• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan aspek yang paling penting dan memegang peranan besar dalam kehidupan manusia. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana komunikasi vital dalam kehidupan manusia yang digunakan untuk berinteraksi dengan manusia yang satu dan yang lainnya.

Pada dasarnya pemakaian bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud dan pemikiran dari pembicara kepada pendengar. Maksud dan pemikiran ini memiliki konteks yang bermacam-macam tergantung dari kata-kata yang digunakan pembicara untuk menyampaikan maksudnya. Jenis kata dalam bahasa korea bermacam-macam.

Berbeda dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Korea memiliki sembilan jenis kelas kata.

Jenis-jenis kata inilah yang digunakan pembicara untuk menyampaikan maksudnya kepada pendengar. Salah satu jenis kata yang paling sering digunakan untuk menyampaikan isi hati, pemikiran pembicara adalah jenis kata seru.

Menurut Moeliono (1998:243) kata seru adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia, untuk memperkuat rasa hati, sedih, heran, dan jijik. Selain itu, kata seru adalah sejenis teriakan yang dilontarkan dalam pembicaraan untuk mengungkapkan suasan jiwa, pikiran, perintah, peringatan, atau panggilan. Kata seru dapat berbentuk teriakan singkat atau onomatopia, nomina, adjektiva, adverbia, verba dan kalimat utuh.

Kata seruan merupakan kata yang memiliki keunikan tersendiri dari pada jenis kata yang lain. Kata seruan adalah kata yang langsung bisa dimengerti maknanya tanpa perlu melihat makna katanya di dalam kamus. Karena hanya dengan melihat ekspresi atau nada yang diucapkan oleh penutur maka pendengar langsung dapat memahaminya.

Bahkan tak jarang beberapa jenis kata seruan tidak memiliki makna yang pasti di dalam kamus.

Kata seruan juga merupakan jenis kata bebas. Bebas dimaksudkan bahwa kata ini bisa berdiri sendiri serta telah memiliki makna tanpa bantuan kata lain. Keunikan kata

(2)

seruan yang lain adalah satu kata seruan jika diucapkan dengan intonasi, ekspresi, atau konteks yang berbeda maka akan memiliki makna yang berbeda pula. Dengan kata lain makna kata seruan ini tidak terpaku pada satu makna saja melainkan memiliki berbagai jenis makna yang sangat beragam. Fenomena kebahasaan seperti pada kata seruan ini dapat ditemukan pada semua bahasa, tidak terkecuali bahasa Korea. Dalam penggunaannya kata seruan ini sering diucapkan tanpa disadari oleh penuturnya. Kata seruan lebih banyak digunakan dalam bahasa lisan dan sangat jarang digunakan dalam bahasa tulis.

Fenomena pengguna kata seruan dalam mengekspresikan maksud pembicara seperti yang dijelaskan di atas dapat ditemukan dalam dialog-dialog yang berkembang di masyarakat, karya sastra, dan juga tayangan televisi, contohnya drama. Melalui drama komedi romantis "O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)" yang tayang dari episode 1 sampai dengan 16 tahun 2015 arahan sutradara Yoo Je-Woon, akan dibahas kata-kata seruan yang digunakan oleh pemeran utama pria dan wanita yang muncul pada dialog dalam drama tersebut. Dipilihnya drama ini, pertama, karena ceritanya yang menarik, ringan, dan mudah dimengerti. Kedua, penggunaan bahasanya pun bermacam-macam, baik itu bahasa formal maupun informal. Ketiga, bahasa yang digunakan dalam drama ini mudah dipahami dan bahasa percakapannya merupakan bahasa sehari-sehari. Hampir keseluruhan dialog dalam drama ini para pemain sering menggunakan kata seruan yang disertai ekspresi yang menarik sehingga menambah daya tarik untuk menyaksikan drama ini.

Berbagai macam kata seruan yang digunakan dalam drama ini memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada konteks kalimatnya. Dalam drama Korea " O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)" ini ditemukan penggunaan kata seruan yang sama, tetapi memiliki rasa yang berbeda jika diartikan. Perbedaan maknanya dapat dirasakan melalui tinggi rendahnya nada yang digunakan saat mengungkapkan dan juga dapat dilihat dari ekspresi yang dilakukan oleh pemain saat mengungkapkan kalimat tersebut.

Penelitian ini hanya berfokus pada dialog yang dilakukan oleh pemeran utama pria Kang Seonwo yang diperankan oleh Cho Jung Seok dan pemeran utama wanita Na Bong Son yang diperankan oleh Park Bo Young. Alasan hanya ditelitinya dialog yang dilakukan oleh pemeran utama pria dan wanita adalah untuk melihat persamaan dan perbedaan kata seruan yang digunakan pada dua jenis kelamin yang berbeda. Pemeran

(3)

utama wanita dan pria dalam drama ini sering menggunakan bermacam-macam kata seruan dengan berbagai ekspresi dalam dialognya. Pemeran utama wanita terkadang menggunakan beberapa kata seruan yang tidak digunakan oleh pemeran utama pria demikian pula sebaliknya.

