• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tematik menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. tematik menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik

a) Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang pedoman pembelajaran tematik menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat memberikan sebuah pengalaman yang bermakna bagi siswa (Prima, 2015: 344). Pembelajaran tematik yang secara utuh juga merupakan sebuah pembelajaran terpadu yang menggunakan sebuah tema untuk mengaitkan beberapa muatan mata pelajaran sehingga siswa dapat merasakan pengalaman yang bermakna selama proses pembelajaran berlangsung (Majid, 2014: 80).

Menurut Trianto (2011: 139) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Selain itu, pada pembelajaran tematik juga menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, serta menawarkan kesempatan kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik juga sebagai model pembelajaran yang termasuk kedalam jenis model pembelajaran terpadu. Apabila dikaitkan dengan

tingkat perkembangan pada anak pembelajaran terpadu merupakan

suatupendekatan pembelajaran yang harus memperhatikan dan menyesuaikan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan pada anak.

(2)

Pada pembelajaran tematik terdapat sebuah KI dan KD. Yang mana KI atau Kompetensi Inti menyangkut pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran yang biasa disebut dengan KD (Kompetensi Dasar). Perolehan kompetensi pada pembelajaran pada umumnya berlangsung secara berurutan. Namun, proses belajar untuk mencapai sebuah kompetensi sikap tidak berlangsung secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam belajar pengetahuan dan keterampilan yang difasilitasi oleh guru. Jika guru menghendaki siswa bersikap untuk berfikir kritis, maka media yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan harus memuat suatu pertanyaan yang melatih siswa untuk bisa berfikir secara kritis.

Pada media Rugasi digunakan untuk pembelajaran tematik pada tema I subtema I pembelajaran ke 5 yang didalamnya terdapat KI, KD, Indikator, Tujuan, dan Materi pembelajaran sebagai berikut :

a. KD (Kompetensi Dasar) Bahasa Indonesia

3.2 Menguraikan arahan atau petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan, serta daur hidup hewan dan perkembangbiakan tanaman dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa indonesia lisan atau tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

4.2 Menerangkan atau Mempraktekkan arahan atau petunjuk tentang perawatan hewan dan tumbuhan serta daur hidup hewan dan perkembangbiakan tanaman secara mandiri dalam bahasa indonesia lisan

(3)

dan tulisan yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian.

Matematika

3.1 Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan pola penjumlahan dan perkalian

4.2 Merumuskan dengan kalimat sendiri, membuat model matematika, dan memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian bilangan bulat, waktu, panjang, berat benda, dan uang, serta memeriksa kebenaran jawabnya.

SBDP

3.1 Mengenal karya seni gaya dekoratif.

4.1 Menggambar dekoratif dengan mengolah perpaduan garis, warna, bentuk, dan tekstur berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan sekitar.

b. Indikator

Bahasa Indonesia

3.2.1 Menerangkan petunjuk daur hidup hewan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa indonesia secara lisan.

4.2.1 Mengurutkan petunjuk daur hidup hewan secara mandiri dalam bahasa indonesia secara lisan.

Matematika

3.1.1 Menyebutkan sifat- sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan pola penjumlahan.

(4)

4.2.1 Menjelaskan dengan kalimat sendiri dan memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan.

SBDP

3.1.1 Menjelaskan karya seni dekoratif

4.1.1 Menjelaskan dekoratif dengan bentuk berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan sekitar.

c. Tujuan :

1. Melalui penyampaian materi, siswa dapat menerangkan petunjuk daur hidup hewan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa indonesia secara lisan dengan benar.

2. Melalui diskusi, siswa dapat mengurutkan petunjuk daur hidup hewan secara mandiri dalam bahasa indonesia secara lisan dengan tepat.

3. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat operasi hitung bilangan asli melalui pengamatan pola penjumlahan dengan benar. 4. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan dengan kalimat sendiri dan

memilih strategi yang efektif dalam memecahkan masalah nyata sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dengan benar.

