• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Sintya Putri Wulan Dari , Yuzarion Zubir , Triyono

1

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Sintyaputriwulandari61@gmail.com

ABSTRACT

This research about profile concept self student at SMPN 18 Padang. To the effect this research is subject to be describe: (1 ) concepts self physical (2) concepts self social, (3) concepts self emotion, (4 ) concepts self morals and (5 ) concepts self kognitif. Descriptive observational type quantitative. Population is student SMPN 18 Padang total 515 person. Sample take utilized by tech proportional random sampling . Total sample is 134 students. Data collecting is done through questionnaire which at o utilizes help software SPSS is version 20.

Observational result is concept self student physical lie on good category, concept self student social lies on good category, concept self student emotion lie on good category. Concept self student moral lie on good category. Concept self kognitif student lie on good category. This observational result recommended to Learn Guidance and Counseling, to be able to gives service to get bearing with material hits concept self. Headmaster, to be able to backs up guidance activity performing and counseling, especially in application activity services to student.

Keyword : Self Consept Student

PENDAHULUAN

Glimore (dalam Elida Prayitno 2006:120) mengemukakan konsep diri adalah respon seseorang tentang pertanyaan ‘siapa saya’ ketika seseorang menyadari siapa dirinya maka akan ada unsur penilaian tentang

keberadaan dirinya itu. Apa dia seorang peserta didik yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu.

Berdasarkan hasil observasi

yang peneliti lakukan di SMP Negeri

18 Padang, ditemukan masih adanya

(2)

peserta didik yang selalu mengeluh dan mengatakan bahwa dirinya bodoh, suka menyalin tugas teman (menyontek). Peserta didik yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi mampu mengerjakan tugas, tetapi masih ada yang kurang percaya diri untuk maju ke depan kelas. Dalam interaksi interpersonal ada peserta didik yang mudah tersinggung dan marah bila dikritik teman, serta selalu mengejek teman dengan julukan yang tidak disukai temannya, selalu cemas baik itu akan menghadapi ujian, menjawab pertanyaan guru, maupun berbicara di depan kelas.

Peserta didik merasa kurang mendapatkan penghargaan dan kepercayaan dari orang lain. Hal tersebut tercermin dari keyakinan diri peserta didik yang rendah. Pada saat proses pelajaran tidak ada peserta didik yang dengan kemauannya sendiri maju mengerjakan soal saat guru memberikan kesempatan, padahal beberapa peserta didik mengerjakan soal dengan benar. Kepedulian peserta didik terhadap keadaan sekitar juga terbilang rendah. Hal itu tercermin dari rendahnya kepedulian peserta didik kepada guru yang menyampaikan materi. Beberapa peserta didik tidak

peduli dengan apa yang disampaikan guru. Peserta didik- peserta didik tersebut melakukan hal lain seperti berbicara dengan teman, bermain sesuatu, menggambar, dan bersikap malas dengan kepala diletakkan di meja. Kemudian, kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik dapat dikatakan kurang baik. Menurut guru BK, terjadi pengelompokkan antar peserta didik. Peserta didik lebih suka mengelompok dengan peserta didik lain yang dirasa mempunyai kesamaan dalam suatu hal atau hanya karena perasaan senang. Peserta didik cenderung berinteraksi hanya dengan kelompoknya dan sulit membaur dengan peserta didik di luar kelompoknya.

Jika peserta didik mempunyai

pandangan negatif terhadap dirinya,

maka ia akan menilai dirinya sebagai

figur yang mengecewakan. Penilaian

yang negatif terhadap diri sendiri akan

mengarah pada penolakan diri

sehingga peserta didik akan cenderung

mengembangkan perasaan tidak

mampu, rendah diri, dan kurang

percaya diri. Peserta didik merasa

tidak percaya diri ketika harus

berpartisipasi dalam suatu aktivitas

sosial dan memulai hubungan baru

(3)

