PENANGANAN PENGADUAN
DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERADILAN
Berdasarkan Peraturan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan
(Whistleblowing System) di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya
Sosialisasi
Semua pengaduan yang diterima oleh Mahkamah Agung, Pengadilan Tingkat Banding, dan Pengadilan Tingkat Pertama, harus dimasukkan ke dalam aplikasi sistem informasi kepada Badan Pengawasan baik oleh pelapor secara mandiri maupun elektronik atau oleh petugas meja
pengaduan pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.
1.
Terintegrasi
PRINSIP (1)
Penanganan pengaduan dan tindak lanjut atas dugaan pelanggaran dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan tidak dipengaruhi pertimbangan berdasarkan kepentingan
2.
Obyektivitas
3. Efektif, Efisien dan
Ekonomis
Penanganan Pengaduan dan tindak lanjut atas dugaan pelanggaran dilakukan secara tepat sasaran, hemat sumber daya, tenaga, biaya dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku
PRINSIP PENANGANAN PENGADUAN (2)
pihak yang berkepentingan dapat mengetahui tahapan dari proses penanganan Pengaduan; dan tindak lanjutnya.
4.
Transparansi
proses penanganan Pengaduan dan tindak lanjutnya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku.
5.
Akuntabilitas
&Transparansi
6.
Kerahasiaan
sikap kehati-hatian dalam penanganan Pengaduan dengan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor dan kerahasiaan materi Pelaporan termasuk surat menyurat dan berkas penanganan Pengaduan sampai dengan adanya keputusan terbukti atau tidaknya suatu Pengaduan sebagai upaya perlindungan terhadap Pelapor.
PRINSIP PENANGANAN PENGADUAN (3)
7.
Adil
memberikan perlakuan yang sama terhadap Pelapor, Terlapor, pihak terkait maupun
8.
Non Diskriminatif
penanganan Pengaduan tidak membedakan perlakuan berdasarkan gender, suku, agama, ras dan golongan.
9.
Independensi
Penanganan Pengaduan bebas dari campur tangan pihak luar dan bebas dari segala bentuk tekanan, baik fisik maupun psikis
PRINSIP PENANGANAN PENGADUAN (4)
10.
Netralitas
penanganan Pengaduan dilaksanakan dengan tidak memihak dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan siapapun dan apapun
11.
Kepastian Hukum
penanganan Pengaduan mengutamakan landasan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
12.
Profesionalitas
aparat pengawasan melaksanakan tugasnya dengan mengutamakan keahlian.
PRINSIP PENANGANAN PENGADUAN (4)
13.
Proporsionalitas
penanganan Pengaduan diutamakan keseimbangan kepentingan pihak- pihak dalam penanganan Pengaduan.
14.
Menjunjung Tinggi Independensi
Peradilan
Dalam setiap proses penanganan pengaduan sebisa mungkin tetap menjaga independensi peradilan
PENGGUNAAN SIWAS MA -RI
Dalam rangka mendorong upaya pemberantasan korupsi serta meningkatkan pelayanan publik dan juga mengembalikan kepercayaan publik Mahkamah Agung Republik Indonesia membuat aplikasi Sistem Informasi Pengawasan Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang bertujuan:
Mendorong peran serta masyarakat untuk melaporkan jika ada aparat pengadilan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, Kode Etik dan pedoman perilaku, serta petunjuk atau pedoman pelaksanaan tugas.
Mempercepat dan mempermudah administrasi pengaduan dengan menggunakan sistem yang terintegrasi
Mempercepat proses penanganan pengaduan oleh Badan Pengawasan
KEWENANGAN DALAM
PENANGANAN PENGADUAN (1)
Badan Pengawasan Mahkamah Agung
Terlapor telah pindah tugas ke pengadilan
lain yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tk. Banding
yang lain.
Dapat didelegasikan kepada Pengadilan Tk. Banding dan Tk.
Pertama.
Pengaduan bersifat penting atau menarik perhatian
publik.
Penanganan pengaduan berlarut-
larut.
Inisiatif sendiri Perintah
Pimpinan MA
Pada prinsipnya
Ditangani/diambil alih oleh Bawas, dalam hal:
KEWENANGAN DALAM
PENANGANAN PENGADUAN (2)
Pengadilan Tk. Banding
Inisiatif sendiri Perintah MA
Pengaduan yang melibatkan Hakim dan/atau pegawai Aparatur Sipil Negara
di Pengadilan Tk. Banding atau Tk, Pertama.