5. Melalui penyampaian materi, siswa dapat menjelaskan karya seni gaya dekoratif dengan benar.

6. Melalui penugasan, siswa dapat menggambar dekoratif dengan bentuk berdasarkan hasil pengamatan dilingkungan sekitar dengan tepat.

(5)

d. Materi :

1. Petunjuk daur hidup hewan

Muatan materi bahasa indonesia Teks petunjuk adalah suatu teks prosedur yang memberikan sebuah arahan dalam melakukan sesuatu agar suatu tujuan bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan daur hidup hewan adalah suatu proses dimana hewan atau makhluk hidup lainnya mengalami sebuah perubahan bentuk sepanjang hidupnya dan setiap tahapan daur hidup hewan memiliki suatu perbedaan. Sehingga bisa diisimpulkan bahwa teks petunjuk daur hidup hewan adalah suatu teks yang memberikan sebuah arahan bagaimana proses hidup hewan mengalami perubahan bentuk sehingga hewan tersebut menjadi dewasa.

2. Jumlah hewan yang memiliki proses tahapan perkembangbiakan lebih banyak dan lebih sedikit

Muatan materi matematika Pada matematika simbol kurang dari (<) dan lebih dari (>) digunakan untuk membandingkan sesuatu. Pada daur hidup hewan memiliki proses tahapan yang berbeda-beda seperti proses daur hidup hewan kupu-kupu dan katak. Pada kupu-kupu memiliki proses tahapan yang dimulai dari telur, ulat, kepompong, kupu-kupu muda dan kupu-kupu dewasa. Sedangkan pada katak memiliki proses daur hidup yang dimulai dari telur, berudu, katak muda dan katak dewasa. Sehingga bisa

(6)

disimpulkan bahwa proses tahapan daur hidup kupu-kupu lebih banyak dibandingkan dengan tahapan daur hidup hewan katak.

3. Karya seni dekoratif berdasarkan bentuk

Muatan materi SBDP Seni dekoratif adalah menghias atau memperindah suatu benda atau objek yang sudah digambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Seni dekoratif bisa berbentuk gambar sebuah rumah ataupun hewan yang nantinya akan digambar ulang berdasarkan bentuk rumah dan hewan yang sudah dilihat. Kemudian dihias dengan menggunakan hiasan dengan menggunakan teknik menempel. Sehingga gambar yang sudah dibentuk akan menjadi sebuah karya seni dekoratif yang bagus.

e. Kompetensi Inti (KI) :

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

(7)

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, perduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, dan mencoba menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaa Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

b) Pentingnya Pembelajaran Tematik di SD

Pada kurikulum 2013 proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran tematik yang mana pembelajaran tematik termasuk pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik menurut La Iru dan Arihi memiliki arti penting dalam membangun suatu kompetensi peserta didik yaitu : pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan bisa menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang sudah dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik menekankan pada penerapan sebuah konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing) (Prastowo, 2013: 199). Maka dari itu, guru perlu mengemas atau merancang suatu pembelajaran

(8)

yang harus memiliki makna bagi peserta didik sehingga akan menjadikan proses pembelajaran lebik aktif dan menarik.

Menurut Trianto (Prastowo, 2013: 119), melalui pembelajaran tematik siswa dapat memperoleh pengalaman langsung pada saat proses pembelajaran, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan berbagai konsep yang telah dipelajarinya.

c) Prinsip Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan bagian dari pembelajaran terpadu yang memiliki prinsip dasar. Menurut (Trianto, 2011: 154-156) pembelajaran tematik harus dapat memilih materi dari beberapa mata pelajaran yang memiliki keterkaitan, dengan demikian materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Secara umum, prinsip-prinsip pembelajaran tematik sebagai berikut :

1. Prinsip Penggalian Tema

Pada prinsip ini merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya bahwa tema-tema yang saling berkaitan dan ada pula keterkaitannya dengan target utama dalam pembelajaran.

