BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Tematik
a) Pengertian Pembelajaran Tematik
Menurut Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang pedoman pembelajaran tematik menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat memberikan sebuah pengalaman yang bermakna bagi siswa (Prima, 2015: 344). Pembelajaran tematik yang secara utuh juga merupakan sebuah pembelajaran terpadu yang menggunakan sebuah tema untuk mengaitkan beberapa muatan mata pelajaran sehingga siswa dapat merasakan pengalaman yang bermakna selama proses pembelajaran berlangsung (Majid, 2014: 80).
Menurut Trianto (2011: 139) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Selain itu, pada pembelajaran tematik juga menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, serta menawarkan kesempatan kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik juga sebagai model pembelajaran yang termasuk kedalam jenis model pembelajaran terpadu. Apabila dikaitkan dengan
tingkat perkembangan pada anak pembelajaran terpadu merupakan
suatupendekatan pembelajaran yang harus memperhatikan dan menyesuaikan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak.
Pada pembelajaran tematik terdapat sebuah KI dan KD. Yang mana KI atau Kompetensi Inti menyangkut pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran yang biasa disebut dengan KD (Kompetensi Dasar). Perolehan kompetensi pada pembelajaran pada umumnya berlangsung secara berurutan. Namun, proses belajar untuk mencapai sebuah kompetensi sikap tidak berlangsung secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam belajar pengetahuan dan keterampilan yang difasilitasi oleh guru. Jika guru menghendaki siswa bersikap untuk berfikir kritis, maka media yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan harus memuat suatu pertanyaan yang melatih siswa untuk bisa berfikir secara kritis.
Pada media Rugasi digunakan untuk pembelajaran tematik pada tema I subtema I pembelajaran ke 5 yang didalamnya terdapat KI, KD, Indikator, Tujuan, dan Materi pembelajaran sebagai berikut :
a. KD (Kompetensi Dasar) Bahasa Indonesia
3.2 Menguraikan arahan atau petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan, serta daur hidup hewan dan perkembangbiakan tanaman dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa indonesia lisan atau tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.2 Menerangkan atau Mempraktekkan arahan atau petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan perkembangbiakan tanaman secara mandiri dalam bahasa indonesia lisan
dan tulisan yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.
Matematika
3.1 Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan pola penjumlahan dan perkalian
4.2 Merumuskan dengan kalimat sendiri, membuat model matematika, dan memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian bilangan bulat, waktu, panjang, berat benda, dan uang, serta memeriksa kebenaran jawabnya.
SBDP
3.1 Mengenal karya seni gaya dekoratif.
4.1 Menggambar dekoratif dengan mengolah perpaduan garis, warna, bentuk, dan tekstur berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan sekitar.
b. Indikator
Bahasa Indonesia
3.2.1 Menerangkan petunjuk daur hidup hewan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa indonesia secara lisan.
4.2.1 Mengurutkan petunjuk daur hidup hewan secara mandiri dalam bahasa indonesia secara lisan.
Matematika
3.1.1 Menyebutkan sifat- sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan pola penjumlahan.
4.2.1 Menjelaskan dengan kalimat sendiri dan memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan.
SBDP
3.1.1 Menjelaskan karya seni dekoratif
4.1.1 Menjelaskan dekoratif dengan bentuk berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan sekitar.
c. Tujuan :
1. Melalui penyampaian materi, siswa dapat menerangkan petunjuk daur hidup hewan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa indonesia secara lisan dengan benar.
2. Melalui diskusi, siswa dapat mengurutkan petunjuk daur hidup hewan secara mandiri dalam bahasa indonesia secara lisan dengan tepat.
3. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan pola penjumlahan dengan benar. 4. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan dengan kalimat sendiri dan
memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dengan benar.