dengan orang lain. Penolakan diri juga dapat memicu munculnya sikap agresif dan perilaku negatif, sehingga peserta didik menjadi tertutup dan kurang tertarik untuk menjalin hubungan sosial dengan peserta didik lain. Salah satu faktor penting penyebab terjadinya kondisi tersebut diduga karena rendahnya konsep diri peserta didik.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru BK pada tanggal 17 Oktober 2016 di SMP Negeri 18 Padang menyatakan bahwa sudah diberikan layanan BK kepada peserta didik namun tidak dengan materi konsep diri secara khusus. Hal ini dikarenakan didalam program BK di SMP 18 Padang belum ada materi yang membahas konsep diri secara khusus, tetapi materi yang sudah diberikan dapat berdampak untuk perkembangan konsep diri peserta didik. Namun sepertinya layanan yang diberikan kurang bisa membuat konsep diri peserta didik berkembang secara optimal, hal ini ditunjukkan masih ada sebagian peserta didik yang takut untuk mengemukakan pendapat, merasa tidak disukai oleh temannya, suka mengucapkan kalimat yang kasar, bergaul hanya dengan teman kelompok

tertentu saja dan tidak memiliki rasa percaya diri yang baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Profil Konsep Diri Peserta Didik Di SMPN 18 Padang”

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Konsep diri fisik peserta didik di SMPN 18 Padang. 2) Konsep diri sosial peserta didik di SMPN 18 Padang. 3) Konsep diri emosional peserta didik di SMPN 18 Padang. 4) Konsep diri moral peserta didik di SMPN 18 Padang. 5) Konsep diri kognitif peserta didik di SMPN 18 Padang.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil konsep diri peserta didik di SMPN 18 Padang.

Sesuai dengan rumusan

masalah yang dikemukakan di atas

maka tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan: 1) Konsep diri fisik

peserta didik di SMPN 18 Padang. 2)

Konsep diri sosial peserta didik di

SMPN 18 Padang. 3) Konsep diri

emosional peserta didik di SMPN 18

(4)

Padang. 4) Konsep diri moral peserta didik di SMPN 18 Padang. 5) Konsep diri kognitif peserta didik di SMPN 18 Padang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 18 Padang pada semester II tahun pembelajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Maret sampai April 2017

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail (Yusuf, 2013:61).

Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai konsep diri peserta didik SMP N 18 Padang .

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah peserta didik kelas VII dan VIII SMPN 18 Padang.

Peserta didik kelas IX tidak dapat dijadikan subjek penelitian karena pada saat penelitian ini diadakan, peserta didik kelas IX sedang mempersiapkan diri untuk ujian UAS

dan UN. Jumlah siswa yang dijadikan responden adalah 515 siswa.

Untuk menetapkan anggota sampel penelitian berpedoman pada Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100orang maka lebih baik diambil semua agar semuanya penelitian menjadi penelitian populasi, tetapi jika jumlah subjeknya besar dari 100 orang maka diambil proporsi 10-15% atau 20-25% sebagai sampel. Dalam penelitian ini proporsi pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 25%.

Dengan penetapan proporsi sebanyak 25% maka jumlah sampel adalah 134 orang.

Definisi operasional untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam karya tulis ilmiyah.

Konsep Diri (self concept) merupakan pendapat, perasaan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik yang menyangkut fisik (tubuh) maupun psikis (sosial, emosional, moral, dan kognitif) yang dimiliki seseorang.

Jadi, konsep diri yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pandangan

peserta didik terhadap keadaan

(5)

fisiknya seperti bentuk tubuh dan penampilan. Pandangan peserta didik terhadap kemampuannya dalam berinteraksi sosial. Pandangan peserta didik terhadap keadaan emosinya ketika bersama teman, guru, dan dalam proses belajar di sekolah. Pandangan peserta didik terhadap kemampuan kognitifnya dalam mengikuti pelajaran, menyelesaikan tugas dan menghadapi ujian di sekolah.

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Yusuf (2005:249) “Angket adalah suatu rangkaian pernyataan yang berhubungan dengan topik tertentu yang diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”. Angket yang diberikan pada responden adalah angket tertutup. Item pernyataan dibuat dengan mengikuti angket model skala Likert yang berisi item pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen penelitian ini adalah : Kajian literatur untuk mengkaji konsep-konsep atau

variabel yang akan diukur. Membuat kisi-kisi angket yang di dalamnya menguraikan masing-masing sub variabel.

Analisis data dalam penelitian ini, menggunakan analisis statistic deskriptif dengan bantuan software SPSS dan program Microsoft excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum

Deskripsi data konsep diri peserta didik di SMPN 18 Padang menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 40 item.