Pengadilan Tk. Pertama
Berwenang menangani administrasi pengaduan yang
ditujukan langsung kepada Pengadilan Tk. Pertama maupun
atas dasar delegasi yang berkaitan dengan hakim dan/atau pegawai Aparatur Sipil
Negara.
Perintah MA
Perintah Pengadilan Tk.
Banding
PELAKSANA
Pengadilan Tingkat Pertama
Pengadilan Tingkat Banding Mahkamah Agung
Ketua Wakil Ketua Panitera Muda Hukum Ketua MA Ketua
Muda/Kamar Pengawasan
Kepala Badan Pengawasan
Inspektur Wilayah
Hakim Tinggi
Pengawas Petugas Meja Pengaduan
Ketua Wakil Ketua Panitera Muda Hukum
Sekretaris Badan Pengawasan
P ERAN & T UGAS P ELAKSANA : M AHKAMAH A GUNG (1)
Ketua MA
Ketua Muda/Kamar Pengawasan
Kepala Badan Pengawasan
• Meneruskan LHP dari Kepala Badan Pengawasan kepada Ketua MA disertai pendapat mengenai sanksi/hukuman yang akan dijatuhkan
• Membentuk Tim Pemeriksa.
• Menjadi Ketua tim Pemeriksa, jika terlapornya adalah Hakim Agung, Hakim Ad Hoc pada Mahkamah Agung, Panitera Mahkamah Agung atau Hakim yang menduduki jabatan struktural eselon I
• Menerbitkan surat keputusan penjatuhan hukuman disiplin
• Meneruskan pengaduan/LHP yang diterima dari Pengadilan Tk. Banding kepada Inspektorat Wilayah (Irwil) untuk ditelaah.
• Menentukan bentuk tindak lanjut penanganan pengaduan setelah ditelaah
• Membentuk Tim Pemeriksa.
• Menjadi sekretaris tim pemeriksa jika terlapornya Pimpinan Mahkamah Agung
• Meneruskan LHP dengan disertai pertimbangan, pendapat dan saran kepada Ketua Muda/Kamar Pengawasan.
• Membuat surat keterangan untuk memulihkan nama baik dan harkat martabat terlapor jika tidak terbukti
• Membuat laporan triwulan dan laporan tahunan.
• Membentuk Tim Pemeriksa.
• Menetapkan jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan
P ERAN & T UGAS P ELAKSANA : M AHKAMAH A GUNG (2)
Inspektur Wilayah
Hakim Tinggi Pengawas
• Melakukan penelaahan pengaduan
• Mengkoreksi hasil telaah
• Mengelompokkan jenis perbuatan
• Menjadi ketua tim pemeriksa
• Melakukan penelaahan Pengaduan
• Memasukkan hasil telaah ke SIWAS MA-RI
• Mengelompokkan jenis perbuatan
• Menjadi ketua atau anggota tim pemeriksa
• Menerima dan memasukkan laporan pengaduan ke dalam aplikasi SIWAS MA-RI
• Memberikan nomor register pengaduan kepada pelapor guna memonitor tindak lanjut penanganan Pengaduan
• Mengelompokkan Pengaduan berdasarkan jabatan dan/atau status Terlapor Petugas Meja
Pengaduan
P
ERAN& T
UGASP
ELAKSANA:
P
ENGADILANT
INGKATB
ANDING&
P
ENGADILANT
INGKATP
ERTAMAPimpinan Pengadilan Hakim Tinggi Pengawas Daerah
Panitera Muda Hukum
• Meneruskan pengaduan yang bersifat tembusan kepada Pengadilan Tingkat Banding atau kepada Badan
Pengawasan
• Menyampaikan setiap perkembangan
penanganan Pengaduan kepada Badan
Pengawasan melalui aplikasi SIWAS MA-RI
• Membentuk Tim Pemeriksa
• Melakukan penelaahan.