5. Melalui penyampaian materi, siswa dapat menjelaskan karya seni gaya dekoratif dengan benar.
6. Melalui penugasan, siswa dapat menggambar dekoratif dengan bentuk berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan sekitar dengan tepat.
d. Materi :
1. Petunjuk daur hidup hewan
Muatan materi bahasa indonesia Teks petunjuk adalah suatu teks prosedur yang memberikan sebuah arahan dalam melakukan sesuatu agar suatu tujuan bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan daur hidup hewan adalah suatu proses dimana hewan atau makhluk hidup lainnya mengalami sebuah perubahan bentuk sepanjang hidupnya dan setiap tahapan daur hidup hewan memiliki suatu perbedaan. Sehingga bisa diisimpulkan bahwa teks petunjuk daur hidup hewan adalah suatu teks yang memberikan sebuah arahan bagaimana proses hidup hewan mengalami perubahan bentuk sehingga hewan tersebut menjadi dewasa.
2. Jumlah hewan yang memiliki proses tahapan perkembangbiakan lebih banyak dan lebih sedikit
Muatan materi matematika Pada matematika simbol kurang dari (<) dan lebih dari (>) digunakan untuk membandingkan sesuatu. Pada daur hidup hewan memiliki proses tahapan yang berbeda-beda seperti proses daur hidup hewan kupu-kupu dan katak. Pada kupu-kupu memiliki proses tahapan yang dimulai dari telur, ulat, kepompong, kupu-kupu muda dan kupu-kupu dewasa. Sedangkan pada katak memiliki proses daur hidup yang dimulai dari telur, berudu, katak muda dan katak dewasa. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa proses tahapan daur hidup kupu-kupu lebih banyak dibandingkan dengan tahapan daur hidup hewan katak.
3. Karya seni dekoratif berdasarkan bentuk
Muatan materi SBDP Seni dekoratif adalah menghias atau memperindah suatu benda atau objek yang sudah digambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Seni dekoratif bisa berbentuk gambar sebuah rumah ataupun hewan yang nantinya akan digambar ulang berdasarkan bentuk rumah dan hewan yang sudah dilihat. Kemudian dihias dengan menggunakan hiasan dengan menggunakan teknik menempel. Sehingga gambar yang sudah dibentuk akan menjadi sebuah karya seni dekoratif yang bagus.
e. Kompetensi Inti (KI) :
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, perduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, dan mencoba menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaa Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
b) Pentingnya Pembelajaran Tematik di SD
Pada kurikulum 2013 proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran tematik yang mana pembelajaran tematik termasuk pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik menurut La Iru dan Arihi memiliki arti penting dalam membangun suatu kompetensi peserta didik yaitu : pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan bisa menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang sudah dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik menekankan pada penerapan sebuah konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) (Prastowo, 2013: 199). Maka dari itu, guru perlu mengemas atau merancang suatu pembelajaran
yang harus memiliki makna bagi peserta didik sehingga akan menjadikan proses pembelajaran lebik aktif dan menarik.
Menurut Trianto (Prastowo, 2013: 119), melalui pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung pada saat proses pembelajaran, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan berbagai konsep yang telah dipelajarinya.
c) Prinsip Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan bagian dari pembelajaran terpadu yang memiliki prinsip dasar. Menurut (Trianto, 2011: 154-156) pembelajaran tematik harus dapat memilih materi dari beberapa mata pelajaran yang memiliki keterkaitan, dengan demikian materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Secara umum, prinsip-prinsip pembelajaran tematik sebagai berikut :
1. Prinsip Penggalian Tema
Pada prinsip ini merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya bahwa tema-tema yang saling berkaitan dan ada pula keterkaitannya dengan target utama dalam pembelajaran.
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan dalam pembelajaran dapat optimal apabila guru dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses pembelajaran. Artinya bahwa guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Evaluasi pada dasarnya menjadi bagian utama dalam setiap kegiatan untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. bagaimana suatu kegiatan bisa diketahui hasilnya jika tidak dilakukan sebuah evaluasi.
4. Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Oleh karena itu, guru dituntut untuk bisa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa dicapai secara tuntas.
d) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pada pembelajaran tematik lebih berpusat kepada siswa dan lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek dalam proses belajar, sedangkan guru hanya menjadi sebuah fasilitator yang memberikan sebuah kemudahan kepada siswa dalam melakukan sebuah aktivitas pembelajaran. Selain itu pembelajaran tematik juga harus mampu memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan siswa dihadapkan langsung dengan sesuatu yang bersifat kongkret atau nyata sebagai dasar untuk siswa memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Didalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas dan hanya memfokuskan pada pembelajaran ke arah pembahasan tema- tema yang dirasa paling dekat dengan kehidupan siswa. Pada pembelajaran tematik harus bersifat luwes atau fleksibel sehingga guru bisa mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya. Dengan mengaitkan kedalam kehidupan nyata siswa dan keadaan lingkungan sekolah siswa tersebut. Selain itu dalam pembelajaran tematik harus mampu menggunakan prinsip belajar sambil bermain
yang dapat membuat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar jauh lebih menyenangkan.
e) Landasan Pembelajaran Tematik
Menurut (Hajar, 2013: 26) kurikulum tematik memiliki beberapa landasan sebaagai penopang penerapannya dalam kegatan pembelajaran disekolah. Landasan pembelajaran tematik mencakup (1) Landasan Filosofis bahwa dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu : Aliran progresivisme yang memandang bahwa dalam proses pembelajaran perlu adanya penekanan pada pembentukam kreativitas pada siswa serta memperhatikan pengalaman yang dimilki oleh siswa.
Aliran kontruktivisme bahwa pembelajaran tematik melihat dari pengalaman langsung dari siswa yang dijadikan sebuah pengetahuan dalam proses pembelajaran. Pengetahuan tidak hanya dilakukan dengan kegiatan mentransfer ilmu dari guru kepada siswa saja. Melainkan dalam proses pembelajarannya harus mengalami perkembangan secara terus-menerus. Keaktifan siswa dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang akan berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuannya.
Sedangkan, Aliran humanisme melihat perkembangan pengetahuan siswa dari segi potensinya dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa tersebut. (2)
Landasan Psikologis bahwa pembelajaran tematik berkaitan dengan
perkembangan psikologi yang dimiliki oleh siswa. Perkembangan psikologi diperlukan dalam menentukan isi atau sebuah materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada seorang siswa. Selain itu, psikologi belajar dapat memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi dari materi pembelajaran tematik tersebut
yang akan disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa tersebut mampu mempelajarinya. (3) Landasan Yuridis bahwa dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan atau suatu peraturan yang dapat mendukung pelaksanaan dalam pembelajaran tematik yang ada disekolah dasar.
f) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Trianto 2011: 159), kelebihan dalam pembelajaran tematik adalah pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa dirasa cukup relevan dengan tingkat perkembangannya. Sealin itu dalam proses pembelajaran kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa sehingga kegiatan belajar akan bermakna. Dalam pembelajaran tematik keterampilan berfikir siswa akan jauh lebih berkembang karena dalam kegiatan belajar-mengajar bersifat pragmatis yaitu sesuai dengan permasalahan yang sering dijumpai siswa didalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari. Selain itu, keterampilan sosial pada siswa mampu berkembang dengan baik dalam proses pembelajaran yaitu dengan adanya kerja sama, komunikasi yang baik dan mau mendengarkan pendapat dari orang lain.
Pembelajaran tematik juga memiliki beberapa kelemahan yang diihat dari aspek guru, dalam pembelajaran tematik yang menuntut peran guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas serta harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam proses pembelajaran. Selain itu guru harus bisa mengemas dan mengembangkan sebuah materi dalam pembelajaran. Jika dilihat dari aspek siswa pembelajaran tematik memiliki sebuah peluang yang dapat mengembangkan kreatifitas akademik siswa yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Jika
kemampuan tersebut sulit diterapkan oleh siswa maka pelaksanaan dalam proses pembelajaran belum bisa dikatakan baik. Dilihatdariaspekaspeksaranadansumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan sumber informasi dari bahan bacaan yang cukup banyak agar dapat menunjang dan menambah sebuah pengetahuan dan wawasan yang diperlukan.
Selain itu, kelemahan pembelajaran tematik pada kurikulum yang diterapkan harus menekankan pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik dan bukan pada materi yang sudah ditempuh. Guru juga harus diberikan sebuah wewenang untuk mengembangkan sebuah materi, metode, serta model yang akan digunakan pada proses pembelajaran berlangsung, namun juga disesuaikan dengan kebutuhan siswa (Majid, 2014: 197). Didalam pembelajaran tematik juga membutuhkan teknik penilaian yang bersifat menyeluruh dalam menetapkan keberhasilan belajar siswa dan mata pelajaran yang terkait (Majid, 2014: 198).
