• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD Negeri 26 Sabang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD Negeri 26 Sabang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi

Siswa Kelas V SD Negeri 26 Sabang

ADHA SYAHPUTRA Guru pada SD Negeri 26 Sabang

Abstrak. Penelitian yang berjudul “Penerapan metode simulasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V SD Negeri 26 Sabang” ini mengangkat masalah apakah penerapan metode simulasi dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi melalui penerapan metode simulasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan secara teknik obsevasi dan tes untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa melalui penerapan metode simulasi berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi, kemampuan rata-rata atau nilai rata-rata siswa dalam mendeskripsikan organisasi adalah 74 pada siklus I dan 94 pada siklus II. Berdasarkan kategori nilai yang menjadi acuan peneliti, nilai rata-rata 94 berada pada kategori amat baik. Disarankan penelitian yang berhubungan dengan organisasi pada jenjang SD/MI dapat dilanjutkan oleh peneliti lain sehingga dapat terungkap hal-hal yang belum terungkap melalui penelitian ini, misalnya kebebasan berorganisasi.

Kata kunci: Organisasi, Metode Simulasi.

Received: 01 September 2016, Revision: 04 Oktober 2016, Accepted: 11 Desember 2016 Print ISSN: 2549-7189

Copyright@2017. Published by Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Lestari Jaya.

(2)

Pendahuluan

Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritiual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sementara itu, Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman.

Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Searah dengan itu, pinsip penyelenggaraan pendidikan di negara kita salah satunya adalah pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Melihat rendahnya hasil belajar pada pembelajaran PKn khususnya materi organisasi siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014, maka perlu adanya perubahan

metode, karena menurut Mulyasa (2005:47) suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya metode dan sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik.

Untuk mengatasi masalah tersebut diatas dimungkinkan metode simulasi dapat mengatasinya karena penggunaan metode simulasi esensinya menyajikan bahan pelajaran melalui objek atau kegiatan pembelajaran yang bukan sebenarnya.

Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi kemampuan kerja

sama, komunikatif, dan

menginterpretasikan suatu kejadian.

Metode simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari- hari, (2) memperoleh pe¬mahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masa¬lah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar ke¬pada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi ke¬lompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi. DR.

Armai, Arif.,(2002;18).

Bertitik tolak dari uraian diatas dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran khususnya pengajaran PKn perlu mengubah metode pembelajaran dengan metode simulasi. Pembelajaran dengan simulasi merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Bandono, 2008:13).

Berdasarkan berbagai kenyataan dan

pemikiran diatas dan pengalaman

menjalankan tugas mendorong peneliti

selaku guru bidang studi PKn untuk

membuat perubahan mengenai strategi

pembelajaran dan melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul ” Penerapan

(3)

metode simulasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V SD Negeri 26 Sabang”.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 26 Sabang dalam pembelajaran PKn.

Alasan peneliti melakukan penelitian di kelas V SD Negeri 26 Sabang di karenakan sekolah tersebut belum pernah melaksanakan penelitian sejenis sebelumnya.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014, mengacu pada kelender akademik sekolah.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014. Siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 18 orang siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang, untuk mata pelajaran PKn pada materi Organisai.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes.

1. Tes, dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes formatif terdiri atas ketrampilan dan pengetahuan, inteligensi, kemampuan bakat dan minat seseorang atau kelompok dalam mengikuti pembelajaran. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah dalam bentuk tes tertulis, yang hasilnya akan hitung dalam bentuk skor.

2. Observasi, Menurut Suharsimi Arikunto (2001:128) observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Observasi non sistematis, yaitu dilakukan pengamat dengan tidak

menggunakan instrument

pengamatan.

b. Observasi sistematis, yaitu dilakukan

oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan

oleh guru dan mitra kolaborasi (teman sejawat) yang bertugas di SD Negeri 26 Sabang dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah Nana Sudjana, (2005;76), dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan intepretasi data).

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata, tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata (mean) ΣX =Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

(Sumber: Nana Sudjana, 2005;76)

Pembelajaran PKn materi organisasi dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa rata-rata hasil hitungan > 65, dan siswa dianggap tuntas dalam mendeskripsikan

N X X

X

(4)

organisasi memperoleh nilai cukup yaitu >

65.

