• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan teori, maka dapat dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

3.2. Defenisi Operasional

Sesuai permasalahan dan tujuan penelitian, maka sebagai pedoman awal pengumpulan informasi digunakan defenisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini:

1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah segala sesuatu yang dialami, dilihat dan di dengar tentang HIV/AIDS dan di gali berdasarkan kemampuan menjawab pertanyaan tentang apa itu HIV/AIDS, bagaimana penularanya, siapa saja yang beresiko tertular,pengobatan dan bagaimana upaya pencegahannya. Penilaian terhadap pengetahuan remaja terhadap penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 8 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu. Untuk setiap pertanyaan yang benar 2 diberi skor 2 dan untuk pertanyaan yang benar 3 diberi skor 3. Masing-masing pertanyaan memiliki jumlah jawaban benar Tindakan

siswa/siswi

Penyakit HIV/AIDS Pengetahuan

siswa/siswi

Sikap siswa/siswi

(2)

yang berbeda-beda dengan total skor sebanyak 12 dari 8 pertanyaan tersebut.

Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Skor >9 : baik b. Skor 5-9 : sedang c. Skor < 5 : kurang

Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.

2. Sikap terhadap HIV/AIDS adalah respon atau keyakinan seorang remaja terhadap penyakit HIV/AIDS. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 4 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, tidak menjawab maupun tidak tahu, dengan total skor sebanyak 4 dari 4 pertanyaan tersebut.

Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Skor = 4 : baik b. Skor 2-3 : sedang c. Skor < 2 : kurang

Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.

3. Tindakan adalah perwujudan yang nyata dari sikap siswa/siswi terhadap penyakit HIV/AIDS. Penilaian terhadap sikap remaja terhadap penyakit HIV/AIDS dilakukan dengan mengajukan 4 pertanyaan kepada responden dengan skoring 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, dengan total skor sebanyak 4 dari 4 pertanyaan tersebut.

Menurut Arikunto (1995), dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Skor = 4 : baik b. Skor 2-3 : sedang c. Skor < 2 : kurang

Skala pengukuran yang dipakai tersebut adalah skala ordinal.

4. HIV/AIDS adalah sebagai sekumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia yang di dapat (bukan keturunan) dan disebabkan oleh virus HIV (Human Imumnodeficiency Virus).

(3)

5. Siswa/Siswi SMA N 2 Medan kelas XI dan XII adalah remaja laki-laki dan perempuan yang tercatat sebagai murid di SMA N 2 Medan pada tahun 2010.

6. Usia adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun.

7. Tempat tinggal adalah dimana responden tinggal selama bersekolah di SMA N 2 Medan, apakah bersama orang tua,dengan saudara yang bukan orang tua kandung atau di kost.

(4)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang karena pengukuran penelitian dilakukan hanya satu kali.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama bulan Mei hingga November 2010.

Tempat penelitian ini telah dilakukan di SMA N 2 Medan . Alasan penentuan lokasi ini adalah:

1. SMA N 2 Medan memiliki UKS yang diurus oleh PMR 001 dan pernah mendapat informasi tentang HIV/AIDS dari PMI cabang Medan.

2. Belum ada penelitian tentang perilaku siswa/siswi kelas XI dan XII SMA N 2 Medan terhadap HIV/AIDS.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas XI dan XII SMA N 2 Medan tahun 2010 yang berjumlah 912 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi. Menurut Prasetyo tahun 2006, untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000, digunakan formula sederhana seperti berikut :

N n =

(5)

912 n =

1+912 (0,1)2 = 90,11 orang

Keterangan : N = besar populasi n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan 90%, jadi d= 0.1

Sehingga didapat sampel sebanyak 90,11 orang atau dibulatkan menjadi 100 orang . Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh akan dibagi merata untuk setiap tingkatan secara proporsional yaitu:

a. Siswa siswi SMA kelas XI sebanyak 1/2 X 100 orang = 50 orang b. Siswa siswi SMA kelas XII sebanyak1/2 X 100 orang = 50 orang

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara wawancara terpimpin dan berpedoman pada kuesioner. Untuk uji validitas dan reabilitas menggunakan validitas konstrak (construct) dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment:

N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y) r =

√ { N ∑ X2 – ( ∑ X )2 } { N∑Y2 – (∑Y)2 } Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment X = Skor tiap pertanyaan/item

Y = Skor total

N = jumlah responden

(6)

Kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini ada sebanyak 25 orang. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner Variabel No. Total

Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,644 Valid 0,807 Reliabel

2 0,823 Valid Reliabel

3 0,608 Valid Reliabel

4 0,906 Valid Reliabel

5 0,780 Valid Reliabel

6 0,399 Valid Reliabel

7 0,499 Valid Reliabel

8 0,512 Valid Reliabel

Sikap 1 0,578 Valid 0,699 Reliabel

2 0,638 Valid Reliabel

3 0,797 Valid Reliabel

4 0,669 Valid Reliabel

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dengan menggunakan tekhnik komputerisasi menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Sciences) dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diuraikan dalam bentuk narasi.

