• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Terjadinya bencana banjir di berbagai kota besar di Indonesia, contohnya Jakarta pada pertengahan Januari 2013 menyebabkan banyak fasilitas umum, tempat tinggal masyarakat, perkantoran, hotel bahkan sekolah ikut terendam banjir dan berdampak pada segala kegiatan serta rutinitas masyarakat Jakarta yang terhambat. Bencana banjir terjadi karena terhambatnya aliran air sungai serta celah-celah aliran air oleh sampah khususnya sampah plastik yang tidak dapat untuk diurai (www.Kabar24.com, diakses pada hari Senin 3-12-2012 07:35). Padahal sudah banyak tersedia tempat sampah disetiap sudut kota diseluruh Indonesia dan juga sudah sering diadakan sosialisasi mengenai larangan membuang sampah sembarangan yang dapat berakibat buruk bagi masyarakat sekitar.

Faktanya masih banyak masyarakat yang belum paham serta peka terhadap dampak yang terjadi dari hal sederhana ini. Kebanyakan masyarakat merasa bahwa membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak akan menjadi masalah besar.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan bisa dilihat pada masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran sungai (News.detik.com, diakses pada hari Minggu 20-01- 2013 15:53). Mereka setiap harinya melakukan kegiatan di sekitar sungai dan seringkali membuang sampah ke sungai. Masyarakat awam ini lebih memilih membuang sampah ke sungai karena dekat dengan tempat tinggalnya dibandingkan dengan harus membuang sampah ke pusat pembuangan sampah. Sebenarnya masyarakat yang tinggal disekitar pinggir sungai ini mengetahui bahwa sampah yang dibuang ke sungai itu dapat menyebabkan hal yang buruk, tetapi karena mereka sudah terbiasa maka membuang sampah ke sungai terus dilakukan. Begitu pula dengan masyarakat yang jauh dari sungai, mereka seringkali membuang sampah sembarangan di parit, di drainase perumahan, bahkan dipinggir jalan. Kebiasaan itu menyebabkan penumpukan sampah yang mengakibatkan aliran air tidak berjalan dengan lancar, sehingga terjadi penyumbatan dan mengakibatkan air meluap disaat debit air bertambah besar.

Dalam artikel yang ditulis oleh komunitas pencinta lingkungan hidup (http://aircikijing.wordpress.com/, diakses pada hari Sabtu 13 April 2013, 20:00), Sampah dapat dibagi menjadi dua macam jenis sampah, ada yang disebut sampah organik dan ada sampah non organik. Sampah organik merupakan sampah yang mudah diurai contohnya

(2)

  2 dedaunan kering, ranting pohon, kertas dan tissue. Sampah-sampah tersebut bisa dengan mudah diurai walaupun memerlukan waktu, waktu yang dibutuhkan untuk mengurai yaitu sekitar 6 bulan sampai 1 tahun. Sampah non organik sulit untuk diurai yang bisa menyebabkan penumpukan sampah, karena untuk mengurai 1 sampah non organik memerlukan waktu sekitar 10 hingga 100 tahun, bahkan ada sampah non organik yang tidak bisa diurai. Contoh dari sampah non organik adalah botol plastik, plastik, baterai, besi dan kaca. Sampah non organik jika dibuang pada tempatnya akan dapat didaur ulang kembali atau dimusnahkan, salah satunya dengan cara dibakar. Namun bila sampah non organik ini dibuang sembarangan maka akan menjadi masalah untuk lingkungan alam dan bisa menyebabkan bencana banjir dikarenakan sampah non organik ini menutup aliran air dan celah-celah serapan air.

Mengajarkan kebiasaan untuk membuang sampah pada tempatnya bisa mulai dilakukan kepada anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dari sisi psikologi, anak pada umur 3-6 tahun adalah anak yang mempunyai ciri khas sering berfantasi, berandai-andai, berkreasi dan bermain. Anak dengan kisaran umur ini mempunyai daya ingat dan keaktifan yang tinggi seperti senang berlari, meloncat dan memanjat karena mereka ada dalam tahap perkembangan. Selain aktifitas yang tinggi, usia 3-6 tahun adalah tahap anak mulai lebih banyak mengenal kata dan belajar tentang kehidupan. Menurut Teresa M.

McDevitt dan Jeanne Ellis Ormord dalam bukunya yang berjudul Child Development and Education, anak di umur 3-6 tahun akan sulit memahami apa yang ada dalam pikiran

orang dewasa tetapi mereka akan mengerti jika hal itu adalah sesuatu yang berupa sebab- akibat.