Keterangan :

A. 90 - 100 = sangat baik.

B. 70 - 89 = baik

C. 60 - 69 = cukup D. 50 - 59 = kurang E. 0 - 49 = kurang sekali 2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

% . 100

.

. x

Siswa

belajar tuntas

yang Siswa

P

 

(Sumber: Kurikulum Depdiknas , 2006) 3. Untuk lembar observasi aktivitas guru

dan siswa

a. Lembar observasi pengelolaan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana : P1=pengamatan 1 dan P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

% = x 100 % dengan X = =

Dimana:% = Presentase pengamatan X = Rata-rata

∑ x = Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1

P2 = Pengamat 2 (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan ini adalah bilamana kemampuan siswa dalam mendeskripsikan organisasi melalui penerapan metode simulasi mencapai tingkat keberhasilan 85% secara klasikal dan induvidual 65 %, dan aktivitas guru dan siswa mencapai 85%.

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua silkus, tiap-tiap siklus di kenai perlakuan yang sama. Penelitian tindakan ini dapat dimulai darimana saja dari keempat fase yaitu;

perencanaan (pleaning) dalam mempersiapkan perencanaan guru harus serius dan tidak memberikan kesan keasalan sehingga dalam pelaksanaan tidak menemukan hambatan yang berarti, tindakan (action) pada kegiatan ini guru harus benar- benar jeli dalam bersikap dan memperhatikan setiap tindakan yang diambil baik oleh siswa maupun guru, observasi (observation), guru harus benar-benar mengamati dan mencatat secara sistematik terhadap gejala yang tampak dan refleksi (reflection) guru harus benar- benar jeli dalam mengkaji dan mempertimbangkan atau dampak yang ditimbulkan.

Fase pada kegiatan penilitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning), adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK terdiri atas kegiatan:

1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

2) Membuat metode pembelajaran, 3) Membuat lembar kerja siswa,

4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran, 5) Membuat instrumen yang digunakan

dalam siklus PTK.

b. Pelaksanaan (acting), adalah deskripsi yang akan dilakukan terdiri atas kegiatan;

1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal,

2) Proses pembelajaran dengan

penerapan metode simulasi pada

kompetensi dasar mendeskripsikan

pengertian organisasi,

(5)

3) Secara klasikal menjelaskan strategi dalam pembelajaran penerapan metode simulasi dilengkapi lembar kerja siswa,

4) Memodelkan strategi dan langkah- langkah pembelajaran metode simulasi

5) Mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,

6) Mengadakan tes formatif, 7) penilaian hasil tes tertulis.

c. Pengamatan (obserting), yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan hasil tindakan pada siklus I dengan membuat rencana yang akan direvisi pada siklus berikutnya.

Hasil Penelitian

Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa pengamatan perngelolaan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi dan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus.

Data observasi diambil dari dua pengamat yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode simulasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang pada meteri organisasi, maka diperoleh data yang menunjukan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode simulasi dalam proses pembelajaran PKn. Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang diperoleh setelah peneliti melakukan penelitian.

A. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi, seperti berikut ini : 1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes akhir pembelajaran putaran I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi, dan lembar observasi kemampuan guru dan aktivitas siswa

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 04 Maret 2014 di kelas V semester II dengan jumlah 18 siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi melalui tahapan sebagai berikut : (1) Pelaksanaan pembelajaran, (2) Diskusi kelompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah mitra kolaborasi atau teman sejawat yang bertugas di SD Negeri 26 Sabang. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Guru

Pada penelitian ini kemampuan guru dalam

proses pembelajaran dengan penerapan

metode simulasi dapat dijelaskan bahwa

kemampuan guru pada aspek-aspek yang

mendapatkan kriteria kurang baik adalah,

menyampaikan tujuan, mengatur siswa dalam

kelompok-kelompok belajar, memberikan

bantuan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan, dan membimbing siswa merangkum

pembelajaran. Hasil observasi perolehan skor

(6)

rata-rata persentase kemampuan guru dalam proses belajar mengajar siklus I masih tergolang rendah yaitu 2,6 atau 63,9%. Skor 63,9 dinyatakan belum berhasil, karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85 %. Hal ini terjadi karena peneliti belum maksimal dalam memberikan pengarahan kepada siswa. Kelemahan yang terjadi pada siklus I akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa pada aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah;

membaca buku siswa, bekerja dengan sesama anggota kelompok, menyajikan hasil pembelajaran, mengajukan /menanggapi pertanyaan/ide, dan mengerjakan tes evaluasi. Kelima aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Hasil observasi perolehan skor rata-rata aspek aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar siklus I juga tergolang rendah yaitu 2,4 atau 61,1 %. Skor 61,1%

dinyatakan belum berhasil karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%

