1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Ketatnya persaingan di dalam suatu industri mengharuskan kepada setiap perusahaan untuk memiliki strategi yang baik agar dapat memenangkan pasar dari perusahaan kompetitor. Sehubugan dengan perusahaan memiliki strategi yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan kualitas perusahaannya karena mampu menciptakan nilai bagi konsumennya.
Peningkatan kualitas tidak hanya dilakukan dengan cara melakukan perbaikan pada produknya saja, tetapi bisa juga dilakukan dengan cara memperbaiki manajemen distribusi dan manajemen pergudangannya, yang mana kedua hal tersebut merupakan bagian dari memperbaiki manajemen logistik perusahaan (Cahyadi & Aulia, 2018).
PT XYZ adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri semen dan merupakan salah satu perusahaan yang aktivitas industrinya saling terintegrasi mulai dari hulu sampai dengan hilir. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan terintegrasi paling besar di Indonesia dikarenakan mulai dari aktivitas pengadaan bahan baku, proses produksi, proses penyimpanan barang di gudang, sampai dengan proses pendistribusian produknya dilakukan di dalam satu kawasan.
Saat ini, perusahaan tersebut memproduksi beberapa jenis semen dan jenis produk lainnya yang akan didistribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia. Salah satu upaya untuk menjaga proses pendistribusian produk di PT XYZ tetap baik, maka PT XYZ memiliki beberapa terminal dan gudang, serta metode pengangkutan semen yang terintegrasi dengan baik.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Supply Chain Division, maka diketahui bahwa pendistribusian produk melalui jalur pergudangan mencapai lebih 50% dari total pendistribusian produk yang ada, sehingga, gudang merupakan bagian yang penting di dalam proses pengiriman barang kepada konsumen bagi PT XYZ. Adapun data yang dapat memperkuat pernyataan di atas adalah sebagai berikut.
2
Tabel I.1 Laporan Pengiriman Produk PT XYZ
Apabila data di atas divisualisasikan dengan menggunakan diagram pareto, maka hasilnya adalah sebagai berikut.
Gambar I.1 Laporan Pengiriman Produk PT XYZ
. Data di atas memperkuat pernyataan PT XYZ mengenai pentingnya peran gudang di dalam melakukan pendistribusian produk. Untuk dapat menjaga strategi perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka PT XYZ melakukan kontrol secara berkala terhadap gudang-gudang yang merupakan jalur pengiriman produk semen milik PT XYZ, yang mana gudang-gudang tersebut merupakan salah satu faktor dominan di dalam berjalannya proses distribusi produk. Adapun salah satu langkah yang dilakukan oleh PT XYZ untuk melakukan kontrol terhadap gudang yang merupakan jaringan dari pendistribusian produknya, yaitu melakukan audit terhadap manajemen pergudangannya. Adapun manajemen pergudangan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah mengenai kegiatan yang ada di
X (Persentase Volume
dalam satuan Metric Ton) X,kum % Kum
1 32,03 32 32
2 30,36 62 62
3 21,63 84 84
4 4,23 88 88
5 10,76 99 99
6 1 100 100
100
Frekuensi
Plant - Customer Plant - WAD - Customer
Plant - XYZ Warehouse - Customer Plant - XYZ Warehouse - WAD Plant - Terminal - Customer Plant - Terminal - WAD No Index Jalur pengiriman
Jumlah
3
dalam gudang, serta memberikan usulan perbaikan yang tepat. Jadi, manajemen pergudangan ini penting untuk dilakukan kontrol secara berkala dan merupakan poin penting dari manajemen logistik yang berperan untuk menambah nilai (value), meskipun manajemen pergudangan ini bukanlah core business tetapi mampu memberikan dampak yang signifikan pada
perusahaan (Oktarina, 2010).
