• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERPUSTAKAAN FIK-UMJ Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ LAPORAN PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG KEHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERPUSTAKAAN FIK-UMJ Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ LAPORAN PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG KEHAM"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ

LAPORAN PENELITIAN

FAKTOR –FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI RW 13 DESA/KELURAHAN PUSPASARI CITEUREUP BOGOR

JAWA BARAT TAHUN 2013

OLEH : ALIP FADILAH NIM : 2011727004

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013

(2)
(3)
(4)

iii Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kesehatan dan Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta Riset Keperawatan, Maret 2013

Alip Fadilah, 2011727004

Faktor –faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat Tahun 2013

VII Bab + 57 halaman + 4 tabel + 5 lampiran

ABSTRAK

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Kehamilan tak diinginkan merupakan terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 desa/kelurahan puspasari citeurep bogor jawa barat. Desain penelitian ini adalah desain diskriptif dengan pendekatan crossectional, populasi adalah remaja yang bertempat tinggal di RW 13 desa/kelurahan puspasari citeurep bogor jawa barat. Sampel diambil dengan menggunakan tehnik random sampling, total sampel sebanyak 44 responden.

Analisa dilakukan secara bertahap yaitu dengan analisa univariat dan analisa bivariat untuk melihat hubungan variable independen dan dependen, menggunakan uji statistic chi square. Hasil penelitian ini di dapat ada hubungan antara pengetahuan dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan dengan 0,01 p value 0,05.

Ada hubungan factor peran orang tua dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan dengan 0,03 p value 0,05. Dan ada hubungan faktor media informasi dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan dengan 0,03 p value 0,05. Berdasarkan hal tersebut hendaknya agar dapat meningkatkan upaya pendidikan kesehatan terhadap masyarakat khususya pada remaja mengenai tentang kehamilan pranikah dan bahaya yang ditimbulkannya di masa yang akan datang.

Kata kunci :Remaja, Kehamilan yang tidakdiinginkan

Daftarpustaka : 21 (2002 – 2012)

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayah dari- NYA, sehinnga penulis dengan tepat waktu dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul “Faktor –faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat Tahun 2013”.

Laporan penelitian ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir riset keperawatan. Penulis menyadari dalam penulisan makalah laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah laporan penelitian ini.

Berbagai kesulitan dan rintangan serta hambatan penulis temukan dalam penyusunan laporan penelitian ini, namun hal ini bukanlah menjadi suatu penghalang untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir Riset Keperawatan ini. Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Muhammad Hadi SKM, M .Kes , selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan dan Dosen Pengajar Metodologi Riset

2. Ibu Irna Nursanti S.Kp., M.Kep. Sp.Mat. selaku pembimbing riset keperawatan maternitas

3. Ketua RW 013 Kel / Desa Puspasari Kec. Citeureup , Bogor.

(6)

v

4. Staf perpustakaan yang telah banyak memberikan pinjaman buku, sehingga penulis dapat menyelesaikan riset dengan tepat waktu.

5. Suami dan anak-anak tercinta yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi sehingga saya mampu menyelesaikannya,

6. Rekan – rekan mahasisiwa program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammdiyah Jakarta yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya dan kepada seluruh yang terkait dalam penelitian ini, peniliti mendoakan supaya seluruh amal ibadahnya di terima dan mendapat balasan yang sebesar – besarnya dari ALLAH SWT. Amien

Jakarta 28 Maret 2013 Hormat Saya

Penulis

(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Tumbuh Kembang Remaja ... 7

B. Konsep Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Remaja... 14

C. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Remaja ... 23

D. Penelitian Terkait ... 26

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 27

B. Hipotesis ... 28

C. Definisi Operasional ... 28

(8)

vii BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 30

B. Tempatdan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Pengumpulan Data ... 33

E. Uji Instrumen ... 36

F. Etika Penelitian ... 37

G. Pengolahan Data ... 38

H. Analisa Data... 39

BAB V HASIL PENELITIAN A. Analisa univariat ... 40

B. Analisa Bivariat ... 43

BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan penelitian... 49

B. Pembahasan hasil penelitian ... 50

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN I : Lembaran Persetujuan Penelitian

II : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden III : Kuesioner penelitian

IV : Surat Ijin Penelitian dari PSIK FKK UMJ

V : Surat Keterangan Penelitian dari RW 013 Kelurahan Puspasari

Citeureup Bogor

(9)

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Definisi opersioanal varaibel independen dan variabel dependen ... 28 TABEL 5.1 Distribusi responden berdasarkan data demografi Di Rw 13 Desa/

Kelurahan Puspasari Citerueup Bogor Jawa Barat Tahun 2013... 41 TABEL 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan, Peran

OrangTua, Media Informasi, Penggunaan Alat Kontrasepsi Dan Persepsi Remaja Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citerueup Bogor Jawa Barat

Tahun 2013 ... 42 TABEL 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor –Faktor Yang Berhubungan

Dengan Persepsi Remaja Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan

Pada Remaja Di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citerueup Bogor

Jawa Barat Tahun 2013 ... 44

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman globalisasi membuat nilai-nilai yang ada dalam mayarakat menjadi semakin berkurang. Pergaulan menjadi semakin bebas sehingga melanggar batas-batas nilai moral dan agama. Hubungan seks yang seharusnya hanya boleh dilakukan dalam ikatan perkawinan sudah dianggap wajar dalam status berpacaran. Pergaulan remaja membuat kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat karena tidak jarang mereka sering terjerumus dalam perbuatan yang tidak sepantasnya untuk dilakukan dan akibatnya adalah kehamilan pada remaja (Mardiana, 2002).

Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan remaja makin meningkat dan menjadi masalah, makin derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja, dan pada akhirnya mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah dan memberikan dampak pada terjadinya penyakit hubungan seks dan kehamilan di luar perkawinan (Manuaba, 2001).

Pada masa remaja telah terjadi revolusi dalam hubungan seksual menuju ke arah liberalisasi tanpa batas. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak- kanak ke masa dewasa, pada masa ini terjadi berbagai perubahan dan perkembangan

1

(11)

yang cepat, baik fisik, mental, maupun psikososial. Badan kesehatan dunia WHO dalam membedakan dua kelompok usia kaum muda yaitu 10-19 tahun sebagai adolescence, dan 15-24 tahun sebagai youth. Dalam kehidupan sehari-hari perilaku remaja dipengaruhi oleh faktor-faktor internal (pengetahuan, sikap, kepribadian) maupun faktor eksternal remaja (lingkungan dimana ia berada). ( Sarwono, 2002).

