215
Sistem Informasi Geografis Pencegahan Wabah Demam Berdarah Dengan Pendekatan Medical Geography
Yus Sholva1, Eva Faja Ripanti2, Indra Azimi3
1,2Laboratorium Multimedia dan Sistem Informasi Geografis
3Progam Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Pontianak
1sholvariza@yahoo.com,2evaripanti@yahoo.com,3indraazimi@yahoo.com
Abstrak
Penyakit demam berdarah termasuk salah satu penyakit yang sulit penanganannya, karena belum ditemukan obatnya dan terjadinya wabah DB belum dapat diprediksi dengan tepat. Upaya pencegahan seperti fogging, gerakan 3M, dan abatesasi belum dapat mencegah mewabahnya DB, karena itu diperlukan pendekatan yang berbeda. Penelitian ini mengusulkan suatu pendekatan alternatif pencegahan DB dengan cara memetakan kasus DB yang terjadi. Dengan pemetaan kasus DB ini, akan dapat dianalisis data historis kasus DB sebelumnya, analisis penyebaran kasus DB dan pola penyebarannya (jika ditemukan), serta tempat-tempat yang angka kejadian kasus DB cukup tinggi.
Pendekatan yang digunakan adalah medical geography yang pernah digunakan Dr. Jhon Snow tahun 1854 saat menanggulangi wabah kolera di Kota London dengan memetakan penderitanya. Hasil pemetaan selanjutnya dianalisis untuk mengetahui hubungannya dengan kondisi lingkungan atau mengetahui pola penderita berdasar rumah tinggalnya.Dengan cara yang sama kasus DB dipetakan berdasarkan penderitanya untuk kemudian dianalisis.
Aplikasi sistem informasi geografis dikembangkan untuk memudahkan pengelolaan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasimampu menangani data historis kasus DB dalam bentuk peta, menunjukkan pola penyebaran kasus DB (jika ada), membantu menganalisis pengaruh tindakan pencegahan (terutama fogging) terhadap jumlah kasus DB serta membantu perencanaan tindakan fogging selanjutnya. Hasil analisis sangat bergantung pada ketersediaan data penderita DB dari instansi terkait.
Kata kunci:sistem informasi geografis, data historis, demam berdarah, medical geography, analisis spasial
1. Pendahuluan
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit menular yang belum ditemukan obatnya, di beberapa kota di Indonesia pernah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) kasus demam berdarah, tidak terkecuali Kota Pontianak yang sejak tahun 2000 sampai 2009 terjadi tiga kali KLB demam berdarah dengan siklus 3-4 tahun. Upaya penanggulangan penyakit demam berdarah sudah sering dilakukan misal pengasapan (fogging),
membersihkan lingkungan sekitar yang dikenal dengan 3M, abatesasi, atau menggunakan predator alami misalnya ikan cupang. Namun upaya yang dilakukan tersebut belum mampu mencegah terjadinya wabah demam berdarah, sering penanganan kasus demam berdarah baru dilakukan setelah jumlah penderita semakin banyak atau ditemukan kasus penderita yang meninggal dunia.
Sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda untuk mencegah mewabahnya demam berdarah yaitu dengan pemetaan.
216 Penang memanfaat dilakukan, 1854 untu London ya memetakan Snow men penderita p bermukim Dengan an berhasil m kolera adal air minum agar sumb penyakit ko Medica disiplin ilm penggunaan berdarah p Geografi P Analisis sp Jogjakarta dipresentas Kedokteran 2007. Aka informasi g kasus dema Penelit sistem inf historis k informasi d demam b berdarah da sehingga p solusi alter terkait untu berdarah.
Dalam terjadi dipe dicatat. Di informasi geography kesehatan berdarah di
ggulangan w tkan ilmu
sala satunya D uk menanggula ang saat itu be n penderita p nemukan suatu penyakit koler di bagian hilir nalisis spasia menemukan su
lah Sungai The penduduk Lo ber air dialihk
olera dapat dic al geography mu, yaitu geo
n medical g pernah ditulis Populer Indone pasial demam
untuk periode sikan oleh n Universitas an tetapi, pen geografis untu am berdarah be tian ini bertuj formasi yang kasus demam
daerah yang p berdarah, pen an pola penyeb pada akhirnya
rnatif bagi pe uk mendukung
medical geog etakan dan da iharapkan, de
geografis d dapat dije dan penyeb i wilayah studi
wabah penyak pemetaan su Dr. Jhon Snow angi wabah ko elum ada obatn
enyakit kolera u pola yang s
ra adalah pen r Sungai Them al yang dilak
umber penula emes yang men ondon dan ia m kan. Berkat u
egah penyebar adalah pengga ografi dan ke geography un secara singk esia [4] pada
berdarah Den e 2004-2005
mahasiswa Gajah Mada nelitian meng uk menangani
elum diadakan ujuan untuk m
mampu men m berdarah,
paling sering t nyebaran kas barannya (jika
sistem ini da emerintah dan
upaya penceg
graphy, kasus ata historis ka engan penggun dan pendekata elaskan tenta
baran penyak i.