(7)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA N 2 Medan Pada tahun 1950 adalah SMA Tentara Pelajar yang pada tahun 1952 menjadi SMA Negeri 2 Medan yang beralamat di Jalan Prof. H.M Yamin No 41 B. Pada tahun 1978 pindah ke Jalan Karangsari No 435 Medan Polonia, dimana pada tanggal 22 Desember 1978 terbitlah SK (Surat Keputusan) pemutahiran No.0371/0/1978 . SMA N 2 Medan dipercaya sebagai Sekolah Rintisan SKM/SSN (Sekolah Kategori Mandiri/ Sekolah Standar Nasional) dan Sekolah Rintisan Pusat Sumber Belajar (PSB) Inti mewakili sekian banyaknya sekolah negeri/swasta yang ada di Indonesia.

Sebagai sarana pendukung SMA N 2 Medan memiliki laboratorium komputer, laboratorium multimedia, laboratorium bahasa, ruang PSB, laboratorium IPA, dan perpustakaan. SMA N 2 Medan memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), misalnya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), pramuka, paskibra, dan Palang Merah Remaja (PMR). PMR 001 ini menjadi PMR pertama di Sumut, siswa/i yang menjadi anggota organisasi ini turut dalam pengembangan unit kesehatan sekolah (UKS) yang dibina langsung oleh guru dan bekerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) Medan .UKS merupakan salah satu usaha yang dilakukan sekolah untuk membantu meningkatkan kesehatan siswa/siswi.Dan juga seminar-seminar yang berhubungan dengan masalah remaja seperti tentang bahaya narkoba dan penyakit menular seksual sering diadakan di sekolah ini.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan hal yang penting.

Hal ini dikarenakan pada penelitian ini juga ingin dilihat gambaran responden apakah sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Beberapa gambaran karakteristik

(8)

responden ditampilkan di bawah ini juga ditampilkan tabel distribusi frekuensinya.

A. Kelompok Umur Responden

Pada penelitian ini umur responden merupakan salah satu karakteristik yang ditampilkan distribusinya. Di bawah ini terdapat tabel yang menggambarkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur di SMA N 2 Medan.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di SMA N 2 Medan Tahun 2010

Umur Jumlah (orang) %

15 tahun 19 19

16 tahun 52 52

17 tahun 28 28

18 tahun 1 1

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah 16 tahun yaitu sebanyak 52%, sedangkan yang paling sedikit adalah 18 tahun sebanyak 1%. Hal ini menunjukkan bahwa umur responden pada umumnya masih dalam kategori remaja.

B. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan karakteristik yang digambarkan peneliti. Di bawah ini terdapat tabel distribusi responden berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA N 2 Medan tahun 2010

Jenis Kelamin Jumlah (orang) %

Laki-Laki 50 50

Perempuan 50 50

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa laki-laki dan perempuan yang menjadi responden adalah sama jumlahnya yaitu sebanyak 50 orang (50%).

(9)

C. Tempat Tinggal

Karakterisitik berikut yang ditampilkan distribusi frekuensinya oleh peneliti adalah tempat tinggal responden. Di bawah ini terdapat tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Responden di SMA N 2 Medan Tahun 2010

Tempat Tinggal Jumlah (orang) %

Orang tua 93 93

Saudara 4 4

Kost 3 3

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 93 orang (93%) responden tinggal bersama orang tua dan sebagian kecil saja yang tinggal di kost yaitu 3 orang (3%).

D. Kelas Responden

Karakterisitik berikut yang ditampilkan distribusi frekuensinya oleh peneliti adalah kelas responden. Di bawah ini terdapat tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan kelasnya di SMA N 2 Medan tahun 2010.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Responden di SMA N 2 Medan Tahun 2010.

Kelas Jumlah (Orang) %

XI 50 50

XII 50 50

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa kelas XI dan XII sama jumlahnya yaitu masing-masing 50 orang (50%).

