• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pembelajaran sejatinya membekali kemampuan peserta didik memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran menempatkan guru dan sumber belajar sebagai sumber informasi utama bagi peserta didik (teacher centered). Pada pembelajaran modern menempatkan peserta didik sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran (student centered).

Merujuk pada teori konstruktivisme, terdapat pergeseran peran guru dan sumber belajar. Adanya anggapan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik pada lingkungan yang diciptakan secara alamiah. Dengan demikian, belajar lebih bermakna ketika peserta didik mengalami apa yang mereka pelajari, bukan semata-mata mengetahui apa yang mereka pelajarai. Guru dan peserta didik sama- sama aktif dalam pembelajaran, peserta didik aktif mengembangkan pengetahuan, sedangkan guru sebagai fasilitator. Pada intinya pembelajaran kontruktif mendorong siswa untuk mampu mengaitkan pengalaman belajar dengan pengetahuan yang telah dimiliki (Cahyo, 2013: 29).

Pendidikan di Indonesia memiliki fungsi dan tujuan khusus yang terangkum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

(2)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 terfokus pada pembelajaran tematik integratif, dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan ilmiah menekankan pada peserta didik untuk mencari tahu berdasarkan berbagai sumber observasi, selain itu peserta didik juga diajarkan memecahkan masalah secara kooperatif atau berkelompok (Sani, 2014: 51). Pendekatan saintifik mendororng guru untuk kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan rumusan Kurikulum dan didukung penggunaan metode dan media belajar yang bervariasi sesuai dengan kondisi sekolah dan karakteristik peserta didik.

Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala guna memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Dikatakan ilmiah jika materi pembelajaran yang diperoleh berdasarkan fakta dan bukti dari objek yang diobservasi. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, konsep Pendekatan Scientific dalam diklat Implementasi Kurikulum 2013).

Menurut Subagia (2013) terdapat tiga elemen dasar dalam menerapkan pendekatan ilmiah yaitu metode ilmiah, keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah.

Metode ilmiah berkaitan dengan cara memahami objek pengetahuan.

Keterampilan ilmiah berupa unjuk kerja (performance) serta sikap ilmiah berupa perilaku yang harus dimiliki dalam melaksanakan kegiatan ilmiah. Elemen inilah yang menjadikan suatu pembelajaran bersifat ilmiah.

(3)

Subagia (2013: 17) menyampaikan permasalahan yang muncul selama penerapan kurikulum 2013 adalah bagaimana kemampuan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran ilmiah. Bagi sebagian guru, terutama guru sains tentu tidak asing dengan pendekatan ilmiah, tetapi mungkin tidak demikian dengan guru lainya (non sains). Ketika pemberlakuan kurikulum 2013 tidak jarang guru mengikuti pelatihan sekaligus mengajar dengan kurikulum baru. Hal ini berakibat pada implementasi kurikulum yang kurang maksimal, karena guru belum disiapkan secara matang oleh dinas terkait.

Pelaksanaan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013-1014 serentak dilakukan pada tingkat sekolah dasar di seluruh Kota Malang turut berpartisipasi menerapkan kurikulum 2013 pada kelas I dan IV. Status sebagai pelaksana kurikulum 2013 mendorong pihak sekolah untuk menyiapkan sumber daya yang memadai serta fasilitas yang mendukung pembelajaran. Keberhasilan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 akan membawa dampak yang besar bagi siswa sendiri. Jannah (2014: 98) menyatakan bahwa mayoritas guru sekolah dasar di Kecamatan Klojen Kota Malang menerima dengan baik implementasi kurikulum 2013.

Pada wawancara awal terhadap salah satu guru sekolah dasar di gugus II Klojen diketahuai bahwa penerapan pembelajaran tidak selamanya berjalan sesuai dengan perencanaan awal. Guru kelas membutuhkan waktu tambahan untuk memantapkan materi pembelajaran. Pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik menutut siswa untuk lebih aktif dalam mencari informasi sendiri dari berbagai sumber. Kegiatan ini dinilai membutuhkah persiapan panjang karena tidak semua siswa mampu menemukan informasi sendiri.