kit dengan udah lama w pada tahun olera di Kota nya. Dengan a, Dr. Jhon ama dimana nduduk yang mes London.
kukannya ia aran kuman njadi sumber mengusulkan usahanya ini rannya.
abungan dua sehatan. Ide ntuk demam kat di Situs tahun 2004.
ngue di Kota juga pernah Fakultas pada tahun genai sistem data historis .
menghasilkan nangani data memberikan terjadi kasus sus demam ditemukan), apat menjadi pihak-pihak ahan demam
-kasus yang asus tersebut naan sistem an medical ang konsep kit demam
Unt inform diperlu tinggal diprese keperlu batas a studi.
Pen ini ada berdara berdasa spasial berdara tidak d virus tinggal
W letak g sampai Bujur T
Ga
2. Pen Dem adalah daerah mirip d salah s Flavivi disebar
tuk mengem asi geografis ukan informasi l penderita entasikan dalam uan analisis sp administratif d
nerapan medica alah denan m ah yang terc arkan tempat t (peta) temp ah merupakan dapat dipastik demam berd lnya atau ditem Wilayah studi a geografis pada
i 0º 01' 37" Lin Timur sampai
mbar 1.Peta A
nyakit Demam mam berdarah
penyakit feb tropis, denga dengan malaria satu dari emp irus, famili F rkan kepada m
mbangkan ap demam ber i spasial berup demam b m bentuk titik pasial diperluk dan jaringan j
al geography memetakan p
catat pada D tinggalnya. Rep pat tinggal pe upayakan pen kan apakah p darah di ling mpat lain.
adalah Kota P garis 0º 02' 24 ntang Selatan 109º 23' 04" B
Administratif W
m Berdarah atau demam b bril akut yang an penyebaran a. Penyakit ini pat serotipe v Flaviviridae. D manusia oleh
plikasi siste rdarah (SIGD pa alamat temp
berdarah ya k (point). Unt kan peta temat
jalan di wilay
dalam peneliti enderita dema Dinas Kesehat presentasi seca enderita dema ndekatan kare enderita tertu gkungan temp
ontianak deng 4" Lintang Uta
dan 109º 16' 2 ujur Timur [8]
Wilayah Studi
berdarah deng g ditemukan n geografis ya
disebabkan ol virus dari gen Demam berdar nyamuk Aed
em B) pat ang tuk tik yah
ian am tan ara am ena lar pat
gan ara 25"
.
gue di ang leh nus rah des
aegypti. [6 untuk pen dilakukan aegypti seb
Faktor-f wabah dem [10]:
1. Pertum memil 2. Urbani 3. Sistem bersih 4. Berkem
nyamu 5. Kurang
efektif 6. Menin virus d 7. Perkem 8. Melem
masyar
Pada w terakhir me tahun 2002 2. Namun berdarah.
Gamb Tah 3. Medic
Medica geography geographic Medical ge dan iklim untuk meni faktor ya masyarakat antara dua pemahama
]. Hingga saat nyakit ini seh
adalah penang bagai pembawa faktor penyeb mam berdarah
mbuhan jumla iki pola tertent isasi yang tidak m pengelolaan l
yang tidak me mbangnya pe uk-nyamuk.
gnya sistem p f.
ngkatnya perg dengue.
mbangan hipere
mahnya in
rakat.
wilayah studi engalami kejad 2, 2006, dan 2 setiap tahun t
ar 2.Jumlah K hun 2000-2009 cal Geography al geography and medic c aspects of h
eography mem terhadap kese ingkatkan pem ang berpeng t. Dengan k a disiplin ilmu
n tentang
ini belum dite hingga pence ganan pada ny a virus.
bab kembali h adalah seba
ah penduduk tu.
k terencana dan limbah dan pe emadai.
nyebaran dan pengamatan ny gerakan dan
endemisitas.