Setiap item jawaban responden diberi skor 1 sampai 5, jadi pada variabel ini skor terendah 1, skor tertinggi 200, dan intervalnya 40 .

Dari 134 peserta didik terdapat 1 (0.7 percent) berada pada kategori cukup baik 115 (85.5 percent) berada pada kategori baik, dan 18 (13.4 percent) berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai konsep diri peserta didik dikategorikan baik.

Berdasarkan pendapat di atas

konsep diri peserta didik di SMPN 18

Padang berada pada kategori baik

dengan persentase 85.5 percent. Hal

(6)

ini berarti peserta didik sudah memiliki konsep diri yang tinggi, namun ada peserta didik yang berada pada kategori cukup baik yaitu sebanyak 0,7 percent dan penting bagi peserta didik untuk meningkatkan pemahaman terhadap dirinya sehingga meningkat pada kategori sangat baik.

B. Deskripsi Khusus

1. Deskripsi Konsep Diri Fisik Peserta Didik

Deskripsi data peserta didik dilihat dari kondisi fisik dengan menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 7 item. Setiap item jawaban responden diberi skor 1 sampai 5, jadi pada sub variabel ini skor terendah 1, skor tertinggi 35 dan skor interval 6.8.

Dari 134 peserta didik yang dijadikan responden terdapat 6 (4.5 percent) berada pada kategori cukup baik, 98 (73.1 percent) berada pada kategori baik, 30 (22.4 percent) berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai konsep diri

kondisi fisik peserta didik dikategorikan baik.

Dari hasil analisa data diketahui bahwa persentase terbesar yaitu 73,1 konsep diri fisik peserta didik berada pada kategori baik dan 22,4 percent kategori sangat baik. Peserta didik di SMPN 18 Padang memiliki konsep diri yang tinggi tentang kondisi fisik dengan memandang fisiknya sudah baik, percaya diri dan memiliki postur tubuh yang ideal. peserta didik sudah mempunyai kesadaran dalam membangun perilaku hidup sehat

dengan memperhatikan

makanannya. Peserta didik juga memperhatikan penampilan sesuai dengan perkembangan mode.

Keadaan fisik seseorang

biasanya didasari oleh adanya

keadaan fisik yang dianggap ideal

oleh orang tersebut atau pandangan

masyarakat umum. Proses evaluasi

tentang tubuhnya didasarkan pada

norma sosial dan umpan balik dari

orang lain. Perbandingan tubuh

yang kurang baik yang sangat

mencolok pada masaakhir

kanak- kanak menyebabkan menin

gkat-nya kesederhanaan sehingga

(7)

siswa masih banyak menemui hambatan dalam mencapai keadaan fisik yang ideal.

Anggota tubuh yang berfungsi normal atau tidak cacat akan mempengaruhi persepsi peserta didik tentang dirinya.

Peserta didik akan lebih memandang positif diri sendiri apabila mempunyai anggota tubuh yang normal bila dibandingkan dengan apabila peserta didik mempunyai cacat tubuh. Selain itu, menjaga kebersihan tubuh merupakan kesadaran peserta didik di dalam menjaga penampilan fisiknya. Menjaga kebersihan tubuh merupakan salah satu cara untuk mendapatkan penampilan tubuh yang indah. Dengan demikian, keadaan fisik dan penampilan peserta didik akan mempengaruhi gambaran dirinya.

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.

Dari analisa data juga terdapat 4,5 percent peserta didik

yang berada pada kategori cukup.

Hal ini berarti peserta didik belum puas dengan keadaan fisiknya atau kurang percaya diri dengan kondisi fisik yang dimilikinya. Untuk itu guru harus berusaha memberikan layanan bimbingan konseling yang meningkat-kan konsep diri fisik peserta didik seperti memberikan penguatan terhadap peserta didik untuk mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya dan menanamkan sifat positif kepada peserta didik sehingga mampu menerima kondisi fisiknya.

Keadaan fisik seseorang biasanya didasari oleh adanya keadaan fisik yang dianggap ideal oleh orang tersebut atau pandangan masyarakat umum. Dengan kata lain, proses evaluasi tentang tubuhnya didasarkan pada norma sosial dan umpan balik dari orang lain.