Efek yang paling penting dari kehamilan remaja adalah bahaya bagi kehidupan remaja saat tubuhnya tidak berkembang cukup untuk mengambil kerasnya keibuan.

Selain itu, kehamilan remaja membuat sulit bagi gadis untuk melanjutkan pendidikannya. Ini mempengaruhi performa akademis. Karena kurangnya pendidikan atau keterampilan yang diperlukan, mencari sumber pendapatan secara teratur menjadi sulit. Juga, anak-anak dari orang tua remaja cenderung tidak menerima nutrisi yang baik, kesampingkan pendidikan yang layak.

Faktor penyebab kehamilan tidak diinginkan pada remaja antara lain karena kurangnya pendidikan remaja tentang kesehatan reproduksi, tidak memakai alat kontrasepsi pada saat berhubungan intim atau seks, kurangnya pemahaman tentang arti dan fungsi seks, pengaruh media informasi, semakin longgarnya norma-norma dan nilai-nilai budaya-agama, serta kurangnya pengawasan orang tua, baik di rumah maupun di sekolah. (Kusmiran, 2012)

Survey yang dilakukan pada beberapa negara maju menunjukkan bahwa Amerika

Serikat mempunyai angka kehamilan remaja (usia 15 – 19 tahun) sebesar 95/1000,

Perancis 44/1000 dengan aborsi 27/1000, Swedia 35/1000 dengan aborsi 15/1000,

dan negeri Belanda 15/1000 dengan aborsi 10/1000. Angka yang relatif tinggi

(12)

tersebut disebabkan karena tingkah laku seksual dilakukan dalam masyarakat dengan bebas (William, 2007).

Penelitian di negara berkembang melaporkan bahwa 20% sampai 60% kehamilan dan persalinan di bawah usia 20 tahun adalah kehamilan dini dan tidak diinginkan.

Pernyataan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan bahwa 6 dari 10 wanita yang belum menikah sudah tidak virgin kenyataan ini diperburuk lagi dengan temuan BKKBN bahwa diperkirakan sebesar 750.000 sampai 1.000.000 aborsi ilegal di Indonesia pertahun (Supriatiningsih, 2003).

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007, jumlah remaja di Indonesia mencapai 30% dari jumlah penduduk yaitu sekitar 1,2 juta jiwa. Mereka adalah calon generasi penerus bangsa dan akan menjadi orang tua bagi generasi berikutnya. Tentunya dapat dibayangkan betapa besar pengaruh segala tindakan yang mereka lakukan saat ini kelak dikemudian hari tatkala menjadi dewasa dan lebih jauh lagi bagi bangsa di masa depan.

Berdasarkan pemaparan diatas, Peneliti melakukan penelitian di wilayah RW 13

Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat. Dimana pernah terjadinya

kasus penangkapan terhadap remaja putra dan putri yang berada dalam satu kamar

yang belum mempunyai surat ijin menikah , .Berdasarkan kejadian tersebut penulis

ingin meneliti tentang faktor –faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja

(13)

tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

.

B. Perumusan Masalah

Dengan banyaknya kasus kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja, maka diperlukan kemampuan perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi remaja untuk dapat memahami tentang kesehatan reproduksi agar remaja tidak mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

Berdasarkan fenomena di atas dan hasil studi pendahuluan yang didapat maka penulis ingin mengetahui Faktor –faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

C. Pertanyaan penelitian

Adakah hubungan faktor – faktor apa sajakah yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor –faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri

tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan

Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

(14)

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasinya gambaran karakteristik responden (usia) tentang kehamilan yang tidak diinginkan di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

b. Teridentifikasinya faktor pengetahuan terhadap persepsi remaja putri kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

c. Teridentifikasinya faktor peran orangtua terhadap persepsi remaja putri kehamilan yang tidak dinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

d. Teridentifikasinya faktor media informasi terhadap persepsi remaja putri kehamilan yang tidak dinginkan pada remaja di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

E. Manfaat Penelitian 1. Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan penelitian yang berkaitan dengan remaja dan seks bebas, juga sebagai referensi bagi mahasiswa keperawatan guna mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja melakukan seks bebas sehingga terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.

2. Bagi Remaja atau Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi orang tua agar

dapat meningkatkan pengawasan kepada anak dalam pergaulannya juga dapat

(15)

memberikan pendidikan pada anak tentang kehamilan pra nikah dan bahaya yang ditimbulkannya di masa yang akan datang.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan masukan agar dapat meningkatkan upaya pendidikan kesehatan terhadap masyarakat khususya pada remaja mengenai tentang kehamilan pranikah dan bahaya yang ditimbulkannya di masa yang akan datang.

4. Bagi Peneliti

Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

yang tidak diinginkan pada remaja, juga sebagai dasar kajian bagi peneliti lain

yang akan melakukan penelitian yang sama dengan metode yang berbeda

sehingga penelitian mengenai kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja lebih

akuntabel dan akurat.

(16)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TUMBUH KEMBANG REMAJA 1. Pengertian

Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anak- anak kemasa remaja, individu mulai mengembangkan ciri – cirri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi perbandingan social .(Kusmiran, 2012)

Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, tentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11 – 14 tahun), remaja menengah (15 - 17 tahun), remaja akhir (18 – 21 tahun). (Kusmiran, 2012).

