• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI LARUTAN PENYANGGA, HIDROLISIS GARAM, DAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK SISWA SMA/MA

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

E-mail: dewifitriacholida@yahoo.co.id

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan menggunakan model LC 5E dan mengetahui kelayakannya. Penelitian ini dilakukan sampai tahap pengembangan kelima dari sepuluh tahap model penelitian pengembangan Borg & Gall yaitu penelitian dan pengumpulan data, perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk, uji lapangan, dan revisi hasil uji coba. Hasil validasi isi dan uji terbatas berturut-turut memberikan skor 3,33 dan 3,30 dari rentang skor 0,00 – 4,00 sehingga hasil penelitian ini dinyatakan valid.

Kata kunci : bahan ajar, Learning Cycle 5 fase, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

ABSTRACT: The purposes of this research is to develop learning material of buffer solution, hydrolysis of salts, and solubility and solubility products using LC 5E model and knowing its feasibility. The research was taken until the fifth stage of the ten-stages Borg & Gall development model, consist of research and data collection, product development planning, product developing, preliminary field test and revision of the test result. The validation and limited test scores of the learning material products are 3.33 and 3.30 that indicated that valid.

Keywords : learning materials, learning cycle 5E, buffer solution, hydrolysis of salts, and solubility and solubility products

PENDAHULUAN

Sifat kimia yang abstrak, bersifat hirarki, kontekstual dan memerlukan perhitungan matematik dalam memahaminya, menyebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kompleksitas bahan kajian tersebut menyebabkan diperlukannya pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang membangun ketrampilan proses siswa, dan yang dapat membentuk karakter peneliti pada diri siswa.

Pendekatan yang berpusat pada siswa disebut juga dengan pendekatan konstruktivistik (Dasna: 2005). Salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini adalah model Learning Cycle 5E (LC 5E). Model pembelajaran LC 5E terdiri dari beberapa fase, yakni engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation (Lorsbarch, tanpa tahun:1). Dengan model pembelajaran LC 5E siswa akan dapat membangun struktur kognitifnya melalui interaksinya dengan lingkungan sekitar.

Diperlukan sarana pendukung dari keterlaksanaannya model pembelajaran LC 5E salah satunya adalah bahan ajar. Keberadaan bahan ajar yang ada saat ini bersifat informatif dan menuntut siswa untuk menghafal rumus. Sehingga diperlukan adanya variasi dalam bahan ajar yang digunakan oleh siswa dan berpusat pada siswa.

Pada awalnya model pembelajaran learning cycle memiliki 3 fase (Learning cycle 3E). Menurut Hanuscin dan Lee (tanpa tahun:1), fase tersebut terdiri dari fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan fase penerapan

(2)

konsep (concept application). Fase eksplorasi yaitu mengenalkan atau memberi pengalaman siswa tentang suatu fenomena sains. Fase pengenalan konsep yaitu membangun pengetahuan siswa melalui interaksi dengan teman sebayanya, buku teks, maupun dengan guru, sedangkan fase penerapan konsep yaitu bertanya kepada siswa tentang penerapan pengetahuan yang telah didapat pada fase sebelumnya dalam masalah atau situasi baru. Selanjutnya Learning Cycle 3E berkembang lagi menjadi Learning Cycle 5 fase (Learning cycle 5E) yang terdiri atas fase pendahuluan (engagement), fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan (explanation), fase penerapan konsep (elaboration), dan fase evaluasi (evaluation).

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008). Bahan ajar juga diartikan sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip- prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Sungkono: 2003). Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: (1) bahan ajar cetak (printed), (2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teachingmaterial) (Depdiknas, 2008). Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian pengembangan ini termasuk dalam kategori bahan ajar cetak (printed).

Bahan ajar cetak yang dikembangkan dilengkapi dengan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta bahan ajar yang menggunakan model pembelajaran Learning cycle 5E. Bahan ajar cetak (printed) memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan jenis bahan ajar yang lain. Bahan ajar cetak memiliki bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup. Dalam bahan ajar cetak dilengkapi dengan pedoman dan petunjuk penggunaan untuk memudahkan pengguna dalam menggunakannya dan daftar isi yang memudahkan guru menunjukkan halaman mana yang akan dipelajari kepada siswa. Pada segi kemudahan, bahan ajar cetak mudah dibawa dan dapat dibaca dimana saja serta penggunaannya tidak memerlukan alat bantu khusus. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, dan membuat sketsa (Depdiknas, 2008)

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2007:164). Borg dan Gall dalam Sukmadinata (2007:169-182) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan antara lain; (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) perencanaan pengembangan produk (modul), (3) pengembangan produk, (4) uji coba lapangan awal, (5)revisi hasil uji coba, (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan, (9) penyempurnaan produk akhir dan, (10) diseminasi dan implementasi.