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa di dalam proses pendistribusian produk, PT XYZ memiliki tiga opsi pendistribusian yang berbeda. Opsi pertama adalah produk didistribusikan oleh distributor dan distributor merupakan pihak ketiga yang membantu proses pendistribusian produk semen. Opsi kedua, perusahaan memiliki warehouse di beberapa tempat dan setiap permintaan akan diterima dan dilayani langsung oleh warehouse tersebut. Opsi ketiga, perusahaan memiliki terminal yang tersebar di enam wilayah, dalam hal ini perusahaan akan mengirim semen dalam bentuk curah ke-enam terminal tersebut. Selanjutnya, terminal akan melakukan packing semen tersebut dalam bentuk bag, maupun pengiriman semen dalam bentuk curah yang dikirimkan melalui truk curah (kapsul), lain halnya dengan distributor dan warehouse, perusahaan mengirim semen sudah dalam bentuk bag.
Pada penjelasan Gambar I.1 di atas, dapat diketahui bahwa opsi untuk proses pendistribusian produk yang paling banyak dilakukan oleh PT XYZ adalah opsi yang pertama, yaitu proses pendistribusian produk dilakukan oleh pihak distributor, sedangkan wilayah distribusi yang paling tinggi tingkat penjualannya adalah di Pulau Jawa. Adapun data mengenai tingkat penjualan PT XYZ di Pulau Jawa yang didapatkan dari Supply Chain Division adalah sebagai berikut.
Tabel I.2 Tingkat Penjualan PT XYZ di Pulau Jawa
1 Banten 1.346.656 12 12
2 Jakarta 2.092.361 18 30
3 West Java 4.286.749 37 67
4 Central Java 2.673.752 23 90
5 Jogjakarta 183.341 2 92
6 East Java 988.085 9 100
Wilayah Distribusi XYZ pulau Jawa
Volume 2018 (MT)
Persentase
(%) Kum (%)
No.
4
Apabila data di atas divisualisasikan dengan menggunakan diagram pareto, maka hasilnya adalah sebagai berikut.
Gambar I.2 Tingkat Penjualan PT XYZ di Pulau Jawa
Dari Gambar I.2, maka dapat diketahui bahwa tingkat penjualan di Pulau Jawa yang paling tinggi berada di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Supply Chain Divison kondisi di Jawa Barat sudah stabil dan strategi perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga target-target yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai. Selain itu, berdasarkan informasi yang didapatkan dari PT XYZ, maka dapat diketahui bahwa manajemen pergudangan yang ada di wilayah Jawa Barat sudah baik.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan komplek pabrik PT XYZ yang terletak di wilayah yang sama dengan proses pendistribusian produk untuk wilayah Jawa Barat, sehingga memudahkan untuk melakukan kontrol secara langsung dan apabila terdapat kendala dapat dengan cepat untuk diselesaikan. Oleh karena itu, proses pendistribusian produk di wilayah Jawa Barat sudah dikatakan aman dan tidak ada masalah yang berarti.
Dari Gambar I.2 juga dapat diketahui bahwa tingkat penjualan tertinggi kedua di Pulau Jawa berada di wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Supply Chain Divison kondisi penjualan di Jawa Tengah sudah cukup baik, namun masih terdapat beberapa masalah yang harus diselesaikan pada manajemen pergudangan yang berada di wilayah Jawa Tengah, hal tersebut dapat diketahui setelah dilakukannya audit oleh pihak perusahaan.
5
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa XYZ’s Warehouses (XYZ WH) merupakan gudang yang dimiliki oleh PT XYZ, sedangkan Warehouse of Distributor (WAD) merupakan gudang milik perusahaan distributor yang
disewa oleh PT XYZ dan menjadi salah satu bagian dari jaringan distribusi milik PT XYZ.
Berdasarkan hasil pemetaan terhadap resume kondisi manajemen pergudangan yang telah diaudit oleh PT XYZ ke dalam tujuh perspektif, yaitu perspektif strategi, perspektif proses, perspektif operasional, perpspektif biaya, perspektif infrastruktur, perspektif sistem informasi, dan perspektif sumber daya manusia, maka dapat diketahui bahwa manajemen pergudangan di XYZ WH wilayah Jawa Tengah sudah baik, hal tersebut ditandai dengan hampir seluruh perspektif berada pada status in line.