• Mengelompokkan jenis perbuatan yang diadukan
• Memasukkan hasil telaah ke SIWAS MA_RI
• Bertanggung Jawab atas berkas Pengaduan
• Pelaksana administratif atas penanganan
pengaduan
ALUR PENANGANAN PENGADUAN
Penerimaan dalam
SIWAS MA-RI penelaahan Tidak ditindak
lanjuti
Ditindak lanjuti
Pemeriksaan oleh Tim Pemeriksa
Pelapor
terbukti
Tidak terbukti
Pengaduan diterima Meja Pengaduan atau memalui SIWAS MA-RI
Pengaduan diteruskan kpd Panmud Hukum
Pengaduan tembusan
Kewenangan PT:
Pengaduan diteruskan kpd Ketua Pengadilan Tk, Banding (tembusan kpd
Kepala Badan Pengawasan MA).
Kewenangan MA:
Pengaduan diteruskan kpd Kepala Bawas MA (tembusan:
Ketua Pengadilan Tk. Banding)
ALUR & JANGKA WAKTU PENERIMAAN PENGADUAN OLEH PENGADILAN TK. PERTAMA
7 HARI KERJA
PEJABAT YANG BERWENANG
MEMBENTUK TIM PEMERIKSA (1)
1. Seluruh unsur Pimpinan MA jika terlapor adalah Ketua Mahkamah Agung
2. Ketua MA, jika terlapor adalah:
Wakil Ketua MA;
Ketua Muda/Kamar MA;
Hakim Agung/Hakim Agung Ad Hoc pada MA;
Panitera MA;
Hakim yang menduduki Jabatan Struktrual Eselon I; dan
Pejabat Eselon I.
3. Ketua Muda/Kamar Pengawasan, jika terlapor adalah Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding
4. Kepala Badan Pengawasan membentuk tim pemeriksa, jika terlapor adalah:
• Panitera Muda, Panitera Pengganti/Hakim Yustisial atau hakim yang menduduki jabatan struktural eselon II, eselon III dan eselon IV pada Mahkamah Agung
• Hakim Tinggi Pengawas, Hakim Yustisial dan Pejabat Fungsional pada Badan Pengawasan Mahkamah Agung
• Pejabat struktural dan staff badan pengawasan
• Pejabat Eselon III, IV dan staf pada Mahkamah Agung
• Hakim Tingkat Banding atau Hakim Ad Hoc, Hakim Yustisial pada Pengadilan Tingkat Banding, Pimpinan/Hakim Tingkat Pertama, Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Tingkat Pertama
• Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti pada Pengadilan Tingkat Banding dan Jurusita Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
• Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti dan Jurusita pada Pengadilan Tingkat Pertama
• Pejabat Eselon II, III, IV dan staf pada Pengadilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama
PEJABAT YANG BERWENANG
MEMBENTUK TIM PEMERIKSA (2)
5. Ketua/Kepala Pengadilan Tingkat Banding, jika terlapor adalah:
• Hakim Tinggi, Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua/Kepala/ Wakil Ketua/Wakil Kepala Pengadilan Tingkat Pertama
• Hakim Pengadilan Tingkat Pertama dan Hakim Ad Hoc pada Pengadilan Tingkat Pertama
• Jika pemeriksaan didelegasikan kepada Pengadilan Banding dengan terlapor Pejabat Struktural pada Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama
• Jika pemeriksaan didelegasikan kepada Pengadilan Banding dengan terlapor Pejabat Kepaniteraan pada Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama
• Jika pemeriksaan didelegasikan kepada Pengadilan Banding dengan terlapor Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional Umum dan Pejabat Fungsional Tertentu pada Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama
PEJABAT YANG BERWENANG
MEMBENTUK TIM PEMERIKSA (3)
HAK-HAK PARA PIHAK DALAM PROSES PENANGAN PENGADUAN
Pelapor Terlapor
• Mendapat perlindungan kerahasiaan identitasnya.
• Mendapat kesempatan untuk dapat memberikan keterangan secara bebas tanpa paksaan dari pihak manapun.
• Mendapatkan informasi mengenai tahapan laporan pengaduan yang disampaikannya.
• Mendapatkan perlakuan yang sama dan setara dengan Terlapor dalam
pemeriksaan.
• Mengajukan bukti untuk memperkuat Pengaduannya
• Mendapatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dirinya
• Membuktikan bahwa ia tidak bersalah dengan mengajukan saksi dan alat bukti.
• Mendapatkan kesempatan untuk dapat memberikan keterangan secara bebas tanpa paksaan
• Mendapatkan perlakuan yang sama dan setara dengan pelapor dalam
pemeriksaan
• Meminta berita acara pemeriksaan dirinya.
• Mendapatkan surat keterangan yang menyatakan bahwa pengaduan atas dirinya tidak terbukti