METODE

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki beberapa tahapan. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan kali ini hanya terbatas pada penelitian dan pengumpulan data, perencanaan pengembangan produk (bahan ajar), pengembangan produk, uji coba lapangan awal, dan revisi hasil uji coba, tahap selanjutnya tidak dilakukan karena keterbatasan waktu penelitian.

(3)

Validasi dan Uji Coba Produk

Validasi bahan ajar dilakukan oleh satu dosen dari Jurusan Kimia UM dan dua guru Kimia SMA, serta uji keterbacaan dilakukan oleh 6 siswa kelas XI SMA.

Pelaksanaan validasi ini dilakukan dengan menyerahkan angket ke sejumlah validator dan siswa untuk mengetahui sejauh mana kelayakan dan keterbacaan materi pada bahan ajar learning cycle 5E yang dikembangkan. Angket tersebut digunakan skala Lickert 1- 4. Kategori pilihan untuk angket validasi adalah (a) skala 1, jika penilaian terhadap bahan ajar learning cycle 5E sangat tidak layak, (b) skala 2, jika penilaian terhadap bahan ajar learning cycle 5E, (c) skala 3, jika penilaian terhadap bahan ajar learning cycle 5E cukup layak, (d) skala 4, jika penilaian terhadap bahan ajar learning cycle 5E layak (Arikunto, 2002: 216).

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang sesuai untuk menganalisis hasil angket adalah teknik analisis deskriptif dengan rata-rata skoring jawaban pada masing-masing item yang dinilai (Arikunto, 2002). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

̅ = ∑

Keterangan:

̅ : nilai rata–rata

∑ : jumlah skor jawaban validator : jumlah responden

Tingkat kriteria validasi yang digunakan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran ini disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria Validasi Analisis Rata-rata

Skor Kriteria Validasi

3,26-4,00 Valid, tidak perlu revisi 2,51-3,25 Cukup valid, tidak perlu revisi 1,76-2,50 Kurang valid, perlu revisi 1,00-1,75 Tidak valid, revisi total

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E. Bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E dibagi menjadi beberapa sub pokok bahasan tiap materinya. Larutan penyangga terdiri dari sub materi pokok yaitu sub materi pokok : identifikasi sifat larutan penyangga, prinsip kerjanya, dan pH larutan penyangga. Hidrolisis garam terdiri dari sub materi pokok konsep hidrolisis garam, identifikasi hidrolisis garam, dan pH larutan garam yang terhidrolisis.

Dan kelarutan dan hasil kali kelarutan terdiri dari sub materi pokok konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, prinsip pengendapan berdasarkan Ksp, pengaruh ion senama terhadap kelarutan, dan pengaruh pH terhadap kelarutan. Bahan ajar terdiri dari bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari halaman muka (cover), kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, pedoman

(4)

penggunaan bahan ajar, petunjuk penggunaan bahan ajar, SK, KD, sub materi, dan indikator. Bagian isi merupakan bagian inti dari bahan ajar. Penyajian materi pada bagian isi mengikuti sintaks model pembelajaran Learning Cycle 5E. Bagian penutup pada bahan ajar ini terdiri dari beberapa komponen yaitu daftar pustaka, kunci jawaban, dan umpan balik. Data hasil validasi penilaian bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E dari ahli disajikan pada Tabel 2,

Tabel 2 Data Hasil Validasi Isi oleh Ahli

No. Aspek yang dinilai Nilai Rata-rata Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Halaman Muka (cover) Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

Petunjuk Penggunaan Modul Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Hasil Belajar Materi

Kegiatan Belajar Siswa Gambar

Tabel Rangkuman Soal uji kompetensi Daftar Pustaka Kunci Jawaban

Rata-rata nilai

3,26 3,50 3,43 3,65 3,60 3,15 3,60 3,60 3,30 3,22 3,48 3,07 3,22 3,06 2,96 3,40 3,20 3,33

Valid valid valid valid valid cukup valid

valid valid valid cukup valid

valid cukup valid cukup valid cukup valid cukup valid

valid cukup valid

valid

Berdasarkan data hasil validasi oleh ahli bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E yang dikembangkan dinyatakan valid oleh validator.