Keberagaman kata seruan yang ditemukan kemudian nantinya akan diteliti berdasarkan bentuk, makna kata, dan penggunaanya. Dalam meneliti makna kata seruan dalam dialog drama ini tentu tidak lepas dari konteks dialog yang diucapkan oleh pemain demi mendapatkan keberagaman makna. Selain itu keberagaman kata seruan pada dua jenis kelamin ini juga akan diteliti berdasarkan bentuk dan makna dari masing-masing jenis.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, maka didapat beberapa masalah yang akan diteliti, yaitu:

1.2.1 Bagaimana bentuk-bentuk kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)?

1.2.2 Bagaimana makna kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)?

1.2.3 Bagaimana persamaan dan perbedaan kata seru wanita dan pria pada drama O!

Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dinyatakan di atas, maka dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan hasilnya mampu mencapai tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! (오!

나의 귀신님!).

1.3.2 Mengklasifikasikan makna kata seru pada drama O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!).

1.3.3 Menjabarkan persamaan dan perbedaan kata seru wanita dan pria pada drama O!

Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!).

(4)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai berbagai bentuk dan makna kata seru dalam bahasa Korea yang selanjutnya mempermudah dalam mengartikan kata tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat secara teori dan secara praktis. Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan linguistik Korea terutama dalam bidang morfologi dan semantis bahasa Korea. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu orang-orang yang belajar bahasa Korea, dalam memahami variasi kata seru dari segi bentuk, makna, dan penggunaannya berdasarkan jenis kelamin.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai kata seru pernah dilakukan sebelumnya. Pada skripsi Daru Purboning Astuti (2011) yang berjudul “Interjeksi dalam Komik Gung () volume 1-5 Karya Park So Hee” juga diteliti kata seru dengan menggunakan komik sebagai objek penelitian.

Selain itu pada skripsi Daru hanya membahas mengenai kata seru dari sisi maknanya saja sehingga jenis-jenis kata seru yang dihasilkan tidak memiliki banyak ragam bentuk yang menarik.

Tesis Du Cheong (2016) yang berjudul “한국어 감탄사의 형태.통사적 특성 연구 (A Study on the Morphologyical and Syntactic Characteristics of Korean Exclamation)” juga diteliti kata seruan Bahasa Korea dari segi morfologi dan sintaksisnya.

Selain itu juga pada Tesis Jang Su Geun (2008) yang berjudul “ . 중감탄사의대조 연구일음절한 . 중유사감탄사를중심으로 – (A Comparative Study of Korean and Chinese interjection : Focus on Similar Interjection of a Syllable)” meneliti kata seruan dengan cara membandingkan kata seru bahasa Korea dengan kata seruan pada bahasa Mandarin. Namun penelitiannya hanya berfokus pada bentuk kata seruan satu silabel yang sama.

Terdapat pula Tesis Yang Yang (2011) “한국어 감탄사의 문법적 특성 연구 (A Study on the Grammatical Characteristics of Korea Exclamation)” telah meneliti kata seruan hanya saja penelitian ini berpusat pada karakter kata seruan secara gramatikal. Sedangkan Penelitian ini tidak berpusat pada bentuk gramatikalnya saja, melainkan juga pada bentuk, makna dan keberagaman kata seruan.

Hal yang membedakan dari penelitian ini adalah bahan penelitiannya. Jika penelitian sebelumnya meneliti kata seruan dalam objek komik atau pada objek yang sangat luas yaitu

(5)

kata seruan secara umum yang digunakan oleh masyarakat Korea dari jaman bahasa Korea kuno hingga sekarang, maka penelitian ini menggunakan objek yang lebih sempit yaitu percakapan langsung dari sebuah drama Korea masa kini dengan durasi tayang dan jumlah skrip yang lebih panjang.

Selain itu, perbedaan yang kedua antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah meskipun memiliki topik yang sama, yaitu kata seruan, namun penelitian ini lebih memfokuskan macam-macam bentuk, jenisnya berdasarkan makna, serta penggunaan kata seruan pada jenis kelamin yang berbeda yang terkandung pada drama sehingga akan didapatkan hasil yang lebih konkret dan sederhana tentang kata seruan tersebut dan dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Data dalam penelitian ini didapat dengan mencatat dialog-dialog dalam drama yang b erjudul “O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)” episode 1 sampai dengan 16. Lingkup pe nelitian ini dipusatkan pada dialog-dialog yang diucapkan oleh pemeran utama pria KangSeonw o yang diperankan oleh Cho Jung Seok dan pemeran utama wanita Na Bong Son yang diperankan oleh Park Bo Young dari episode 1 sampai dengan episode 16.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode linguistik yang dilakukan melalui 3 tahapan strategis yang meliputi metode penyajian data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data. Ketiga metode tersebut akan digunakan secara berurutan sesuai dengan tahapan strategisnya (Sudaryanto, 1993:5).

1.7.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan pada fakta yang berupa kata seru dalam bentuk dialog pada sebuah percakapan. Hasil penelitian ini akan berupa deskripsi kata seru bahasa Korea.

