• Tidak ada hasil yang ditemukan

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding’s Farmer

in Supplying of Superior Paddy’s Seed

(Case study at The Farmer Group (Sarinah) in Neglasari Village Bojongpicung District Cianjur Regency)

By : Tedi Hartoyo

Abstract

The aim of this research is to know the corellation between the role of UPTD Developing Institution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding’s Farmer in Supplying of Superior Paddy’s Seed.

This research used case study method on 35 farmers of Sarinah Farmer Group, by using research location as purposively in Neglasari Vilage Bojongpicung District Cianjur Regency caused of the location is center of seed production managed by UPTD Developing Institution of Paddy Seed in Cihea. Primary and secondary data are used on this research, futhermore to test the Correllation between the role of UPTD Developing Institution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding’s Farmer in Supplying of Superior Paddy’s Seed is used Rank-Spearman Correllation.

The resut of this research are:

1. The role of UPTD Developing Institution of Paddy Seed was high category 2. The participation of the farmer was midle category

3. There was positive corellation (34.2%) between the role of UPTD Developing Institution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding’s Farmer in Supplying of Superior Paddy’s Seed. This fact that the higher of role of UPTD Developing Institution of Paddy See, the higher Participation of Breeding’s Farmer in Supplying of Superior Paddy’s Seed in Sarinah Farmer Group Neglasari Village Bojongpicung District Cianjur Regency.

Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

(2)

Hubungan antara Peranan UPTD

Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan Partisipasi Petani Penangkar dalam Penyediaan Benih Padi Unggul

(Studi Kasus Pada Kelompok Tani Sarinah di Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur)

Oleh : Tedi Hartoyo

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada Kelompok Tani Sarinah yang berjumlah 35 petani di Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, dengan mengambil lokasi sebagai penelitian secara sengaja (purposif), karena merupakan sentra produksi benih yang dikelola UPTD Balai Pengembangan Benih Padi Cihea. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, selanjutnya untuk menganalisis hubungan antara peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul, digunakan uji korelasi Rank-Spearman.

Hasil penelitian menunjukan, bahwa peran UPTD Balai Pengembangan Benih Padi Cihea dalam penyediaan benih unggul termasuk kategori tinggi, partisipasi petani penangkar dalam penyediaan benih termasuk kategori sedang dan selanjutnya

menunjukan adanya hubungan positif (34,2 %) antara peranan UPTD Balai

Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul. Fakta ini menunjukan bahwa semakin tinggi peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi Cihea, akan semakin tinggi pula partisipasi petani penangkar dikalangan Kelompok Tani Sarinah di Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur

Kata kunci : Peranan, Partisipasi, Korelasi Rank-Spearman

Pendahuluan

Agenda dan prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2004-2009, telah

menetapkan Revitalisasi Pertanian sebagai salah satu prioritas pembangunan bidang ekonomi. Dalam Tahun 2005-2025, pembangunan pertanian diarahkan untuk mencapai visi : Terwujudnya pertanian tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan,

peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahtraan petani.

Program peningkatan ketahanan pangan dimaksudkan untuk

mengoprasionalisasikan kebijakan ketahanan pangan menyangkut ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas pengadaannya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan bahan pangan pokok terutama beras, disertai dengan upaya

pengembangan pangan pokok alternatif untuk menekan laju pertumbuhan konsumsi beras dalam jumlah yang cukup, kualitas yang memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan prouksi, produktivitas dan pengembangan produk olahan.

Salah satu jenis komoditas pangan yaitu padi. Padi merupakan bahan makanan pokok penduduk di Indonesia, dimana kebutuhan akan padi setiap tahunnya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Padi adalah salah satu komoditas unggulan di Jawa Barat, dalam upaya peningkatan produksi padi, pembenihan

(3)

merupakan sektor hulu dan mempunyai peran strategis, oleh karena itu ketersedian dan penggunaan benih dari varietas unggul sangat berpengaruh terhadap produktivitas, mutu dan sifat ekonomis produk. Selanjutnya dalam upaya menjaga kecukupan beras nasional, pemerintah mengeluarkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang dimulai tahun 2007.

Selaras dengan komitmen tersebut guna menjaga dan meningkatkan

ketersediaan benih, maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat (2002) telah menetapkan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea. Diharapkan kehadiran unit kerja tersebut agar daya dukung benih terhadap upaya mengoptimalkan pemanfaatan

berbagai komoditi yang berkeunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif, dapat berkembang secara optimal.

UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea merupakan Unit

Pelaksana Teknis Dinas di bidang pembenihan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat dan memiliki tugas pokok dan fungsinya.

Partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dari mulai perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil (Pupung Pernawarman dan Sri Isbudi Widayati, 2005). Partisipasi petani penangkar dalam kegiatan penyediaan benih padi meliputi pertemuan petani penangkar, menentukan program kerja dan bagaimana proses penyediaan benih mulai dari budidaya sampai menjadi benih unggul, sampai saat ini belum diketahui seberapa besar partisipasi yang diberikan petani terhadap keberadaan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar hubungan antara peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagaiberikut:

1) Bagaimana peran UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guna penyediaan benih unggul?