Namun, kondisi manajemen pergudangan pada WAD di wilayah Jawa Tengah cukup bermasalah, hal tersebut dapat diketahui karena pada beberapa perspektif yang terdapat di WAD banyak yang berstatus minor dan mayor. Status minor, mayor, dan in line ditetapkan berdasarkan penilaian
terhadap tujuh perspektif dengan melakukan pembobotan dan kriteria penliaian. Hasil akhir dari penilaian akan menuju pada status gudang, yaitu apakah manejemen gudang dalam kondisi baik atau kurang baik.
Parameter di dalam penetapan status terhadap kondisi manajemen pergudangan adalah berdasarkan banyaknya jumlah target yang dapat dicapai dari masing-masing perspektif dan hasil yang dapat diraih berdasarkan aktivitas pergudangan yang telah dilakukan. Perspektif yang perlu lebih diutamakan perbaikannya adalah perspektif yang berstatus mayor. Adapun perspektif pada gudang yang disewa kepada pihak
distributor yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan berstatus mayor, yaitu perspektif biaya. Sehingga perlu adanya perbaikan pada WAD yang berada di wilayah Jawa Tengah tersebut. Adapun kondisi eksisting terhadap biaya pergudangan yang harus dikeluarkan oleh PT XYZ untuk setiap ton semennya, yaitu:
6
Gambar I.3 Perbandingan Warehouses Cost
Dari Gambar I.3 dapat diketahui bahwa warehouses cost yang harus dikeluarkan perusahaan apabila menggunakan satu buah XYZ WH adalah sebesar Rp 43.585/ton, sedangkan apabila menggunakan satu buah WAD, warehouses cost yang harus dikeluarkan perusahaan adalah Rp 67.500/ton.
Berdasarkan data teserbut maka dapat diketahui bahwa warehouses cost yang harus dikeluarkan perusahaan apabila menggunakan satu buah WAD jauh lebih besar apabila menggunakan XYZ WH. Hal ini dapat terjadi karena penetapan biaya pergudangan oleh pihak distributor yang tinggi.
Perusahaan juga telah menetapkan bahwa persentase komponen biaya pergudangan di dalam total biaya distribusi adalah sebesar 25 – 30%.
Penetapan ini juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Parji (2018), bahwa pergudangan rata-rata menyumbang atau mendominasi sekitar 20 – 30% dari total biaya distribusi. Namun, komponen biaya pergudangan terhadap total biaya distribusi pada satu buah WAD lebih dari 30%.
Persentase komponen warehouses cost terhadap total biaya distribusi untuk masing-masing gudang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Adapun gambarnya adalah sebagai berikut.
Rp0 Rp10.000 Rp20.000 Rp30.000 Rp40.000 Rp50.000 Rp60.000 Rp70.000 Rp80.000
XYZ WH WAD
Perbandingan Warehouses Cost pada kondisi Eksisting
7
Gambar I.4 Persentase Warehouses Cost
Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan pada Gambar I.4, maka dapat diketahui bahwa komponen warehouses cost terhadap total biaya distribusi melebihi dari batas maksimal yang telah ditetapkan. Oleh karenanya, perlu dilakukannya perbaikan lebih lanjut agar target yang telah ditetapkan perusahaan dapat tercapai, serta dapat mengurangi total biaya distribusi yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan dan meningkatkan keuntungan yang didapatkan oleh PT XYZ.
Melihat adanya permasalahan yang terjadi pada PT XYZ, maka terdapat kecendurungan untuk melakukan perbaikan terhadap skema kegiatan distribusi untuk mengurangi persentase komponen biaya pergudangan dan total biaya distribusi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Adapun salah satu upaya yang akan dilakukan, yaitu membangun gudang distribusi baru milik PT XYZ pada salah satu region di wilayah Jawa Tengah sesuai dengan perhitungan lokasi yang optimal dan aspek lainnya.
Lalu, menghentikan proses operasi pada gudang yang disewa oleh PT XYZ kepada pihak distributor karena tingginya biaya subsidi yang ditetapkan.