2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan dalam pembelajaran dapat optimal apabila guru dapat menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses pembelajaran. Artinya bahwa guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

(9)

Evaluasi pada dasarnya menjadi bagian utama dalam setiap kegiatan untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. bagaimana suatu kegiatan bisa diketahui hasilnya jika tidak dilakukan sebuah evaluasi.

4. Prinsip Reaksi

Dampak pengiring (nurturant effect) bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Oleh karena itu, guru dituntut untuk bisa merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar tujuan pembelajaran bisa dicapai secara tuntas.

d) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pada pembelajaran tematik lebih berpusat kepada siswa dan lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek dalam proses belajar, sedangkan guru hanya menjadi sebuah fasilitator yang memberikan sebuah kemudahan kepada siswa dalam melakukan sebuah aktivitas pembelajaran. Selain itu pembelajaran tematik juga harus mampu memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan siswa dihadapkan langsung dengan sesuatu yang bersifat kongkret atau nyata sebagai dasar untuk siswa memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Didalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas dan hanya memfokuskan pada pembelajaran ke arah pembahasan tema- tema yang dirasa paling dekat dengan kehidupan siswa. Pada pembelajaran tematik harus bersifat luwes atau fleksibel sehingga guru bisa mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya. Dengan mengaitkan kedalam kehidupan nyata siswa dan keadaan lingkungan sekolah siswa tersebut. Selain itu dalam pembelajaran tematik harus mampu menggunakan prinsip belajar sambil bermain

(10)

yang dapat membuat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar jauh lebih menyenangkan.

e) Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut (Hajar, 2013: 26) kurikulum tematik memiliki beberapa landasan sebaagai penopang penerapannya dalam kegatan pembelajaran disekolah. Landasan pembelajaran tematik mencakup (1) Landasan Filosofis bahwa dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu : Aliran progresivisme yang memandang bahwa dalam proses pembelajaran perlu adanya penekanan pada pembentukam kreativitas pada siswa serta memperhatikan pengalaman yang dimilki oleh siswa.

Aliran kontruktivisme bahwa pembelajaran tematik melihat dari pengalaman langsung dari siswa yang dijadikan sebuah pengetahuan dalam proses pembelajaran. Pengetahuan tidak hanya dilakukan dengan kegiatan mentransfer ilmu dari guru kepada siswa saja. Melainkan dalam proses pembelajarannya harus mengalami perkembangan secara terus-menerus. Keaktifan siswa dapat diwujudkan dengan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu yang akan berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuannya.

Sedangkan, Aliran humanisme melihat perkembangan pengetahuan siswa dari segi potensinya dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa tersebut. (2)

Landasan Psikologis bahwa pembelajaran tematik berkaitan dengan

perkembangan psikologi yang dimiliki oleh siswa. Perkembangan psikologi diperlukan dalam menentukan isi atau sebuah materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada seorang siswa. Selain itu, psikologi belajar dapat memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi dari materi pembelajaran tematik tersebut

(11)

yang akan disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa tersebut mampu mempelajarinya. (3) Landasan Yuridis bahwa dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan atau suatu peraturan yang dapat mendukung pelaksanaan dalam pembelajaran tematik yang ada disekolah dasar.

f) Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Trianto 2011: 159), kelebihan dalam pembelajaran tematik adalah pengalaman belajar yang dilakukan oleh siswa dirasa cukup relevan dengan tingkat perkembangannya. Sealin itu dalam proses pembelajaran kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa sehingga kegiatan belajar akan bermakna. Dalam pembelajaran tematik keterampilan berfikir siswa akan jauh lebih berkembang karena dalam kegiatan belajar-mengajar bersifat pragmatis yaitu sesuai dengan permasalahan yang sering dijumpai siswa didalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari. Selain itu, keterampilan sosial pada siswa mampu berkembang dengan baik dalam proses pembelajaran yaitu dengan adanya kerja sama, komunikasi yang baik dan mau mendengarkan pendapat dari orang lain.

