma dari slering kepada empowerment seperti kondisi dewasa ini, telah menuntut aparatur pemerintah kepada posisi yang lebih berorientasi pada pelayanan masyarakat secara prima. Kondisi demikian tidak hanya dipengaruhi oleh semangat desentralisasi dan otonomi daerah semata, terutama pasca pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Namun lebih dari itu, dipacu pula oleh tuntutan eksternal yang mengharuskan aparatur pemerintah memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) dalam mendorong peningkatan pelayanan masyarakat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Arah kebijakan desentralisasi dan demokratisasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta tuntutan era global yang semakin dominan memerlukan tersedianyan aparat pemerintah yang kuat dan berdaya saing tinggi. Sementara itu kunci keberhasilan dalam persaingan dewasa ini adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia sebagai representasi pembuat buah karyanya.
Pada sisi pemerintah yang kompetitif tersebut, pemberian otonomi luas kepada Kabupaten/Kota dimaksudkan agar masing-masing Kabupaten/Kota secara otonom mampu mengemas diri untuk memasuki era kompetisi. Dalam kontek kompetisi itulah kemampuan kompetitif
4 pemerintah ditentukan oleh tersedianya sumberdaya manuasia aparatur yang profesional dan berkualitas.
Untuk itu Kecamatan Batununggal harus memiliki Visi dan Misi karena dengan adanya visi diharapkan langkah operasional selanjutnya dapat dibuat dengan mengacu pada Visi Organisasi yang telah disusun, dalam upaya mendukung terwujudnya Visi dan Misi Pemerintah Kota Bandung yang akan datang, adapun Visi Pemerintah kota Bandung adalah :
“ Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman,
Sejahtera dan Agamis ”
Penyampaian Renstra ini merupakan salah satu pertanggung jawaban tahunan, guna menindaklanjuti Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sehubungan dengan hal tersebut, Rencana Strategis Kecamatan Batunggal sebagai salah satu SKPD di Pemerintah Kota Bandung berupaya menjabarkan visi dan misi Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan tugas dan wewenang yang dilimpahkan walikota.
5 Renstra SKPD Kecamatan Batunggal Kota Bandung merupakan
bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan
nasional/daerah dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Renstra SKPD Kecamatan Batununggal Kota Bandung memiliki keterkaitan dalam agenda mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Adapun Hierarki perencanaan pembangunan daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, adalah sebagai berikut :
1. Rencana Strategis Kecamatan Batunggal mengacu kepada RPJMD Kota Bandung.
2. RPJMD Kota Bandung mengacu kepada RPJP Kota Bandung (2005-2025) dengan memperhatikan RPJM Nasional dan Daerah Provinsi.
Rencana Strategis Kecamatan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja tiap tahun.
Bandung, 1 Agustus 2019 CAMAT BATUNUNGGAL
Dr. TARYA, M.AP
Pembina Tk.I, IV/b NIP 19660602 198703 1 004
6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang ……….………….………... 1 1.2 Landasan hukum ...……….….………... 7
1.3 Maksud dan Tujuan ……….……… 9
1.4 Sistematika Penulisan ... 10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 10 2.1 Tugas, fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Batununggal Kota Bandung ... 2.1.1. Struktur organisasi Kecamatan Batununggal Kota Bandung ... 2.1.2. Tugas pokok dan fungsi Kecamatan Batununggal Kota Bandung ... 13 18 11 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah ……… 2.2.1. Sumber daya manusia ... 2.2.2. Geografi dan Demografi Kecamatan Batununggal ... 18 20 22 BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERNGKAT DAERAH 33 3.1. Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Perangkat Daerah ... 33
3.2. Telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Terpilih ………... 47
7
3.3 Telaahan renstra K / L ……… 51
3.4 Telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian
lingkungan hidup strategis ...
58 65
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN 66
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat
Daerah ………. 66
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 70
5.1 Strategi Organisasi ……… 70
5.2 Kebijakan Organisasi ……….. 78
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN 80
6.1 Program dan Kegiatan Renstra 2018-2023 ……….. 80
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ……… 101
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sistem perencanaan pembangunan diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa sistem perencanaan pembangunan merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Sebagai konsekuensi dari kebijakan desentralisasi dengan adanya pemberian otonomi daerah, daerah memiliki hak dan kewajiban untuk membuat suatu dokumen perencanaan pembangunan. Perencanaan pembangunan daerah tersebut merupakan suatu sistem perencanaan pembangunan yang dibuat oleh daerah, yang merupakan satu kesatuan perencanaan pembangunan nasional. Dengan kata lain, perencanaan pembangunan daerah merupakan sub-sistem dari sistem perencanaan pembangunan nasional.
Pemerintahan yang kompetitif diantaranya diwujudkan dengan pemberian otonomi yang luas kepada pemerintah kabupaten/kota. Dengan maksud agar masing-masing kabupaten/kota memiliki kemampuan otonom untuk mengatur, mengurus, dan mengemas promosi potensi daerahnya di dalam memasuki era kompetisi pasar bebas. Dalam hal ini keunggulan kompetitif ditentukan oleh tersedianya sumber daya manusia (SDM) aparatur pemerintahan yang profesional dan berkualitas. Termasuk aparatur kewilayahan (kecamatan dan kelurahan) di masing-masi.
9 Semangat untuk memperkuat upaya terlaksananya otonomi daerah dan mengoptimalkan proses pelaksanaannya menjadi semakin baik, dapat dilihat dari direvisinya UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah menjadi UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan direvisi kedua menjadi UU No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Khusus mengenai kecamatan, UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, menegaskan peran Kecamatan yang semakin strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat di wilayahnya. ujung tombak di dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat di daerah.
Kecamatan Batununggal merupakan salah satu kecamatan di Kota Bandung yang secara de jure terbentuk melalui penetapan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pamekaran dan Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung, tetapi secara de pacto berjalan setelah diresmikannya wilayah kerja Kecamatan Batununggal oleh Walikota Bandung pada tanggal 20 Maret 2007.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana Pembangunan Daerah yang sitematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang Perencanaan jangka panjang (25 tahun) jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek (1tahun), berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Berdasarkan amanat Undang-Undang tersebut dan dengan telah terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-10 2025 yang kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2018 – 2023 sebagai penjabaran dari RPJP Daerah Kota Bandung.