2. Media Pembelajaran
a) Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah segala alat yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mempermudah guru atau membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran kepada siswa sehingga akan memudahkan untuk siswa mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang sudah diharapkan. Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru untuk memberikan sebuah motivasi belajar bagi siswa, memperjelas suatu informasi atau pesan pembelajaran, memberikan tekanan pada bagian-bagian yang dianggap lebih
penting, memberikan variasi didalam pembelajaran dan memperjelas struktur pembelajaran (Rusman, 2012: 60).
b) Kriteria pemilihan media pembelajaran
Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran harus merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih sebuah media dan penggunaan media pembelajaran untuk digunakan dan dimanfaatkan kedalam kegiatan pembelajaran. Karena terdapat banyak media yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kegiatan belajar. Penggunaan berbagai media dalam proses pembelajaran harus disusun secara serasi sehingga dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Selain itu, pemilihan sebuah media harus dilakukan secara objektif artinya bahwa media harus benar-benar digunakan dengan mempertimbangkan efektivitas belajar siswa, bukan hanya karena kesenangan guru semata. Guru harus mengenal terlebih dahulu karakter yang dimiliki oleh siswa sehingga dalam proses belajar- mengajar guru dapat memilih media yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, dalam kondisi belajar-mengajar akan jauh lebih efektif jika adanya minat dan perhatian siswa didalam proses belajar.
3. Media Rugasi
a) Pengertian Media Rugasi
Media Rugasi merupakan singkatan dari Media Rumah Gadang Ekosistem yang mana media ini merupakan sebuah media pembelajaran tematik yang berbentuk 3 dimensi. Nama media Rugasi diambil dari kata Rumah yang berarti sebuah tempat yang digunakan untuk singgah atau memulai sebuah kehidupan. Sedangkan kata Gadang diambil dari nama rumah adat yang berasal
dari minangkabau yang termasuk sebagai rumah tradisional. Dan kata Ekosistem memiliki sebuah arti suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Media Rugasi merupakan sebuah media pembelajaran tematik 3 dimensi yang berbentuk sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat untuk memulai sebuah kehidupan makhluk hidup.
b) Manfaat Media Rugasi
Media Rugasi digunakan untuk membantu siswa dalam memahami petunjuk proses daur hidup hewan yang memiliki proses tahapan berbeda-beda antara hewan satu dengan hewan yang lainnya. Selain itu, siswa bisa dengan mudah menghitung jumlah tahapan yang memiliki proses daur hidup hewan yang paling banyak dan paling sedikit dan siswa bisa menggambar dengan bentuk yang indah sesuai dengan gambar hewan yang sering dijumpai didalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu dengan adanya Media Rugasi ini siswa akan lebih mudah untuk menangkap sebuah materi karena pada media ini siswa dapat belajar sambil mempraktekkan sebuah media. Dengan kegiatan belajar sambil mempraktekkan didalam proses pembelajaran akan membuat siswa lebih tertarik dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi sehingga akan membuat siswa mudah untuk mengingat proses pembelajaran yang sudah dilakukan
c) Desain Media Rugasi
Gambar 2.1 Desain Media Rugasi
Media Rugasi (Rumah Gadang Ekosistem) didesain dengan bahan dasar sebuah kayu triplek berukuran 40 cm x 45 cm yang didalamnya terdapat beberapa mata pelajaran yang akan dibahas pada Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran ke 5 yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan SBDP.