2. Deskripsi Konsep Diri Sosial Peserta Didik di SMPN 18 Padang

Deskripsi data konsep diri

sosial peserta didik SMPN 18

Padang menggunakan item

pernyataan yang valid dan reliabel

sebanyak 9 item. Setiap item

(8)

jawaban responden diberi skor 1 sampai 5, jadi skor terendah 1 dan skor tertinggi 45, dan skor interval 8.8.

Dari 143 responden, sebanyak 10 (7.5 percent) berada pada kategori cukup baik, 93 (69.4 percent) berada pada kategori baik, dan sebanyak 31 (23.1 percent) berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai konsep diri sosial peserta didik dikategorikan baik.

Dari hasil analisa data diketahui bahwa persentese tertinggi konsep diri peserta didik tentang hubungan sosial adalah kategori baik. Ha ini berarti konsep diri peserta didik di SMPN 18 Padang tentang hubungan sosial adalah tinggi dengan peserta didik cepat akrab dengan teman-teman, mampu bekerjasama dengan baik, berani mengemukakan pendapat dan peduli terhadap teman- temannya.

Menurut Prayitno, (2006:124) “Kesuksesan dalam pergaulan sosial dapat menambah kepercayaan diri individu dan akan

mengembangkan konsep diri yang tinggi (positif). Individu yang memiliki konsep diri yang tinggi, cenderung menampilkan tingkah laku sosial yang positif, dalam arti menghormati, menghargai, dan mengasihi orang lain”.

Konsep diri yang positif cenderung menimbulkan perasaan yakin terhadap kemampuan diri, percaya diri dan harga diri, sehingga akan membuat individu bersifat terbuka mudah dalam melakukan relasi sosial. Konsep diri yang negatif cenderung akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan penolakan terhadap diri sendiri, sehingga akan menyulitkan individu dalam relasi sosialnya

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri yang tinggi akan menimbulkan tingkah laku sosial yang positif, dengan demikian peserta didik di SMPN 18 Padang sudah berada pada kategori baik dalam hubungan sosial, tetapi harus ditingkatkan lagi menjadi sangat baik.

Dari hasil analisa data juga

terdapat 7,5 percent peserta didik

(9)

yang berada pada kategori cukup hal ini berarti konsep diri sosial peserta didik harus ditingkatkan lagi baik dalam berinteraksi dengan guru, teman dan lingkungannya. Usaha yang dapat dilakukan guru dan pihak sekolah untuk meningkatkan konsep diri sosial peserta didik diantaranya adalah: memberikan penguatan dan mencipta- kan situasi belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh penguatan, memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan peserta didik tersokong dan disetujui, hubungan sosial guru dan peserta didik yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum, selalu berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan peserta didik, lingkungan sekolah dapat membuat program-program yang dapat membuat konsep diri peserta didik khususnya dalam aspek sosial.

3. Konsep Diri Emosi Peserta Didik di SMPN 18 Padang

Deskripsi data konsep diri emosi peserta didik menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 7 item. Setiap item jawaban responden diberi skor 1 sampai 5, jadi pada sub variabel ini skor terendah 1, skor tertinggi 35 skor dan skor interval 6.8. profil konsep diri emosi peserta didik dari 134 orang responden, sebanyak 33 (24.6 percent) berada pada kategori cukup baik, sebanyak 97 (72.4 percent) berada pada kategori baik, dan sebanyak 4 (3 percent) berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai konsep diri emosi peserta didik dikategorikan baik.

Dari hasil analisa tersebut

diketahui bahwa persentase

terbesar konsep diri emosi peserta

didik berada pada kategori baik

dan ada 3 percent peserta didik

yang berada pada kategori sangat

baik. Hal ini berarti peserta didik di

SMPN 18 Padang memiliki konsep

diri yang tinggi dalam memahami

emosinya yang harus ditingkatkan

(10)

lagi agar sebagian besar peserta didik memiliki konsep diri emosi yang sangat baik.

Dari hasil analisa data juga ada 24,6 percent peserta didik yang berada pada kategori cukup, hal ini berarti ada peserta didik yang belum mampu memahami emosinya sehingga peserta didik tersebut mudah marah, mudah putus asa, dan sering cemas dalam menghadapi masalah. Maka guru harus berusaha memberikan pelayanan kepada peserta didik agar mampu meningkat kan konsep diri emosi menjadi lebih baik.