3) Hasil Belajar Siswa Siklus I

Hasil belajar PKn materi organisasi dengan penerapan metode simulasi siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh nilai rata-rata pada siklus I adalah 74 dan ketuntasan mencapai 67% atau ada 12 siswa dari 18 siswa sudah tuntas belajar dan masih ada 33% atau ada 6 siswa lagi yang belum tuntas belajar. Dengan demikian pada siklus I secara klasikal siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 belum tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap

lebih dari atau sama dengan 65%.

3. Refleksi

Setelah permasalahan utama yang menjadi fokus perbaikan dengan penerapan metode simulasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi, peneliti mencoba memperbaiki terhadap proses pembelajaran serta meminta bantuan kepada mitra kolaborasi/teman sejawat untuk mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain adalah sebagai berikut :

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi- informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

4. Tahap Revisi Rancangan

Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan, peneliti merasa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, maka penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II peneliti akan memperbaiki kesalahan- kesalahan pada siklus I, sehingga kesalahan - kesalahan pada siklus I tidak terulang pada siklus II.

B. Siklus II

Siklus II terdiri dari empat tahap, yakni

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi, seperti berikut ini:

(7)

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi penerapan metode simulasi dan lembar observasi kemampuan guru dan aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2014 di Kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang dengan jumlah siswa 18 siswa. Pelaksanan pembelajaran dengan penerapan metode simulasi melalui tahapan sebagai berikut; (1) Pelaksanaan pembelajaran, (2) Diskusi klompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagi pengamat adalah mitra kolaborasi/ teman sejawat yang bertugas di SD Negeri 26 Sabang.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes akhir putaran II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes akhir pembelajaran putaran II.

Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagi berikut :

1) Kemampuan Guru

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru pada aspek-aspek yang mendapatkan kriteria cukup baik adalah, menyampaikan tujuan, dan membimbing siswa merangkum pembelajaran. Hasil observasi perolehan

skor rata-rata persentase kemampuan guru dalam proses belajar mengajar siklus II sudah mengalami peningkatan yaitu 3,8 atau 94,4%. Skor 94,4 sudah dinyatakan berhasil, karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%.

2) Aktivitas Siswa

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn dengan penerapan metode simulasi pada materi organisasi sudah banyak mengalami kemajuan.

Indikator aktivitas siswa berdasarkan hasil observasi diperoleh skor rata-rata persentase pada siklus II adalah 3,7 atau 91,7%. Skor 91,7 sudah dinyatakan berhasil, karena skor dikatakan berhasil harus mencapai lebih atau sama dengan 85%.

3) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa hasil belajar PKn materi organisasi dengan penerapan metode simulasi siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh nilai rata-rata pada siklus II adalah 88, dan ketuntasan mencapai 94% atau ada 17 siswa dari 18 siswa sudah tuntas belajar dan masih ada 6% atau ada 1 siswa lagi yang belum tuntas belajar. Pada siklus II ini pembelajaran PKn materi organisasi dengan penerapan metode simulasi untuk ketuntasan belajar pada siklus II ini sudah ada peningkatan 28%

bila dibandingkan dengan siklus I, dengan demikian pada siklus II secara klasikal siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 sudah mencapai ketuntasan belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

3. Tahap Refleksi

Pada siklus II guru telah berupaya

meningkatkan hasil belajar PKn materi

organisasi dengan penerapan metode simulasi

dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa

serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses

(8)

belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode simulasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya pemahaman siswa pada materi yang disampaikan guru (nilai rata-rata siswa meningkat dari siklus I ke II,) yaitu masing-masing pada siklus I 74 dan pada siklus II 88. Nilai ketuntasan belajar adalah, pada siklus I 67% dan pada siklus II 94%

Jadi pada siklus II siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 telah tuntas belajar, karena seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelaran

Berdasarkan analisis data kemampuan guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah penerapan metode simulasi untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi pada siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang tahun pelajaran 2013/2014 dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru yang muncul. Berdasarkan analisis data menunjukkan perolehan kriteria skor rata- rata adalah, pada siklus I 2,6 atau 63,9% dan pada siklus II 3,8 atau 94,4%. Skor 94,4%

sudah dapat dikatakan berhasil karena skor

dikatakan berhasil adalah skor sama atau lebih besar dari 85%.