Maka pembelajaran untuk membuang sampah pada tempatnya dapat diterapkan kepada anak dengan kisaran umur 3-6 tahun, karena ini adalah suatu hal yang berupa sebab-akibat. Pola pikir dan memori anak diumur ini ada dalam tahap yang sangat baik untuk pembelajaran, karena anak diumur ini memiliki kekuatan memori jangka panjang yang hebat dan juga bila anak belajar diumur ini maka disaat mereka tumbuh hal-hal yang mereka pelajari diumur ini menjadi secara otomatis teringat dan akan terus berkembang mengikuti perkembangan anak tersebut. Anak dengan usia 3-6 tahun bisa diberikan pengetahuan akan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan dengan sistem yang menarik dan mudah dimengerti karena anak dikisaran umur ini sulit untuk fokus.

Sehingga disaat anak dalam masa pembelajarannya, mereka tidak merasa bosan, dan apa yang diajarkan atau apa yang diberikan bisa secara efektif diterima oleh anak.

(3)

Buku cerita bergambar menjadi pilihan penulis sebagai media belajar terkait dampak membuang sampah sembarangan yang sesuai untuk anak usia 3-6 tahun. Anak usia 3-6 tahun berada dalam fase pembelajaran kosakata verbal maupun visual yang sering mereka temukan di kehidupan, sehingga buku menjadi pilihan terutama buku cerita bergambar untuk pembelajaran verbal dan visual ini.

Buku cerita bergambar adalah buku yang menyajikan cerita dengan bantuan visualisasi berupa gambar. Buku cerita bergambar dibagi dalam berbagai jenis tergantung dari tujuan buku cerita tersebut dan peruntukannya. Contohnya saja baby books yaitu buku cerita bergambar yang diperuntukan untuk bayi dan batita. Buku ini hanya berisikan teks nyanyian sederhana dan lebih banyak menunjukan gambar serta ilustrasi, sehingga anak dapat berimajinasi. Sedangkan untuk anak di usia balita maka disajikan buku yang disebut picture books, dimana buku ini sudah menampilkan teks yang lebih banyak dan memerlukan visualisasi yang menarik, seperti dengan menggunakan sistem pop-up.

Sistem pop-up dalam buku cerita bergambar adalah sistem pembuatan rancangan media interaktif yang memiliki bagian yang dapat bergerak, berunsur 3 dimensi atau memiliki bagian yang memerlukan interaksi si pembaca seperti ditarik, diputar dan dibuka.

Maka dari itu penulis memilih untuk membuat buku cerita bergambar dengan sistem pop-up tentang dampak buruk membuang sampah sembarangan untuk anak-anak yang dikhususkan kepada anak berusia 3-6 tahun. Sistem pop-up memiliki sifat mengejutkan, hal ini membuat anak tidak mudah teralihkan fokusnya. Sistem pop-up juga memiliki interaksi motorik untuk anak seperti ditarik, dibuka dan digeser yang membantu untuk menjadi daya tarik anak. Dalam buku cerita bergambar dengan sistem pop-up ini anak lebih diajak untuk berinteraksi dengan cerita, sehingga anak tidak hanya membaca atau dibacakan saja tetapi mereka pun diajak untuk aktif terlibat di dalam cerita tersebut, sehingga cerita yang ada dalam buku pop-up ini akan terasa nyata oleh anak.

1. 2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah

a. Bencana banjir terjadi akibat adanya penumpukan sampah khususnya sampah plastik yang menutup celah-celah serapan air, aliran air serta aliran air sungai.

b. Masyarakat kurang peka dan peduli dengan membuang sampah ditempatnya, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar pinggir sungai karena hal ini sudah menjadi kebiasaan.

(4)

  4 c. Anak usia 3-6 tahun yang perlu diberikan arahan pembelajaran membuang

sampah pada tempatnya agar bisa menjadi pribadi yang peduli akan lingkungan sekitar setelah mereka tumbuh dewasa.

d. Belum adanya sosialisasi dan pembelajaran tentang dampak membuang sampah sembarangan dalam bentuk buku cerita bergambar dengan sistem pop-up untuk anak usia 3-6 tahun khususnya di Bandung.

1.2.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang buku pop-up tentang dampak membuang sampah sembarangan untuk anak yang berusia 3-6 tahun ?

1. 3 Fokus

Objek yang dirancang adalah buku cerita bergambar dengan sistem pop-up, yang mengkaji tentang isu lingkungan alam, terfokus pada dampak membuang sampah sembarangan di kota besar, yang pengaplikasiannya dimuat dalam buku dengan interaksi yang disajikan pada sistem pop-up.