Pada media Rugasi berbentuk persegi seperti sebuah rumah yang memiliki 4 sisi. Pada sisi rumah tersebut nanti bisa dibuka dan pada sisi – sisi rumah tersebut terdapat mata pelajaran yang nanti akan dihubungkan pada sisi yang lain dan didalamnya terdapat mata pelajaran yang berbeda. Selain itu pada atap rumah gadang tersebut didesain dengan atapnya bisa dibuka dan pada waktu atap tersebut dibuka akan ada sebuah ekosistem hewan yang ada didalamnya.
d) Langkah Penggunaan Media Rugasi
1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 3 siswa
2. Siswa diminta untuk duduk membentuk huruf U
3. Siswa mengamati terlebih dahulu media yang diberikan
4. Siswa diminta secara bergantian mempraktekkan sebuah Media Rugasi bersama kelompoknya
5. Siswa diminta untuk membuka atap dari media Rugasi tersebut
6. Setiap kelompok diminta untuk menyebutkan hewan apa saja yang ada pada sebuah Ekosistem didalam rumah tersebut
7. Siswa diminta untuk membuka sisi pertama yang didalamnya terdapat sebuah daur hidup hewan yaitu kupu-kupu dan katak
8. Siswa diminta menyebutkan proses daur hidup hewan kupu-kupu dan katak
9. Siswa diminta untuk menyusun proses tahapan yang sesuai dengan hewan yang ada pada media
10. Siswa diminta untuk menghitung dan menyebutkan proses tahapan daur hidup yang memiliki jumlah proses tahapan paling banyak dan paling sedikit yang ada pada sisi kedua
11. Siswa diminta untuk membuka sisi ketiga yang terdapat sebuah gambar hewan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
12. Siswa diminta menggambarkan bentuk hewan yang sudah diamati dalam media
13. Siswa diminta untuk melempar sebuah dadu yang ada pada sisi ke empat dengan melakukan sebuah permainan ular tangga
14. Siswa diminta untuk mengambil sebuah kartu sesuai dengan nomor dadu yang sudah didapatkan
15. Siswa diminta untuk menjawab sebuah pertanyaan yang ada pada kartu
e) Kelebihan Penggunaan Media Rugasi
1. Media Rugasi memperjelas sebuah materi yang ada pada Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran ke 5
2. Media Rugasi mempersingkat waktu dalam proses pembelajaran
3. Media Rugasi membuat pembelajaran lebih bervariasi dan tidak membosankan
4. Media Rugasi membuat pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan terencana
5. Media Rugasi membuat siswa menjadi aktif karena belajar sambil mempraktekkan
f) Kelemahan Penggunaan Media Rugasi
1. Media Rugasi digunakan secara bergantian 2. Media Rugasi hanya mencakup 3 mata pelajaran
3. Media Rugasi hanya bisa digunakan pada kelas yang memiliki materi sama 4. Media Rugasi hanya digunakan oleh kelompok kecil yang terdiri dari
3orang
5. Media Rugasi hanya memberikan 2 contoh proses daur hidup hewan
4. Kajian Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang Relevan
Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan
Keunggulan Peneliti
Siti Penggunaan Penerapan metode 1. 1. Media Keunggulan
Rohana Media demonstrasi dengan Mengembangk yang pada produk
Arifah CAKRAM Media CD-M an Media digunakan yang
(2018) Daur (Cakram Daur untuk Daur berbentuk dihasilkan
Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan Keunggulan
Peneliti
Dalam efektif digunakan lingkaran media
Pembelajaran untuk pembelajaran 2. Media pembelajaran
IPA Di materi daur hidup yang yaitu media
Sekolah Dasar hewan metamorfosis digunakan Rugasi yang
yang dapat dilihat berdiamete mana media
dari ketuntasan r 11,5 cm; rugasi ini
klasikal pada nilai 21,5 cm; merupakan
pretest sebesar 32,5 cm sebuah media
45,83% kemudian dan 42 cm pembelajaran
setelah menerapkan tematik yang
media CD-M naik memuat 3
menjadi 91,67%. mata pelajaran
Hal ini yang ada pada
menunjukkan bahwa media rugasi
media CD-M efektif yaitu mata
digunakan untuk pelajaran
pembelajaran IPA. bahasa
indonesia,
Bima Pengembangan Tingkat efisiensi 1. 1. Media matematika,
Santya Media Papan media papan tempel Mengembangk yang dan SBDP.