1.7.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada langkah penyediaan data, dikerjakan 3 hal yaitu (i) pengumpulan dengan pencatatan data (ii) pemilihan data, dan (iii) penataan menurut tipe dan jenisnya (Sudaryanto, 1993:11).

(6)

Sudaryanto (1993:131) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang terjamin sepenuhnya akan kesahannya.

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan menentukan objek penelitian. Setelah objek penelitian telah ditentukan kemudian mencari objek tersebut. Karena objek penelitian kali ini adalah serial drama Korea maka langkah selanjutnya adalah mengunduh drama tersebut. Selama penelitian metode yang dilakukan adalah mengumpulkan data. Data penelitian yang diambil berupa teks percakapan dalam drama

“O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)”.

Pada tahap ini dilakukan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak. Metode simak disebut juga metode penyimakan karena kegiatan yang dilakukan berupa penyimakan, yaitu peneliti melakukan penyimakan terhadap penggunaan bahasa.

Teknik simak ini dalam praktiknya diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2005:90).

Menyimak dalam penelitian ini adalah cara menyimak dialog yang diucapkan dalam drama Korea “O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)”.

Kemudian selanjutnya dilakukan teknik catat. Dalam teknik ini berarti penulis sebagai instrument kunci melakukan observasi secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data. Langkah-langkah dalam teknik simak catat adalah menyimak dialog yang diucapkan dalam drama Korea “O! Naye Gwisinnim! (오! 나의 귀신님!)”. Kemudian dengan menonton dan menyimak drama tersebut dan memperhatikan keseluruhan isinya terutama dialog maka akan didapatkan data berupa potongan-potongan dialog yang ada pada drama tersebut.

Karena fokus penelitian ini adalah dialog yang diucapkan oleh pemeran utama wanita dan pria maka tahap selanjutnya mencatat seluruh dialog yang diucapkan oleh pemeran utama wanita dan pria sebagai sumber data. Kemudian seluruh dialog tersebut diklasifikasikan kembali. Percakapan yang dipilih adalah percakapan yang mengandung kata seruan saja.

1.7.3 Metode dan Teknik Analisis Data

Data berupa teks yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan dua macam teori yang berbeda. Pertama dari segi bentuknya, data dipisah-pisahkan berdasarkan jenis pembentukan katanya. Selanjutnya dengan teori kedua data diteliti dari segi maknanya. Data berupa kata seruan tersebut digolongkan berdasarkan maknanya sesuai konteks kalimat yang ada dalam dialog drama. Setelah semua kata seruan

(7)

dikumpulkan, data diklasifikasikan lagi berdasarkan penggunaanya. Kemudian pada setiap jenis pengklasifikasian data siap dianalisis menggunakan teori masing-masing..

1.7.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis data

Setelah semua data dianalisis, muncul suatu hasil yang kemudian dipaparkan pada lembar rekapitulasi dan bab kesimpulan yang disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Penulis menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan tertulis dengan metode penyajian informal dan formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman, sedangkan metode penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang.

1.8 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dalam skripsi terdiri dari empat bab, yang masing-masing bab menunjukkan hubungan saling berkaitan. Bab pertama berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab kedua berisi landasan teori. Pada bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan penulis sebagai pijakan dalam menganalisis dan juga sebagai batasan teori dalam penelitian.

Selanjutnya bab ketiga berisi analisis data. Pada bab ini berisi hasil klasifikasi data berdasarkan bentuk, makna, dan penggunaan beserta analisisnya untuk menjawab rumusan masalah. Kemudian sebagai bab terakhir, bab keempat berisi kesimpulan. Bab ini merupakan hasil laporan penelitian yang sudah dilakukan yang berisikan mengenai kesimpulan. Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian secara keseluruhan dari hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

3.4.2 Informasi Peta yang Menampilkan Produk, Karakteristik Produk dan Assessor Matriks cross-product (S [t] pada persamaan (4)), eigenvectors pertama yang dinormalisasi

A1, A4, A5, B1, B2, B3 6 6 Mengidentifikasi peran bahasa dalam pembangunan bangsa Peran bahasa dalam pembangunan bangsa Ceramah dan Diskusi Ketepatan resume,

Penelitian yang berjudul “Kemampuan Siswa Menganalisis Teks Anekdot siswa kelas X SMA YLPI Pekanbaru tahun pelajaran 2018-2019” ini termasuk kedalam ruang lingkup kajian

Dapat juga advokasi didefinisikan, sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir untuk melakukan aksi dengan target untuk; terbentuknya atau

(9) Dalam hal surat izin Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas hilang atau rusak, atau perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (8)

Ratifikasi UNCAC 2003 oleh pemerintah Indonesia yang secara politis menempatkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki komitmen pemberantasan korupsi

Hasil ini tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan (Khan & Salim, 2020) yang menyatakan bahwa motivational factors memiliki pengaruh signifikan

Agar dapat menyalurkan air melalui saluran tersier dalam jumlah yang cukup dan tidak terjadi kehilangan air yang besar pada saluran atau untuk mendapatkan