2) Bagaimana partisipasi petani penangkar dalam penyediaan benih padi unggul?

3) Apakah terdapat hubungan antara UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam penyedian benih padi unggul?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1) peran UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dalam melaksanakan tugas pokok dan funsi penyediaan benih unggul 2) Partisipasi petani penangkar dalam penyediaan benih padi unggul

3) Hubungan antara UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam penyedian benih padi unggul

Kerangka Pemikiran

Benih merupakan salah satu factor utama yang menjadi penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman. Penggunaan benih unggul dapat mengurangi resiko

kegagalan budidaya, karena bebas dari serangan hama dan penyakit, mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002).

(4)

Selanjutnya benih unggul adalah benih yang mempunyai daya tumbuh (daya berkecambah) lebih dari 80 persen dan nilai kadar airnya di bawah 13 persen (Baran Wirawan dan Sri Wahyuni, 2002). Selanjutnya program pembenihan telah berjalan cukup lama, tetapi ketersediaan benih bersertifikat belum memenuhi kebutuhan, secara Nasional untuk benih baru sekitar 35 persen saja. Tingkat penyediaan benih unggul di Jawa Barat baru terpenuhi sebanyak 67,07 persen dari jumlah kebutuhan benih 50.948,85 ton (UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea, 2008).

Partisipasi adalah keterlibatan berbagai pihak terkait di dalam proses pengambilan keputusan dan menetapkan berbagai langkah yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan yang sudah diambil (Murbiyanto, 1984). Selanjutnya upaya menumbuhkan keinginan dan keyakinan petani menjadi petani produsen benih atau penangkar, harus dimulai dengan pembinaan untuk mengubah cara berfikir, sikap dan tindakan petani yang tergabung dalam kelompok tani ke arah pertanian yang lebih maju, menguntungkan dan bisa meningkatkan taraf hidup petani, meningkatkan kesejahtraan, semua anggota perlu pembinaan dari pihak pemerintah (Soekandar Wiriatmadja, 1977).

Permasalahan pembenihan yaitu varietas belum dimanfa’atkan oleh petani, produksi dan penyediaan benih belum tepat, modal masih lemah, dan Balai Benih dijadikan andalan untuk Pendapatan Asli Daerah (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2006).

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipotesis bahwa terdapat hubungan antara peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada Kelompok Tani Sarinah penangkar benih di Desa Neglasari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi dilakuan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan merupakan sentra penangkar benih. Variabel penelitian meliputi :

1) Peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea (Pengelolaan dan perbanyakan benih, pelayanan kebutuhan benih, penyelenggaraan ketatausahaan UPTD, penyelenggaraan hubungan kerjasama).

2) Partisipasi (Frekuensi kunjungan, pertemuan anggota, rencana kerja penakar, penyediaan benih dan meyakinkan petani lain).

Analisis yang digunakan untuk menghitung besar hubungan antara kedua variabel tersebut diatas yaitu dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman (Sidney Siegel, 1990), dengan formulasi sebagai berikut :

1). Jika terdapat jumlah ranking yang kembar banyak, baik pada peubah X atau peubah Y, maka digunakan formulasi

r

s sebagai berikut :

∑X2 + ∑Y2 - di2

r

s =

2

∑X2 + ∑Y2

N3 – N

∑X2 =

-

∑ Tx 12

(5)

N3 – N

∑Y2 =

-

∑ TY 12

t3 – t T =

12 Keterangan :

∑X2 = Jumlah rank dari variabel X

∑Y2 = Jumlah rank dari variabel Y N = Jumlah responden

di2 = Jumlah selisih rakk

t = Jumlah rank kembar sesuai variabel

r

s = Nilai korelasi spearman

2). Jika tidak ada rank yang kembar atau relative sedikit, maka digunakan formulasi sebagai berikut :

6 ∑di2

r

s =

N3 - N

Selanjutnya dilakukan uji-t sebagai berikut :

N - 2 thit = rs

1 - ( rs)2 Hasil dan Pembahasan

Peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Cihea dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam penyediaan benih unggul termasuk kategori tinggi, peran UPTD ini diupayakan dapat meningkatkan potensi petani dalam mengikuti kegiatan atau program, untuk itu diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan kepada petani guna menyadarkan pola pikir penerapan suatu teknologi pertanian. Lebih jelas dapat dilihat hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Variabel Peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi Cihea

No. Indikator Rata-rata

Skor

Rata-rata Skor Maksimal

Kategori

1 Pengelolaan dan perbanyakan benih padi 12.54 15.00 Tinggi

2 Pelayanan kebutuhan benih 12.54 15.00 Tinggi

3 Penyelenggaraan ketatausahaan UPTD 12.82 15.00 Tinggi

4 Penyelenggaraan hubungan kerjasama 13.71 15.00 Tinggi

Jumlah 51.61 60.00 Tinggi

(6)