Putra Tempel Pada dilihat dari hasil an media untuk digunakan Media Rugasi
(2018) Pembelajaran angket respon guru materi daur berbentuk juga bukan
Materi Dur yang memperoleh hidup hewan sebuah hanya
Hidup Hewan hasil 94,29% papan digunakan
Siswa Kelas 4 sehingga media persegi untuk
Sekolah Dasar dinyatakan sangat 2. Media membantu
efisien sedangkan yang memahami
media papan tempel digunakan daur hidup
dari hasil uji pre-test berukuran hewan namun
terbatas diperoleh 60 cm juga dapat
nilai rata-rata 71 dan digunakan
dari hasil post-test untuk
diperoleh nilai rata- membedakan
rata 85,33. proses tahapan
Sedangkan pada uji daur hidup
coba luas diperoleh hewan satu
nilai rata-rata pre- dengan yang
test 63,6 dan nilai lainnya. Agar
post-test 78,91. siswa dapat
Sehingga dari uji mengetahui
coba secara terbatas bahwa setiap
dan secara luas, tahapan proses
media papan tempel daur hidup
dinyatakan efektif hewan
Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan Keunggulan
Peneliti
nilai siswa. proses tahapan
yang paling banyak dan yang paling sedikit. Sehingga siswa bisa mengetahui bahwa proses daur hidup
Bayu Pengembangan . Presentase siswa 1.Mengembang 1. Media hewan
Septyant Media Lintah yang tuntas secara kan sebuah yang memiliki
Ichwan (Lingkaran klasikal yaitu mediauntuk digunakan perbedaan.
(2017) Pengetahuan) 92% sehingga meningkatkan berbentuk Selain itu,
Untuk telah memenuhi pemahaman sebuah didalam media
Meningkatkan kriteria daur hidup lingkaran rugasi juga
Pemahaman keefektifan yaitu hewan terdapat sebuah
Siswa Tentang 90% dan permainan
Daur Hidup dinyatakan bahwa yang mana
Hewan Pada media yang didalam
Siswa Kelas dikembangkan permainan
IV SDN sangat efektif. tersebut
Sukorame 1 Selain itu, terdapat sebuah
Kota Kediri presentase hasil soal yang harus
respon siswa dan dijawab oleh
guru pada uji siswa setelah
coba terbatas siswa selesai
diperoleh 88% mempraktikkan
respon siswa dan media Rugasi
87,5% respon guru. Sedangkan presentase hasil respon siswa dan guru pada uji coba secara luas diperoleh 86,25% respon siswa dan 100% respon guru. Hasil perolehan presentase tersebut menunjukkan bahwa media yang telah
Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan Keunggulan
Peneliti
dikembangkan efektif digunakan oleh siswa dan guru kelas IV SD karena telah mencapai hasil sesuai dengan presentase sangat baik. Cicih Sri Sunarsih (2019) Penggunaan Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Daur Hidup Hewan di Kelas IV SD Hasil presentase yang didapatkan dengan menggunakan media gambar ini mencapai 84%. Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 80%. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa media sudah mencapai indikator keberhasilan sehingga penelitian
tindakan kelas ini dinyatakan 1.Mengembang kan sebuah media pada matei daur hidup hewan 1. Media yang digunakan merupakan sebuah gambar 2. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK berhasil.
B. Kerangka Pikir
Agar sebuah penelitian lebih terarah, maka perlu adanya kerangka berfikir dalam sebuah penelitian. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Analisis Kebutuhan
Kurangnya penggunaan sebuah media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran yang dilakukan membuat siswa menjadi cepat bosan. Karena guru hanya memberikan sebuah media kain flanel yang bisa digunakan untuk satu mata pelajaran saja dan media nya juga tidak menarik minat siswa. Selain itu, guru dalam menyampaikan sebuah materi hanya menggunakan metode ceramah saja yang berupa penjelasan dari guru dan siswa hanya mendengarkan. Proses pembelajaran yang dilakukan membuat minat siswa berkurang karena proses pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak bervariasi. Sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.
Solusi
Media rugasi yang dibuat dengan bentuk 3 dimensi yang digunakan dalam pembeajaran tematik yang didalamnya mencakup 3 mata pelajaran yang saling berkaitan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya.
Analisis Desain
Evaluasi
Pengembangan
Implementasi
Pengembangan Media Rugasi (Rumah Gadang Ekosistem) Untuk Siswa Kelas III Tema I Subtema I di SDN 02 Purwosekar