Walgito (2004)

mengemukakan tentang faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi adalah factor internal yang berasal dari sumber segi psikologis di dalamnya mencakup pengalaman perasaan kemampuan berfikir, motivasi. Serta dari factor eksternal yang didalamnya mencakup lingkungan atau situasi khususnya yang melatar belakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

kecerdasan emosi

(Emotional intelligence) adalah

kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

Menurut Prayitno

(2006:69) bahwa “Emosi positif dialami oleh individu yang kebutuhannya terpuaskan seperti kebutuhan mendapatkan status atau harga diri, diakrabi, sukses, dan mandiri”. Oleh karena itu cara utama untuk membangun konsep diri yang baik yaitu dengan memenuhi berbagai kebutuhan fisik dan fisiologis remaja, seperti;

mendapatkan status, dihargai, adanya model dari orang tua, guru serta orang dewasa lainnya.

Berdasarkan pendapat di

atas dapat dipahami bahwa konsep

diri emosi peserta didik dapat

ditingkatkan dengan adanya

bimbingan dan pemenuhan

kebutuhan dari guru dan orang tua

sehingga peserta didik mampu

mengelola emosi dengan baik.

(11)

4. Konsep Diri Moral Peserta Didik di SMPN 18 Padang

Deskripsi data profil konsep diri moral peserta didik menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 6 item. Setiap item jawaban responden diberi skor 1 sampai 5, jadi pada sub variabel ini skor terendah 1, skor tertinggi 30 skor dan skor interval 5.8.

konsep diri moral peserta didik dari 134 orang responden, sebanyak 1 (0.7 percent) berada pada kategori kurang baik, sebanyak 10 (7.5 percent) berada pada kategori cukup baik, sebanyak 76 (56.7 percent) berada pada kategori baik, dan sebanyak 47 (35.1 percent) berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai konsep diri peserta didik dilihat dari indikator moral dikategorikan baik.

Dari hasil analisa diketahui bahwa persentase tertinggi tentang konsep diri moral peserta didik berada pada kategori baik. Peserta didik yang telah memiliki konsep

diri moral yang baik dan sangat baik perlu mendapatkan bimbingan dan penguatan agar tidak terpengaruh dengan temannya yang mengakibatkan konsep dirinya menurun. Pada aspek moral terdapat 7.5 percent peserta didik berada pada kategori cukup baik, bahkan ada 0,7 percent peserta didik yang berada pada kategori kurang baik dan perlu bimbingan untuk dapat meningkatkan konsep dirinya tentang moral.

Burns (1993:273)

mengungkap kan bahwa “Bagian moral dari konsep diri adalah sangat penting karena aspek moral ini merefleksikan penerimaan terhadap nilai-nilai dari masyarakat. Konsep diri moral berkembang karena kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan dan menghindari penolakan dari masyarakat”.

Konsep diri moral peserta

didik SMPN 18 Padang diketahui

bahwa ada peserta didik yang

berada pada kategori kurang baik

dengan kata lain mempunyai

konsep diri rendah, walaupun

sebagian besar peserta didik berada

pada kategori baik dengan arti

(12)

memiliki konsep diri yang tinggi.

sehingga masih sering ditemukan kasus perkelahian antar teman yang penyebabnya adalah sikap peserta didik yang kasar terhadap teman, suka mengejek teman, suka menyalahkan teman dan tidak mau meminta maaf terlebih dahulu bila terjadi perselisihan. Seharusnya pada masa ini peserta didik dapat bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah khususnya, bersikap jujur, sopan dan lembut dalam bergaul.

5. Deskripsi Konsep Diri Kognitif Peserta Didik di SMPN 18 Padang

Deskripsi data konsep diri kognitif peserta didik menggunakan item pernyataan yang valid dan reliabel sebanyak 11 item. Setiap item jawaban responden diberi skor 1 sampai 5, jadi skor terendah 0, skor tertinggi 55 dan skor interval 10.2. profil konsep diri kognitif peserta didik dari 134 orang yang dijadikan sebagai responden, sebanyak 14 (10.4 percent) berada pada kategori , baik 106 (79.1 percent), dan sangat baik sebanyak 14 (10.4 percent). Berdasarkan keterangan

di atas maka dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar mengenai konsep diri peserta didik dilihat dari kognitif dikategorikan baik.