Pembelajaran tematik juga memiliki beberapa kelemahan yang diihat dari aspek guru, dalam pembelajaran tematik yang menuntut peran guru harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas serta harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam proses pembelajaran. Selain itu guru harus bisa mengemas dan mengembangkan sebuah materi dalam pembelajaran. Jika dilihat dari aspek siswa pembelajaran tematik memiliki sebuah peluang yang dapat mengembangkan kreatifitas akademik siswa yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Jika

(12)

kemampuan tersebut sulit diterapkan oleh siswa maka pelaksanaan dalam proses pembelajaran belum bisa dikatakan baik. Dilihatdariaspekaspeksaranadansumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan sumber informasi dari bahan bacaan yang cukup banyak agar dapat menunjang dan menambah sebuah pengetahuan dan wawasan yang diperlukan.

Selain itu, kelemahan pembelajaran tematik pada kurikulum yang diterapkan harus menekankan pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik dan bukan pada materi yang sudah ditempuh. Guru juga harus diberikan sebuah wewenang untuk mengembangkan sebuah materi, metode, serta model yang akan digunakan pada proses pembelajaran berlangsung, namun juga disesuaikan dengan kebutuhan siswa (Majid, 2014: 197). Didalam pembelajaran tematik juga membutuhkan teknik penilaian yang bersifat menyeluruh dalam menetapkan keberhasilan belajar siswa dan mata pelajaran yang terkait (Majid, 2014: 198).

2. Media Pembelajaran

a) Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah segala alat yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mempermudah guru atau membantu guru dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran kepada siswa sehingga akan memudahkan untuk siswa mencapai sebuah tujuan pembelajaran yang sudah diharapkan. Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru untuk memberikan sebuah motivasi belajar bagi siswa, memperjelas suatu informasi atau pesan pembelajaran, memberikan tekanan pada bagian-bagian yang dianggap lebih

(13)

penting, memberikan variasi didalam pembelajaran dan memperjelas struktur pembelajaran (Rusman, 2012: 60).

b) Kriteria pemilihan media pembelajaran

Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran harus merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih sebuah media dan penggunaan media pembelajaran untuk digunakan dan dimanfaatkan kedalam kegiatan pembelajaran. Karena terdapat banyak media yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kegiatan belajar. Penggunaan berbagai media dalam proses pembelajaran harus disusun secara serasi sehingga dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Selain itu, pemilihan sebuah media harus dilakukan secara objektif artinya bahwa media harus benar-benar digunakan dengan mempertimbangkan efektivitas belajar siswa, bukan hanya karena kesenangan guru semata. Guru harus mengenal terlebih dahulu karakter yang dimiliki oleh siswa sehingga dalam proses belajar- mengajar guru dapat memilih media yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, dalam kondisi belajar-mengajar akan jauh lebih efektif jika adanya minat dan perhatian siswa didalam proses belajar.

3. Media Rugasi

a) Pengertian Media Rugasi

Media Rugasi merupakan singkatan dari Media Rumah Gadang Ekosistem yang mana media ini merupakan sebuah media pembelajaran tematik yang berbentuk 3 dimensi. Nama media Rugasi diambil dari kata Rumah yang berarti sebuah tempat yang digunakan untuk singgah atau memulai sebuah kehidupan. Sedangkan kata Gadang diambil dari nama rumah adat yang berasal

(14)

dari minangkabau yang termasuk sebagai rumah tradisional. Dan kata Ekosistem memiliki sebuah arti suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik yang tidak dapat dipisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Media Rugasi merupakan sebuah media pembelajaran tematik 3 dimensi yang berbentuk sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat untuk memulai sebuah kehidupan makhluk hidup.