Partisipasi petani penangkar dalam penyediaan benih padi unggul masih termasuk kategori sedang, hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Variabel Partisipasi Petani

No. Indikator Rata-rata

Skor

Rata-rata Skor Maksimal

Kategori

1 Kekosmopolitan 9.08 15.00 Sedang

2 Pertemuan anggota 9,65 15.00 Sedang

3 Rencana kerja penangkar 9.37 15.00 Sedang

4 Penyediaan benih 12.28 15.00 Tinggi

5 Meyakinan petani lain 9.68 15.00 Sedang

Jumlah 50.68 75.00 Sedang

Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai korelasi (rs) sebesar 0,342 atau 34,2 persen, dan setelah diuji dengan menggunakan uji-t diperoleh hasil yang signifikan nilai t-hitung (2,06) lebih besar dari nilai t-tabel (1,697) pada taraf nyata lima persen. Dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 34,2 persen antara peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul.

Semakin tinggi peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea, akan semakin tinggi pula partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul.

Bagaimana mungkin pembangunan pertanian dapat tercapai, bila tidak

melibatkan partisipasi petani. Partisipasi yang baik adalah partisipasi yang timbul dari petani itu sendiri, sehingga untuk membentuk petani yang bertanggungjawab dalam hak dan kewajibanyang terkait dalam pembangunan pertanian.

Adanya peran UPTD Balai Pengembangan Benih Padi Cihea sebagai fasilitator dan dinamisator sangat penting, sehingga dalam penyampaian pesan atau informasi tentang kegiatan adopsi inovasi yang secara sengaja disampaikan oleh komunikator (petugas UPTD) kepada komunikan (petani), dengan tujuan untuk membuat komunikan berprilaku tertentu, paham, mau ,mampu dan mandiri.

Berhasilnya suatu kerjasama yang berlandaskan pemberdayaan masyarakat tani tidak terlepas dari partisipasi. Dalam hal ini daa beberapa factor yang mempengaruhi partisipasi, yaitu : pendorong atau hadiah, kurang komunikasi, kemiskinana atau rendahnya penghasilan masyarakat, sikap social dan belum jelasnya tujuan.

Kesimpulan

Peran UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam penyediaan benih unggul mencapai klasifikasi tinggi.

Partisifasi petani penangkar dalam penyediaan benih unggul secara keseluruhan mencapai klasifikasi sedang.

Terdapat hubungan yang positif antara peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea dengan partisipasi petani penangkar dalam meningkatkan penyediaan benih padi unggul.

(7)

Pustaka

Baran Wirawan dan Sri Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Balai Besar Penelitian Padi. 2006. Laporan Tahunan. Balai Penelitian dan Pembangunan.

Murbiyanto. 1984. Strategi Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Perss.

Surakarta.

Pupung Purnawan dan Sri Isbudi Widayati. 2005. Pendekatan Partisifatif dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat. Kenari. Edisi-45. Jakarta.

Siegel, S. 1990. Statistika Non Parametrik. Gramedia. Jakarta.

Soekandar Wiraatmadja. 1977. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian. C>V> Yasugana.

Jakarta.

UPTD Balai Pengembangan Benih Padi (BPBP) Cihea. 2008. Laporan Tahunan.

Cianjur Jawa Barat.

Gambar

Tabel 1.  Variabel Peranan UPTD Balai Pengembangan Benih Padi Cihea
Tabel 1.  Variabel Partisipasi Petani

Referensi

Dokumen terkait

perubahan penggunaan lahan di kecamatan Kebakkramat, Mengevaluasi kesesuaian antara tahun 1996 dan tahun 2005 dengan RTRW Kecamatan Kebakkramat metode yang digunakan adalah

4.2.1.1 Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan:. OTTV = α [(U W

Kedua, teori perubahan sosial digunakan sebagai analisis perubahan sosial Masyarakat Desa Ngadas yang terjadi pasca penetapan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan

Adapun hasil wawancara bersama Bapak Indrah Dehimeli pada tanggal 19 juni 2017 mengenai pemahaman dan amalan ibadah kaum muslimin, beliau mengatakan bahwa

Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru Makassar dengan melihat hubungan antara asupan protein dengan pertumbuhan yaitu dari 19

Plot sorot-balik adalah jika urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi tidak bersifat kronologis, cerita mungkin dimulai dari tahap tengah atau bahkan

Dalam Gambar 1.1 Context Diagram Pencatatan Kegiatan dapat dilihat sistem mengambil id karyawan dari database administrator (DBA) yang digunakan sebagai karyawan untuk

Metro sebagai ruang terbuka publik Metode deskriptif 7 Desti Rahmiati , Bambang Setioko, Gagoek Hardiman, 2013, Universitas Bandar Lampung Pengaruh Perubahan Fungsi