nfrastruktur
tercatat sejak dian luar biasa 2009 sebagaim tetap terjadi k
Kasus Demam B 9 di Kota Ponti y
y is a hybr cine dealing health and hea
mpelajari peng ehatan. Hal in mahaman terhad garuh pada kata lain, pe
u ini, dapat m konsep kese
emukan obat gahan yang yamuk Aedes
munculnya agai berikut
yang tidak n terkontrol.
enyediaan air n kepadatan yamuk yang penyebaran
kesehatan
k 10 tahun (KLB) pada mana Gambar kasus demam
Berdarah ianak rid between
with the althcare [7].
garuh lokasi ni bertujuan dap berbagai kesehatan enggabungan meningkatkan ehatan dan
penyeb dalam medica
Me kali di Dr. Jo yang geograp London penyeb memet suatu p menyim melalu yang te kesimp waktu i Dar dilakuk penyeb wilayah perusah Theme wilayah wabah hari. D perusah air dar airnya kolera wabah Gamba
Gamba
Pe menang disebab
baran penyakit penanganan al geography ad
edical geogra London pada ohn Snow. Di
kemudian aphyuntuk men
n (Broad Stre baran penyak akan lokasi pe peta. Dari pe mpulkan bahw
i makanan dan ercemar. Dan pulan wabah k
itu menyebar m ri hasil pem kan Dr. Snow, baran wabah
h kota yang haan dengan es. Dr. Snow
h tersebut jum kolera menca Dari hasil pene haan yang seb ri hilir Sunga
dari hulu Sun di London dap kolera oleh Dr ar 3 berikut.
ar 3. Peta Pen John Snow endekatan spas
ggulangi peny bkan pengaruh
t yang akhirnya wabah penya dalah health g aphy dikemba a pertengahan
a menggunak dikenal seb ngidentifikasi s eet) yang mer kit kolera te enyebaran peny enelitian ini, wa penyakit k
n minuman, b akhirnya dia d kolera yang m melalui air [2].
metaan wabah ditemukan ba kolera terting
sumber air sumber air d
juga menem mlah kematian y
apai 500 jiwa elitian Dr. Sno
belumnya men i Themes, me ngai Themes. A pat diatasi [2].
r. John Snow d
nyebaran Wab w [3].
sial medical g akit yang mew h lingkungan
2 a mempermud akit. Nama la geographics.
angkan pertam tahun 1854 ol kan suatu tekn
bagai medic suatu wilayah rupakan wilay erparah deng yakit kolera pa Dr Snow dap kolera menyeb bukan dari uda dapat mengamb melanda Lond h kolera ya ahwa konsentra
ggi terdapat minumnya d dari hilir Sung mukan bahwa
yang disebabk dalam waktu ow ini, akhirn
ngambil sumb engubah sumb Akhirnya, wab Peta penyebar dapat dilihat pa
bah Kolera Dr
geography dala wabah atau ya hingga saat i
217 dah ain ma leh nik cal di yah gan ada pat bar ara bil don ang asi di ari gai di kan 10 nya ber ber bah ran ada
r.
am ang ini
218
terus dikembangkan sebagai upaya penanggulangan penyakit terlebih pada penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti HIV/AIDS.
4. Sistem Informasi Geografis
Menurut U.S. Geological Survey [9], “A GIS is a computer system capable of capturing, storing, analyzing, and displaying geographically referenced information; that is, data identified according to location. Practitioners also define a GIS as including the procedures, operating personnel, and spatial data that go into the system.”
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem yang dikembangkan untuk mengelola, menganalisis dan menampilkan informasi geografis.
SIG menawarkan suatu sistem yang mengintegrasikan data yang bersifat keruangan (spasial) dengan data tekstual yang merupakan deskripsi menyeluruh tentang obyek dan mempermudah pengguna menyebarluaskan kaitannya dengan obyek lain di ruang muka bumi.
Dengan sistem ini data dapat dikelola dan dimanipulasi untuk keperluan analisis secara menyeluruh dan sekaligus menampilkan hasilnya dalam berbagai format baik dalam bentuk peta maupun berupa tabel atau laporan [5].
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik (point), bentuk garis (line) dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat (x,y) yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sampel dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik- titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontur dan lain- lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain-lain.
Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid) atau sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area [1].
5. Perancangan SIG Demam Berdarah
Perancangan sistem meliputi perancangan basis data dengan entity relationship diagram (ERD), perancangan data flow diagram (DFD), perancangan antarmuka sistem.