b) Manfaat Media Rugasi

Media Rugasi digunakan untuk membantu siswa dalam memahami petunjuk proses daur hidup hewan yang memiliki proses tahapan berbeda-beda antara hewan satu dengan hewan yang lainnya. Selain itu, siswa bisa dengan mudah menghitung jumlah tahapan yang memiliki proses daur hidup hewan yang paling banyak dan paling sedikit dan siswa bisa menggambar dengan bentuk yang indah sesuai dengan gambar hewan yang sering dijumpai didalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu dengan adanya Media Rugasi ini siswa akan lebih mudah untuk menangkap sebuah materi karena pada media ini siswa dapat belajar sambil mempraktekkan sebuah media. Dengan kegiatan belajar sambil mempraktekkan didalam proses pembelajaran akan membuat siswa lebih tertarik dan membuat proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi sehingga akan membuat siswa mudah untuk mengingat proses pembelajaran yang sudah dilakukan

(15)

c) Desain Media Rugasi

Gambar 2.1 Desain Media Rugasi

Media Rugasi (Rumah Gadang Ekosistem) didesain dengan bahan dasar sebuah kayu triplek berukuran 40 cm x 45 cm yang didalamnya terdapat beberapa mata pelajaran yang akan dibahas pada Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran ke 5 yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan SBDP.

Pada media Rugasi berbentuk persegi seperti sebuah rumah yang memiliki 4 sisi. Pada sisi rumah tersebut nanti bisa dibuka dan pada sisi – sisi rumah tersebut terdapat mata pelajaran yang nanti akan dihubungkan pada sisi yang lain dan didalamnya terdapat mata pelajaran yang berbeda. Selain itu pada atap rumah gadang tersebut didesain dengan atapnya bisa dibuka dan pada waktu atap tersebut dibuka akan ada sebuah ekosistem hewan yang ada didalamnya.

d) Langkah Penggunaan Media Rugasi

1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 3 siswa

(16)

2. Siswa diminta untuk duduk membentuk huruf U

3. Siswa mengamati terlebih dahulu media yang diberikan

4. Siswa diminta secara bergantian mempraktekkan sebuah Media Rugasi bersama kelompoknya

5. Siswa diminta untuk membuka atap dari media Rugasi tersebut

6. Setiap kelompok diminta untuk menyebutkan hewan apa saja yang ada pada sebuah Ekosistem didalam rumah tersebut

7. Siswa diminta untuk membuka sisi pertama yang didalamnya terdapat sebuah daur hidup hewan yaitu kupu-kupu dan katak

8. Siswa diminta menyebutkan proses daur hidup hewan kupu-kupu dan katak

9. Siswa diminta untuk menyusun proses tahapan yang sesuai dengan hewan yang ada pada media

10. Siswa diminta untuk menghitung dan menyebutkan proses tahapan daur hidup yang memiliki jumlah proses tahapan paling banyak dan paling sedikit yang ada pada sisi kedua

11. Siswa diminta untuk membuka sisi ketiga yang terdapat sebuah gambar hewan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

12. Siswa diminta menggambarkan bentuk hewan yang sudah diamati dalam media

13. Siswa diminta untuk melempar sebuah dadu yang ada pada sisi ke empat dengan melakukan sebuah permainan ular tangga

14. Siswa diminta untuk mengambil sebuah kartu sesuai dengan nomor dadu yang sudah didapatkan

(17)

15. Siswa diminta untuk menjawab sebuah pertanyaan yang ada pada kartu

e) Kelebihan Penggunaan Media Rugasi

1. Media Rugasi memperjelas sebuah materi yang ada pada Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran ke 5

2. Media Rugasi mempersingkat waktu dalam proses pembelajaran

3. Media Rugasi membuat pembelajaran lebih bervariasi dan tidak membosankan

4. Media Rugasi membuat pembelajaran menjadi lebih terstruktur dan terencana

5. Media Rugasi membuat siswa menjadi aktif karena belajar sambil mempraktekkan

f) Kelemahan Penggunaan Media Rugasi

1. Media Rugasi digunakan secara bergantian 2. Media Rugasi hanya mencakup 3 mata pelajaran

3. Media Rugasi hanya bisa digunakan pada kelas yang memiliki materi sama 4. Media Rugasi hanya digunakan oleh kelompok kecil yang terdiri dari