(4)

Sebagai fasilitator tentu guru juga memiliki tugas menyiapkan desain pembelajaran mulai dari perencanaan, implementasi pembelajaran, hingga proses penilaian. Pada kenyataan di lapangan tidak semua sekolah mampu menerapkan Pendekatan saintifik secara optimal. Hambatan yang beragam ditemui setiap guru atau sekolah, perlu disikapi dengan kebijakan berbeda dalam mendukung terwujudnya kurikulum berbasis saintifik. Sebagai ujung tombak tentu gurulah yang utama untuk dipersiapakan baik pengetahuan serta keterampilan dalam mengimplementasikan kurikulum. Implementasi kurikulum sangatlah dipengaruhi oleh kesiapan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai dalam setiap proses pembelajaran ilmiah. Untuk itu perlu ada persiapan matang agar pada saat implementasi kurikulum 2013 membuahkan hasil seperti yang diharapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan pendekatan scientific oleh guru kelas IV, serta menjelaskan permasalahan yang dihadapi dalam kurikulum 2013. Ketertarikan peneliti terhadap permasalah tersebut diwujudkan melaui penelitian yang berjudul: “Analisis Penerapan Pembelajaran Pendekatan Saintifik pada Kelas IV dengan Tema 7 Subtema 1 (Studi Kasus di SDN Kauman 2 dan SD Muhammadiyah 1 Malang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik oleh guru kelas IV?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik oleh guru kelas IV?

(5)

3. Apa kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik oleh guru kelas IV?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyimpulkan data dan memperjelas gambaran pelaksanaan Kurikulum 2013 yang di terapkan guru kelas IV, yaitu:

1. Menjelaskan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik oleh guru kelas IV.

2. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik oleh guru kelas IV.

3. Memaparkan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik oleh guru kelas IV.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan gambaran pelaksanaan pendekatan saintifik. Penelitian ini juga bisa digunakan sebagai bahan masukan untuk implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam melakukan penelitian khususnya tentang penerapan pendekatan saintifik. Data-data yang diperoleh diharapkan bisa digunakan sebagai bahan penelitian seanjutnya.

(6)

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memberi informasi tambahan mengenai pendekatan saintifik dan pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum 2013.

Penelitian ini juga diharapkan mampu memecahkan masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pelaksanaan dan perbaikan pembelajaran di sekolah dalam menerapkan pendekatan saintifik sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

1.5 Batasan Masalah

Permasalahan pada penelitian memiliki cakupan yang luas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah diringkas sebagai berikut:

1. Data yang diperoleh berasal dari perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan guru dan pelaksanaan pembelajaran 2 dan 3 pada Tema 7 Cita-citaku Subtema 1 (Aku dan Cita-citaku).

2. Penelitian ini menekankan pada bagaimana penerapan sintaks pendekatan saintifik oleh guru pada saat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

3. Hambatan yang ditemui berasal dari data wawancara serta observasi pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

4. Penelitian dilakukan pada kelas IV SD Negeri Kauman 2 dan SD Muhammadiyah 1.

(7)

1.6 Definisi Instilah

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dan pemahaman terdapat berbagai makna dalam judul penelitian ini, maka perlu di jelaskan secara terperinci mengenai istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya (Kemendikbud, konsep Pendekatan Scientific dalam diklat Implementasi Kurikulum 2013).

2. Penerapan pembelajaran meliputi rencana pembelajaran, proses pembelajaran serta mekanisme penilaian (Mulyasa, 2014: 9).

3. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetansi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014: 49).

Referensi

Dokumen terkait

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,

Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjut menggunakan pelarut selain etanol 96%, efek antibakteri ekstrak daun leilem terhadap bakteri lain yang dapat

H1: Ada hubungan yang positif dan significant pemberian bantuan dana sosial Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabupaten Jember terhadap peningkatan

diant antara ara asa asam m am amino ino ya yang ng tR tRNA NA-ny -nya a ter terle letak tak pa pada da te tempa mpat t A A da dan n P P pad padaa ribosom

 Inovasi ditujukan untuk untuk memastikan perbaikan berlanjut yang merupakan persyaratan untuk membangun system satanadrdisasi.  Inovasi harus dikembangkan dalam

Sasaran KUPS meliputi : (i) tersedianya 1 juta ekor induk dalam kurun waktu 5 tahun (200 ribu ekor/tahun), (ii) untuk pembibitan sapi potong (80%) dan sapi perah (20%), serta

Persepsi konsumen yang tepat terhadap produk atau perusahaan dapat mempengaruhi psikologis konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Hasil penelitian ini menunjukan