Dengan terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah. Dalam penyusunan Renstra Kecamatan Batununggal 2018-2023 dengan memperhatikan beberapa faktor dan pertimbangan, sebagai berikut :
1. Memperhatikan substansi regulasi / kebijakan yang menjadi landasan operasional serta penyelarasan lebih lanjut dengan substansi berorientasi pada proses melalui pendekatan teknokratik, parsipatif, politik, top down dan bottom up seperti yang telah termuat dalam Rancangan RPJMD Kota Bandung Tahun 2018 – 2023.
2. Cakupan program dan sistematika yang perlu disempurnakan.
3. Perlu penyelarasan terhadap indikator sasaran, indikator kinerja dan target indikator kinerja yang sepenuhnya memperhatikan kemampuan sumber daya.
Rencana strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dokumen perencanaan PD untuk periode 5 (lima) tahun berfungsi sebagai pedoman penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja (Renja) SKPD serta digunakan sebagai instrumen evaluasi keberhasilan dan kegagalan kinerja SKPD dalam kurun 5 (lima) sesuai
11 dengan tugas pokok dan fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Penyusunan Renstra Tahap IV Kecamatan Batununggal Kota Bandung dilakukan secara simultan bersamaan waktu dengan proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahap IV Kota Bandung tahun 2018-2023. Penyusunan dilaksanakan melalui tahapan persiapan, penyusunan rancangan, penyusunan rancangan akhir dan penetapan Renstra SKPD.
Secara garis besar kegiatan yang dilaksanakan pada setiap tahapan tersebut dilaksanakan melalui adalah sebagai berikut ;
a. Tahapan persiapan penyusunan Renstra dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain : pembentukan tim penyusun Renstra, orientasi mengenai Renstra, Penyusunan agenda kerja Tim Renstra serta pengumpulan data dan informasi.
b. Tahapan penyusunan rancangan dan rancangan akhir Renstra dilakukan dengan tahap perumusan rancangan Renstra dan tahap penyajian rancangan Renstra SKPD; dan
c. Tahapan penetapan Renstra SKPD
Pelaksanaan kegiatan penyusunan Renstra dievaluasi dan dikendalikan untuk memenuhi kesesuaian terhadap kebijakan penyusunan Renstra oleh Camat Batununggal selaku kepala SKPD, serta dibuat simpulan pengendalian dan evaluasi kebijakan Renstra oleh Bappeda Kota Bandung.
Sebagai bagian dokumen perencanaan kinerja dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah maka Renstra Kecamatan Batununggal Kota Bandung 2018-2023 memiliki keterkaitan dengan RPJMD Kota Bandung tahun 2018-2023 dan Renja SKPD dapat dilihat pada bagan berikut :
12 Gambar 1.1
Keterhubungan Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD
Renstra SKPD Kecamatan Batununggal Kota Bandung merupakan
bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan
nasional/daerah dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Sehingga Kinerja Pembangunan Daerah dapat berkesinambungan dan memiliki keterkaitan dalam agenda mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kecamatan Batununggal Kota Bandung yang merupakan bagian dari Pemerintah Kota Bandung harus menyusun rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan yang
Perencanaan Stratejik
Perencanaan Operasional
RPJMD RENSTRA
- Visi dan Misi - Tujuan dan sasaran - Strategi dan Arah Kebijakan - Visi dan Misi
- Tujuan dan sasaran - Strategi dan Arah Kebijakan - Program Pembangunan
Daerah
- Program Pembangunan Daerah - Program Prioritas - Program Prioritas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan - Program Prioritas - Program Prioritas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan - Program Prioritas - Program Prioritas
13 tertuang dalam Renstra SKPD Kecamatan Batununggal Tahun 2018 - 2023.
Renstra Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2018-2023 ini berisi pemaparan tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan program serta kegiatan yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam periode 2018-2023 demi mendukung tercapainya Visi dan Misi Kota Bandung 2018-2023.
Renstra disusun untuk mendukung pencapaian RPJMD yang diimplementasikan melalui pelaksanaan program pembangunan daerah yang berisi program-program prioritas terpilih untuk mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah sesuai pada bagan berikut:
Gambar 1.2
Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah
Kepala Daerah Tujuan/ Sasaran Visi/Misi Program Pembangunan Daerah Program Prioritas Tujuan/ Sasaran Visi/Misi Kepala SKPD Program/Kegiatan Prioritas
Visi/misi SKPD dibuat untuk secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendukung atau mewujudkan visi misi
Kepala Daerah
Program Pembangunan Daerah berisi program-program prioritas terpilih yang menjadi
“top priority” untuk mewujudkan visi/misi Kepala
Daerah (RPJMD)
RPJMD
RENSTRA SKPD
Program Penyelengaraan Urusan Pem.Daerah Program Prioritas
14 Sehubungan dengan hal tersebut, Rencana Strategis Kecamatan Batununggal sebagai salah satu SKPD di Pemerintah Kota Bandung berupaya menjabarkan visi dan misi Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan tugas dan wewenang yang dilimpahkan walikota.
Renstra SKPD Kecamatan Batununggal Kota Bandung merupakan
bagian yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan
nasional/daerah dengan tujuan untuk mendukung koordinasi antar daerah, antar waktu, antar ruang dan antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Renstra SKPD Kecamatan Batununggal Kota Bandung memiliki keterkaitan dalam agenda mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Adapun Hierarki perencanaan pembangunan daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, adalah sebagai berikut :
1. Rencana Strategis Kecamatan mengacu kepada RPJMD Kota Bandung. 2. RPJMD Kota Bandung mengacu kepada RPJP Kota Bandung
(2005-2025) dengan memperhatikan RPJM Nasional dan Daerah Provinsi. Rencana Strategis Kecamatan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja tiap tahun.
1.2. Landasan Hukum
Memuat tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD, landasan hukum tersebut yaitu :
15 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang pembentukan
daerah-daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi jawa Timur, Jawa Barat, Jawa tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
4. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);
7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan daerah;
9. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 10.Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
11.Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ;
16 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota ;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana pembangunan Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
19. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung;
20. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2000 tentang pengembangan dan Penataan Kawasan Inti Pusat Kota;
21. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;
22. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah; 23. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025;
17 24. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2010-2030.
25. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung
26. Peraturan Walikota Bandung Nomor 1407 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Kecamatan dan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rancangan Renstra Kecamatan Batununggal Kota Bandung dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang visi, misi, tujuan dan berbagai kebijakan, program dan kegiatan serta indikator kinerja Kecamatan Batununggal Kota Bandung.
Sedangkan tujuan penyusunan Rancangan Renstra Kecamatan Batununggal Kota Bandung tahun 2018-2023 adalah :
1. Menjamin keselarasan antara visi, misi , tujuan dan sasaran pembangunan pemerintah Kota Bandung dengan Pemerintah Kecamatan Batununggal, sehingga akan bermanfaat bagi proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban bagi Pemerintah Kecamatan Batununggal Kota Bandung.