(10)

5.1.3.Pengetahuan Responden Tentang HIV/AIDS

Pengetahuan responden tentang penyakit HIV/AIDS di SMA N 2 Medan tahun 2010 dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah. Pada tabel dapat dilihat bagaimana jawaban dari setiap pertanyaan mengenai pengetahuan yang ditanyakan kepada responden.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan Pengetahuan Nomor 5 dan 7.

Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 Jumlah

n % N % N % N %

5.Pengetahuan

tentang cara penularan

HIV/AIDS

1 1 17 17 82 82 100 100

7.Pengetahuan

tentang cara pencegahan

HIV/AIDS

1 1 16 16 83 83 100 100

Berdasarkan Tabel 5.5.,pertanyaan yang mendapat skor 1 paling banyak pada pertanyaan tentang cara penularan HIV/AIDS yaitu 17 orang (17%), pertanyaan yang mendapat skor 2 paling banyak pada pertanyaan tentang cara pencegahan HIV/AIDS yaitu 83 orang (83%), sedangkan untuk skor 0 kedua pertanyaan mendapat jumlah yang sama yaitu masing-masing 1 orang (1%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan Pengetahuan Nomor 4

Pertanyaan Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Jumlah

N % N % N % n % N %

4.Pengetahuan kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS

1 1 11 11 30 30 58 58 100 100

Berdasarkan Tabel 5.6.,persentase terendah adalah skor 0 yaitu sebanyak 1 orang (1%) sedangkan persentase tertinggi adalah skor 3 sebanyak 58 orang (58%).

(11)

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan Pengetahuan Nomor 1,2,3,6, dan 8.

Pertanyaan

Jawaban Responden

Benar Salah

n % N %

1. Pengetahuan tentang definisi AIDS

88 88 12 12

2. Pengetahuan tentang virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun

98 98 2 2

3.Pengetahuan tentang bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS

93 93 7 7

6. Pengetahuan tentang orang yang baru terinfeksi HIV bisa terlihat normal/sehat

70 70 30 30

8.Pengetahuan tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus

66 66 34 34

Berdasarkan tabel 5.7., sebanyak 98 orang (98%) menjawab pertanyaan tentang virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun dengan benar dan jawaban yang paling banyak salah adalah pertanyaan tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus yaitu 34 orang (34%). Hasil uji tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 75 75

Sedang 25 25

Kurang 0 0

Total 100 100

Berdasarakan tabel 5.8., tingkat pengetahuan responden mengenai penyakit HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori baik yaitu 75 orang (75%), diikuti dengan kategori sedang yaitu 25 orang (25%) dan tidak ada yang

(12)

memiliki pengetahuan kurang atau 0 orang (0%). Hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden berdasarkan Kelompok Usia

Usia

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

15 tahun 14 73,7 5 26,3 0 0 19

16 tahun 38 73,1 14 26,9 0 0 52

17 tahun 23 82,1 5 17,9 0 0 28

18 tahun 0 0 1 100 0 0 1

Total 46 46 52 52 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.9., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 14 orang (73,7%), pengetahuan sedang 5 orang (26,3%) dan tidak ada yng memiliki pengetahuan kurang. Pada usia 16 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 38 orang (73,1%), pengetahuan sedang 14 orang (26,9%) dan pengetahuan kurang tidak ada. Pada usia 17 tahun sebanyak 23 orang (82,1%) memiliki pengetahuan baik, 5 orang (17,9%) berpengetahuan sedang dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang.

Sedangkan pada usia 18 tahun yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 1orang (100%). Data lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

N % N % N %

Laki-laki 34 68 16 32 0 0 50

Perempuan 41 82 9 18 0 0 50

Total 75 76 25 25 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.10., responden dengan jenis kelamin perempuan mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak yaitu 41 orang (82%) disesuaikan dengan proporsi jenis kelamin dalam keseluruhan sampel. Data

(13)

lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelas dapat dilihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden berdasarkan kelas

Kelas

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

XI 36 72 14 28 0 0 50

XII 39 78 11 22 0 0 50

Total 75 75 25 25 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.11., responden yang berasal dari kelas XII paling banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 39 orang (78%),dan kelas XI yang paling banyak memiliki pengetahuan sedang sebanyak 14 orang (28%). Data lengkap hasil uji tingkat pengetahuan responden berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel 5.12.