3. Aktivitas SiswaDalam Mengikuti Pembelajaran

Sedangkan untuk aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode simulasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata pencapaian yaitu pada siklus I 2,4 atau 61,1%, dan pada siklus II 3,7 atau 91,7%. Skor 91,7% sudah dapat dikatakan berhasil karena skor dikatakan berhasil adalah sama atau lebih besar dari 85%.

Dengan pencapaian tersebut maka dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa dikategorikan aktif dan bersemangat.

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan metode simulasi memiliki

dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar PKn materi organisasi siswa kelas V semester II SD Negeri 26 Sabang yang ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya, yaitu siklus I (74), dan siklus II (88), sedangkan untuk ketuntasan belajar adalah, pada siklus I (67%), dan siklus II (94%).

2. Penerapan metode simulasi juga berdampak positif pada kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan rata- rata persentase pencapaian adalah pada siklus I 2,6 atau 63,9% dan pada siklus II 3,8 atau 94,4%.

3. Penerapan metode simulasi juga berdampak positif pada aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan rata-rata persentase pencapaian adalah pada siklus I 2,4 atau 61,1% dan pada siklus II menjadi 3,7 atau 91,7%.

4. Penerapan metode simulasi menciptakan

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

(9)

menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.

5. Dengan Penerapan metode simulasi, siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok

Saran

Telah terbuktinya penerapan metode simulasi dapat meningkatkan aktivitas guru serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi organisasi, maka peneliti sarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan metode simulasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode simulasi dalam proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang optimal. Untuk metode simulasi sudah sangat sesuai diterapkan pada pembelajaran PKn materi organisasi karena, luas dan dalamnya materi sudah sesuai.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai model/metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah- masalah yang dihadapi.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri 26 Sabang kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Anitah, Sri, W, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto Suharsimi, 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.

Arief, DR. Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Press.

Cullen (Terjemahan Fathul Himam), 2004.

Manajemen Mengajar Secara Manusiawi.

Jakarta: Rineksa Cipta.

Depdiknas, 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rasda Karya, Bandung.

Kemmis, Mc Taggart (dalam Yatim Riyanto), 2001. Prosedur penelitia Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneksa Cipta.

Mulyasa. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Nasution, S. 2002. Metodologi Penulisan Neturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N, 2005. Teknologi Pengajaran.

Bandung: Sinar baru.

Sugandi, , dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran.

Semarang: IKIP PRESS.

Sugiono (Terjemahan oleh Harmini). 2004.

Model Bermain Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap pembelajaran. Hasil Penelitian, tidak diterbitkan : Universitas Malang.

Sunarso, 2008. Pendidikan Kewarganegaraan 6 Untuk SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Penddikan Nasional

Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Su’ut. 2005.

Perencanaan Pendidikan Pendekatan

Komprehensif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

(10)

Sutomo. 2000. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bandung. Rosda Karya Thayeb H.M.S dkk, 2006. Pendidikan

Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT hanya karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Status oral higiene dan kebutuhan

Sama halnya dengan hasil dan deposito 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan, hasil IRF pada deposito 12 bulan juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cevik dan Charap

[r]

Since knowledge serves as capital to conduct innovative activities, it is essential for SMEs to manage knowledge as one of its competitive advantage. Although

Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik, baik itu Badan Usaha Kecil, yang selama ini berkecimpung dalam pekerjaan Jaringan Tegangan Rendah (sambungan rumah), Badan Usaha

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7l Tahun 2OI2 tentang Statuta Universitas Negeri Malang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OI2 Nomor

150.000.000 SBU Klasifikasi Bangunan Gedung Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial (BG004)3. Rehabilitasi Pasar

dengan tujuan sistem kredit, maka dengan adanya Penasehat Akademik bagi para mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP UNY adalah mutlak diperlukan