2. Sebagai landasan operasional secara resmi bagi seluruh Kelurahan di lingkungan Kecamatan Batununggal Kota Bandung dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan diusulkan untuk dibiayai dari APBD Kota Bandung, sehingga menjadi terarah pada pencapaian hasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
3. Memudahkan seluruh jajaran aparatur di lingkungan Kecamatan
Batununggal Kota Bandung dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
18
4. memudahkan seluruh jajaran pada masing-masing Kelurahan di
Lingkungan Kecamatan Batununggal Kota Bandung untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahun.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Rencana Stratejik (Renstra) Kecamatan Batununggal Kota Bandung disusun mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan susunannya adalah, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan membahas secara ringkas mengenai
pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Rentsra K/L dan Renstra provinsi/ Kabupaten/Kota dan dengan Renja Perangkat Daerah, Peraturan perundang undangan, maksud dan tujuan serta Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Gambaran Pelayanan Kecamatan Batununggal Kota Bandung memuat penjelasan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumber daya Perangkat Daerah, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.
19
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi memuat penjelasan mengenai identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih,
Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Provinsi/Kabupaten/Kota, Teaahan RT RW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Penentuan Isu Isu Strategis
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN SKPD
Memuat penjelasan mengenai Tujuan dan Sasaran
jangka menengah SKPD berserta indikator
kinerjanya
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Memuat relevansi dan konsistensi antar pernyataan Visi dan Misi RPJMD periode berkenaan dengan Tujuan, Sasaran, strategi dan arah Kebijakan
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Kinerja yang akan dicapai perangkat daerah dalam lima tahun mendatang
20
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT FAERAH
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1407 tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Kedudukan Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah yang dipimpin oleh Camat, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Kepala Daerah untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya, Kecamatan Batununggal mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan; 2. Pelayanan publik; dan
3. Pemberdayaan masyarakat dan Kelurahan
Sedangkan uraian tugas masing-masing unit organisasi pada Kecamatan Batununggal Kota Bandung berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1407 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. sebagai berikut :
21
Camat
Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan Otonomi Daerah.
Untuk melaksanakan tugas poko dimaksud, Camat mempunyai fungsi:
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;
2. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
3. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
4. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;
5. Memfasilitasi penyelenggaraan perpustakaan di Kecamatan; 6. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana
pelayanan umum;
7. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di tingkat kecamatan; 8. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Kelurahan; 9. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Pemerintah Daerah yang ada di Kecamatan; dan
10. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Peraturan Perundang Undangan.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Camat juga melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Walikota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
22 kewenangan daerah. Adapun uraian tugas dimaksud sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan penyusunan dan penetapan rencana kerja, program kerja, dan anggaran kecamatan berdasarkan kebijakan umum daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. Mendelegasikan tugas kepada bawahan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;
3. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkaan arah kebijakan umum Walikota agar tujuan dan sasaran tercapai; 4. Membina bawahan dengan cara memotifasi untuk meningkatkan produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan;
5. Melakukan pembinaan jasmani dan rohani,pemberian tanda penghargaan, pembinaan pra dan pasca pensiun pegawai dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai;
6. Memimpin, mengatur, membina dan mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan Kecamatan yang meliputi Sekretaris, Sub Bagian dan Seksi;
7. Mengoordinasikan penyelenggaraan tugas yang meliputi pengoordinasian penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan rencana dan program kerja lingkup Kecamatan; 8. Mengoordinasikan dan melaksanakan fasilitasi pembinaan
dan pengendalian tata naskah dinas lingkup Kecamatan;
9. Melaksanakan dan mengoordinasikan pengelolaan
dokumentasi peraturan perundang-undangan, pengelolaan kearsipan, protokol dan hubungan masyarakat di lingkungan Kecamatan;
23 10. Melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan data dan informasi penetapan rencana kerja Daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, RKPD, Renstra dan Renja, serta rencana kerja lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. Melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan data dan informasi penetapan laporan kinerja Daerah yang meliputi LKPJ, LPPD, IPPD, LKIP dan laporan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
12. Memeriksa, memaraf dan/atau menandatangani konsep naskah dinas sesuai dengan kewenangannya dalam lingkup Kecamatan;
13. Membuat telaahan staf bahan perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat dan Kelurahan lingkup Kecamatan;
14. Menyelenggarakan, mengoordinasikan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan umum;
15. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan urusan
ketentraman dan ketertiban serta upaya penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;
16. Meningkatkan kualitas upaya penyelenggaraan ekonomi dan pembangunan;
17. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan
kesejahteraan sosial dan upaya penanggulangan
kemiskinan;
18. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan peran pembinaan
24 19. Memberikan fasilitasi penyelenggaraan Perpustakaan di
Kecamatan;
20. Melaksanakan pemeliharaan peningkatan kualitas
prasarana dan sarana pelayanan umum di wilayah kerjanya; 21. Menyelenggarakan pengoordinasian kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di tingkat Kecamatan dan Kelurahan;
22. Melaksanakan penyelengaraan Pelayanan Administrasi
Umum Pemerintahan dan Pelayanan Administrasi
Pertanahan selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah Sementara (PPATS);
23. Melaksanakan kegiatan yang merupakan Kewenangan Pemerintah Kota yang dilimpahkan kepada Kecamatan; 24. Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan pada tingkat
Kecamatan dan Kelurahan;
25. Melaksanakan hubungan kerja dengan Perangkat Daerah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, dan instansi terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya;
26. Menyelenggarakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup Kecamatan;
27. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan kegiatan Kelurahan;dan
28. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan;
29. Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugasnya.