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden berdasarkan tempat tinggal

Tempat tinggal

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

Orang tua 70 75,3 23 24,7 0 0 93

Saudara 3 75 1 25 0 0 4

Kost 2 66,7 1 33,3 0 0 3

Total 75 75 25 25 0 0 100

Berdasarkan tabel 5.12., responden yang tinggal bersama orang tua paling banyak memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 70 orang (75,3%), dan yang tinggal di kost yang paling sedikit memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang (66,7%). Dan pengetahuan sedang paling banyak pada responden yang tinggal di kost yaitu 1 orang (33,3%).

(14)

5.1.4. Sikap Responden Terhadap Penyakit HIV/AIDS

Sikap menggambarkan reaksi atau respon tertutup dari responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Di bawah dapat dilihat distribusi sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS.

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pernyataan Sikap

Pernyataan

Jawaban Responden

Setuju Tidak setuju

N % n %

1. sikap pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba

91 91 9 12

2 sikap saya akan menjauhi teman saya yang terinfeksi HIV/AIDS

62 62 38 38

3. sikap tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS

30 30 70 70

4. Sikap menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS

67 67 37 37

Berdasarkan tabel 5.13., dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan sikap setuju paling banyak pada pernyataan pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba yaitu 91 orang (91%) dan yang paling banyak menyatakan sikap tidak setuju adalah pada pernyataan tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS sebanyak 70 orang (70%). Data lengkap uji tingkat sikap responden pada tabel 5.14.

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 23 23

Sedang 55 55

Kurang 22 22

Total 100 100

Berdasarakan tabel 5.14., tingkat sikap responden mengenai penyakit HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori sedang yaitu 55 orang (55%), diikuti dengan kategori baik yaitu 23 orang (23%) dan paling sedikit berada pada

(15)

kategori kurang yaitu 22 orang (22%). Hasil uji tingkat sikap responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.15

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden berdasarkan Usia

Usia

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

15 tahun 4 21,1 11 57,9 4 21,1 19

16 tahun 13 25 27 51,9 12 23,1 52

17 tahun 6 21,4 17 60,7 5 17,9 28

18 tahun 0 0 0 0 1 100 1

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.9., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 4 orang (21,1%), pengetahuan sedang 11 orang (57,9%) dan 4 orang (21,1%) yang memiliki sikap kurang. Pada usia 16 tahun yang memiliki sikap baik 13 orang (25%), sikap sedang terbanyak dengan 27 orang (51,9%) dan sikap kurang 12 orang (23,1%). Pada usia 17 tahun sebanyak 6 orang (21,4%) memiliki sikap baik, 17 orang (60,7%) bersikap sedang dan 5orang (17,9%) yang memiliki sikap kurang. Sedangkan pada usia 18 tahun yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (100%). Data lengkap hasil uji tingkat sikap responden berdasarakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.16.

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang

N % n % N %

Laki-laki 12 24 27 54 11 22 50

Perempuan 11 22 28 56 11 22 50

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.16., responden laki-laki yang mempunyai tingkat sikap baik yang paling banyak yaitu 12 orang (24%) disesuaikan dengan proporsi angkatan dalam keseluruhan sampel. Data lengkap hasil uji tingkat sikap responden berdasarakan kelas dapat dilihat pada tabel 5.17.

(16)

Tabel 5.17. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden berdasarkan Kelas

Kelas

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang

N % N % N %

XI 12 24 24 48 14 28 50

XII 11 22 31 62 8 16 50

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.17., responden yang berasal dari kelas XI memiliki sikap baik paling banyak yaitu 12 orang (24%). Sedangkan kelas XII memiliki sikap sedang yang paling banyak yaitu 31 orang (62%). Sikap kurang paling banyak pada kelas XI yaitu 14 orang (28%). Hasil Uji sikap responden berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat tabel 5.18.

Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden berdasarkan Tempat tinggal

Tempat tinggal

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang

N % N % n %

Orang tua 23 24,7 51 54,8 19 20,4 93

Saudara 0 0 3 75 1 25 4

Kost 0 0 1 33,3 2 66,7 3

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.18., responden yang memiliki sikap baik paling banyak tinggal dengan orang tua ada 23 orang (24,7%). Begitu juga sikap sedang paling banyak pada responden yang tinggal dengan orang tua sebanyak 51 orang (54,8%). Dan sikap kurang paling banyak pada responden yang kost yaitu 2 orang (66,7%) disesuaikan dengan proporsi tempat tinggal dari keseluruhan sampel.