Penentuan lokasi dan kepemilikian gudang ini merupakan salah satu persoalan yang penting untuk ditinjau lebih lanjut di dalam manajemen pergudangan. Hal ini disebabkan karena keputusan mengenai lokasi dan kepemilikan gudang akan berpengaruh terhadap biaya distribusi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Suatu keputusan yang baik mengenai
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40%
XYZ WH WAD
Percentage of Warehousing Cost's Component on Distribution Cost (Exsisting)
Batas Maksimal Realisasi
8
penentuan lokasi gudang baru, maka dapat meningkatkan efisiensi dan dapat meminimisasi biaya distribusi, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan akan meningkat (Aziz, Setiawan, & Desi, 2000).
Metode yang digunakan untuk menyelasaikan masalah penentuan lokasi gudang distribusi tersebut adalah P-Median, Analytical Network Process (ANP), dan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan perhitungan Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR). Adapun
penyelesaian masalah akan dilakukan secara paralel.
Oleh karenanya, setelah melihat permasalahan yang ada pada perusahaan tersebut, maka penelitian tugas akhir ini adalah melakukan penyelesain penentuan lokasi gudang distribusi baru untuk meminimalkan total biaya distribusi serta menganalisis studi kelayakan investasi dari lokasi yang akan dibangun gudang distribusi baru tersebut. Model penelitian ini diharapkan mampu memperoleh solusi yang lebih baik dari permasalahan sebelumnya.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa sajakah kriteria yang dipertimbangkan di dalam menentukan lokasi gudang distribusi baru di wilayah Jawa Tengah?
2. Bagaimanakah hasil pengambilan keputusan dari multi-criteria yang telah didapatkan pada masing-masing alternatif yang akan dijadikan sebagai lokasi pembangunan gudang distribusi bagi PT XYZ?
I.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kriteria yang dipertimbangkan di dalam menentukan lokasi gudang distribusi baru di wilayah Jawa Tengah,
2. Hasil pengambilan keputusan dari multi-criteria yang telah didapatkan pada masing-masing alternatif yang akan dijadikan sebagai lokasi pembangunan gudang distribusi bagi PT XYZ.
9 I.4 Manfaat Penelitian
I.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi kontribusi terhadap penerapan model di dalam menentukan sebuah lokasi gudang distribusi pada sebuah industri semen.
I.4.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis pada penelitian ini, yaitu dapat
menentukan lokasi gudang distribusi yang optimal sehingga dapat meminimasi total biaya distribusi pada salah satu industri semen.
I.5 Batasan Penelitian
Batasan-batasan yang telah ditetapkan agar fokusnya ruang lingkup dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian hanya terpusat mengenai gudang-gudang yang dijadikan sebagai jalur pengiriman produk di wilayah Jawa Tengah,
2. Penelitian hanya membahas mengenai penentuan lokasi, studi kelayakan investasi, dan total biaya distribusi,
3. Komponen biaya yang dipertimbangkan di dalam menghitung total biaya distribusi hanyalah biaya pergudangan dan biaya transportasi, tanpa mempertimbangkan biaya persediaan,
4. Penelitian yang dilakukan pada analisis kelayakan investasi hanya mengenai kelayakan suatu daerah untuk membangun gudang baru, 5. Jenis semen yang dijadikan sebagai objek penelitian hanyalah Portland
Composite Cement (PCC) dalam bentuk bag,
6. Penelitian ini hanya dibatasi pada produk yang didistribusikan dari pabrik yang berada di wilayah Citeureup dan Cirebon dengan menggunakan truk tronton,
7. Tidak ada perubahan tarif dan biaya selama melakukan penelitian dan permintaan pelanggan bersifat tetap,
8. Proses pendistribusian produk yang diteliti adalah pada tahun 2018.
10 I.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini diuraikan dengan menggunakan sistematika penulisan untuk memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang sedang dilakukan.
Berikut ini merupakan sistematika penulisan penelitian Tugas Akhir:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini, diuraikan mengenai latar belakang permasalahan yang terjadi pada PT XYZ. Selain itu terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada bab ini berisi mengenai landasan teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian tugas akhir ini.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi mengenai langkah-langkah dalam memecahkan masalah pada PT XYZ yang berfungsi sebagai kerangka utama dalam melakukan penelitian.
BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bab ini dijelaskan mengenai data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang didapat sesuai dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
BAB V Analisis Data
Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis data yang telah didapatkan dan telah diolah sebelumnya pada BAB IV.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan.