• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) PADA SISWA SMP NEGERI 2 DAWE KUDUS TAHUN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENDEKATAN BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) PADA SISWA SMP NEGERI 2 DAWE KUDUS TAHUN 2011/2012."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

SARI

Nugroho, Heri. 2012. ”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Melalui Pendekatan

Belajar Tuntas (Mastery Learning) Pada Siswa Smp Negeri 2 Dawe Kudus

Tahun 2011/2012.”. Skripsi, Jurusan Sejarah, FIS UNNES. Fakultas Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci : Hasil belajar sejarah, Pendekatan Belajar Tuntas

Pembelajaran sejarah di kelas VIII F SMP N 2 Dawe Kudus, hanya menggunakan metode ceramah yang tidak bervariasi menyebabkan pembelajaran sejarah kurang bermakna. Para siswa mengobrol sendiri saat guru memberikan penjelasan. Kenyataan ini menjadikan banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar yang ditetapkan. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif lagi, salah satunya adalah

Mastery Learning

. Model Pembelajaran ini lebih menekankan pada peran

aktif siswa dalam pembelajaran sehingga diharapkan setelah menerapkan model ini prestasi siswa dalam pelajaran sejarah dapat meningkat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F SMP N 2 Dawe Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2011/2012”?

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Dawe, Kabupaten Kudus pada semester II tahun ajaran 2011/2010. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom

Action Research). Penelitian ini dilakukan 2 siklus karena peningkatan hasil belajar telah

tercapai, dalam satu siklus terdiri dari satu pertemuan. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode belajar kelompok dan bantuan secara individual kepada siswa yang masih mendapakan nilai di bawah KKM yaitu 65.

Berdasarkan hasil prasiklus diketahui ketuntasan belajar siswa mencapai mencapai 68,5%, dengan rata-rata nilai 72,2 sesudah menggunakan pendekatan belajar tuntas (Mastery

Learning)

ketuntasan belajar siswa mencapai 74,29% dengan rata-rata 76. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kelas yang telah mendapatkan tindakan ketuntasan belajar siswa lebih tinggi, akan tetapi ketuntasan ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 75%, oleh sebab itu diperlukan adanya siklus 2. Hasil penelitian pada siklus 2 rata-rata kelas mencapai 73,6 dan tingkat ketuntasan mencapai 80%. Hasil penelitian siklus 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu nilai yang didapatkan lebih dari (>) 65 dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 75%. Dapat dismpulkan bahawa penggunaan pendekatan belajar tuntas di kelas VIII F dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun masih ada beberapa kekurangan pada media pembelajaran yaitu kurangnya buku yang digunakan oleh siswa dan kuran tertibnya siswa dalam mengikuti pelajaran, untuk itu sekolah perlu menambahkan buku-buku yang relevan untuk mendukung proses belajar siwa dan meningkatkan kedisiplinan siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Dari variabel ekonomi dapat diketahui bahwa dari segi jenis pekerjaan penghuni perumahan tidak terencana memiliki kecenderungan untuk memilih luas kapling 71-200 m 2

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 2 (1996 : 437-438) kampanye adalah sebuah gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi, dan sebagainya), sedangkan Rogers

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.. Jurnal

Penghitungan harga pokok produksi kerupuk lebar barokah yang meliputi biaya per tahun: biaya bahan baku sebesar Rp 33.020.000.-, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp

Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas MMH yang tidak benar salah satunya adalah keluhan muskoloskeletal, yaitu keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan

digunakan dapat dilihat pada Gambar -1. Sumber mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri yang berasal dari tangki aerasi unit pengolahan limbah pabrik permen PT. Van

Penggunaan koperan pada ujung pelat perkerasan kaku sudah dilakukan pada penelitian Puri, dkk (2013) dalam penelitian Sistem Pelat Terpaku ( Nailed- slab System ) sebagai

Nilai kekeruhan dan TSS hasil analisis jika dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 pada umumnya nilai