Hasil uji tingkat sikap responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.19.

(17)

Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Sikap Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Tingkat sikap

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

Baik 20 26,7 41 58,7 11 14,7 75

Sedang 3 12 11 44 11 44 25

Kurang 0 0 0 0 0 0 0

Total 23 23 55 55 22 22 100

Berdasarkan tabel 5.19., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik paling banyak memiliki sikap yang sedang yaitu 41orang (58,7%) sedangkan 20 orang yang berpengetahuan baik (26,7%)memiliki pengetahuan sedang.

5.1.5. Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Tindakan merupakan perwujudan sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Di bawah dapat dilihat bagaimana distribusi tindakan responden terhadap penyakit HIV/AIDS tersebut.

Tabel 5.20. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden dari Pertanyaan Tindakan

Pertanyaan

Tindakan

Total Ya Tidak

N % n %

1.Mencari informasi tentang

penyakit HIV/AIDS 79 79 21 21 100

2.Mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan AIDS

54 54 46 46 100 3.Berusaha untuk terhindar dari

HIV/AIDS

99 99 1 1 100

4.Mengajak orang disekitar untuk turut mencegah penularan HIV/AIDS

80 80 20 20 100

Berdasarkan tabel 5.20.,dapat dilihat bahwa frekuensi mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS paling banyak menjawab ya sebanyak 79 orang (79%), untuk tindakan mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan AIDS yang

(18)

menjawab tertinggi adalah ya sebanyak 54 orang (54%), berusaha terhindar dari HIV/AIDS hampir semua menjawab ya (99%), sedangkan untuk mengajak orang sekitar turut mencegah penularan HIV/AIDS dijawab ya oleh 80 orang (80%).

Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan responden pada tabel 5.21.

Tabel 5.21. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden

Tindakan Frekuensi Persentase (%)

Baik 35 35

Sedang 60 60

Kurang 5 5

Total 100 100

Berdasarakan tabel 5.21., tingkat tindakan responden mengenai penyakit HIV/AIDS paling banyak berada dalam kategori sedang yaitu 60 orang (60%), dan paling rendah berada dalam kategori kurang yaitu 5 orang (5%). Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan usia pada tabel 5.22.

Tabel 5.22. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden berdasarkan Usia

Usia

Tingkat tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

15 tahun 2 10,5 16 82,4 1 5,3 19

16 tahun 18 34,6 30 57,7 4 7,7 52

17 tahun 14 50 14 50 0 0 28

18 tahun 1 100 0 0 0 0 1

Total 35 35 60 60 5 5 100

Dari tabel 5.22., dapat dilihat bahwa pada usia 15 tahun yang paling banyak adalah yang mempunyai tindakan sedang 16 orang (82,4%). Pada usia 16 tahun juga yang paling banyak adalah tindakan sedang sebanyak 30 orang (57,7%). Untuk usia 17 tahun sama antara tindakan baikd an sedang masing- masing 14 orang (50%), dan untuk usia 18 tahun tindakannya baik 1 orang (100%). Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.23.

(19)

Tabel 5.23. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tingkat Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

N % n % N %

Laki-laki 15 30 30 60 5 10 50

Perempuan 20 40 30 60 0 0 50

Total 35 35 60 60 5 10 100

Berdasarkan tabel 5.23., responden yang laki-laki dan perempuan sama sama paling banyak memiliki tindakan sedang sebanyak 30 orang (60%). Data lengkap frekuensi hasil uji tingkat tindakan berdasarkan kelas pada tabel 5.24.

Tabel 5.24. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden berdasarkan Kelas

Kelas

Tingkat Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

N % N % n %

XI 10 20 35 70 5 10 50

XII 25 50 25 50 0 0 50

Total 35 35 60 60 5 5 100

Berdasarkan tabel 5.24., responden yang berasal dari kelas XI paling banyak memiliki tindakan sedang sebanyak 35 orang (70%). Sedangkan untuk kelas XII memiliki tindakan baik dan sedang yang sama masing-masing 25 orang (50%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat tabel 5.25.

Tabel 5.25. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal

Tingkat Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

Orang tua 34 36,6 55 59,1 4 4,3 93

Saudara 0 0 4 100 0 0 4

Kost 1 33,3 1 33,3 1 33,3 3

Total 35 35 60 60 5 5 100

(20)

Berdasarkan tabel 5.25., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tindakan baik paling banyak tinggal bersama orang tua yaitu 34 orang (36,6%), dan tindakan sedang paling banyak pada responden yang tinggal dengan saudara yaitu 4 orang (100%). Untuk tindakan kurang paling banyak pada anak kost yaitu 1 orang (33,3%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat sikap dapat dilihat pada tabel 5.26.