3orang

5. Media Rugasi hanya memberikan 2 contoh proses daur hidup hewan

4. Kajian Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang Relevan

Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan

Keunggulan Peneliti

Siti Penggunaan Penerapan metode 1. 1. Media Keunggulan

Rohana Media demonstrasi dengan Mengembangk yang pada produk

Arifah CAKRAM Media CD-M an Media digunakan yang

(2018) Daur (Cakram Daur untuk Daur berbentuk dihasilkan

(18)

Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan Keunggulan

Peneliti

Dalam efektif digunakan lingkaran media

Pembelajaran untuk pembelajaran 2. Media pembelajaran

IPA Di materi daur hidup yang yaitu media

Sekolah Dasar hewan metamorfosis digunakan Rugasi yang

yang dapat dilihat berdiamete mana media

dari ketuntasan r 11,5 cm; rugasi ini

klasikal pada nilai 21,5 cm; merupakan

pretest sebesar 32,5 cm sebuah media

45,83% kemudian dan 42 cm pembelajaran

setelah menerapkan tematik yang

media CD-M naik memuat 3

menjadi 91,67%. mata pelajaran

Hal ini yang ada pada

menunjukkan bahwa media rugasi

media CD-M efektif yaitu mata

digunakan untuk pelajaran

pembelajaran IPA. bahasa

indonesia,

Bima Pengembangan Tingkat efisiensi 1. 1. Media matematika,

Santya Media Papan media papan tempel Mengembangk yang dan SBDP.

Putra Tempel Pada dilihat dari hasil an media untuk digunakan Media Rugasi

(2018) Pembelajaran angket respon guru materi daur berbentuk juga bukan

Materi Dur yang memperoleh hidup hewan sebuah hanya

Hidup Hewan hasil 94,29% papan digunakan

Siswa Kelas 4 sehingga media persegi untuk

Sekolah Dasar dinyatakan sangat 2. Media membantu

efisien sedangkan yang memahami

media papan tempel digunakan daur hidup

dari hasil uji pre-test berukuran hewan namun

terbatas diperoleh 60 cm juga dapat

nilai rata-rata 71 dan digunakan

dari hasil post-test untuk

diperoleh nilai rata- membedakan

rata 85,33. proses tahapan

Sedangkan pada uji daur hidup

coba luas diperoleh hewan satu

nilai rata-rata pre- dengan yang

test 63,6 dan nilai lainnya. Agar

post-test 78,91. siswa dapat

Sehingga dari uji mengetahui

coba secara terbatas bahwa setiap

dan secara luas, tahapan proses

media papan tempel daur hidup

dinyatakan efektif hewan

(19)

Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan Keunggulan

Peneliti

nilai siswa. proses tahapan

yang paling banyak dan yang paling sedikit. Sehingga siswa bisa mengetahui bahwa proses daur hidup

Bayu Pengembangan . Presentase siswa 1.Mengembang 1. Media hewan

Septyant Media Lintah yang tuntas secara kan sebuah yang memiliki

Ichwan (Lingkaran klasikal yaitu mediauntuk digunakan perbedaan.

(2017) Pengetahuan) 92% sehingga meningkatkan berbentuk Selain itu,

Untuk telah memenuhi pemahaman sebuah didalam media

Meningkatkan kriteria daur hidup lingkaran rugasi juga

Pemahaman keefektifan yaitu hewan terdapat sebuah

Siswa Tentang 90% dan permainan

Daur Hidup dinyatakan bahwa yang mana

Hewan Pada media yang didalam

Siswa Kelas dikembangkan permainan

IV SDN sangat efektif. tersebut

Sukorame 1 Selain itu, terdapat sebuah

Kota Kediri presentase hasil soal yang harus

respon siswa dan dijawab oleh

guru pada uji siswa setelah

coba terbatas siswa selesai

diperoleh 88% mempraktikkan

respon siswa dan media Rugasi

87,5% respon guru. Sedangkan presentase hasil respon siswa dan guru pada uji coba secara luas diperoleh 86,25% respon siswa dan 100% respon guru. Hasil perolehan presentase tersebut menunjukkan bahwa media yang telah

(20)

Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan Keterangan Keunggulan

Peneliti

dikembangkan efektif digunakan oleh siswa dan guru kelas IV SD karena telah mencapai hasil sesuai dengan presentase sangat baik. Cicih Sri Sunarsih (2019) Penggunaan Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Daur Hidup Hewan di Kelas IV SD Hasil presentase yang didapatkan dengan menggunakan media gambar ini mencapai 84%. Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yaitu 80%. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa media sudah mencapai indikator keberhasilan sehingga penelitian

tindakan kelas ini dinyatakan 1.Mengembang kan sebuah media pada matei daur hidup hewan 1. Media yang digunakan merupakan sebuah gambar 2. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK berhasil.

(21)

B. Kerangka Pikir

Agar sebuah penelitian lebih terarah, maka perlu adanya kerangka berfikir dalam sebuah penelitian. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Analisis Kebutuhan

Kurangnya penggunaan sebuah media pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran yang dilakukan membuat siswa menjadi cepat bosan. Karena guru hanya memberikan sebuah media kain flanel yang bisa digunakan untuk satu mata pelajaran saja dan media nya juga tidak menarik minat siswa. Selain itu, guru dalam menyampaikan sebuah materi hanya menggunakan metode ceramah saja yang berupa penjelasan dari guru dan siswa hanya mendengarkan. Proses pembelajaran yang dilakukan membuat minat siswa berkurang karena proses pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak bervariasi. Sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.

Solusi

Media rugasi yang dibuat dengan bentuk 3 dimensi yang digunakan dalam pembeajaran tematik yang didalamnya mencakup 3 mata pelajaran yang saling berkaitan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya.

Analisis Desain

Evaluasi

Pengembangan

Implementasi

Pengembangan Media Rugasi (Rumah Gadang Ekosistem) Untuk Siswa Kelas III Tema I Subtema I di SDN 02 Purwosekar

Gambar

Gambar 2.1 Desain Media Rugasi
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang Relevan
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian Pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Program dan strategi disini ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang berorientasi kepada pertumbuhan nilai tambah (growth) sektor SDM dan tenaga kerja seperti mencari terobosan

Telah dilakukan penelitian untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan lab virtual PhET dalam pembelajaran fisika di MAN 2 GRESIK kelas XI IPA. Tujuan

Sebagai salah satu faktor produktivitas kerja dan sekaligus mereka sebagai manusia, makhluk sosial yang tentu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan, dalam

Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Mukomuko Tahun 2020, dilakukan dengan cara membandingkan antara Realisasi pencapaian

Sedangkan hasil uji t test yang didapatkan antara nilai post test dari kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen menunjukkan 10,642.n Hasil penelitian tersebut

di daerah tersebut, karena survei ini dilakukan Sementara dari segi pendidikan, responden dengan pendekatan cross sectional (sewaktu) yang tidak sekodh mempunyai prevalensi

dan Setda 2 Ketersediaan pangan utama % 100% 100% 100.00% BPMPKB didukung Dispertan  dan Setda 3 Cakupan beras bersubsidi pada KK miskin RTS-PM 5500 4501

Berdasarkan hasil wawancara AT (52) mengatakan dalam mewujudkan keluarga sakinah yang harus dilakukan oleh orang tua dengan memberikan contoh yang baik kepada