25 Struktur Organisasi
Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114. Yang dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 08 Tahun 2016 tentang (SOTK SKPD) Pembentukan Dan Susunan Organisasi Kecamatan Dan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Maka struktur organiasi Kecamatan Batununggal adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Kecamatan
Sumber : Perda Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
Kecamatan Batununggal merupakan salah satu kecamatan di Kota Bandung yang secara de jure terbentuk melalui penetatapan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pamekaran dan Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan di
CAMAT SEKRETARIAT SEKSI EKONOMI PEMBANGUNAN & LINGKUNGAN HIDUP SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL SEKSI KETEMTRAMAN & KETERTIBAN SEKSI PEMERINTAHAN
SUB BAGIAN UMUM
& KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PROGRAM & KEUANGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI Pemberdayaa n Masyarakat KELURAHAN KELURAHAN
26 lingkungan Pemerintahan Kota Bandung dengan batas wilayah dan jumlah Kelurahan di Kecamatan sebagai berikut:
• Utara Kecamatan Cibeunying Kidul
• Selatan Kecamatan Bandung Kidul
• Barat Kecamatan Lengkong
• Timur Kecamatan Kiaracondong
Pembagian Wilayah Kecamatan Batununggal
Sumber : Seksi Pemerintahan Kecamatan Batununggal Tahun 2018
No. KELURAHAN JUMLAH
RW RT 1. Gumuruh 12 88 2. Maleer 12 71 3. Cibangkong 13 82 4. Kacapiring 9 49 5. Kebonwaru 8 67 6. Kebongedang 8 50 7. Samoja 11 69 8. Binong 10 72 Jumlah 83 547
27 Gambar 2.2
Sumber Daya Manusia Kecamatan Batununggal
Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Batununggal Kota Bandung memiliki pegawai sebanyak 70 orang. Dari jumlah pegawai tersebut, disamping Camat sebanyak 1 orang, 23 orang (35.38%) merupakan pegawai di Kecamatan Batununggal, Kelurahan Gumuruh 5 orang (7.69%), Kelurahan Maleer 5 orang (7.69%), di Kelurahan Cibangkong 5 orang (7.69%), Kelurahan Kacapiring 5 orang (7.69%), Kelurahan Kebon Waru 6 orang (9.23%), Kelurahan Kebongedang 6 Orang (9.23%), Kelurahan Samoja 6 orang (9.23%) dan Kelurahan Binong 4 orang (6.15%).
28 Jumlah pegawai eselon III sebanyak 2 orang yaitu Camat dan Sekretaris Kecamatan, Eselon IVa sebanyak 11 orang yaitu 5 (lima) kepala Seksi dan 8 (delapan) Lurah, Eselon IVb sebanyak 31 orang yaitu para kepala sub bagian pada Sekretariat Kecamatan dan Kasi pada Kelurahan. Pelaksana sebanyak 21 orang dengan jumlah pelaksana terbanyak berada di Sub Bagian Keuangan dan Program Kecamatan Batununggal dan Sub Bagian umum Kepegawaian dan Pengolahan data
Rincian pegawai berdasarkan Eselon Jabatan dan Unit Kerja di lingkungan Kecamatan Batununggal, sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon Jabatan
No Uraian Eselon IIIa Eselon IIIb Eselon IVa
Eselon
IVb Staf Jumlah 1 Kecamatan Batununggal 1 1 5 2 14 23 2 Kelurahan Gumuruh - - 1 4 - 5
3 Kelurahan Maleer - - 1 3 1 5
4 Kelurahan Cibangkong - - 1 4 1 6 5 Kelurahan Kacapiring - - 1 4 1 6
6 Kelurahan Kebon Waru 1 4 1 6
7 Kelurahan Kebongedang 1 4 0 5
8 Kelurahan Samoja 1 4 1 6
9 Kel;urahan Binong 1 4 2 7
JUMLAH 1 1 13 33 21 69
29 Tabel 2.2
Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan
No Uraian S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD Jml 1 Kecamatan Batununggal 1 5 7 2 7 1 - 22 2 Kelurahan Gumuruh - 1 4 - - - - 5 3 Kelurahan Maleer - 1 3 - 1 - - 5 4 Kelurahan Cibangkong - 1 3 - 1 - - 6 5 Kelurahan Kacapiring - 1 3 - 1 - - 6 6 Kelurahan Kebon Waru - 2 2 - 2 - - 6 7 Kelurahan Kebongedang - - 4 - 2 - - 6 8 Kelurahan Samoja - 2 1 1 2 - - 6 9 Kelurahan Binong - 1 1 - 2 - - 7
JUMLAH 1 14 28 3 19 1 - 69
% 1.5 21.53 43.07 4.61 27.69 1.5 - Sumber : Sekretariat Kecamatan Batununggal Tahun 2018
Dari seluruh jumlah pegawai Kecamatan Batununggal Kota Bandung, sebanyak 70 orang (100%) memiliki pendidikan S3 sebanyak 1 orang (1.5%), yang memiliki pendidikan S2 sebanyak 14 orang (21.53%), yang memiliki pendidikan S1 sebanyak 28 orang (43.07%), yang memiliki pendidikan D3 sebanyak 3 orang (4.61%), yang memiliki Pendidikan SLTA sebanyak 19 (27.69%), pegawai yang memiliki pendidikan SLTP sebanyak 1 orang (1.5%) dan yamg memiliki Pendidikan SD tidak ada (0%).
Geografi dan Demografi Kecamatan Batununggal
Gambaran Geografi yang merupakan luas wilayah Kecamatan Batununggal beserta penggunaanya serta demografi penduduk Kecamatan Batununggal dapat diuraikan sebagai berikut:
30
Geografi
Luas Wilayah 552,96 hektar
• Lahan Pemukiman/Perumahan 252,03 hektar
• Sawah 63,874 hektar
• Ladang 84,00 hektar
• Kuburan 1,07 hektar
• Tanah Tegalan 4,05 hektar
• Perkantoran 25,77 hektar
• Fasos / Fasum 195,24 hektar
• Kolam 1,3 hektar
Sumber : Seksi Pemerintahan Kecamatan Batununggal Tahun 2018
Demografi
Jumlah Penduduk Kecamatan Batununggal per bulan Desember 2018, tercatat sebanyak 115.294 jiwa yang terdiri dari Laki-laki 57.673 jiwa dan Perempuan 57.621 jiwa
Dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 81.265 KK dengan Tingkat kepadatan penduduk sebanyak 59 jiwa/hektar, Lebih Rincinya dapat terlihat dalam tabel berikut ini:
No Status Pendidikan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 Belum Sekolah Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi Tamat Universitas 14.820 orang 8.166 orang 18.702 orang 18.622 orang 16.362 orang 7.254 orang 6.318 orang
31
No Tahapan Keluarga Jumlah
1 2 3 4 5 Pra KS KS I KS II KS III KS III+ 1.670.000 KK 18.196 KK 7.178 KK KK KK
Sumber : Seksi Pemerintahan Kecamatan Batununggal Tahun 2018
Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pegawai Negeri Sipil TNI/ Polri Pegawai Swasta Pedagang Petani Pelajar Mahasiswa Pensiunan Lain-lain 4.796 orang 3.161 orang 17.950 orang 13.531 orang 0 orang 23.844 orang 10.384 orang 5.173 orang 26.954 orang
Sumber : Seksi Pemerintahan Kecamatan Batununggal Tahun 2018
No Bidang Lingkungan Hidup Jumlah
1 Tim Pelaksana Gerakan Penghijauan
Kota tingkat Kecamatan & Kelurahan 48 orang
2 Tim Pelaksana & Pengawasan K-3
tingkat Kecamatan 15 orang
3 Peduli Pecinta lingkungan sebanyak 33 orang
4 Perorangan yang melakukan
pembibitan 16 orang
32 Adapun Fasilitas Umum yang terdapat di Kecamatan Batununggal dapat diuraikan sebagai berikut :
Sarana Pendidikan
No Sarana Pendidikan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 TK / TPA SD / MI SMP / MTS SMA / SMK AKADEMI PERGURUAN TINGGI PAUD 38 buah 22 buah 10 buah 4 buah 1 buah 8 buah 29 buah
Sumber : Kasi pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Batununggal Tahun 2018
Bidang Kesehatan
No Sumber Daya Manusia Jumlah
1 2 3 4 Dokter Dokter Gigi Bidan Ahli Akupuntur 37 orang 10 Orang 14 orang 2 orang
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 2 3 4 5 6 Puskesmas Klinik Swasta Dokter Praktek Rumah Bersalin Pos Yandu Apotek 3 buah 11 buah 37 buah 14 buah 110 buah 11 buah
33
Bidang Olah Raga
No Potensi Yang Dimiliki Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Lapangan Tenis Lapangan Lapangan Volley
Lapangan Basket Kolam Renang
Lapangan Bulu Tangkis Lapangan Tenis Meja Lapangan Futsal
Sanggar Senam/ Fitnes
2 Lapang 22 Lapang 2 Lapang 1 Kolam 11 GOR 69 Meja 4 Lapang 2 Sanggar
Sumber : Kasi pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Batununggal Tahun 2017
Sarana Ekonomi
No Sarana dan Prasarana Ekonomi Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Perhotelan
Koperasi Simpan Pinjam Toko/ Kios/ Warung
Perusahaan Besar / Sedang Perusahaan Kecil / UKM Perusahaan Rumah Tangga Rumah Makan Bank Pasar Umum SPBU Pegadaian Station Angkutan 4 Buah 125 buah 3.198 buah 32 buah 296 buah 300 buah 314 buah 15 buah 3 buah 5 buah 1 buah 1 buah 59 buah
34
Bidang Seni dan Budaya
No Kesenian Tradisional Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pencak Silat Calung Reog
Kecapi Suling, Celempungan Degung Jaipong Elekton Rampak Kendang Tarian modern Tembang Lawak/bodor Seni Musik Sisingaan Bajidor
Seni tari tradisional Karinding 7 perkumpulan 1 perkumpulan 2 perkumpulan 2 perkumpulan 3 perkumpulan 3 perkumpulan 5 perkumpulan 1 perkumpulan 1 Perkumpulan 1 Perkumpulan 1 Perkumpulan 1 Perkumpulan 2 Perkumpulan 1 Perkumpulan 1 Perkumpulan 1 Perkumpulan
Sumber : Kasi pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Batununggal Tahun 2018
No Kesenian Modern Jumlah
1 2 3
Calung Modern
Seni Modern dan Band Orkes Dangdut
1 perkumpulan 1 perkumpulan 3 perkumpulan
35
Sarana Pribadatan
No Sarana dan Prasarana Keagamaan Jumlah
1 2 3 4 Mesjid Mushola Langgar Gereja 114 buah 40 buah 67 buah 5 Buah
Sumber : Kasi pemberdayaan Masyarakat Batununggal tahun 2018
No Lembaga Keagamaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 KUA MUI BAZ P3N KBIH LPTQ Majelis Ta’lim 1 buah 1 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah 36 kelompok
Sumber : Kasi pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Batununggal Tahun 2018
2.3 Kinerja Pelayanan Kecamatan Batununggal
UU No. 22 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa Kecamatan adalah perangkat daerah yang mendapat pelimpahan sebagian kewenangan Walikota/Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Berkaitan dengan pelimpahan kewenangan tersebut, Pemerintah Kota Bandung telah menerbitkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 185 Tahun 2015 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Walikota Bandung Kepada Camat dan Lurah. Dengan begitu Kecamatan Batununggal dapat melaksanakan pelayanan secara prima kepada Masyarakat. Adapun gambaran
36 tingkat capaian kinerja pelayanan yang dilakukan oleh Kecamatan Batununggal dalam renstra tahun 2013-2018 berdasarkan indikator kinerja pelayanan sesuai tugas dan fungsi perangkat daerah dapat disajikan pada table T-C.23 sebagai berikut :
37
Tabel 2.1 (T-C 2.3)
Pencapaian Kinerja Pelayanan Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2013-2018
No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Kecamatan Batununggal Kota Bandung Target NSPK Target IKK Indikator Target Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke-
(dalam %) Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 77 78 79 80 81 n/a n/a
2 Persentase Keluhan/pengaduan pelayanan administrasi yang ditindaklanjuti
100 100 100 n/a n/a n/a n/a
3 Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan
publik Versi Ombudsman RI 850 880 900 n/a n/a n/a n/a
4 Prosentase Pelayanan administrasi
Kependudukan tepat waktu 100 100 100 n/a n/a n/a n/a
5 Prosentase pelayanan administrasi
umum lainnya tepat waktu 100 100 100 n/a n/a n/a n/a
6 Persentase Kelurahan yang memenuhi
standar kriteria baik 2/8 3/8 4/8 n/a n/a
n/ a n/a 7 Persentase RW juara 10/8 3 20/8 3 25/8 3 n/a n/a n/ a n/a
8 Persentase Lembaga kemasyarakatan aktif 10/8 3 20/8 3 25/8 3 n/a n/a n/ a n/a 9 Rasio Linmas 0,5:1
,1 1;1 1:1 n/a n/a n/a n/a
10 Nilai Evaluasi AKIP 64 65 70 n/a n/a n/a n/a
11 Persentase temuan BPK/Inspektorat
yang ditindaklanjuti 100 100 100 n/a n/a n/a n/a
