• Tidak ada hasil yang ditemukan

hk 628 slide sifat hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "hk 628 slide sifat hukum"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

•Hukum mengatur (

regeld

) dan

•Hukum memaksa (

dwingen/imperatif

)

(2)

Sifat Hukum Perburuhan sebagai Hukum

Mengatur (Regeld)

Ciri utama dari Hukum

Perburuhan/ketenagakerjaan yang sifatnya

mengatur ditandai dengan adanya aturan yang

jika tidak dilaksanakan maka tidak menimbulkan

sanksi, bahkan dalam Hukum Ketenagakerjaan

sanksi, bahkan dalam Hukum Ketenagakerjaan

sifat ini lebih menonjol oleh karena dalam

hubungan kerja selain aturan heteronom maka

aturan otonom juga memiliki kedudukan kuat

yaitu berupa perjanjian kerja, peraturan

(3)

Beberapa contoh hukum perburuhan yang bersifat mengatur

• Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengenai pembuatan penjanjian kerja bisa

ter-tulis dan tidak tertulis. Dikategorikan sebagai Pasal yang sifatnya mengatur oleh karena tidak harus/wajib perjanjian kerja itu dalam bentuk tertulis dapat juga lisan, tidak ada sanksi bagi mereka yang membuat perjanjian secara lisan sehingga perjanjian kerja dalam bentuk tertulis bukanlah hal yang imperative/memaksa kecuali Pasal 57 ayat 1;

• Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

• Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, mengenai perjanjian kerja waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan masa percobaan 3 (tiga) bulan. Ketentuan ini juga bersifat mengatur oleh karena pengusaha bebas untuk

menjalankan masa percobaan atau tidak ketika melakukan hubungan kerja waktu tidak tertentu/permanen.

• Pasal 10 ayat(1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bagi pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota organisasi pengusaha.Merupakan ketentuan hukum

(4)

Sifat Memaksa Hukum Perburuhan/ Ketenagakerjaan

Ketentuan-ketentuan memaksa (dwingen) Hukum

Perburuhan/Ketenagakerjaan memberikan

kewenangan bagi pemerintah untuk menjatuhkan

sanksi atas pelanggaran yang dilakukan. Bentuk campur

tangan pemerintah itu antara lain:

Adanya penerapan sanksi terhadap pelanggaran atau

tindak pidana bidang ketenagakerjaan.

tindak pidana bidang ketenagakerjaan.

Adanya syarat-syarat dan masalah perizinan, misalnya

Perizinan yang menyangkut Tenaga Kerja Asing;

Perizinan menyangkut Pengiriman Tenaga Kerja

Indonesia ; Penangguhan pelaksanaan upah minimum

dengan izin dan syarat tertentu;

Masalah penyelesaian perselisihan hubungan industrial

atau pemutusan hubungan kerja;

(5)

Sifat hukum

Mengatur

Perdata

Memaksa

Publik

(6)

Objek atau Tujuan Hukum

Perburuhan/Ketenagakerjaan

Ada 2 objek/tujuan utamanya yaitu:

Terpenuhinya pelaksanaan saksi hukuman, baik

yang bersifat administrative maupun bersifat

pidana sebagai akibat dilanggarnya suatu

pidana sebagai akibat dilanggarnya suatu

ketentuan dalam peraturan.

Terpenuhinya ganti rugi bagi pihak yang berhak

sebagai akibat wan prestasi yang dilakukan oleh

pihak lainnya terhadap perjanjian yang telah

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam Pasal 1320 KUH Perdata, tidak ada satupun syarat yang mengharuskan suatu perjanjian dibuat secara tertulis, sehingga suatu perjanjian yang dibuat secara lisan

(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh pada pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib membuat perjanjian kerja harian lepas secara tertulis dengan

Perjanjian lisensi lisan dan tertulis yang tidak dicatatkan pada Direktorat Jendral Hak atas Kekayaan Intelektual hanya mengikat para pihak yang mengadakan perjanjian

Berdasarkan ketentuan Pasal 1330 KUHPerdata tersebut, dapat ditentukan orang-orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian yaitu orang yang belum dewasa, mereka yang

(11) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia mengajukan permohonan maaf secara lisan, tertulis dan/atau membuat pernyataan penyelesaian

Pasal 8, yaitu ketentuan mengenai perjanjian untuk tidak saling bersaing, dalam ketentuan itu hanya membahas agar penerima waralaba tidak membuat usaha yang sifatnya

Pasal 8, yaitu ketentuan mengenai perjanjian untuk tidak saling bersaing, dalam ketentuan itu hanya membahas agar penerima waralaba tidak membuat usaha yang sifatnya

Perjanjian gadai hasil dusun di Negeri Laimu Maluku Tengah yang dilaksanakan secara lisan tidak tertulis pun tetap tunduk pada ketentuan mengenai hukum perjanjian dalam Buku III KUH