Tabel 5.26. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Tingkat Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

n % N % N %

Baik 28 37,3 45 60 2 2,7 75

Sedang 7 28 15 60 3 12 25

Kurang 0 0 0 0 0 0 0

Total 35 35 60 60 5 5 100

Berdasarkan tabel 5.26., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar memiliki tindakan sedang yaitu 45 orang (60%).

Responden yang memiliki pengetahuan sedang paling banyak memiliki tindakan yang sedang yaitu 15 orang (60%). Hasil uji tindakan responden berdasarkan tingkat sikap dapat dilihat pada tabel 5.27.

Tabel 5.27. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Tindakan Responden berdasarkan Tingkat Sikap

Tingkat Sikap

Tingkat Tindakan

Total

Baik Sedang Kurang

N % n % N %

Baik 9 39,1 13 56,5 1 4,3 23

Sedang 22 40 33 60 0 0 55

Kurang 4 18,2 14 63,6 4 18,2 22

Total 35 35 60 60 5 5 100

Berdasarkan tabel 5.27., dapat dilihat bahwa responden yang memiliki sikap baik sebagian besar memiliki tindakan sedang yaitu 13 orang (56,5%).

Responden yang memiliki sikap sedang paling banyak memiliki tindakan yang

(21)

sedang yaitu 33 orang (60%), dan responden dengan sikap yang kurang memiliki tindakan yang sedang sebanyak 14 orang (63,6%).

5.1.6 Pertanyaan Tambahan

Di bawah ini dapat dilihat tabel distribusi dari pertanyaan tambahan yang diberikan pada responden di SMA N 2 Medan tahun 2010 dimana dari 100 orang responden memiliki lebih dari satu sumber informasi penyakit HIV/AIDS.

Tabel 5.28

Distribusi Sumber Informasi Penyakit HIV/AIDS yang Didapatkan Responden di SMA N 2 Medan Tahun 2010

Sumber Informasi Jumlah (orang) % Jalur pendidikan (guru, tenaga kesehatan) 77 26,2 Media cetak (leaflet, poster, buku) 74 25,2 Media elektronik (internet, radio, televisi) 83 28,2 Lingkungan social (orang tua, teman) 60 20,4

Jumlah 294 100

Dari tabel 5.28., di atas didapati bahwa sumber informasi responden hampir merata dari jalur pendidikan 77 orang (26,2%), media cetak 74 orang (25,2%), lingkungan sosial 60 orang (20,4%) dan terbanyak dari media elektronik 83 orang (28,2%).

5.2. Pembahasan

5.2.1.Karakteristik Responden

Pembahasan ini dikaitkan dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS. Responden dari penelitian ini adalah siswa/siswi yang mempunyai beberapa karakteristik . Dari segi usia, sesuai tabel 5.1. usia responden antara 15-18 tahun dengan usia terbanyak 16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk kategori kelompok remaja dan dewasa produktif (usia 15-24 tahun), dan menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terhadap HIV/AIDS (WHO, 2010).

Menurut tabel 5.11 dan tabel 5.24 responden yang berada pada kelas XII memiliki tingkat pengetahuan dan tindakan yang lebih baik dibandingkan kelas

(22)

XI. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan seseorang dengan tingkat pengetahuannya. Dari hasil penelitian Prihyugiarto (2008) yang dikutip Wijaya, 2010, faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang HIV/AIDS adalah tingkat pendidikan. Dikatakan bahwa pada kelompok yang berpendidikan tinggi akan memberikan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan pendidikan rendah. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan cara seseorang memahami dan mengolah informasi HIV/AIDS yang diperoleh dari berbagai sumber informasi seperti media cetak, media elektronik dan penyuluhan dari petugas kesehatan. Banyaknya informasi yang diperoleh seseorang dari sumber- sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dalam hal ini sumber informasi responden kelas XI dan XII hampir sama baik dari media elekrtonik, jalur pendidikan maupun media cetak.

Menurut tabel 5.3., 93 orang responden tinggal bersama orang tuanya. Dan didapati responden yang tinggal bersama oran tua memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang lebih baik daripada yang tinggal dengan saudara ataupun kost.

Hal ini mungkin menunjukkan adanya peran orang tua dalam membimbing anaknya terkhusus untuk penyakit HIV/AIDS.

Menurut tabel 5.10., tabel 5.16., dan 5.23., tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan tidak terlalu berbeda pada perempuan dan laki-laki. Ini berarti bahwa perbedaan jenis kelamin tidak menggambarkan tingkat perilaku. Hal ini mungkin terjadi karena adanya faktor tempat tinggal terutama di daerah perkotaan dan daerah yang rentan terjadi penularan HIV/AIDS sehingga menuntut masyarakat tersebut baik laki-laki maupun perempuan untuk mencari tahu tentang HIV/AIDS.

Selain itu, faktor tempat tinggal terutama di perkotaan memudahkan siswa/siswi untuk memperoleh informasi tentang HIV/AIDS (Wijaya,2010).

5.2.2.Pengetahuan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5.5., tabel 5.6., dan tabel 5.7., didapatkan 88 orang (88%) responden mengetahui definisi AIDS, sebagian besar responden yaitu 98 orang

(23)

imun, sebanyak 93 orang (93%) mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS, 58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara penularan HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi HIV bisa terlihat normal/sehat, 83orang (83%) mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden mengenai HIV/AIDS baik . Hal ini juga terlihat pada tabel 5.8 bahwa 75% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai HIV/AIDS dan tidak ada responden yang tingkat pengetahuannya kurang. Oleh sebab itu responden tahu dan mampu menyebutkan informasi yang diperolehnya. Hal ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan Wijaya, dimana hasil penelitiannya 54,8% responden dikategorikan baik dalam hal pengetahuan dalam pencegahan HIV/AIDS (Wijaya, 2010).

Menurut Notoadmodjo (2005) untuk mengukur seseorang tahu tentang sesuatu dapat menyebutkan dan menyatakan mengenai hal tersebut sedangkan tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Dalam hal ini pengetahuan mengenai HIV/AIDS meliputi pengertian, penularan, pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.

5.2.3.Sikap Responden terhadap penyakit HIV/AIDS

Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 5.13.

Dalam tabel disebutkan bahwa 91 orang (91%) setuju akan pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba, sebanyak 62 orang (62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi HIV/AIDS, sebanyak 70 orang (70%) tidak setuju tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang (67%) setuju menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS. Tabel 5.14., menunjukkan bahwa 55% responden mempunyai tingkat sikap yang sedang, 23%

(24)

mempunyai tingkat sikap baik dan 22% mempunyai sikap yang kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden berada dalam tahap sedang menerima segala sesuatu pengetahuan dan memberikan perhatian terhadap informasi mengenai HIV/AIDS (Notoadmodjo,2005).

Hasil tersebut di atas tidak terlalu berbeda dengan apa yang diteliti oleh Wijaya (2010) yang menyebutkan sikap siswa/siswi terhadap pencegahan HIV/AIDS 72% dikategorikan cukup.

5.2.4.Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5.20 menunjukkan bahwa 79 orang (79%) mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS, 54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan HIV/AIDS, 99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit HIV/AIDS, dan 80 orang (80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS. Jika kita lihat tabel 5.21 didapatkan tingkat tindakan responden umumnya dikategorikan sedang yaitu 60 responden (60%). Dengan demikian tingkat tindakan adalah sebatas persepsi yaitu responden dapat mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambilnya.

Menurut Simanjuntak (2006), tindakan siswa/siswi terhadap HIV/AIDS 96% baik. Dan hal ini jauh berbeda dengan yang diperoleh pada penelitian ini.

Pada tabel 5.27 menunjukkan bahwa dari 23 orang yang memiliki sikap baik, 13 diantaranya memiliki tindakan sedang dan bahkan 1 orang memiliki sikap kurang. Hal ini menunjukkan bahwa suatu sikap tidak selalu berakhir dengan tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung antara lain fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoadmojo,2005). Ditambah lagi pada tabel 5.26 dapat dilihat bahwa dari 75 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yang mempunyai tingkat tindakan yang baik hanya 28 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap dari responden. Tetapi tidak semata-mata itu saja, faktor-faktor lain seperti budaya, nilai-nilai, keyakinan, aturan dan norma

(25)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian saya mengenai perilaku siswa/siswi terhadap penyakit HIV/AIDS yang menyangkut pengetahuan,sikap dan tindakan dapat disimpukan beberapa hal yaitu :

1. Sebanyak 88 orang (88%) responden mengetahui definisi AIDS, sebagian besar responden yaitu 98 orang (98%) mengetahui virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem imun, sebanyak 93 orang (93%) mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS, 58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara penularan HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi HIV bisa terlihat normal/sehat, 83 orang (83%) mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah.