39 Dari tabel diatas dapat kita mengambil kesimpulan dari data hasil pelayanan kinerja pelayanan Kecamatan Batununggal yang telah dilaksanakan dan maksimal selama kurun waktu renstra 2013-2018 ada 12 Indikator Kinerja yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan pengukurannya dengan nilai indeks kepuasan masyarakat mengalami fluktuasi naik turun pada tiap tahunnya, hal ini terlihat dari rasio tiap tahunnya naik turun, ini disebabkan beberapa faktor yang membuat pelayanan tidak setabil diantaranya terkait dengan pelayanan kependudukan yang mengalami kekurangan droping keping dari pemerintah kota dan pusat;
2. Pelayanan pengaduan dapat tertangani seluruh pengaduan sehingga rasio stabil atau 100 % pengaduan dapat tertangani. 3. Nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman RI
mengalami naik dan turun rasionya hal mencerminkan masih banyak fasilitas yang kurang atau belum sesuai yang diharapkan; 4. Prosentase Pelayanan administrasi Kependudukan tepat waktu 5. Prosentase pelayanan administrasi umum lainnya tepat waktu 6. Persentase Kelurahan yang memenuhi standar kriteria baik (8
Kelurahan)
7. Persentase RW juara (3 RW)
8. Persentase Lembaga kemasyarakatan aktif (83 linmas) 9. Rasio Linmas
10. Nilai Evaluasi AKIP
11. Persentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti 12. Tingkat Pemberdayaan Kemasyarakatan
41 Tabel 2.2 (T-C 2.4)
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2018-2023
Uraian
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
Dalam ribuan (000) Dalam rubuan (000)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 BELANJA 38.836.714.188 41.043.681.519 38.956.404.782 42.852.045.260 - 35.810.818.338 39.646.485.230 17.834.626.684 - - BELANJA TIDAK LANGSUNG 16.829.587.680 25.768.866.703 13.935.445.459 15.328.990.004 - 15.803.758.295 25.173.150.983 9.644.343.324 - - BELANJA LANGSUNG 22.007.126.508 15.274.814.815 25.020.959.322 27.523.056.254 - 20.007.060.043 14.473.923.744 8.190.283.360 - -
42 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada Belanja langsung pada tahun ke 4, rasio antara realisasi dan anggaran masih kurang karena didukung oleh faktor faktor pada perencanaan yang belum tepat dalam penempatan kode rekening dan waktu perubahan yang cukup sedikit sehingga penyerapan anggaran pada posisi terrendah.
Untuk melaksanakan kegiatan rutin maupun strategis di lingkungan Kecamatan Batununggal Kota Bandung, sumber daya keuangan merupakan salah satu faktor yang menentukan di samping juga sumber daya manusia dan sarana prasarana.
Pada tahun 2018, tahun 2019 anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan Kecamatan Batununggal Kota Bandung sebagai berikut:
Tabel 2.3 Realisasi Anggaran tahun 2018
Uraian Anggaran Realisasi
Belanja 38.836.714.188,79 35.810.818.338,00
- Bel. Tidak Langsung 16.829.587.680,00 15.803.758.295,00
- Bel. Langsung 22.007.126.508,79 20.007.060.043,00
Bertambah/
(Berkurang) (3.025.895.850,70)
Sumber : Sekretariat Kecamatan Astanaanyar (angka audited 2018)
Tabel 2.4 Realisasi Anggaran tahun 2019
Uraian Anggaran Realisasi
Belanja 41.043.681.519,77 39.646.485.230,00
- Bel. Tidak Langsung 25.768.866.703,26 25.173.150.983,00
- Bel. Langsung 15.274.814.816,50 14.473.334.247,00
Bertambah/
(Berkurang) (1.397.196.289)
43 Berdasarkan data tabel 2.3 dan tabel 2.4, sebagai bahan perbandingan capaian Realisasi keuangan Kecamatan Batununggal Kota Bandung pada tahun anggaran 2018 Rp. (3.025.895.850,70) dan 2019 Rp. (1.397.196.289 untuk belanja langsung
mengalami penurunan.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Kecamatan
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Kecamatan Batununggal dapat diuraikan sebagai berikut:Tantangan
1. Masih lemahnya pengetahuan masyarakat terhadap tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang dimiliki oleh Kecamatan Batununggal;
2. Masih lemahnya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan dan hukum;
3. Masih rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat;
4. Lembaga kemasyarakatan dan Organisasi Kemasyarakatan masih belum berperan optimal;
5. Belum adanya koordinasi vertikal yang baik dengan satuan kerja lain di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
6. Masih tingginya angka pengangguran;
7. Lingkungan fisik pemukiman dan non-pemukiman di Kecamatan Batununggal belum tertata dengan baik.
8. Kuantitas dan Kualitas SDM yang ada di lingkungan Kecamatan Batununggal masih perlu ditingkatkan lagi;
9. Penyelenggaraan pelayanan belum optimal;
Peluang
1. Penduduk Kecamatan Batununggal memiliki tingkat partisipasi yang relatif baik;
2. Memiliki kawasan yang potensial untuk dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau dan kawasan serapan air;
44 3. Wilayah Kecamatan Batununggal yang cukup luas dan tersedia lahan untuk
dikembangkannya kegiatan ekonomi;
4. Perkembangan pemukiman di wilayah Kecamatan Batununggal cukup signifikan;
5. Kreativitas dan produktivitas masyarakat lokal cukup baik dan terus
45
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah
Bab ini menguraikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan di Kecamatan Batununggal yang merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan Rencana Strategis untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis dapat menentukan sasaran dan program pembangunan. Isu strategis ini diperoleh dengan cara melakukan penelaahan terhadap dokumen perencanaan lain serta mengidentifikasi isu-isu penting dan permasalahan penyelenggaraan Program dan Kegiatan.
Permasalahan pembangunan adalah kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan dan kesenjangan antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja pembangunan daerah di masa lalu. Identifikasi faktor-faktor tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal maupun eksternal dengan mempertimbangkan masukan dari Perangkat Daerah.
Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diuraikan berdasarkan evaluasi capaian kinerja RPJMD Tahun 2013-2018, berdasarkan evaluasi capaian kinerja bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah, atau terhadap
46 beberapa urusan yang dianggap memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap munculnya permasalahan pada bidang urusan lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan mengenai berbagai permasalahan yang terkait dengan urusan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan daerah guna menentukan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah daerah.
Identifikasi permasalahan pembangunan digunakan untuk menentukan program pembangunan daerah yang tepat sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, oleh karenanya dibutuhkan ketepatan dalam melakukan identifikasi dengan menggunakan kriteria tertentu sehingga menghasilkan daftar permasalahan yang secara faktual dihadapi dalam pembangunan. Kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diangkat adalah: 1. Cakupan masalah yang luas.