5.1 Perancangan Basis Data dengan ERD Entitas yang ada pada sistem ini ada lima sebagai berikut:
1. Rumah sakit, yaitu rumah sakit dimana penderita dirawat.
2. Penderita, yaitu orang yang menderita sakit demam berdarah.
3. Kelurahan, yaitu wilayah dimana penderita tinggal, fogging dan tindakan pencegahan lainnya dilakukan.
4. Fogging, yaitu tindakan fogging yang dilakukan.
5. Pencegahan lainnya, yaitu tindakan pencegahan selain fogging.
Relasi antara tiap-tiap entitas dapat dituliskan dalam enterprise rules sebagai berkut: seorang penderita dirawat di satu rumah sakit dan satu rumah sakit merawat banyak penderita. Seorang penderita tinggal di satu kelurahan dan di satu kelurahan tinggal banyak penderita. Satu kegiatan fogging dilakukan di satu kelurahan dan di satu kelurahan dapat dilakukan banyak kegiatan fogging. Satu kegiatan pencegahan dilakukan di satu kelurahan dan di satu kelurahan dapat dilakukan banyak kegiatan pencegahan.
Diagram ER berdasarkan enterprise rule di atas diperliihatkan pada Gambar 4.
219 Gambar 4. Diagram ER Sistem.
Gambar 5. Diagram Relasi Antartabel Data Tabular
Gambar 5, memperlihatkan hasil rancangan database berupa tabel dengan field yang sudah lengkap beserta relasi antara tabelnya.
5.2 Perancangan DAD
Sistem informasi geografis demam berdarah yang dirancang hanya memiliki satu level pengguna. Pengguna yang dimaksud dalam sistem ini adalah Dinas Kesehatan Kota Pontianak, ataupun pihak-pihak terkait seperti organisasi kemasyarakatan dan lembaga penelitian yang ingin menggunakan sistem ini.
Gambar 6. Diagram konteks sistem.
Gambar 7. Diagram Overview Sistem
Terdapat 7 (tujuh) proses dalam sstem ini yaitu:
1. Proses 1.0 Manajemen Peta.
2. Proses 2.0 Manajemen Kelurahan.
3. Proses 3.0 Manajemen Rumah Sakit.
4. Proses 4.0 Manajemen Fogging.
5. Proses 5.0 Manajemen Pencegahan Lainnya.
6. Proses 6.0 Manajemen Kasus Demam Berdarah.
7. Proses 7.0 Analisis Data.
Secara skematik, ketujuh proses digambarkan dalam diagram overview sebagaiaman Gambar 7.
220 5.3 Peran
Antarm form-form dengan pro diakses me menu dan sebagaiman
Form Utama (Manajemen Peta
Gambar 8
Gambar 9
6. Hasil P Sistem komputer d XP. Pada k MySQL Runtime.
6.1 Antar Antara terdiri dari panel pera panel status
cangan Antar muka sistem
yang memili oses-proses yan elalui menu p n antarmuka
na Gambar 8 d
a)
Penc K
Data
Anal Re
. Struktur Men
Pane
Pane Peta
. Layout Antar
Perancangan m yang telah
dengan sistem komputer juga ODBC Conn
Muka Utama a muka utama
i panel peta, alatan peta, pa
s.
r Muka dirancang da iki fungsi ter ng ada. Form-f pada form utam
sistem yang dan Gambar 9.
cegahan Kasus
a Kasus
isis Data eferensi
nu
el Menu
el Status
ra Muka Pengg
dan Analisis h dirancang
operasi minim a harus terpasa
nector dan
a
terdiri dari 5 panel keteran anel pencarian
alam bentuk rtentu sesuai form tersebut ma. Struktur g dirancang
Referensi Kelurahan
Referensi Rumah Sakit
Pencegahan Fogging
Pencegahan Lainnya
Panel Keterangan Lokasi
Panel Peralatan Peta
Panel Pencarian Objek
guna
memerlukan mal Windows ang MySQL, MapObjects
(lima) panel ngan lokasi, n objek, dan
Ga
6.2 Pe Pe pada fo data atr berdara maka s tinggal menam rumah relasi a atribut demiki
6.3 An Fit penggu berdasa
ambar 10. Tam
engelolaan Dat engelolaan dat
orm Tambah D ribut yang beri ah yang dialam selanjutnya dat l pasien ha mbahkan titik p penderita. S antribut-spasia
dapat ditamp ian pula sebalik
Gambar 11 nalisis Data
tur analisis da una dalam
arkan pilihan
mpilan Antar M
ta
ta atribut (tab Data dan Ubah isi uraian tenta mi seorang pas
ta spasial beru arus dibuat pada peta sesu Selanjutkan di al. Dengan car pilkan melalui
knya.