1. 4 Tujuan perancangan

Tujuan perancangan ini adalah untuk menghasilkan buku cerita bergambar dengan sajian sistem pop-up, sehingga anak secara dini diberikan pembelajaran terhadap dampak buruk dari membuang sampah sembarangan sehingga pola fikir anak tentang kebersihan dapat dibangun.

1. 5 Cara Pengumpulan Data

- Pengamatan/observasi dan pencatatan

Dalam pengumpulan data penulis melakukan pengamatan dan observasi kepada sekolah Pelita Nusantara, untuk mengetahui karakter anak dengan range usia 3-6 tahun.

- Wawancara

Dalam pengumpulan data, penulis melakukan dialog kepada Kepala Sekolah Pelita Nusantara, yang sekolah ini memiliki kurikulum mencintai lingkungan hidup, Presiden dari Kelompok Pencinta Buku Anak, Mahasiswa yang pernah membuat dan mengerjakan buku Pop-up serta kepada psikolog anak untuk mengetahui lebih lanjut apa yang dibutuhkan anak dengan usia 3-6 tahun dalam pembelajarannya.

(5)

1. 6

1. 7

- Studi Pu Dalam buku te untuk m

6 Kerangka

7 Pembabak - Bab I P

masalah pengum

ustaka pengumpul eori, literatu merancang b

a Perancang

kan Pendahulua

Berisi tent h, ruang mpulan data,

lan data in ur dan buku buku anak in

gan

Skema

an

tang penjel lingkup p , skema per

ni penulis m pendukung ni.

Skema 1 perancangan

asan perma ermasalahan rancangan d

melakukan g lainnya un

.1

n Tugas Akhi

asalahan, id n, tujuan dan pembab

studi pusta ntuk mengua

ir

dentifikasi perancang akan.

aka dengan atkan alasan

masalah, r gan buku

mencari n penulis

rumusan pop-up,

(6)

  6 - Bab II Dasar Pemikiran,

Menjelaskan teori atau dasar pemikiran tentang ilustrasi, buku cerita bergambar, genre dari buku cerita bergambar, buku pop-up, sistem dari buku pop- up, storytelling, warna, tipografi, dan psikologi anak usia 3-6 tahun, dan metodi

analisis.

- Bab III Data dan Analisis Masalah - Data

Menjelaskan berbagai data yang berkaitan dengan obyek perancangan. Seperti lembaga yang bekerjasama, proyek yang sejenis, tentang sampah, acuan gaya gambar dan acuan sistem pop-up.

- Analisis

Berisi pengolahan berbagai data yang berkaitan dengan obyek perancangan.

Dilakukan dengan analisis yang sesuai dengan tujuan perancangan, untuk menghasilkan strategi perancangan.

- Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan

Menjelaskan konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan konsep visual yang dipergunakan dalam perancangan. Hasil Perancangan mulai dari sketsa, storyline, storyboard hingga penerapan visualisasi pada media.

- Bab V Penutup

Saran dan kesimpulan yang diberikan oleh pembimbing dan penguji untuk perancangan yang sedang dibuat ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hampir seluruh keluarga di Bekasi maupun di Jakarta yang memiliki satu mobil dan beberapa sepeda motor yang secara langsung menjadikan kendaraan pribadi menjadi alat transportasi

Tetapi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi pada siklus II dilakukan perubahan tindakan yaitu geru menlibatkan siswa dalam pembelajaran

Dengan dibuatnya Tugas Akhir ini diharapkan dapat membantu pengembang aplikasi dalam mengetahui bugs dari aplikasi Pemantauan Kegiatan Siswa dan mengurangi bugs

Fenomena dan data yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa adanya permasalahan yang dihadapi oleh Disperindagkopnaker Kota Sawahlunto untuk melaksanakan pengawasan K3 pada

Tahap Pengujian linearitas dilakukan terhadap variabel X dengan Y apakah terjadi hubungan secara linear atau tidak dikarenakan data yang baik harus mempunyai hubungan

Kedua, kebutuhan yang dipandang perlu dila- kukan sebagai solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebagai berikut: (1) guru perlu memberi ke- sempatan siswa

Kaji Cepat Evakuasi Dapur Umum Distribusi Logistik Evakuasi Dapur Umum Distribusi Logistik Resik Masjid & Kampung Dukungan Psikososial Distribusi Logistik Evakuasi Dapur

Dengan adanya supervisi manajerial pengawas diharapkan agar kinerja kepala Sekolah Menengah Atas Islam Parlaungan bisa mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan yang