2. Tingkat pengetahuan responden terhadap penyakit HIV/AIDS sebagian besar yaitu 75 orang (75%) pada kategori baik, 25 orang (25%) kategori sedang, dan tidak adayang berada pada kategori kurang.

3. Sikap sebagian besar yaitu 91 orang (91%) setuju akan pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba, sebanyak 62 orang (62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi HIV/AIDS, sebanyak 70 orang (70%) tidak setuju tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang (67%) setuju menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS.

4. Tingkat sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS umumnya termasuk kategori sedang yaitu 55 orang (55%) , kategori baik sebanyak 23 orang (23%), dan kategori kurang sebanyak 22 orang (22%).

(26)

5. Sebanyak 79 orang (79%) mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS, 54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan HIV/AIDS, 99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit HIV/AIDS, dan 80 orang (80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS.

6. Tingkat tindakan responden terhadap penyakit HIV/AIDS dimasukkan ke dalam kategori sedang sekitar 60 orang (60%), kategori baik 35 orang (35%), kategori kurang 5 orang (5%).

7. Sebagian besar responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 52 orang (52%), jenis kelamin merata antara laki-laki dan perempuan masing-masing 50 orang (50%), kelas responden juga sama rata antara kelas XI dan XII masing-masing 50 orang (50%), dan hampir semua responden tinggal bersama orang tua yaitu 93 orang (93%).

8. Pengetahuan, sikap, dan tindakan responden paling baik pada responden yang tinggal bersama orang tua, karena itu orang tua dan sekolah berperan pada periaku siswa/siswi terhadap penyakit HIV/AIDS.

9. Didapati bahwa sumber informasi responden hampir merata dari jalur pendidikan 77 orang (26,2%), media cetak 74 orang (25,2%), lingkungan sosial 60 orang (20,4%) dan terbanyak dari media elektronik 83 orang (28,2%).

6.2 SARAN

1. Untuk pemerintah, diharapkan dapat meningkatkan program promosi kesehatan penyakit HIV/AIDS khususnya tentang bahaya dan cara pencegahannya terutama pada remaja dan kelompok beresiko tinggi terkena HIV/AIDS. Pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan informasi seputar penyakit HIV/AIDS. Pemerintah juga sebaiknya membuat poster atau selebaran yang diberikan pada pihak sekolah agar dapat menjadi sarana yang dipakai sehingga siswa/siswi lebih mudah mengetahui penyakit HIV/AIDS dan menghindarinya.

(27)

2. Untuk masyarakat diharapkan lebih aktif lagi mencari tahu tentang penyakit HIV/AIDS dan berperan serta mengajak orang disekitarnya untuk turut mencegah penularan penyakit ini.

3. Untuk sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan instansi terkait sebagai sarana yang aktif menmberikan edukasi dan seminar pada siswa/siswinya untuk tetap hidup sehat dan menghindari penyakit menular seperti HIV/AIDS.

4. Untuk peneliti seterusnya diharapkan dapat memperbanyak sampel karena cakupan wilayah luas dan penduduk yang banyak sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan diharapkan untuk meneliti hubungan dari tiap variabel yang diteliti sehingga bisa diketahui apakah ada hubungan pengetahuan,sikap dan tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian siswa menyerahkan buku dan kartu anggota tersebut di berikan kepada petugas perpustakaan, setelah itu Petugas memeriksa jumlah peminjaman buku siswa di kartu

Dengan demikian diharapkan diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang efisiensi produksi cabai merah, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani cabai

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

• Dalam Standar Pelaporan, Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan

9bat ini telah digunakan pada penyandang diabetes yang tidak gemuk. Diabetesi yang tepat diberikan obat ini adalah  penderita diabetes tipe 33 yang mengalami kekurangan

Menurut (OJK, 2017) menyatakan bahwa “Literasi keuangan merupakan sekumpulan keterampilan, pengetahuan dan keyakinan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk

Johannes Kupang, sangat tergantung sekali pada kondisi pasien dan rekomendasi dokter, namun ada keluhan pasien yang lama ditangani oleh petugas dikarenakan

Berdasarkan data kematian larva pada uji ekstraksi sampel dan pemisahan fraksi-fraksi aktif insektisida, ditentukan lima sampai tujuh taraf konsentrasi ekstrak yang