1. Form Tamba
ata berfungsi u melakukan n tertentu. P
Muka Utama
bular) dilakuk h Data. Pada sa ang kasus dema sien dimasukk upa lokasi temp
dengan ca ui dengan alam ilakukan pros ra ini maka da data spasialn
ah Data
untuk memban analisis da Pengguna dap kan
aat am kan pat ara mat ses ata nya
ntu ata pat
menganalis data. Pengg kasus dema akan umur pende
Penggun peta hasil yang berbe 1. ClassB
tiap ke warna Titik-t mempe wilaya berarti kelurah hampir 2. ChartR kelurah (barch kelurah Gamba analisi 3. DotDe tiap k yang j jumlah sebena mempe 4. ValueM
kelurah warna Titik-t Gamba analisi
sis data-data be guna juga dapa am berdarah ya dianalisis berd erita.
na dapat mem analisis dalam eda, yaitu:
BreaksRendere elurahan akan
berdasarkan ju itik kasus tida erlihatkan tam ah kelurahan p
i jumlah kas han tersebut b r sama).
Renderer. Pad han akan di hart) yang men han. Titik-titik
ar 13 me
isnya.
ensityRenderer kelurahan ditam
jumlah dan k h kasus per k arnya tidak d
erlihatkan tamp MapRenderer.
han akan dit tertentu sesu itik kasus
ar 15 me
isnya.
erdasarkan tahu at menentukan ang
dasarkan jenis
milih untuk m m empat pilih
er. Pada piliha ditampilkan da umlah kasus pe ak ditampilkan
mpilan analis pada peta ber sus demam b berada satu ke da pilihan ini,
itampilkan gr nunjukkan juml
k kasus tidak emperlihatkan . Pada pilihan mpilkan titik-t kerapatannya m kelurahan. Titik
ditampilkan.
pilan analisisny Pada pilihan tampilkan da uai pengaturan
sebenarnya emperlihatkan
un dan bulan kriteria data
kelamin dan
menampilkan han tampilan
an ini, tiap- alam gradasi er kelurahan.
. Gambar 12 sisnya. Jika rwarna sama berdarah di elas (jumlah di tiap-tiap rafik batang lah kasus per ditampilkan.
tampilan n ini, di tiap- titik tertentu menunjukkan k-titik kasus Gambar 14 ya.
ini, tiap-tiap alam warna- n pengguna.
ditampilkan.
tampilan
An trend j berdasa atau ta historis untuk k
Gambar 12.
Menggunaka
nalsis data da jumlah kasus arkan waktu t ahun) yang be s masih dapat d keperluan anali
Tampilan Ana an Classbreaksr
apat dilakukan demam berda tertentu (dalam erarti data terd
ditampilkan da isis lebih lanju
2 alisis Data
renderer
n untuk melih rah yang terja m periode bul dahulu atau da alam bentuk pe ut
221 hat adi lan ata eta
222 Gambar 1
Gambar 1
13. Tampilan a ChartR
14. Tampilan a DotDensi
analisis data m Renderer
analisis data me ityRenderer
menggunakan
enggunakan
Gamb
Gamb
bar 15.Tampil Value
bar 16. Peta Se Bulan
lan analisis dat eMapRenderer
ebaran Kasus D n Januari 2006
a menggunaka r
Demam Berdara 6.
an
ah
Sebagai pada data sebaran ka menggunak melihat ke disuatu te (overlay) d lokasi/temp kasus dema Analisis tindakan p yang sudah 2006 dilak maka data analisis. U telah dilak dengan car Gambar 1 fogging un berdarah d Kelurahan 2006 terda Februari 20
Gamb
7. Kesimp 7.1 Kesim Pendek dalam pe memetakan tempat tin keterangan direlasikan
imana Gamba bulan Januari asus demam b kan data hi ecenderungan k empat. Denga
data historis pat/wilayah ya am berdasar.
s juga bisa enanggulangan h dilakukan. M kukan kegiatan
fogging akan Untuk melihat ksanakan pada ra melihat data 7 memperlih ntuk menurun di suatu kelu
Bangka Beli apat 4 kasus 006 terdapat 1
bar 17. Tampila Fog
pulan dan Sar mpulan
katan medical nelitian ini n kasus dema nggal penderit n terkait denga n dengan data
ar 16, analisi 2006 dengan berdarah. Ana storis diperlu kejadian dema an cara tump akan diperole ang paling se
dilakukan n wabah dema Misal, pada b n fogging disu
tesimpan untu efektivitas fo a Januari 200 a pada Februar atkan analisis kan angka ka urahan. Pada itung pada bu s, sementara
kasus.