2. Permasalahan cenderung meningkat atau membesar di masa yang datang dan berdampak negatif.
3. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta sinergitas berbagai pihak.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka
permasalahan-permasalahan pada penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan yang dilaksanakan di Kecamatan Batununggal dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan yaitu permasalahan pada tataran kebijakan, Program Kegiatan dan teknis operasional dapat diuraikan berikut ini :
Pada tataran kebijakan Pemerintah Kecamatan Batununggal dapat didentifikasi permasalahan utama pelayanan Pemerintah Kecamatan Batununggal sebagai berikut :
1. Berdasarkan survey kepuasan kualitas pelayanan publik di Kecamatan Batununggal pada rata-rata Kecamatan dan Kelurahan tahun 2017, sebanyak 1 kelurahan yang memperoleh capaian IKM di dibawah 80,00. Akan tetapi kualitas
47 pelayanan publik tetap menjadi orientasi penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan Batununggal. Selain belum seluruh kelurahan mencapai kinerja yang baik, standar pelayanan di Kecamatan Batununggal perlu ditingkatkan lebih tinggi dan standar survei kepuasan masyarakat yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Terkait standar pelayanan publik di Kecamatan Batununggal perlu dilakukan reviu dalam rangka perbaikan berkelanjutan, mengingat standar yang dikeluarkan oleh Ombudsman RI masih berorientasi pada pemenuhan atau dimensi tangible. Permasalahan lainnya yang dirasakan oleh masyarakat adalah ketidaktepatan mekanisme, waktu, dan biaya layanan. Hal ini memerlukan perbaikan secara berkesinambungan.Belum optimlanya Akuntabilitas Kinerja Kecamatan ditandai dengan nilai AKIP Kecamatan Tahun 2017 sebesar 77.37
1. Permasalahan penanganan banjir/ genangan di Kecamatan Batununggal sangat erat kaitannya dengan optimalisasi pengelolaan drainase, dan sumber daya air. Penanganan permasalahan genangan di Kecamatan Batununggal saat ini masih belum optimal karena di beberapa titik lokasi banjir / genangan belum dapat terselesaikan. Penyebab dari banjir / genangan adalah kurangnya kapasitas drainase primer, belum terintegrasinya saluran drainase, dan belum optimalnya kualitas saluran drainase sekunder dan tersier atas kiriman air dari wilayah atas. Permasalahan yang terkait drainase primer adalah pendangkalan sungai akibat sedimentasi dan tidak tertatanya kawasan sempadan sungai akibat pelanggaran pemanfaatan ruang, sedangkan permasalahan terkait drainase sekunder dan tersier adalah tidak optimalnya kapasitas saluran drainase sekunder dan tersier, belum oprimalnya inspeksi saluran drainase, dan desain teknis drainase yang bermasalah;
2. Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diberikan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Bandung dimana Kecamatan Batununggal merupakan salah satu SKPD di dalamnya;
48 Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada Bagian / Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kecamatan Batununggal dapat diidentifikasi permasalahan pelayanan Pemerintah Kecamatan Batununggal, sebagai berikut:
1. Ruang pelayanan yang belum memadai sebanyak 2 kelurahan karena keterbatasan anggaran untuk membangun;
2. Ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan maklumat pelayanan sebesar 70%;
3. Belum Optimalnya Tingkat Partisipasi lembaga kemasyarakatan tingkat
Kecamatan;
4. Belum optimalnya Perencanaan Strategis tingkat SKPD; 5. Tingkat koordinasi aparatur kewilayahan masih rendah; 6. Rendahnya kapasitas aparatur kewilayahan;
7. Tingkat koordinasi antar dengan lembaga kemasyarakatan dalam penanganan kebencanaan masih rendah;
8. Masih kurangnya pemahaman aparatur terhadap PBJ (metode swakelola)
9. Masih kurangnya kesadaran lembaga kemasyarakatan yang belum
mengutamakan kepentingan masyarakat dengan masih mementingkatkan kebutuhan kesekretariatan, kegiatan rutinitas dan kepentingan kepengurusan sendiri;
10. Masih banyak belum dilakukan rembug warga ditingkat RW sebagai dasar untuk usulan PIPPK dalam musrenbang
Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari pelayanan Sekretariat Daerah, sebagai berikut
1. Kurangnya SDM Kecamatan dan Kelurahan;
2. Masih belum optimalnya pelaporan Kecamatan dan Kelurahan Program dan kegiatan kepada Pemerintah Kota Bandung
3. Belum dioptimalkannya pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu
kelancaran pelaksana tugas dan pelayanan
4. Perencanaan kegiatan yang dilakukan PPTK masih belum berbasis kinerja sehingga masih banyak belum mendukung outcome.
49 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Batununggal sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah adalah faktor internal dan eksternal Kecamatan Batununggal, masalah internal yang mempengaruhi Pemerintah Kecamatan Batununggal Kota Bandung antara lain :
1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja.
2. Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi.
3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja. 4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem
yang terpadu, efektif dan efesien.
Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja Pemerintah Kecamatan Batununggal Kota Bandung adalah :
1. Adanya multi interpretasi terhadap perencanaan keuangan terkait dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang masih pemanfaatannya rutinitas, hal ini disebabkan aturan PIPPK belum secara spesifikasi;
2. outcome dari program pemberdayaan masyarakat masih menunjukan hasil yang belum optimal;
3. Banyak kegiatan yang belum didukung oleh anggaran yang memadai;
4. Belum Belum adanya koordinasi vertikal yang baik dengan satuan kerja lain di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
5. Masalah utama yang dihadapi Kota Bandung adalah tidak dimilikinya fasilitas Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS). TPPAS yang digunakan saat ini merupakan TPA yang bersifat sementara dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dengan usia pakainya akan segera berakhir. Dengan pola pengelolaan sampah Kota Bandung yang masih bertumpu pada pola Kumpul – Angkut – Buang, maka permasalahan TPA ini akan menjadi masalah besar di kemudian hari apabila tidak segera diantisipasi. Karenanya, perubahan pola pengelolaan mutlak diperlukan, diantaranya dengan
50 mengintensifkan pola pengelolaan sampah secara 3R (Reduce, Reuse dan Recycle);
6. Masih cukup banyak titik parkir dan PKL di badan jalan dan trotoar yang mengurangi kapasitas jalan.
Bertolak dari penelaahan terhadap isu international, nasional, provinsi serta permasalahan pembangunan di Kota Bandung, maka ditetapkan isu-isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Bandung sebagai berikut:
1. Pembangunan modal sosial
Modal sosial (social capital) adalah komponen utama dalam
menggerakkan kebersamaan, ide, kesalingpercayaan dan saling
menguntungkankan untuk mencapai kemajuan bersama. Modal sosial memegang peranan yang sangat penting dalam memfungsikan dan memperkuat masyarakat modern.
Urgensi memperkuat modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interrelasi yang imbal balik dan saling menguntungkan, dan dibangun di atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif membuat jalinan hubungan di atas prinsip-prinsip yang disepakati.
2. Peningkatan kualitas pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan mandat yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota. Sampai dengan saat ini hampir sebagian besar penyelenggara pendidikan anak usia dini didominasi oleh masyarakat sementara yang disediakan oleh pemerintah dalam bentuk Taman Kanak-Kanak baru sebanyak 3 TK Negeri.
Kondisi layanan Pendidikan Dasar (SD dan SMP/Sederajat) belum optimal, rasio rombongan belajar (rombel) di Kota Bandung belum memenuhi standar nasional. Menurut standar nasional, jumlah rombel pendidikan
51 sekolah negeri untuk sekolah dasar adalah 1: 28, sementara rasio saat ini di SDN di Kota Bandung adalah 1:31 dengan rombel 7424 dan jumlah kelas hanya 2952. Untuk SMP rasio rombel di Kota Bandung adalah 1:33 sementara rasio standar nasional 1:32 dengan jumlah rombel 3.361 dengan ruang kelas 2.994.
Kondisi belum optimalnya layanan pendidikan juga ditandai dengan masih belum meratanya kualitas sarana dan prasarana pendidikan serta tenaga pengajar pada sekolah negeri yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung. Terminologi sekolah favorit masih melekat pada sebagian masyarakat yang lebih memilih sekolah dengan lokasi yang jauh dari rumah asalkan masuk dalam kategori sekolah favorit.
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Kesehatan yang holistik dan komprehensif mencakup kesehatan secara fisik, mental, sosial dan spiritual dengan pendekatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Derajat kesehatan masyarakat yang holistik dan komprehensif merupakan tujuan utama dari pembangunan kesehatan di Kota Bandung, dengan sasaran kesehatan secara Continum of
Care (dari lahir hingga lansia).
Bukan hanya AKI AKB dan stunting masih tinggi, tetapi penyakit dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) cenderung meningkat. Selain penyakit menular terjadi fenomena meningkatnya penyakit tidak menular, terjadi pula masalah gizi disatu sisi penderita gizi buruk masih dijumpai tetapi penderita Obesitas meningkat (the double burden of diseases).
Ketersediaan layanan kesehatan di Kota Bandung yang meliputi layanan puskesmas terdiri atas 80 puskesmas yang di dalamnya terdapat 7 puskesmas rawat inap sehingga jumlah sarana kesehatan tersebut belum memadai, berdasarkan rasio menurut WHO bahwa satu puskesmas maksimal melayani 30.000/penduduk di Kota Bandung.
52
4. Tata kelola pemerintahan
Esensi terwujudnya good governance dan reformasi birokrasi adalah kepuasan layanan publik yang merupakan hak-hak masyarakat. Pemerintah Kota Bandung berkomitmen meningkatkan layanan publik yang didasarkan pada kejelasan prosedur dan persyaratan, waktu penyelesaian dan biaya secara transparan.
Indeks Kepuasan Masyarakat merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian layanan yang diberikan oleh pemerintah untuk merespon kebutuhan masyarakat. Sekalipun dari sisi kebijakan terdapat kemajuan signifikan dalam peningkatan layanan yang ditandai dengan hasil survei ombudsman terhadap layanan perangkat daerah di Kota Bandung yang seluruhnya telah berada pada zona hijau, tetapi kualitas layanan masih perlu ditingkatkan terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kecepatan dan ketepatan layanan.
5. Ketimpangan ekonomi
Kota Bandung dengan jumlah penduduk yang tinggi berimplikasi adanya peningkatan angka pengangguran. Agar pembangunan ekonomi selain mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi juga meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan. Kebijakan yang diambil yaitu dengan menerapkan konsep pro
poor, pro job, pro growth, pro environment dengan memperhatikan
pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan Pariwisata di Kota Bandung sangat potensial, sesuai dengan data BPS, jumlah kunjungan wisata ke Kota Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan potensi yang dimiliki baik dari pendidikan, industri dan perdagangan sangat mendukung untuk pengembangan potensi wisata. Kebijakan yang diambil diarahkan untuk
53 menjadikan Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata denagn didukung oleh potensi wisata religi, wisata kuliner, dan wisata minat khusus.
6. Optimalisasi infrastruktur dan pengendalian penataan ruang
Infrastuktur kota yang membutuhkan perhatian khusus dan menjadi isu strategis lima tahun ke depan adalah infrastruktur untuk mengendalikan banjir. Hasil pengamatan UPT DPU Kota Bandung Tahun 2017, terdapat 68 titik genangan yang tersebar di ruas-ruas jalan di Kota Bandung. Penanganan genangan tersebut membutuhkan koordinasi lintas sektor dengan mengenali secara akurat penyebabnya.
Isu lainnya terkait dengan pengendalian kemacetan lalu lintas yang merupakan permasalahan kota dan dirasakan semakin kompleks sehingga menghambat aktivitas keseharian masyarakat serta menyebabkan kerugian materi akibat penggunaan bahan bakar yang tidak optimal, disamping dampak polusi udara sampai dengan gangguan kejiawaan yang merusak kesehatan masyarakat.
Menurut kajian terdapat 32 aspek penyebab kemacetan yaitu: (1) Panjang jalan/lebar jalan; (2) Kondisi jalan; (3) Jumlah kendaraan pribadi; (4) Persimpangan yang terlalu dekat; (5) Sekolah; (6) Pasar Tumpah/PKL; (7) Pangkalan liar; (8) Parkir; (9) Kendaraan jemputan anak sekolah; (10) Angkot; (11) Kesadaran masyarakat; (12) Displin pengemudi; (13) Kendaraan dari luar Kota Bandung; (14) Becak melawan arus; (15) Shelter; (16) Traffic light; (17) Perumahan; (18) Perubahan Fungsi bangunan; (19) Banjir; (20) Marka jalan dan rambu lalu lintas; (21) SDM petugas; (22) Dana; (23) Anak jalanan; (24) Jaringan jalan; (25) Perbaikan jalan/galian kabel/perbaikan; (26) Perlintasan kereta api; (27) Pusat perbelanjaan/Mall; (28) Bongkar muat; (29) Penerangan jalan umum; (30) Gerakan pejalan kaki; (31) Pool/Agen bus; (32) Luas terminal. Terdapat 8 titik kemacetan di Kota Bandung yang perlu ditangani dalam 5 tahun.