Dari hasil analisa data diketahui bahwa persentase tertinggi adalah pada kategori baik, hal ini berarti konsep diri peserta didik SMPN 18 Padang yang berhubungan dengan kognitif sudah baik. Peserta didik memandang dirinya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mampu memahami pelajaran dan melaksanakan tugas yang diberikan guru, senang belajar dan mengerjakan tugas sekolah dengan teliti.

Garzareli (dalam Burns, 1993:52) mengatakan bahwa orang-orang dengan intelektual yang tinggi akan meningkatkan prestasi akademik secara efisien, dan dengan ini mereka cenderung berusaha untuk meningkatkan konsep diri yang mereka miliki.

Ciri-ciri konsep diri positif ditandai

oleh keyakinan akan kemampuan

mengatasi masalah, merasa setara

dengan orang lain, menerima

pujian tanpa rasa malu, menyadari

(13)

bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat serta memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek- aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Dari analisa data juga terdapat 10.4 percent peserta didik yang berada pada kategori cukup baik, peserta didik memiliki konsep diri kognitif yang sedang, berarti menilai dirinya belum mampu melaksanakan tugas sekolah dengan baik, belajar dengan menyenangkan dan memahami materi pelajaran dengan baik. Untuk itu guru perlu memberikan bimbingan yang memotivasi semangat belajar peserta didik dan memandang dirinya memiliki kemampuan kognitif yang tinggi.

Menurut Sobur (2003:510) konsep diri seseorang mula-mula terbentuk berdasarkan persepsi seseorang tentang sikap orang lain terhadap dirinya. Jadi, konsep diri bisa berkembang seiring kondisi yang mempengaruhi seseorang dan

persepsi seseorang tentang sikap orang lain terhadap dirinya.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan tentang profil konsep diri peserta didik di SMPN 18 Padang diketahui bahwa konsep diri peserta didik dari lima aspek yaitu kondisi fisik, hubungan sosial, emosi, moral dan kognitif semuanya berada pada kategori baik.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang konsep diri peserta didik di SMPN 18 Padang maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Secara Umum Konsep diri peserta didik di SMPN 18 Padang secara umum persentase terbesar berada pada kategori baik.

Secara Khusus konsep diri fisik peserta didik di SMPN 18 Padang berada pada kategori baik. Konsep diri sosial peserta didik di SMPN 18 Padang pada kategori baik. Konsep diri emosi peserta didik di SMPN 18 Padang berada pada kategori baik.

Konsep diri moral peserta didik di

SMPN 18 Padang berada pada kategori

baik Konsep diri kognitif peserta

(14)

didik di SMPN 18 Padang berada pada kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Burns, R. B. 1993. Konsep Diri Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Diterjemahkan oleh Eddy. Jakarta : Arcan

Hurlock, Elizabeth. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. (Alih Bahasa Dra.

Istiwidayanti dan Drs.

Soedjarwo). Jakarta: Erlangga

Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja.

Padang: Angkasa Raya

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah.

Bandung: Pustaka Setia

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang:

UNP press.

Walgito, Bimo. 2003. Psiokologi Sosial (suatu pengantar). Yogyakarta:

Ardi Offset

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan transparasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa di ling- kungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara efektif dan

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan menghasilkan nilai t hitung sebesar -1,377 dan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,178 yang apabila

Hasil dari uji statistik independent t test yang sudah dilakukan yaitu didapatkan selisih nilai perbedaan antara tekanan darah sistol kelompok perlakuan dan kelompok

leprosula di sepanjang jalur tanam pada berbagai plot yang berada di setiap tahun tanam yang berbeda pada sistem silvikultur

Judul Tesis : Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Make A Match pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri I Kejajar Wonososbo

Penerapan metode regresi time series menghasilkan hasil yang baik dengan R-Sq 97,07% dan MAPE 7,09%, dengan menggunakan ANFIS dengan membership function generalized bell dan

atau Penerbitan Informasi Waktu dan Tempat Pembuatan Informasi Dinas Pendidikan, 05/10/2015 Dinas Pendidikan, 13/09/2015 Dinas Pendidikan, 08/10/2015 Dinas Pendidikan,

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan penerimaan kas pada Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor