• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan catatan sipil."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap warga negara wajib memiliki dokumen kependudukan, hal ini sesuai UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan yang menyatakan setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada instansi pelaksana dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam pendaftaran penduduk dan catatan sipil.

Dokumen kependudukan sangat penting bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan sosial dasar yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara bagi pemerintah, kepemilikan dokumen kependudukan bermanfaat untuk membantu dalam mengatur dan menentukan kebijakan yang akan dikeluarkan.

Dokumen kependudukan yang penting dan wajib dimiliki setiap warga antara lain KTP/KTP EL, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran. Untuk mendapatkan dokumen kependudukan tersebut, masyarakat tidak dapat menyediakan sendiri.

Hal ini dikarenakan pelayanan dokumen kependudukan termasuk jenis pelayanan

publik yang bersifat primer. Pelayanan publik yang bersifat primer merupakan

penyediaan barang/ jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang di

dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna/ klien

(2)

2 mau tidak mau harus memanfaatkannya.

1

Selain itu, dalam pasal 2 dan 3 UU No.23 tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan juga mengatur bahwa setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh dokumen kependudukan.

Oleh karena itu, pemerintah wajib memenuhi kebutuhan masyarakat akan dokumen kependudukan melalui pelayanan publik berupa pelayanan dokumen kependudukan.

Pelayanan dokumen kependudukan baik berupa KTP/ KTP EL, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran sejauh ini masih dirasakan belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat. Padahal syarat pelayanan publik yang baik yaitu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan dokumen kependudukan masih mendapat kritik/ keluhan dari masyarakat sebagai pengguna layanan, baik kritik/ keluhan yang disampaikan langsung maupun melalui media lain (e-mail, kotak saran, surat pembaca, dan sebagainya). Masih adanya kekurangan dalam pelayanan dokumen kependudukan dibuktikan di penelitian yang pernah dilakukan di beberapa wilayah. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa:

(1) jumlah pekerja yang memproses dokumen kependudukan kurang

2

, sedangkan jumlah permintaan penerbitan dokumen kependudukan tinggi. Hal ini tentu berdampak pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk penerbitan dokumen kependudukan.

1

Ratminto dan Atik Septi W. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal: 9.

2

Haro, Gunawan. 2011. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Ogan Ilir. Jurusan Ilmu Administrasi Negara,

Fisipol, Universitas Sriwijaya. Diakses dalam

http://www.academia.edu/9746445/ANALISIS_PELAKSANAAN_PELAYANAN_PEMBUATA

N_AKTA_KELAHIRAN_OLEH_DINAS_KEPENDUDUKAN_DAN_CATATAN_SIPIL pada

25 Desember 2015 pukul 14.20 WIB.

(3)

3 (2) Di wilayah lain, permasalahan lain timbul seperti keterlambatan proses pengurusan akta kelahiran dan masih ketidaktelitian/ kesalahan dalam pembuatan akta kelahiran seperti penulisan nama dan jenis kelamin sehingga masih ada masyarakat yang harus kembali lagi ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

3

(3) Keterlambatan proses pengurusan dan kesalahan penulisan akta kelahiran juga terjadi di Disdukcapil Bandung Barat.

4

Dalam penelitian-penelitian tersebut, terbukti bahwa pelayanan dokumen kependudukan di beberapa daerah masih memiliki beberapa kekurangan dan belum memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik.

Kekurangan dalam pelayanan dokumen kependudukan juga dialami oleh pemerintah Kabupaten Sleman. Kekurangan yang menjadi sorotan dalam masalah tersebut tidak lain adalah kinerja penyelenggara pelayanan (pemerintah). Hal ini dikarenakan kinerja penyelenggaraan pelayanan berbanding lurus dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Jika kinerja penyelenggaraan pelayanan tinggi, maka tingkat kualitas pelayanan yang diberikan juga tinggi, begitu juga sebaliknya.

Sehingga, dengan tingginya kualitas pelayanan, berarti tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan juga tinggi.

3

Veranda, Yoke dan Bambang Kusbandrijo. 2015. Efektivitas Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran Di Dispenduk Capil Kota Surabaya. Diakses dalam http://download.portalgaruda.org/article.php?article=342138&val=7941&title=EFEKTIVITAS%2 0PELAYANAN%20PEMBUATAN%20AKTA%20KELAHIRAN%20DI%20DISPENDUK%20 CAPIL%20KOTA%20SURABAYA pada 25 Desember 2015 pukul 14.25 WIB.

4

Anonim. 2013. Diakses dalam http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/639/jbptunikompp-gdl-

kadhitaerm-31925-10-unikom_k-4.pdf pada 26 Desember 2015 pukul 10.00 WIB.

(4)

4 Lokus yang dipilih untuk melihat bagaimana kinerja penyelenggaraan pelayanan dokumen kependudukan adalah Kabupaten Sleman yang di dalamnya meliputi 8 kecamatan yaitu Kecamatan Berbah, Moyudan, Cangkringan, Ngaglik, Depok, Prambanan, Minggir, dan Sleman. Namun untuk mempermudah, maka diambil sampel secara acak sejumlah 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik. Secara umum, pelayanan yang telah diselenggarakan Kabupaten Sleman cukup baik, hal ini terbukti dengan penghargaan yang telah diraih, yakni: Tahun 2008, mendapat Piala Citra Pelayanan Terbaik dari Presiden.

Tahun 2012, Penghargaan atas komitmen keberhasilan dalam penyelenggaraan e- KTP. Dan tahun 2015, Peringkat II dalam Kinerja Pelayanan Publik.

5

Walaupun demikian, ada jenis pelayanan yang dirasa belum memuaskan masyarakat, misalnya pelayanan dokumen kependudukan di Kabupaten Sleman. Secara umum pelayanan dokumen kependudukan di Kabupaten Sleman sudah cukup baik, hal ini sesuai dengan data sekunder berupa hasil penelitian survey persepsi terhadap pelayanan dokumen kependudukan di Kabupaten Sleman Tahun 2015. Namun masih ada kekurangan dibeberapa aspek. Antara lain kurangnya keramahan petugas dalam memberikan pelayanan, pembuatan dokumen kependudukan memakan waktu lama, dan ketidakjelasan informasi dari petugas.

6

Senada dengan temuan yang sudah banyak dilakukan oleh para peneliti di atas, juga dilengkapi dengan hasil wawancara “masyarakat menilai masih lama

5

http://www.slemankab.go.id/category/prestasi/page/2 diakses pada 20 Desember 2015 pukul:

17.13 WIB.

6

Suyatna, Hempri, dkk. 2015. Survey Persepsi Terhadap Pelayanan Dokumen Kependudukan di

Kabupaten Sleman: KTP/KTP EL, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran. Sleman: Bagian Humas

Pemerintah Kabupaten Sleman.

(5)

5 waktu yang digunakan untuk pelayanan”. (wawancara, 10Januari 2016). Hal ini menandakan bahwa kinerja pelayanan dokumen kependudukan di Disdukcapil Sleman, Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik masih rendah.

Berdasar permasalahan tersebut, diperlukan pengukuran kinerja pelayanan dokumen kependudukan di Kabupaten Sleman guna mengetahui kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan terhadap layanan yang diterima. Kepuasan masyarakat inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu pelayanan publik.

Oleh karena itu, hendaknya pelayanan publik disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan melakukan pengukuran kinerja pelayanan dokumen kependudukan, akan diketahui bagian/ unsur pelayanan mana yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan masyarakat dengan meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, penelitian ini didesain ingin mengetahui bagaimana kinerja penyelenggaraan pelayanan dokumen kependudukan di Kabupaten Sleman. Penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai sarana perbaikan penyelenggaraan pelayanan dokumen kependudukan (KTP/ KTP EL, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran) di Kabupaten Sleman di masa yang akan datang.

Alasan tersebut mendorong peneliti untuk mengambil judul “KINERJA

PENYELENGGARAAN PELAYANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN DI

KABUPATEN SLEMAN”.

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari penelitian ini yaitu:

 Bagaimana kinerja pelayanan dokumen kependudukan (KTP/ KTP EL, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran) di Kabupaten Sleman?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu:

 Mengetahui kinerja pelayanan dokumen kependudukan (KTP/ KTP EL, Kartu Keluarga, dan Akta Kelahiran) di Kabupaten Sleman

1.4 Manfaat

Dalam penelitian ini peneliti berharap dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Untuk pemerintah

Mengetahui aspek mana yang harus diperbaiki Kabupaten Sleman guna meningkatkan kualitas pelayanan dokumen kependudukan di masa yang akan datang.

2. Untuk masyarakat

Sarana dalam menyampaikan aspirasi dan keluhan terhadap pelayanan

dokumen kependudukan yang telah diselenggarakan Kabupaten Sleman sejauh

(7)

7 ini. Sehingga di masa yang akan datang masyarakat akan mendapat pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Untuk peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman baru yang belum pernah diperoleh sebelumnya, untuk kemudian dijadikan bekal bagi pembelajaran atau penelitian selanjutnya.

4. Untuk Lingkungan Akademik

Memberikan tambahan referensi bagi lingkup akademik mengenai

kinerja yang dilakukan oleh aparat birokrasi dalam pelayanan publik.

Referensi

Dokumen terkait

Teori ini mengatakan bahwa seseorang yang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain

(2) Giberelin 100 ppm merupakan konsentrasi terbaik dalam mempengaruhi induksi partenokarpi sedangkan giberelin dengan konsentrasi 200 dan 300 ppm mempengaruhi

Upaya pemerintah yang harus dilakukan dalam pemberantasan illegal fishing adalah: pembenahan sistem hukum dan peradilan perikanan, Peningkatan aparatur penegak hukum

[r]

bertanda tangan di bawah ini Panitia, telah melaksanakan pemberian penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing ) dokumen P rakualifikasi penyedia barang/jasa untuk

[r]

remaja terarah dengan baik, maka remaja tersebut akan menjadi seorang individu. yang memiliki

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL-QURAN HADITS PESERTA DIDIK KELAS.. IV-A MIN MERGAYU