7

(17)

2. Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja Puteri Menurut (Markum, 2002) a. Karakteristik remaja

1) Masa remaja awal a) Fisik

Selama masa awal maturasi pubertas terjadi perubahan berat badan dan tinggi badan yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Masing-masing lebih kurang 2 kg dan 6-8 cm setiap tahun, hal ini terjadi sehubungan dengan perubahan kompisisi tubuh pada masa pubertas. Komposisi lemak pada perempuan bertambah setiap tingkat maturasi pubertas, secara total terjadi peningkatan lemak tubuh sebesar 10-20% pada perempuan.

b) Perkembangan saraf

Walau tidak tampak perubahan morfologik otak yang nyata, secara

elektroensefalografis terbukti adanya maturasi perkembangan saraf

yang kontinyu selama masa remaja. Hal ini secara karakteristik

terlihat dengan peninggian aktifitas gelombang alfa 2 yang paralel

dengan penurunan aktifitas gelombang beta, dan lebih jelas pada anak

perempuan selama masa awal remaja. Pada masa awal remaja setiap

individu sudah harus memperlihatkan respon matur terhadap berbagai

pemeriksaan perkembangan saraf yang baku. Uji terakhir sudah harus

dapat dipenuhi pada umur 12 tahun, termasuk misalnya kemampuan

untuk mengidentifikasi secara tepat jari yang dirangsang pada uji

lokalisasi jari dan membedakan kiri dan kanan seperti pada aba-aba

(18)

baris-berbaris, serta kemampuan untuk memisahkan jari tangan III dan V tanpa gangguan gerakan jari lain.

c) Perkembangan kognitif

Dalam tahap berfikir operasional, formal, individu yang bersangkutan sudah mampu membangun hipotesis terlebih dahulu sebelum memulai suatu aksi, dapat berfikir abstrak, dapat melakukan beberapa tindakan secara serentak, dan dapat mengambil gambar umum serta memperkirakan akibat suatu perbuatan atau peristiwa secara logis tanpa harus menagalami dahulu peristiwa itu.

d) Perkembangan psikososial

Masa remaja awal harus mempunyai fungsi pada tiga bidang utama yaitu keluarga, kelompok sebaya, dan sekolah, pada setiap bidang ini terdapat kompleks berbagai determinan yang saling mempengaruhi agar dapat berfungsi dengan berhasil. Fungsi utama masa remaja awal adalah dimulainya kebebasan dari lingkungan keluarga dan pada masa inilah hubungan dalam keluarga mulai terlihat merenggang.

2) Masa remaja pertengahan a) Perkembangan saraf

Pematangan perkembangan saraf tampaknya telah tercapai sebelum

atau selama masa remaja awal, tidak ditemukan perbedaan

perkembangan saraf pada masa remaja menengah. Tetapi walaupun

tidak ditemukan bukti pertumbuhan sistem saraf pusat selama masa

(19)

remaja dari suatu studi tentang terlihat telah terjadi perubahan fisiologis.

b) Perkembangan kognitif

Kecenderungan perkembangan kognitif telah diuraikan pada pembahasan terdahulu masih terus berlangsung.

c) Fisik

Pada masa ini terlihat penambahan pertumbuhan yang sangat

mencolok, terjadi akselerasi pertumbuhan tinggi dan berat badan serta

perkembangan karakteristik seks sekunder lebih lanjut. Masa ini

merupakan puncak kurve kecepatan pertumbuhan berat badan yang

mengikuti puncak kurve kecepatan tinggi badan kira-kira 6 bulan

sebelumnya. Pada masa inilah terjadi deposit besar jaringan lemak

pada perempuan selama periode pertumbuhan cepat pada masa remaja

menengah ini. Golongan perempuan mendapatkan pertambahan tinggi

badan. Rata-rata 8 cm/tahun pada umur rata-rata 12 tahun. Peristiwa

yang paling dinamik adalah timbulnya menars pada anak perempuan

yang rata-rata terjadi pada umur 12.5 tahun (pada kultur barat). Masa

ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah

faktor genetik. Sangat erat hubungan antara menars ibu dan putrinya,

dan lebih erat lagi antara umur menars perempuan bersaudara. Faktor

lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan

mendapat menars lebih awal dari pada yang kurus, terutama atlet akan

mendapat menars lebih lambat dari kelompok non atlet. Semua

penyakit kronik yang mengganggu status gizi atau oksigenisasi

(20)

jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menars.

d) Perkembangan psikososial

Hubungan antar remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap ini masih tetap serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan sekelompok sebaya mendapat porsi lebih penting dan perbedaan seks.

Pada kelompok sebaya tampak lebih jelas. Dilaporkan bahwa tujuan perkembangan selama masa remaja bagi anak perempuan untuk menumbuhkan kemampuan interpersonal dan cinta, kesetiaan, keterlibatan, dan keakraban tentang suatu informasi berharga bagi lingkungan anak perempuan.

3) Masa remaja lanjut akhir a) Fisik

Pada masa ini proporsi ukuran tubuh sudah menyerupai ukuran dewasa muda. Hanya terjadi sedikit peningkatan pertumbuhan linear setelah melewati masa pertumbuhan cepat remaja menengah.

b) Perkembangan saraf

Struktur dan fungsi neurofisiologik tampaknya telah berkembang penuh

pada akhir masa remaja menengah dan setelah itu tidak terjadi

perkembangan lebih lanjut pada pihak lain. Perkembangan kognitif,

sosial, dan moral akan berjalan terus seumur hidup.

(21)

c) Perkembangan psikososial

Pada masa ini seringkali masalah penentuan karier sudah harus dihadapi dengan berat, bahkan kadang kala sudah harus ditentukan. Perasaan ini memberontak yang sering muncul pada periode sebelumnya secara bertahap akan berubah kembali menjadi pendekatan pada keluarga.

Tetapi dengan sikap yang sudah berbeda dengan sebelumnya. Walaupun masih sering berfikir moralitas dan absolut, remaja pada tahap ini sudah mampu berdialog dengan orang tua.

3. Tugas – tugas perkembangan remaja

Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut, (Kusmiran, 2012)

a. Menerima keadaan dan penampilan diri serta menggunakan tubuhnya secara efektif.

b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin

c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik sejenis maupun lawan jenis.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab

e. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya.

f. Menyiapkan diri dalam menghadapi perkawinan dan kehidupan keluarga.

(22)

4. Tujuan perkembangan remaja a. Perkembangan pribadi

1) Keterampilan kognitif dan nonkognitif yang dibutuhkan agar dapt mandiri secara ekonomi maupun mandiri dalam bidang – bidang pekerjaan tertentu.

2) Kecakapan dalam mengola dan mengatasi masalah-masalah pribadi secara efektif.

3) Kecakapan-kecakapan sebagai seorang pengguna kekayaan cultural dan peradaban bangsa.

b. Perkembangan sosial

1) Pengalaman bersama pribadi-pribadi yang berbeda dengan dirinya, baik dalam kelas sosial, subkultural, maupun usia.