an Analisis Efe gging
ran
geography yan dilakukan d am berdarah
a. Data atrib an kasus dema
a spasial tem
is dilakukan n mengamati alisis dengan ukan untuk am berdarah pang susun eh informasi ering terjadi
berdasarkan am berdarah ulan Januari uatu tempat, uk keperluan ogging yang 06 dilakukan i 2006. Pada s efektivitas asus demam contoh ini ulan Januari pada bulan
fektivitas
ng digunakan dengan cara berdasarkan ut berisikan am berdarah mpat tinggal
pender lanjut.
An bergun memili pada s waktu.
yang p agar da Da seperti dianali data ka
7.2 Sa Un digital dilengk memun data me Da berdara hubung belum layer t layer-la rawan sistem demam layer te
8 Daf
[1] Bar Info Sum Kar [2] Brin
of M http cult
ita sehingga d
nalisis spasia na untuk menam
iki jumlah kas satu periode w
Hal ini penti paling sering t apat dilakukan ata historis p
fogging, aba sis efektivitasn asus demam be
aran
ntuk hasil an yang digu kapi. Pena ngkinkan pemb
enjadi lebih se alam penelitia ah dengan ka gannya dengan
dapat diketah ematik yang d ayer tematik la
banjir, daerah dapat melaku m berdarah deng
ersebut.
ftar Pustaka
rus, B. dan U.S ormasi Geograf mberdaya. Lab
rtografi, Depar ney, Amanda, Medical Geogr p://geography.a turalgeography
dapat dilakuka
l berdasarkan mpilkan wilay sus demam be waktu atau b ing untuk men terjadi kasus d
perencanaan p penanganan d atesasi, dan se
nya melalui erdarah.
nalisis yang l unakan oleh ambahan la
bagian wilaya mpit (small are an ini hubugan awasan kumuh n kawasan ba hui karena ti diperlukan. Pe ain seperti parit h miskin, dan ukan analisis
gan objek yang
S. Wiradisastra afis, Bogor: Sar . Penginderaan rtemen Tanah, F
2009, A Histo raphy, Oktober about.com/od/
y/a/medicalgeo
2 an analisis leb
n data histo yah-wilayah ya erdarah terting
eberapa perio ngetahui wilay demam berdar pencegahannya demam berdar ebagainya dap overlay deng
ebih baik, pe sistem per ayer RT/R ah untuk anali
ea analysis).
n kasus dema h atau elit at anjir atau tida idak tersedian erlu penambah t/selokan, daer n lain-lain, ag hubungan kas g ada pada laye
a, 2000, Sistem rana Manajeme n Jauh dan
Faperta, IPB ry and Overvie r 22, 2009.
ograph.htm
223 bih
ris ang ggi ode yah rah a.
rah pat gan
eta rlu RW sis
am tau ak, nya han rah gar sus er-
en
ew
224
[3] Electronic Visualization Laboratory, 2009, Information Exploration, Presentation Styles, Mei 04, 2010.
http://www.evl.uic.edu/aej/422/week02.html [4] Geografiana, 2004, Peta Bisa Menghentikan
Wabah Penyakit, Oktober 22, 2009.
http://geografiana.com/index.php?option=com_c ontent&task=view &id=1& Itemid=55
[5] Husein, Rahmad, 2007, Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Geographics Information System), Oktober 29, 2009.
http://www.ilmukomputer.org/wp- content/uploads/2007/01/rahmat-sig.zip [6] Klik Dokter, 2008, Demam Berdarah Dengue.
Mei 04, 2010.
http://www.klikdokter.com/illness/detail/219 [7] MedicineNet.com, 2004, Definition of Medical
Geography, Nopember 29, 2009.
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?a rticlekey=18879
[8] Pemerintah Kota Pontianak, 2010, Deskripsi Wilayah, Mei 04, 2010.
http://www.pontianakkota.go.id/?q=tentang/des kripsi-wilayah
[9] U.S. Geological Survey, 2007, Geographic Information Systems. Mei 04, 2010.
http://egsc.usgs.gov/isb/pubs/ gis_poster/
[10] Widodo, Arif. 2007. Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Ibu-Ibu PKK Desa Makam Haji Mengenai Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Warta. Vol. 10. Hlm. 10-18.