Data hasil uji keterbacaan yang dilakukan pada 6 siswa SMA kelas XI disajikan pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3 Data Hasil Uji Keterbacaan oleh Siswa

No. Aspek yang dinilai Nilai

Rata-rata Keterangan 1. Kemenarikan cover (sampul) dan keseluruhan isi modul 3,16 cukup valid

2. Kejelasan identitas modul 3,30 valid

3. Kesesuaian urutan modul 3,50 Valid

4. Kejelasan petunjuk penggunaan modul 3,00 cukup valid

5. Kelengkapan petunjuk penggunaan modul 3,83 Valid

6. Kejelasan penggunaan bahasa yang digunakan dalam modul

3,00 cukup valid

7. Kemudahan memahami gambar ataupun tabel dalam penyajian materi

3,23 cukup valid

8. Kesesuaian pemilihan jenis dan ukuran huruf yang digunakan

3,00 cukup valid

9. Kemudahan memahami penyampaian materi 3,16 cukup valid 10. Kemudahan memahami penjelasan dari soal kompetensi 3,30 Valid

11. Kemudahan memahami kunci jawaban 3,67 Valid

12. Kemudahan memahami rangkuman materi 3,45 valid

Rata-rata nilai 3,30 Valid

Hasil uji terhadap kelompok kecil ini diperoleh skor rata-rata sebesar 3,30.

Berdasarkan skor rata-rata uji keterbacaan dapat diartikan bahwa bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E yang dikembangkan memenuhi kriteria valid.

Bahan ajar larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E yang dikembangkan tidak perlu dilakukan revisi dan dinyatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar yang dikembangkan juga dilengkapi silabus dan RPP yang dapat digunakan oleh guru sebagai panduan dalam proses pembelajaran.

PENUTUP Kesimpulan

Hasil pengembangan bahan ajar terdiri dari 3 pokok bahasan, yakni Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Model Learning Cycle 5E berupa modul yang dilengkapi dengan RPP. Modul yang dikembangkan terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup.

Hasil validasi modul oleh ahli menunjukkan rata-rata 3,33 dan uji

keterbacaan/validasi terbatas menunjukkan rata-rata 3,30. Kesimpulan dari hasil validasi menunjukkan modul yang dikembangkan ini valid dan tidak memerlukan perubahan yang signifikan.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sebagai pelengkap modul Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, model/metode pembelajaran yang digunakan, langkah

pembelajaran, sumber pembelajaran, dan penilaian.

(6)

Saran

Pengembangan bahan ajar materi larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kelarutan dan hasil kali kelarutan ini terbatas pada validasi isi dan uji keterbacaan.

Penelitian pengembangan bahan ajar ini dapat dilanjutkan dengan melakukan kajian eksperimen sehingga diketahui efektivitas bahan ajar ini jika digunakan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu pula, perlu pengembangan bahan ajar dengan materi lain sehingga dapat digunakan sebagai penunjang belajar siswa dalam proses pembelajaran.

.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Dasna,I.W . 2005. Model Learning Cycle dalam Pembelajaran Kimia.

Malang:Universitas Negeri Malang

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas Lorsbach, Anthon W. Tanpa Tahun. The Learning Cycle as A Tool for Planning Scince Instruction. (Online),

(http://www.coe.ilstu.edu/scienseed/lorsbach/257lrcy.htm, diakses tanggal 30 Juli 2013).

Lorsbach, Anthon W. Tanpa Tahun. The Learning Cycle as A Tool for Planning Scince Instruction. (Online), (http://www.coe.ilstu.edu/scienseed/lorsbach/257lrcy.htm, diakses tanggal 30 Juli 2013).

Hanuscin & Lee. Tanpa Tahun. Using A Learning Cycle Approach to Teaching The Learning Cycle to Preservice Elementary teachers, (Online),

(http://faculty.mwsu.edu/west/maryann.coe/coe/inquire/inquiry.htm, diakses tanggal 30 Juli 2013).

Sukmadinata, N.S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Konseling dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Siswa.. MTs Darul Hikmah Tulungagung, dapat diambil kesimpulan

SUATU KAJIAN TENTANG KESADARAN POLITIK PEMUDA PANTAI UTARA (PANTURA) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Daftar Pustaka

Berdasarkan hasil perhitungan skor adversity quotient tiap dimensi, sebagian besar guru memiliki control sedang yang artinya guru cukup dapat mengendalikan

KONSERVASI FURNITUR BERLANGGAM GOTHIC PADA ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK SANTO YUSUF.

Meja dan kursi belajar yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran antropometri siswa, maksud penyesuaian ini untuk mencegah terjadinya kelelahan pada siswa sehingga efektifitas

Setelah melalui empat tahapan pengembangan multimedia pembelajaran yang dikembangkan oleh Lee & Owens, dihasilkan produk multimedia interaktif penjumlahan pada bilangan

[r]

Dengan koefisien determinasi sebesar 46,24%, ternyata terdapat korelasi yang cukup berarti antara stress kerja terhadap kinerja karyawan di Tata Usaha Fakultas Ekonomi