2) Pengalaman dimana tindakannya dapat berpengaruh pada orang lain.

3) Kegiatan saling tergantung yang diarahkan pada tujuan-tujuan bersama (interaksi kelompok)

c. Perkembangn heteroseksual

1) Remaja mempelajari perilaku dewasa sesuai dengan jenis kelaminnya untuk menarik perhatian lawan jenisnya

2) Minat terhadap kehidupan seksual

3) Remaja mulai mencari cari informasi tentang kehidupan seksual orang

dewasa, bahkan juga muncul rasa ingin tahu dan keinginan bereksplorasi

untuk melakukannya.

(23)

4) Minat dalam keintiman secara fisik. Dengan adanya dorongan seksual dan ketetarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja mulai diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis.

d. Perubahan Emosionalitas.

Hurlock (1981) menyebut periode remaja dianggap sebagai periode ”strom and stress” (badai dan tekanan), yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya emosi pada remaja laki-laki maupun perempuan dapat terjadi sebagai dampak dari kondisi sosial sebagai reaksi atas perubahan yang terjadi pada diri

remaja. (Masliha, 2011)

B. KONSEP KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA 1. Pengertian

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14–19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah misalnya malu terhadap teman, lingkungan dan juga masa remaja yang sudah musnah. (Kusmiran, 2012)

Menurut kamus istilah program berencana, kehamilan tidak dinginkan adalah

kehamilan yang dialami oleh seorang perempuan yang sebenarnya belum

(24)

menginginkan atau sudah tidak menginginkan hamil (BKKBN, 2007). Sedangkan menurut PKBI, kehamilan tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan.

Kehamilan juga merupakan akibat dari suatu perilaku seksual yang bisa disengaja maupun tidak disengaja. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi ini. Kehamilan yang tidak dinginkan ini dapat dialami, baik oleh pasangan yang sudah menikah maupun belum menikah (PKBI, 1998).

Istilah kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang tidak menginginkan sama sekali atau kehamilan yang diinginkan tetapi tidak saat itu/mistimed pregnancy (kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah direncanakan), sedangkan kehamilan yang dinginkan adalah kehamilan yang terjadi pada waktu yang tepat. Sementara itu konsep kehamilan yang tidak diinginkan merupakan kehamilan yang terjadinya direncanakan saat ibu menggunakan metode kontrasepsi atau tidak ingin hamil namun tidak menggunakan kontrasepsi apapun. Kehamilan yang berakhir dengan abosrsi dapat diasumsikan sebagai kehamilan yang tidak diinginkan. Semua definisi ini menunjukkan bahwa kehamilan merupakan keputusan yang disadari (Santelli, 2003)

Unwanted Pregnancy (UWP) atau kehamilan tak diinginkan merupakan terminologi

yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberi istilah adanya kehamilan yang

tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya. (Kusmiran,

2012)

(25)

2. Alasan kehamilan tidak dinginkan

Terdapat banyak alasan bagi seorang perempuan tidak menginginkan kehadiran seorang anak pada saat tertentu dalam hidupnya. Menurut Kartono Muhamad, ada beberapa alasan yang membuat kehamilan itu tidak diinginkan, yaitu (Mohammad, 1998) :

a. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan

b. Kehamilan datang pada saat yang belum diharapkan

c. Bayi dalam kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang berat d. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan seksual diluar nikah

Sedangakan menurut PKBI (1998), banyak alasan yang di kemukakan mengapa kehamilan tidak diinginkan adalah sebagai berikut:

a. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan, dan semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin dini dan usia kawin yang semakin tinggi menyebabkan “masa-masa rawan” semakin panjang.

Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil diluar nikah.

b. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan.

c. Tidak menggunakan alat kontrasepsi, terutama untuk perempuan yang sudah menikah.

d. Kegagalan alat kontrasepsi

e. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan f. Kondisi ibu yang tidak mengizinkan kehamilan.

g. Persoalan ekonomi

(26)

h. Alasan karir atau ,asih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar).

i. Kehamilan karena incest (hubungan seksual antara yang masih sedarah).

j. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak diharapkan.

3. Penyebab kehamilan yang tidak diinginkan

Salah satu penyebab kehamilan tidak diinginkan menurut PKBI (1998) adalah kegagalan kontrasepsi, hasil penelitian menemukan bahwa sedikitnya 8 juta kasus Terjadinya Kehamilan Remaja

Sebab terjadinya kehamilan pada remaja antara lain : a. Faktor Agama dan Iman

Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.

b. Faktor Lingkungan 1) Orang Tua

Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat

memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini

orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat

jarak dengan anak dalam masalah seksual.

(27)

2) Teman, Tetangga dan Media

Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim

3) Pengetahuan yang minim

Pengetahuan remaja yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film.

Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.

4) Perubahan zaman

Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.

5) Perubahan Kadar Hormon pada remaja

Meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran

melalui aktivitas seksual.

(28)

6) Semakin cepatnya usia pubertas

Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.

7) Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja

Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.

Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja:

a. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga

Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.

Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan

justru tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya

(29)

dilakukan oleh mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.

b. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat

Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.

4. Dampak Kehamilan Remaja

Dampak dari kehamilan remaja, antara lain : a. Pengguguran Kandungan

Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah : 1) Status ekonomi sebuah keluarga

Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan si bayi.

2) Keadaan emosional

Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu

keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima

(30)

kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan kandungan.

3) Pasangan yang tidak bertanggung jawab

Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.

b. Resiko persalinan yang akan terjadi

Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya :

1) Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.

2) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang

pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada

saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia.

(31)

3) Mudah terjadi infeksi

Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.

4) Keracunan Kehamilan (Gestosis)

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

c. Perceraian pasangan muda

Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua.

d. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker

Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.

5. Strategi Untuk Mengurangi Kehamilan Remaja

Adapun beberapa strategi yang dapat mengurangi kehamilan remaja antara lain :

a. Mengurangi Kemiskinan

(32)

Angka kehamilan remaja paling tinggi terdapat di daerah-daerah yang keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi yang menurunkan kemiskinan dan memperbaiki prospek sosial ekonomi keluarga muda ini besar kemungkinannya akan menurunkan angka kehamilan remaja.

b. Mengincar kelompok beresiko tinggi

Kelompok-kelompok tertentu kaum muda lebih besar kemungkinannya hamil pada usia remaja, sehingga mereka dapat dipilih untuk menjadi sasaran.

Kelompok ini mungkin mencakup remaja yang diasuh oleh negara, remaja yang tidak memiliki rumah, remaja yang tinggal dilingkungan yang sosial ekonominya lemah, dan remaja yang mereka sendiri adalah anak dari orangtua remaja.

c. Meningkatkan pendidikan

Pendidikan seks di sekolah berperan penting dalam menurunkan kehamilan remaja. Program pendidikan seks lebih besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan.

C. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Remaja

1. Pengetahuan

Hasil penelitian menegaskan bahwa sebagian besar remaja yang mengalami hamil

pranikah memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang kesehatan

reproduksi. Hubungan seksual pranikah yang dilakukan remaja berarti tidak

didasarkan pada pengetahuan bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi

(33)

kehamilan misalnya melalui penggunaan kontrasepsi, namun lebih didorong untuk memuaskan kebutuhan seksual di antara mereka. Dalam pandangan Rosenstock dan Becker melalui teori Health Belief Model (HBM), remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah sehingga mengakibatkan kehamilan pranikah lebih disebabkan karena beberapa faktor di antaranya rendahnya pengetahuan tentang seksualitas dan kontrasepsi, pengaruh norma kelompok sebaya yang dianutnya, status hubungan, harga diri yang rendah serta rendahnya keterampilan interpersonal khususnya perempuan untuk bersikap asertif yakni sikap tegas untuk mengatakan tidak terhadap ajakan melakukan hubungan seks dari teman kencannya. (Odgen, 2007)

Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Omarsari dan Djuwita (2008) yang berjudul “Kehamilan Pranikah Remaja di Kabupaten Sumedang” didapatkan hasil bahwa pendidikan yang lebih tinggi memperlebar rentang usia antara masa kanak- kanak dan dewasa, sementara pengaruh lingkungan mendorong remaja melakukan hubungan seksual yang berakhir dengan kehamilan pranikah. Selain itu, banyak remaja yang terpaksa harus berhenti sekolah karena orang tua tidak mampu membiayai.

2. Peran orang tua

Kurangnya peran orang tua dalam keluarga berpengaruh besar terhadap

perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan

ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar

dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak

(34)

diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh one voice (2006) menghasilkan data bahwa, 47 % perilaku seks pranikah itu dipengaruhi oleh orangtua. Ini berarti bahwa hampir sebagian besar tindakan remaja untuk melakukan seks pranikah dipengaruhi oleh faktor orangtua. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniastuti (2010) menyatakan bahwa 284 subjek yang terdiri dari 195 (68,9%) perempuan dan 89 (31,3%) laki-laki dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun menyatakan bahwa 75,3 % pencapaian prestasi seorang remaja itu dikarenakan dukungan orangtua dan keluarga sedangkan teman dan guru hanya berpengaruh 11 % dan 8,4 %. Sementara itu dalam penelitian yang sama. (Rohman, 2005 dalam situsnya http://pujiarohman.wordpress.com/2011/10/25/orangtua-dan-fenomena-seks- pranikah/ di ambil pada tanggal 06 Januari 2012, jam 12.00 WIB)

Maka dapat disimpulkan bahwa masalah perilaku seks pranikah pada remaja menjadi masalah yang mencemaskan untuk dapat ditanggulangi, sehingga peran orangtua perlu ditingkatkan sebagai pihak yang paling banyak berpengaruh terhadap kehidupan remaja. Interaksi keluarga khususnya dengan orangtua yakni komunikasi orangtua remaja termasuk masalah seksual serta monitoring mampu untuk menunda dan mengurangi terjadinya hubungan seksual terlalu dini (Kirby

& Miller, 2002)

(35)

3. Media informasi

Informasi sangatlah penting dalam satu pembelajaran. Semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi mengakibatkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit dibendung. Ketika keingintahuan remaja akan segala hal yang menyangkut seksualitas meningkat, sumber informasi yang mudah mereka jangkau adalah teman sebaya, bacaan, popular, VCD porno, akses internet. (Jurnal penelitian Omarsari & Djuwita 2008)

D. Penelitian Terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Puslit Ekologi Kesehatan, Balitbang

Depkes RI tahub 1990 terhadap siswa-siswa di Jakarta dan Yogyakarta menyebutkan

bahwa faktor utama yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual

adalah membaca buku porno, menonton film biru. Bacaan porno, VCD porno dan

situs porno mengambil andil besar dalam perkembangan seksualitas remaja dimana

dapat memberikan resiko terjadinya kehamilan pranikah pada remaja.

(36)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan bagian riset keperawatan yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian (Aziz Alimul H, 2002). Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor –faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan. Seperti yang telah dibahas pada bab II, faktor yang menyebabkan kehamilan tidak diinginkan tersebut dapat dikatagorikan sebagai variabel independen. Sedangkan akibat yang ditimbulkan akibat kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat dikatakan variabel dependen. Sedangkan karakteristik/data demografi klien merupakan data yang digunakan untuk mengetahui gambaran responden. Dibawah ini adalah bagan tentang kerangka konsep penelitian tersebut:

27

(37)

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Keterangan : ………. = Variabel yang tidak dicari hubungan

_____________ = Variabel yang dicari hubungan antara variabel

B. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat diatas, maka hipotesisnya adalah adanya hubungan faktor –faktor (pengetahuan, peran orang tua, media informasi, alat kontrasepsi) dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun 2013.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan - Pengetahuan

- Peran orangtua - Media informasi

Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja Karakteristik responden

1. Usia

(38)

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Aziz Alimul H., 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat dan Cara ukur

Hasil ukur Skala Variabel Independent

1. Pengetahuan Pengetahuan remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan

Kuesioner dengan 4 soal yang

menggunakan pilihan jawaban A ,B,C,D

0 = Kurang (jika <

mean) 1 = Baik (jika

≥ mean)

Ordinal

2. Peran orangtua Peran orangtua dalam

mengasuh/memper hatikan

perkembangan anaknya dirumah maupun diluar rumah

Kuesioner dengan 5 soal menggunakan skala likert yang nilai skor yaitu:

1 = STS 2 = TS 3 = S 4 = SS

0 = Kurang (jika Jumlah

skor 5 - 10) 1= Baik (jika

Jumlah skor 15 - 20)

Ordinal

3. Media Informasi

Respon remaja yang didapatkan dari Informasi tentang seksualitas melalui media massa maupun elektronik

Kuesioner dengan 5 soal menggunakan skala likert yang nilai skor yaitu:

1 = STS 2 = TS 3 = S 4 = SS

0 = Kurang (jika Jumlah

skor 5 - 10) 1= Baik (jika

Jumlah skor 15 - 20)

Ordinal

Variable Dependent 4. Kehamilan

yang tidak diinginkan pada remaja

Suatu pandangan dimana remaja mempersepsikan tentang kehamilan

yang tidak

dikehendaki

Kuesioner dan wawancara dengan 4 soal yang

menggunakan pilihan jawaban A,B,C,D

0 = persepsi Kurang (jika <

mean) 1 = persepsi

Baik (jika

≥ mean

Ordinal

(39)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab IV ini dibahas tentang desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, instrument penelitian (alat dan cara), etika penelitian, dan analisa data.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini sesuai dengan tujuannya menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi, dimana untuk mengetahui ada tidaknya hubungan faktor – faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja, yaitu faktor pengetahuan, peran orang tua, media informasi, dan alat kontrasepsi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat. Alasan peneliti memilih tempat ini sebagai tempat penelitian

30

(40)

adalah belum pernah dilakukannya penelitian ditempat tersebut serta peneliti yang berdomisili di daerah tersebut. Dan adanya jumlah remaja putri sebanyak 30 orang yang bergaul dengan lawan jenis dengan cara sembunyi-sembunyi dan kasus kehamilan yang tidak diinginkan belum ada tetapi berisiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja putri.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian yang telah dilakukan pada bulan Desember 2012- Maret 2013.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subyek dan obyek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya obyek atau subyek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek tersebut (Aziz Alimul H, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang tinggal di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat. Berdasarkan data statistik dari wilayah RW 13 didapatkan jumlah remaja sebesar 80 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan

pertimbangan peneliti menurut kriteria sampel. Adapun kriteria responden dalam

penelitian ini adalah:

(41)

a. Usia remaja putri (11 tahun sampai 21 tahun) yang tinggal di RW 13 Desa/Kelurahan Citeureup Bogor Jawa Barat

b. Dapat membaca dan menulis.

c. Bersedia menjadi responden.

Adapun Rumus Populasi Sampel :

Keterangan :

n : Perkiraan jumlah sampel N : Perkiraan besar populasi nk: Sampel yang dikehendaki

p : Proporsi penelitian ( 50% atau 0,5) q : 1 – p (0,5)

d : Presisi 10% atau 0,1

Z : Nilai standar normal, untuk α = 0,05 maka Z = 1,96

Perhitungan jumlah sampel

Diketahui jumlah populasi remaja di RW 13 Desa/Kel Puspasari adalah 80 orang, maka jumlah sampelnya adalah

Z

2

( p x q ) n =

d

2

n nk =

n 1 +

N

(42)

= 17,9 dibulatkan

Jumlah sampel 43,6 dibulatkan menjadi 44 responden.

Sampel tambahan 10% untuk menghindari adanya droup out Nk = 44 + (10% x 44)

= 44 + 4,4

= 48,4 orang responden (dibulatkan menjadi 48 orang responden).

D. Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini merupakan suatu alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian deskriptif.

n nk =

n 1 +

N

96 96

= = = 43,6

1 + 96 2,2

80 Z

2

(p x q) Rumus : n =

d

2

(1,96)

2

(0,5 x 0,5) 3,84 (0,25) 0,96

= = = = 96

(0,1)

2

0,01 0,01

(43)

1. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument berupa kuesioner terdiri dari 18 pertanyaan yang disusun oleh peneliti berdasarkan kerangka konsep yang ada. Kuesioner terdiri dari pertanyaan data demografi dan pertanyaan tentang fakor-faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja. pertanyaan terdiri dari data demografi terdiri dari usia remaja dan pertanyaan tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja. Variabel Independent terdiri dari 14 pertanyaan yaitu pertanyaan dari no.1 - 4 menggambarkan faktor pengetahuan dengan skala ukur 0 = Kurang Baik dan 1 = Baik, pertanyaan no. 5 - 9 menggambarkan peran orang tua dengan skala skala ukur 0 = Kurang Baik dan 1 = Baik, pertanyaan no. 10 - 14 menggambarkan media informasi dengan skala ukur 0 = Kurang Baik 1 = Baik,

Untuk Variabel Dependen yang menggambarkan kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja terdiri dari 4 pertanyaan dari no.15 - 18 dengan skala hasil ukur 0 = Persepsi kurang baik jika responden menjawab pernyataan kurang dari rata-rata, dan 1 = Persepsi baik jika responden menjawab pernyataan lebih dari rata-rata. Kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dalam rangka pengumpulan data suatu penelitian.

Responden diminta untuk memberikan tanda check list (V) sesuai data

responden pada kolom yang telah tersediakan. Data demografi diisi dengan

mengisi tempat kosong atau memberikan tanda check list pada kotak yang

(44)

tersedia dengan jawaban yang sesuai. Pertanyaan variabel indenpenden dan variabel dependen disusun berdasarkan check list dengan menggunakan multiple choice quetion (A,B,C,D) dan skala likert dengan nilai (1) Sangat Tidak Setuju, (2) Kurang Setuju, (3) Setuju, (4) Sangat Setuju. Setelah lembar kuesioner diisi oleh responden, lembar tersebut diperiksa kelengkapannya pada saat itu juga. Setelah selesai peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden.

2. Cara Pengumpulan data

Pengumpulan data di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat dengan prosedur sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing

b. Menyerahkan surat pengantar izin penelitian untuk melakukan penelitian di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat, serta menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini

c. Mendatangi responden untuk melakukan pendekatan pada responden serta

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian

kemudian meminta kesediaan responden dengan menandatangani surat

pernyataan bersedia menjadi responden

(45)

d. Menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden dan menjelaskan cara mengisi kuesioner. Angket diberikan kepada anak usia remaja yang tinggal di RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeureup Bogor Jawa Barat.

Adapun isi angket tentang variabel independen dan dependen yang ada pada kerangka konsep.

e. Menunggu responden mengisi kuesioner

f. Setelah selesai peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden.

g. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan komputer.

E. Uji instrumen

Uji coba instrumen ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah disusun memiliki validitas dan reliabilitas. Karena alat ukur harus mempunyai kriteria validitas dan reliabilitas.(Notoatmodjo, 2005)

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen. Artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengukur validitas instrumen dilakukan dengan sistem komputerisasi.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data, dapat digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, dan akan menghasilkan data yang sama.

(46)

Uji reliabilitas dilakukan setelah melalui uji validitas. Pengukuran tingkat reliabilitas dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi.

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada 10 responden didapatkan hasil alpha cronbach dengan metode one shote menunjukkan nilai r alpha = 0,978 dengan r tabel 0,632 (r alpha > r tabel) maka berdasarkan hasil tersebut kuesioner ini dinyatakan valid dan layak untuk disebarkan.

F. Etika Penelitian

Etika adalah serangkaian tingkah laku, prinsip-prinsip dan aturan moral yang di ambil seseorang apakah suatu tindakan khusus benar atau salah. Tujuan dari etika penelitian adalah melindungi hak-hak responden dan menjamin kerahasiaan responden tersebut. Dalam melakukan penelitian ini, setelah peneliti mendapat perizinan langsung dari institusi terkait dan permintaan izin kepada ketua RW 13 Desa/Kelurahan Puspasari Citeurep Bogor Jawa Barat. Dilanjutkan kepada responden yang akan diteliti dengan menekankan pada masalah etika sebagai berikut :

1. Lembar persetujuan menjadi responden.

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak dari penelitian ke responden. Jika responden menolak untuk di teliti, maka peneliti tidak akan memaksakan dan tetap menghormati hak – haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

(47)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuisioner atau pun lembar observasi, tetapi hanya memberikan kode atau inisial pada masing – masing lembar yang di isi.

3. Cofidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang diperlukan dan akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Setelah pengumpulan data, seluruh data dikumpulkan yang kemudian di tabulasi.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data selesai. Tehnik yang digunakan untuk mengolah data ini adalah korelasi untuk melihat ada tidaknya hubungan variabel independent dengan nilai kemaknaan (significance level) 90%.

Data yang terkumpul di editing, coding, entry data (pemasukan data), Validitas data, kemudian data analisa dengan pengolahan data dengan bantuan komputerisasi.

Pengelolaan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai data yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan prosedur analisa data, meliputi :

1. Editing yaitu untuk melakukan pengecekan pengisian kuisioner apakah jawaban yang ada dalam komputer lengkap, jelas, relevan dan konsisten

2. Coding yaitu kegiatan yang merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan.

(48)

3. Processing yaitu memproses data yang dilakukan dengan cara mengentri data dari data yang diperoleh (kuesioner) kepada keterangan program komputer.

4. Cleaning yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak.

H. Analisa Data

Untuk memberikan makna data yang diperoleh, data di analisa dengan uji statistik.

Analisa data dilakukan dengan dua tahap yaitu analisa univariat dan analisa bivariat:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari data demografi responden dan masing-masing variabel independent dan dependent kemudian di interpretasikan.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah menggunakan analisa statistic uji chi -square, guna mengetahui hubungan variabel penelitian dengan nilai kemaknaan (p =value)

< 0,05 (5%)

Rumus Uji Chi Square (Eko Budiarto,2001) :

Keterangan :

0 = Nilai hasil pengamatan (observasi) E = Nilai ekspetasi (harapan)

X

2

= £ (0-E)

2

E

(49)

47 BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden berdasarkan data demografi dan hasil analisa bivariat yang menyatakan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

A. Analisa Univariat

Dalam analisa univariat ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel penelitian. Data ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang terbagi menjadi distribusi responden berdasarkan data demografi dan distribusi responden berdasarkan variabel pengetahuan, peran orang tua, media informasi, dan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja.

40

(50)

1. Distribusi karakteristik responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi

Di Rw 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun 2013

N o Variabel Kategori Frekuensi (%) N= 44

1. Usia  11-14 tahun

 15 – 17 tahun

 18 – 21 tahun

6 (13,6%) 30 (68,2%) 8 (18,2%)

a. Usia

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan data bahwa dari 44 responden terdapat 6 orang (13,6%) kelompok usia 11-14 tahun, kelompok usia 15 – 17 tahun sebanyak 30 orang (68,2%), dan pada kelompok usia 18-21 tahun yaitu sebanyak 8 orang (18,2%). Hal ini menunjukkan bahwa usia responden terbanyak adalah dengan kelompok usia 15 - 17 tahun.

2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Faktor –Faktor Yang

Berhubungan Dengan Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang

Tidak Diinginkan Di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor

Jawa Barat

(51)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan, Peran Orang Tua, Media Informasi, Dan Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep

Bogor Jawa Barat Tahun 2013

a. Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 44 responden terdapat 25 orang (56,8%) yang pengetahuan kurang baik dan baik sebanyak 19 orang (43,2%).

Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan pada remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan terbanyak adalah kurang baik.

b. Peran orang tua

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 44 responden terdapat 26 orang (59,1%) responden yang peran orang tua kurang baik dan baik sebanyak 18 orang (40,9%). Hasil ini menunjukkan bahwa peran orang tua pada remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan terbanyak adalah kurang baik.

No. Variabel Kategori Frekuensi (%) N=44

1. Pengetahuan  Kurang baik

 Baik

25 (56,8%) 19 (43,2%)

2. Peran orang tua  Kurang baik

 Baik

26 (59,1%) 18 (40,9%)

3. Media informasi  Kurang baik

 Baik

26 (59,1%) 18 (40,9%) 4. Persepsi Remaja Putri Tentang

Kehamilan Yang Tidak Diinginkan

 Kurang baik

 Baik

31 (70,5%)

13 (29,5%)

(52)

c. Media informasi

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 44 responden terdapat 26 orang (59,1%) media informasi kurang baik dan baik sebanyak 18 orang (40,9%).

Hasil ini menunjukkan bahwa media informasi pada remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan terbanyak adalah kurang baik.

d. Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 44 responden terdapat 31 orang (70,5%) persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak diinginkan kurang baik sebanyak dan baik sebanyak 13 orang (29,5%). Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak diinginkan terbanyak adalah kurang baik.

B. Analisa Bivariat

Pada analisis ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan, peran

orang tua, media informasi, dan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak

diinginkan di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun

2013 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini. Secara statistik

hubungan antara dua variabel independent dengan dependent, kedua variabel ini

bersifat kategorik, maka uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan

tingkat kemaknaan 0,05 (5%)

(53)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan

Pada Remaja Di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun 2013

Variable Dependent Variable

Independent

Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada

Remaja Total

OR 95% CI P

value Kurang

baik Baik

N % N % N %

1. Pengetahuan

 Kurang baik

 Baik

22 9

88 47,4

3 10

12 52,6

25 19

100

100 8,148 1,808 –

36,713 0,01 2. Peran orang tua

 Kurang baik

 Baik

22 9

84,6 50

4 9

15,4 50

26 18

100 100

5,500 1,343 – 22,532

0,03 3. Media informasi

 Kurang baik

 Baik

23 8

88,5 44,4

3 10

11,5 35,6

26 18

100 100

9,583 1,343 – 22,532

0,005

1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Persepsi Remaja Putri Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Remaja Di RW 13 Desa/

Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, hubungan antara variabel pengetahuan dengan

persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak dinginkan diperoleh data

bahwa dari 44 responden untuk persepsi remaja putri tentang kehamilan yang

tidak dinginkan kurang baik yaitu sebanyak 22 orang (88%), dan responden

yang pengetahuan kurang baik untuk persepsi remaja putri tentang kehamilan

yang baik yaitu sebanyak 9 orang (47,4%), sedangkan responden yang

pengetahuan baik kemudian persepsi remaja putri tentang kehamilan yang

(54)

tidak dinginkan baik yaitu sebanyak 3 orang (12%), dan responden yang pengetahuan baik kemudian untuk persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak dinginkan baik yaitu sebanyak 10 orang (52,6%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,01, secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan dengan persepsi remaja putri tentang kehamilan yang tidak dinginkan di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat. Didapatkan Odds Ratio sebesar 8,148 yang artinya responden yang pengetahuan kurang baik mempunyai peluang sebesar 8,182 kali untuk persepsi kurang baik tentang kehamilan yang tidak dinginkan pada remaja dibandingkan dengan pengetahuan baik.

2. Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Persepsi Remaja Putri

Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Remaja Di RW 13

Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, hubungan antara variabel peran orang tua

dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan diperoleh

data bahwa responden yang pengetahuan kurang baik untuk persepsi remaja

tentang kehamilan yang tidak dinginkan kurang baik yaitu sebanyak 22 orang

(84,6%), dan responden yang peran orang tua kurang baik untuk persepsi

remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan kurang baik yaitu sebanyak 9

orang (47,450%), sedangkan responden yang peran orang tua baik kemudian

persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan baik yaitu sebanyak

4 orang (15,4%), dan responden yang peran orang tua baik kemudian untuk

(55)

persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan baik yaitu sebanyak 9 orang (50%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,03, secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran orang tua dengan dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat. Didapatkan Odds Ratio sebesar 5,500 yang artinya responden yang peran orang tua kurang baik mempunyai peluang sebesar 5,500 kali untuk persepsi kurang baik tentang kehamilan yang tidak dinginkan pada remaja dibandingkan dengan peran orang tua baik.

3. Hubungan Antara Media Informasi Dengan Persepsi Remaja Putri

Tentang Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Remaja di RW 13

Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, hubungan antara variabel media informasi

dengan persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan diperoleh

data bahwa responden yang media informasi kurang baik untuk persepsi

remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan kurang baik yaitu sebanyak

23 orang (88,5%), dan responden yang media informasi kurang baik untuk

persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan kurang baik yaitu

sebanyak 8 orang (44,4%), sedangkan responden yang media informasi baik

kemudian persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan baik yaitu

sebanyak 3 orang (11,5%), dan responden yang media informasi baik

(56)

kemudian untuk persepsi remaja tentang kehamilan yang tidak dinginkan baik yaitu sebanyak 10 orang (55,6%).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,005, secara statistik dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara media informasi dengan dengan persepsi remaja

tentang kehamilan yang tidak dinginkan di RW 13 Desa/ Kelurahan

Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat. Didapatkan Odds Ratio sebesar 9,583

yang artinya responden yang media informasi kurang baik mempunyai

peluang sebesar 9,583 kali untuk persepsi kurang baik tentang kehamilan

yang tidak dinginkan pada remaja dibandingkan dengan media informasi

baik.

(57)

BAB VI PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan keterbatasan penelitian, pembahasan hasil penelitian mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan persepsi remaja putrid tentang kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja Di RW 13 Desa/ Kelurahan Puspasari Citeruep Bogor Jawa Barat.

A. Keterbatasan Penelitian

Dalam pembahasan hasil penelitian ini masih terdapat berbagai keterbatasan yaitu diantaranya adalah:

1. Keterbatasan peneliti, karena penelitian ini merupakan penelitian pertama kali dilakukan oleh peneliti sehingga peneliti banyak mengalami kesulitan dan kekurangan dalam mengerjakannya.

2. Keterbatasan responden pada saat menjawab pertanyaan kuesioner karena kurangnya pemahaman, sehingga peneliti mendampingi responden dalam menjawab pertanyaan.

48

Gambar

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Suluttenggo dengan cara menganalisis pengendalian intern aktiva tetap yang diterapkan seperti mulainya penyusutan, metode penyusutan,

In Partial FulfiImtnt of the Rquinments for the Suj;uu Pendidikan Degree in. English Language

kekuatan tanah karena sifat pasir yaitu memiliki tahanan friksi yang besar, sehingga tanah Quarry Garuda Sakti memiliki nilai CBR lebih besar dari pada Quarry Kulim dan

Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat

dibentuk dengan membagi busur lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian yang sama, dan diberikan angka-angka pada lima bagian dari skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4, dan 5

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji variabel-variabel yang berpangaruh terhadap underpricing pada penawaran perdana pada perusahaan yang Listing di

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, (2) Harga berpengaruh positif dan

Specifically, the chapter had the objectives to enable the students to: (1) develop both one- and two-tailed null and alternative hypotheses that can be tested in a business setting